• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT DUTA PERTIWI NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT DUTA PERTIWI NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

30 JUNI 2016 DAN 30 JUNI 2015 (TIDAK DIAUDIT) KECUALI LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL

(2)

Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Konsolidasian 1

Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 3

Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 4

Laporan Arus Kas Konsolidasian 5

(3)
(4)

ASET

ASET LANCAR

Kas dan setara kas 2d , 3 104.185.209.127 101.814.991.509

Piutang Usaha - Pihak ketiga 2f , 4 11.754.240.050 13.617.649.620

Piutang lain-lain

Pihak berelasi 2m , 30 14.600.000.000 1.400.000.000

Pihak ketiga 5 1.170.367.960 1.192.885.644

Aset keuangan lancar lainnya

Dimiliki hingga jatuh tempo 6 15.000.000.000 15.000.000.000

Tersedia untuk dijual 2e , 7 4.869.864.543 7.566.026.593

Persediaan 2g , 8 27.616.688.848 36.630.468.186

Biaya dibayar di muka 2h , 9 576.771.463 221.969.017

Pajak dibayar dimuka 16a 5.752.998.782 7.655.475.610

Total Aset Lancar 185.526.140.773 185.099.466.179

ASET TIDAK LANCAR

Properti Investasi 2j , 10 2.268.826.133 2.269.476.133

Aset tetap 2k , 11 11.833.522.552 12.324.438.849

Aset pajak tangguhan bersih 2p , 16d 10.145.602.168 9.842.885.364

Beban eksplorasi ditangguhkan 2l 28 85.285.931.855 64.942.303.846

Uang jaminan 4.540.000 4.540.000

Total Aset Tidak Lancar 109.538.422.708 89.383.644.192

TOTAL ASET 295.064.563.481 274.483.110.371

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian ini.

Direktur

Pontianak, 25 Juli 2016 S.E. & O.

(5)

LIABILITAS JANGKA PENDEK

Utang usaha - pihak ketiga

12

10.538.932.859 9.667.682.334

Utang lain-lain - pihak ketiga

13

251.425.300 251.425.300

Utang dividen

14

2.874.801.663 1.347.056.438

Biaya yang masih harus dibayar

15

418.301.844 132.537.992

Utang pajak

16b

1.654.155.676 2.246.640.777

17

219.780.000 219.780.000

Total liabilitas jangka pendek 15.957.397.342 13.865.122.841

LIABILITAS JANGKA PANJANG

Kewajiban imbalan pasca kerja

2o , 18

21.386.838.667 19.321.908.486

Total Liabilitas jangka panjang 21.386.838.667 19.321.908.486

TOTAL LIABILITAS 37.344.236.009 33.187.031.327

EKUITAS Modal saham

Modal dasar 540.000.000 lembar saham 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 nilai nominal Rp 250 per saham Modal ditempatkan dan disetor penuh

saham pada 30 Juni 2016 dan

31 Desember 2015

19

82.782.488.000 82.782.488.000

Tambahan Modal Disetor

20

(2.001.838.246) (2.001.838.246)

Penghasilan komprehensif lainnya 2.546.145.092 3.182.174.165

Saldo laba

Ditentukan penggunaannya 5.600.000.000 5.250.000.000

Belum ditentukan penggunaannya

21

129.027.409.371 124.911.840.170

Jumlah ekuitas yang dapat diatribusikan kepada

Pemilik entitas induk 217.954.204.217 214.124.664.089

Kepentingan nonpengendali

22

39.766.123.255 27.171.414.955

Total Ekuitas 257.720.327.472 241.296.079.044

TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 295.064.563.481 274.483.110.371

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian ini.

Jaminan Sewa Kantor

Direktur S.E. & O. Budiono Pontianak, 25 Juli 2016 331.129.952

(6)

Beban Pokok penjualan 2n 24 47.304.459.908 48.593.368.038 LABA BRUTO 15.712.016.042 16.561.953.132 Beban usaha 25 (12.699.291.752) (11.788.171.755) Pendapatan lain-lain 26 4.787.293.199 5.878.253.145 Beban lain-lain 27 (944.537.091) (30.491.464) LABA USAHA 6.855.480.398 10.621.543.058

LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 6.855.480.398 10.621.543.058 Penghasilan (beban) pajak penghasilan 2p 16c (1.339.553.137) (1.707.747.946) LABA TAHUN BERJALAN 5.515.927.261 8.913.795.112 PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN :

Pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi Keuntungan (kerugian) aktuarial atas program

pensiun manfaat pasti 18 (893.861.714) (134.481.275)

Bagian pendapatan komprehensif lain

dari entitas asosiasi - -Pajak penghasilan terkait dengan pos yang tidak

direklasifikasi 16d 223.465.429 33.620.319

(670.396.285)

(100.860.956) Pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi

Aset keuangan tersedia untuk dijual

keuntungan (kerugian) tahun berjalan 7 716.843.051 (241.745.259)

Transfer ke laba rugi (671.020.101) (47.157.204)

Pajak penghasilan terkait dengan pos yang

yang direklasifikasi 16d (11.455.738) 72.225.616

34.367.212

(216.676.847) (636.029.073)

(317.537.803) TOTAL PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN 4.879.898.188 8.596.257.309 Laba rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan

kepada :

Pemilik entitas induk 6.121.218.961 9.241.977.208

Kepentingan nonpengendali (605.291.700) (328.182.096)

5.515.927.261

8.913.795.112

Total laba rugi komprehensif tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada :

Pemilik entitas induk 5.485.189.888 8.924.439.405

Kepentingan nonpengendali 22 (605.291.700) (328.182.096)

4.879.898.188

8.596.257.309

Laba per saham dasar 2q 29 18,49 27,91

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian ini.

Pontianak, 25 Juli 2016 S.E. & O. PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN

(7)

Modal Ditempatkan Ditentukan Belum Ditentukan Keuntungan (kerugian) Entitas Induk nonpengendali Ekuitas

Catatan dan Disetor Penggunaannya Penggunaannya aktuaria

Rp Rp Rp Rp Rp Rp

Saldo 01 Januari 2015 82.782.488.000 93.450.650 4.900.000.000 121.117.336.180 1.028.498.604 - 209.921.773.434 26.160.748.838 236.082.522.272 Efek perubahan kebijakan akuntansi (1.848.810.055) 1.824.114.656 (24.695.399) (16.463.597) (41.158.996) Saldo 01 Januari 2015 (disajikan kembali) 82.782.488.000 93.450.650 - 4.900.000.000 119.268.526.125 1.028.498.604 1.824.114.656 209.897.078.035 26.144.285.241 236.041.363.276

Peningkatan modal - -

-Cadangan Umum 350.000.000 (350.000.000) -

-Deviden Tunai (4.966.949.280) (4.966.949.280) (4.966.949.280)

Total Laba komprehensif tahun berjalan - 9.241.977.208 9.241.977.208 (328.182.096) 8.913.795.112

Pendapatan komprehensif lain (181.308.944) (100.860.956) (282.169.900) (282.169.900)

- Transfer ke laba rugi (35.367.903) (35.367.903) (35.367.903)

82.782.488.000

93.450.650 - 5.250.000.000 123.193.554.053 811.821.757 1.723.253.700 213.854.568.160 25.816.103.145 239.670.671.305

Total ekuitas Kepentingan Total

Modal Ditempatkan Ditentukan Belum Ditentukan Entitas Induk nonpengendali Ekuitas

Catatan dan Disetor Penggunaannya Penggunaannya

Saldo 01 Januari 2016 82.782.488.000 93.450.650 (2.095.288.896) 5.250.000.000 124.911.840.170 618.110.771 2.564.063.394 214.124.664.089 27.171.414.955 241.296.079.044

Peningkatan modal - 13.200.000.000 13.200.000.000

Cadangan Umum 350.000.000 (350.000.000) -

-Deviden Tunai (1.655.649.760) (1.655.649.760) (1.655.649.760)

Total Laba komprehensif tahun berjalan 6.121.218.961 6.121.218.961 (605.291.700) 5.515.927.261

Pendapatan komprehensif lain 537.632.288 (670.396.285) (132.763.997) (132.763.997)

- Transfer ke laba rugi (503.265.076) (503.265.076) (503.265.076)

