• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SISTEM TATANIAGA KAYU JENIS SENGON

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS SISTEM TATANIAGA KAYU JENIS SENGON"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SISTEM TATANIAGA KAYU

JENIS SENGON (

Paraserianthes falcataria

) DAN

PROSPEK PENGEMBANGANNYA

(Kasus di Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung, Jawa Barat)

Oleh :

Anggun Eka Nugraha Putra

A 14101658

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2006

(2)

RINGKASAN

ANGGUN EKA NUGRAHA PUTRA. Analisis Sistem Tataniaga Kayu Jenis Sengon (Paraserianthes falcataria) dan Prospek Pengembangannya (Kasus di Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung, Jawa Barat). (Di Bawah Bimbingan

HARIANTO).

Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya alam dengan tingkat kenanekaragaman hayati dan tingkat keunikan (endemisme) yang sangat tinggi sehingga termasuk salah satu negara mega-biodiversity. Keanekaragaman hayati termasuk di dalamnya jenis-jenis satwa dan tumbuhan serta ekosistemnya, telah memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Salah satunya adalah hutan. Hutan memiliki fungsi tangiable (dapat diukur dari segi ekonomi) dan intangiable (sulit diukur dari segi ekonomi). Fungsi hutan yang tangiable adalah sebagai penghasil bahan baku untuk berbagai keperluan bagi masyarakat seperti untuk kayu gergajian, kayu lapis, kayu pertukangan, pulp, dan kayu energi. Fungsi hutan yang termasuk fungsi Intangiable yaitu hutan berfungsi sebagai pengatur siklus hidrologi, penyeimbang ekosistem dan ekologi, pencegah bencana alam (erosi, longsor dan banjir), tempat rekreasi alam, serta habitat bagi tumbuhan dan satwa.

Tujuan penelitian yaitu, Menganalisis sistem tataniaga kayu gergajian jenis Sengon (Paraserianthes falcataria) dan Prospek pengembangan budidaya tanaman Sengon oleh masyarakat di Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung. Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Mei 2005 di Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Data yang digunakan yaitu data primer dan sekunder. Data primer berdasarkan kuisioner yang meliputi karakteristik petani, jenis kayu, harga beli, harga jual, jumlah kebutuhan kayu, jumlah produksi, sumber pembelian, arah penjualan, tujuan pembelian, dan teknik pengangkutan. Data sekunder meliputi informasi keadaan umum, letak geografis dan informasi lain yang berkaitan yang diperoleh dari Badan Statistik Kabupaten Bandung, Dinas Kehutanan Jawa Barat, Kantor Kecamatan Cililin, Kantor Kelurahan, dan Perpustakaan. Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif.

(3)

Analisis kualitatif meliputi pengamatan lokasi, karakteristik petani, sistem budidaya, struktur pasar, perilaku pasar, saluran tataniaga, marjin tataniaga, aspek pasar dan pemasaran, aspek sosial budaya, dan aspek teknik dan teknologi. Sedangkan analisis kuantitatif melihat keragaan pasar dengan pendekatan analisis marjin tataniaga, analisis ekonomi budidaya kayu Sengon yang meliputi perhitungan B/C (Benefit and cost ratio), IRR (Internal rate of return), dan NPV (Net present value).

Umumnya jenis kayu yang diperdagangkan di wilayah penelitian Kecamatan Cililin adalah jenis kayu Sengon (Paraserianthes falcataria) atau disebut kayu Albazia. Jenis kayu lainnya; kayu Afrika (Maesopsis eminii), Mahoni (Swetinia mahagoni), Manglid (Maglonia blumei), Jati (Tectona grandis), Suren (Toona sureni), dan Nangka (Arthocarpus heterophyllus).

