MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014
TENTANG
PELAKSANAAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pembinaan Pegawai Negeri Sipil berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karir yang menitikberatkan pada sistem prestasi kerja perlu dilakukan penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Sekretaris Negara tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kementerian Sekretariat Negara;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang
Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 121, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5258);
4. Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2010 tentang
Kementerian Sekretariat Negara, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2010;
5. Peraturan Menteri Sekretaris Negara Nomor 2 Tahun
2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sekretariat Negara;
6. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 1
Tahun 2013 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 33);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA TENTANG
PELAKSANAAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI
NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN
SEKRETARIAT NEGARA. BAB I
KETENTUAN UMUM Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Pegawai Negeri Sipil adalah Pegawai Negeri Sipil
sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan.
2. Satuan organisasi adalah unsur-unsur organisasi
Kementerian Sekretariat Negara yang terdiri atas:
a. Sekretariat Presiden;
b. Sekretariat Wakil Presiden;
c. Sekretariat Militer Presiden;
d. Sekretariat Kementerian;
e. Deputi Bidang Dukungan Kebijakan;
f. Deputi Bidang Sumber Daya Manusia;
g. Deputi Bidang Hubungan Kelembagaan dan
Kemasyarakatan; dan
h. Deputi Bidang Perundang-Undangan;
3. Unit Kerja adalah unsur-unsur oganisasi Kementerian
Sekretariat Negara yang terdiri atas:
a. Biro;
b. Asisten Deputi;
c. Inspektorat; dan
d. Pusat Pendidikan dan Pelatihan.
4. Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil adalah
suatu proses penilaian secara sistematis yang dilakukan oleh Pejabat Penilai terhadap sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja Pegawai Negeri Sipil.
5. Prestasi Kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh setiap
Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja.
6. Sasaran Kerja Pegawai yang selanjutnya disingkat SKP
adalah rencana kerja dan target yang akan dicapai oleh seorang Pegawai Negeri Sipil.
7. Perilaku Kerja adalah setiap tingkah laku, sikap atau
tindakan yang dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil atau tidak melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
8. Target adalah jumlah beban kerja yang akan dicapai
dari setiap pelaksanaan tugas jabatan.
9. Rencana Kerja Tahunan yang selanjutnya disingkat RKT
adalah rencana yang memuat kegiatan tahunan dan target yang akan dicapai sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan oleh organisasi.
10.Penetapan Kinerja yang selanjutnya disingkat PK adalah
suatu dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan
kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh instansi.
11.Pejabat Penilai adalah atasan langsung Pegawai Negeri
Sipil yang dinilai, dengan ketentuan paling rendah pejabat struktural Eselon IV atau pejabat lain yang ditentukan.
12.Atasan Pejabat Penilai adalah atasan langsung dari
Pejabat Penilai secara hierarki.
13.Pejabat Pembina Kepegawaian adalah Menteri Sekretaris
Negara.
Pasal 2
(1) Ketentuan dalam Peraturan Menteri ini berlaku untuk
Pegawai Negeri Sipil Kementerian Sekretariat Negara yang melaksanakan tugas pada:
a. Kementerian Sekretariat Negara;
b. Sekretariat Dewan Pertimbangan Presiden;
c. Sekretariat Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan
dan Pengendalian Pembangunan;
d. Sekretariat Lembaga Perlindungan Saksi dan
Korban;
e. Badan Layanan Umum Pusat Pengelolaan Komplek
Gelanggang Olah Raga Bung Karno;
f. Badan Layanan Umum Pusat Pengelolaan Komplek
Kemayoran;
g. Sekretariat Unit Percepatan Pembangunan Provinsi
Papua dan Provinsi Papua Barat; dan
h. Sekretariat lembaga lain yang pengangkatan,
pemindahan, dan pemberhentian pegawainya
menjadi wewenang Menteri Sekretaris Negara.
(2)Ketentuan dalam Peraturan Menteri ini berlaku juga bagi
Calon Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara.
