• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas utama di negara-negara berkembang. Peran sektor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas utama di negara-negara berkembang. Peran sektor"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sektor pariwisata merupakan bagian dari strategi pembangunan ekonomi berkelanjutan, searah dengan pembangunan infrastruktur yang menjadi prioritas utama di negara-negara berkembang. Peran sektor pariwisata sebagai generator pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun telah diketahui semakin penting perkembangannya. Di Indonesia, pariwisata diproyeksikan sebagai penghasil devisa terbesar sekaligus meningkatkan kesejahteraan rakyat. Realitas sosial menunjukkan bahwa pariwisata memang merupakan fenomena yang kompleks, bukan sekedar kegiatan dengan obyek utama industri pelayanan yang melibatkan manajemen produk dan pasar, tetapi lebih dari itu merupakan proses dialog antara wisatawan sebagai guest dan masyarakat lokal sebagai host.

Saat ini komoditas pariwisata terus mengalami pertumbuhan yang terus meningkat. Hal ini ditandai oleh peningkatan jumlah kunjungan dan lama tinggal wisatawan yang didapat pada website resmi Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dimana pada tahun 2012 tercatat sebanyak 8.044.462 wisatawan mancanegara dengan tingkat pertumbuhan 5.16 % dan perolehan devisa negara sebesar 7.603,45 juta USD di tahun 2010. Sudah sewajarnya apabila pemerintah mulai menggalakkan program pembangunan pariwisata di berbagai daerah sekaligus menempatkannya sebagai pendekatan pembangunan alternatif yang bertujuan untuk

(2)

2 meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, menghapus kemiskinan, dan mengatasi pengangguran.

Pembangunan pariwisata yang bermuara kepada tujuan tersebut, tidak terlepas dari peran serta masyarakat sebagai salah satu stakeholders

pembangunan yang pada prinsipnya memiliki wewenang dan tanggung jawab besar terhadap pengelolaan pariwisata. Kemajuan dan kesejahteraan ekonomi yang makin tinggi telah menjadikan pariwisata sebagai bagian dari kebutuhan atau gaya hidup manusia. Kebutuhan atau gaya hidup ini mampu menggerakkan jutaan manusia untuk menyaksikan alam dan mengenal budaya dari bangsa lain di berbagai belahan atau kawasan-kawasan dunia lainnya. Pergerakan jutaan manusia selanjutnya menggerakkan mata rantai ekonomi yang saling terkait mengkait sehingga menjadi industri jasa yang kemudian kembali lagi untuk memberikan kontribusi penting baik bagi kemajuan perekonomian dunia, perekonomian bangsa-bangsa dan yang paling utama, memberikan kontribusi nyata untuk peningkatan kesejahteraan ekonomi di tingkat masyarakat lokal atau kawasan pariwisata tersebut. Pembangunan pariwisata harus didasarkan kepada semangat untuk menerapkan prinsip good governance, baik di kalangan pemerintah, swasta maupun masyarakat. Pengelolaan pariwisata memerlukan profesionalisme yang mencakup bukan hanya keterampilan dan pengetahuan semata, tetapi juga sikap yang konsisten terhadap komitmen untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.

(3)

3

Sumber daya manusia pariwisata yang berkualitas dan profesional

di bidang masing-masing merupakan tuntutan dari semakin maju dan berkembangnya teknologi dewasa ini. Diperkuat dengan banyaknya pendapat dari para ahli ekonomi bahwa sektor pariwisata merupakan salah satau faktor bagi perkembangan ekonomi dan penghasil devisa yang cukup besar bagi negara. Untuk itu sumber daya manusia pariwisata yang berkualitas sangat dibutuhkan dalam pengembangan kepariwisataan, karena dengan sumber daya manusia yang berkualitas, diharapkan mampu memanajemen kepariwisataan menuju ke tingkat yang lebih baik, sehingga semua tujuan yang telah di targetkan akan dapat terealisasi.