82.782.488.000

93.450.650 (2.095.288.896) 5.600.000.000 129.027.409.371 652.477.983 1.893.667.109 217.954.204.217 39.766.123.255 257.720.327.472 Penghasilan Komprehensif Lainnya

Saldo Laba

Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual Selisih transaksi perubahan ekuitas anak Keuntungan (kerugian) aktuaria perubahan ekuitas anak Saldo 30 Juni 2016

Tersedia untuk Dijual

Saldo 30 Juni 2015

Tambahan modal disetor Agio Saham

(8)

Penerimaan dari pelanggan 67.036.772.340 66.303.402.462

Penerimaaan bunga dari aktivitas operasi 738.503.904 389.110.150

Penerimaan kas lainnya 1.005.114.250 513.630.000

Pembayaran kepada pemasok (34.897.258.536) (39.921.069.696)

Pembayaran gaji dan tunjangan (13.911.326.525) (14.332.357.859)

Pembayaran beban operasi lainnya (3.492.137.476) (2.509.333.481)

Kas yang diperoleh (digunakan untuk) operasi 16.479.667.957 10.443.381.576

Pengembalian (pembayaran) pajak 1.588.867.460 (2.828.340.082)

Arus kas neto dari aktivitas operasi 18.068.535.417 7.615.041.494

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI:

Penerimaan bunga 3.071.671.395 3.699.139.743

Penerimaan dividen 51.475.527 137.554.451

Pencairan (penempatan) aset keuangan dimiliki

hingga jatuh tempo - 20.241.600.000

Pencairan (penempatan) aset keuangan tersedia

untuk dijual 2.588.501.351 6.062.351.742

Pembayaran untuk perolehan aset tetap 11 (424.859.091) (1.179.236.836)

Penerimaan dari Penjualan aset tetap 11 70.000.000 12.500.000

Uang muka penambahan Aset tetap - 100.000.000

Penambahan biaya eksplorasi ditangguhkan (20.343.628.009) (1.627.480.540)

Arus kas neto untuk aktivitas investasi (14.986.838.827) 27.446.428.560

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN:

Peningkatan modal disetor anak perusahaan -

-Pembayaran dividen tunai -

-Piutang kepada pihak berelasi -

-Arus kas neto untuk aktivitas pendanaan -

-KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS 3.081.696.590 35.061.470.054

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 101.814.991.509 69.675.743.234

Efek perubahan nilai kurs pada kas dan setara kas (711.478.972) 1.280.151.209

SALDO AKHIR KAS DAN SETARA KAS 104.185.209.127 106.017.364.497

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.

(9)

a. Pendirian dan Informasi Umum

Dewan Komisaris 30 Juni 2016 31 Desember 2015

Komisaris Utama Tn. Ng Tjie Koang Tn. Ng Tjie Koang

Komisaris Tn. Budi Satria Sanusi Tn. Budi Satria Sanusi

Komisaris Independen Tn. Corneiles Tedjo E..,SE,MBA Tn. Corneiles Tedjo E..,SE,MBA

Direksi

Direktur Utama Tn. Siang Hadi Widjaja Tn. Siang Hadi Widjaja

Direktur Tn. Ir. Winata Indradjaja Tn. Ir. Winata Indradjaja

Direktur Tn. Ir. Honky Widjaja Tn. Ir. Honky Widjaja

Direktur Tidak Terafiliasi Tn. Budiono Tn. Budiono

Komite Audit

Ketua Tn. Corneiles Tedjo E.,SE,MBA Tn. Corneiles Tedjo E.,SE,MBA

Anggota Tn.Tjhin Khim Kiat, SE Tn.Tjhin Khim Kiat, SE

Tn. Drs. Halim Makopolo Tn. Drs. Halim Makopolo

PT Duta Pertiwi Nusantara (Perusahaan) didirikan berdasarkan akta No. 45 tanggal 18 Maret 1982 dari Jahja Irwan Sutjiono, S.H., notaris di Jakarta. Akta Pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-2-12-HT-01.04 th. 86 tanggal 4 Januari 1986. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir dengan Akta No. 34 tanggal 11 Juni 2009 dari Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta, mengenai perubahan anggaran dasar untuk disesuaikan dengan Peraturan Bapepam-LK No. IX.J.1. tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor : Kep-179/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008. Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah didaftarkan kepada Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Direktorat Jendral Administrasi Hukum Umum dengan No. AHU-0002536.AH.01.09. Th 2010 tanggal 14 Januari 2010.

Perusahaan berdomisili di Pontianak, Kalimantan Barat. Kantor Pusat beralamat di Jl Tanjungpura No. 263 D,

Pontianak 78122 sedangkan pabrik berlokasi di Jl. Adisucipto Km. 10,6 Desa Teluk Kapuas, Kec. Sei Raya, Kab. Kubu Raya, Pontianak 78391.

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi industri lem, barang-barang kimia dan pertambangan. Perusahaan mulai berproduksi secara komersial pada tahun 1987. Hasil produksi Perusahaan dipasarkan di dalam negeri.

Pada periode laporan yang disajikan tidak terdapat ekspansi maupun penciutan usaha

Jumlah karyawan Perusahaan untuk tahun yang berakhir 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 adalah masing-masing 104 dan 105 orang.

Susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 sebagai berikut:

Jumlah kompensasi yang diterima oleh Dewan Komisaris dan Dewan Direksi Perusahaan, untuk periode yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 masing-masing sebesar Rp 7.183.756.435 dan Rp 17.192.648.705

(10)

b. Penawaran Umum Saham Perusahaan

c. Entitas Anak

Perusahaan memiliki saham Entitas anak, sebagai berikut :

Entitas Anak Domisili Jenis Usaha

PT Intitirta Primasakti Jakarta Pertambangan

d. Penerbitan laporan keuangan

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING

a. Penyajian laporan keuangan konsolidasian

Mata uang fungsional Perusahaan adalah dalam Rupiah dan setiap Entitas Anak di dalam Kelompok Usaha menetapkan mata uang fungsionalnya sendiri dan transaksi-transaksi di dalam laporan keuangan dari setiap entitas diukur berdasarkan mata uang fungsional tersebut. Mata uang penyajian yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah mata uang Rupiah (Rp).

31 Desember 2015

67% 122.777.604.138 84.532.662.813

Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan konsolidasian dan telah menyetujui untuk menerbitkan laporan keuangan konsolidasi Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2016 pada tanggal 25 Juli 2016

Untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas mencakup kas, bank dan investasi jangka pendek yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dan yang tidak dijadikan jaminan

Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yaitu Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) No. VIII.G.7 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik, yang terlampir dalam surat keputusan No. KEP-347/BL/2012.

Laporan keuangan konsolidasian tersebut disusun berdasarkan nilai historis

Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan dasar akrual, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian

67%

Sampai dengan tanggal 30 Juni 2016, entitas anak sedang melakukan kegiatan pekerjaan pengeboran di lokasi tambang Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) bertujuan untuk membuat laporan studi kelayakan tambang.

Pada tanggal 18 Juni 1990 Perusahaan memperoleh persetujuan dari Menteri Keuangan dengan Surat No.

SI-118/SHM/MK.10/1990, untuk menawarkan 2.270.000 sahamnya kepada masyarakat, dan pada tanggal 8

Agustus 1990 seluruh saham Perusahaan telah tercatat di PT Bursa Efek Indonesia (d/h PT Bursa Efek Jakarta).

30 Juni 2016

2016 2015

Persentase

Kepemilikan Jumlah aset (Rp)

Laporan arus kas disusun menggunakan metode langsung dan arus kas dikelompokkan atas dasar kegiatan operasi, investasi dan pendanaan.