Jenis kayu pada tingkat Industri Penggergajian Kayu (IPK) dihasilkan bermacam-macam ukuran seperti; tiang, papan, kaso, kusen, palang, reng dan palet. Beberapa cara yang digunakan dalam proses penjualan kayu diantaranya; Petani menawarkan langsung kayu kepada tengkulak atau pengolah; Tengkulak atau pengolah telah mengamati kebun-kebun kayu milik masyarakat sebelumnya; Tengkulak dan pengolah mendapatkan informasi dari masyarakat lainnya. Sistem pembayaran yang diggunakan pada tingkat tengkulak dan pengolah adalsh cara tunai sebanyak 62,96 persen dan cara mencicil 11,11 persen, dan sisanya 25,93 persen menggunakan cara keduanya. Struktur pasar yang terbentuk berdasarkan jumlah antara lembaga pemasaran dan petani adalah struktur persaingan tidak sempurna (Imperfect competitive market).

Lembaga tataniaga kayu Sengon pada wilayah penelitian adalah; Petani Sengon, Tengkulak kayu, Pengolah kayu, Industri Penggergajian Kayu (IPK), Pedagang penampung dan Material. Secara umum saluran tataniaga kayu Sengon di Kec.Cililin dapat dikelompokkan menjadi tujuh saluran tataniaga, yaitu; Saluran I (Petani, Tengkulak, dan Pedagang Penampung). Saluran II (Petani, Tengkulak, Industri Penggergajian Kayu (IPK), dan Material). Saluran III (Petani, Pengolah, dan Pedagang Penampung). Saluran IV (Petani, Pengolah, dan Material). Saluran V (Petani, Industri, dan Material. Saluran VI Petani,

(4)

Tengkulak, Industri Penggergajian Ka yu (IPK), Pedagang Penampung). Dan yang terakhir saluran VII (Petani, Tengkulak, dan Industri luar daerah).

Beberapa masalah yang dihadapi oleh petani dan pelaku pasar lainnya dalam pemasaran kayu Sengon di Kecamatan Cililin diantaranya adalah; Masih rendahnya pengetahuan petani tentang tata cara bertani atau berkebun kayu Sengon (budidaya, pemanenan, penaganan pasca panen) yang baik, Terbatasnya akses informasi pasar oleh petani; Kualitas dan jumlah kayu yang dipanen masih rendah, Petani tidak memiliki kelompok kerja antara sesama petani atau dengan pelaku tataniaga lainnya sebagai tempat untuk bertukar pengalaman mengenai budidaya, pemasaran, atau masalah pertanian lainnya.

Saluran yang paling banyak digunakan adalah saluran tataniaga I (Petani– Tengkulak–Pedagang Penampung). Dengan marjin tataniaga tengkulak sebesar 36,51 persen dan keuntungan sebesar 154,05 persen, sedangkan Farmer’s share petani sebesar 63,40 persen dengan keuntungan sebesar 29,22 persen.

Nilai rata-rata marjin keuntungan terbesar diperoleh pengolah sebesar Rp 46.488.10/m3, diikuti oleh Industri Penggergajian Kayu (IPK) sebesar Rp 40.666.67/m3, kemudian tengkulak sebesar Rp 36.916.67/ m3, tengkulak sebesar Rp 35.375.00/m3 dan yang terendah Petani sebesar Rp 28.132.19/ m3.

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa sistem tataniaga kayu gergajian jenis Sengon di wilayah Kecamatan Cililin Kabupaten Bandung belum efisien karena tidak adanya pembagian keuntungan yang merata antara pelaku tataniaga yang terlibat. Usaha budidaya Sengon di wilayah Kecamatan Cililin Kabupaten Bandung layak untuk dilakukan karena berdasarkan nilai B/C ratio lebih dari 1 (satu), yaitu sebesar 3,34, dengan nilai NPV positif sebesar 1. 242.738, dan nilai IRR sebesar 39,85 persen lebih besar dari r yang diinginkan.

