• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Nomor : 007/PUU-III/2005

MAHKAMAH KONSTITUSI

REPUBLIK INDONESIA

---RISALAH

PANEL HAKIM

PEMERIKSAAN PENDAHULUAN

PERKARA NO. 007/PUU-III/2005

PENGUJIAN UU NO. 40 TAHUN 2004

TENTANG

SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL

TERHADAP UUD 1945

KAMIS, 10 MARET 2005

(2)

MAHKAMAH KONSTITUSI

REPUBLIK INDONESIA

---RISALAH

PANEL HAKIM

PEMERIKSAAN PENDAHULUAN

PERKARA NO. 007/PUU-III/2005

PENGUJIAN UU NO. 40 TAHUN 2004

TENTANG

SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL

TERHADAP UUD 1945

KETERANGAN

1. H a r i : Kamis

2. Tanggal : 10 Maret 2005

3. Waktu : 10.00-11.00 WIB

4. Tempat : Ruang Sidang Mahkamah Konstitusi RI

Jl. Medan Merdeka Barat No. 7 Jakarta Pusat

5. Acara : Pemeriksaan Pendahuluan

6. Susunan Panel Persidangan:

1. SOEDARSONO, S.H. ( K e t u a )

2. H. ACHMAD ROESTANDI, S.H. ( Anggota )

3. MARUARAR SIAHAAN, S.H. ( Anggota)

7. Panitera Pengganti : Ida Ria Tambunan S. H,

8. Pemohon : Drs. H. Fathorrasjid, M.Si.

Saleh Mukaddar, S. H. Edi Heriyanto, S.H

(3)

JALANNYA SIDANG

1. KETUA SOEDARSONO, S. H.

Untuk perkara 007/PUU-III/2005, dengan ini saya nyatakan dibuka dan terbuka untuk umum.

Sesuai dengan acara, hari ini adalah pemeriksaan pendahuluan. Seperti kita ketahui, bahwa pemeriksaan pendahuluan ini adalah tujuannya untuk pebaikan dari permohonan Anda sekalian. Akan tetapi sebelum itu, supaya nanti bisa masuk di dalam berita acara, kami persilakan siapa-siapa yang hadir dari para Pemohon maupun kuasanya.

Silakan.

2. PEMOHON Drs. H. FATHORRASJID, M.Si

Terima kasih.

Kami yang mengajukan permohonan untuk pengujian Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004. Fathorrasjid, ketua DPRD Jawa Timur.

3. PEMOHON SALEH MUKADAR, S. H

Ketua Komisi E DPRD Jawa Timur sebagai Pemohon.

4. KUASA PEMOHON SRI KUSMINI, SKM

Kami Sri Kusmini selaku kuasa Pemohon I.

5. PEMOHON EDY HERYANTO, S.H.

Saya Edy Heryanto, ketua Satuan Pelaksana Jaminan Pemeliharan

Kesehatan Masyarakat Rembang Sehat di Jawa Tengah.

Terima kasih.

6. PEMOHON Dra. NURHAYATI AMINULLAH,MHP., HIA

Saya Nurhayati sebagai ketua PERBAPEL PTKM Indonesia, sebagai Pemohon.

SIDANG DIBUKA PUKUL 10.00

(4)

7. KUASA PEMOHON MOERTJAHJO., SKM. M. Kes

Saya Moertjahjo sebagai anggota PERBAPEL yang menjadi kuasa Pemohon II.

Terima kasih.

8. KUASA PEMOHON ANTON HARDIANTO, S. H,. S. Psi

Sebagai Kuasa Pemohon I. Nama saya Anton Hardianto.

9. KETUA SOEDARSONO, S. H.

Akan kami mulai, yaitu mengenai permohonan Saudara-saudara sekalian. Sebelumnya, saya ingin bertanya kepada Saudara sekalian. Apakah Saudara-saudara ini sudah pernah membaca Undang-undang Nomor 24 Tahun 2003 mengenai Mahkamah Konstitusi?

10. KUASA PEMOHON ANTON HARDIANTO, S. H,. S. Psi

Sudah.

11. KETUA SOEDARSONO, S. H.

Sudah pernah, ya. Memahami, barangkali ya? Apakah juga Saudara sudah memahami undang-undang yang Anda mohonkan untuk diuji, yaitu Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 yaitu tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional? Apakah Saudara juga sudah memahami Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945? Karena seperti Saudara ketahui, bahwa kewenangan daripada Mahkamah Konstitusi, termasuk sidang hari ini, itu adalah uji Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 dengan Undang-Undang Dasar.

Mengenai identitas, saya kira sudah lengkap.

Hanya mengenai surat kuasa, apa sudah dilengkapi pula?

12. KUASA PEMOHON ANTON HARDIANTO, S. H,. S. Psi

Sudah.

13. KETUA SOEDARSONO, S. H.

Panitera. betul itu? Betul ya, karena di berkas saya tidak ada. Surat kuasa ini, apakah advokat atau pribadi-pribadi? Atau karena suatu aktivitas tertentu?

14. PEMOHON Drs. H. FATHORRASJID, M.Si

(5)

15. KETUA SOEDARSONO, S. H.

Begitu, ya? Karena perlu kami ingatkan secara kebiasaan dan juga sudah berjalan, bahwa untuk menghadiri sidang-sidang di Mahkamah Konstitusi ini, bagi yang advokat harus memakai toga. Bagi Pemohon atau principal, sudah benar Anda memakai pakaian yang resmi, begitu.

Ini copy-nya. Aslinya ada?

Kita urut saja, yaitu mengenai, jika soal kewenangan, nanti Hakim yang akan menilai apa berwenang atau tidak. Akan tetapi kami mulai dari kedudukan hukum atau legal standing daripada Pemohon.

Di sini, Saudara sudah mencantumkan.Coba disimak halaman 3 dari permohonan Saudara.

Jadi, saya mulai dari legal standing dulu, baru nanti apa sebetulnya yang ingin Anda mohonkan untuk diuji.

Ini dari baris sesudah lembaran negara itu, Pemohon I yang dalam hal ini Bapak bertindak untuk/dan atas nama ketua DPRD, ada surat tugas dari DPRD?

16. PEMOHON Drs. H. FATHORRASJID, M.Si

Ada surat kuasa.

17. KETUA SOEDARSONO, S. H.

Surat kuasa, ya?

Jadi, Bapak bertindak mewakili DPRD? Jadi tidak untuk dirinya sendiri? Ini perlu kami tegaskan.

Jadi, jika DPRD, itu memang hasil dari keputusan rapat sesuai dengan prosedur yang berlaku. Bukan begitu?

Apakah ada surat kuasa atau surat tugas? Jika belum, dapat disusulkan.

18. PEMOHON Drs. H. FATHORRASJID, M.Si

Kita akan menyusulkannya Bapak Ketua.

19. KETUA SOEDARSONO, S. H.

Oh, belum?

20. PEMOHON Drs. H. FATHORRASJID, M.Si

Tapi ada berita acara rapat.

21. KETUA SOEDARSONO, S. H.

Tadi itu, karena sudah lanjut, apa yang mestinya didahulukan, belum terperiksa, nanti disusulkan, ya. Ini untuk membantu, karena ini tebal, yang

(6)

dimaksud dengan berita acara tadi, sudah disampaikan atau belum? Jika sudah disampaikan, dokumennya nomor berapa? Berita acara rapat tadi, maksudnya yang memberi kuasa pada Anda sebagai ketua DPRD untuk beracara di Mahkamah Konstitusi, sudah disampaikan pada Panitera atau belum?

22. PEMOHON Drs. H. FATHORRASJID, M.Si

Sudah.

23. KETUA SOEDARSONO, S. H.

Coba, jika bisa dibantu. Rapim, ya?

Kemudian yang kedua, bagi para Pemohon yang mengatakan bahwa dia sebagai badan hukum, apakah sudah dilampirkan juga? Contoh saja, seperti yang ini, Dra. Nurhayati Aminullah MHP. HA., pekerjaan sebagai direktur Koperasi Mitra Kesehatan Jaya Badan Penyelenggara Jaminan

Pemeliharan Kesehatan Masyarakat, ini swasta atau apa?

Swasta? Maksud saya, apakah ada akta pendiriannya? Apakah juga sudah didaftarkan sebagai badan hukum?

24. PEMOHON Dra. NURHAYATI AMINULLAH,MHP., HIA

Sudah, sudah dilampirkan.

25. KETUA SOEDARSONO, S. H.

Sudah dilampirkan? Ini sebetulnya termasuk apa? Koperasi atau apa?

26. PEMOHON Dra. NURHAYATI AMINULLAH,MHP., HIA

Badan hukumnya, iya Bapak Ketua.

27. KETUA SOEDARSONO, S. H.

Sekarang itu, ada macam-macam LSM bukan?

28. PEMOHON Dra. NURHAYATI AMINULLAH,MHP., HIA

Koperasi, Bapak Ketua.

29. KETUA SOEDARSONO, S. H.

Jika koperasi, badan hukumnya dari Departemen Koperasi, itu sudah dilampirkan? Itu penting. Jika tidak mempunyai legal standing, tidak bisa diperiksa. Demikian juga kepada yang lain. Seperti ini, ketua Satuan

(7)

30. PEMOHON EDY HERYANTO, S.H.

Satuan pelaksana ini, dibentuk oleh Perda Nomor 3 Tahun 2003. Saya ulangi, Perda Nomor 8 Tahun 2003.

31. KETUA SOEDARSONO, S. H.

Perda mana, Bapak?

32. PEMOHON EDY HERYANTO, S.H.

Perda Kabupaten, Bapak Ketua.

33. KETUA SOEDARSONO, S. H.

Kabupaten mana, ini?

34. PEMOHON EDY HERYANTO, S.H.

Kabupaten Rembang.

35. KETUA SOEDARSONO, S. H.

Kabupaten Rembang, ya? Kemudian, prosedurnya bagaimana? Apakah juga pakai akta notaris? Atau bagaimana?

36. PEMOHON EDY HERYANTO, S.H.

Tidak, Bapak Ketua.

37. KETUA SOEDARSONO, S. H.

Tidak?

38. PEMOHON EDY HERYANTO, S.H.

Jadi, kami salah satu institusi yang dibentuk oleh daerah untuk menyelenggarakan jaminan pembelaan masyarakat.

39. KETUA SOEDARSONO, S. H.

Statusnya itu, sebagai apa? Apakah swasta?

40. PEMOHON EDY HERYANTO, S.H.

(8)

41. KETUA SOEDARSONO, S. H.

Karena dibentuk dengan Perda?

42. PEMOHON EDY HERYANTO, S.H.

Karena dibentuk dengan Perda, Bapak Ketua.

43. KETUA SOEDARSONO, S. H.

Itu ada buktinya?

44. PEMOHON EDY HERYANTO, S.H.

Ada, Bapak Ketua.

45. KETUA SOEDARSONO, S. H.

Sudah dilampirkan, ya?

46. PEMOHON EDY HERYANTO, S.H.

Ya, baik Bapak Ketua.

47. KETUA SOEDARSONO, S. H.

Demikian juga yang lain. Yang kami maksud sudah jelas? Saya lanjutkan.

Mengenai pokok perkara, seperti Anda katakan, sudah baca dan sudah memahami Undang-undang 24? Jadi sesuai dengan ketentuan itu, Anda juga harus mengemukakan dalam persidangan ini, sebetulnya apa yang menjadi maksud dan tujuan Saudara untuk mengajukan permohonan ini.

Coba salah satu atau siapa yang bisa mewakili, untuk lebih jelasnya, lebih konkretnya itu permohonan Anda. Itu demikian, silakan.

48. PEMOHON SALEH MUKADAR, S. H

Terima kasih.

Bagi kami, Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Jaminan Sosial Nasional, terutama pada Pasal 5, itu bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Pasal 18 butir 3, 5, 6, dan 7. Karena secara nyata, tidak saja mengkebiri kreativitas daerah, tapi juga merampas hak-hak daerah sebagai daerah otonom yang dijamin oleh undang Dasar maupun Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004.

Intinya di sana, gugatan kami terhadap Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004, Bapak Ketua.

(9)

49. KETUA SOEDARSONO, S. H.

Coba Anda sebutkan apa bunyi dari Pasal 5. Itu seperti apa?

50. PEMOHON SALEH MUKADAR, S. H.

Bunyi dari Pasal 5 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004, terutama pada Pasal 3, di sana Badan Penyelenggara Jaminan Sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:

a. Perusahaan atau perseroan. Persero jaminan sosial tenaga kerja (Jam sostek). b. Perusahaan atau perseroan dana tabungan dan asuransi pegewai negeri

(TASPEN).

c. Perusahaan perseroan, persero, Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ASABRI).

d. Perusahaan perseroan atau persero Asuransi Kesehatan Indonesia (ASKES) Kemudian di ayat (4), dalam hal diperlukan badan penyelenggara negara jaminan sosial selain dimaksud dalam ayat (3) dapat dibentuk yang baru dengan undang-undang. Ini yang mengebiri kita untuk membentuk ke Perda sebagaimana dimaksud di dalam Undang-Undang Dasar 1945.

51. KETUA SOEDARSONO, S.H

Ini dari Pemohon juga ya?

52. PEMOHON SALEH MUKADAR, S. H.

Ketua Komisi E

53. KETUA SOEDARSONO, S.H

Jadi, jika demikian, sebaiknya di dalam pokok perkara itu disebutkan demikian, karena yang kami lihat di sini Undang-Undang Dasar 1945-nya saja yang disebut, sehingga tadi, kenapa?

54. PEMOHON SALEH MUKADAR, S. H.

Masih ada tambahan dari Pemohon Pak.

55. KETUA SOEDARSONO, S.H

Ya, begini. Sesudah pemeriksaan pendahuluan ini maksudnya juga memperbaiki permohonan. Jadi, berarti permohonan Anda ini masih perlu diperbaiki.

56. PEMOHON SALEH MUKADAR, S. H.

(10)

57. KETUA SOEDARSONO, S.H

Jadi, berarti permohonan Anda ini masih perlu diperbaiki. Jadi, tadi sudah jelaskan, saya jelaskan sekali lagi, Undang-undang itu, pasal berapa, atau ayat berapa, atau bagian daripada undang-undang itu yang mana dari Undang-undang 40 itu, yang bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945 pasal berapa? Tadi sudah benar Saudara menyebut Pasal 18 ayat ini, tetapi pasal berapa dari undang 40 itu, karena di sini hanya Undang-undang Nomor 40 bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945.

58. PEMOHON SALEH MUKADAR, S. H.

Pasal 5, Bapak Ketua.

59. KETUA SOEDARSONO, S.H

Maka itu tolong disebutkan dalam perbaikannya. Itu tidak cukup dengan sebutan begitu saja. Harus ada alasanya, apa? Ya.

60. PEMOHON SALEH MUKADAR, S. H.

Bisa kita tambahkan Pak ya.

61. KETUA SOEDARSONO, S.H

Kenapa?

62. PEMOHON SALEH MUKADAR, S. H.

Sekarang bisa kita tambahkan biar jelas Pak.

63. KETUA SOEDARSONO, S.H

Singkat saja. Tapi nanti resminya tertulis ya.

64. PEMOHON SALEH MUKADAR, S. H.

Sudah kita siapkan Pak.

65. KETUA SOEDARSONO, S.H

Dalam perbaikan permohonan Saudara. Tapi sekarang silakan singkat saja.

(11)

66. KUASA PEMOHON ANTON HARDIANTO, S.H., S.Psi,

Jadi, Pokok-pokok permohonan pengujian Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Kami selaku kuasa hukum Pemohon yang telah mengajukan permohonan pengujian Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional terhadap Undang Dasar 1945 sesuai ketentuan Pasal 51 Undang-undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi.

Kepada Mahkamah Konstitusi dengan nomor akta registrasi perkara 007/PUU-III/2005

67. KETUA SOEDARSONO, S.H

Yang Anda baca itu permohonan ya?

68. KUASA PEMOHON ANTON HARDIANTO, S.H., S.Psi, Bukan Pak. Tetapi ringkasan dari permohonan saya.

Dalam kesempatan ini. kami akan menguraikan pokok-pokok permohonan pengujian undang-undang sebagai berikut. Mohon untuk menguji pembentukan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional yang kami anggap tidak memenuhi ketentuan berdasarkan Pasal 22A Undang-Undang Dasar negara Republik Indonesia 1945 atau yang kemudian kita singkat Undang-Undang Dasar 1945 juncto Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan peraturan perundang-undangan Pada Pasal 5 huruf b, c, d, e, f, dan g juncto Pasal 6, juncto Pasal 7 ayat (1) huruf e, juncto Pasal 44, juncto Pasal 53 serta tidak memenuhi ketentuan asas-asas pembentukan peraturan perundang-undangan yang baik, dan asas-asas-asas-asas penyelenggaraan negara yang baik. Sehingga mengakibatkan kerugian hak atau kewenangan konstitusional DPRD Pemerintah Provinsi Jawa Timur selaku Pemohon, sebagai unsur pemerintahan daerah karena terabaikannya hak atau kewenangan konstitusional pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah yang telah ditentukan dalam Pasal 18 ayat (6) dan ayat (7), serta Pasal 22A Undang-Undang Dasar 1945 yang kemudian diatur lebih lanjut dalam Pasal 136 dan Pasal 140 ayat (1) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah juncto Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 pada Pasal 7 ayat (2), Pasal 12, Pasal 26, dan Pasal 28.

Selain itu, sekaligus kami mohon untuk diuji materi muatan Pasal 58 Undang-undang

69. KETUA SOEDARSONO, S.H

Sebentar, supaya tertib, ya. Jadi, Saudara sudah paham?

70. KUASA PEMOHON ANTON HARDIANTO, S.H., S.Psi.

(12)

71. KETUA SOEDARSONO, S.H

Ada pengujian secara pembentukannya dan materinya. Sebelum lanjut pada materinya, itu coba nanti diuraikan lagi, apa yang dimaksud dengan terabaikannya itu? Coba dijelaskan lebih lanjut. Mengapa merasa dirugikan karena terabaikan, itu coba dijelaskan supaya maksudnya itu nampak begitu.

72. KUASA PEMOHON ANTON HARDIANTO, S.H., S.Psi.

Jadi, untuk menjelaskan maksud dari terabaikan ini adalah di mana ketentuan dari Pasal 5 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional pada ayat (1) mengatakan, bahwa ”Badan

penyelenggara jaminan sosial harus dibentuk dengan undang-undang”.

Ayat (4) juga menyatakan, ”Dalam hal diperlukan badan penyelenggara jaminan sosial selain dimaksud pada ayat (3) dapat dibentuk yang baru dengan undang-undang”. Sedangkan badan penyelenggara jaminan sosial sebagaimana dimaksud paad ayat (1), adalah ”Perusahaan persero jaminan sosial tenaga kerja atau (Jamsostek), Perusahaan persero dana tabungan dan asuransi pegawai negeri (Taspen), Perusahaan perseroan, persero, Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republi Indonesia (Asabri), Perusahaan perseroan atau persero asuransi Kesehatan Indonesia (Askes). Dalam hal ini, kami merasa terabaikan karena hak kewenangan konstitusional dari...

73. KETUA SOEDARSONO, S.H

Yang ini belum ke materi dulu, ya?

74. KUASA PEMOHON ANTON HARDIANTO, S.H., S.Psi.

Oh, ya.

75. KETUA SOEDARSONO, S.H

Ini kan baru formil.

76. KUASA PEMOHON ANTON HARDIANTO, S.H., S.Psi.

Ya.

77. KETUA SOEDARSONO, S.H

Artinya terabaikan itu apa? Karena dalam pembentukan itu, dalam formil itu tadi, pembentukan undang-undangnya. Tadi Saudara sudah menyebut Pasal 22A, memang cukup begitu saja? Bagaimana? Kan ada itu Susduk atau macam-macam. Di mana kira-kira cacat hukumnya itu?

(13)

78. KUASA PEMOHON ANTON HARDIANTO, S.H., S.Psi.

Pertama di asas-asas pembentukan, yaitu di Pasal 5. Asas-asas pembentukan Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004, yaitu dapat dilaksanakan, di mana secara filosofis bertentangan dengan perspektif otonomi daerah yang sudah terbangun saat ini dan sebagai agenda reformasi. Kemudian secara yuridis, terjadi dualisme hukum antara penyelenggaraan jaminan kesehatan yang telah ditentukan dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan Pasal 65 dan Pasal 66.

79. KETUA SOEDARSONO, S.H

Sebentar, bukan saya ingin membatasi hak Saudara. Coba dengarkan sekali lagi, pembentuakan daripada Undang-undang Nomor 40 itu, di mana cacatnya? Pembentukan ya, mengerti? Tidak membandingkan dengan undang-undang yang lain dan sebagainya. Pembentukannya itu apakah, nanti dijelaskan oleh Bapak Rustandi ini yang memang sudah pengalaman benar di DPR.

80. HAKIM ACHMAD ROESTANDI, S. H.

Itu pengujian undang-undang itu ada dua.

Pertama, pengujian formil yaitu dalam bagaimana prosedur, apakah

itu cacat hukum atau tidak, itu formilnya. Itu antara lain ukurannya adalah sekarang Undang-undang Nomor 10. Jika dulu ada Pasal 22A. Apakah ada ketidaksesuaian dalam pembentukannya, dalam prosedur pembentukannya ini? Apakah ini ada yang cacat di situ? Jika diuji dengan cara-cara yang seharusnya? Itu pengujian formal.

Kedua adalah pengujian materil, yaitu isinya. Apakah isinya itu sesuai

atau tidak atau bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945. Itu, maksudnya bukan pembentukan Jamsostek, pembentukan ini, itu, bukan itu. Maksudnya adalah pembentukan undang-undang. Itu pengujian formal.

Itu apakah Saudara mau melakukan juga pengujian formal atau hanya pengujian material saja?

81. KUASA PEMOHON ANTON HARDIANTO, S.H., S.Psi.

Ya. Saya mohonnya kedua-duanya. Tetapi ini bersifat alternatif, seperti itu. Karena di Pasal 51 Undang-undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi, ketentuan uji formil atau materil di sana adalah sifatnya akumulatif atau alternatif.

82. HAKIM ACHMAD ROESTANDI, S. H.

Jadi, jika mau dua-duanya supaya dijelaskan. Yang satu itu prosedurnya salah, yaitu namanya pengujian formal. Misalnya tidak

(14)

memenuhi kuorum di DPR pengujiannya itu. Atau yang lain-lain yang tidak sesuai dengan ketentuan bahwa prosedurnya harus dijalankan demikian.

Itu namanya pengujian formal, jika pengujian material adalah pasal ini tidak cocok dengan Undang-Undang Dasar 1945, substansinya, materi, begitu. Saudara minta itu sekarang yang pengujian formil atau pengujian yang materil atau dua-duanya? Nah, itu kita nasihatkan. Jika mau pengujian formil tunjukkan bahwa ada ketidakberesan atau ketidaktepatan di dalam prosedur pembuatannya.

Jika pengujian formil, materinya itu bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945. Itu nasihat saja kepada Saudara untuk memperbaiki.

83. KETUA SOEDARSONO, S.H

Sudah jelas ya?

84. KUASA PEMOHON ANTON HARDIANTO, S.H., S.Psi.

Sudah jelas.

85. KETUA SOEDARSONO, S.H

Jika sudah jelas, tidak perlu sekarang. Nanti di dalam perbaikannya, yang penting Saudara mengerti. Jangan dicampuradukan. Maaf saja ya. Nanti bingung yang meriksa ini, maunya apa sih? Ya kan? Jadi, Saudara teliti.

Wah, ini pembentukannya ini bertentangan dengan baik

Undang-Undang Dasar 1945 yang juga dijabarkan dalam peraturan Undang-Undang-undang Nomor 10, begitu. Sudah jelas ya? Jika sudah jelas, lanjut ke materinya karena Anda akan mengajukan kedua-duanya, baik formil maupun materilnya minta supaya diuji, bukan begitu? Undang-undang 40 itu? Ya silakan.

86. KUASA PEMOHON ANTON HARDIANTO, S.H., S.Psi.

Selanjutnya untuk menguji dalam ayat, pasal dan atau bagian Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional yang kami anggap bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945, sebagaimana kami uraikan sebagai berukut.

Pada Pasal 5 ayat (1) dan ayat (2) Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 yang bertentangan dengan Pasal 18, Pasal 18A, Pasal 18B, Pasal 28D ayat (1) dan ayat (3), Pasal 28I ayat (2) dan Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945.

Kemudian, yang poin b pada Pasal 5 ayat (3) Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 sepanjang kalimat, ”Sebagaiman dimaksud pada ayat

(1)” adalah yang bertentangan dengan Pasal 18, Pasal 18A, Pasal 118B, Pasal

28D ayat (1) dan ayat (3), Pasal 28I ayat (2) dan Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945.

Pada poin c, pada Pasal 5 ayat (4) Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 sepanjang kalimat, ”dengan undang-undang” yang bertentangan

(15)

dengan Pasal 18, Pasal 18A, Pasal 18B, Pasal 28D ayat (1) dan ayat (3), Pasal 28I ayat (2) dan Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945

Pada Pasal 27 ayat (1) Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 sepanjang kalimat, ”Persentase dari upah” sampai titik titik yang bertentangan dengan Pasal 28D ayat (1) juncto Pasal 28H ayat (3) dan Pasal 28 ayat (4) Undang-Undang Dasar 1945.

Yang ketiga menyatakan menyatakan tidak mempunyai kekuatan hukum yang mengikat Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 karena pembentukannya yang kami anggap tidak memenuhi ketentuan berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 dan/atau materi muatan dalam ayat, pasal, dan/atau bagian Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional yang kami anggap bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945 dinyatakan tidak mempunyai kekuatan hukum yang mengikat sebagaimana disebut di atas.

Demikian.

87. KETUA SOEDARSONO, S.H

Ya, tapi tidak cukup begitu, tadi yang saya katakan alasannya apa. Kok bertentangan. Mungkin barangkali di Undang-undang 40 itu di bentuk dengan Undang-undang, itu bertentangan Pasal 18, karena Pasal 18 itu dalam suasana otonomi daerah, itu di bentuk dengan Perda, atau bagaimana itu yang jelas begitu. Nah, ini jangan menuruti saya tadi, yang tahu saudara. Itu seharusnya apa, sehingga Saudara berkesimpulan itu bertentangan dengan Undang Undang Dasar 1945, jadi yang jelas begitu. Terus pelajari lagi mengenai pasal-pasal yang diminta. Kalau pembentukan itu nanti terbukti seluruh undang-undang itu menjadi tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat, kalau pembentukan. Tapi kalau materi hanya pasal-pasal mana, ayat-ayat mana, atau bagian dari undang-undang, mengerti? Jadi itu petitum-nya jangan di rapat, jangan begitu, satu-satu. Kalau pembentukan begini nanti dalam materinya begini. Yang penting paham tidak Anda?

88. KUASA PEMOHON ANTON HARDIANTO, S.H., S.Psi.

Paham.

89. KETUA SOEDARSONO, S.H

Kalau paham mudah-mudahan, karena ini nanti diberi kesempatan untuk perbaikan hanya sekali, sehabis itu ternyata salah tidak bisa diperbaiki lagi. Maka itu Anda silakan bertanya kalau belum jelas. Kami persilakan.

90. HAKIM ACHMAD ROESTANDI, S. H.

Supaya Saudara-Saudara Pemohon juga mempelajari kembali mengenai Undang-undang Nomor 24 Tahun 2003. Jadi secara seksama. Jadi di sana, seperti di sini permintaan untuk memberikan putusan sela. Kalau itu di

(16)

dalam pasal ini sudah disebutkan, undang-undang yang diuji oleh Mahkamah Konstitusi itu tetap berlaku sebelum ada putusan menyatakan bahwa undang-undang tersebut bertentangan dengan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Jadi putusan sela itu di dalam pengujian undang-undang itu tidak dikenal begitu. Nanti tolong diperbaiki. Kemudian tadi seperti yang dikemukakan oleh Pak Ketua disederhanakan ini, jadi langsung saja dipertentangkan dengan pasal-pasal yang di minta dengan Undang-Undang Dasar beserta nanti alasan-alasannya kenapa. Jadi lalu permintaannya itu jangan terlalu banyak begini. Nanti permintaannya barangkali hanya menyatakan bahwa ini bertentangan, kemudian menyatakan bahwa ini tidak mempunyai kekuatan hukum yang mengikat. Seperti itu saja tidak usah panjang lebar karena ini berlainan dengan hukum pengadilan perdata. Jadi baca lagi, jadi lebih sederhana, sehingga lebih memudahkan baik bagi Saudara, maupun bagi Pemerintah, nanti pihak terkait kalau ada untuk mempelajari ini. Kalau caranya begini ini, memang bagus untuk ceritera bersambung. Tapi kalau untuk suatu permohonan agak kurang sistematis dan kurang fokus. Barangkali itu yang ingin saya sampaikan.

91. KETUA SOEDARSONO, S.H

Jadi jelas ya, putusan sela itu tidak dikenal dalam pengujian undang-undang. Tapi dalam sengketa kewenangan lembaga negara bisa. Jadi ini pengujian undang-undang. Jadi pelajari lagi. Juga dalam materinya, ini dalam pokok permohonan ini tidak ada, memberi fatwa dan sebagainya itu tidak ada. Baca lagi undang-undangnya. Silakan.

92. HAKIM MARUARAR SIAHAAN, S. H.

Ya, terima kasih.

Barangkali sebenarnya sudah saya simpulkan tadi dengan pembacaan yang dilakukan itu sebagai permohonan yang dikemukakan maka tampaknya sudah juga disetujui bahwa akan disederhanakan begitu. Ini 36 halaman ini, saya bisa memahami terjadi tentu karena banyak pihak yang bersama-sama. Dengan gagasan-gagasan masing-masing di integrasikan bisa terjadi demikian. Tetapi barangkali dikoordinasikan juga supaya lebih fokus, itu tadi maksudnya itu. Fokus sebenarnya apa yang diinginkan, kalau Jamsostek, ya Jamsostek. Sehingga tidak ada misalnya pengujian terhadap undang-undang No. 10 Pasal 58. itu soal lain saja juga undang-undang yang lain, kita fokus saja yang ini. Jadi kalau sudah jelas, apa yang anda tentukan juga di dalam merumuskan

legal standing tentu dari sudut kepentingan dan hak konstitusional. Barangkali

ada dua perbedaan ini sekarang mungkin saya kurang tahu, nanti bisa di rundingkan sendiri. DPR mungkin dari sudut pembagian atau otonomi daerah, kewenangan. Itu mungkin kewenangan konstitusional. Tapi yang lain itu hak konstitusional atau kepentingan konstuitusional, nanti ukur sendiri. tetapi kalau Anda akan berhadapan dengan Pemerintah harus siap. Bahwa otonomi daerah yang di bagi itu dirumuskan kemudian dalam undang-undang. Apakah Pemerintah daerah itu kompeten untuk menggugat kewenangan yang di

(17)

berikan dengan undang-undang., itu nanti dibuat argumennya. Nanti bisa di rapatkan dulu.

Karena Undang Undang Dasar hanya menyebut secara umum. Kemudian ditentukan Undang Undang Dasar bagian ini, ini, untuk daerah kecuali ini, ini. Tapi apakah Anda merumuskan pemberian wewenang itu sudah dengan sendirinya. Akan tidak bisa ditarik dengan suatu Undang-undang misalnya seperti oleh Undang-Undang-undang Nomor 40. Nanti bisa barangkali di Dewan Perwakilan Rakyat itu untuk memikirkan kewenangan konstitusional yang demikian apakah dengan sendirinya bahwa telah menjadi melekat karena dia diberikan Undang Undang Dasar hanya secara umum. Itu nanti argumen yang akan saudara hadapi dari Pemerintah maupun Dewan Perwakilan Rakyat. Saya kira ini juga dalam soal petitum, saya simpulkan dari apa yang dikemukakan harus memang lebih fokus. Panjang sekali petitum kalau di ringkas, karena judicial review atau peninjauan pengujian ini, kalau memang ada pertentangannya dengan Undang Undang Dasar, itu yang harus dilihat. Jadi Saudara elaborasi itu. Undang Undang Dasar itu mungkin hurufnya saja nampaknya bertentangan, tapi tentu harus ada argumen. Bagaimana melihat itu Undang Undang Dasar, membacanya, tafsirannya, sehingga dapat ditegaskan bahwa memang bertentangan. Atau mungkin sesuatu yang nampak kurang jelas sebenarnya saudara bisa mengajak Mahkamah Konstitusi menafsirkan demikian rupa sehingga jelas bahwa bunyinya demikian sehingga ini bertentangan. Saya kira ini yang ingin saya kemukakan. Kalau dulu kita di pengadilan memang kalau lawyer makin panjang permohonan dan gugatan makin bagus bagi klien, bagi Hakim tidak. Itu seperti gaya Pak Roestandi gaya militer 1, 2, 3, 4, misalnya. Itu yang lebih pas poinnya, tapi tidak harus begitu. Jadi fokusnya kepada permasalahannya itu. Kemudian argumennya secara runtut barangkali karena perbedaan yang saya sebutkan tadi satu kewenangan satu kepentingan, bisa diintegrasikan dahulu. Kalau istilah sekarang koordinasi namanya. Saya pikir demikian, tambahan saya. Selainnya mungkin nanti di serap saja dalam kesempatan perbaikan diberikan oleh undang-undang.

Terima kasih.

93. KETUA SOEDARSONO, S.H

Terima kasih.

Sebentar supaya tidak putus ya, supaya lebih lengkap. Ini jadi Pemohon 1 dan Pemohon 2 ini mewakili instansi. Itu juga di dalam Perda, itu siapa yang berhak mewakili di pengadilan itu. Jangan sampai nanti di anu oleh Pemerintah, ini tidak punya legal standing. Jadi dilengkapi. Kalau koperasi itu saya kira juga di dalam aktenya itu siapa yang bisa mewakili. Anda tahu itu, di Perdanya ada dan di tata tertibnya juga ada. Itu dicantumkan dengan jelas dan dilampirkan.

(18)

94. KUASA PEMOHON ANTON HARDIANTO, S.H., S.Psi.

Terima kasih Ketua Sidang.

Mungkin pertanyaan singkat kami. Untuk dalam rangka memperbaiki permohonan. Dimungkinkah apabila ada penambahan Pemohon yang mungkin sejenis dengan badan hukum yang seperti kami. Artinya mungkin juga setelah dari beberapa obrolan teman-teman juga ingin. Kepentingannya yang juga dirugikan bergabung di dalam permohonan ini. Tapi yang dimohon sama Pak Hakim, itu yang pertama yang ingin kami tanyakan apakah dimungkinkan begitu bergabung?

95. KETUA SOEDARSONO, S.H

Silakan dimatikan dahulu, saya berunding dulu.

Jadi sesudah kami rundingkan karena ini juga praktek begini sering, mungkin Saudara pernah baca, Ali Sadikin, Deliar Noer, terus dari eks-Tapol Buru dan sebagainya, itu banyak sekali. Tapi itu juga hampir sama, tapi kepentingan orang kan lain, kalau ini kepentingan sama. Apa itu hak, atau itu wewenang, sama mengenai yang termuat di dalam Undang-undang Nomor 40, pasal-pasal tadi. Jadi sudah kami rundingkan sebaiknya kalau ada yang ingin masih ada selain Anda ini, masih ada yang juga ada kepentingan yang sama begitu, juga terhadap Undang-undang yang sama. Ingat, terhadap undang-undang yang sama. Nomer 40. Itu tadi kami dimusyawarahkan sebaiknya mengajukan suatu permohonan baru, nanti dapat nomor baru. Nanti kami gabung. Begitu, ini sudah praktek. Sering sampai lebih dari dua. Sering praktek di sini, jadi di gabung. Karena apa? Nanti kalau ini di cabut lagi kembali lagi tidak bisa. Jadi ini ada lagi Pemohon yang baru dengan kasus yang sama itu nanti kita bisa satukan.

96. KUASA PEMOHON MOERTJAHJO, SKM., M., Kes

Permohonan yang baru Bapak, itu dalam kurun waktu perbaikan ini atau supaya nanti ini bisa digabung begitu? Terima kasih.

97. KETUA SOEDARSONO, S.H

Jadi begini ada alternatif baru dan juga sudah menjadi praktek beracara di Mahkamah Konstitusi, itu bisa juga bagi pihak-pihak atau mereka yang mempunyai kepentingan yang sama, itu menbuat yang dinamakan ad

informandum, itu dia mendukung Anda. Itu isinya begitu. Jadi siapa-siapa di

situ. Jadi membuat dengan uraian-uraian macam-macam nanti bisa maksudnya itu mendukung. Karena begini, pengujian undang-undang itu, itu nanti hasilnya putusannya itu berlaku untuk semua. Lain dengan perdata. Perdata hanya pihak-pihak tapi kalau umpama, pasal ini ayat ini dari undang-undang sekian itu bertentangan dengan Undang Undang Dasar ya sudah, itu berlaku untuk semua warga negara. Paham? Jadi tadi disarankan, dinasehatkan bisa saja nanti siapa orang-orang yang sependapat yang sama kepentingannya.

(19)

Nanti membuat suatu uraian yang namanya ad informandum, mendukung atau membenarkan dari permohonan Saudara. Kalau nanti umpama kurang jelas, nanti di dampingi oleh kuasa hukum, bisa tanya lebih lanjut pada Panitera. Contoh-contoh banyak. Mudah-mudahan jelas.

98. KUASA PEMOHON ANTON HARDIANTO, S.H., S.Psi.

Saya mau bertanya khusus untuk uji formil, penguian formil terkait dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 itu baru berlaku secara efektif 1 November 2004. sedangkan Undang-undang Nomor 40 tahun 2004 itu berlakunya sejak tanggal 19 Oktober 2004. Sedangkan Pasal 22A Undang Undang Dasar itu sebelum disahkannya Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004. Dengan adanya pembatasan ruang seperti efektifitas ini apakah bisa Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 sebagai acuan dalam pengujian formal walaupun efektifnya itu di kecualikan, mengingat dari ketentuan-ketentuan putusan-putusan Mahkamah Konstitusi sebelumnya kalau saya membandingkan dengan Pasal 50 yang membatasi keberlakuan pengujian formil maupun materil Mahkamah Konstitusi yang terbatasi justru bersedia untuk diabaikan.

99. KETUA SOEDARSONO, S.H

Ini pengujian pembentukan, formil, jadi kami tidak bisa mendahului putusan. Karena harus diperiksa dulu. Tapi apa? Anda lawyer? Bukan? Tapi mengerti bahasa hukum. Jadi sebutkan saja. Nanti kami yang akan menilai, kami yang akan periksa. undang ini lahir lebih dahulu dari Undang-undang Nomor 10. tapi kalau anda bisa menemukan kejanggalan atau cacat hukum dari waktu pembentukan undang-undang Nomor 40, itu bagus. Seperti apa tadi yang sudah dinasehatkan oleh Bapak Roestandi tadi.

100.KUASA PEMOHON ANTON HARDIANTO, S.H., S.Psi.

Kemudian kalau pertanyaan saya kedua, terkait dengan prosedur pembentukan itu sendiri apakah terkait dengan prosedur saja ataukah juga penilaian Majelis nanti itu terkait dengan substansi dari nuansa atau fillosofi atau yang mendasari dari pembentukan itu, itu yang juga menjadi acuan dari Majelis Hakim dalam menilai secara formil itu. Mengingat.

101.KETUA SOEDARSONO, S.H.

Jadi saya sudah kan faham, baca lagi ketentuan itu, pasalnya itu, pembentukan itu maksudnya ini-ini, kan begitu. Itu soal anda menambahi atau memperkuat itu ya silakan saja. Tetapi yang penting itu ketentuan daripada undang-undang itu penuhi dulu. Undang-undang Nomor 24 maksudnya yaitu?

(20)

102.HAKIM MARUARAR SIAHAAN, S. H.

Jadi begini Saudara Pemohon ini, Pemeriksaan Pendahuluan sebenarnya untuk mempersiapkan agar Pemeriksaan nanti dengan Pemerintah itu segala sesuatu lancar sehingga tidak ada nanti di dalam Pemeriksaan Persidangan bahwa tanggapan Pemerintah itu kembali ke awal bahwa ada yang tidak benar permohonan ini, ada yang tidak punya hak untuk hadir di sini dan yang lain-lain. Soal yang disebutkan tadi itu kalau sudah sampai kita mengemukakan pendapat, mengikat dan nanti anda mengatakan, dulu Pemeriksaan Pendahuluan Hakimnya mengatakan begini kan sama dengan namanya itu sudah memberi anu tetapi kan banyak tekniknya itu yang bisa dilakukan oleh Pemohon bahwa memang apa namanya, itu prinsip-prinsip yang dikandung di situ kan bisa juga ditelusuri pada peraturan tata tertib dalam pembuatan undang-undang, itu kan tidak muncul begitu saja itu Undang-undang Nomor 10. Sama dengan di DPR kalau ada Perda sebenarnya ada sudah tekniknya itu, ada prinsipnya kan? Kemudian mungkin dibuat suatu Perda tentang tata cara, pembentukan Perda kan itu mungkin itu sudah diserap, meskipun dia bentuknya baru tetapi isinya mungkin lama kan. Jadi kalau Hakim memberikan lebih jauh repot nanti. Bapak kutip pula pernyataan kita. Tanggal sekian Hakim mengatakan begini, bukan. Maksud kita hanya mempersiapkan bagaimana sebenarnya, sebenarnya mempersiapkan itu bisa supaya nanti lancar, supaya permohonan anda nanti tidak dikritik atau ditanggapi, kemudian menyebabkan menjadi mentah dari awal, jadi jangan mentah dari awal begitu. Kalau sudah tahap lanjut, yang ini tidak dipermasalahkan lagi misalnya keabsahan dari rumusan Saudara, Permohonan, Petitumnya apa ya, jadi petitumnya itu jelas juga. Bahwa memang sesuai dengan undang-undang menjadi kewenangan kita menyatakan bertentangan. Mengatakan tidak mengikat yang lain-lain mungkin ya itu masih problematis seperti Putusan Sela kan. Banyak mungkin pendapat berbeda tetapi sementara ya begitu undang-undangnya kan? Mungkin nanti ke depan bisa itu.

Saya kira demikian saja.

103.PEMOHON Drs. H. FATHORRASJID, M.Si

Terima kasih Majelis.

Menambah tadi bahwa sesungguhnya bagi kami ini dari Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah juga ada forum, Forum DPRD Propinsi se-Indonesia yang terhadap substansi yang kita ajukan, ini umumnya menyatakan persetujuan untuk ikut bergabung menggugat bahwa ada beberapa dari Undang-undang Nomor Nomor 40 Tahun 2004 yang kita rasakan sama hanya persoalannya tadi kembali bahwa baru kita yang dalam relatif waktu yang singkat bisa memenuhi performa ini, barangkali apa memungkinkan juga semacam tadi tambahan, apakah juga karena itu forum, forum tidak ada tatif barang kali memang masing-masing DPRD itu memang punya hak tetapi forum secara keseluruhan sangat mendukung. Nah, yang demikian apakah kita akan tuangkan dalam bentuk permohonan ini ataukah juga dipersiapkan semacam tadi yang disampaikan oleh Majelis karena di Undang-undang

(21)

Nomor 22 Tahun 2003 Pimpinan Dewan sudah berhak mewakili lembaga dalam persidangan-persidangan berperkara di Majelis atau di pengadilan.

Terima kasih.

104.HAKIM MARUARAR SIAHAAN, S.H.

Saya sudah minta izin ini memberikan anu.

Sebenarnya Assosiasi Dewan Perwakilan Daerah juga ada kan? Mungkin saya kurang tahu apakah forum itu yang dimaksud, tentu saja itu tampilannya itu bisa banyak nanti dalam mendukung Bapak, apakah itu mau bapak gunakan ad informandum mendukung hadir di sini atau dalam bentuk bukti atau Saksi kah. Bahwa memang itu kan nati oleh lawyernya saja lah dirundingkan itu banyak cara untuk bisa menggunakan itu, terserah mana yang lebih praktis. Kalau misalnya itu bentuk forum sudah satu asosiasi mungkin secara keseluruhan bisa diwakili siapa hadir untuk mendukung Bapak minta ikut sertakan sebagai Pihak Terkait namanya, bisa saja. Saya kira nanti Mahkamah Konstitusi wajib memanggil, jadi tidak usah Bapak ikutkan di dalam permohonan, tetapi mereka menyatakan masuk di dalam proses Pihak Terkait nanti dia akan memberi pendapat di persidangan.

Saya kira begitu yang terjadi.

105.PEMOHON EDY HERYANTO, S.H.

Terima kasih. Mohon

106.KETUA SOEDARSONO, S.H.

Jadi saya sekali lagi kalau memang bagaimana sebetulnya mungkin asing yaitu? istilah informandum ya dan sebagainya itu nanti tanya pada Panitera, jadi itu nanti bisa mendukung ya dan bisa juga di apa memang saya lihat di sini tidak ada advokatnya tetapi tidak mengurangi hak anda kalau memang menunjuk advokat ya tetapi yang penting itu supaya

dikoordinasikanlah, sehingga keinginan itu tertampung begitu yaitu? Jadi apa lagi.

107.PEMOHON EDY HERYANTO, S.H.

Mohon informasi kedudukan kami sebagai legal standing, sebagai Ketua Satuan Pelaksana. Saya kuatir nanti dalam persoalan legal satnding ini ada masalah. Persoalannya kan di dalam Perda atau SK Bupati tidak ada menjelaskan bahwa kami bisa mewakili, kalau Ketua DPRD bisa mewakili DPRD di dalam persidangan. Kalau kami tidak tertulis di dalam Perda atau SK Bupati tidak muncul di situ. Kalau ini seandainya saya supaya lebih simpel, apakah boleh dirubah kalau meliha situasi yang mungkin agak rumit. Boleh berubah menjadi permohonan perorangan, apa boleh Bapak Hakim Yang terhormat?

(22)

108.KETUA SOEDARSONO, S.H.

41 dari Undang-undang Nomor 24 itu ya siapa-siapa yang boleh di situ, ada perorangan ada. Kalau anda itu maju itu membawa nama badan hukum, badan hukum yang mana? Pemda, Pemda itu siapa yang bertindak ke luar kan Kepala Daerah yaitu. Jadi itu ke sana tetapi tidak menutup hak perorangan, bisa saja nanti baik sebagai perorangan warga negara Indonesia maupun itulah bisa saja begitu, pikirkanlah.

109.PEMOHON EDY HERYANTO, S.H.

Jadi maksud Bapak bisa dirubah begitu ya, ditambahi.

110.KETUA SOEDARSONO, S.H.

Ya untuk perbaikan, cuma sekali saja ya jangan sampai dirubah-rubah, dipikirkan dulu, silakan.

111.PEMOHON EDY HERYANTO, S.H.

Ya.

112.HAKIM MARUARAR SIAHAAN, S.H.

Tapi ini menarik ini apakah badan yang dibentuk dengan Pemda itu merupakan organ Bupati, Pemda atau juga Pemerintah Daerah kan karena itu dengan bersama-sama dengan DPR kan? Jadi kalau memang begitu bisa saja saudara dalilkan dulu kalau itu suatu badan hukum publik setidak-tidak anda sebagai perseorangan kan bisa begitu, kan ada alternatif. Bagi kita juga itu merupakan suatu studi yang bagus apakah badan yang dibentuk dengan Perda itu merupakan suatu badan hukum publik yang memiliki kewenangan untuk bertindak juga sebagai pihak di dalam proses atau lalu lintas hukum kan? Itu suatu studi yang bagus. Jadi Perdanya nati bisa dilampirkan untuk, mungkin ini suatu bahan penelitian yang masih sedang dirancang ini tentang badan hukum privat dan Publik, sejauh mana badan yang dibentuk Perda itu juga sebagi suatu badan hukum publik apa kriterianya tetapi itu merupakan suatu kesempatan yang bagus setidak-tidaknya anda sebagai pimpinan, mungkin sebagai perorangan kan bisa saja. Cobalah ini namanya eksperimen.

113.KETUA SOEDARSONO, S.H.

Tetapi hukum ini jangan sampai banyak lubang ya , yang rapat yang betul-betul rapilah, secara hukum karena di sini juga boleh badan hukum publik, privat, boleh perorangan tetapi yang mana kira- kira yang tepat yaitu.

(23)

114.PEMOHON Dra. NURHAYATI AMINULLAH,MHP., HIA

Terima kasih Bapak Ketua.

Mungkin agak sama pertanyaannya kami juga sebetulnya selain sebagai Direktur dari Bapel tetapi juga sebagai ketua Perbapel (Perhimpunan Badan Penyelenggara JPKN di Indonesia). Oleh karena itu apakah ini untuk memenuhi legal standing- nya ini Pak apakah bisa kami rubah gimana, dimana kita memilih itu mana yang paling tepat supaya tidak sampai legal standing ini menjadi bermasalah begitu Pak, maka demikian boleh kami rubah, kami sesuaikan dengan tema mana yang terbaik, nanti kami akan pilih yang terbaik seperti apa.

Terima kasih Pak.

115.KETUA SOEDARSONO, S.H.

Apa saja, artinya nasehat dari Mahkamah juga sama cuma ingat kaitannya kan dengan Undang-undang Dasar Pasal 18 Otonomi. Saya tidak memutuskan lebih dahulu, ini kan baru pendahuluan tetapi pikirkan ke sana. Sudah jelas yaitu?

Baiklah kalau tidak ada yang mau dipertanyakan lagi kesempatan untuk memperbaiki adalah 14 hari sejak sekarang, memperbaiki tetapi yang ditanyakan yang terhormat Pak Ketua DPRD, yaitu kalau ada ad informandum masuk itu sebaiknya segera, sehingga nanti di dalam pemeriksaan itu bisa terkait begitu, sekaligus diperiksa, mengerti ya? Tetapi batas 14 hari hanya berlaku kepada Pemohon untuk memperbaiki permohonannya. Perbaikannya ya sesuai dengan tadi nasehat-nasehat, mudah-mudahan bisa diikuti tetapi terpulang pada andalah, anda yang punya niat untuk mengajukan permohonan ini. Selambat-lambatnya 14 hari, jangan sampai 14 hari kurang dari itu sudah masuk di Panitera, sudah jelas ya?

Baiklah dengan ini Pemeriksaan Pendahuluan terhadap perkara Nomor 007 kami akhiri dan sidang kami tutup.

KETUK 3X

Referensi

Dokumen terkait

Setelah diperoleh nilai MSE dari masing-masing penaksir untuk rata-rata populasi yang diajukan pada sampling acak sederhana, kemudian membandingkan MSE dari

Pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe team games tournament sangat cocok diterapkan pada proses pembelajaran setiap siklus, walaupun pada siklus I dan II

Hasil penelitian Murariun tentang kesehatan rongga mulut dan kualitas hidup pasien usia 45-64 tahun yang datang ke klinik Lasi menyimpulkan bahwa pada dimensi

Intisari Meningkatnya jumlah peminat jasa asuransi di Indonesia mengakibatkan tingkat pesaingan di dunia asuransi semakin kuat.Tingginya persaingan antar perusahaan

Cara yang paling umum untuk mengukur pembobotan insentif dalam penelitian kompensasi eksekutif adalah meregresi mundur “kompensasi” terhadap “kinerja.” Itu adalah

Tantangan yang dihadapi dalam penelitian ini adalah tidak menggunakan masker saat ada orang yang datang di rumah, menggunakan masker scuba, mengikuti pertemuan dengan

perbandingan yang mungkin dan menganalisis kepekaan prioritas secara keseluruhan untuk merubah pertimbangan. Untuk mengisi matrik perbandingan berpasang anyaitu dengan

Metode analisis potensi kecelakaan yang digunakan adalah tool FTA dengan pendekatan top down yang dimulai dari top level event yang telah dianalisis berdasarkan