(11)

a. Penyajian laporan keuangan konsolidasian (lanjutan)

• PSAK 1 (revisi 2013) : Penyajian Laporan Keuangan

• PSAK 4 (revisi 2013) : Laporan Keuangan Tersendiri

• PSAK15 (revisi 2013) : Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama

• PSAK 24 (revisi 2013) : Imbalan Kerja

• PSAK 46 (revisi 2014) : Pajak Penghasilan

• PSAK 48 (revisi 2014) : Penurunan nilai aset

• PSAK 50 (revisi 2014) : Instrumen keuangan : Penyajian

• PSAK 55 (revisi 2014) : Instrumen keuangan : Pengakuan dan Pengukuran

• PSAK 60 (revisi 2014) : Instrumen keuangan : Pengungkapan

• ISAK 26 (revisi 2014) : Penilaian kembali derivatif melekat

• PSAK 65 (revisi 2013) : Laporan Keuangan Konsolidasian

• PSAK 66 (revisi 2013) : Pengaturan Bersama

• PSAK 67 (revisi 2013) : Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain

• PSAK 68 (Revisi 2013) : Pengukuran Nilai Wajar

i). PSAK 1 (revisi 2013), Penyajian Laporan Keuangan.

ii). PSAK 4 (revisi 2013), Laporan Keuangan Tersendiri

iii). PSAK 15 (revisi 2013), Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama.

Penerapan dari standar akuntansi dan interpretasi standar akuntansi baru yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) yang berlaku efektif 1 Januari 2015 meliputi:

Standar ini berlaku retrospektif dan oleh karenanya informasi pembanding tertentu telah disajikan kembali. Pernyataan dan Interpretasi Standar Akuntansi Baru dan Revisi yang Berlaku Efektif pada Tahun Berjalan.

Dampak atas perubahan standar akuntansi diatas yang relevan dan signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan entitas anak:

Perubahan terhadap PSAK 1 memperkenalkan terminologi baru untuk laporan laba rugi komprehensif. Berdasarkan amandemen terhadap PSAK 1, laporan laba rugi komprehensif telah diubah namanya menjadi laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain. Amandemen terhadap PSAK 1, mengharuskan tambahan pengungkapan dalam bagian penghasilan komprehensif lain dimana pos-pos dari penghasilan komprehensif lain dikelompokkan menjadi dua kategori: (1) Tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi; dan (2) akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi ketika kondisi tertentu terpenuhi.

PSAK 15 (revisi 2009), “Investasi pada Entitas Asosiasi” telah diubah namanya menjadi PSAK 15 (revisi 2013), “Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama”. Ruang lingkup standar revisi diperluas untuk mencakup entitas yang merupakan investor dengan pengendalian bersama atau pengaruh signifikan atas investee.

PSAK 4 (Revisi 2009) “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri” telah revisi dan diubah namanya menjadi PSAK 4 (Revisi 2013) “Laporan Keuangan Tersendiri” yang menjadi suatu standar yang hanya mengatur laporan keuangan tersendiri.

(12)

a. Penyajian laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) iv). PSAK 24 (revisi 2013), Imbalan Kerja

v). PSAK 46 (Revisi 2014) “Pajak Penghasilan

vi). PSAK 48 (revisi 2014), Penurunan Nilai Aset

vii).

viii).

ix).

Perubahan ini diterapkan secara retrospektif (kecuali perubahan nilai tercatat aset yang mencakup biaya imbalan kerja dalam nilai tercatatnya) dan dampak perubahan dari standar ini dijelaskan pada Catatan 37. pengakuan keuntungan (kerugian) aktuaria melalui penghasilan komprehensif lain.

semua biaya jasa lalu diakui sebagai beban pada tanggal yang lebih awal antara ketika

amandemen/kurtailmen program terjadi atau ketika entitas mengakui biaya terkait restrukturisasi atau pesangon. Sehingga biaya jasa lalu yang belum vested tidak lagi dapat ditangguhkan dan diakui sepanjang periode vesting.

beban bunga dan imbal hasil aset program yang digunakan dalam PSAK 24 terdahulu diganti dengan konsep bunga neto, yang dihitung dengan menggunakan tingkat diskonto liabilitas (aset) neto imbalan pasti pada awal setiap periode pelaporan tahunan.

a) b)

c)

PSAK 50 (Revisi 2014) “Instrumen Keuangan: Penyajian”

PSAK 46 (Revisi 2014) ini memberikan penekanan pada pengukuran pajak tangguhan atas aset yang diukur dengan nilai wajar, dengan mengasumsikan bahwa jumlah tercatat aset akan dipulihkan melalui penjualan. Selain itu, standar ini juga menghilangkan pengaturan tentang pajak final.

Penerapan standar revisi ini tidak memberikan pengaruh material terhadap laporan keuangan konsolidasian. PSAK ini mengubah beberapa ketentuan akuntansi terkait program imbalan pasti. Perubahan utama mencakup penghapusan “pendekatan koridor”, modifikasi akuntansi untuk pesangon dan penyempurnaan ketentuan mengenai pengakuan, penyajian dan pengakuan untuk program imbalan kerja imbalan pasti.

PSAK 48 telah diubah untuk memasukkan persyaratan dari PSAK 68, Pengukuran Nilai Wajar.

Perubahan ketentuan yang berdampak pada laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan entitas anak antara lain sebagai berikut:

”Perubahan pada ketiga PSAK ini, terutama merupakan penyesuaian akibat diterbitkannya PSAK No. 68 mengenai nilai wajar.

PSAK 50 (Revisi 2014) menghapus pengaturan pajak penghasilan yang terkait dengan dividen dan akan mengacu pada PSAK 46. Selain itu, PSAK 50 (Revisi 2014) memberikan pengaturan (pedoman aplikasi) yang lebih spesifik terkait kriteria untuk melakukan saling hapus dan penyelesaian neto aset dan liabilitas keuangan.

Perubahan PSAK 55 (Revisi 2014) mengatur tentang pengukuran dan reklasifikasi derivatif melekat, pengaturan kriteria dan penghentian instrumen lindung nilai, serta pengaturan tanggal pencatatan instrumen keuangan. Penerapan standar revisi ini tidak memberikan pengaruh material terhadap laporan keuangan konsolidasian.

PSAK 55 (Revisi2014) “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, dan PSAK 60 (Revisi 2014) “Instrumen Keuangan: Pengungkapan.

PSAK 60 (Revisi 2014) mengatur pengungkapan tambahan terkait nilai wajar, saling hapus aset dan liabilitas keuangan serta pengalihan aset keuangan.

(13)

a. Penyajian laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) x).

xi).

xii).

- PSAK 1 (revisi 2015) : Penyajian laporan keuangan

- PSAK 4 (revisi 2015) : Laporan keuangan tersendiri pada entitas asosiasi dan ventura bersama

- PSAK 5 (revisi 2015) : Segmen Operasi

- PSAK 7 (revisi 2015) : Pengungkapan pihak-pihak berelasi

- PSAK 15 (revisi 2015) : Investasi pada entitas asosiasi dan ventura bersama

- PSAK 16 (revisi 2015) : Aset tetap

- PSAK 19 (revisi 2015) : Aset tak berwujud

- PSAK 22 (revisi 2015) : Kombinasi Bisnis

Standar baru ini juga mencakup pedoman mengenai hak substantif dan protektif serta mengenai hubungan prinsipal-agen.

PSAK 65 memperkenalkan suatu model konsolidasi tunggal yang menggunakan pengendalian sebagai dasar untuk mengkonsolidasikan seluruh jenis entitas, dimana pengendalian didasarkan pada apakah suatu investor memiliki kekuasaan atas investee, eksposur/hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee serta kemampuannya menggunakan kekuasaannya atas investee untuk mempengaruhi jumlah imbal hasil.

Penerapan PSAK 65 ini tidak memberikan pengaruh terhadap laporan keuangan konsolidasian pada penerapan awal, karena lingkup konsolidasi tetap tidak berubah.

PSAK 65 “Laporan Keuangan Konsolidasian”.

Standar ini mengganti semua pedoman mengenai pengendalian dan konsolidasi dalam PSAK 4 (Revisi 2009) dan ISAK No.7. Prinsip dasar bahwa suatu entitas konsolidasian menyajikan suatu induk dan entitas-entitas anaknya seolah-olah merupakan satu entitas ekonomi tunggal, beserta prosedur konsolidasinya, tidak berubah.

Pada umumnya, penerapan PSAK 67, memberikan tambahan pengungkapan yang lebih luas atas laporan keuangan konsolidasian.

PSAK 68, Pengukuran Nilai Wajar

PSAK 67 “Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain".

PSAK 67 menggabungkan, meningkatkan, dan menggantikan persyaratan pengungkapan untuk entitas anak, pengaturan bersama, entitas asosiasi, dan entitas terstruktur yang tidak dikonsolidasi. Standar ini mensyaratkan untuk mengungkapkan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan risiko yang terkait dengan kepentingannya dalam entitas lain dan dampak dari kepentingan tersebut terhadap laporan keuangan konsolidasian Perusahaan.

Standar baru, revisi dan interpretasi yang telah diterbitkan, namun belum berlaku efektif untuk tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2016 adalah sebagai berikut:

PSAK 68 menetapkan acuan tunggal atas pengukuran nilai wajar dan pengungkapan atas pengukuran nilai wajar. Standar tersebut tidak mengubah persyaratan mengenai pos-pos yang harus diukur atau diungkapkan pada nilai wajar.

PSAK 68 mendefiniskan nilai wajar, menetapkan suatu kerangka dasar atas pengukuran nilai wajar, dan mensyaratkan pengungkapan tentang pengukuran nilai wajar. Ruang Lingkup PSAK 68 adalah luas; Standar tersebut berlaku baik pada pos-pos instrumen keuangan dan pos-pos instrument non-keuangan ketika PSAK lain mensyaratkan atau mengijinkan pengukuran nilai wajar dan pengungkapan atas pengukuran nilai wajar, kecuali kondisi tertentu.

PSAK 68 diterapkan secara prospektif; persyaratan pengungkapan ini tidak perlu diterapkan dalam informasi komparatif yang disediakan untuk periode sebelum penerapan awal standar ini. Secara umum, penerapan PSAK 68 tidak menyebabkan pengungkapan lebih luas dalam laporan keuangan konsolidasian Perusahaan.

(14)

a. Penyajian laporan keuangan konsolidasian (lanjutan)

- PSAK 24 (revisi 2015) : Imbalan kerja

- PSAK 25 (revisi 2015) : Kebijakan akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan kesalahan

- PSAK 53 (revisi 2015) : Pembayaran berbasis saham

- PSAK 65 (revisi 2015) : Laporan keuangan konsolidasian

- PSAK 66 (revisi 2015) : Pengaturan bersama

- PSAK 67 (revisi 2015) : Pengungkapan kepentingan dalam entitas lain

- PSAK 68 (revisi 2015) : Pengukuran nilai wajar

- ISAK 30 (revisi 2015) : Pungutan

- ISAK 31 (revisi 2015) : Interpretasi atas ruang lingkup PSAK 13 “Properti investasi".

b. Prinsip konsolidasian

c. Transaksi dan penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing

d. Kas dan setara kas

Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal penempatannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.

Entitas anak dikonsolidasikan secara penuh sejak tanggal dimana pengendalian dialihkan kepada Perusahaan. Entitas anak tidak dikonsolidasikan sejak tanggal Perusahaan kehilangan pengendalian.

Laporan keuangan konsolidasian meliputi aset dan liabilitas Perusahaan dan entitas anaknya dimana Perusahaan, baik secara langsung ataupun tidak langsung, memiliki lebih dari setengah hak suara dan memiliki kemampuan mengendalikan kebijakan keuangan dan operasional entitas kecuali, dalam keadaan yang jarang, dapat ditunjukkan secara jelas bahwa kepemilikan tersebut tidak diikuti dengan pengendalian atau Perusahaan memiliki kemampuan mengendalikan entitas walaupun memiliki kurang dari atau sama dengan setengah hak suara.

Seluruh transaksi, saldo, keuntungan dan kerugian antara Perusahaan dan entitas anak yang belum direalisasi dan material telah dieliminasi.

Pembukuan Perusahaan, diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan

Kepentingan nonpengendali merupakan proporsi atas hasil usaha dan aset bersih entitas anak yang tidak diatribusikan kepada Perusahaan

Pada tanggal pengesahan laporan keuangan konsolidasian, manajemen masih mempelajari dampak yang mungkin timbul dari penerapan standar baru dan revisi tersebut terhadap laporan keuangan konsolidasian Perseroan.

Standar baru, revisi dan interpretasi yang telah diterbitkan, namun belum berlaku efektif untuk tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2016 (lanjutan)

(15)

e. Aset keuangan lancar lainnya

f. Piutang usaha

g. Persediaan

h. Biaya dibayar dimuka

i. Sewa

Sebagai lesse (penyewa)

Deposito berjangka yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan dari tanggal penempatannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya disajikan sebagai aset keuangan lancar lainnya dan dinyatakan sebesar nilai nominal.

Deposito berjangka yang jatuh temponya lebih dari satu tahun dari tanggal laporan posisi keuangan disajikan sebagai aset keuangan tidak lancar lainnya dan dinyatakan sebesar nilai nominal.

Dalam menentukan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa, perlu diperhatikan substansi perjanjian dan dilakukan evaluasi apakah:

Sewa yang tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset diklasifikasikan sebaga sewa operasi (Operating Lease).

Pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset atau aset-aset tertentu.

(i)

Dalam sewa pembiayaan, setiap pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo pembiayaan. Jumlah kewajiban sewa, dikurangi beban keuangan disajikan sebagai hutang jangka panjang. Unsur bunga dalam biaya keuangan dibebankan di laporan laba rugi komprehensif setiap periode selama masa sewa sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas. Aset tetap yang diperoleh melalui sewa pembiayaan disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara periode masa sewa dan umur manfaat.

Dalam sewa operasi, pembayaran sewa diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus selama masa sewa. Sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset. Hak milik pada akhirnya dapat dialihkan, dapat juga tidak dialihkan diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan (Finance Lease).

Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.

-Perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tertentu.

Penyisihan persediaan usang ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada akhir periode.

Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan PSAK 30 (revisi 2011), “Sewa. Penerapan PSAK ini tidak berpengaruh secara signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian.

-Piutang usaha disajikan dalam jumlah neto. Penyisihan kerugian penurunan nilai dibentuk berdasarkan hasil penelaahan atas keadaan piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun.

Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan metode first-in, first-out (FIFO).

(16)

i. Sewa (lanjutan)

(ii) Sebagai lessor (yang menyewakan)

j. Properti investasi

k. Aset tetap - pemilikan langsung

- Tanah

- Golongan bangunan dana prasarana

- Golongan bukan bangunan dan prasarana yang terdiri dari :

Golongan II :

Golongan III :

Group II : 25% Group III : 10%

Golongan bangunan dan prasarana disusutkan dengan metode garis lurus (straight-line method) sebesar 5% per tahun dari biaya perolehan, sedangkan golongan bukan bangunan sesuai dengan golongannya disusutkan dengan metode saldo menurun ganda (double declining balance method), masing-masing dengan tarif per tahun sebagai berikut :

Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan.

Efektif tanggal 1 Januari 2012, Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap”. Revisi PSAK No. 16 ini juga mengatur akuntansi tanah sehingga PSAK ini juga mencabut PSAK No. 47, “Akuntansi Tanah”. ISAK No. 25 yang juga berlaku efektif pada tanggal yang sama, memberikan pedoman lebih lanjut mengenai perlakuan beberapa hak atas tanah di Indonesia beserta biaya terkait.

meliputi kendaraan/alat angkutan dan inventaris kantor dengan masa manfaat lebih dari 4 tahun dan tidak lebih dari 8 tahun.

Properti investasi dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan atau ketika properti investasi tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasannya. Setiap laba atau rugi yang berasal dari tidak diakuinya aset (perhitungan selisih antara hasil bersih pengurangan dan jumlah tercatat aset) termasuk dalam laporan laba rugi akhir tahun dimana akun tersebut dihentikan pengakuannya.

Apabila aset disewakan dengan sewa operasi, aset disajikan di laporan posisi keuangan sesuai sifat aset tersebut. Penghasilan sewa diakui sebagai pendapatan dengan dasar garis lurus selama masa sewa.

Penghasilan sewa diakui selama masa sewa dengan menggunakan metode investasi neto yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan.

Perusahaan dan Entitas Anak memilih model biaya dalam kebijakan akuntansi aset tetap dimana aset tetap dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan, aset tetap digolongkan menjadi :

Apabila aset sewa disewakan dengan sewa pembiayaan, nilai kini pembayaran sewa diakui sebagai piutang. Selisih antara nilai piutang bruto dan nilai kini piutang tersebut diakui sebagai penghasilan sewa pembiayaan tangguhan.

meliputi mesin dan perlengkapan dengan masa manfaat lebih dari 8 tahun.