BAB II
PENYELENGGARAAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL
Pasal 3
Pelaksanaan Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara digunakan
sebagai dasar pertimbangan penetapan keputusan
kebijakan pembinaan karir Pegawai Negeri Sipil yang
berkaitan dengan bidang perencanaan pekerjaan,
pengangkatan dan penempatan, pengembangan karir, penghargaan, dan disiplin.
Pasal 4
Pelaksanaan Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 5
Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil terdiri atas unsur:
a. SKP; dan
b. Perilaku Kerja.
Pasal 6
(1) Penyelenggaraan Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri
Sipil di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara dikoordinasikan oleh Deputi Bidang Sumber Daya Manusia, yang secara teknis dilaksanakan oleh Biro Organisasi, Tata Laksana, dan Akuntabilitas Kinerja dan Biro Kepegawaian.
(2) Pelaksanaan Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri
Sipil pada satuan organisasi dikoordinasikan oleh pimpinan masing-masing satuan organisasi.
Pasal 7
(1) Pelaksanaan Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri
Sipil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 didukung dengan Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya Manusia yang termuat dalam aplikasi Penilaian Prestasi Kerja.
(2) Aplikasi Penilaian Prestasi Kerja dikelola oleh Biro
Kepegawaian, Deputi Bidang Sumber Daya Manusia.
(3) Aplikasi Penilaian Prestasi Kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 8
Tahapan pelaksanaan Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil dimulai dari pengisian SKP, persetujuan SKP, penilaian SKP, penilaian perilaku kerja, monitoring dan evaluasi SKP, serta pendokumentasian seluruh proses penilaian prestasi kerja.
BAB III
SASARAN KERJA PEGAWAI Bagian Kesatu
Penyusunan SKP Pasal 9
(1) Setiap Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian
Sekretariat Negara wajib menyusun SKP.
(2) SKP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat
kegiatan tugas jabatan, angka kredit, dan target yang harus dicapai dalam kurun waktu penilaian yang bersifat nyata dan dapat diukur.
(3) Kegiatan tugas jabatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) disusun berdasarkan tugas dan fungsi, wewenang, tanggung jawab, dan uraian tugas.
(4) Target sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang
meliputi aspek kuantitas/output, kualitas/mutu,
waktu, dan/atau biaya berdasarkan PK/RKT. Pasal 10
(1) SKP yang telah disusun harus disetujui dan ditetapkan
oleh Pejabat Penilai sebagai kontrak kerja.
(2) Dalam hal SKP sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak disetujui oleh Pejabat Penilai, maka keputusan diserahkan kepada Atasan Pejabat Penilai dan keputusan Atasan Pejabat Penilai bersifat final.
(3) SKP yang telah disetujui dan ditetapkan, disampaikan
oleh pimpinan satuan organisasi kepada Deputi Bidang Sumber Daya Manusia paling lambat pada awal bulan Februari.
Pasal 11
SKP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat 1 ditetapkan setiap tahun pada awal bulan Januari.
Pasal 12
Kewajiban menyusun SKP bagi setiap Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) tidak berlaku bagi Pegawai Negeri Sipil yang melaksanakan tugas belajar di luar negeri.
Pasal 13
Pegawai Negeri Sipil yang tidak menyusun SKP dijatuhi hukuman disiplin berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai disiplin Pegawai Negeri Sipil.
Pasal 14 SKP dapat direvisi apabila:
a. Pegawai Negeri Sipil mendapatkan mutasi;
b. Pegawai Negeri Sipil menjalani cuti bersalin, cuti besar,
atau cuti sakit lebih dari satu bulan;
c. Pegawai Negeri Sipil mengikuti pendidikan dan pelatihan
untuk jangka waktu lebih dari satu bulan;
d. terjadi perubahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran;
dan/atau
e. terjadi perubahan PK.
Bagian Kedua Penilaian SKP
Pasal 15
(1) Penilaian SKP dilakukan oleh Pejabat Penilai
berdasarkan SKP yang telah disetujui dan ditetapkan.