Salah satu aspek penting dan mendasar bagi keberhasilan pengembangan pariwisata adalah tingkat profesionalisme kerja para penyedia jasa di bidang pariwisata serta tersedianya iklim yang kondusif bagi berkembangnya kepariwisataan di suatu tempat. Terkait dengan

penciptaan iklim kondusif tersebut, di dalam pengembangan

kepariwisataan nasional telah dikenal konsep sadar wisata dan memperkenalkan sapta pesona. Untuk mendorong lebih mempererat kemajuan sektor kepariwisataan di Daerah Istimewa Yogyakarta baik pada hari ini maupun di masa-masa mendatang maka Sadar Wisata dan Sapta Pesona kembali akan diintensifkan dengan mengarah kepada tujuan yang lebih nyata yaitu meningkatkan tingkat profesionalisme kerja di bidang pariwisata dan tentunya untuk kesejahteraan rakyat.

(4)

4 Dari uraian tersebut diatas, dapat diketahui bahwa betapa pentingnya diadakan bimbingan teknis dan penanaman pemahaman sejak dini kepada seluruh masyarakat khususnya di Yogyakarta mengenai profesionalisme kerja di bidang pariwisata termasuk didalamnya adalah konsep sadar wisata dan sapta pesona. Salah satu lembaga yang bergerak untuk mengadakan bimbingan teknis, pelatihan, dan sosialisasi program tersebut adalah Pusat Studi Pariwisata Universitas Gadjah Mada (PUSPAR UGM).

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Apa dasar dilaksanakannya program peningkatan profesionalisme

kerja di bidang pariwisata ?

2. Usaha apa saja yang dilakukan PUSPAR UGM dalam upaya

meningkatkan profesionalisme kerja di bidang pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta ?

3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat PUSPAR UGM dalam

upaya meningkatkan profesionalisme kerja bidang pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta?

(5)

5

C. Tujuan

Tujuan Penelitian ini adalah

1. Mengetahui arti pentingnya profesionalisme kerja dan dasar

dilaksanakannya bimbingan serta program peningkatan

profesionalisme kerja di bidang pariwisata bagi PUSPAR UGM.

2. Menganalisis peran serta kontribusi PUSPAR UGM dalam

meningkatkan profesionalisme kerja di bidang pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta

3. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan program peningkatan profesionalisme kerja bidang pariwisata bagi PUSPAR UGM.

D. Manfaat

Berikut ini adalah beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini ditinjau dari pihak peneliti dan pihak PUSPAR UGM

a. Manfaat bagi penulis :

1) Menambah wawasan dan pengetahuan serta membantu

membangun kerangka berpikir di lapangan.

2) Mengetahui keberadaan PUSPAR UGM dan memperoleh

gambaran riil tentang kinerja PUSPAR UGM.

3) Dapat berperan serta sebagai pemikir pariwisata dengan menyumbangkan ide sesuai dengan disiplin ilmu yang diperoleh.

(6)

6

b. Manfaat bagi PUSPAR UGM:

1) Memberikan informasi kepada pihak PUSPAR UGM

sehingga dapat meningkatkan, mengembangkan serta

menyempurnakan peranannya dalam meningkatkan

profesionalisme kerja di bidang pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta.

2) Meningkatkan kualitas dan kuantitas kinerja PUSPAR UGM

sebagai lembaga pusat penelitian dan pengembangan pariwisata.

3) Memberikan masukan berupa hasil penelitian yang dapat

dijadikan sebagai sumber informasi.

E. Ruang Lingkup

Tugas Akhir ini memfokuskan pembahasannya mengenai profil serta peran lembaga PUSPAR UGM dalam upaya meningkatkan profesionalisme kerja di bidang pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta.

F. Metode Penelitian

1. Waktu dan Tempat Praktek Kerja Lapangan

Praktek kerja lapangan dilaksanakan selama tiga bulan terhitung dari tanggal 1 Februari s/d 30 April 2013 di Pusat Studi Pariwisata Universitas Gadjah Mada.

