PENDIDIKAN PRANATAL
DAN IMPLIKASINYA
TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK
SKRIPSI
Diajukan guna memenuhi Kewajiban dan Melengkapi
Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I) Dalam Ilmu Tarbiyah
FITR1A MUFIDHA 121 03 003
PROGRAM STIJDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
N O T A P E IM B IM B IN C . Assalam u’akiikum Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya,
maka bersama ini, kanii kirimkan naskah skripsi Saudari :
N a m a : Fitria Mufidha
N IM : 121 03 003
Jurusan/Program : Tarbiyah / Pcndidikan Agama Islam
J u d u 1 : PENDIDIKAN PRANATAL DAN
IMPLIKASI-Wassalamu ’alaikum Wr. Wb.
P E N G E S A H A N
Skripsi Saudari: FITRIA MUFIDHA dengan Nomor Induk Mahasiswa : 121 03 003
yang beijudul : ’’PENDIDIKAN PRANATAL DAN IMPLIKASINYA
TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK”. Telah
dimunaqosahkan dal am Sidang. Panitia Ujian, Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari Selasa, tanggal 29 Muharram 1427 H, yang
bertepatan dengan tanggal 28 Pebruari 2006 M, dan telah diterima sebagai bagian dari
syarat-syarat untuk memperoleh gelar SARJANA dalam Ilmu Tarbiyah.
29 Muharram 1427 H Salatiga,
---28 Pebruari 2006 M
Drs. Badwan, M. Ag. NIP. 150198743
Penguji I /
Drs. Abdul Syukur, M. Si. N lPrl30268212
Panitia Ujian
DEKLARASI
Bismillahirrahmanirahim
Dengan penuh kejujuran dan tanggungjawab, peneliti menyatakan bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang pemah ditulis oleh orang lain atau pornah
diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikinn-pikiran orang
lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan
rujukan.
Apabila dikemudian hari temyata terdapat materi atau pikiran-pikiran
orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup
mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang
munaqosah skripsi.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.
Salatig^, 2006
Peneliti ^
Tiap pohon itu mempunyai buah dan buah hati manusia adatah
seorang anak.
Sesungguhnya Attoh tidak akan menyayangi seseorang yang tidak
menyayangi anaknya. Demi Attoh yang jiu/aku berada di
kekuasaan-Nya, tidaktah akan masuk surga kecuati orang yang
penyayang.
(HR. At-Razzar)
*
ttr fv u o ftrttn j u o tyn ks ‘trBrttr)tr<g b / ( 7 V l j & 5 0 V W ^ *npvyW 'W yo< £
-•tn/ Tfnfun
tnfny^tnfuy utnftM tduttu9tu m u try ytr^tt n fu trtp ‘Bututrut9< £ 'lJ Z L d jL * * p vy* * -W yo £
-• / r t j m g i r ^ ' o r p a tty p < ^7 tm ttry ’M ir n /9 frutrh t/n r fw utr£
tttrotjotu ump*9y*m*u trjtrjvt 9utrh 'B pytrrfy ^ / s']_jVyf ^ 7 5 tu tu trjy / tn p o y o s -iv y o ^
-•utr»4trtf92f ut7£ utrtrt*9797f mtrjtr{ nfiftrot
4
tBuu*vBu9*u *npButdtutrqu9tu u-jtrj9t Butrk 'trttQ trutrm trrQ trturjot i£ tn p v y v s -it/y o ^ —
nut ttdarTjs utnptrrvj9hu9tu
7fH )un it r B u t w n s & y t ^ t r lu r u t t n jt r ‘t/tr jtr n u tr tr h u t y t t s d - u t r t r h u t r ir v d utr&U9%
Butrh ’trkuutrtrhutrfrad-uvvkutrffdd ttrftr y?rt^r trunraj 'trfu rw t *tm y trB rtrtrjay
-•uytrtutrj* 4<rjtrorf9Hi9d 'Butrhtrum " —
•trhutro^ utr% B u vh vt tpstrrf utnpiuvutrrj
tntrnuvu9S utr^ utryt]tH tnu9tu vsvnut?U9S Butrit trfurrrm T ftrd tr^ * 9 (7 ~
: tr^trd 9 y
Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan makhluk-Nya,
dengan Maha kekuasaannya, yang telah melimpahkan kasih sayang ke
dalam Kalbu setiap manusia, sehingga terwujudlah sebentuk makhluk yang
berakal dan bemaluri yaitu manusia, dengan proses yang amat
menakjubkan.
Sholawat serta salam tak lupa pula kita haturkan kehadirat Beliau
Nabi Agung Muhammad SAW yang dengan tuntunannya kita manusia
dapat menjalani kehidupan sebagaimana telah diutuskan oleh-Nya.
Demikian penulis haturkan sebuah tulisan akhir yang berbentuk *
skripsi ini. Walaupun penulis telah mencurahkan segenap kemampuan yang
ada untuk mewujudkannya, namun penulis yakin bahwa skripsi ini masih
banyak kekurangan dari segala sisi dan jauh dari kesempumaan.
Tanpa mengurangi rasa hormat, penulis mengucapkan terima
kasih kepada Bapak Drs. Badwan, M. Ag selaku Ketua STAIN Salatiga
serta selaku Bapak tempat penulis bertanya tentang banyak hal. Kepada
Bapak Dr. Mansur, M. Ag selaku pembimbing penulis, beliau yang telah
memberikan arahan bimbingan dan penjelasan agar terselesaikan skripsi ini.
Kepada Bapak Drs. Miftahuddin, M. Ag selaku Ketua Progdi PAI, yang
telah menyumbangkan inspirasinya sehingga terwujud tema dari skripsi ini.
Kepada Ibu Dra. Siti Asdiqoh selaku Pembimbing Akademik, yang telah
memotivator penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Kepada semua pihak
Akhir kata, semoga Allah SWT senantiasa meiimpahkan
rahmat-Nya pada kita semua. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.
Fitria I^ufidha
NOTA PEMBIMBING ii
PENG ESAH AN... iii
D EK LA R A SI... iv
M O T T O...v
PERSEM BAHAN...vi
KATA PENG ANT A R ... ... vii
DAFTAR I S I ... ix
BAB I: PENDAHULUAN A. Latar B elakang... 1
B. Penegasan Istila h ... 8
C. Pokok Masai a h ... 10
D. Tujuan Penal isan S krip si...10
E. Metode Penulisan S krip si... 10
F. Tinjauan P u stak a... 14
G. Sistematika Penulisan... 16
BAB H: KONSEP PENDIDIKAN PRANATAL A. Pendidikan Pran atal... 17
B. Tujuan Pendidikan Pranatal... 19
BAB HI: PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK
A. Fase-fase perkembangan a n a k... 1...32
B. Proses Pembentukan Kepribadian A n a k... 38
BAB IV: IMPLIKASI PENDIDIKAN PRANATAL
TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK
A. Faktor-faktor yang Mempengarahi Kepribadian A n a k... 53
B. Implikasi Pendidikan Pranatal
Terhadap Pembentukan Kepribadian A n a k... 55
BAB V: PENUTUP
A. K esim pulan...63
B. Saran-saran... 66
C. Penutup... 67
DAFTAR PUSTAKA
.*
A. Lata r Bela kang
Masalah pendidikan merupakan kepentingan yang memperoleh
prioritas utama sejak awal kehidupan manusia. Bahkan Rasulullah sendi ri telah
mengisyaratkan bahwa proses belajar bagi setiap insan adalah sejak ia masih
dalam kandungan ibunya, sampai ia menemui ajalnya. Semua ini tidak dapat
dipungkiri, karena pada hakekatnya pendidikan merupakan suatu usaha yang
memiliki tujuan normatif yang terkait pada aspek moral.
Manusia adalah makhluk yang mungkin, dapat dan harus dididik,
sesuai dengan hakekatnya sebagai makhluk ciptaan Allah, yang hidup sebagai
satu diri (individu) dalam kebersamaan (sosialitas) di dalam masyarakat, dan
karena memiliki kemungkinan tambahan dan berkembang, di dalam
keterbatasan dirinya sebagai manusia. Pendidikan menjadi keharusan bagi
manusia, karena manusia dilahirkan dalam keadaan tidak berdaya sebagai
makhluk kecil yang belum dewasa.1 Allah SWT menciptakan manusia dengan
membawa jiw a imanitas dan humanitas yang tumbuh sebelum manusia lahir ke
dunia. Pangkal insanlah (humanism) manusia terletak pada jiw a imanitasnya,
sedangkan jiwa insaniahnya tumbuh sebagai pencarian dari jiwa imanitasnya,
'H. Hadari Nawawi, Pendidikan Jalcim Islam , Surabaya, Al-Ikhlas, 1993, him. 101.
jiw a inilah yang menjadi tanda subtansi kemanusiaan manusia yang berbeda
dengan substansi makhluk-makhluk lainnya.2
Dalam al-Qur’an telab banyak ayat yang memberikan pengertian
bahwa konsepsi ajaran Islam tentang pendidikan membenaikan adanya
pendidikan pranatal, pendidikan terbadap sasaran didik sebelum dilahirkan. Hal
ini mengandung masalah-masalah pendidikan psikis sekaligus mental.3 Tetapi
menurut Walter Houston Clark, perkembangan bayi tak mungkin dapat
berlangsung secara normal tanpa adanya intervensi dari luar walaupur secara
alami ia memiliki potensi bawaan. Seandainya bayi dalam pertumbuhannya
hanya diharapkan sebagai manusia normal sekalipun, maka masih memerlukan
berbagai persyaratan tertentu serta pemeliharaan yang berkesinambungan.