Perusahaan menerapkan model nilai biaya atas akun pembelian properti investasi selama tahun berjalan. Properti investasi pada awalnya diukur sebesar biaya perolehan termasuk pengeluaran langsung diatribusikan.

(17)

k. Aset tetap - pemilikan langsung (lanjutan)

l. Beban eksplorasi ditangguhkan

m. Transaksi hubungan berelasi

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan aset dalam penyelesaian akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap bila telah selesai dan siap untuk digunakan.

Nilai residu, umur manfaat aset dan metode penyusutan ditelaah, dan jika perlu disesuaikan, pada setiap akhir periode pelaporan.

Apabila manfaat ekonomi suatu aset tetap tidak lagi sebesar jumlah tercatatnya, maka aset tersebut harus dinyatakan sebesar jumlah yang sepadan dengan nilai manfaat ekonomi yang tersisa. Penurunan nilai kegunaan aset tetap tersebut dilaporkan sebagai kerugian tahun berjalan.

Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi pada tahun yang bersangkutan.

Langsung atau tidak langsung melalui satu atau lebih perantara, suatu pihak (i) mengendalikan atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama dengan Perusahaan dan Entitas anak ; (ii) memiliki kepentingan dalam Perusahaan dan Entitas anak yang memberikan pengaruh signifikan atas Perusahaan dan Entitas anak ; atau (iii) memiliki pengendalian bersama atas Perusahaan dan Entitas Anak ; Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (estimated recoverable amount )

maka nilai tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual neto dan nilai pakai.

a.

Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya. Pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat atau memberi manfaat ekonomis di masa yang akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi atau peningkatan standar kinerja dikapitalisasi.

Suatu pihak dianggap berelasi dengan Perusahaan dan Entitas anak jika:

Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan penyelidikan umum, perijinan dan eksplorasi, geologi dan fisika Entitas Anak ditangguhkan dan akan diamortisasi mulai saat tambang umum yang bersangkutan mulai menghasilkan dengan menggunakan metode unit produksi berdasarkan estimasi cadangan batubara yang ada.

Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan konsolidasian dan juga diterapkan terhadap laporan keuangan secara individual. Tidak terdapat dampak signifikan dari penerapan PSAK yang direvisi tersebut terhadap laporan keuangan konsolidasian

(18)

m. Transaksi hubungan berelasi (lanjutan)

n. Pengakuan pendapatan dan beban

o. Imbalan Pasca Kerja

Suatu pihak adalah perusahaan yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi signifikan oleh atau untuk dimana hak suara signifikan pada beberapa perusahaan, langsung maupun tidak langsung, individu seperti diuraikan dalam butir (d) atau (e); atau

d. e.

suatu pihak yang berelasi dengan Perusahaan dan Entitas Anak ; b.

Suatu pihak adalah anggota keluarga dekat dengan individu yang diuraikan dalam butir (a) atau (d); suatu pihak adalah ventura bersama dimana Perusahaan dan Entitas Anak sebagai venture;

Pengukuran kembali yang timbul dari program pensiun manfaat pasti diakui dalam pendapatan komprehensif lain. Pengukuran kembali terdiri keuntungan dan kerugian aktuaria, imbal hasil aset program (diluar pendapatan bunga yang sudah diakumulasi dalam perhitungan bunga neto/aset) dan setiap perubahan atas dampak batas atas aset (diluar pendapatan bunga yang sudah diakumulasi dalam perhitungan bunga neto/aset).

Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan Entitas anak menerapkan PSAK No. 23 (revisi 2010), “Pendapatan”. PSAK revisi ini mengidentifikasi terpenuhinya kriteria pengakuan pendapatan, sehingga pendapatan dapat diakui, dan mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian tertentu, serta memberikan panduan praktis dalam penerapan kriteria mengenai pengakuan pendapatan. Tidak terdapat dampak signifikan dari penerapan PSAK yang direvisi tersebut terhadap laporan keuangan konsolidasian.

c.

Semua transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan berelasi, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat bunga atau harga, persyaratan dan kondisi yang sama sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasian.

suatu pihak adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari Perusahaan dan Entitas Anak atau perusahaan lain yang berelasi dengan Perusahaan dan Entitas Anak .

Keuntungan dan kerugian atas kurtailmen diakui ketika terdapat komitmen untuk mengurangi jumlah karyawan yang tercakup dalam suatu program secara signifikan atau ketika terdapat perubahan ketentuan dalam program imbalan pasti yang menyebabkan bagian yang material dari jasa masa depan, pekerja tidak lagi memberikan imbalan atau memberikan imbalan yang lebih rendah.

Biaya jasa lalu diakui segera dalam laporan laba rugi, kecuali perubahan pada program pensiun tergantung pada kondisi karyawan memberikan jasanya selama periode tertentu (periode vesting). Dalam hal ini, biaya jasa lalu diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus sepanjang periode vesting.

g.

Perusahaan dan Entitas Anak di Indonesia memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang-Undang Tenaga Kerja No. 13/2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini.

Pendapatan dari penjualan diakui pada saat barang diserahkan dan hak kepemilikan berpindah kepada pelanggan. Beban diakui sesuai manfaatnya pada tahun yang bersangkutan (accrual basis).

Beban yang diakui di laba rugi termasuk biaya jasa kini, beban/pendapatan bunga, biaya jasa lalu dan keuntungan/kerugian penyelesaian.

suatu pihak adalah anggota dari personil manajemen kunci Perusahaan dan Entitas Anak atau induk;

(19)

o. Imbalan Pasca Kerja (lanjutan)

p. Pajak Penghasilan

q. Laba bersih per saham

r. Informasi segmen

Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian. Perubahan nilai tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.

Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.

Beban pajak terdiri dari pajak kini dan pajak tangguhan. Pajak diakui dalam laporan laba rugi, kecuali jika pajak tersebut terkait dengan transaksi atau kejadian yang langsung diakui ke ekuitas. Dalam hal ini, pajak tersebut masing-masing diakui dalam pendapatan komprehensif lainnya atau ekuitas.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan antara jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.

Jumlah yang diakui sebagai imbalan pasti di laporan posisi keuangan konsolidasian merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, biaya jasa lalu yang belum diakui dan nilai wajar aset program.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan di laporan posisi keuangan konsolidasian atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan liabilitas pajak kini, kecuali aset dan liabilitas pajak tangguhan untuk perusahaan yang berbeda.

Jumlah tambahan pokok dan denda pajak yang ditetapkan dengan Surat Ketetapan Pajak ("SKP") diakui sebagai pendapatan atau beban dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian periode berjalan, kecuali jika diajukan upaya penyelesaian selanjutnya. Jumlah tambahan pokok pajak dan denda yang ditetapkan dengan SKP ditangguhkan pembebanannya sepanjang memenuhi kriteria pengakuan aset.

Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan anak Perusahaan menerapkan PSAK No. 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi”. PSAK revisi ini mengatur pengungkapan yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis serta lingkungan ekonomi di mana perusahaan beroperasi.

Sesuai dengan PSAK No. 56, "Laba per Saham", LPS dasar dihitung dengan membagi laba atau rugi bersih yang tersedia bagi pemegang saham biasa (laba bersih residual) dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar dalam satu periode.

(20)

r. Informasi segmen (lanjutan)

s. Penggunaan Estimasi

t. Instrumen keuangan 1. Aset keuangan

Pengakuan awal

Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, atau aset keuangan tersedia untuk dijual, mana yang sesuai.

Perusahaan dan Entitas Anak menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan diperlukan, mengevaluasi kembali pengklasifikasian aset tersebut pada setiap akhir periode keuangan.

Pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen termasuk item-item yang dapat diatribusikan langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang sesuai kepada segmen tersebut. Segmen ditentukan sebelum saldo dan transaksi antar Perusahaan dan Entitas Anak dieliminasi sebagai bagian dari proses konsolidasi.

Segmen adalah bagian khusus dari Perusahaan dan Entitas Anak yang terlibat baik dalam menyediakan produk dan jasa (segmen usaha), maupun dalam menyediakan produk dan jasa dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dari segmen lainnya.

Penyusunan laporan keuangan konsolidasian yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas dan pengungkapan aset dan liabilitas kontinjen pada tanggal laporan keuangan konsolidasian serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Hasil yang sebenarnya mungkin berbeda dari jumlah yang diestimasi.