No. telp : (0274) 564138 , (0274) 583595

Fax : (0274) 564138

(7)

7

Website : http://www.puspar.ugm.ac.id

Waktu pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan :

Senin – Kamis : 07.00 – 16.00 WIB

Jum’at : 07.00 – 15.00 WIB

2. Jenis Data

a. Data Primer

Data yang diperoleh dan diteliti di lapangan baik secara wawancara maupun observasi.

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh melalui media lain seperti buku, internet, artikel dalam media cetak.

3. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

a. Metode Observasi Langsung

Metode observasi langsung yaitu cara pengambilan data dengan melakukan pengamatan langsung terhadap obyek yang diteliti.

Penulis secara langsung melakukan pengamatan terhadap kinerja PUSPAR UGM dan mendampingi pengiriman narasumber dalam kegiatan pelatihan Sadar Wisata dan kampanye Sapta

(8)

8 Pesona yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan Maret s/d April 2013.

b. Metode Partisipatif

Metode Partisipasif adalah ikut berperan dalam kegiatan yang ada di PUSPAR UGM, untuk mengetahui secara langsung praktek kegiatan peningkatan profesionalisme kerja di bidang pariwisata.

c. Interview (wawancara)

Adalah metode pengumpulan data dengan tanya jawab secara langsung dengan staff dan pegawai PUSPAR UGM mengenai judul penelitian tersebut.

d. Kajian Pustaka

Teknik ini digunakan dalam keseluruhan proses penelitian sejak awal hingga akhir penelitian dengan cara memanfaatkan berbagai macam pustaka yang relevan dengan fenomena sosial yang tengah dicermati.

Studi pustaka dilakukan dengan mencari literatur yang relevan dengan topik penulisan baik di perpustakaan PUSPAR UGM maupun perpustakaan Program Studi Kepariwisataan Sekolah Vokasi UGM.

(9)

9 Data yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang ada atau catatan-catatan yang tersimpan yang disimpan PUSPAR UGM dari tahun ke tahun.

G. Tinjauan Pustaka

Di dalam struktur organisasinya, PUSPAR UGM mempunyai beberapa divisi yang mempunyai tugas dan tanggung jawab di dalam bidangnya masing-masing. Salah satu tugas dan tanggung jawab di dalam bdang peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah divisi pelatihan dan event. Divisi pelatihan dan event ini mengkoordinasi segala kegiatan yang bergerak di bidang peningkatan sumber daya manusia, khususnya yang sebagai perumus kebijakan, pengambil keputusan, penyusun rencana strategi pengembangan kepariwisataan, dan penyedia jasa.

Pelatihan dan event yang diselenggarakan oleh divisi ini diperuntukkan bagi pengelola destinasi wisata, pengasuh, dan pelaksana pengembangan kepariwisataan baik tingkat manajerial, supervisi maupun pelaksana. Dalam menjalankan program kerjanya, divisi pelatihan dan event dapat bekerjasama dengan instansi instansi lain yang terkait dan tidak terbatas pada instansi pemerintah. Adapun kegiatan yang biasa

diselenggarakan PUSPAR UGM dalam rangka meningkatkan

profesionalisme kerja bidang pariwisata di tahun 2012 antara lain : Lomba Kelompok Sadar Wisata Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, pelatihan peningkatan administrasi perkantoran dan kapasitas staf keuangan bagi

(10)

10 pegawai PUSPAR UGM, pengelolaan desa wisata berbasis masyarakat, strategi promosi destinasi wisata, dan Rencana Induk Pembangunan

Kepariwisataan dan Rencana Induk Pengembangan Obyek Wisata. 1

Tugas akhir ini menjadi tugas akhir pertama dan belum pernah ada penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan peran PUSPAR UGM dalam meningkatkan profesionalisme kerja di bidang pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta.

H. Landasan Teori

1. Pariwisata

Banyak pengertian terkait pariwisata dari beberapa pakar dan ahli pariwisata. Secara garis besar, pariwisata dapat diartikan sebagai suatu perjalanan yang dilakukan dari suatu tempat ketempat yang lain. (wikepedia, http://id. Wikipedia. Org/wiki/ Pariwisata Indonesia. Diakses pada 14 Februari 2013 pukul 8:05 WIB)

Pemerintah Indonesia dalam rangka pengembangan dan pembinaan

kepariwisataan di Indonesia merumuskan suatu dasar pokok

kepariwisataan yang dituangkan melalui Undang Undang No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan sebagai berikut :

___________________________________

(11)

11

“Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.

Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah.

Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha.

Industri Pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata.” (UU No. 10 Tahun 2009 Kepariwisataan)

Aspek penting dari produk wisata sebagai berikut (Muljadi, 2009 : 89) :

a. Attraction adalah segala sesuatu baik itu berupa daya tarik wisata alam dan budaya yang menarik bagi wisatawan untuk datang kesuatu daerah tujuan wisata. Hal ini antara lain meliputi daya tari keindahan alam pantai, atraksi wisata budaya, kebiasaan dan cara hidup masyarakak, keunikan alam dan budaya, atraksi-atraksi seni, penemuan ilmiah, dagang dan sebagainya.

b. Accessibility adalah kemudahan untuk mencapai daerah tujuan wisata yang dimaksud melalui berbagai media transportasi udara, laut atau darat. Hal ini sangat mempengaruhi keputusan para calon wisatawan untuk datang ke suatu daerah tujuan wisata.

(12)

12 c. Aminities adalah berbagai fasilitas yang dapat memberikan kenyamanan dan kepuasan bagi para wisatawan selama mereka melakukan perjalanan wisata di suatu daerah tujuan wisata. Hal ini tersebut antara lain akomodasi yang nyaman, restoran, bar, layanan informasi, pramuwisata, sikap masyarakat setempat, keamanan dan lain-lainnya.

2. Wisatawan

Menurut International Union of Official Travel Organization (IUOTO) wisatawan adalah pengunjung sementara yang paling sedikit tinggal selama 24 jam di negara yang dikunjunginya dan tujuan perjalanannya dapat digolongkan ke dalam klasifikasi berikut (Karyono, 1997 : 20-21) :

a. Pesiar (leisure) seperti untuk keperluan rekreasi, liburan, kesehatan, studi, keagamaan dan olahraga.

b. Hubungan dagang (business), keluarga, konferensi dan misi.

c. Pelancong (exursionist) yaitu pengunjung sementara yang tinggal kurang dari 24 jam di negara yang dikunjunginya (termasuk pelancong dengan kapal pesiar).

3. Obyek dan Daya Tarik Wisata

Objek wisata adalah perwujudan ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya, sejarah bangsa, keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi wisatawan. (Karyono, 1997 : 27)

(13)

13 Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. (UU No. 10 Tahun 2009 Kepariwisataan).

4. Destinasi Pariwisata

Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut destinasi pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan. (UU No. 10 Tahun 2009 Kepariwisataan)

5. Peran

Menurut Friedman, M, (1998 : 286) dalam Konsep Dasar dan Ciri Ciri Profesi oleh Ocih Setiasih, peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun secara informal. Peran didasarkan pada preskripsi (ketentuan) dan harapan peran yang menerangkan apa yang individu-individu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain menyangkut peran-peran tersebut.

(14)

14 6. Profesionalisme Kerja

a. Profesi

Dalam jurnal Konsep Dasar dan Ciri Ciri Profesi oleh Ocih Setiasih , pekerjaan tidak sama dengan profesi. Istilah yang mudah dimengerti oleh masyarakat awam adalah sebuah profesi sudah pasti menjadi sebuah pekerjaan, namun sebuah pekerjaan belum tentu menjadi sebuah profesi. Profesi memiliki mekanisme serta aturan yang harus dipenuhi sebagai suatu ketentuan, sedangkan kebalikannya pekerjaan tidak memiliki aturan yang rumit seperti itu. Hal inilah yang harus diluruskan di masyarakat karena hampir semua orang menganggap bahwa pekerjaan dan profesi adalah sama.

Secara spesifik profesi dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu menurut kemampuannya (fisik dan intelektual), kelangsungan (sementara atau terus menerus), ruang lingkupnya (umum dan khusus), tujuannya (memperoleh pendapatan atau tidak memperoleh pendapatan).

Menurut Daniel Bell (1973) dalam jurnal Konsep Dasar dan Ciri Ciri Profesi oleh Ocih Setiasih, profesi adalah aktivitas

intelektual yang dipelajari termasuk pelatihan yang

diselenggarakan secara formal ataupun tidak formal dan memperoleh sertifikat yang dikeluarkan oleh sekelompok atau badan yang bertanggung jawab pada keilmuan tersebut dalam

(15)

15 rangka melayani masyarakat menggunakan etika layanan profesi

dengan mengimplikasikan kompetensi mencetuskan ide,

kewenangan keterampilan teknis dan moral serta asumsi adanya tingkatan dalam masyarakat.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), profesi merupakan bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian tertentu (keterampilan, kejuruan, dan sebagainya). Menurut Sanusi (1991 : 19), profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian (expertise) dari para anggotanya.

Sesuai dengan pengertian diatas maka secara garis besar profesi itu sendiri adalah pekerjaan seseorang dalam bidang tertentu berdasarkan keahlian dan keterampilan khusus yang dilakukan secara tanggung jawab dengan tujuan memperoleh penghasilan dan melakukan pengabdian.

Menurut Frans Magnis Suseno (1975) dalam jurnal Konsep Dasar dan Ciri Ciri Profesi oleh Ocih Setiasih, nilai moral suatu profesi diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Berani berbuat untuk tuntutan profesi,

2) Menyadari kewajiban yang harus dipenuhi,

(16)

16 Menurut Liberman dalam jurnal Konsep Dasar dan Ciri Ciri Profesi oleh Ocih Setiasih, ciri-ciri profesi adalah sebagai berikut :

1) Jabatan tersebut harus merupakan suatu layanan yang khas dan esensial dengan jelas dapat dibedakan dari jabatan lain.

2) Untuk pelaksanaanya tidak sekedar diperlukan keterampilan

(skills) tetapi juga kemampuan intelektual.

3) Diperlukan suatu masa studi dan latihan khusus yang cukup

lama.

4) Para praktisinya secara individual atau kelompok memiliki otonomi dalam bidangnya.

5) Tindakan keputusannya dapat diterima oleh para praktisi yang bertanggungjawab.

6) Layanan tersebut tidak semata-mata untuk kepentingan

ekonomi.

7) Pekerjaan itu mempunyai signifikan sosial karena

diperlukan mengabdi kepada masyarakat.

8) Profesi menuntut keterampilan tertentu yang diperoleh

melalui pendidikan dan latihan yang lama dan intensif serta dilakukan dalam lembaga tertentu yang secara sosial dapat dipertanggungjawabkan. Ada kode etik yang menjadi pedoman perilaku anggotanya beserta sangsi yang jelas dan tegas terhadap pelanggaran kode etik.

(17)

17 9) Sebagai konsekuensi dari layanan yang diberikan kepada masyarakat, maka anggota profesi secara perorangan ataupun kelompok memperoleh imbalan finansial.

b. Profesionalisme Kerja

Menurut Kunandar (2009:46) dalam jurnal Konsep Dasar dan

Ciri Ciri Profesi oleh Ocih Setiasih, secara sederhana

profesionalisme (professionalism) berarti sifat professional. Sedangkan menurut Ahmad Tafsir profesionalisme adalah paham yang mengajarkan bahwa setiap pekerjaan harus dilakukan oleh orang yang professional.

Menurut Sanusi (1999:19) dalam jurnal Konsep Dasar dan Ciri Ciri Profesi oleh Ocih Setiasih, menjelaskan lima konsep berkaitan dengan profesionalisme, yaitu :

1) Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian dari pada anggotanya. Artinya, tidak dapat dilakukan oleh sembarangan orang yang tidak dilatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan itu.

2) Profesional, menunjuk pada dua hal yaitu : a) Orang yang menyandang satu profesi.

b) Penampilan seseorang dalam melakukan pekerjaannya yang

sesuai dengan profesinya.

3) Profesionalisme, menunjuk kepada komitmen para anggota

(18)

18 dan terus menerus mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya. Profesionalisme juga mengacu kepada sikap dan komitmen anggota profesi untuk bekerja berdasarkan standar yang tinggi dan kode etik profesinya.

4) Profesionalitas mengacu kepada sikap para anggota profesi terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki dalam rangka melakukan pekerjaanya. 5) Profesionalisasi, menunjuk pada proses peningkatan kualifikasi

maupun kemampuan para anggota profesi dalam mencapai kriteria yang standar dalam penampilannya sebagai anggota suatu profesi.

Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpukan bahwa profesionalisme kerja merupakan pandangan atau sikap mental dalam bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesionalannya dalam menjalankan profesi sesuai dengan kode etik profesi.

Menurut Pandji Anogara (1992:73) dalam jurnal Konsep Dasar dan Ciri Ciri Profesi oleh Ocih Setiasih, beberapa ciri-ciri profesionalisme kerja diantaranya adalah :

(19)

19

1) Profesionalisme menghendaki sifat mengejar kesempurnaan

hasil (perfect result) sehingga kita dituntut untuk selalu mencari peningkatan mutu.

2) Profesionalisme memerlukan kesungguhan dan ketelitian kerja

yang hanya dapat diperoleh melalui pengalaman dan kebiasaan. 3) Profesionalisme menuntut ketekunan dan ketabahan yaitu sifat

tak mudah puas atau putus asa sampai hasil tercapai.

4) Profesionalisme memerlukan integritas tinggi yang tidak tergoyahkan oleh “keadaan terpaksa” atau godaan seperti harta dan kenikmatan hidup.

5) Profesionalisme memerlukan adanya kebulatan pikiran dan perbuatan sehingga terjaga efektifitas kerja yang tinggi.

Dalam jurnal Konsep Dasar dan Ciri Ciri Profesi oleh Ocih Setiasih, kualitas profesionalisme kerja ditunjukan dengan ciri-ciri sebagai berikut :

1) Keinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang mendekati standar ideal .

2) Meningkatkan dan memelihara citra profesi.

3) Keinginan untuk senantiasa mengejar kesempatan

pengembangan profesional yang dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas pengetahuan dan keterampilannya. 4) Mengejar kualitas dan cita-cita dalam profesi, dan 5) Memiliki kebanggan terhadap profesinya.

(20)

20 7. Sadar wisata

Dalam Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor : PM.04/UM.001/MKP/2008 Bab II Pelaksanaan pasal 2 disebutkan bahwa, pelaksanaan Sadar Wisata bertujuan untuk :

a. Meningkatkan pemahaman segenap komponen masyarakat

untuk menjadi tuan rumah yang baik dalam mewujudkan iklim yang kondusif bagi tumbuh kembangnya pariwisata serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

b. Menggerakkan dan menumbuhkan motivasi, kemampuan dan

kesempatan bagi masyarakat sebagai wisatawan untuk mengenali dan mencintai tanah air.

Dalam Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor : PM.04/UM.001/MKP/2008 BAB I Ketentuan Umum pasal 1 , Sadar

wisata dapat didefinisikan sebagai sebuah konsep yang

menggambarkan partisipasi dan dukungan segenap komponen masyarakat dalam mendorong terwujudnya iklim yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kepariwisataan di suatu wilayah dan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Dalam Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor : PM.04/UM.001/MKP/2008 BAB II pasal 4 mengatur pelaksanaan Sadar Wisata dapat mempergunakan metode :

(21)

21 a. Ceramah b. Sarasehan c. Diskusi d. Kompetisi e. Percontohan. Dan f. Perintisan 8. Sapta Pesona

Logo Sapta Pesona berbentuk matahari tersenyum yang mengejawantahkan semangat hidup dan kegembiraan yang senantiasa merona dari matahar, merupakan sumber energy dan lentera seru sekian alam. Tujuh sudut pancaran sinar yang tersusun rapi disekeliling wajah matahari yang disebut surya tersenyum menggambarkan Sapta Pesona, yang terdiri dari aman, tertib, bersih,sejuk, indah, ramah, dan kenangan.

Gambar 1.1 Logo Sapta Pesona. Sumber : www.insanwisata.com

(22)

22 Sapta Pesona merupakan jabaran konsep sadar wisata yang terkait dengan dukungan dan peran masyarakat sebagai tuan rumah dalam upaya untuk menciptakan lingkungan dan suasana yang kondusif yang mampu mendorong tumbuh dan berkembangnya industri pariwisata melalui pewujudan unsur aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah dan unsur kenangan.

a. Aman

Suatu kondisi lingkungan di destinasi pariwisata atau daerah tujuan wisata yang memberikan rasa tenang, bebas dari rasa takut dan kecemasan bagi wisatawan dalam melakukan perjalanan atau kunjungan ke daerah tersebut.

b. Tertib

Suatu kondisi lingkungan dan pelayanan di destinasi pariwisata/ daerah tujuan wisata yag mencerminkan sikap disiplin yang tinggi serta kualitas fisik dan layanan yang konsisten dan teratur serta efisien sehingga memberikan rasa nyaman dan kepastian bagi wisatawan dalam melakukan perjalanan atau kunjungan ke daerah tersebut.

c. Bersih

Suatu kondsi lingkungan serta kualitas produk dan pelayanan di destinasi pariwisata/ daerah tujuan wisata yang mencerminkan keadaan yang sehat/ hygienic sehingga memberikan rasa nyaman

(23)

23 dan senang bagi wisatawan dalam melakukan perjalanan atau kunjungan ke daerah tersebut.

d. Sejuk

Suatu kondisi lingkungan di destinasi pariwisata/ daerah tujuan wisata yang mencerminkan keadaan yang sejuk dan teduh yang akan memberikan perasaan nyaman dan betah bagi wisatawan dalam melakukan perjalanan atau kunjungan ke daerah tersebut. e. Indah

Suatu kondisi lingkungan di destinasi pariwisata / daerah tujuan wisata yang mencerminkan keadaan yang indah dan menarik yang akan memberikan rasa kagum dan kesan yang mendalam bagi wisatawan dalam melakukan perjalanan atau kunjungan ke daerah tersebut, sehingga mewujudkan potensi kunjungan ulang serta mendorong promosi ke pasar wisatawan yang lebih luas.

f. Ramah

Suatu kondisi lingkungan yang bersumber dari sikap masyarakat di destinasi pariwisata/ daerah tujuan wisata yang mencerminkan suasana yang akrab, terbuka dan penerimaan yang tinggi yang akan memberikan perasaan nyaman, perasaan diterima dan betah (seperti di rumah sendiri) bagi wisatawan dalam melakukan perjalanan atau kunjungan ke daerah tersebut.

(24)

24

g. Kenangan

Suatu bentuk pengalaman yang berkesan di destinasi pariwisata/ daerah tujuan wisata yang akan memberikan rasa senang dan kenangan indah yang membekas bagi wisatawan dalam melakukan perjalanan atau kunjungan ke daerah tersebut.

9. Organisasi Masyarakat

Merupakan masyarakat yang mengorganisir dan bertempat tinggal di dalam wilayah destinasi pariwisata dan diprioritaskan untuk mendapatkan manfaat dari penyelenggaraan kegiatan pariwisata di tempat tersebut. (Penjelasan Pasal 5 huruf e UU No 10 Tahun 2009 tentang pariwisata).

10.Community- Based Tourism Development (CBT)

Menurut Hausler (2007) dalam Modul Pelatihan Dasar Fasilitator PNPM Mandiri Pariwisata oleh Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata dan PNPM Mandiri Pariwisata, CBT merupakan suatu pendekatan pembangunan pariwisata yang menekankan pada masyarakat lokal, baik yang terlibat langsung dalam industri pariwisata maupun tidak, dalam bentuk pemberian akses pada manajemen dan pembangunan kepariwisataan yang berujung pada pemberdayaan politis melalui kehidupan yang lebih demokratis, termasuk dalam pembagian keuntungan dari kegiatan pariwisata secara lebih adil bagi masyarakat lokal.

(25)

25 Sedangkan menurut Murphy (1988) dalam Modul Pelatihan Dasar Fasilitator PNPM Mandiri Pariwisata oleh Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata dan PNPM Mandiri Pariwisata, CBT merupakan salah satu gagasan yang penting dan kritis bagi pembangunan kepariwisataan yang sering kali mengabaikan hak masyarakat lokal di daerah tujuan wisata. Padahal pembangunan kepariwisataan tidak bisa lepas dari sumber daya dan keunikan komunitas lokal, baik berupa elemen fisik maupun non fisik (tradisi dan budaya), yang merupakan unsur penggerak utama kegiatan wisata itu sendiri sehingga kepariwisataan dipandang sebagai kegiatan yang berbasis komunitas.

I. Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Sistematika penulisan tugas akhir ini secara garis besar dapat dijabarkan sebagai berikut ;

Bab I yaitu pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup, metode penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, dan diikuti dengan sistematika penulisan tugas akhir.

Bab II yaitu gambaran umum yang berisi letak geogrrafis, sejarah pendirian PUSPAR UGM, visi misi, tujuan, sasaran, ruang lingkup kegiatan, kerjasama (lembaga luar negeri dan lembaga dalam negeri), struktur organisasi PUSPAR UGM 2013 beserta arahan kerja, nilai filosofi organisasi, dan sarana dan prasarana pendukung.

(26)

26 Bab III yaitu pembahasan yang berisi : penjelasan tentang profesionalisme kerja di bidang pariwisata, landasan PUSPAR UGM dalam meningkatkan profesionalisme kerja di bidang pariwisata, bentuk kegiatan

yang dilakukan PUSPAR UGM dalam rangka meningkatkan

profesionalisme kerja bidang pariwisata DI. Yogyakarta, dan menganalisis faktor pendukung serta faktor penghambat proses pelaksanaan peningkatan profesionalisme kerja bidang pariwisata bagi PUSPAR UGM.

Bab IV yaitu penutup yang berisi kesimpulan dan saran untuk PUSPAR UGM.

Gambar

Gambar 1.1 Logo Sapta Pesona. Sumber :  www.insanwisata.com

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan kualitas pulp yang dihasilkan untuk industri kimia kandungan selulosa harus lebih besar dari 80 %, maka pada waktu pemasakan 150 menit dengan

Tiga topic utama yang akan disampaikan dalam mata kuliah ini adalah dasar-dasar teori jaringan komputer (review), perancangan dan arsitektur aplikasi jaringan

HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH PANITIA PELAKSANA PERINGATAN SUMDAWAN TAHUN 2016 Sekretariat: Kampus FHIS Undiksha Jalan Udayana No.11 Singaraja-Bali

Penelitian bertujuan untuk melakukan analisis kualitas epub modul kimia materi pokok elektrolit dan non elektrolit untuk siswa difabel netra berdasarkan penilaian ahli materi,

Pihak sekolah menganggap bahwa layanan kesehatan mental bagi anak berkebutuhan khusus sangat penting diselenggarakan di sekolah dan perlu adanya suatu perencanaan

Sehingga total ongkos kerugian kualitas produk akhir, , yang disebabkan adanya variabilitas karakteristik kualitas individu setiap ke-i dengan menggunakan alternatif

Adapun obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Tingkat Likuiditas dan Rentabilitas Perusahaan, yang diambil dari

Kemudian Sang Buddha melanjutkan pembabaran Dhamma-Nya dengan melantunkan syair sebagai berikut, “Ketika berada di sāsanā ini, jika kalian tidak berusaha untuk berlatih,