Pendapat ini menunjukkan bahwa tanpa bimbingan dan pengawasan yang
teratur, bayi akan kehilangan kemampuan untuk berkembang secara normal,
walaupun ia memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang.4 Manusia hanya
akan menjadi manusia dengan pendidikan, sehingga mendidik berarti
memanusiakan manusia. Oleh karena itu pendidikan lebih bersilat memberikan
atau menyediakan stimulus agar secara otomatis subjek didik memberikan
respon terhadapnya.5
2Muhaimin dan Abdul Mujib, Pem ikiran P endidikan Islam “K ajian F ilo so fis dan K erangka D a sa r O perasion alisasin ya" , Bandung, Trigenda Karya, 1993, him. 30.
3H. Rahmat Djatnika, Pem bangunan P endidikan dalam Pandangan Islam (Pandangan Islam tentang P endidikan Luar Sekolah), Surabaya, lndah Offset, 1986, him. 97.
4H. Jalaludin, P sikologi A gam a (E disi revisi), Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2001, him. 216.
Dalam hal ini tanggung jawab proses pendidikan seseorang
dibebankan pada orang tua (keluarga), sekolah dan masyarakat. Namun apabila
kita merujuk pada Sabda Rasul yang menegaskan bahwa pengaruh orang tua
terhadap anaknya sangatlah dominan. Maka, urgensi pendidikan yang
terbentuk pertama kali adalah bersumbcr dari pendidikan keluarga. Dengan
adanya hereditas orang tua memberikan pengaruh pada bakat bavvaan anak,
dalam segi psikisnya, bahwa kondisi ibu akan mempengaruhi perkembangan si
janin dalam kandungannya. Dalam kondisi mentalnya, apa yang dialami si ibu
di waktu mengandung akan memberikan pantulan kepada sifat-sifat si janin.
Bahkan menurut ahli genetika yang diturunkan itu bukan saja sifat tubuh
pisiknya, melainkan sifat-sifat mentalnya/'
Artinya:
“Kemudian cur mam itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging dan segumpal saging itu kami jadikan lulang belulang, lain hiking belulang itu kami bungkus daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk (berbenhik) lain. Maka Malta Suci Allah, Pencipta Yang paling hoik ”. (QS: 23:
14)7
-Amatlah penting bagi orang tua untuk mengetahui proses terjadinya
manusia, untuk segera mengambil tindakan yang tepat dalam merawat dan 6
memberikan rangsangan calon anaknya yang masih dalam kandungan, dengan
perilaku-perilaku yang sesuai serta dapat membentuk perkembangannya.7 8
Masa di dalam kandungan atau masa konsepsi ini sangat penting
artinya, karena merupakan awal kehidupan. Pada masa itu hubungan janin
sangat erat dengan ibunya. Untuk itu sang ibu berkewajiban memelihara
kandungannya, antara lain dengan memakan makanan yang bergizi,
menghindari benturan-benturan, menjaga emosinya dari perasaan sedih
berlarut-larut atau marah yang meluap-luap. Dalam kondisi seperti itu usaha
pemeliharaan akan menjadikan janin sebagai anak sehat jasmani dan rohaninya
setelah lahir, sebagai kondisi dasar sangat besar pengaruhnya bagi proses
pendidikan selanjutnya.
*
Pada masa kontemporer ini penelitian pendidikan pra-lahir telah
dimulai oleh Dr. Van De Carr pada tahun 1979 dan kemudian dituangkan
dalam bukunya “Cara Baru M endidik Anak Sejak Dalam Kandungan”,
menunjukkan bahwa beberapa kebiasaan “baik” yang dibentuk secara
konsisten oleh ibu-ibu hamil pada dirinya dan bayinya selama kehamilan dapat
mengurangi berbagai kesulitan yang mungkin timbul ketika sang anak sudah
lahir.9 Seorang ibu memiliki beban yang amat berat, yang harus dipikul oleh
kaum perempuan atau kaum ibu, seiring dengan perkataan Sya’bah Asa bahwa,
besar”.9 10 Pendidikan oleh ibu sudah dapat dilakukan ketika bayi masih dalam
kandungan. Proses pendidikan oleh ibu terus berlanjut ketika bayi tersebut
lahir, melalui menyusui. Begitu penting proses menyusui ini, maka
kemampuan bayi untuk menyusu sudah mulai dimiliki dan dilatih jauh sebelum
ia dilahirkan, saat masih berupa janin dalam kandungan.11 Ketika anak masih
dalam kandungan ibu diperintahkan untuk memperhatikan kesehatannya.
Karena, kesehatan ibu mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin,
bahkan ada kewajiban agama yang digugurkan (ditangguhkan) pelaksanaannya
seperti puasa, apabila pelaksanaannya diduga mengganggu kesehatan janin.12
Psikologi memandang begitu penting masalah pendidikan anak
dalam kandungan yang mana pada masa itu merupakan proses dasar bagi
perkembangan bayi yang akan dilanjutkan pada saat ia lahir ke dunia. Proses
pendidikan yang dilakukan orang tua sadar maupun tidak sadar akan
mempengaruhi perkambangan si janin.13 Perkembangan pribadi menyangkut
perkembangan berbagai aspek, yang akan ditunjukkan dan dalam perilaku.
Perilaku seseorang yang menggambarkan perpaduan berbagai aspek itu
terbentuk di dalam lingkungan. Sebagaimana diketahui, lingkungan tempat
anak berkembang sangat kompleks.
Seseorang individu, pertaraa tumbuh dan berkembang di lingkungan
keluarga. Sesuai dengan tugas keluarga dalam melaksanakan misinya sebagai
pembentukan pribadi anak. Dengan demikian, faktor utama yang
mempengaruhi perkembangan pribadi anak adalah kehidupan keluarga beserta
berbagai aspeknya. Seperti telah diuraikan di bagian terdahulu, perkembangan
anak yang menyangkut perkembangan fisis dipengaruhi oleh : satuts sosial
ekonomi, filsafat hidup keluarga, dan pola hidup keluarga seperti kedisiplinan,
kepedulian terhadap kesehatan, dan ketertiban termasuk ketertiban
menjalankan ajaran agama.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa jika sejak awal
perkembangan kehidupan pribadi terbentuk secara terpadu dan harmonis, maka
dapat diharapkan tingkah laku yang merupakan pengejawantahan berbagai
aspek pribadi itu akan baik. Kehidupan pribadi yang mantap memungkinkan
*
seorang anak akan berperilaku mantap, yaitu : mampu menghadapi dan
memecahkan berbagai permasalahan dengan pengendalian emosi secara
matang, tertib, disiplin, dan penuh tanggung jaw ab.14 Untuk menjamin
kelangsungan fitrah ke dalam diri manusia ini, Allah SWT telah menetapkan
beberapa hukum yang khusus untuk wamta. Di antaranya hukum tentang
kehamilan, kelahiran, penyusunan, pengasuhan anak dan masa iddah bagi
wanita yang ditinggal suami (karena cerai/meninggal). Bahkan Allah SWT
telah memberikan keringanan kepada wanita agar dia mampu menjalankan
tugasnya dengan baik, seperti:
' 'Mansur, M en didik A nak S ejak dalam Kandungan, Yogyakarta, Mitra Pustaka, 2005, 14H. Sunarto, Ny. B. Agung Hartono, “Perkem bangan P eserta D idik" Jakarta, Rineka Cipta, 1999, hal. 1 8 8 - 189.
o
Tidak wajib bekeija untuk mencari nafkah bagi dirinya maupunkeluarganya.
o
Boleh berbuka puasa pada bulan ramadhan bagi wanita hamil dan menyusuio
Larangan bagi laki-laki untuk membawa anak (kecil)nya bepergian (jauh)bila anak masih dalam pengasuhan (hadlonah) ibunya.
o
Dan Lain-lainSemua hukum-hukum tersebut adalah untuk melindungi wanita agar
tugas utamanya terlaksana dengan baik (sebagai ibu).