Aset dan liabilitas yang digunakan bersama dalam satu segmen atau lebih dialokasikan kepada setiap segmen jika, dan hanya jika, pendapatan dan beban yang terkait dengan aset tersebut juga dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut.

Efektif 1 Januari 2015, Perusahaan dan entitas anak menerapkan PSAK 50 (revisi 2014) : “Instrumen Keuangan: Penyajian”, PSAK 55 (revisi 2014) : “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK 60 (revisi 2014) : “Instrumen Keuangan: Pengungkapan” dan PSAK 68 (revisi 2014): “Pengukuran nilai wajar”

PSAK 50 (revisi 2014) mengatur lebih dalam kriteria mengenai hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan kriteria penyelesaian secara neto.

PSAK 55 (revisi 2014), antara lain, menambah pengaturan kriteria instrumen lindung nilai yang tidak dapat dianggap telah kadaluarsa atau telah dihentikan, serta ketentuan untuk mencatat instrumen keuangan pada tanggal pengukuran dan pada tanggal setelah pengakuan awal.

PSAK 60 (revisi 2014), antara lain, menambah pengaturan pengungkapan saling hapus dengan informasi kuantitatif dan kualitatif, serta pengungkapan mengenai pengalihan instrumen keuangan.

PSAK 68 (revisi 2014) memberikan panduan tentang bagaimana pengukuran nilai wajar ketika nilai wajar disyaratkan atau diizinkan.

Penerapan PSAK yang direvisi tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pelaporan keuangan dan pengungkapan terkait dalam laporan keuangan konsolidasian.

(21)

t. Instrumen keuangan (lanjutan) t1. Aset keuangan (lanjutan)

Pengakuan awal (lanjutan)

Pengukuran setelah pengakuan awal

Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut: •

• Pinjaman yang diberikan dan piutang

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan, yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi (amortized cost) dengan menggunakan metode suku bunga efektif (effective interest rate). Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi pada saat pinjaman yang diberikan dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, demikian juga pada saat proses amortisasi.

Aset keuangan pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya ditambah, dalam hal investasi yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.

Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi termasuk aset keuangan untuk diperdagangkan dan aset keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan pengiriman aset dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar (perdagangan yang lazim) diakui pada tanggal perdagangan, yaitu tanggal Perusahaan dan Entitas Anak berkomitmen untuk membeli atau menjual aset tersebut.

Derivatif yang melekat pada kontrak utama dicatat sebagai derivatif yang terpisah apabila karakteristik dan risikonya tidak berkaitan erat dengan kontrak utama, dan kontrak utama tersebut tidak dinyatakan dengan nilai wajar. Derivatif melekat ini diukur dengan nilai wajar dengan laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui pada laporan laba rugi konsolidasian. Penilaian kembali hanya terjadi jika terdapat perubahan dalam ketentuan-ketentuan kontrak yang secara signifikan mengubah arus kas yang akan diperlukan.

Kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lainnya, dan investasi jangka pendek Perusahaan dan Entitas Anak termasuk dalam kategori ini.

Aset keuangan Perusahaan dan Entitas Anak meliputi kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lainnya, investasi jangka pendek dan investasi pada entitas asosiasi.

Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

Aset keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika mereka diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Aset derivatif juga diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan kecuali mereka ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai efektif. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian pada nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian dari perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian.

(22)

t. Instrumen keuangan (lanjutan) t1. Aset keuangan (lanjutan)

Pengukuran setelah pengakuan awal (lanjutan) • • -t2. Liabilitas keuangan Pengakuan awal

Investasi dimiliki hingga jatuh tempo [Held-To-Maturity (“HTM”)]

Investasi saham yang nilai wajarnya tidak tersedia dengan pemilikan modal kurang dari 20%, dan investasi jangka panjang lainnya. Investasi ini dinyatakan sebesar biaya perolehan.

Investasi tersedia untuk dijual reksadana pada awalnya diakui sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi. Investasi tersebut selanjutnya diukur berdasarkan klasifikasinya. Klasifikasi ini tergantung pada tujuan pada saat investasi tersebut diperoleh dan ditentukan pada saat pengakuan awal.

Aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan diklasifikasikan sebagai HTM ketika Perusahaan memiliki intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Setelah pengukuran awal, investasi HTM diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Metode ini menggunakan suku bunga efektif yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari aset keuangan ke nilai tercatat bersih (net carrying amount) dari aset keuangan. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian pada saat investasi tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi.

Aset keuangan AFS adalah aset keuangan non derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan dalam tiga kategori sebelumnya. Setelah pengukuran awal, aset keuangan AFS diukur dengan nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian yang belum terealisasi diakui dalam ekuitas sampai investasi tersebut dihentikan pengakuannya.

Investasi saham ekuitas yang nilai wajarnya tersedia dengan pemilikan modal kurang dari 20% dan yang diklasifikasikan dalam kelompok AFS. Investasi ini dicatat sebesar nilai wajarnya.

Liabilitas keuangan dikategorikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui Laporan laba rugi komprehensif, pinjaman dan hutang, atau derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dalam lindung nilai yang efektif, mana yang sesuai. Perusahaan dan Entitas Anak menentukan klasifikasi liabilitas keuangan mereka pada saat pengakuan awal.

Liabilitas keuangan diakui pada awalnya sebesar nilai wajar dan, dalam hal pinjaman dan utang, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.

Perusahaan memiliki investasi berikut yang diklasifikasikan sebagai AFS:

Pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas akan direklas ke laporan laba rugi sebagai penyesuaian reklasifikasi.

Aset keuangan tersedia untuk dijual [Available For Sale (“AFS”)]

Liabilitas keuangan Perusahaan dan Entitas Anak meliputi utang usaha, utang lain-lain, utang dividen, biaya masih harus dibayar, dan liabilitas imbalan pasca kerja.

(23)

Instrumen keuangan (lanjutan) t2. Liabilitas keuangan (lanjutan)

Pengukuran setelah pengakuan awal

Pengukuran liabilitas keuangan tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut: •

t3. Saling hapus dari instrumen keuangan

t4. Nilai wajar instrumen keuangan

t5. Biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan

Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian pada saat liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasi.

Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika mereka diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Liabilitas derivatif juga diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan kecuali mereka ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai efektif.

Setelah pengakuan awal, pinjaman dan utang yang dikenakan bunga selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan secara aktif di pasar keuangan yang terorganisasi ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga penawaran atau permintaan (bid or ask prices) di pasar aktif pada penutupan bisnis pada akhir periode pelaporan. Untuk instrumen keuangan yang tidak memiliki pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian mencakup penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak-pihak yang berkeinginan dan memahami (recent arm’s length market transactions); penggunaan nilai wajar terkini instrumen lain yang secara substansial sama; analisa arus kas yang didiskonto; atau model penilaian lain.

Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi dengan penyisihan atas penurunan nilai dan pembayaran pokok atau nilai yang tidak dapat ditagih. Perhitungan tersebut mempertimbangkan premium atau diskonto pada saat perolehan dan termasuk biaya transaksi dan biaya yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif.

Keuntungan atau kerugian atas liabilitas yang dimiliki untuk diperdagangkan diakui dalam Laporan laba rugi konsolidasian.

Pinjaman dan utang

Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui Laporan laba rugi termasuk liabilitas keuangan untuk diperdagangkan dan liabilitas keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal untuk diukur pada nilai wajar melalui Laporan laba rugi.

Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam Laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, entitas saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan berniat untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.

(24)

Instrumen keuangan (lanjutan)

t6. Penurunan nilai dari aset keuangan

t7. Penghentian pengakuan aset dan liabilitas keuangan

Dalam transaksi dimana Perusahaan secara substansial tidak memiliki atau tidak mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan, Perusahaan menghentikan pengakuan aset tersebut jika Perusahaan tidak lagi memiliki pengendalian atas aset tersebut. Hak dan liabilitas yang timbul atau yang masih dimiliki dalam transfer tersebut diakui secara terpisah sebagai aset atau liabilitas. Dalam transfer dimana pengendalian atas aset masih dimiliki, Perusahaan tetap mengakui aset yang ditransfer tersebut sebesar keterlibatan berkelanjutan, yang ditentukan oleh besarnya perubahan nilai aset yang ditransfer.

Perusahaan menghapusbukukan saldo piutang pada saat Perusahaan menentukan bahwa aset tersebut tidak dapat ditagih lagi. Penerimaan atau pemulihan kembali atas aset keuangan yang telah dihapusbukukan diakui Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan dan Entitas Anak pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual. Jika Perusahaan dan Entitas Anak menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka mereka memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.

Dalam mengevaluasi penurunan nilai secara kolektif, Perusahaan menggunakan model statistik dari tren historis atas probabilitas wanprestasi, waktu pemulihan kembali dan jumlah kerugian yang terjadi, yang disesuaikan dengan pertimbangan manajemen mengenai apakah kondisi ekonomi dan kredit terkini sedemikian rupa sehingga dapat mengakibatkan kerugian aktual yang jumlahnya akan lebih besar atau lebih kecil daripada jumlah yang ditentukan oleh model historis. Tingkat wanprestasi, tingkat kerugian dan waktu yang diharapkan untuk pemulihan di masa datang akan diperbandingkan secara berkala terhadap hasil aktual untuk memastikan estimasi tersebut masih memadai.

Ketika peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui menyebabkan kerugian penurunan nilai berkurang, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan dan pemulihan tersebut diakui pada Laporan laba rugi.

Aset keuangan

Aset keuangan dicatat pada biaya perolehan diamortisasi

Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan pada saat hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut kadaluwarsa, atau Perusahaan mentransfer seluruh hak untuk menerima arus kas kontraktual dari aset keuangan dalam transaksi dimana Perusahaan secara substansial telah mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan yang ditransfer. Setiap hak atau liabilitas atas aset keuangan yang ditransfer yang timbul atau yang masih dimiliki oleh Perusahaan diakui sebagai aset atau kewajiban secara terpisah.

Liabilitas keuangan

Perusahaan menghentikan pengakuan liabilitas keuangan pada saat liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.

Pada setiap akhir periode pelaporan Perusahaan dan Entitas Anak mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai.

(25)

Instrumen keuangan (lanjutan) u. Penurunan nilai aset non-keuangan

Aset tetap dan aset tidak lancar lainnya, termasuk aset tak berwujud, ditelaah untuk mengetahui apakah telah terjadi penurunan nilai bilamana terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat aset tersebut tidak dapat diperoleh kembali. Kerugian akibat penurunan nilai diakui sebesar selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset tersebut.

Nilai yang dapat diperoleh kembali atas sebuah aset adalah nilai yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakai. Dalam rangka mengukur penurunan nilai, aset dikelompokkan hingga unit terkecil yang menghasilkan arus kas terpisah.

Setiap tanggal pelaporan, aset non-keuangan, selain goodwill, yang telah mengalami penurunan nilai ditelaah untuk menentukan apakah terdapat kemungkinan pemulihan penurunan nilai. Jika terjadi pemulihan nilai,maka langsung diakui dalam laba rugi, tetapi tidak boleh melebihi akumulasi rugi penurunan nilai yang telah diakui sebelumnya.

(26)

Kas : Rupiah Valas Jumlah Kas Pihak ketiga : Bank : Rupiah

Bank Permata, Pontianak Bank Windu, Jakarta

Bank OCBC NISP, Pontianak Bank UOB Indonesia , Pontianak Bank CIMB Niaga, Jambi Bank UOB Indonesia , Jakarta Bank BTPN, Jakarta

Bank Windu, Pontianak Bank BII, Pontianak Bank Mandiri, Jakarta Bank Central Asia , Pontianak Bank Nobu, Pontianak Bank Panin, Pontianak Bank Mandiri, Pontianak Bank CIMB Niaga, Pontianak Bank Danamon, Pontianak Dollar Amerika Serikat

Bank Commonwealth, Pontianak Bank Permata , Pontianak Bank OCBC NISP, Pontianak Bank Windu, Pontianak Bank UOB Indonesia , Jakarta Bank Danamon , Pontianak Bank CIMB Niaga , Pontianak Deposito Berjangka :

Rupiah

Bank Permata, Pontianak Bank Windu, Pontianak Bank OCBC NISP, Pontianak Bank BTPN, Jakarta

Bank UOB Indonesia, Jakarta Bank BII , Pontianak

Bank Windu, Jakarta Bank Nobu, Pontianak

18.742.026 10.787.901.203 2.968.199.658 7.449.993.613 5.541.059.418 229.050.111 40.800.000.000 6.272.155.734 60.253.706.777 1.265.628.479 44.942.041 1.992.780 21.906.162.447 239.813.902 1.138.354.209 9.103.935 62.380.875 101.560.479 1.170.338.253 474.244.377 325.055.250 12.566.767 44.777.895.500 429.302.336 223.621.556 392.524.225 1.138.354.209 40.200.726.217 3.257,85 3.257,85 31.801.315 190.541.866 28.049.424 783.615.463 1.162.588.211 20.835.743 250.435.627 96.971.456 2.941.510.818 123.192.523 82.733.726 1.808.111 154.941.647 406.716.732 115.777.195 19.536.561 1.338.033 6.469.495.613 2.800.000.000 5.000.000.000 8.000.000.000 23.401.639.152 109.891.328 64.358.467 34.476.106 11.569.299 1.268.223.621 14.464.241 223.179,88 16.603,85 101,52 26.000.000.000 15.000.000.000 15.657.187 5.000.000.000 1.512.055.430 8.930,23 540.050,28 215.164,89 96.223,34 131,07 4.883,04 1.134,99 96.026,44 420.414,22 782.015,31 15.000.000.000 10.000.000.000

(27)

US Dollar

Bank Windu, Pontianak Jumlah

Tingkat bunga deposito Rupiah berjangka per tahun Tingkat bunga deposito US Dollar berjangka per tahun Tidak ada kas dan Setara kas pada pihak berelasi

PIUTANG USAHA Pihak ketiga :

a. Rincian piutang usaha berdasarkan debitur: PT Erna Djuliawati

PT Sabak Indah

PT Putra Kalimantan Sukses CV Surya Utama

PT Harjhon Timber Limited jumlah

Penyisihan kerugian penurunan nilai Piutang Usaha-Bersih

b. Rincian piutang usaha berdasarkan lokasi penjualan adalah sebagai berikut :

Pontianak Jambi Jumlah

Penyisihan kerugian penurunan nilai Piutang Usaha-Bersih

c. Rincian piutang usaha menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut: Rupiah

USD Jumlah

Penyisihan kerugian penurunan nilai Piutang Usaha-Bersih

d. Rincian umur piutang usaha dari pihak ketiga sejak tanggal faktur, adalah sebagai berikut: Belum jatuh tempo

Lewat jatuh tempo: 1 s.d 30 hari 31 s.d 60 hari 61 s.d 90 hari

> 150 hari Jumlah

Penyisihan kerugian penurunan nilai Piutang Usaha-Bersih

e. Mutasi penyisihan kerugian penurunan nilai: Saldo awal

Penghapus bukuan piutang usaha yang tidak dapat ditagih Saldo akhir 3.237.850.000 11.754.240.050 31 Desember 2015 8.117.649.620 5.906.528.620 13.617.649.620 11.754.240.050 13.617.649.620 8.516.390.050 3.237.850.000 11.754.240.050 8.516.390.050 13.617.649.620 1.815.000.000 11.754.240.050 13.617.649.620 13.617.649.620 30 Juni 2016 1.842.500.000 5.394.967.900 307.116.480 3% 204.444.240 7,75% - 9,25% 6.897.500.000 4 295.009.000 30 Juni 2016 294.679.000 500.000,00 9,00% - 10,25% 13.617.649.620 1.325.414,22 905.000,00 11.754.240.050 11.754.240.050 2.211.121.000 31 Desember 2015 2.211.121.000 13.617.649.620 Rp 5.500.000.000 5.500.000.000 11.927.900.000 2,50% - 2,75% 7.926.702.050 11.754.240.050 30 Juni 2016 Rp 3.237.850.000 11.754.240.050 31 Desember 2015 13.617.649.620 101.814.991.509 1.285.273,16 104.185.209.127 -Rp 1.842.500.000 13.617.649.620 11.754.240.050 Rp

(28)

PIUTANG LAIN-LAIN Pihak ketiga:

Karyawan

Bunga deposito / obligasi Notul dari KPP Bea dan Cukai Piutang Pendapatan lain lain Dividen reksa dana

Lain-lain

Penyisihan kerugian penurunan nilai Jumlah

ASET KEUANGAN LANCAR LAINNYA - DIMILIKI HINGGA JATUH TEMPO Pihak ketiga

Deposito Rupiah Bank BII , Pontianak Bank Permata , Pontianak Bank BTPN, Jakarta

Jumlah Deposito Rupiah

Jumlah aset keuangan lancar lainnya dimiliki hingga jatuh tempo Tingkat bunga deposito Rupiah berjangka per tahun

ASET KEUANGAN LANCAR LAINNYA - TERSEDIA UNTUK DIJUAL

Efek Ekuitas tersedia untuk dijual : Biaya perolehan :

Saham Bank OCBC NISP : sebanyak Lembar

Saham PT Berlian Laju Tanker : sebanyak Lembar Laba (rugi) yang belum direalisasi

Nilai Pasar Efek

188.697.000

-Pejabat Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan cukai Tipe Madya Pabean B menerbitkan Surat Penetapan (SPTNP) No.000052/Notul/WBC.13/KPPMP/2016 tanggal 27 Mei 2016 yang mengakibatkan kekurangan bayar Nilai Pabean sebesar Rp 188.697.000 (seratus delapan puluh delapan juta enam ratus sembilan puluh tujuh ribu rupiah). Perusahaan mengajukan keberatan dan pada saat pembuatan laporan, pengajuan keberatan Perusahaan telah dikabulkan dengan surat Keputusan Direktur Jenderal Bea dan cukai No.KEP-37/WBC.13/2016 tanggal 20 Juli 2016.

1.170.367.960

Pada saat tanggal laporan nilai piutang usaha yang berumur lebih dari 150 hari telah diterima pelunasannya.

5

Selama periode laporan, tidak ada piutang usaha yang direstrukturisasi dan yang dijadikan sebagai jaminan pinjaman Perusahaan.

Piutang usaha yang berumur sampai dengan 30 hari setelah tanggal jatuh tempo dikategorikan lancar, sehingga tidak dibentuk penyisihan. Apabila berumur lebih dari 150 hari lewat jatuh tempo, dibentuk penyisihan berdasarkan estimasi kemampuan bayar tiap-tiap debitur yang bersangkutan.

Rp 1.170.367.960 272.257.797 20.084.932 14.684.932 15.000.000.000 1.192.885.644 1.192.885.644 9% - 9,25% 31 Desember 2015 15.000.000.000

Terhadap piutang lain-lain tidak dibentuk penyisihan kerugian penurunan nilai karena manajemen berpendapat seluruh piutang tersebut dapat tertagih.

10.000.000.000

35.600.000

Dalam saldo piutang usaha tidak terdapat piutang usaha kepada pihak berelasi.

658.500.000 698.600.000 30 Juni 2016 31 Desember 2015 Rp 31 Desember 2015 Rp 6 628.231 423.591.000 15.000.000.000 465.464.716 30 Juni 2016 471.891 8% - 9,25% 8.735.996 578.484.543 5.000.000.000 Rp 452.899 178.035.194 154.440.644 Rp 423.591.000 452.899 602.079.093 15.000.000.000 15.000.000.000 30 Juni 2016 Rp 2.133 7

(29)

Reksa dana Terproteksi - (Rupiah)

Bank Permata

NISP PROTEKSI INCOME PLUS XIX BATAVIA PROTEKSI CEMERLANG 1

Laba (rugi) yang belum direalisasi

Nilai Pasar Reksa dana Obligasi - Rupiah

Subordinasi Berkelanjutan I Bank Panin Tahap 1 2012 Obligasi - US Dollar

Laba (rugi) yang belum direalisasi Jumlah obligasi USD

Jumlah obligasi Jumlah aset keuangan tidak lancar tersedia untuk dijual Suku bunga reksa dana Rupiah

Kupon Obligasi Rupiah

Kupon Obligasi Pemerintah US Dollar (Indon 42)

Harga nominal, harga beli dan harga pasar penempatan Indon42 adalah sebagai berikut :

Bank Permata, Pnk Bank Commonwealth, Pnk

Jumlah unit dan Nilai Aset Bersih (NAB) atas reksa dana :

Bank Permata

NISP PROTEKSI INCOME PLUS XIX BATAVIA PROTEKSI CEMERLANG 1

Mutasi laba (rugi) yang belum direalisasi dari aset keuangan yang tersedia untuk dijual adalah sebagai berikut:

Efek Ekuitas Obligasi Reksa dana

Pencairan reksa dana

Pencairan Obligasi (2.731.569.750) 12.194.301.256 (513.975.851) (500.000.000) Nominal Harga Pasar 90,25% Nilai Wajar 1.016,9900 200.000 Beli 200.000 Unit 1.000.000,0000 Belum direalisasi 313.000 154.440.644 (2.074.525.500) (657.044.250) 155.500 Harga Harga 400.000 30 Juni 2016 988,1000 359.500 Rp Rp 1.033,0900 500.000,0000 1.000.000,0000 Belum direalisasi 1.504.645.000 4.959.302.500 2.145.122.500 500.000.000 5,25% 1.016.990.000

Indon42 di Bank Commonwealth, Pontianak Indon42 di Bank Permata, Pontianak

3.274.390.000 500.000.000 16.990.000 31 Desember 2015 NAB Rp NAB Unit 7.566.026.593 2.774.390.000 4.869.864.543 6 - 8% US$ 210.500 179.000 30 Juni 2016 6 - 8% % 602.079.093 4.645.000 2.172.712.500 laba (rugi) 5,25% 9,40% Nilai Perolehan 1.000.000.000 641.467.500 698.540.000 105,250% 180.500 (47.157.204) US$ 1.500.000,0000 424.043.899 US$ 2.075.850.000 1.000.000.000 89,50% 9,40% 500.000.000 6.574.419.399 157.500 US$ % 871.304.898 Rp 4.817.835.000 5.459.302.500 5.459.302.500 31 Desember 2015 30.965.851 30 Juni 2016 578.484.543 210.500 6.081.117.459 1.355.584.250 Rp 51.802.204 424.043.899 6.132.919.663 641.467.500 178.035.194 4.869.864.543 (4.628.274.663) (4.581.117.459) 4.650.375.500 1.500.000.000 824.147.694 3.999.893.899 1.530.965.851 (13.975.851) 7.566.026.593 8.115.410.144 1.540.990.745 869.970.644 11.322.996.358

Nilai Wajar Nilai Perolehan laba (rugi)

Rp 6.005.959.750 6.741.878.899 1.000.000,0000 31 Desember 2015

Referensi

Dokumen terkait

P2 Luapan kebahagiaan dan sukacita yang mereka rasa dan alami menerima anugerah Allah bertumbuh dalam hati dan berbuah dalam hidup.. Alangkah indahnya m adah yang

Dengan demikian, tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh perceived usefulness sebagai variabel intervening pada hubungan kualitas sistem informasi terhadap

Tingginya kandungan phosfor (P) pada pupuk organik cair kombinasi jerami padi, daun kelor, dan penambahan kotoran burung puyuh sebagai bioaktivator berdasarkan

Kajian ini bertujuan untuk mengenal pasti tahap kesedaran terhadap amalan keselamatan di makmal kejuruteraan dalam kalangan pelajar yang merangkumi tiga aspek utama iaitu

Merisuo-Stormin (2006) mukaan suomalai- set pojat lukevat tosiasiassa paremmin kuin pojat monessa muussa OECD-.. maassa ja jopa paremmin kuin joidenkin OECD-maiden

Quick ratio yaitu rasio yang menunjukan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena persediaan memerlukan

pemeliharaan, Penyiapan dan Pengukuran Petak Ukur Permanen (PUP), serta Inventarisasi Hutan Menyeluruh Setiap Lima Tahun serta. 2) Rencana Teknis Restorasi Habitat Flora dan

Berdasarkan hal tersebut maka keaslian dari penelitian dalam rangka penyusunan tesis berjudul Partisipasi Masyarakat Pada Tahap Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan