• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETENAGAKERJAAN. Niken Setiawati, SH, M.Hum FAK.TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KETENAGAKERJAAN. Niken Setiawati, SH, M.Hum FAK.TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA 2016"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

KETENAGAKERJAAN

Niken Setiawati, SH, M.Hum

FAK.TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

YOGYAKARTA 2016

(2)

KETENAGAKERJAAN

Bagian I : Ketenagakerjaan Pada Umumnya A. Sumber Hukum Ketenagakerjaan

B. Pengertian Ketenagakerjaan C. Fungsi Ketenagakerjaan

C. Fungsi Ketenagakerjaan D. Sifat/ Ruang Lingkup

Bagian II : Bidang Ketenagakerjaan Sebelum Hubungan Kerja A. Pelatihan Kerja

B. Pemagangan

(3)

Bagian III : Bidang Ketenagakerjaan Selama Hubungan Kerja A. Hubungan Industrial

B. Hubungan Kerja

C. Perlindungan Tenaga Kerja D. Kesejahteraan Tenaga Kerja

E. Perselisihan Hubungan Industrial E. Perselisihan Hubungan Industrial

Bagian IV : Bidang Ketenagakerjaan Setelah Hubungan Kerja A. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

(4)

Bagian V : Pengawasan Ketenagakerjaan A. Pengertian Pengawasan B. Tujuan Pengawasan C. Jenis Pengawasan D. Obyek Pengawasan E. Pelaksana Pengawasan

F. Mekanisme Penegakan Hukum F. Mekanisme Penegakan Hukum

(5)

BAGIAN I

KETENAGAKERJAAN PADA UMUMNYA

 Perundang-undangan

A. SUMBER HUKUM KETENAGAKERJAAN

 Keputusan

 Perjanjian

(6)

B. PENGERTIAN

• Ketenagakerjaan adalah keseluruhan peraturan baik tertulis maupun tidak yang mengatur segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada masa sebelum, selama dan sesudah hubungan kerja.

• Tenaga Kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat (terdiri dari angkatan kerja dan bukan

maupun untuk masyarakat (terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja).

• Bukan Tenaga Kerja adalah penduduk yang dianggap tidak mampu dan tidak mau bekerja meskipun ada permintaan bekerja, yang berusia di bawah 15 tahun dan di atas 65 tahun (contoh: Pensiunan, Lansia, Anak-anak)

(7)

Angkatan Kerja adalah penduduk usia kerja

yang bekerja atau mempunyai pekerjaan, yang

sementara tidak bekerja dan pengangguran.

Bukan Angkatan Kerja adalah penduduk usia

kerja yang tidak bekerja, tidak mempunyai

pekerjaan dan tidak sedang mencari pekerjaan

serta yang menerima pendapatan tetapi bukan

merupakan imbalan atas sesuatu kegiatan

produktif (contoh: pelajar, mahasiswa, ibu

merupakan imbalan atas sesuatu kegiatan

produktif (contoh: pelajar, mahasiswa, ibu

rumah tangga, pensiunan dll.)

Kesempatan Kerja adalah suatu keadaan yang

menggambarkan tersedianya lapangan kerja

bagi pencari kerja

(8)

Penyebab Pengangguran

1. Perubahan Struktur Corak Ekonomi 2. Kebijakan pemerintah

3. Permintaan/kesempatan kerja berkurang 4. Kemajuan Teknologi

Pengangguran

 adl Penduduk yang tidak bekerja

Dampak Pengangguran

1. Penurunan Pendapatan Nasional 2. Menghambat Investasi

3. Penurunan Daya beli Masyarakat

(9)

Cara Mengatasi Pengangguran

1. Peningkatan mobilitas modal dan tenaga

kerja

2. Pelatihan Kerja

3. Mendirikan industri Padat karya

3. Mendirikan industri Padat karya

4. Perluasan kesempatan kerja

5. Deregulasi dan de birokratisasi di berbagai

bidang Indutri

6. Pengembangan sektor informal

7. Transmigrasi

(10)

C. FUNGSI KETENAGAKERJAAN

1. Mengatur angkatan kerja yang akan memasuki

lapangan kerja yang belum terikat dalam hubungan

kerja

2. Melindungi

hak-hak

fundamental

pekerja

dan

pengusaha

pengusaha

3. Mengatur keseimbangan dan keserasian hak-hak dan

kewajiban antara pekerja dan pengusaha

4. Menciptakan

ketenangan

kerja

dan

ketenangan

berusaha

5. Mendorong tumbuh dan berkembangnya sikap mental

sesuai dengan hubungan industrial Pancasila

(11)

D

.

SIFAT/RUANG LINGKUP KETENAGAKERJAAN

1. Sifat privat ketenagakerjaan , dapat dilihat dari :

a. Perjanjian Kerja

b. Peraturan perusahaan

c. Perjanjian kerja bersama

2. Sifat publik ketenagakerjaan, dapat dilihat dari :

2. Sifat publik ketenagakerjaan, dapat dilihat dari :

a. adanya sanksi pidana, sanksi administratif bagi

pelanggar ketentuan di bidang ketenagakerjaan;

b. ikut campur tangan pemerintah dalam menetapkan

besarnya standar upah (berupa Upah Minimum).

(12)

BAGIAN II

BIDANG HUKUM KETENAGAKERJAAN

SEBELUM HUBUNGAN KERJA

Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan

B. PELATIHAN KERJA

produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan.

Tujuan Pelatihan

Membekali, meningkatkan dan mengembangkan kompetensi kerja sehingga meningkat kemampuan, produktivitas dan kesejahteraan.

(13)

PRINSIP DASAR PELATIHAN KERJA

1. Berorientasai pada kebutuhan pasar kerja

dan pengembangan sumber daya manusia.

2. Berbasis pada kompetensi kerja

3. Bagian dari pengembangan Profesionalisme

3. Bagian dari pengembangan Profesionalisme

4. Tanggungjawab bersama antara dunia usaha,

pemerintah dan masyarakat

5. Adil dan tidak diskriminatif

(14)

 Hak untuk mengembangkan dan memperoleh pengakuan kompetensi kerja setelah mengikuti pelatihan kerja

 Penyelenggara

⁻ Lembaga pelatihan kerja swasta (Badan hukum/ perorangan, izin Disnakertrans

Disnakertrans

⁻ Lembaga Pelatihan kerja pemerintah

 Dapat diselenggarakan dengan sistem pemagangan atas dasar perjanjian. Pemagangan antara peserta dengan pengusaha yang dibuat secara tertulis. TK berhak atas pengakuan kualifikasi kompetensi kerja.

(15)

B. PEMAGANGAN

Pemagangan adalah bagian dari sistem pelatihan

kerja yang diselenggarakan secara terpadu antara

pelatihan di lembaga pelatihan dengan bekerja

secara

langsung

di

bawah

bimbingan

dan

pengawasan instruktur atau pekerja/buruh yang

lebih berpengalaman, dalam proses produksi barang

lebih berpengalaman, dalam proses produksi barang

dan/atau

jasa

di

perusahaan,

dalam

rangka

menguasai keterampilan atau keahlian tertentu.

(16)

Bimbingan karir

adalah suatu proses

membantu seseorang untuk mengerti dan

menerima gambaran tentang diri pribadinya dan

gambaran tentang dunia kerja di luar dirinya,

mempertemukan gambaran diri tersebut dengan

dunia kerja itu untuk pada akhirnya dapat

dunia kerja itu untuk pada akhirnya dapat

memilih bidang pekejaan, memasukinya dan

membina karir dalam bidang tersebut

(17)

Bimbingan Jabatan

adalah proses membantu

seseorang untuk

mengetahui dan memahami

gambaran tentang potensi diri dan dunia kerja,

untuk memilih bidang pekerjaan dan karir yang

sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan.

(18)

Pelayanan Informasi Pasar Kerja

adalah

kegiatan

untuk

memberikan

keterangan mengenai karakteristik kebutuhan

dan persediaan tenaga kerja

(19)

C. PENEMPATAN TENAGA KERJA

Pelayanan penempatan tenaga kerja adalah kegiatan untuk

mempertemukan tenaga kerja dengan pemberi kerja,

sehingga tenaga kerja dapat memperoleh pekerjaan yang

sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya, dan

pemberi kerja dapat memperoleh tenaga kerja yang sesuai

dengan kebutuhannya.

Prinsip Penempatan Tenaga Kerja

1. Berdasarkan azas terbuka, bebas, obyektif, adil dan

setara tanpa diskriminatif.

2. Kesesuaian jabatan dengan keahlian dan keterampilan.

3. Pemerataan Kesempatan kerja

(20)

Penempatan Tenaga Kerja Terdiri Dari

1. Penempatan Tenaga Kerja di Dalam Negeri.

2. Penempatan Tenaga Kerja di Luar Negeri.

Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri

1. Instansi Pemerintah yang bertanggungjawab di

bidang ketenagakerjaan.

(21)

1.

Fungsi Kartu Pencari Kerja (Kartu Kuning)

a. Bagi Pencari Kerja.

• Kelengkapan/persyaratan mencari pekerjaan

• Untuk fasilitasi fasilitasi instansi Pemerintah yang

bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan (dipertemukan dg pemberi Kerja)

b. Bagi Pemerintah b. Bagi Pemerintah

• Data Pencari Kerja.

• Dasar merencanakan program dalam rangka mengatasi pengangguran.

(22)

Pelaksana Penempatan Luar Negeri

a. Instansi Pemerintah (BNP2TKI)

(23)

Penggunaan Tenaga Kerja Asing (TKA)

Permenakertrans RI Nomor Per.02/MEN/III/2008

1

. Landasan Hukum

2.

Prinsip Penggunaan TKA

2.

Prinsip Penggunaan TKA

a. Wajib memiliki ijin

b. Pemberi kerja perseorangan dilarang mempekerjakan TKA c. Hanya dalam hubungan kerja untuk jabatan tertentu dan

(24)

a. Mempunyai RPTKA yang disahkan menteri yang membidangi ketenagakerjaan

b. Taat pada ketentuan tentang jabatan dan standar kompetensi yang baik.

c. Menunjuk tenaga kerja WNI sebagai tenaga kerja pendamping TKA untuk alih teknologi dan alih keahlian TKA

d. Membayar kompensasi untuk setiap TKA yang dipekerjakan.

3.

Kewajiban Pemberi Kerja/Pengguna TKA

d. Membayar kompensasi untuk setiap TKA yang dipekerjakan.

e. Memulangkan TKA kenegeri asal setelah hubungan kerja berakhir f. Memiliki IMTA

g. Mengikutsertakan TKA dalam program JAMSOSTEK dan atau asuransi jiwa

(25)

a. Memiliki pendidikan dan atau pengalaman kerja minimal 5 Th. Sesuai dengan jabatan yang akan diduduki

b. Membuat pernyataan kesediaan untuk mengalihkan keahliannya kepada tenaga kerja pendamping.

c. Dapat berkomunikasi dalam bahasa Indonesia.

(26)

A. HUBUNGAN INDUSTRIAL

Hubungan Industrial adalah suatu sistem hubungan yang terbentuk antara para pelaku dalam proses produksi

BAG III

BIDANG KETENAGAKERJAAN

SELAMA HUBUNGAN KERJA

terbentuk antara para pelaku dalam proses produksi barang dan/atau jasa yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan UUD RI Tahun 1945

Pelaku proses produksi dalam HI

 Pemerintah

 Pekerja/Serikat Pekerja

(27)

FUNGSI PEMERINTAH

Dalam melaksanakan hubungan industrial, pemerintah

mempunyai fungsi menetapkan kebijakan, memberikan

pelayanan, melaksanakan pengawasan, dan melakukan

penindakan terhadap pelanggaran peraturan

perundang-undangan ketenagakerjaan

FUNGSI PENGUSAHA

FUNGSI PENGUSAHA

Dalam melaksanakan hubungan industrial, pengusaha dan

organisasi pengusahanya mempunyai fungsi menciptakan

kemitraan, mengembang-kan usaha, memperluas lapangan

kerja, dan memberikan kesejahteraan pekerja/buruh secara

terbuka, demokratis, dan berkeadilan

(28)

FUNGSI PEKERJA/SERIKAT PEKERJA

Dalam melaksanakan hubungan industrial, pekerja/buruh

dan serikat pekerja/serikat buruhnya mempunyai fungsi

menjalankan

pekerjaan

sesuai

dengan

kewajibannya,

menjaga

ketertiban

demi

kelangsungan

produksi,

menyalurkan aspirasi secara demokratis, mengembangkan

menyalurkan aspirasi secara demokratis, mengembangkan

keterampilan, dan keahliannya serta ikut memajukan

perusahaan dan memperjuangkan kesejahteraan anggota

beserta keluarganya

(29)

SARANA HUBUNGAN INDUSTRIAL

1. SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH

Serikat pekerja/serikat buruh adalah organisasi yang

dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja/buruh baik di

perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat

bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung

bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung

jawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi

hak dan kepentingan pekerja/buruh serta meningkatkan

kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya

(30)

2. ORGANISASI PENGUSAHA

Organisasi pengusaha merupakan organisasi yang mandiri,

demokratis, bebas dan bertanggung jawab. yang tugas dan

fungsinya khusus menangani masalah ketenagakerjaan, dalam

rangka pelaksanaan HI di Indonesia.

(31)

3. LEMBAGA KERJA SAMA BIPARTIT

Lembaga Kerjasama Bipartit adalah Forum komunikasi,

konsultasi dan musyawarah antara wakil pengusaha dan wakil

pekerja untuk membahas masalah HI di perusahaan

Lembaga Kerjasama Bipartit berfungsi:

Menampung dan menyelesaikan keluhan-keluhan pekerja

Menciptakan ketenangan bekerja dan kelangsungan

berusaha

berusaha

Merundingkan dan merumuskan kesepakatan-kesepakatan

Meningkatkan partisipasi pekerja dalam menetapkan tata

kerja

Meningkatkan produktivitas kerja

Mempersiapkan perundingan untuk merumuskan

Perjanjian Kerja Bersama

(32)

4. LEMBAGA KERJA SAMA TRIPARTIT

Lembaga kerjasama Tripartit merupakan lembaga kerjasama

antara pengusaha, pekerja, dan pemerintah

Lembaga kerjasama Tripartit berfungsi untuk sebagai forum

konsultasi, komunikasi dan negoisasi untuk menyatukan

konsepsi, sikap dan rencana menghadapi masalah-masalah

ketenagakerjaan baik yang berdimensi waktu sekarang, yang

ketenagakerjaan baik yang berdimensi waktu sekarang, yang

timbul karena faktor-faktor yang tidak diduga (represif ),

maupun hal-hal yang akan datang (preventif).

(33)

5. PERATURAN PERUSAHAAN

Peraturan Perusahaan adalah peraturan yang dibuat secara

tertulis oleh pengusaha, memuat syarat-syarat kerja dan tata

tertib perusahaan, termasuk hak dan kewajiban pekerja serta

kewenangan dan kewajiban pengusaha.

6. PERJANJIAN KERJA BERSAMA

Perjanjian Kerja Bersama (PKB) adalah kesepakatan hasil

Perjanjian Kerja Bersama (PKB) adalah kesepakatan hasil

perundingan yang diselenggarakan oleh Serikat Pekerja atau

gabungan Serikat Pekerja yang terdaftar dengan pengusaha

atau gabungan pengusaha, memuat syarat-syarat kerja,

pengupahan dan jaminan sosial, untuk mengatur dan

melindungi hak dan kewajiban kedua belah pihak

(34)

7. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

KETENAGAKERJAAN

Untuk tertibnya kehidupan dalam masyarakat, perlu adanya

peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan diharapkan

mempunyai fungsi untuk mempercepat pemberdayaan sikap

mental dan sikap hubungan sosial HIP. Karena itu segala

peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan

peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan

yang ada perlu disesuaikan dengan jiwa dan semangat HIP.

(35)

8. LEMBAGA PENYELESAIAN PERSELISIHAN

HUBUNGAN INDUSTRIAL

Bipartit

Konsiliasi

Mediasi

Pengadilan Hubungan Industrial adalah pengadilan khusus

yang dibentuk di lingkungan pengadilan negeri yang

yang dibentuk di lingkungan pengadilan negeri yang

berwenang memeriksa, mengadili dan memberi putusan

terhadap perselisihan hubungan industrial

(36)

MOGOK KERJA

PENGERTIAN

Mogok Kerja adalah tindakan pekerja/buruh yang direncanakan dan

dilaksanakan secarabersama-sama dan/atau oleh serikat pekerja/serikat buruh untuk menghentikan atau memperlambat pekerjaan

Mogok kerja merupakan hak dasar pekerja/buruh dan serikat pekerja/buruh Mogok kerja merupakan hak dasar pekerja/buruh dan serikat pekerja/buruh

dilakukan secara sah, tertib dan damai sebagai akibat gagalnya perundingan

Pelaksanaan mogok kerja pada perusahaan yang melayani kepentingan umum dan/atau perusahaan yang jenis dan kegiatannya membahayakan

keselamatan jiwa manusia harus diatur sedemikian rupa agar tidak

mengganggu kepentingan umum dan/atau membahayakan keselamatan orang lain

(37)

Pemberitahuan Mogok

Sekurang-kurangnya 7 hari kerja sebelum mogok wajib

diberitahukan scr tertulis kpd pengusaha dan instansi yg

membidangi KK

Pemberitahuan memuat: hari, tgl, dan jam dimulai dan

diakhiri mogok kerja; tempat mogok; alasan dan sebab

diakhiri mogok kerja; tempat mogok; alasan dan sebab

mogok;tanda tangan penanggungjawab mogok

Mogok kerja yg dilakukan sesuai prosedur ( sah ) dan menuntut

hak normatif pengusaha wajib membayar upah.

(38)

PENUTUPAN PERUSAHAAN ( LOCK OUT )

PENGERTIAN

Penutupan Perusahaan ( Lock Out ) adalah tindakan pengusaha untuk menolak pekerja/buruh seluruhnya atau sebagian untuk menjalankan pekerjaan

Penutupan Perusahaan ( Lock Out ) tdk dibenarkan apabila dilakukan sbg Penutupan Perusahaan ( Lock Out ) tdk dibenarkan apabila dilakukan sbg tindakan balasan krn adanya tuntutan normatif serta harus dilakukan sesuai ketentuan hukum yg berlaku

Penutupan Perusahaan dilarang dilakukan pd perusahaan yg melayani kepentingan umum dan/atau jenis kegiatan yg membahayakan keselamatan jiwa manusia.

(39)

Pemberitahuan Penutupan Perusahaan

• Selambat-lambatnya 7 hari kerja harus diberitahukan kpd pekerja dan/atau serikat pekerja serta instansi yg membidangi KK

• Memuat : waktu (hari, tgl dan jam) dimulai dan diakhiri penutupan perusahaan (lock out); alasan dan sebab penutupan perusahaan; ditandatangani oleh pengusaha/pimpinan perusahaan ybs.

• Pemberitahuan tdk diperlukan bila pekerja melanggar prosedur mogok

• Pemberitahuan tdk diperlukan bila pekerja melanggar prosedur mogok kerja dan/atau pekerja melanggar ketentuan normatif yg diatur dlm PK, PP, PKB, atau peraturan perundang-undangan yg berlaku

(40)

B. HUBUNGAN KERJA DAN PERJANJIAN KERJA

PENGERTIAN

HUBUNGAN KERJA ADALAH HUBUNGAN ANTARA PENGUSAHA DENGAN PEKERJA/ BURUH BERDASARKAN PERJANJIAN KERJA YANG DI DALAMNYA ADANYA UNSUR PEKERJAAN, PERINTAH DAN UNSUR UPAH.

ADANYA UNSUR PEKERJAAN, PERINTAH DAN UNSUR UPAH.

PERJANJIAN KERJA ADALAH PERJANJIAN ANTARA PEKERJA/ BURUH DENGAN PENGUSAHA ATAU PEMBERI KERJA YANG MEMUAT SYARAT-SYARAT KERJA, HAK DAN KEWAJIBAN KEDUA BELAH PIHAK (UMUM).

(41)

PENGUSAHA ADALAH :

• ORANG PERSEORANGAN, PERSEKUTUAN ATAU BADAN HUKUM YANG MENJALANKAN SUATU PERUSAHAAN MILIK SENDIRI/ MILIK ORANG LAIN.

• ORANG PERSEORANGAN, PERSEKUTUAN ATAU BADAN HUKUM YANG BERADA DI INDONESIA MEWAKILI PERUSAHAAN YANG BERKEDUDUKAN DI LUAR WILAYAH INDONESIA.

PERUSAHAAN ADALAH :

• SETIAP BENTUK USAHA YANG BERBADAN HUKUM ATAU TIDAK, MILIK ORANG PERSEORANGAN, PERSEKUTUAN ATAU MILIK BADAN HUKUM,

• SETIAP BENTUK USAHA YANG BERBADAN HUKUM ATAU TIDAK, MILIK ORANG PERSEORANGAN, PERSEKUTUAN ATAU MILIK BADAN HUKUM, BAIK SWASTA MAUPUN MILIK NEGARA YANG MEMPEKERJAKAN PEKERJA/ BURUH DENGAN MEMBAYAR UPAH ATAU IMBALAN DALAM BENTUK LAIN.

• USAHA SOSIAL DAN USAHA LAIN YANG MEMPUNYAI PENGURUS DAN MEMPEKERJAKAN ORANG LAIN DENGAN MEMBAYAR UPAH ATAU IMBALAN DALAM BENTUK LAIN.

(42)

HUB. KERJA

FORMAL

ADANYA PERJ. KERJA ADANYA PERJ. KERJA TERTULIS/ LISAN TERTULIS/ LISAN

UNSUR HUB. KERJA LENGKAP UNSUR HUB. KERJA LENGKAP

HUB. KERJA

INFORMAL

UNSUR HUB. KERJA TDK UNSUR HUB. KERJA TDK

LENGKAP LENGKAP BERSIFAT KEMITRAAN BERSIFAT KEMITRAAN PERJANJIAN KERJASAMA PERJANJIAN KERJASAMA

(43)

HUBUNGAN KERJA

• HUB. KERJA TERJADI KARENA ADA PERJANJIAN KERJA (PK).

• PERJANJIAN KERJA DIBUAT TERTULIS DAN LISAN.

• HAL DAN BIAYA PEMBUATAN PK TNGG. JWB PENGUSAHA.

• PK TIDAK BOLEH BERTENTANGAN DENGAN PP, PKB DAN PER-UU.

• PK DIBUAT UNTUK WAKTU TERTENTU DAN TIDAK TERTENTU.

PKWT (Perjanjian Kerja Waktu Tertentu)

• PKWT ATAS DASAR :

- JANGKA WAKTU TERTENTU;

- SELESAINYA SUATU PEKERJAAN TERTENTU.

• PKWT HARUS TERTULIS; B.INDONESIA DAN HURUF LATIN. JIKA TIDAK TERPENUHI MENJADI PKWTT.

(44)

1. PKWT HANYA UNTUK PEKERJAAN TERTENTU YANG MENURUT JENIS DAN SIFAT ATAU KEGIATANNYA SELESAI DALAM WAKTU TERTENTU, YAITU:

 SEKALI SELESAI ATAU SEMENTARA SIFATNYA.

 PENYELESAIAN TIDAK TERLALU LAMA, PALING LAMA 3 TAHUN.

 BERSIFAT MUSIMAN.

 BERHUBUNGAN DENGAN PRODUK BARU, KEGIATAN BARU, PRODUK DALAM PERCOBAAN ATAU PENJAJAKAN.

2. PKWT TDK BOLEH UNTUK PEKERJAAN BERSIFAT TETAP. 2. PKWT TDK BOLEH UNTUK PEKERJAAN BERSIFAT TETAP.

Penjelasan:

(BERSIFAT TETAP YAITU SIFATNYA TERUS MENERUS, TDK TERPUTUS-PUTUS, TDK DIBATASI WAKTU, MERUPAKAN BAGIAN PROSES PRODUKSI, ATAU BUKAN MUSIMAN YAITU TIDAK TERGANTUNG CUACA ATAU KONDISI TERTENTU.

PEKERJAAN YANG TERGANTUNG CUACA ATAU HANYA PADA KONDISI TERTENTU PEKERJAAN YANG DIBUTUHKAN, DAPAT DILAKUKAN PKWT.

(45)

3. PKWT PALING LAMA 2 THN, DAPAT DIPERPANJANG 1 KALI PALING LAMA 1 THN.

PEMBAHARUAN PKWT SETELAH LEWAT WAKTU 30 HARI SETELAH PKWT LAMA BERAKHIR, PEMBAHARUAN HANYA BOLEH 1 KALI UNTUK WAKTU PALING LAMA 2 THN.

TIDAK MEMENUHI KETENTUAN 1, 2 DAN 3, PKWT HARUS MENJADI PKWTT.

PKWTT.

APABILA PKWT DIAKHIRI BELUM HABIS WAKTUNYA, PIHAK YANG MENGAKHIRI WAJIB MEMBAYAR GANTI RUGI KEPADA PIHAK LAINNYA, SEBESAR UPAH/ GAJI SAMPAI BERAKHIRNYA WAKTU YANG DIPERJANJIKAN.

(46)

PKWTT (Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu)

• PERJANJIAN KERJA WAKTU TIDAK TERTENTU DAPAT DIBUAT TERTULIS ATAU LISAN.

• APABILA PKWT SECARA LISAN, PENGUSAHA HARUS MEMBUAT SURAT PENGANGKATAN.

• DALAM PKWTT ATAU SURAT PENGANGKATAN DAPAT MENSYARATKAN

• DALAM PKWTT ATAU SURAT PENGANGKATAN DAPAT MENSYARATKAN MASA PERCOBAAN PALING LAMA 3 BULAN.

APABILA TIDAK DICANTUMKAN, MASA PERCOBAAN DIANGGAP TIDAK ADA.

• DALAM MASA PERCOABAAN, DILARANG MEMBAYAR UPAH LEBIH RENDAH DARI UPAH MINIMUM.

(47)

PKWT ATAS PEKERJAAN

 UNTUK PEKERJAAN YANG SEKALI SELESAI (BERSIFAT SEMENTARA).

 ADA BATASAN SELESAINYA PEKERJAAN.

 MAX 3 TAHUN.

 < 3 TAHUN SELESAI  OTOMATIS

PKWT ATAS DASAR PRODUK BARU

 BERSIFAT UJI COBA/ TAMBAHAN/ PENJAJAGAN.

 MAX 2 TAHUN.

 DAPAT DIPERPANJANG 1X MAX 1 TAHUN.

 TANPA ADA PEMBAHARUAN.

 < 3 TAHUN SELESAI  OTOMATIS PKWT SELESAI.

 > 3 TAHUN  PEMBAHARUAN SETELAH 30 HARI >< PKWTT.

 BOLEH PEMBAHARUAN.

(PERPANJANGAN  LIHAT PASAL 59-4).

 TANPA ADA PEMBAHARUAN.

 HANYA UNTUK PEKERJA YANG MELAKUKAN PEKERJAAN DI LUAR PEKERJAAN YANG BIASA

DILAKUKAN PERUSAHAAN.

 BILA ADA PENYIMPANGAN 

(48)

PKWT BERSIFAT MUSIMAN

 PEKERJAAN TERGANTUNG MUSIM/ CUACA.

 BISA ATAS DASAR PESANAN/ ORDER.

 HANYA DIBERLAKUKAN BAGI TK YANG MELAKUKAN PEKERJAAN TAMBAHAN >< PKWTT.

PKWT HARIAN LEPAS

 UNTUK PEKERJAAN TERTENTU YANG BERUBAH-UBAH DALAM WAKTU DAN VOLUME PEKERJAAN.

 < 21 HARI PER BULAN.

 21 HARI / LEBIH DAN SELAMA 3 BULAN/ LEBIH MAKA HUBUNGAN KERJA BERUBAH PKWTT.

TAMBAHAN >< PKWTT.

 HARUS DIBUAT DAFTAR NAMA PEKERJA YANG MELAKUKAN PEKERJAAN.

 HANYA UNTUK SATU JENIS PEKERJAAN PADA MUSIM TERTENTU >< PKWTT.

KERJA BERUBAH PKWTT.

 BISA DIBUAT PERORANGAN/ KOLEKTIF

(NAMA DAN ALAMAT

PERUSAHAAN DAN PEKERJA, JENIS PEKERJAAN YANG DILAKUKAN, BESAR UPAH PEKERJA).

(49)

CONTOH : MASA VAKUM PK I (30 HR) PERPANJ. PEMBAHR. A. 2 TH 1 TH 2 TH PK I PERPJ. PEMBHR. B. 1 TH 1 TH VAKUM 1 TH 30 HR

(50)

PENYERAHAN PEKERJAAN KEPADA

PIHAK LAIN (OUTSOURCING)

1. PERUSAHAAN DAPAT MENYERAHKAN SEBAGIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KEPADA PERUSAHAAN LAIN MELALUI PEMBORONGAN PEKERJAAN ATAU PENYEDIAAN JASA PEKERJA, YANG DIBUAT SECARA TERTULIS.

2. PEKERJAAN YANG DISERAHKAN HARUS MEMENUHI SYARAT: 2. PEKERJAAN YANG DISERAHKAN HARUS MEMENUHI SYARAT:

 TERPISAH DARI KEGIATAN UTAMA.

 DILAKUKAN DENGAN PERINTA LANGSUNG ATAU TIDAK LANGSUNG DARI PEMBERI PEKERJAAN.

 MERUPAKAN KEGIATAN PENUNJANG SECARA KESELURUHAN.

 TIDAK MENGHAMBAT PROSES PRODUKSI SECARA LANGSUNG. 3. PERUSAHAAN “LAIN” HARUS BERBADAN HUKUM PT DAN MEMPUNYAI

(51)

4. PERLINDUNGAN DAN SYARAT KERJA MINIMAL SAMA.

5. HUB. KERJA DALAM PELAKSANAAN PEKERJAAN DIATUR DALAM PERJANJIAN KERJA TERTULIS ANTARA PERUSAHAAN LAIN DENGAN PEKERJA.

6. HUB. KERJA DAPAT DENGAN PKWTT ATAU PKWT APABILA MEMENUHI PERSYARATAN.

7. JIKA KETENTUAN NO. 2 DAN 3 TIDAK TERPENUHI, DEMI HUKUM HUB. KERJA MENJADI DENGAN PEMBERI KERJA.

(52)

PERUSAHAAN PENYEDIA JASA PEKERJA

1. PEKERJA DARI PERUSAHAAN PENYEDIA JASA PEKERJA TIDAK BOLEH DIGUNAKAN PEMBERI KERJA, UNTUK KEGIATAN POKOK ATAU KEGIATAN LANGSUNG PROSES PRODUKSI, KECUALI KEGIATAN JASA PENUNJANG ATAU YANG TIDAK BERHUBUNGAN LANGSUNG PROSES PRODUKSI.

JASA PENUNJANG SEPERTI: CLEANING SERVICE, CATERING, SECURITY/ SATUAN PENGAMANAN, USAHA JASA PENUNJANG DI MIGAS DAN PENYEDIAAN ANGKUTAN BURUH.

2. PENYEDIA JASA PEKERJA HARUS MEMENUHI SYARAT:

 ADA HUB. KERJA ANTARA PEKERJA DENGAN PERUSAHAAN PENYEDIA JASA PEKERJA.

 ADA HUB. KERJA ANTARA PEKERJA DENGAN PERUSAHAAN PENYEDIA JASA PEKERJA.

 HUB. KERJA BOLEH PKWTT DAN PKWT YANG MEMENUHI SYARAT.

 PERLINDUNGAN, UPAH DAN KESJA, SYAKER DAN PERSELISIHAN YANG TIMBUL MENJADI TGG JWB PENYEDIA JASA PEKERJA.

 PERJANJIAN ANTARA PERUSAHAAN PENGGUNA DAN PENYEDIA JASA PEKERJA WAJIB MENYESUAIKAN DG UU.

(53)

C. PERLINDUNGAN TENAGA KERJA

Penyandang Cacat

Anak

Perempuan

Waktu Kerja

Waktu Kerja

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pengupahan

(54)

Penyandang Cacat

Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja penyandang

cacat wajib memberikan sesuai dengan jenis dan derajat

kecacatannya

Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja 100 orang wajib

Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja 100 orang wajib

mempekerjakan 1 orang penyandang cacat yang memenuhi

kompetensi jabatan

(55)

Anak

Pengusaha dilarang mempekerjakan anak

Anak adalah setiap orang yang berumur di bawah 18 tahun

Kecuali anak yg berumur antara 13 th s/d 15 th dapat

melakukan pekerjaan ringan sepanjang tidak mengganggu

perkembangan dan kesehatan fisik, mental dan sosial, dg

perkembangan dan kesehatan fisik, mental dan sosial, dg

syarat: izin tertulis dr ortu/wali; perj. Kerja dg ortu/wali;

waktu kerja maks. 3 jam; dilakukan pd siang hari dan tdk

mengganggu wkt sekolah; K3; hub. Kerja jelas; upah sesuai

ketentuan yg berlaku; tempat kerja dipisahkan dg tempat

kerja pekerja dewasa

(56)

Pekerjaan terburuk

1. Segala pekerjaan dalam bentuk perbudakan atau sejenisnya

2. Segala pekerjaan yg memanfaatkan, menyediakan atau

menawarkan anak untuk pelacuran, produksi pornografi,

pertunjukan porno atau perjudian

pertunjukan porno atau perjudian

3. Segala pekerjaan yg memanfaatkan, menyediakan atau

melibatkan anak untuk produksi dan perdagangan minuman

keras, narkotika, psikotropikadan zat adiktif lainnya

4. Semua pekerjaan yg membahayakan kesehatan,

keselamatan atau moral anak

(57)

Perempuan

Pengusaha dilarang

mempekerjakan pekerja perempuan di bwh 18 th antara pkl 23.00

s/d pkl 07.00

Mempekerjakan pekerja perempuan hamil antara pkl 23.00 s/d

07.00 apbl menurut dokterberbahaya bg kesehatan dan

keselamatan kandungannya

keselamatan kandungannya

Pengusaha wajib

memberikan makanan dan minuman bergizi dan menjaga

kesusilaan dan keamanan selama di tempat kerja (pkl 23.00 s/d pkl

07.00)

Menyediakan angkutan antar jemput yg bekerja antara pkl 23.00

s/d 05.00

(58)

Waktu Kerja

7 jam sehari dan 40 jam seminggu (6 hr kerja); atau 8

jam sehari dan 40 jam seminggu (5 hr kerja)

Pengusaha yg mempekerjakan melebihi waktu kerja

hrs memenuhi syarat ada persetujuan pekerja ybs

hrs memenuhi syarat ada persetujuan pekerja ybs

dan lembur paling banyak 3 jam sehari dan 14 jam

seminggu

Kelebihan waktu kerja yg memenuhi syarat wajib

(59)

Pengusaha wajib memberikan wkt :

Istirahat antara jam kerja (4 jam terus menerus minimal 30

menit)

Istirahat mingguan

Cuti tahunan

Istirahat Panjang

Istirahat Panjang

Memberikan kesempatan yg cukup untuk melaksanakan

ibadah yg diwajibkan oleh agama

Istirahat pd hari pertama dan kedua haid bila merasakan sakit

Istirahat bersalin 1,5 bln seblm dan 1,5 bln sesdh melahirkan

Istirahat 1,5 bln bila mengalami keguguran

(60)

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pekerja berhak memperoleh perlindungan

Keselamatan dan kesehatan kerja

Moral dan kesusilaan

Perlakuan yg sesuai dg harkat, martabat serta nilai2 agama

Perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen K3

yg terintegrasi dg sistem manajemen perusahaan

sesuai perat. Perundang-undangan

(61)

Pengupahan

upah minimum

upah kerja lembur

upah tidak masuk kerja karena berhalangan;

upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain di luar

pekerjaannya;

upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerjanya;

bentuk dan cara pembayaran upah;

denda dan potongan

bentuk dan cara pembayaran upah;

denda dan potongan

upah;

hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan

upah;

struktur dan skala pengupahan yang proporsional;

upah untuk pembayaran pesangon; dan

(62)

D. KESEJAHTERAAN TENAGA KERJA

Jaminan sosial tenaga kerja

Penyediaan fasilitas kesejahteraan

Koperasi pekerja

Tunjangan Hari Raya Keagamaan

Tunjangan Hari Raya Keagamaan

Tempat ibadah

(63)

E. PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

Pengertian PHI :

Perbedaan pendapat yang mengakibatkan pertentangan

antara pengusaha atau gabungan pengusaha dengan pekerja

atau Serikat Pekerja

Macam PHI :

Macam PHI :

1. Perselisihan Hak

2. Perselisihan Kepentingan

3. Perselisihan PHK

(64)

Prosedur/Tata cara Penyelesaian PPHI

1. Perindingan Bipartit

2. Konsiliasi, arbitrage, Mediasi

3. Pengadilan Hubungan Industrial

4. Mahkamah Agung

(65)

Lembaga Penyelesaian PHI :

1. Konsiliator

2. Arbiter

3. Mediator

4. Pengadilan Hubungan Industrial

4. Pengadilan Hubungan Industrial

5. Mahkamah Agung

(66)

BAG IV

BIDANG HUKUM KETENAGAKERJAAN

SETELAH HUBUNGAN KERJA

A. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

Pengertian

Pemutusan Hubungan Kerja adalah pengakhiran hubungan kerja

karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya

hak dan kewajiban antara pekerja dan pengusaha

(67)

RUANG LINGKUP KETENTUAN PHK

Ketentuan mengenai pemutusan hubungan kerja meliputi

pemutusan hubungan kerja yang terjadi di badan usaha yang

berbadan hukum atau tidak, milik orang perseorangan, milik

persekutuan atau milik badan hukum, baik milik swasta

maupun milik negara, maupun usaha sosial dan

usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan mempekerjakan

usaha lain yang mempunyai pengurus dan mempekerjakan

orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam

(68)

PRINSIP PHK

1. Pengusaha, Pekerja, Serikat pekerja dan pemerintah dengan

segala upaya harus mengusahakan agar tidak terjadi PHK

2. Bila tidak dapat dihindari terjadinya PHK maka harus

dirundingkan SP/Pekerja yang bersangkutan

3. Bila perundingan gagal pengusaha hanya dapat memutus

3. Bila perundingan gagal pengusaha hanya dapat memutus

hubungan kerja setelah ada penetapan dari Lembaga

Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

(69)

PENYEBAB PHK

1. Tidak Perlu Penetapan

Masa percobaan, pensiun, Pengunduran Diri, Meninggal

Dunia, Berakhirnya PKWT, Pekerja ditahan yang berwajib

lebih dari 6 bulan

2. Memerlukan Penetapan

2. Memerlukan Penetapan

Kesalahan Berat (Mencuri, Penipuan, dll)

Kesalahan Ringan (Mangkir, Melanggar Tatib)

Tanpa Kesalahan (Efisiensi, Perusahaan tutup, Pailit,

Perubahan kepemilikan, Pindah lokasi, dll)

3. Azas

Keseimbangan

Pekerja

dapat

mengajukan

permohonan PHK, bila Pengusaha melalaikan kewajibannya

atau tindak pidana pada pekerja

(70)

LARANGAN PHK

-

Sedang dalam keadaan sakit

-

Memenuhi kewajiban terhadap negara

-

Menjalankan perintah agama

-

Sesama pekerja menikah

-

Mempunyai pertalian darah

-

Pekergja

hamil,

melahirkan,

gugur

kandungan,

-

Pekergja

hamil,

melahirkan,

gugur

kandungan,

menyusui

-

Kebebasan berserikat

-

Pekerja/Buruh mengagdukan pengusaha – tindak

pidana

-

Perbedaan paham, sara, politik, gol. Gender, kondisi

Fisik

(71)

Kompensasi PHK

1. PKWT

B. Akibat Hukum Pemutusan Hubungan

Kerja (PHK)

a. Sesuai dengan perjanjian,

tidak ada ganti

rugi atau Kompensasi

b. PHK

sebelum

selesai

perjanjian

tanpa

kesalahan wajib memberikan ganti kerugian

pada pihak yang lain

(72)

2. PKWTT

a. Wajib diberikan kompensasi PHK kepada pekerja

berupa :

a)

Uang Pesangon

b)

Uang Penghargaan masa kerja

c)

Uang Pengganti hak

c)

Uang Pengganti hak

d)

Uang Pisah

b. Setiap PHK berbeda kompensasi PHK, tergantung

pada alasan PHK

(73)

B. JAMSOSTEK

1. Pengertian :

Suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk

santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian

penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan

sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami

sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami

oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil,

bersalin, hari tua dan meninggal dunia.

(74)

2. Sifatnya Wajib

3. Program JAMSOSTEK

a.

JKK

b.

JKM

c.

JHT

d.

JPK

d.

JPK

4. Pekerja dalam hubungan kerja wajib diikutsertakan

pada 4 program pekerja diluar hubungan kerja

sesuai kemampuan minimal 2 program

(75)

A. Pengertian :

Kegiatan mengawasi dan menegakkan

pelkaksanaan peraturan Perundang-undangan di

bidang ketenagakerjaan

BAG V

BIDANG PENGAWASAN KETENAGA KERJAAN

bidang ketenagakerjaan

B. Tujuan :

Agar peraturan Perundang-undangan di bidang

ketenagakerjaan dilaksanakan sesuai ketentuan.

(76)

C. Jenis Pemeriksaan

a.

Pemeriksaan Pertama

b.

Pemeriksaan Berkala

c.

Pemeriksaan Ulang

d.

Pemeriksaan Khusus

D. Obyek Pengawasan

D. Obyek Pengawasan

a.

Norma Kerja

b.

Norma Penempatan

c.

Norma Jamsostek

d.

Norma Hubungan Kerja

(77)

E. Pelaksana

Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan

PPNS

F. Mekanisme Penegakan Hukum

Pemeriksaan

Pemeriksaan

Nota Pemeriksaan

Berita Acara Pemeriksaan

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan koordinator KIA, dimana sebagian besar responden yang mendapatkan skor kurang dari rata-rata, dalam penerapan fungsi pengarahan

Kuspriyatno, Prakoso, 2006, “Tindak Pidana Pda Cakram Optik (Optical Disc) Dalam Perspektif Kebijakan Hukum Pidana Di Indonesia”, Tesis, Program Pascasarjana, Universitas

Jenis data yang digunakan dalam pengkajian ini adalah data primer, meliputi karakteristik petani contoh, kinerja model Kawasan Rumah Pangan Lestari (m-KRPL) serta

Diajukan untuk memperoleh salah satu syarat memperoleh Gelar Doktor Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Pemanfaatan tumbuhan ini dilakukan dengan sistem pewarisan yang berasal dari penuturan dari ahli- ahli pengobatan atau berasal dari kebiasaan yang diajarkan oleh

Tahapan ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan fokus penelitian dari lokasi penelitian dalam tahap pengumpulan data ini

a. Penerapan model pembelajaran CTL sebagai model pembelajaran IPA di kelas VII semester genap SMP PGRI Kedokanbunder.. Imbas penerapan model pembelajaran CTL terhadap

 Administrative distance (AD) adalah fitur yang dimiliki oleh router untuk memilih jalur terbaik ketika terdapat dua atau lebih jalur menuju tujuan yang sama dari dua