Islam telah menempatkan wanita dengan tugasnya sebagai ibu
sebagai posisi yang mulia, mengingat pentingnya peran ibu dalam
keberlangsungan genarasi manusia. Tanpa kerelaan dan keikhlasan seorang ibu
memelihara janisn yang dikandungannya selama + 9 bulan, maka kemungkinan
besar tidak akan lahir anak manusia ke bumi ini. Karena ridho ibu merupakan
ridho Allah pula. Demikian pula dengan kerelaan dan kesabarannya ketika
menyusui dan mengasuh bayinya, berperan besar terhadap pertumbuhan,
perkembangan dan kesehatan anak. Posisi seorang wanita yang ridlo dengan
kehamilannya sebanding (dari segi pahala) dengan seorang prajurit yang
berperan di jalan Allah dan ia sedang berpuasa.15
Bermula dari pendidikan pranatal itulah, orang tua membentuk
kepribadian seorang anak. yang mana pada saat anak lahir pembentukan
kepribadian anak tersebut tetap dilaksanakan sebagai upaya mewujudkan
Oleh karena itu bagi orang tua yang menghendaki agar perilakunya
berpengaruh baik terhadap anak yang dikandungnya hendaklah ia mengambil
tindakan-tindakan secara khusus yang bersifat mendidiknya, dalam arti dapat
membantu perkembangannya.15 16
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas maka, peneliti
mencoba membahas permasalahan dengan judul: Pendidikan Pranatal dan
Implikasinya terhadap Pembentukan Kepribadian Anak.
B. Penegasan Istilah
Sebagai langkah untuk menghindari adanya kesalahan penafsiran
dalam memahami judul yang penulis angkat (bahas), maka terlebih dahulu
akan penulis jelaskan istilah-istilah yang ada dalam judul tersebut. Agar adanya
pembatasan yang nyata. Adapun pembatasan dan penjelasan tersebui adalah
bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap
- Pranatal adalah berasal dari bahasa Inggris, yang artinya keadaan bayi
sebelum lahir.19
Jadi, yang dimaksud dengan pendidikan pranatal ini adalah bimbingan
secara sadar yang dilakukan seorang pendidik (orang tua) dalam rangka
menyiapkan peserta didik (anak yang masih dalam kandungan yakni kurang
lebih 9 bulan 10 hari), baik jasmani maupun rohani, melalui berbagai kegiatan
yang berlangsung selama masa kehamilan.
2. Pembentukan Kepribadian Anak
- Pembentukan memiliki arti suatu proses perbuatan, cara, membentuk dan
kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna untuk memperole hasil yang
baik.20
*
- Kepribadian berasal dari kata “pribadi” yang artinya sebagai keadaan
manusia, orang perorang atau sifat yang merupakan watak perorangan.
Kepribadian merupakan keseluruhan dari sifat subjektif emosional yang
mencirikan watak seseorang pada lingkungan dari reaksi-reaksi yang
sifatnya psikologis.21
Misalnya, karakter dan temperamen yang diperoleh dari keturunan,
lingkungan dan pengalaman hidup.
Jadi, yang dimaksud dengan pembentukan kepribadian anak adalah
kegiatan pembentukan karakter seorang anak yang dilakukan secara berdaya
guna untuk memperoleh kepribadian atau hasil psikologis yang baik.
19S. Hadi Kusuma, K am u s Umum Lengkap P opuler, Surabaya, Prima Usaha, 1991, Depdikbud, K am us fie sa r B ahasa Indonesia, op. til., him. 104
C. Pokok Masalah
Jadi, pokok masalah yang dimaksud dal am judul ini adalah:
1. Bagaimana konsep pendidikan pranatal?
2. Bagaimana proses pembentukan kepribadian anak?
3. Bagaimana implikasi pendidikan pranatal terhadap pembentukan
kepribadian anak?
D. Tujuan Penulisan Skripsi
1 Untuk mengetahui konsep pendidikan pranatal.
2. Untuk mengetahui proses pembentukan kepribadian anak.
t
3. Untuk mengetahui implikasi pendidikan pranatal terhadap pembentukan
kepribadian anak.
E. Metode Penulisan Skripsi
Dalam penulisan skripsi dengan pembahasan Pendidikan Pranatal
dan Implikaisnya terhadap Pembentukan Kepribadian Anak ini, maka metode
yang akan penulis gunakan sebagai alat untuk penelitian adalah sebagai
berikut. 21
1. Metode Berpikir Rasional
Berpikir rasionalitik yang penulis maksud adalah berpikir bertolak
dari filsafat rasionalisme, bukan menggunakan rasio.22 Kaitannya dengan
penulisan skripsi ini, metode rasional digunakan dengan logika berpikir
mondar-mandir antara pemaknaan deduksi dan induksi atau pemaknaan antara
analisis dan sintesis.
2. Jenis Penelitian
Jika dilihat dari tema pembahasan serta tempat penelitian, maka
penelitian ini dapat digolongkan dalam jenis penelitian kepustakaan. Yaitu
suatu penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data-data dan informasi
t
dengan bantuan material yang terdapat dalam perpustakaan, yang isinya antara
lain: al-Qur’an, buku-buku hadits, majalah, catatan-catatan, dokumen, kitab
dan lain-lain. yang bertujuan untuk mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, metode ini penulis terapkan untuk mengkaji
bahasan tentang pendidikan pranatal dan implikasinya terhadap pembentukan
a. Sumber Data Primer
Yaitu hasil-hasil atau tulisan karya penelitian teoritik dan orisinil
sumber data ini merupakan deskripsi langsung tentang kenyataan yang dibuat
individu dalam menggunakan teori yang pertama kali.24 25 Yang menjadi data
primer dalam penulisan ini adalah buku-buku psikologi yang sesuai dengan
pembahasan pendidikan pranatal, seperti: Mendidik Anak Sejak dalam
Kandungan, yang ditulis oleh Mansur, diterbitkan di Yogyakarta oleh Mitra
Pustaka tahun 2005. M endidik Anak dalam Kandungan oleh Ubes Nur Islam,
diterbitkan oleh Gema Insani di Jakarta tahun 2004. Cara Baru Mendidik Anak
Sejak dalam Kandungan oleh F. Rene Van de Carr dan Marc Lehrer yang
Pengambilan data skunder ini yang dimaksudkan adalah bahan
pustaka yang ditulis dan dipublikasikan oleh penulis yang tidak secara
langsung melakukan pengamatan atau berpartisipasi bukan penentu teori.23
Dalam penelitian ini sumber data skunder yang penulis gunakan
adalah buku-buku ilmiah, majalah, artikel dan lain-lain. yang dapat dibicarakan
metode pelengkap dalam penulisan skripsi ini, setelah data terkumpul, penulis
menerapkan metode analisis data yaitu proses, cara pembuatan mengkaji,
24Ibnu Hadjar, D a sa r-d a sa r M eto d o lo g i P en elitia n K u a lita tif dalam P en didikan, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 1996, him. 83.
menyelidiki dan pentelaahan.26 Yang antara lain seperti: Islam dan Psikologi
oleh Netty Hartati, dkk, diterbitkan di Jakarta oleh Raja Grafindo Persada
tahun 2004. Begini Seharusnya Mendidik Anak oleh al-Maghribi bin as-Said al-
Maghribi yang diterbitkan oleh Darul Haq di Jakarta tahun 2004. Sukses
Keluarga Mend idik Balita oleh Zaedan Abdul Baqi yang diterbitkan di Jakarta
oleh Pena Budi Aksara tahun 2005. Kunci Sukses Membangun Keluarga
Jdaman oleh KH. Rush Amin yang diterbitkan oleh al-Mawardi Prima di
Jakarta tahun 2003. Dan beberapa buku lainnya juga artikei yang penulis
gunakan sebagai pelengkap dalam penyusunan skripsi ini.