Saran yang dapat diberikan diantaranya perlu diadakannya pelatihan budidaya tanaman Sengon bagi petani secara terpadu, sehingga diharapkan usahatani tersebut dapat memiliki produktivitas hasil yang tinggi dan dapat meningkatkan keuntungan petani. Untuk meningkatkan efisiensi sistem tataniaga kayu Sengon di wilayah Kecamatan Cililin Kabupaten Bandung, perlu dibentuk kelompok tani sebagai wadah bagi petani untuk mengetahui informasi pasar, mendapatkan bantuan modal dan teknologi budidaya yang digunakan.

(5)

ANALISIS SISTEM TATANIAGA KAYU

JENIS SENGON

(Paraserianthes falcataria)

DAN

PROSPEK PENGEMBANGANNYA

(Kasus di Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung, Jawa Barat)

Oleh :

Anggun Eka Nugraha Putra

A 14101658

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pertanian

Pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2006

(6)

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh: Nama : Anggun Eka Nugraha Putra

Nrp : A 14101658

Program Studi : Ekstensi Manajeman Agribisnis

Judul Skrip si : Analisis Sistem Tataniaga Kayu Jenis Sengon

(Paraserianthes falcataria) dan Prospek Pengembangannya (Kasus di Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung, Jawa Barat). Dapat diterima sebagai syarat kelulusan pada Program Sarjana Ekstensi Manajeman Agribisnis Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Harianto, MS Nip. 131 430 801

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham, M.Agr. Nip. 130 422 698

(7)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR MERUPAKAN HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA SUATU PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Januari 2006

Anggun Eka Nugraha Putra A 14101658

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis terlahir dari pasangan Drs. H. Aan Supriatna, MM dan Hj. I. Rohiyah, S.Ag, pada hari Rabu, tanggal 25 Juni 1980, di Kota Bandung

tepatnya di Desa Bongas Cililin. Penulis terlahir sebagai anak pertama dari dua bersaudara, dengan nama adik kandung Indah Dwi Kartini Putri.

Penulis mengikuti Pendidikan Sekolah Dasar di SDN Ciherang V Sindang Barang Ciomas Kabupaten Bogor dan lulus pada tahun 1992, kemudian melanjutkan ke Pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri di SLTPN 7 Kotamadya Bogor dan lulus pada tahun 1995, setelah itu Penulis melanjutkan Pendidikan ke Sekolah Menengah Umum Negeri di SMUN 7 Kotamadya Bogor, dan lulus pada tahun 1998. Pada tahun yang sama penulis di terima sebagai mahasiswa di Program Diploma III Budidaya Hutan Tanaman Jurusan

Manajeman Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor dan lulus pada tahun 2002. Penulis melanjutkan Pendidikan Sarjana pada Program Ekstensi

Manajeman Agribisnis Pertanian Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor periode pada hari tahun 2003/2004.

Selama menjadi mahasiswa penulis aktif berorganisasi di lingkungan akademik ataupun masyarakat. Beberapa organisasi kepemudaan yang pernah diikuti dan dipimpin adalah; sebagai Ketua Himpunan Karang Taruna di lingkungan tempat tinggal; Ketua Himpunan Forum Komunikasi (FORKOM) Mahasiswa Diploma III Fakultas Kehutanan IPB dan Wakil Ketua Senat Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kehutanan IPB periode tahun 1999-2000; Anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor pada tahun yang sama; dan aktif sebagai anggota pada Himpunan Mahasiswa Ekstensi Manajemen Agribisnis Institut Pertanian Bogor periode 2003-2004; saat ini penulis menjabat sebagai Ketua Himpunan Alumni Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

(9)

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobil’alamin penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rakhmat dan karunia -Nya yang telah diberikan, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Analisis Sistem Tataniaga Kayu Sengon (Paraserianthes falcataria) dan Prospek Pengembangnnya (Kasus di Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung, Jawa Barat)”.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat kelulusan pendidikan pada Program Ekstensi Manajeman Agribisnis Pertanian, Institut Pertanian Bogor tahun ajaran 2005/2006 yang disusun berdasarkan kegiatan yang dilakukan oleh penulis selama melakukan penelitian dan studi literatur yang ada kaitannya dengan usahatani kayu Sengon.

Selama menyusun skripsi ini, penulis dapat bimbingan, dukungan, serta dorongan yang tidak sedikit dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis sampaikan rasa terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya, semoga segala perhatian yang diberikan, dilimpahkan rakhmat dan karunia dari Allah SWT. Amiin. Besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi para pembaca.

Bogor, Januari 2006

(10)

ii

UCAPAN TERIMA KASIH

1. Penulis ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Ayahku Drs. H. Aan Supriatna, MM dan Bundaku tercinta Hj. I. Rohiyah, SAg,

yang telah memberikan ilmu, do’a, materi, motivasi dan kesabarannya.

2. Untuk Nenekku, dan seluruh Keluarga besar di Desa Bongas Cililin, Bandung. Atas do’a, kasih sayang dan sajiannya. Untuk Adikku Indah Dwi Kartini Putri atas semua perhatiannya.

3. Bapak Dr. Ir. Harianto, MS, sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan menyumbangkan ilmunya untuk membantu Penulis dalam menyusun skripsi.

4. Ibu Ir. Yayah K. Wagiono, MEc, sebagai dosen Layak Uji dan Ketua Program Sarjana Ekstensi Manajeman Agribisnis Pertanian, Institut Pertanian Bogor. 5. Ibu Ir. Ratna Winandi. MS, selaku dosen Eva luator pada Kolokium Skripsi. 6. Bapak Muhammad Firdaus. SP. MSi, sebagai dosen Penguji Utama pada

Sidang Skripsi.

7. Ibu Tanti Novianti, SP. MSi, sebagai dosen Penguji Akademik pada Sidang Skripsi.

8. Saudara Andri Purna, sebagai Pembahas Seminar.

9. Seluruh Staf Sekretariat Ekstensi Manajemen Agribisnis Pertanian Institut Pertanian Bogor.

10. Teman dekatku tercinta “Eceu” atas kesetiaan mendampingi, semangat dan kasih sayangnya selama ini.

11. Seluruh teman dan sahabatku, Uyunk ‘geulis atas ide cemerlangnya, Alimi ‘doth, Adi ‘ndut, Rully ‘boun, Eka Cianjur dan Welly atas keceriaanya. 12. Tim Sepakbola dan Futsal atas keringatnya, dan seluruh sahabat kuliah yang

Referensi

Dokumen terkait

Dalam analisis switching value akan diperoleh persentase penurunan harga maksimum kayu Sengon per meter kubik serta penurunan maksimum jumlah kayu Sengon akibat

Untuk menjawab soal diatas, siswa harus memikirkan sesuatu yang baru yang bisa digunakan untuk memecahkan masalah, mengorganisasikan unsur dalam pola baru, dan

Mikrokontroler terbukti baik dapat digunakan sebagai pembangkit sinyal kendali inverter karena memiliki kecepatan dan ketelitian yang tinggi dalam proses

Dalam Pasal 6 ayat (1) huruf h UU PPh telah mengatur pembebanan sebagai biaya atas piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih atau lebih dikenal dengan penghapusan piutang

Penulis menginterpretasikan lirik lagu dalam album “Ingat Shalawat” yang diciptakan oleh Wali band, dari hasil penelitian tersebut penulis menemukan pesan moral

Strategi yang digunakan penyiar Bandar Jakarta adalah mempersiapkan rencana yang matang sebelum siaran, seperti menentukan topik atau tema yang akan dibahas, tema

Bahkan mereka yang sudah menikah, namun tak mampu mencapai kepuasan seksual selama hubungan seksual dengan pasangan seks-nya, mereka pun kerap melakukan fantasi seksual dengan

(5) Dalam hal pembukaan rahasia kedokteran untuk kepentingan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b dan huruf e, identitas pasien dapat dibuka kepada