(2) Penilaian SKP sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi aspek:
a. kuantitas;
b.kualitas;
c. waktu; dan
d.biaya.
(3) Penilaian SKP sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
paling sedikit meliputi aspek kuantitas, kualitas, dan waktu sesuai dengan karakteristik sifat, dan jenis kegiatan pada masing-masing unit kerja.
(4) Dalam hal kegiatan tugas jabatan didukung oleh
anggaran maka penilaian SKP sebagaimana dimaksud pada ayat (2), meliputi pula aspek biaya.
(5) Berdasarkan aspek penilaian SKP sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), Kementerian Sekretariat Negara menyusun dan menetapkan standar teknis kegiatan sesuai dengan karakteristik, sifat, jenis kegiatan, dan kebutuhan tugas masing-masing jabatan.
(6) Ketentuan mengenai standar teknis kegiatan diatur
dengan Peraturan Menteri.
Pasal 16
(1) Penilaian SKP dilakukan dengan cara membandingkan
antara realisasi kerja dengan target.
(2) Dalam hal realisasi kerja melebihi target maka
penilaian SKP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) capaiannya dapat lebih dari 100 (seratus).
BAB IV PERILAKU KERJA
Pasal 17
(1) Penilaian Perilaku Kerja sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 huruf b dilakukan melalui pengamatan secara objektif dan tercatat dalam buku catatan penilaian Perilaku Kerja Pegawai Negeri Sipil oleh Pejabat Penilai terhadap Pegawai Negeri Sipil sesuai kriteria yang ditentukan pada tahun yang bersangkutan.
(2) Pejabat Penilai dalam melakukan penilaian Perilaku Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat mempertimbangkan masukan dari Pejabat Penilai lain yang setingkat di lingkungan unit kerja masing-masing. (3) Nilai Perilaku Kerja dapat diberikan paling tinggi 100
(seratus).
Pasal 18
(1) Penilaian Perilaku Kerja sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 huruf b meliputi aspek: a. orientasi pelayanan; b. integritas; c. komitmen; d. disiplin; e. kerjasama; dan f. kepemimpinan. (2) Penilaian . . .
(2) Penilaian kepemimpinan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf f hanya dilakukan bagi Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan struktural.
BAB V
PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL
Bagian Kesatu
Tata Cara Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil
Pasal 19
(1) Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil
dilaksanakan oleh Pejabat Penilai 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun pada setiap akhir Desember tahun yang bersangkutan dan paling lambat akhir Januari tahun berikutnya.
(2) Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara menggabungkan penilaian SKP dengan penilaian Perilaku Kerja.
(3) Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan dengan ketentuan:
a. Penilaian SKP dengan bobot 60% (enam puluh
persen);
b. Penilaian Perilaku Kerja dengan bobot nilai 40%
(empat puluh persen).
Pasal 20
Nilai prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 dinyatakan dengan angka dan sebutan sebagai berikut:
a. 91- ke atas: sangat baik;
b. 76-90: baik;
c. 61-75: cukup;
d. 51-60: kurang;
e. 50 ke bawah: buruk.
Pasal 21
Dalam hal Pegawai Negeri Sipil melaksanakan tugas tambahan yang diberikan oleh pimpinan atau pejabat penilai berkaitan dengan tugas jabatan dan/atau menunjukkan kreativitas yang bermanfaat bagi organisasi dalam melaksanakan tugas jabatan, maka hasil penilaian menjadi bagian dari penilaian capaian SKP.
Pasal 22
(1) Hasil Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil
diberikan secara langsung oleh Pejabat Penilai kepada Pegawai Negeri Sipil yang dinilai.
(2) Pegawai Negeri Sipil yang dinilai dan telah menerima
hasil penilaian prestasi kerja sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) wajib menandatangani serta
mengembalikan hasil penilaian kinerja kepada Pejabat Penilai paling lama 14 (empat belas hari) sejak tanggal diterimanya hasil penilaian prestasi kerja.
Pasal 23
Dalam hal Pegawai Negeri Sipil yang dinilai dan/atau Pejabat Penilai tidak menandatangani hasil penilaian prestasi kerja maka hasil penilaian prestasi kerja ditetapkan oleh Atasan Pejabat Penilai.
Bagian Kedua
Pejabat Penilai dan Atasan Pejabat Penilai Pasal 24
(1) Pejabat Penilai wajib melakukan penilaian prestasi
kerja terhadap setiap pegawai di lingkungan unit kerjanya.
(2) Pejabat Penilai yang tidak melaksanakan penilaian
prestasi kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dijatuhi hukuman disiplin sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai disiplin Pegawai Negeri Sipil.
Pasal 25
(1) Pejabat Penilai wajib menyampaikan hasil penilaian
prestasi kerja kepada Atasan Pejabat Penilai paling lama 14 (empat belas) hari sejak tanggal diterimanya penilaian prestasi kerja.
(2) Dalam hal Pejabat Penilai lowong atau belum terisi,
maka yang melakukan penilaian prestasi kerja adalah Atasan Pejabat Penilai.
(3) Hasil penilaian prestasi kerja mulai berlaku setelah
mendapat pengesahan dari Atasan Pejabat Penilai.
Bagian Ketiga
Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil Pasal 26
Penilaian prestasi kerja bagi Pegawai Negeri Sipil yang diangkat sebagai Pejabat Negara atau pimpinan/anggota lembaga nonstruktural dan tidak diberhentikan dari jabatan organiknya dilakukan oleh Menteri Sekretaris Negara berdasarkan bahan dari pimpinan dari instansi tempat yang bersangkutan bekerja.
Pasal 27
Penilaian prestasi kerja bagi Pegawai Negeri Sipil yang dipekerjakan pada Sekretariat Dewan Pertimbangan
Presiden, Sekretariat Unit Kerja Presiden Bidang
Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan, Sekretariat Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban, Badan Layanan Umum Pusat Pengelolaan Komplek Gelanggang Olah Raga Bung Karno, dan Badan Layanan Umum Pusat Pengelolaan Komplek Kemayoran, dan Sekretariat Unit Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
dilakukan oleh pimpinan lembaga tempat yang
bersangkutan bekerja. Pasal 28
Penilaian prestasi kerja bagi Pegawai Negeri Sipil yang diperbantukan/dipekerjakan pada Kementerian Sekretariat Negara dilakukan oleh Pejabat Penilai tempat yang bersangkutan bekerja.
Pasal 29
Penilaian prestasi kerja bagi anggota TNI/Polri yang ditugaskan di Kementerian Sekretariat Negara, dilakukan oleh instansi induknya dengan menggunakan bahan-bahan hasil penilaian dari Kementerian Sekretariat Negara.
Pasal 30
Penilaian prestasi kerja bagi Pegawai Negeri Sipil Kementerian Sekretariat Negara yang menjalankan tugas belajar di luar negeri dilakukan oleh Pejabat Penilai dengan menggunakan bahan-bahan penilaian prestasi akademik yang diberikan oleh pimpinan perguruan tinggi atau sekolah melalui Kepala Perwakilan Republik Indonesia di negara yang bersangkutan.
Pasal 31
Penilaian prestasi kerja bagi Pegawai Negeri Sipil Kementerian Sekretariat Negara yang diperbantukan/
dipekerjakan pada Pemerintah Daerah/Provinsi/
Kabupaten/Kota atau instansi pemerintah lainnya
dilakukan oleh Pejabat Penilai tempat yang bersangkutan bekerja.
Pasal 32
Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil tidak berlaku bagi Pegawai Negeri Sipil Kementerian Sekretariat Negara yang diangkat menjadi Pejabat Negara atau pimpinan/ anggota lembaga nonstruktural dan diberhentikan dari jabatan organiknya, Cuti Diluar Tanggungan Negara, Masa Persiapan Pensiun, diberhentikan sementara.
Bagian Keempat Keberatan Terhadap Hasil
Penilaian Prestasi Kerja Pasal 33
(1) Dalam hal Pegawai Negeri Sipil yang dinilai keberatan
atas hasil penilaian, maka Pegawai Negeri Sipil yang dinilai dapat mengajukan keberatan disertai dengan alasan-alasan kepada Atasan Pejabat Penilai secara hierarki paling lama 14 (empat belas) hari kalender sejak diterima hasil penilaian prestasi kerja.
(2) Atasan Pejabat Penilai berdasarkan keberatan yang
diajukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memeriksa dengan seksama hasil penilaian prestasi kerja yang disampaikan kepadanya.
(3) Terhadap keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Atasan Pejabat Penilai meminta penjelasan kepada Pejabat Penilai dan Pegawai Negeri Sipil yang dinilai.
(4) Berdasarkan penjelasan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3), atasan Pejabat Penilai wajib menetapkan hasil penilaian prestasi kerja dan ketetapan Atasan Pejabat Penilai bersifat final.
(5) Dalam hal terdapat alasan-alasan yang cukup, Atasan
Pejabat Penilai dapat melakukan perubahan nilai prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil.
BAB VI
MONITORING DAN EVALUASI PENILAIAN SASARAN KINERJA PEGAWAI
Pasal 34
(1) Deputi Bidang Sumber Daya Manusia
mengoordinasikan pelaksanaan monitoring dan
evaluasi penilaian SKP di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara yang secara teknis dilaksanakan oleh Biro Organisasi, Tata Laksana, dan Akuntabilitas Kinerja.
(2) Kegiatan monitoring dan evaluasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan setiap 6 (enam) bulan sekali.
(3) Laporan hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan
evaluasi penilaian SKP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Menteri Sekretaris Negara.
Pasal 35
(1) Monitoring dan evaluasi penilaian SKP dilakukan oleh
Pejabat Penilai di lingkungan satuan organisasi masing-masing.
(2) Laporan hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan
evaluasi penilaian SKP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Deputi Bidang Sumber Daya Manusia oleh pimpinan satuan organisasi sebagai bahan pengukuran capaian kinerja Pegawai Negeri Sipil.
(3) Capaian kinerja Pegawai Negeri Sipil sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dijadikan bahan pembanding bagi capaian kinerja organisasi.
BAB VII
PENDOKUMENTASIAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL
Pasal 36
(1) Dokumen hasil penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri
Sipil bagi pegawai yang berpangkat Pembina Tk. I golongan ruang IV/b ke bawah dibuat 2 (dua) rangkap, yaitu:
a. 1 (satu) rangkap diserahkan kepada Biro
Kepegawaian, Deputi Bidang Sumber Daya Manusia;
b. 1 (satu) rangkap disimpan di lingkungan unit kerja
masing-masing.
(2) Dokumen hasil penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri
Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disimpan sesuai dengan Jadwal Retensi Arsip.
Pasal 37
Dokumen hasil Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil bagi Pegawai Negeri Sipil yang berpangkat Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c ke atas dibuat dalam 2 (dua) rangkap yaitu:
a. 1 (satu) rangkap untuk arsip Deputi Bidang Sumber
Daya Manusia;
b. 1 (satu) rangkap dikirimkan kepada Kepala Badan
Kepegawaian Negara oleh Deputi Bidang Sumber Daya Manusia.
Pasal 38
(1) Dokumen hasil Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri
Sipil bagi Pegawai Negeri Sipil yang pindah satuan organisasi disimpan oleh Biro Kepegawaian, Deputi Bidang Sumber Daya Manusia.
(2) Dokumen hasil Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri
Sipil bagi Pegawai Negeri Sipil yang pindah dari Kementerian Sekretariat Negara ke Kementerian/ Lembaga yang lain dikirimkan oleh Menteri Sekretaris Negara kepada pimpinan Kementerian/Lembaga lain.
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 39
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 27 Februari 2014 MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
SUDI SILALAHI
Salinan sesuai dengan aslinya
KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI Kepala Biro Organisasi, Tata Laksana,
dan Akuntabilitas Kinerja,