4. Metode Induksi dan Deduksi
a. Metode Induksi
*
Yaitu suatu cara atau jalan yang dipakai untuk mendapatkan ilmu
pengetahuan ilmiah dengan bertitik tolak dan pengamatan atas hal-hal atau
masalah yang bersifat khusus, kemudian menarik kesimpulan dengan bersifat
umum.27 28
b. Metode Deduksi
Yaitu suatu cara atau jalan yang digunakan untuk mendapatkan
pengetahuan ilmiah dengan bertitik tolak dari pengamatan atas hal-hal yang
bersifat umum, kemudian menarik kesimpulan dengan bersifat khusus.2K Noeng
Muhadjir menjelaskan, bahwa dalam logika dikenal dengan logika deduktif
26/M , 84
2'Sudarto, M e/o d o lo g i P en elitia n F ilsafat, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 1997, him. 28/Z>/</„ 58
atau logika formal kategorik. Bahwa pembuktian kebenaran dalam logika
deduktif distruktur dalam satu konflik29 *
5. Metode Analisis dan Sintesis
a. Metode Analisis
Merupakan cara yang dipakai untuk mendapatkan ilmu pengetahuan
ilmiah dengan cara mengadakan perincian terhadap objek yang diteliti atau
cara pengamatan terhadap satu objek tertentu dengan cara memilih antara
pengertian yang satu dengan yang lainnya untuk sekedar mendapatkan
kejelasan mengenai halnya.'" Yaitu dengan memberikan paparan gambaran
tentang pendidikan pranatal dan implikasinya terhadap pembentukan
kepribadian anak dengan berdasarkan pada berbagai dokumen yang telah
diperoleh baik dari data primer maupun data sekunder.
b. Metode Sistesis
Adalah cara yang dipakai untuk mendapatkan ilmu pengetahuan
ilmiah dengan cara mengumpulkan atau menggabungkan 31 Penulis
menggunakan metode ini dengan cara mengumpulkan pengertian-pengertian
yang berkaitan dengan tema penulisan skripsi ini, kemudian mengambil
kesimpulan atas permasalahan tema yang ada.
F. Tinjauan Pustaka
Penelitian-penelitian tentang teman ini pemah dilakukan antara lain oleh:
2!>Noeng Muhadjir, op. cit., him. 5 "’Sudarto, op. cit., him. 61
pembentukan kepribadian anak. Maka dari itu, peneliti akan mengurai
pendidikan pranatal dan implikasinya terhadap pembentukan kepribadian anak.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi merupakan suatu cara menyusun dan
mengolah hasil penelitian dari data serta bahan-bahan yang disusun menurut
urutan tertentu hingga menjadi kerangka skripsi yang sistimatis. Adapun
sistematika tersebut sebagai berikut:
Pada halaman pembuka tercakup halaman judul, halaman nota
pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan,
kata pengantar dan daftar isi.
BAB I : Dalam bab pendahuluan ini diuraikan tentang pola umum penelitian
t
yang menyangkut tehnik operasional serta prosedur pelaksanaannya
sebagai karya ilmiah yang terdiri dari, latar belakang masalah,
penegasan istilah, pokok masalah, tujuan penulisan, metode
penulisan, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.
BAB II : Mengulas tentang konsep pendidikan pranatal yang meliputi,
pengertian pendidikan pranatal, tujuan pendidikan pranatal, metode
dan materi pendidikan pranatal.
BAB III : Dalam bab ini mengulas tentang periodesasi anak dan proses
pembentukan kepribadian anak.
BAB IV : Menguraikan mengenai implikasi pendidikan pranatal terhadap
pembentukan kepribadian anak
A. Pendidikan Pranatal
Pendidikan ialah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya
dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya
ke arah kedewasaan. Atau lebih jelas lagi bahwa pendidikan adalah
pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-
anak, dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri
sendiri dan bagi masyarakat.1 Seiring dengan pendapat tersebut, maka kata
pendidikan secara etimologis, sebagaimana yang telah dikatakan oleh Dr.
t
Baihaqi yang mengutip dari Anton M oeliono, dkk. dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, adalah Proses pengubahan sikap dan tata laku seorang
atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan latihan. Secara terminologis, pengertian pada sangatlah luas
dan universal, sebagaimana dikatakan oleh pakar-pakar pendidikan. Seperti
Soegarda Poerbakawatja mendefinisikan kata pendidikan sebagai berikut,
pendidikan sebagai perbuatan atau usaha dari generasi tua untuk
mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya, serta
keterampilannya kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkannya agar
dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasm ani maupun rohaninya.
'iVI Ngalim Purwanto, llm u P endidikan T eo rilis dan P raklis, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2002, him. 10.
Definisi di atas kiranya cukup memadai. Sedangkan Dr. Baihaqi
sendiri berpendapat bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang
diselenggarakan berlandaskan nilai tertentu untuk membimbing, mengajar,
melatih dan membina peserta didik agar ia dapat meningkatkan,
mengembangkan dan menyalurkan dengan segenap potensi jasm ani, rohani,
akal pikiran dan hawa nafsunya sehingga ia dapat hidup lebih puas dan
baik, produktif dan bertanggung jaw ab secara moril dalam rangka
memenuhi kebutuhan dirinya, keluarganya, dan secara luas, masyarakat,
bangsa dan negaranya.2
Secara umum pranata! berasal dari kata pra yang berati sebelum
dan natal berarti lahir, jadi pranatal adalah sebelum kelahiran yang
t
berkaitan atau keadaan sebelum melahirkan.
Pengertian pranatal dalam pendangan psikologi adalah aktifitas-
aktifitas manusia sebagai calon suami-isteri yang berkaitan dengan hal-
halhal sebelum dilahirkan yang meliputi sikap, tingkah laku dalam rangka
untik memilihn pasagan hidup agar lahir anak sehat jasmani dan rohani.
Pendidikan pada tingkat pemilihan itu akan berdampak pada perilaku-
perilaku yang berlanjut pada kelahiran anaknya kelak.3
Jadi, pendidikan pranatal adalah usaha sadar orang tua atau orang
dewasa sebagai pendidik dalam rangka mengembangkan potensi yang
dimilikioleh setiap manusia agar dapat berkembang secara maksimal sesuai
2Ubes Nur Islam, M en didlk A nak dalam K andungan, Jakarta, Gema Insani Press, 2004, him. 8
dengan tujuan pendidikan, yang dimulai sejak anak masih dalam kandungan
sampai anak tersebut lahir.
B. Tujuan Pendidikan Pranatal
Seperti halnya pendidikan-pendidikan pada umumnya, pendidikan
pranatal juga memiliki tujuan yang berkesinambungan dan mengarah pada
perkembangan segala aspek pada diri manusia. Karena pandangan hidup
manusia itu berlain-lainan, berbeda-beda pula apa yang hendak dicapai
dengan pendidikan itu.
Tujuan pendidikan menurut Dewey ialah membentuk manusia
untuk menjadi warga negara yang baik. Dari pendapat Dewey ini dapat kita
*
artikan bahwa tujuan pendidikan hendaklah mempersiapkan anak untuk
hidup dalam masyarakat. Namun pada dasamya agar tercapai tujuan
pendidikan yang global maka pendidikan harus dapat maju bersama-sama.
Pendidikan individual jangan diabaikan, jadi pendidikan harus berdasarkan
kepada ribadi, kepada individualitas anak. Pendidikan kemasyarakatan pun
harus tertanam dengan baik pada anak-anak sebab manusia itu tidak hidup
sendiri di dunia ini, tetapi ju g a sebagai anggota masyarakat yang terikat
oleh adanya larangan-larangan, peraturan-peraturan, undang-undang dan
sebagainya.4
Dalam perspektif Islam, menurut Abu Amr Ahmad Sulaiman,
tujuan pendidikan anak secara umum adalah mencari keridhaan Alloh SWT
dan usaha untuk mendapatkan surga-Nya, keselamatan dari neraka-Nya
serta mengharap pahala dan balasan-Nya. Tujuan pendidikan anak dal am
Islam begitu komprehensif dan universal, menerobos ke berbagai aspek,
baik aspek spiritual, intelektual, imajinatif, jasmaniah, ilmiah, maupun
bahasa. Oleh karena itu, pendidikan anak dalam kandungan (pranatal) harus
mendorong semua aspek tersebut kearah keutamaan serta pencapaian semua
kesempumaan hidup berdasarkan nilai-nilai Islam, dan begitu juga dalam
program dan langkah-langkah pendidikan pranatal hendaklah diarahkan
kepada tujuan, antara lain - paling tidak - sebagaimana yang dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Merefleksikan nilai-nilai ajaran agama, sosial, budaya dan ilmu
pengetahuan yang dimiliki orang tuanya dan sekaligus mengajak
bersama anak dalam kandungannya melakukan refleksasi nilai-nilai
tersebut.
2. Melatih kecenderungan anak dalam kandungan tentang nilai tersebut di
atas dan sekaligus melatih keterampilan amaliah sesuai dengan yang
diajarkannya, setelah ia dilahirkan dan dewasa nanti.
3. Melatih kekuatan dan potensi fisik dan psikis anak dalam kandungan.
4. Membangun prakesadaran bahasa dan komunikasi (antara anak dalam
kandungan dan orang di luar rahim/ orang tua atau lainnya).
5. Menigkatkan rentang konsentrasi, kepekaan dan kecerdasan anak dalam
kandungan.5
Tujuan akhir dari pendidikan pranatal adalah menghasilkan
perubahan-perubahan padajanin dan bayi yang akan membuat mereka lebih
siap menghadapi lingkungan sehingga mereka lebih berbahagia dan
produktif dalam kehidupan.
Perubahan-perubahan dalam kemampuan, kepandaian bergaul dan
kesadaran umum ini. Jika digandakan dengan jum lah anak-anak yang terus
meningkat yang menunjukkan keuntungan-keuntungan ini, pada saatnya
akan mengubah kerangka struktur sosial kita. Lebih jauh lagi pendidikan
pranatal dapat membantu orang tua lebih memiliki kasih sayang, responsif,
santai dan memberikan dukungan emosional yang merupakan salah satu
faktor dalam meningkatkan kemampuan bayi. Jadi, hubungan awal antara
*
bayi pranatal dengan orang tuanya memiliki efek besar baik bagi individu
maupun masyarakat luas 6
C. Metode Pendidikan Pranatal
Mendidik anak dalam kandungan (pranatal) merupakan suatu
pekeijaan yang besar yang membutuhkan motivasi yang kuat, pemikiran,
ketelatenan, pengorbanan dan kesungguhan yang nyata dari pihak
pendidiknya, yaitu orang tuanya. Karena mendidik anak pranatal sungguh
berbeda dengan mendidik anak pascanatal atau sudah memasuki sebuah
sekolah formal, dimana metode dan langkah-langkah mendidiknya sudah
banyak diketahui dan telah berkembang dan diaplikasikan dengan baik.
Mendidik anak pranatal bukan berarti mendidik anak tersebut agar pandai
difikirkan baik-baik sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah dan berdasarkan
ajaran paedagogis untuk mencapai tujuan dari kegiatan mendidik anak
pranatal. Metode tersebut tidak dapat dilaksanakan secara langsung, tetapi
diaplikasikan melalui ibu yang sedang mengandung. Metode-metode
tersebut antara lain:
*
1. Metode Kasih Sayang
Kasih sayang merupakan kebutuhan seluruh manusia bahkan
hewan dan tumbuhan. Istri yang mengandung lebih membutuhkan kasih
sayang, tidak saja untuk dirinya, melainkan juga untuk anak yang
dikandungnya. Kasih sayang tersebut merupakan pintu sekaligus pembuka
bagi aplikasi-aplikasi metode lainnya.
Dalam upaya mendidik anak pranatal, suami wajib mengasihi dan
menyayangi istrinya yang sedang mengandung, supaya ia menjadi tenang
dan tenteram. Situasi ini akan membuat situasi rumah tangga menjadi rukun
dan menjadi lingkungan yang baik dalam Islam, sekaligus menjadi
rangsangan yang edukatif positif bagi anak pranatal.
2. Metode Doa
Doa merupakan instrumen yang sangat ampuh untuk mengantrkan
kesuksesan sebuah perbuatan. Hal ini dikarenakan segala sesuatu upaya
pada akhimya hanya Allah lah yang berhak menentukan hasilnya. Bagi
seorang muslim, berdoa berarti senantiasa menumbuhkan semangat dan
optimesme untuk meraih cita-cita dan pada saat bersamaan membuka intu
hati untuk menggantung sepenuh hati akan sebuah akhir yang baik di sisi
Allah.8
Berdoa merupakan metode yang relevan. Dalam kaitannya
dengan pendidikan pranatal. Salah satu stimulasi yang baik yang
seyogyanya dilakukan seorang ibu juga suaminya adalah dengan banyak i
berdoa kepada Allah, apalagi telah menjadi keyakinan kita sebagai seorang
muslim, bahwa “doa memiliki kekuatan yang besar”. Doa berperan sangat
penting untuk memperoleh anak yang sehat fisik dan psikis, yang cerdas
otak dan cerdas spiritual. Maka hendaklah selama masa kehamilan, suami
istri memperbanyak doa kepada Allah SWT.9 Diantara doa-doa itu adalah
sebagai berikut:
*Ibid, him. 56
Artinya:
Ya tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anakyang baik, sesungguhnya Engkau Maha Pendengar Doa.
(QS. Ali-Imran:38).w
Artinya:
Ya Tuhanku jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan sholat, Ya Tuhan kami perkenankanlah doaku. (QS. lbrahim:40).u
Doa tersebut hendaknya dilakukan secara teratur dan
berkesinambungan. Yang dimaksud tertur dan berkesinambungan adalah
berdoa dilakukan setelah selesai sholat lima waktu dan berkelanjutan
seumur hidup. Jika dikaitkan dengan pendidikan anak pranatal
berkelanjutan, itu berarti sejak awal dalam kandungan sampai lahir.
3. Metode Ibadah
Segala bentuk ibadah, mahdhah, dan ghair mahdhah, wajib dan
sunnah, seperti ibadah shalat, saum (puasa), haji, zakat, dan lain-lainnya
dapat dijadikan metode untuk mendidik anak pranatal. Besar sekali
pengaruh yang dilakukan ibu dengan melakukan metode-metode ibadah ini
bagi anak pranatal, selain melatih kebiasaan-kebiasaan aplikasi kegiatan 10 *
10Departemen Agama Republik Indonesia, al-O u r 'an dan terjem ahannya, CV. Java Sakti, 1971, him. 81.
ibadah, juga akan menguatkan mental, spiritual, dan keimanan anak setelah
nanti lahir, tumbuh dan berkembang dewasa.
Ibadah dalam arti pengabdian manusia sebagai makhluk kepada
Allah. Semua manusia diciptakan oleh Allah di dunia ini untuk mengabdi
(beribadah kepada Allah), yakni sebagai rasa syukur kita kepada Allah. Jadi
lah itu sudah merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan manusia
sebagai hamba Allah.12
Shalat adalah aktifitas spiritual tertinggi bagi manusia, perjalanan
transendental dari hamba menuju haribaan Tuhan-Nya. Ketika kita shalat,
semua hal silupakan karena energi, pikiran, hati dan semua aktifitas tertuju
kepada-Nya. Jika kita menyimak dengan cermat bacaan-bacaan shalat,
maka akan kita temukan makna-makna bacaan tersebut yang intinya
penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah.
Shalat merupakan salah satu bentuk ibadah atau langkah utama
seorang ibu dalam mentransmisikan jiw a spiritualitasnya kepada sang bayi
(anak pranatal). Karena seorang ibu yang sedang hamil pun wajib
melaksanakan atau menunaikan shalat fardhu. Disamping sebagai kwajiban
seorang ibu yang muslimah, maka penunaian shalat fardlu tersebu: bagi ibu
hamil juga dimaksudkan untuk memberikan stimulasi yang positif terhadap
anak pranatal, yang diharapkan kelak setelah anak lahir, anak tersebut akan
lebih dekat dan mencintai shalat.13
12Mansur, op. cit., him. 164.
Menerapkan metode ini tidaklah sulit, hanya saja si ibu harus
lebih kreatif, inovatif dan sungguh-sungguh rela mengikutsertakan segala
aktifitas ibadahnya dan anak pranatal secara bersama-sama, dengan suatu
teknik kombinasi yang merangkaikan antara ucapan, sensasi dan perbuatan
konkret si ibu.14 Metode ibadah ini merupakan sebuah usaha mendidik anak
pranatal yang relevan, karena dengan ibadah, ibu hamil secara otomatis
akan mengikutsertakan anak pranatalnya untuk beribadah bersama-sama.
4. Metode membaca
Metode membaca merupakan salah satu cara yang paling utama
untuk memperoleh berbagai informasi penting dan ilmu pengetahuan.
Anak pranatal pada usia 20 minggu (5 bulan) lebih sudah bisa menyerap
informasi melalui pengalaman-pengalaman stiraulasi atau sensasi yang
diberikan ibunya. Namun demikian tingkatannya masih sangat mendasar
dan sederhana. Jika dikatakan kepada anak pranatal sebuah kata “tepuk”,
sambil melakukan sensasi kepadanya, maka ia akan mampu mendengarkan
dan menyerap informasi tersebut dengan tingkat penerimaan bunyi “t-e-p-
u d a n k”.15
Metode membaca juga merupakan suatu upaya ibu hamil untuk
memperkaya minat intelektual, yakni dengan cara mengkaji, membaca
(tadarus) al-Qur’an. Sebagaimana diketahui bahwa al-Qur’an adalah kitab
suci, dan bukan merupakan buku biasa. Karena sifatnya yang suci tersebut,
tidak dapat menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan. Al-Qur’an
tidak bisa dikaji hanya dengan otak manusia yang profan (bersifat duniawi
dan tidak suci), tidak mudah juga mendapatkan kebenaran darinya jik a
disikapi dengan egoisme dan pretensial. Semua ini menggambarkan bahwa
al-Qur’an bukanlah kata-kata biasa, melainkan lembaran-lembaran suci
yang mengandung beban berat misteri kebenaran yang berlapis-lapis dan
misteri tentang yang ada.16
Membaca al-Qur’an di samping sebagai ibadah juga merupakan
tindakan yang dapat mendekatkan diri pada Allah dalam rangka mencapai
keinginannya. Karena orang islam yang sesungguuhnya merasa bahwa pada
waktu ia membaca al-Qur’an seolah-olah jiwanya menghadap kehadirat
dan ayah sebagai amalan sehari-harihari, akan membarikan pengaruh positif
terhadap perkembangan mental dan spiritual anak. Membaca al-Qur’an
hendaknya dialkukan terus-menerus selama masa kehamilan.17 Ayah dan
ibu memiliki kewajiban yang sama dalam pendidikan anak pranatal. Karena
janin usia empat bulan sudah dapat terangsang untuk mendengarkan sesuatu
untuknya. Memperdengarkan alunan ayat suci al-Qur’an adalah pilihan
terbaik.
5. Metode Berlagu
Metode berlagu merupakan metode yang mantap untuk mendidik
keimanan bagi anak pranatal. Yang dilagukan itu haruslah berupa kalimat-
kalimat thayyibah. Lagu-lagu berbahasa Indonesia yang berisi ajaran atau
bemafaskan Islam, dapat didendangkan dengan merdu tanpa iringan musik,
seperti bershalawat. Ketika mendengarkan lagu tersebut sebaiknya selalu
disertai dengan niat ibadah supaya benar-benarbenar menjadi ibadah. Lagu
semacam itu akan membina lingkungan yang baik serta menjadi rangsangan
edukatif yang positif serta islami bagi anak pranatal.!S
D. Materi Pendidikan Pranatal
Materi-materi untuk anak pranatal adalah sebagai berikut:
1. Doa
Materi doa ini terbagi pada tiga tahapan, antara lain sebagai
berikut:
a. Doa pada saat menanamkan benih nutfah (sperma dan ovum), yang
meliputi:
• Doa ketika akan melakukan hubungan biologis suami-isteri
• Doa untuk dikaruniai seorang anak dan keturunan yang baik
• D o a, shalat dan dzikir.
b. Doa pada saat sperma telah tertanam di ruang uterus/rahim, yang
meliputi:
• Doa ingin dikaruniai anak
• Doa ingin dikaruniai keturunan yang baik dan teladan bagi umat
c. Doa pada saat nitfah sudab menjadi janin, yang meliputi:
• Doa ingin dikaruniai anak yang shaleh dan teladan bangsa
• Doa ingin dikaruniai anak yang selalu dilindungi oleh Allah SWT
• Doa ingin dikaruniai anak yang selalu berbakti pada Allah SW T.19
2. Praktek Ibadab
Ibadah shalat adlah ibadah mahdhah. Ada dua jenis ibadah yaitu
wajib dan sunnah. Keduanya bisa dijadikan materi pelajaran pokok bagi
anak pranatal. Anak pranatal direspons untuk melakukan praktek ibadah,
agar ia terbiasa atau terlatih pada kondisi psikologis, lingkungan yang aktif
dan sensitif serta gemar pada amaliah ibadah yang wajib dan sunnah. Dan
vnelatih gerakan biologis (aktifitas jasm aniah) pada tingkat keterampilan
maksimal dan ibadah.20
Pendidikan shalat hendaknya dimuali pada saat masa kecil bahkan
sejak dalam kandungan, di mana dalam keluarga lah yang melakukan
pendidikan ke arah itu. M aka anggota keluarga terutama ibu hamil
hendaknya aktif dan tepat waktu melaksanakan shalat yang dapat mendidik
anak dalam kandungan. Dalam memberikan pengajaran pelaksanaan shalat,
orang tua lah yang harus mampu tampil sebagai pelopor amar ma ’r u f nahi
munkar.21
19Ubes Nur Islam, op. tit., him. 68. 20Ibid, him. 69.
3. Bahasa
Belajar bahasa bagi anak pranatal adalah belajar konsep-konsep
kata sederhana dan mudah diterima. Oleh karena itu, kata-katakat yang
dapat diterima ank pranatal hanya kata-katakata utama, yang memiliki
konskuensi fenomenologis. Sebagaimana yang dialami dan dipahaminya,
bukan kata-kata tanpa sadar dan tidak ada konsekuensi fenomenologis.22
4. Al-Qur’an dan al-Hadits
Bagi umat Islam, al-Qur’an adalah imam yang harus diikuti. Ia
adalah pedoman hidup pertamanya dan al-Hadits adalah yang keduanya.
Anak dalam kandungan direspons untuk mendengarkan bacaan-bacaan al-
Qur’an agar ia terbina dan terlatih pada kondisi suasana keislaman atau
bersifat Q ur’ani. Atau menimbulkan kecintaan pada materi al-Qur’an dan
al-Hadits setelah ia menjadi anak yang tumbuh dan berkembang (masa
kanak-kanak, remaja sampai tingkat dewasa) nanti.23
5. Akhlak (moralitas)
Salah satu hakikat kesempumaan manusia itu dilihat dari nilai
akhlak atau moralnya. Dan inilah cita-cita nabi M uhammad saw diutus ke
dunia ini untuk menyempumakan akhlak manusia. Penanaman akhlak harus
dilakukan sedini mungkin, bahkan sejak dalam kadungan.
Pemberian pendidikan akhlak bagi anak dalam kandungan, berarti
segala konsekuensi aktifitas yang dilakukan oleh ibunya dalam menjalankan
hubungan timbal balik antara si ibu dan orang lain dengan hubungan baik
dan upaya untuk melakukan perbaikan (ishlah). Dengan demikian si ibu
yang sedang mengandung, harus menjaga akhlaknya dengan baik dan
berbudi luhur. Denagn penjagaan tersebut, akan memberikan pengaruh yang
besar pada sisi mental dan kepribadian si bayi dalam kandungan.24
Salah satu contoh akhlak yang baik adalah bersodaqoh. Shodaqoh
adalah memberikan suatu barang atau harta benda dengan tidak ada
takarannya, karena mengharapkan pahala dari Allah. Secara umum
shodaqoh adalh semua yang bersifat baik atau semua kebaikan yang
diperbuat manusia bukan hanya berupa benda, akan tetapi dapat juga berupa
jasa dan tenaga. Dalam hal ini pemberian shodaqoh yang dilakukan oleh
ibu-ibu hamil merupakan upaya bathiniyah dalam rangka menanamkan rasa
sosial pada anak dalam kandungannya.25
Itulah antara lain metode dan materi yang dianjurkan untuk
diterapkan atau diajarkan pada anak dalam kandungan. Pada dasamya
segala materi yag telah ada dalam pendidikan pada umumnya, dapat
diajarkan pada anak pranatal, melalui kedua orang tuanya. Artinya kedua
orang tualah yang berperan ak tif dalam pendidikan tersebut.
2AI b id , him. 72
B A B III
r
/
PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK
A. Fase-fase Perkembangan Anak
Pertumbuhan dan perkembangan adalah hakekat anak-anak,
karena tidak seorangpun anak dapat menghindari, mempercepat atau
memperlambatnya. Prosesnya akan berlangsung wajar, alami dan berangsur-
angsur, sebagai bukti dari kekuasaan Allah SWT. Pertumbuhan dan
perkembangan itu bahkan teijadi jauh sebelum kelahiran, sebagaimana
proses kejadian manusia, dari setetes air mani, menjadi segumpal darah,
kemudian segumpal daging yang diberi bentuk (kerangka) dan yang tidak
t
diberi bentuk, sampai saat kelahiran sebagai kejadian yang sempuma atau
sebaik-baiknya kejadian. Kemudian dari bentuk kerangka tersebut akan
menjadi janin yang akan berkembang selama ± 9 bulan di dalam rahim
seorang ibu. Masa dalam kandungan itulah dimulainya penghidupan seorang
anak.
Fase perkembangan dapat diartikan sebagai penahapan atau
pembabakan rentang perjalanan kehidupan mdividu yang diwamai cin-ciri
khusus atau pola-pola tingkah laku tertentu. Masalah pembabakan atau
periodesasi perkembangan ini, para ahli berbeda pendapat. Pendapat-
pendapat itu secara garis besamya dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu
berdasarkan anahsis biologis, didaktis dan psikologis.
sekitar 9 bulan atau 280 hari. Ada 6 ciri periode pranatal. Periode ini adalah
saat dimana sifat bawaan dan jenis kelamin individu ditentukan, dimana
kondisi-kondisi dalam tubuh ibu dapat mendorong atau mengganggu pola
perkembangan pranatal, dimana pertumbuhan dan perkembangan secara
proporsional lebih besar daripada dalam periode-periode lain, ketika
terdapat banyak bahaya fisik maupun psikologis, dan saat orang-orang yang
berarti membentuk sikap individu yang baru tercipta.3
2Departemen Agama, A1 Q u r'an dan Terjem ahnya, Surabaya, CV. Jay a Sakti, 1971,
Ciri-ciri khusus dan pola tingkah laku yang dimiliki oleh setiap
individu dalam setiap tahapan perkembangan sebelumnya ada keterkaitan
antara satu frase dengan frase yang lain. Persiapan dan pembinaan orang tua
ketika individu yang bersangkutan masih kecil sangat mempengaruhi proses-
proses perkembangan selanjutnya. Individu hanya membawa potensi-potensi
ketika ia lahir, orang tua yang harus membentuk atau mengembangkan
semua potensi yang dimiliki anak. Sampai pun ketika individu berada pada
fase lansia, merupakan hasil dari persiapan dan pembinaan orang tuanya
ketika ia masih dalam fase sebelum fase dewasa.
Dalam pertumbuhan dan perkembangan individu di setiap
lasenya, ada proses yang sistematik, progresif dan berkesinambungan. Alloh
SWT, menjelaskan proses bagaimana individu tumbuh dan berkembang
menjalani fase demi fase dalam kehidupannya.1
Sebagaimana dalam ayat Allah SWT:
him. 768.
^Netty Hartati, op. cit., him. 22.
33
17-18.
saat orang-orang yang berarti membentuk sikap individu yang baru
tercipta.3
Faktanya bahwa manusia itu hidup sesungguhnya bukanlah baru
dimulai ketika ia terlahir, akan tetapi kehidupan itu telah dimulai sejak di
dalam kandungan.4
2. Fase Lahir
Fase lahir merupakan permulaan atau periode awal keberadaan
sebagai individu dan bukan sebagai parasit di dalam tubuh ibu. M asa ini
dimulai dari kelahiran dan berakhir pada saat bayi menjelang dua minggu.
Periode ini adalah saat dimana janin harus menyesuaikan dengan kehidupan
di luar rahim ibu, dimana ia telah hidup selama kurang lebih sembilan
bulan. Walaupun singkat, masa/fase lahir ini pada umumnya dibagi menjadi
2 periode: periode pertunate dan periode neonate. Periode partunate (mulai
saat kelahiran sampai antara lima belas dan tiga puluh menit sesudah
kelahiran). Periode ini bermula dari keluamya janin dari rahim ibu dan
berakhir setelah tali pusar dipotong dan diikat. Sampai hal ini selesai
dilakukan, bayi masih merupakan pasca matur, yaitu lingkungan di luar
tubuh ibu. Periode neonate (dari pemotongan dan pengikatan tali pusar
sampai sekitar akhir minggu kedua dari kehidupan pascamatur). Setelah itu
bayi adalah individu yang terpisah, mandiri dan tidak lagi merupakan
^Netty Hartati, op. cit., him. 22.
parasit. Selama periode ini bayi hams mengadakan penyesuaian pada
lingkungan bam di luar tubuh ibu.5
Dalam hal ini proses kelahiran mempakan tahap berpindahnya
janin dari alam rahim ibunya ke dunia luar. Janin yang avvalnya bergantung
penuh kepada sang ibu menjadi lepas sedikit demi sedikit dan akhimya bisa
mandiri.
Dengan kelahiran itu, otomatis tali pusar tidak akan lagi berfungsi
memberikan makanan dan udara kepada bayi. Setelah bayi itu lahir, peran
tersebut digantikan oleh mulut untuk menyusu dan makan.6
3. Fase Dua Tahun Pertama
Masa bayi berlangsung dua tahun pertama setelah periode bayi
berkurangnya ketergantungan pada orang lain, dan ini efek dari pesatnya
perkembangan pengendalian tubuh yang memungkinkan bayi duduk,
berdiri, beijalan dan menggerakkan benda-benda. Ciri khas yang dimiliki
5Netty Hartati, op. c i thim. 22.
fase ini adalah anak memusatkan untuk mengenal lingkungannya,
menguasai gerak-gerik fisik dan belajar berbicara.7
Berdasarkan fakta dan kewajiban orang tua terhadap anaknya, fase
ini ditandai dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) selama kurang lebih dua
tahun pertama kehidupan anak. ASI sangat berpengaruh pada
pembentukan kepribadian anak, pada fase ini dan fase-fase selanjutnya.
4. Fast. Kanak-kanak Awal
Masa kanak-kanak awal berlangsung dari dua sampai enam tahun,
oleh para pendidik dinamakan sebagai usia pra-sekolah. Perkembangan fisik
pada masa ini beijalan lambat tetapi kebiasaan fisiologis yang dasamya
diletakkan pada masa bayi menjadi cukup baik. Pada awal masa kanak-
kanak dianggap sebagai saat belajar untuk mencapai perbagai ketrampilan,
karena anak senang mengulang, hal mana penting untuk belajar
keterampilan, anak pemberani dan senang mencoba hal-hal baru, dan hanya
memiliki beberapa keterampilan maka tidak mengganggu usaha
penambahan keterampilan baru. Ciri khas yang dimiliki fase ini adalah
perkembangan dipusatkan untuk menjadi manusia sosial (belajar bergaul
dengan orang lain).8
Masa ini merupakan tahap lanjutan dari masa menyusui. Namun,
masa ini berbeda dengan tahap sebelumnya dengan berlanjutnya
perkembangan psikologi dan sosial si anak. Pada masa ini, kemampuan
anak lebih meningkat dalam mengendalikan kegiatan.
5. Fase Kanak-kanak Akhir
Akhir masa kanak-kanak yang berlangsung dari enam tahun
sampai anak mencapai kematangan seksuaJ, yaitu sekitar sebelas tahun bagi
anak perempuan dan dua belas tahun bagi anak laki-laki, oleh para pendidik
disebut sebagai usia “sekolah dasar” . Pertumbuhan fisik yang lambat pada
akhir masa kanak-kanak dipengaruhi oleh kesehatan, gizi, imunisasi, seks
dan intelegensi.9
Pada masa ini mereka lebih banyak dipengaruhi atau mengikuti
teman-temannya dari pada orang tuanya sendiri. Telah disebutkan diatas
bahwa pada fase ini, anak mengalami kematangan seksual atau dapat
dikatakan bahwa anak mulai menunjukkan minatnya terhadap seks. Oleh
karena itu, orang tua harus mengawasi selalu perkembangan jiw a dan
mental anak serta perilaku atau kepribadian anak agar tidak terjadi
keterlambatan pembentukan kepribadian anak yang tidak baik.
i. proses Pembentukan Kepribadian Anak
Masa depan seorang anak tergantung pada pengasuhan dan
pendidikannya. Berbagai pengalaman yang dilalui oleh seorang anak dari
semenjak perkembangan pertamanya, mempunyai pengaruh yang besar
dal am kehidupannya. Berbagai pengalaman ini berperan penting dalam
mewujudkan apa yang dinamakan dengan pembentukan diri secara utuh,
yang tidak akan tercapai kecuali dengan memberikan kemerdekaan kepada
anak dan membina jiw a kemandiriannya.
Untuk mencapai ini semua, seorang pendidik mempunyai peran
yang penting dalam mendidik seorang anak, karena melalui pendidikan ini
terdapat pengaruh yang besar dan jelas dalam membentuk kepribadiannya.
Lingkungan keluarga yang dipenuhi rasa cinta dan rasa saling tolong
menolong, yang berlandaskan dengan ikatan yang kuat antara keluarga, juga
mempunyai andil yang besar dalam membentuk kepribadian anak, serta
dapat memotivasi anak untuk membina dirinya dan meningkatkan
potensinya.10
Keluarga, yang menghadirkan anak ke dunia ini, secara kodrat
mendidik anak itu. Sejak kecil, si anak hidup tumbuh dan berkembang di
dalam keluarga. Seluruh isi keluarga yang mula-mula mengisi pribadi anak.
Orang tua secara tidak merencanakan menanamkan kebiasaan-kebiasaan
yang diwarisi oleh nenek moyang dan pengaruh-pengaruh lain yang
diterimanya dari masyarakat. dapat disadari betapa pentingnya peranan
keluarga sebagai peletak dasar pola pembentukan kepribadian anak. Sedang
lembaga-lembaga pendidikan yang lain, tinggallah memberikan isinya saja,
untuk selanjutnya akan ditentukan sendiri bentuk dan wamanya oleh anak
itu sendiri, sesuai dengan kemampuan, kekuatan dan kreasi si anak i tu
dalam pertumbuhan dan perkembangannya lebih lanjutnya.11
10Akram Misbah, Utsman, 25 K ia t M em bentuk A nak H ebat',. (terj) Fitriah Wardie, Jakarta, Gema Insani, 2005, him. 11.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar ucapan
orang, “dia orang yang kaya kepribadian” atau “dia orang yang tidak punya
kepribadian” atau sama dengan perkataan “dia kurang memiliki
kepribadian”. Apabila kita amati penggunaan kata-kata tersebut kita
dapatkan bahwa perkataan “kaya akan kepribadian” itu menunjukkan
pengertian bahwa dia adalah seorang yang menarik/menyenangkan.
Sedangkan perkataan “kurang kepribadian” berarti bahwa pribadi orang itu
memiliki sifat-sifat yang kurang menyenangkan. Menurut ahli psikologi
penggunaan istilah “kepribadian” yang menunjukkan pengertian di atas
merupakan penilaian yang dangkal dan kurang ilmiah.
Secara etimologis, istilah “personality” atau “kepribadian” itu
asal mulanya berasal dari kata latin “per” dan “Sonare” yang kemudian
berkembang menjadi kata “persona” yang berarti “topeng”, pada zaman
romawi dulu, aktor drama menggunakan topeng itu untuk menyembunyikan
identitas dirinya agar ia memungkinkan untuk tampil membawa peran-
peran karakter apapun (bukan karakter aslinya)12. Orang-orang terdahulu
menganggap bahwa manusia itu didalam kehidupannya sehari-hari tidak
selalu membawakan dirinya sebagaimana adanya, selalu menutupi
kelemahannya agar mendapatkan tempat di tengah-tengah masyarakat.
Pengertian ini jelas bertentangan dengan apa yang diartikan
menurut psikologi modem yang memandang bahwa kepribadian sebagai
“keseluruhan kualitas tingkah laku dan kepribadian seseorang” Secara
operasional kepribadian (personality) didefinisikan Allport, yang penulis
kutip dari buku Psikologi Umum dan Perkembangan oleh Akyas azhari,
sebagai the dynamic organization within the individualis unique
adjustments to the environment. (Kepribadian pada hakikatnya adalah
organisasi yang dinamis dari pada sistem psiko-fisik yang ada dalam diri
individu sebagai sarana agar yang bersangkutan mampu menyesuaikan
dirinya secara unik atau khas terhadap lingkungan). Istilah dynamic dalam
definisi tersebut menunjukkan bahwa pada hakikatnya kepribadian itu dapat
berubah, baik dalam hal knalitas maupun tingkah lakunya. Sedangkan kata
“organisasi” merujuk pada engertian kepribadian itu terbentuk sebagai
sebuah struktur yang kokoh, dan istilah “sistem psiko-fisik” merujuk
pengertian kebiasaan-kebiasaan, sikap, nilai, keyakinan, kondisi, emosi,
statemen, motif-motif dan sebagainya. Kesemuanya menunjukkan bahwa
meski kepribadian bersifat psikologis, akan tetapi pada dasamya ia
merumuskannya bahwa kepribadian adalah pola menyeluruh semua
kemampuan, perbuatan serta kebiasaan seseorang, baik jasmani, mental,
rohani, emosionil maupun yang sosial. Semua ini telah ditatanya dalam
caranya yang khas, di bawah beraneka pengarub dari luar. Pola ini terwujud
dalam tingkahlakunya, dalam usahanya sebagai manusia yang
dikehendakinya.14
Kepribadian adalah suatu totalitas psikhophisis yang kompleks
dari individu, sehingga tampak dalam tingkah lakunya yang unik. Inilah
perumusan terakhir dari makna kepribadian.
Salah satu karunia Allah yang sangat besar kepada hamba-Nya
adalah bahwa Dia telah menciptakan pasangan yang berasal dari diri
mereka sendiri. Dari pasangan tersebut kemudian Allah menciptakan anak
cucu untuk lebih merealisasikan nafas kebahagiaan dan ketentraman yang
dipenuhi oleh cinta dan kasih sayang di dalam bahtera rumah tangga
tersebut.
Allah SWT telah berfirman:
Artinya:
Alloh menjadikan kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari istri-istri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rizki dari yang baik-baik. Maka
mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari ni ’mat Alloh?
(QS: An-Nahl: 72)15
Keberadaan anak di lingkungan keluarga merupakan perhiasan
kehidupan dunia. Dan secara naluri-fitriyah, dalam hati kedua orang tua
mereka timbul rasa cinta yang mendalam kepada mereka. Pendidikan anak
merupakan tanggung jawab bersama antara kedua orang tua. Oleh karena
itu dalam manhaj pembinaan keluarga Islam, kedua orang tua secara
bersama-sama mendapat tugas untuk mendidik anak-anaknya dengan
pendidikan yang baik. Keduanya harus memberi perlindungan dan perhatian
paedagogis kepada mereka dengan menampilkan diri sebagai contoh
teladan yang baik.16 Untuk itu, sebagai orang tua, yang menginginkan anak-
anaknya memiliki kepribadian atau tingkah laku yang baik, maka
diharapkan orang tua pun memiliki kepribadian yang baik pula. Karena
orang tua merupakan manusia pertama yang berperan aktif dalam proses
pembentukan kepribadian anak. Proses pembentukan kepribadian anak ini
tidak berlangsung pada saat orang tua telah memiliki seorang anak,
melainkan telah terproses jauh sebelumnya, yaitu pada saat pemilihan jodoh
(antara kedua orang tua), lalu berlanjut pada saat teijadinya hubungan
seksual kedua orang tua, pada saat ibu hamil dan pasca kelahiran.
15Departemen Agama, op. cit., him. 412.
1. Memilih Pasangan (Jodoh)
Ibu adalah universitas yang mampu meluluskan anak bangsa yang
tangguh, kokoh dan shalih pada setiap zaman dan tempat. Wanita adalah
setegah dari bagian masyarakat dan dia melahirkan separuh dari generasi
manusia serta dialah pondasi tegaknya keluarga. Smeentara keluarga adalah
asas masyarakat, bila anda ingin memiliki masyarakat yang baik dan
tangguh maka hendaklah anda membenahi rumah tangga.
Namun sebelum berfikir ke arah itu anda hams memilih istri yang
shalihah untuk menjadi pendamping dan menjadi pendidik bagi anak-anak
anda serta pemegang amanah bagi mmahmu, karena rumah tangga yang
islami menjadi bibit terbentuknya aqidah yang kokoh, maka hendaknya
seorang muslim membangun benteng yang kokoh lebih dahulu karena hal
itu lebih utama untuk diperhatikan.
Oleh sebab itu seorang ibu memiliki peran yang sangat
menentukan dan pengaruh yang penting bagi proses pendidikan dalam
rumah tangga di samping peran ayah. Bagi orang yang ingin membentuk
rumah tangga yang islami dan anak-anak yang shalih harus memilih
seorang calon isteri yang shalih dan baik karena dia pondasi yang sangat
menentukan keberhasilan pendidikan rumah tangga dan sebagai tempat
awal pijakan pendidikan yang benar.17
Ibu yang memiliki peran positif dalam perbaikan masyarakat
melalui pembentukan kepribadian anak dan pengembangan seluruh isinya.
Telah dinasehatkan dalam Islam, di dalam memilih pasangan hendaklah
diperhatikan keteijagaannya dari hal-hal yang dilarang dan hina, kemuliaan
keluarganya, serta keimanan dan ketakwaannya.
Menumt pandangan Islam, wanita adalah sumber kebaikan,
ketenangan, dan keteguhan. Wanitalah yang melahirkan individu manusia
ke dalam masyarakat manusia, dengan mewariskan kekhususan dan
spiiitualitas manusiawinya kepada anak. Dan dikatakan bahwa “surga
berada dibawah telapak kaki ibu”, karena melalui merekalah tertanam
fondasi sebagian besar kebahagiaan anak-anak dan pada akhimya kelayakan
masuk surga.18 Rasulullah saw. memerintahkan kaum muslim untuk
mencari calon istri-suami yang baik. Kriteria calon pasangan hidup harus
didasarkan atas asas takwa dan kesalihan, jelasnya nasab dan kehormatan
para calon itu. Pemilihan ibu dan penyeleksiannya yang dianjurkan oleh
syari’atau Islam telah menjadi salah satu pokok dasar yang ilmiah, dan
menjadi teori pendidikan di zaman modem ini. Di dalam ilmu keturunan
dijelaskan bahwa sang anak akan mewarisi sifat-sifat jasmaniah dan
perilaku, serta pemikiran kedua orang tuanya sejak lahir.19 Rasulullah saw.
juga menganjurkan untuk memilih pasangan dengan mengutamakan wanita
yang ahli agama. Beliau bersabda: