• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUJUAN 1: MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN KELAPARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TUJUAN 1: MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN KELAPARAN"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERCEPATAN

PENCAPAIAN TARGET MDGs

Setelah dikemukakan kondisi capaian target Tujuan Pembangunan Millennium Provinsi Lampung dan permasalahan serta tantangan yang dihadapi, berikut ini dikemukakan upaya untuk memecahkan masalah dan menghadapi tantangan melalui arah kebijakan dan strategi pemecahan masalah dalam rangka percepatan pencapaian target MDGs.

2.1. Arah Kebijakan Percepatan Pencapaian Target Tujuan Pembangunan Millenium

(MDGs)

Arah kebijakan untuk mencapai target menurunnya hingga setengahnya proporsi penduduk dengan pendapatan kurang dari US$1,00 (PPP) per kapita per hari adalah:

1. Mengurangi besarnya persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan, melalui: a. Perluasan Kesempatan Kerja dan Berusaha.

1) Kebijakan untuk menciptakan lapangan kerja antara lain: a) Peningkatan akses permodalan bagi masyarakat miskin. b) Pengembangan usaha.

c) Peningkatan kesempatan kerja masyarakat miskin.

2) Kebijakan untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja antara lain: a) Pengembangan kewirausahaan.

b) Peningkatan kapasitas kerja masyarakat miskin.

3) Kebijakan untuk meningkatkan produktivitas usaha meliputi: a) Pengembangan usaha pada masyarakat miskin.

b) Peningkatan akses sumberdaya produktif masyarakat miskin.

TUJUAN 1:

MENANGGULANGI KEMISKINAN

DAN KELAPARAN

TARGET : 1A

MENURUNKAN HINGGA SETENGAHNYA PROPORSI

PENDUDUK DENGAN TINGKAT PENDAPATAN KURANG

DARI USD 1,00 PPP PER HARI DALAM KURUN WAKTU

1990 - 2015

(2)

masyarakat miskin.

b. Pengurangan Kesenjangan Antar Wilayah.

1) Peningkatan pembangunan prasarana dan sarana dasar di wilayah terting-gal, pesisir, perbatasan provinsi dan pasca bencana alam.

2) Peningkatan investasi dan pengembangan usaha di wilayah tertinggal, pesi-sir, perbatasan provinsi dan pasca bencana alam.

3) Revitalisasi kebijakan penataan ruang wilayah yang sesuai dengan perun-tukannya dan berwawasan lingkungan secara berkelanjutan.

4) Peningkatan kapasitas kelembagaan pemerintah dan masyarakat di wilayah tertinggal, pesisir, perbatasan provinsi dan pasca bencana alam.

c. Pemenuhan Hak Dasar.

1) Peningkatan pendidikan masyarakat, baik pendidikan formal dan non formal.

2) Peningkatan pelayanan kesehatan bagi kelompok masyarakat kurang mampu dan rentan.

3) Peningkatan perlindungan masyarakat dan ketenteraman dalam masya-rakat. 4) Peningkatan penyediaan pekerjaan yang layak bagi kemanusiaan.

5) Peningkatan kelestarian lingkungan hidup dan sumber daya alam. 6) Peningkatan pelayanan air bersih.

d. Percepatan Pembangunan Perdesaan. 1) Revitalisasi pertanian dalam arti luas.

2) Peningkatan dan perbaikan infrastruktur perdesaan. 3) Memperkuat kelembagaan masyarakat.

4) Meningkatkan pemberdayaan masyarakat.

5) Menciptakan iklim yang kondusif, agar kegiatan usaha dapat tumbuh ber-kembang dan mandiri di wilayah perdesaan.

2. Menurunkan Indeks Kedalaman Kemiskinan, melalui:

a. Peningkatan fasilitasi pengembangan masyarakat dan lembaga desa/ kelurahan dalam melaksanakan pembangunan;

b. Peningkatan peranserta masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan eva-luasi pembangunan desa/kelurahan;

(3)

c. Peningkatan fungsi kelembagaan dan sistem informasi yang menunjang pem-berdayaan masyarakat;

d. Peningkatan kapasitas aparatur pemerintahan desa/kelurahan; e. Peningkatan kemampuan manajemen keuangan desa/kelurahan;

f. Peningkatan jumlah anggaran yang dikelola desa/kelurahan dan peningkatan kemampuan manajemen keuangan desa;

g. Peningkatan koordinasi baik antar Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pro-vinsi maupun SKPD Kabupaten/Kota.

3. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi kelompok masyarakat kurang mampu dan rentan.

Arah kebijakan untuk mencapai target terwujudnya kesempatan kerja penuh dan produktif dan pekerjaan yang layak untuk semua, termasuk perempuan dan kaum muda adalah:

1. Meningkatkan Laju PDRB Per Tenaga Kerja, melalui:

a. Peningkatan kompetensi dan produktivitas tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.

1) Peningkatan kualitas dan pelatihan keterampilan tenaga kerja,

2) Peningkatan produktivitas tenaga kerja melalui pendidikan, keterampilan pe-kerja dan kualitas tenaga kerja.

b. Penegakan hukum dan perlindungan tenaga kerja. 1) Penegakan hukum tenaga kerja.

2) Pengawasan terhadap pelaksanaan perlindungan dan keselamatan kerja.

3) Fasilitasi penetapan upah minimum dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup bagi pekerja.

4) Memantapkan hubungan industrial yang harmonis.

5) Fasilitasi peningkatan dan pengembangan lembaga ketenagakerjaan.

TARGET : 1B

MENCIPTAKAN KESEMPATAN KERJA PENUH DAN

PRODUKTIF DAN PEKERJAAN YANG LAYAK UNTUK

SEMUA,TERMASUK PEREMPUAN DAN KAUM MUDA

(4)

a. Peningkatan dan perluasan lapangan pekerjaan di berbagai sektor.

1) Perbaikan iklim investasi dalam upaya meningkatkan realisasi investasi dan menciptakan lapangan kerja.

2) Peningkatan kerjasama ketenagakerjaan. 3) Peningkatan kesejahteraan tenaga kerja. 4) Peningkatan perlindungan sosial bagi pekerja.

5) Peningkatan keterampilan bagi kelompok tenaga kerja usia produktif yang mengalami kecacatan fisik.

Arah kebijakan untuk mencapai target menurunnya hingga setengahnya proporsi penduduk yang menderita kelaparan sampai dengan tahun 2015 adalah:

1. Penurunan prevalensi balita dengan berat badan rendah dan prevalensi gizi buruk melalui: a. Meningkatkan fungsi posyandu dan partisipasi masyarakat dalam memantau dan

menanggulangi secara dini gangguan pertumbuhan balita.

b. Mengembangkan KIE dan konseling Gizi keluarga yang effektif, tepat guna, lokal spesifik berbasis evidence dalam memberdayakan masyarakat berperilaku KADARZI

c. Suplementasi zat gizi mikro, MP ASI, PMT dan diet khusus.

d. Meningkatkan keterampilan SDM Puskesmas dan jaringannya dalam penanganan masalahgizi termasuk gizi buruk dan manajemen laktasi.

e. Mengoptimalkan survailens berbasis masyarakat melalui SKDN, SKD-KLB gizi buruk dan SKPG, untuk meningkatkan manajemen program perbaikan gizi

f. Menggalang kerjasama dan kemitraan dengan lintas sector, masyarakat dan swasta/dunia usaha dalam memobilisasi sumberdaya untuk penyediaan pangan rumah tangga, peningkatan daya beli keluarga dan perbaikan pola asuh gizi khususnya bagi masyarakat miskin dan rentan.

g. Melakukan pembinaan secara berjenjang sampai dengan tingkat posyandu.

TARGET : 1C

MENURUNKAN HINGGA SETENGAHNYA PROPORSI

PENDUDUK YANG MENDERITA KELAPARAN DALAM KURUN

WAKTU 1990-2015

(5)

2. Meningkatkan penduduk dengantingkat konsumse kalori sesuai kecukupan 2100 KKal/per kapita per hari melalui:

a. Menyelaraskan dan mengkoordinasikan kegiatan penanggulangan kelaparan dan kekurangan gizi pada berbagai sector terkait.

b. Melakukan advokasi kepada para pemangku kepentingan terutama pada pemerintah daerah danmasyarakat untuk meningkatkan komitmen dan alokasi sumberdaya dalam menanggulangi kekurangan gizi

c. Memperkuat system kewaspadaan pangan dan gizi termasuk system kewaspadaan dini (early warming system)

d. Mengintegrasikan dan menyelaraskan kegiatan perbaikan gizii dalam program penanggulangan kemiskinan.

Arah kebijakan untuk mencapai target menjamin pada 2015 semua anak-anak, laki-laki maupun perempuan dimanapun dapat menyelesaikan pendidikan dasar adalah:

1. Meningkatkan APM SD/MI secara optimal dan mengurangi kesenjangan APM SD/MI kabupaten/Kota.

2. Menjamin 100% siswa kelas 1 SD/MI dapat menamatkan Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. 3. Mengoptimalkan pelestarian penduduk melek aksara.

TUJUAN 2:

MENCAPAI PENDIDIKAN DASAR

UNTUK SEMUA

TARGET : 2A

MENJAMIN PADA TAHUN 2015 SEMUA ANAK LAKI-LAKI

MAUPUN PEREMPUAN DIMANAPUN DAPAT

(6)

Arah kebijakan untuk mencapai target menghilangkan ketimpangan gender di tingkat pendidikan dasar dan lanjutan pada tahun 2005, dan di semua jenjang pendidikan tidak lebih dari tahun 2015 adalah:

1. Meningkatkan Rasio APM perempuan terhadap laki-laki untuk semua jenjang pendidikan. 2. Meningkatkan rasio angka melek huruf perempuan terhadap laki-laki serta mengoptimalkan

pelestariannya.

3. Mengoptimalkan kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor non pertanian. 4. Mengoptimalkan proporsi perempuan yang duduk di DPRD di Wilayah Provinsi Lampung.

Arah kebijakan yang yang dilakukan untuk menurunkan angka kematian bayi dan balita adalah sebagai berikut :

1. Kemandirian keluarga dan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam meningkatkan derajad kesehatan bayi dan anak yang dilakukan secara terpadu dan menyeluruh sesuai kebutuhan dan kemampuan masyarakat dalam wadah Desa atau Kelurahan Siaga

2. Pelayanan kesehatan bayi dan balita menggunakan hasil pengembangan pengetahuan dan teknologi tepat guna yang biaya dan penyelenggaraan dipikul bersama masyarakat, swasta dan pemerintah diprioritaskan bagi masyarakat miskin dan daerah terpencil

TUJUAN 3:

MENDORONG KESETARAAN GENDER

DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

TARGET : 3A

MENGHILANGKAN KETIMPANGAN GENDER DI TINGKAT

PENDIDIKAN DASAR DAN LANJUTAN PADA TAHUN 2005,

DAN DI SEMUA JENJANG PENDIDIKAN TIDAK LEBIH DARI

TAHUN 2015

TUJUAN 4:

MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN

ANAK

(7)

3. Penanganan balita sakit menggunakan pendekatan manajemen terpadu balita sakit (MTBS) 4. Pemberdayaan keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang balita di posyandu.

Arah Kebijakan yang ditempuh dalam rangka menurunkan Angka Kematian Ibu adalah :

1. Percepatan peningkatan derajat kesehatan ibu di Provinsi Lampung, melalui pemberdayaan masyarakat terutama melalui KP-KIA

2. Meningkatkan kinerja gerakan saying ibu (GSI)

3. Pendayagunaan bidan di desa, pustu dan optimalisasi dokter puskesmas serta tenaga spesialis di RS tipe C dan D sebagai sarana rujukan dalam rangka meujutkan rumah sakit saying ibu.

4. Penajaman Program Perencanaan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) untuk semua desa/kelurahan di Provinsi Lampung

Arah Kebijakan yang ditempuh dalam rangka mewujudkan akses kesehatan reproduksi adalah : 1. Pengembangan kualitas pelayanan Keluarga Berencana di Provinsi Lampung.

TUJUAN 5:

MENINGKATKAN KESEHATAN IBU

TARGET : 5A

MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU HINGGA TIGA

PEREMPAT DALAM KURUN WAKTU 1990 - 2015

TARGET : 5B

MEWUJUDKAN AKSES KESEHATAN REPRODUKSI BAGI

(8)

Arah kebijakan yang ditempuh dalam rangka mengendalikan HIV dan AIDS, Malaria dan Penyakit Menular lainnya adalah

:

1. Percepatan akses pelayanan kesehatan bagi penderita HIV/AIDS

2. Peningkatan mobilitas masyarakat untuk meningkatkan upaya pencegahan, perawatan dan pengobatan HIV/AIDS pada populasi rentan

3. Memperkuat system informasi dan system monitoring dan evaluasi

4. Pengembangan desa siaga atau kelurahan siaga dalam rangka penanggulangan factor resiko timbulnya masalah kesehatan di Provinsi Lampung.

5. Memperkuat pelayanan pencegahan, pengendalian dan pengobatan penyakit menular di masyarakat

6. Pemanfaatan komitmen dengan penentu kebijakan dan peningkatan kerjasama lintas sektoral

7. Peningkatan kapasitas dan kualitas penanganan TB sehingga setiap penderita mempunyai akses terhadap diagnosis yang bermutu tinggi, pengobatan dan kesembuhan.

TUJUAN 6:

MEMERANGI HIV/AIDS, MALARIA

DAN PENYAKIT MENULAR LAINNYA

TARGET : 6A

MENGENDALIKAN PENYEBARAN DAN MULAI

MENURUNKAN JUMLAH KASUS BARU HIV/AIDS HINGGA

TAHUN 2015

(9)

Arah kebijakan yang ditempuh dalam rangka memadukan prinsip-prinsip pembangunan yang berkesinambungan dalam kebijakan dan program nasional serta mengurangi kerusakan pada sumberdaya lingkungan adalah:

1. Meningkatkan rasio luasan kawasan tertutup pepohonan melalui peningkatan upaya rehabilitasi hutan dan lahan yang kritis dan potensial kritis; dan peningkatan fungsi RTH sebagai jantung kota dan upaya penghijauan di wilayah perkotaan.

2. Mengurangi emisi karbon dioksida melalui fasilitasi pencarian potensi cadangan energi baru dan penganekaragaman pemanfaatan energi terbarukan (energi alternatif) yang lebih ramah lingkungan.

3. Mengurangi jumlah konsumsi bahan perusak ozon melalui peningkatan kampanye hemat energi melalui pengurangan penggunaan refrigrant; dan pengurangan peredaran barang-barang ilegal yang menggunakan CFCs.

4. Mempertahankan jumlah tangkapan ikan yang berada pada batasan yang aman melalui penambahan jumlah kapal berkapasitas diatas 30 GT untuk meningkatkan jangkauan kapal.

Arah kebijakan yang ditempuh dalam rangka menanggulangi kerusakan keanekaragaman hayati dan mencapai penurunan tingkat kerusakan yang signifikan adalah :

1. Mempertahankan fungsi hutan lindung melalui peningkatan pengelolaan sumber daya hutan secara berkelanjutan dengan melibatkan masyarakat; meningkatkan produksi hasil hutan non

TUJUAN 7:

MEMASTIKAN KELESTARIAN

LINGKUNGAN HIDUP

TARGET : 7A

MEMADUKAN PRINSIP-PRINSIP PEMBANGUNAN

BERKELANJUTAN DENGAN KEBIJAKAN DAN PROGRAM

NASIONAL SERTA MENGEMBALIKAN SUMBER DAYA

LINGKUNGAN YANG HILANG

TARGET : 7B

MENGURANGI LAJU KEHILANGAN KEANEKARAGAMAN

HAYATI, DAN MENCAPAI PENGURANGAN YANG

(10)

kawasan lindung melalui upaya pengawasan dan penegakan hukum lingkungan serta fasilitasi penanganan pemulihan kerusakan lingkungan.

2. Peningkatan fungsi kawasan lindung perairan melalui peningkatan pengelolaan, pengawasan dan perlindungan terhadap kawasan konservasi sumberdaya laut; dan peningkatan kesadaran masyarakat di wilayah pesisir tentang pentingnya kelestarian terumbu karang dan sumberdaya perikanan.

Arah kebijakan yang ditempuh dalam rangka menurunkan hingga setengahnya proporsi rumah tangga tanpa akses berkelanjutan terhadap air minum layak dan sanitasi dasar hingga tahun 2015 adalah:

1. Mengurangi proporsi rumah tangga tanpa akses keberlanjutan terhadap air bersih melalui peningkatan fungsi sarana dan prasarana konservasi sumber daya air untuk kelestarian air dan sumber air bersih antar wilayah dan meningkatkan pelayanan air bersih bagi masyarakat. 2. Mengurangi proporsi rumahtangga tanpa akses berkelanjutan terhadap sanitasi dasar melalui

peningkatan ketersediaan prasarana dan sarana sanitasi pemukiman bagi masyarakat di perkotaan dan pedesaan melalui STBM (Sanitasi Total Berbasis masyarakat)

Arah kebijakan untuk mengurangi proporsi rumah tangga kumuh perkotaan yaitu:

1. Prioritas pemenuhan kebutuhan rumah pada MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah). 2. Pemanfaatan lahan perumahan secara efisien dan efektif melalui pembangunan rumah

secara vertikal.

3. Pemberdayaan komunitas perumahan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dengan

TARGET : 7C

MENURUNKAN HINGGA SETENGAHNYA PROPORSI RUMAH

TANGGA TANPA AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR

MINUM LAYAK DAN SANITASI LAYAK HINGGA TAHUN

2015

TARGET : 7D

MENCAPAI PENINGKATAN YANG SIGNIFIKAN DALAM

KEHIDUPAN PENDUDUK MISKIN DI PERMUKIMAN KUMUH

PADA TAHUN 2020

(11)

4. Memfasilitasi perwujudan tertib administrasi pertanahan yang berkualitas dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mensertifikatkan tanah.

2.2. Strategi Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium

(MDGs)

Strategi menurunkan hingga setengahnya Proporsi Penduduk dengan pendapatan kurang dari US$ 1,00 (PPP) per kapita per hari adalah:

1. Mengoptimalkan sumberdaya (aparat desa/kelurahan) dalam memberikan fasiltasi kepada masyarakat dan desa/kelurahan.

2. Meningkatkan SDM masyarakat desa/kelurahan dalam pembangunan.

3. Pengembangan teknologi tepat guna dengan memanfaatkan potensi dan kearifan lokal. 4. Mengoptimalkan kelembagaan ekonomi desa/kelurahan dalam memperbaiki kondisi sosial

dan ekonomi masyarakat desa/kelurahan.

5. Peningkatan fasilitasi Bintek dan pelatihan Pemerintahan Desa/Kelurahan.

6. Mengoptimalkan bantuan langsung masyarakat kepada masyarakat desa/kelurahan dan meningkatkan serta fasilitasi bintek dan diklat pemerintahan desa.

7. Memantapkan perencanaan program pemberdayaan masyarakat dan mengefektifkan rapat koordinasi baik antar SKPD Provinsi maupun dengan Kab/Kota.

TUJUAN 1:

MENANGGULANGI KEMISKINAN

DAN KELAPARAN

TARGET : 1A

MENURUNKAN HINGGA SETENGAHNYA PROPORSI

PENDUDUK DENGAN TINGKAT PENDAPATAN KURANG

DARI USD 1,00 PPP PER HARI DALAM KURUN WAKTU

1990 - 2015

(12)

Strategi pencapaian target perwujudan kesempatan kerja penuh dan produktif dan pekerjaan yang layak untuk semua, termasuk perempuan dan kaum muda, adalah:

1. Strategi untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja yaitu optimalisasi peran lembaga-lembaga pendidikan ketrampilan dalam meningkatkan kualitas tenaga kerja.

2. Strategi untuk memperluas kesempatan kerja yaitu:

a) Meningkatkan kerjasama dengan pihak-pihak terkait dalam penyerapan tenaga kerja, baik regional, nasional maupun internasional.

b) Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dalam penyelenggaraan bursa kerja dan optimalisasi sistem informasi bursa kerja yang mudah diakses oleh masyarakat.

c) Meningkatkan pengawasan dan perlindungan tenaga kerja sesuai norma hukum yang berlaku, serta meningkatkan peran lembaga ketenagakerjaan.

Strategi meningkatkan penduduk yang mengkonsumsi kalori sesuai angka kecukupan adalah:

1. Mengembalikan fungsi dan peran Posyandu

2. Promosi gizi, advokasi dan sosialisasi tentang makanan sehat dan gizi seimbang serta perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

3. Menanggulangi secara langsung masalah gizi yang terjadi pada kelompok rawan melalui intervensi suplementasi zat gizi mikro, MP ASI dan makanan tambahan.

4. Melakukan kajian data SKDN, data penyakit dan data pendukung lainnya.

5. Mengacu pada pendekatan yang mengutamakan kerjasama antar dan inter program dan sektor terkait.

TARGET : 1B

MENCIPTAKAN KESEMPATAN KERJA PENUH DAN

PRODUKTIF DAN PEKERJAAN YANG LAYAK UNTUK

SEMUA,TERMASUK PEREMPUAN DAN KAUM MUDA

TARGET : 1C

MENURUNKAN HINGGA SETENGAHNYA PROPORSI

PENDUDUK YANG MENDERITA KELAPARAN DALAM KURUN

WAKTU 1990-2015

(13)

Strategi pencapaian target semua anak-anak, laki-laki maupun perempuan dimanapun dapat menyelesaikan pendidikan dasar pada tahun 2015, adalah:

1. Meningkatkan APM SD/MI secara optimal dan mengurangi kesenjangan APM SD/MI kabupaten/Kota melalui:

a. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan.

b. Mendorong dan memfasilitasi penyediaan sarana dan prasarana pendidikan dasar pada 12 kabupaten/kota yang APM-nya di bawah rata-rata Provinsi Lampung.

c. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menyekolahkan anak pada jenjang pendidikan SD/MI.

d. Fasilitasi pembinaan siswa melalui penguatan bantuan biaya operasional sekolah pada pendidikan SD/MI.

2. Menjamin seluruh siswa kelas 1 SD/MI dapat menamatkan Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, melalui:

a. Melanjutkan pemberian bantuan operasional sekolah kepada sekolah dasar.

b. Memberikan dorongan kepada orangtua untuk tetap menyekolahkan anak sampai tamat SD/MI.

c. Penguatan pembinaan potensi siswa pendidikan dasar. 3. Mengoptimalkan pelestarian penduduk melek aksara, melalui:

a. Memfasilitasi kabupaten/kota untuk mengoptimalkan kelompok belajar masyarakat (KBM).

b. Memfasilitasi kabupaten/kota untuk mengoptimalkan kelompok belajar usaha (KBU).

TUJUAN 2:

MENCAPAI PENDIDIKAN DASAR

UNTUK SEMUA

TARGET : 2A

MENJAMIN PADA TAHUN 2015 SEMUA ANAK LAKI-LAKI

MAUPUN PEREMPUAN DIMANAPUN DAPAT

(14)

Strategi pencapaian target menghilangkan ketimpangan gender di semua jenjang pendidikan tidak lebih dari tahun 2015 adalah:

1. Meningkatkan Rasio APM perempuan terhadap laki-laki untuk semua jenjang pendidikan, melalui:

a. Peningkatan kesadaran masyarakat untuk peka gender dan menyekolahkan anak perempuan sampai perguruan tinggi.

b. Memberikan bantuan kepada penduduk perempuan kurang mampu usia sekolah sampai pendidikan tinggi.

c. Pemberian beasiswa kepada penduduk perempuan untuk jenjang pendidikan menengah. 2. Meningkatkan rasio angka melek huruf perempuan terhadap laki-laki serta mengopti-malkan

pelestariannya, melalui:

a. Peningkatan kesadaran penduduk perempuan usia 15 – 24 tahun buta aksara yang telah memperoleh Surat Keterangan Melek Aksara (SUKMA) untuk tetap belajar menulis. b. Optimalisasi kelompok belajar usaha bagi buta aksara usia 15–24 yang telah memperoleh

SUKMA.

3. Mengoptimalkan kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor non pertanian, melalui:

a. Mengoptimalkan partisipasi perempuan dalam bekerja di sektor non pertanian. b. Meningkatkan produktivitas perempuan dalam bekerja.

c. Memberikan perlindungan kerja terhadap tenaga kerja perempuan.

TUJUAN 3:

MENDORONG KESETARAAN GENDER

DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

TARGET : 3A

MENGHILANGKAN KETIMPANGAN GENDER DI TINGKAT

PENDIDIKAN DASAR DAN LANJUTAN PADA TAHUN 2005,

DAN DI SEMUA JENJANG PENDIDIKAN TIDAK LEBIH DARI

TAHUN 2015

(15)

4. Mengoptimalkan proporsi perempuan yang duduk di DPRD di Wilayah Provinsi Lampung, melalui:

a. Penguatan kebijakan affirmative action untuk peningkatan keterwakilan perem-puan dalam lembaga legislatif.

b. Penguatan pengetahuan dan pemahaman politik perempuan sebelum mereka terjun ke dunia politik.

Strategi pencapaian target menurunkan angka kematian balita (AKBA) hingga dua per tiga sampai dengan 2015 adalah:

1. Pemantapan peran Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan program kesehatan bayi baru lahir, bayi dan anak balita.

2. Pengembangan kompetensi dan profesionalisme tenaga kesehatan.

3. Peningkatan kualitas dan cakupan pelayanan kesehatan bayi baru lahir, bayi dan anak balita. 4. Peningkatan koordinasi dan kemitraan dengan lintas program, lintas sektor, organisasi

profesi, LSM dan sektor swasta dalam mewujudkan jejaring kerjasama dan kemitraan dalam penyelenggaraan program.

5. Revitalisasi posyandu dalam meningkatkan cakupan imunisasi.

6. Optimalisasi pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam rangka pencapaian derajat kesehatan bayi dan anak.

TUJUAN 4:

MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN

ANAK

TARGET : 4A

MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN BALITA (AKBA) HINGGA

DUA PER TIGA DALAM KURUN WAKTU 1990-2015

(16)

Strategi pencapaian target menurunkan angka kematian ibu (AKI) adalah:

1. Pemantapan peran Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan program kesehatan ibu. 2. Pengembangan kompetensi dan profesionalisme tenaga kesehatan.

3. Peningkatan kualitas dan cakupan pelayanan kesehatan ibu.

4. Penggalangan kemitraan dengan sektor terkait dalam penajaman kegiatan Program Perencanaan dan Pencegahan Komplikasi (P4K).

5. Penguatan semua kelembagaan lintas sektor yang ada di Desa yang dapat dikoordinasi dalam satu wadah untuk upaya penyelamatan ibu.

6. Optimalisasi pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam rangka pencapaian derajat kesehatan ibu.

Strategi pencapaian target mewujudkan akses kesehatan reproduksi bagi semua pada tahun 2015 adalah:

1. Pemenuhan akses dan mutu pelayanan keluarga berencana. 2. Peningkatan promosi dan pergerakan masyarakat.

TUJUAN 5:

MENINGKATKAN KESEHATAN IBU

TARGET : 5A

MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU HINGGA TIGA

PEREMPAT DALAM KURUN WAKTU 1990 - 2015

TARGET : 5B

MEWUJUDKAN AKSES KESEHATAN REPRODUKSI BAGI

(17)

Strategi pencapaian target memerangi HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit menular lainnya adalah: 1. Pemantapan komitmen dengan penentu kebijakan dan lintas sektor dalam upaya

pencegahan dan penanggulangan penyakit menular.

2. Pengembangan kompetensi dan profesionalisme tenaga kesehatan terutama petugas dilapangan.

3. Peningkatan kemampuan manajemen kasus dan manajemen program secara berjenjang dari tingkat desa/kelurahan sampai unit pelayanan kesehatan Rumah Sakit.

4. Optimalisasi pemberdayaan masyarakat dalam rangka pencapaian derajat kesehatan masyarakat.

5. Peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Strategi pencapaian target memadukan prinsip-prinsip pembangunan yang berkesinam-bungan dalam kebijakan dan program nasional serta mengurangi kerusakan pada sumber daya lingkungan adalah:

TUJUAN 6:

MEMERANGI HIV/AIDS, MALARIA

DAN PENYAKIT MENULAR LAINNYA

TARGET : 6A

MENGENDALIKAN PENYEBARAN DAN MULAI

MENURUNKAN JUMLAH KASUS BARU HIV/AIDS HINGGA

TAHUN 2015

TUJUAN 7:

MEMASTIKAN KELESTARIAN

LINGKUNGAN HIDUP

TARGET : 7A

MEMADUKAN PRINSIP-PRINSIP PEMBANGUNAN

BERKELANJUTAN DENGAN KEBIJAKAN DAN PROGRAM

NASIONAL SERTA MENGEMBALIKAN SUMBER DAYA

LINGKUNGAN YANG HILANG

(18)

1. Meningkatkan rasio luasan kawasan tertutup pepohonan melalui pengelolaan lahan kritis dengan sentuhan civil teknis sederhana, drop stuktur, gullyplug, rorak, penga-turan kontur dan rehabilitasi atau diversifikasi tanaman perkebunan, peternakan disertai tanaman penguat teras; melaksanakan intensifikasi pertanian, rehabilitasi, diversifikasi, dan integrasi perkebunan dan peternakan pada lahan kritis; dan meningkatkan rehabilitasi lahan kritis dan reboisasi kawasan dengan melibatkan masyarakat.

2. Mengurangi emisi karbon dioksida melalui pembangunan jaringan dan pembangkit listrik dengan potensi sumber energi setempat; dan mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumber-sumber energi alternatif ramah lingkungan yang telah banyak ber-kembang.

3. Mengurangi jumlah konsumsi bahan perusak ozon melalui peningkatan peran serta masyarakat dalam kampanye lingkungan terkait dengan pengurangan penggunaan refrigant. 4. Mempertahankan jumlah tangkapan ikan yang berada pada batasan yang aman melalui

peningkatan pemanfaatan bantuan kapal penangkap ikan dengan melibatkan masyarakat.

1. Strategi untuk mempertahankan fungsi hutan lindung yaitu membangun komitmen dengan

stakeholders untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam yang berwawasan

lingkungan; meningkatkan kualitas sumber daya hutan melalui optima-lisasi pengelolaan sumber daya hutan dengan melibatkan masyarakat desa di sekitar hutan; dan meningkatkan pengelolaan, pengawasan dan perlindungan kawasan lin-dung dengan melibatkan masyarakat lokal.

2. Strategi untuk meningkatkan fungsi kawasan lindung perairan yaitu meningkatkan kesadaran dan pelibatan masyarakat dalam pengelolaan, pengawasan, dan perlin-dungan sumberdaya di kawasan konservasi sumber daya laut.

TARGET : 7B

MENGURANGI LAJU KEHILANGAN KEANEKARAGAMAN

HAYATI, DAN MENCAPAI PENGURANGAN YANG

(19)

Strategi pencapaian target menurunkan hingga setengahnya proporsi rumah tangga tanpa akses berkelanjutan terhadap air minum layak dan sanitasi dasar hingga tahun 2015 adalah:

1. Mengurangi proporsi rumah tangga tanpa akses berkelanjutan terhadap air bersih melalui peningkatan layanan jaringan perpipaan air bersih PDAM di perkotaan; mengembangkan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pansimas); peningkatan prasarana dan sarana air minum yang aman dan sehat; mendorong terbentuknya regionalisasi pengelolaan air minum; dan peningkatan kinerja penge-lolaan air minum melalui pembinaan SDM.

2. Mengurangi proporsi rumah tangga tanpa akses berkelanjutan terhadap sanitasi dasar melalui peningkatan ketersediaan prasarana sarana sanitasi dasar yang memadai melalui partisipasi masyarakat; mendorong terbentuknya regionalisasi pengelolaan air limbah, persampahan dan drainase; dan peningkatan kinerja pengelolaan air limbah, persampahan dan drainase melalui pembinaan SDM.

Strategi untuk mengurangi proporsi rumah tangga kumuh perkotaan yaitu: 1. Mengoptimalkan peran stakeholder dalam pembangunan rumah.

2. Memanfaatkan potensi lembaga pembiayaan keuangan lokal (BKK,BPR,BMT), dalam pembiayaan perumahan terutama bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

3. Melanjutkan program program pensertifikatan tanah secara masal dan murah.

TARGET : 7C

MENURUNKAN HINGGA SETENGAHNYA PROPORSI RUMAH

TANGGA TANPA AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR

MINUM LAYAK DAN SANITASI LAYAK HINGGA TAHUN

2015

TARGET : 7D

MENCAPAI PENINGKATAN YANG SIGNIFIKAN DALAM

KEHIDUPAN PENDUDUK MISKIN DI PERMUKIMAN KUMUH

PADA TAHUN 2020

(20)

Provinsi Lampung

Target kinerja dalam pencapaian target indikator masing-masing tujuan MDGs adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1

Target Kinerja Capaian MDGs Provinsi Lampung Tujuan 1

Indikator Saat

ini 2011 2012 2013 2014 2015 TUJUAN 1. MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN KELAPARAN

Target 1A: Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk dengan tingkat pendapatan kurang dari USD 1 (PPP) per hari dalam kurun waktu 1990-2015

1.1 Tingkat kemiskinan berdasarkan garis kemiskinan nasional 18,94% (2010) 8-10 % 1.2 Indeks Kedalaman Kemiskinan 2,98% (2010)

Target 1B: Mewujudkan kesempatan kerja penuh dan produktif dan pekerjaan yang layak untuk semua, termasuk perempuan dan kaum muda

1.4 Laju PDRB per tenaga kerja 2,79% (2009) 1.5 Rasio kesempatan kerja terhadap penduduk usia 15

tahun ke atas

63,29% (2009)

1.7

Proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja bebas keluarga terhadap total kesempatan kerja

42,13%

(2009) 40%

Target 1C: Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk yang menderita kelaparan dalam kurun waktu 1990-2015

1.8

Prevalensi balita dengan berat badan rendah / kekurangan gizi

13,5% 15,2% 14% 12,1% 10,5% 9% 1.8a Prevalensi balita gizi buruk 3,5% 5,3% 5,1% 5% 5% <4% 1.8b Prevalensi balita gizi kurang 10% 9,9% 8,9% 7,1% 5,5% <5%

1.9

Proporsi penduduk dengan asupan kalori di bawah tingkat konsumsi minimum: - 1.400 Kkal/kapita/ hari 11,94 11,44 10,94 10,44 9,94 9,44 - 2.000 Kkal/kapita/ hari 56,44 51,48 47,44 43,4 39,36 35,32

TUJUAN 1:

MENANGGULANGI KEMISKINAN

DAN KELAPARAN

(21)

Tabel 2.2

Target Kinerja Capaian MDGs Provinsi Lampung Tujuan 2

No Indikator Capaian Target

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 TUJUAN 2: MENCAPAI PENDIDIKAN DASAR UNTUK SEMUA

Target 2A: Menjamin pada 2015 semua anak-anak, laki-laki maupun perempuan dimanapun dapat menyelesaikan pendidikan dasar

2.1 APM SD/MI sederajat 94,28% 96,62% 96,94% 97,29% 97,64% 97,99% 98,35% 2.2 Proporsi murid kelas 1

yang berhasil menamatkan SD

99,77% 99,80% 99,84% 99,88% 99,93% 100% 2.3 Angka Melek Huruf

penduduk usia 15-24 tahun perempuan dan laki-laki

- Laki – laki 99,93% 100%

- Perempuan 99,93% 100%

TUJUAN 2:

MENCAPAI PENDIDIKAN DASAR

UNTUK SEMUA

(22)

Tabel 2.3

Target Kinerja Capaian MDGs Provinsi Lampung Tujuan 3

No Indikator Capaian Target

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 TUJUAN 3: MENDORONG KESETARAAN GENDER DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

Target 3A: Menghilangkan ketimpangan gender di tingkat pendidikan dasar dan lanjutan pada tahun 2005, dan di semua jenjang pendidikan tidak lebih dari tahun 2015

3.1 Rasio perempuan thdp laki2 di tingkat pendidikan dasar, menengah dan tinggi: - Rasio APM prmpn/laki2 di SD 98,45 99,03 100 - Rasio APM prmpn/laki2 di SMP 96,82 97,80 100 - Rasio APM prmpn/laki2 di SMA 95,87 (2008) 100 - Rasio APM prmpn/laki2 di Perguruan Tinggi 3.2 Rasio Melek huruf Prp

thdp laki2 klp usia 15-24 tahun

100 100

3.3 Kontribusi prp dlm pekerjaan upahan di sektor non pertanian

65,51% 3.4 Proporsi kursi yang

diduduki perempuan di DPRD

15,37%

TUJUAN 3:

MENDORONG KESETARAAN GENDER

DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

(23)

Tabel 2.4

Target Kinerja Capaian MDGs Provinsi Lampung Tujuan 4

No Indikator MDGs

Kondisi

Saat Ini Target

2010 2011 2012 2013 2014 2015 TUJUAN 4 : MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK

Target 4 A : Mengurangi 2/3 angka kematian balita dalam kurun waktu 1990 dan 2015

4.1 Angka Kematian Balita (AKABA) /1.000 pendd 55 37 35 33 31 29 4.2 Angka Kematian Bayi (AKB)/ 1.000 kh 37 35 33 31 29 29 4.3 Persentase anak usia 1 th yg di imunisasi campak 93,6 95 95 95 100 100 Tabel 2.5

Target Kinerja Capaian MDGs Provinsi Lampung Tujuan 5

No Indikator MDGs Saat Ini Kondisi Target

2010 2011 2012 2013 2014 2015 TUJUAN 5 : MENINGKATKAN KESEHATAN IBU

Target 5 A : Menurunkan Angka Kematian Ibu hingga tiga perempat dalam kurun waktu 1990 – 2015

5.1 Angka kematian ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup

180 165 150 135 118 118

5.2 Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga

kesehatan terlatih (PN) 82,5 87 88 89 90 91

Target 5B : Mewujudkan akses kesehatan reproduksi bagi semua pada tahun 2015

TUJUAN 4:

MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN

ANAK

TUJUAN 5:

(24)

Saat Ini

2010 2011 2012 2013 2014 2015

5.3 Angka pemakaian kontrasepsi/Contracept ive Prevalence Rate (CPR) pada perempuan menikah usia 15-49 tahun

50,28

74

76

78

80

82

5.4 Angka kelahiran remaja (perempuan usia 15-19 tahun) 5.5 Cakupan pelayanan antenatal (K4) 87,63 92 93 94 95 96 5.6 Unmet Need (kebutuhan keluarga berencana/KB) yang tidak terpenuhi

4,1

3,2

3,4

3

3

Tabel 2.6

Target Kinerja Capaian MDGs Provinsi Lampung Tujuan 6

No Indikator MDGs

Kondisi

Saat Ini Target

2010 2011 2012 2013 2014 2015 TUJUAN 6 : MEMERANGI HIV DAN AIDS, MALARIA DAN PENYAKIT MENULAR LAINNYA

Target 6 A : Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru HIV/AIDS pada tahun 2015

6.1. Prevalensi HIV pada penduduk usia 15-24 tahun

0,3% <0,5% <0,5% <0,5% <0,5% <0,5%

6.2. Penggunaan kondom pada hubungan seks terakhir Belum ada data 35%(P) 20%(L) 45%(P) 30%(L) 55%(P) 40%(L) 65%(P) 50%(L) 65%(P) 50%(L) 6.3 Proporsi penduduk usia

15-24 tahun yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV dan AIDS (%)

Belum ada

data 75% 85% 90% 95% 95%

Target 6 B : Mewujudkan akses terhadap pengobatan HIV / AIDS bagi semua yang membutuhkan

TUJUAN 6:

MEMERANGI HIV/AIDS, MALARIA

DAN PENYAKIT MENULAR LAINNYA

(25)

No Indikator MDGs

Kondisi

Saat Ini Target

2010 2011 2012 2013 2014 2015

6.4 Proporsi penduduk yg terinfeksi HIV lanjut yang memiliki akses pd obat antiretroviral (%)

100% 100% 100% 100% 100% 100%

Target 6 C : Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru Malaria dan penyakit utama lainnya (Tuberculosis) hingga tahun 2015

6.5 Angka kejadian tuberkulosis (insiden semua kasus/ 100.000 penduduk/ tahun) 160

180

176

171

167

163

6.6 Tingkat prevalensi tuberkulosis (per 100.000 penduduk) 285

231

228

226

224

222

6.7 Tingkat kematian karena tuberkulosis (per 100.000 penduduk) 2,04

27

27

27

27

27

6.8 Proporsi jumlah kasus Tuberkulosis yang terdeteksi dalam program DOTS (CDR) 42,3%

45

50

60

70

80

6.9 Proporsi kasus Tuberkulosis yang berhasil diobati dalam program DOTS (success rate)

93,2%

90

91

92

93

94

6.10 a

Angka penemuan kasus Malaria per 1.000 penduduk

4,4

3

2,5

2

1,5

1

6.10b Tingkat Kematian Malaria (per 100000

(26)

Tabel 2.7

Target Kinerja Capaian MDGs Provinsi Lampung Tujuan 7

No Indikator Kondisi Tahun 2010 Target Capaian 2011 2012 2013 2014 2015 TUJUAN 7 : MEMASTIKAN KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP

Target 7A: Memadukan prinsip-prinsip pembangunan yang berkesinambungan dengan kebijakan dan program nasional serta mengembalikan sumberdaya lingkungan yang hilang

7.1 Ratio luas kawasan tertutup pepohonan berdasarkan hasil pemotretan citra satelit dan survei foto udara terhadap luas daratan 52,43% (2008) 7.2 Jumlah emisi karbon dioksida (CO2e) 1.711.626 Gg (2008) 7.3 Jumlah konsumsi bahan perusak ozon (BPO) dalam metrik ton 7.4 Proporsi tangkapan ikan yang berada dalam batasan biologis yang aman

Target 7B : Menanggulangi kerusakan keanekaragaman hayati dan mencapai penurunan tingkat kerusakan yang siginfikan pada tahun 2010

7.5 Rasio kawasan lindung terhadap total luas kawasan hutan

TUJUAN 7:

MEMASTIKAN KELESTARIAN

LINGKUNGAN HIDUP

(27)

7.6 Ratio luas kawasan lindung perairan terhadap total luas perairan teritorial

Target 7C : Menurunkan hingga setengahnya proporsi rumah tangga tanpa akses berkelanjutan terhadap air minum layak dan sanitasi dasar hingga tahun 2015.

7.7 Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutn terhadap air minum layak

72,76

73,57

74,13

75,15

70,55

Perkotaan 73,12% 73,25% 73,63% 74,15% 75,20% 75,29% Perdesaan 71,79% 72,30% 73,50% 74,10% 75,10% 65,81% 7.8 Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutn terhadap sanitasi dasar yang layak 47% 57,75% 58,15% 59,50% 61,10% 62,41% Perkotaan

71,45

72,52

73,59

74,66

75,73

76,8

Perdesaan

38,55

41,95

45,35

48,75

55,15

55,54

Target 7D : Mencapai peningkatan yang signifikan dalam kehidupan penduduk miskin di permukiman kumuh pada tahun 2020

7.9 Proporsi rumah tangga kumuh perkotaan

(28)

Pembangunan Millenium (MDGs)

Program dan kegiatan dalam rangka percepatan pencapaian target pembangunan millenium Provinsi Lampung dirinci per tujuan sebagai berikut:

Dinas Kelautan dan Perikanan

1. Program Pengelolaan Sumberdaya Laut,Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil

a. Pemberdayaan ekonomi, sosial, budaya, pelaku usaha perikanan dan masyrakat pesisir 2. Program Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya

a. Pengembangan sistem usaha pembudidayaan ikan b. Peningkatan skill budidaya bagi stakeholder

3. Program Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap a. Peningkatan pendapatan nelayan

b. Peningkatan IPM nelayan

4. Program Pemulihan Sumber Daya Ikan (Restocking Ikan Nila, Emas, dan Lele) 5. Program Restrukturasi Armada Kapal Perikanan (Pengadaan Kapal Perikanan 30 GT) 6. Program Peningktan Pendapatan Nelayan (Akses Pemodalan dan Pengembangan Mina

Pedesaaan )

7. Program Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) Perikanan Budidaya (Bantuan Modal dan Bantuan Pengadaan Pengolahan)

8. Program Pengembangan Sarana Pemasaran Bergerak Roda Tiga 9. Pengadaan Sarpras, Sistem Rantai Dingin (Pengadaan Coolbox)

TUJUAN 1:

MENANGGULANGI KEMISKINAN

DAN KELAPARAN

TARGET : 1A

MENURUNKAN HINGGA SETENGAHNYA PROPORSI

PENDUDUK DENGAN TINGKAT PENDAPATAN KURANG

DARI USD 1,00 PPP PER HARI DALAM KURUN WAKTU

1990 - 2015

(29)

Dinas Koperasi UMKM dan Perindustrian

1. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan/Bina Lembaga Koperasi Berkualitas a. Penilaian koperasi berprestasi tingkat provinsi

b. Transplantasi keluar provinsi c. Bintek akuntansi

d. Pendidikan dan latihan manajemen perikanan dan non perikanan e. Penumbuhan koperasi UMKM dan wirausaha baru

2. Program Penumbuhan Koperasi UMKM dan Wirausaha Baru a. Bintek koperasi baru

b. Pelatihan budaya/motivasi usaha dan teknis manajemen usaha mikro melalui koperasi c. Pelatihan kewirausahaan dan keterampilan teknis berbasis sumber daya lokal

d. Pelatihan SDM wirausahawan atau calon wirausahaan baru se Provinsi Lampung e. Pengembangan TPKU (Tempat Pelatihan Keterampilan Usaha) pada lembaga

pendidikan perdesaan

3. Program Perkuatan Permodalan dan Akses Pembiayaan Koperasi dan UMKM a. Bintek penyusunan proposal pengembangan usaha bagi KSP dan ISP b. Penyaluran dana bergulir APBD

c. Penyaluran dana berulir revolving fund 4. Program Pengembangan Pembinaan UMKM

a. Pemberdayaan usaha mikro perempuan

BKPD

1. Peningkatan Diversifikasi dan Peningkatan Ketahanan Pangan a. Pemberdayaan desa mandiri pangan.

b. Penanganan daerah rawan pangan, SKPG. c. Pengembangan lumbung pangan desa. d. Diversifikasi pangan.

e. Pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan.

Dinas Perkebunan

1. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

a. Pemberdayaan petani melalui pengembangan konservasi air di lahan perkebunan b. Pembinaan dan pengembangan pupuk organik

(30)

a. Bimbingan pasca panen dan hasil perkebunan (kopi dan kakao) bagi petani dan petugas 5 kabupaten

3. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan

a. Antisipasi dan mitigasi serangan OPT eksplosif pada tanaman perkebunan b. Konservasi lahan pada tanaman perkebunan

c. Model pengembangan perkebunan dengan holtikultura d. Rintisan kemitraan dan promosi usaha kopi luwak

e. Evaluasi dan pembinaan usaha perkebunan besar swasta dan negara

Dinas Pertanian

1. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani 2. Program Peningkatan Ketahanan Pangan 3. Program peningkatan agribisnis

4. Program Peningkatan Produksi dan Mutu Tanaman Pangan Untuk Mencapai Swasembada Berkelanjutan

5. Program Peningkatan Produksi dan Mutu Tanaman Holtikultra Untuk Mencapai Swasembada Berkelanjutan

6. Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian

7. Program Peningkatan Nilai Tambah Daya Saing Produk Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura

8. Program Kependudukan dan Keluarga Berencana (Nasional) 9. Pengelolaan Sumber Daya Laut, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil 10. Program Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya

11. Pengembangan dan Pengembangan Perikanan Tangkap

12. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan/Bina Lembaga Koperasi Bekualitas a. Penilaian koperasi berprestasi tingkat provinsi

b. Transplantasi keluar provinsi c. Bintek akuntansi

d. Pendidikan dan latihan manajemen koperasi pertanian dan non pertanian 13. Penumbuhan Koperasi,UMKM, dan Wirausahaan Baru

a. Bintek koperasi baru.

b. Pelatihan budaya/motivasi usaha dan teknis manajemen usaha mikro melalui koperasi.

(31)

d. Pelatihan SDM wirausahaan dan calon wirausaha baru se-Lampung.

e. Pengembangan TPKU (Tempat Pelatihan Keterampilan Usaha) pada lembaga pendidikan pedesaan.

14. Perkuatan Pemodalan dan Akses Pembiayaan Koperasi dan UMKM 15. Pengembangan Pembinaan UMKM

Dinas Ketenagakerjaan

1. Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan a. Pelatihan dan pembentukan kelompok wirausaha b. Pelatihan keterampilan dan penempatan TKI

c. Penempatan tenaga kerja melalui mekanisme AKAN-AKAD-AKAL

d. Pendayagunaan masyarakat proaktif melalui usaha mandiri dan bursa kerja terpadu

e. Bintek pemandu wirausaha

f. Bintek petugas lapangan teknologi tepat guna g. Bintek petugas informasi pasar kerja

h. Pembentukan kelompok mandiri proaktif pasca penempatan TKI

2. Program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas a. Pelatihan keterampilan tenaga kerja di BLK b. Pelatihan berbasis kompetensi

c. Pelatihan manajemen usaha produktifitas dan pelatihan AMT d. Pengembangan desa produktif

e. Pelatihan uji keterampilan

f. Pengukuran Produktifitas Perusahaan g. Magang dalam dan luar negeri h. Pelatihan kewirausahaan

i. Pelatihan tenaga kerja bagi keluarga

TARGET : 1B

MENCIPTAKAN KESEMPATAN KERJA PENUH DAN

PRODUKTIF DAN PEKERJAAN YANG LAYAK UNTUK SEMUA,

TERMASUK PEREMPUAN DAN KAUM MUDA

(32)

a. Sosialisasi peraturan perundang-undangan hubungan industrial dan perlindungan tenaga kerja

b. Pelatihan negosiasi HI bagi pekerja dan pengusaha c. Penyuluhan jamsostek di perusahaan

d. Sosialisasi fasilitas kesejahteraan tenaga kerja e. Bintek mediator

f. Penanggulangan pemogokan /unjuk kerja dan penyelesaian kasus PHI/PH koleh pegawai perantara

g. Survey harga pasar dan penetapan NKHL, UMP, UMK, dan UMSP h. Sosialisasi upah minimum provinsi (UMP)

i. Pemeriksaan kasus kecelakaan kerja dan faktor analisis potensi bahaya dan data objek pengawasan K3

j. Pengujiaan kesehatan kerja di perusahaan k. Pelatihan gizi kerja di perusahaan

l. Pelatihan norma kerja

m. Pengawasan norma keselamatan dan kesehatan kerja n. Pelatihan calon ahli K3

4. Program Pengembangan Wilayah a. Pembangunan jalan dan jembatan

b. Pembangunan rumah dan fasilitas umum transmigrasi c. Pembangunan drainase

d. Pengerahan dan fasilitasi perpindahan serta penempatan trans untuk memenuhi kebutuhan SDM calon trans

e. Pembinaan promosi, investasi, dan kemitraan di wilayah strategis cepat tumbuh f. Pendidikan dan pelatihan masyarakat

g. Pendaftaran dan seleksi

h. Bantuan usaha ekonomi produktif di kawasan transmigrasi i. Perpindahaan dan penempatan calon trans

j. Fasilitas dukungan manajemen ketransmigrasian di wilayah cepat tumbuh k. Temu bisnis di kawasan KTM

(33)

b. Kegiatan Peningkatan ketrampilan dan kompetensi tenaga kerja di BLK dan LPKS. 6. Program Pendidikan Non Formal dan Informal

a. Kegiatan Pengembangan Pendidikan Non Formal dan Informal. b. Kegiatan Pendidikan Kemasyarakatan.

7. Program Peningkatan Kapasitas Koperasi dan UMKM

a. Pengembangan kelembagaan koperasi di wilayah penghasil tembakau. 8. Program Pengembangan Usaha dan Peningkatan Daya Saing

a. Kegiatan Fasilitasi Sekretariat FPESD (Forum Pengembangan Ekonomi dan Sumber Daya).

b. Pengembangan Kualitas Usaha Sarana Prasarana dan Permodalan Koperasi di Wilayah Perdesaan.

9. Program Peningkatan Pengembangan Permodalan dan Jaringan Kemitraan Usaha a. Peningkatan dan pengembangan Permodalan, lingkageusaha jaringan, pengusaha,

anggota KSP/USP.

10. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Berbasis Sumber Daya Lokal a. Kredit Usaha Rakyat (KUR).

11. Program Peningkatan SDM, Pelatihan dan Bantuan Peralatan Industri

a. Peningkatan dan Pengembangan Industri Alternatif Berbasis Sumberdaya Lokal. b. Pengembangan Ekonomi Kerakyatan Berbasis Industri Padat Karya.

12. Program Penguatan Kelembagaan Masyarakat.

a. Pengembangan Wirausaha Baru IKM Mendukung Program Kewilayahan di Lampung.

13. Program Peningkatan SDM, Pelatihan dan Bantuan Peralatan Industri a. Pengembangan Lembaga Ekonomi Masyarakat (LEM).

b. Pengembangan Lembaga Ekonomi Masyarakat Melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

c. Penguatan Kelembagaan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K). d. Pemanfaatan dan pemasyarakatan teknologi tepat guna.

(34)

a. Pengembangan Sistem Produksi Pembudidaya Ikan. 15. Program Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap

a. Pengembangan Usaha Penangkapan Ikan dan Pemberdayaan Nelayan Skala Kecil. b. Pembinaan dan Pengambangan Kapal Perikanan, Alat Penangkapan Ikan dan

Pengawakan Kapal Perikanan.

16. Program Pengembangan Perikanan Tangkap

a. Kegiatan Penyediaan/Pengembangan Sarana dan Prasarana Produksi Perikanan Tangkap.

b. Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Nelayan.

1. Program Bina Gizi, Kesehatan Ibu dan Anak

a. Pembinaan gizi masyarakat dengan sub kegiatan pelatihan tatalaksana gizi buruk bagi Puskesmas perawatan dan RSUD. Pelatihan tatalaksana gizi buruk bagi puskesmas non perawatan, pengadaan alat dapur dan sarana. Penyediaan obat gizi buruk, dan pemdampingan gizi buruk oleh kader.

b. Pembinaan gizi masyarakat dengan sub kegiatan pelatihan pemantauan pertumbuhan bagi petugas puskesmas dan kab/kota, pelatihan ulang kader posyandu, pembinaan kader posyandu, penyediaan sarana dan prasarana kader posyandu dan penyediaan dana posyandu.

TARGET : 1C

MENURUNKAN HINGGA SETENGAHNYA PROPORSI

PENDUDUK YANG MENDERITA KELAPARAN DALAM KURUN

WAKTU 1990-2015

(35)

1. Program Pendidikan Dasar

a. Fasilitasi Pendampingan BOS SD/MI. b. BOS SD/SDLB.

c. Fasilitasi Pendidikan Inklusi SD.

d. Fasilitasi Rehabilitasi Ruang Kelas Rusak SD. e. Fasilitasi Rehabilitasi Ruang Kelas Rusak MI. f. Fasilitasi Pembangunan Ruang Perpustakaan SD. g. Fasilitasi Pembangunan Ruang Perpustakaan MI. h. Fasilitasi Pengadaan Buku Perpustakaan SD. i. Fasilitasi Pengadaan Buku Perpustakaan MI. j. Fasilitasi Peningkatan Sarpras SDLB/SLB. k. Fasilitasi Peningkatan Sarpras MI. l. Fasilitasi Pengembangan MBS SD. m. Fasilitasi Penguatan Kurikulum SD. n. Fasilitasi Penguatan Kurikulum MI. o. Fasilitasi Pendampingan BOS SMP/MTS. p. BOS SMP/SMPLB/SMTP.

q. Fasilitasi Pendidikan Inklusi SMP.

r. Fasilitasi Rehabilitasi Ruang Kelas Rusak SMP. s. Fasilitasi Rehabilitasi Ruang Kelas Rusak MTs. t. Fasilitasi Pengadaan Buku Perpustakaan SMP. u. Fasilitasi Pengadaan Buku Perpustakaan MTs.

TUJUAN 2:

MENCAPAI PENDIDIKAN DASAR

UNTUK SEMUA

TARGET : 2A

MENJAMIN PADA TAHUN 2015 SEMUA ANAK LAKI-LAKI

MAUPUN PEREMPUAN DIMANAPUN DAPAT

(36)

a. Fasilitasi Pembinaan Warga Belajar Paket A. b. BOP Paket A.

c. Fasilitasi Pembinaan Warga Belajar Paket B. d. BOP Paket B.

e. Fasilitasi Pembinaan Warga Belajar Paket C. f. BOP Paket C.

g. Fasilitasi Taman Bacaan Masyarakat.

h. Fasilitasi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat. i. Fasilitasi Penyelenggaraan PAUD Rintisan. j. PKH Lembaga Kursus dan Pelatihan. k. Fasilitasi Kursus Wirausaha Kota. l. Fasilitasi Kursus Wirausaha Desa. m. Penyelenggaraan Keaksaraan Dasar.

n. Penyelenggaraan Keaksaraan Usaha Mandiri.

3. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan a. Fasilitasi Peningkatan Kualifikasi Guru.

b. Fasilitasi Sertifikasi Kompetensi Guru. c. Fasilitasi Kesejahteraan Pendidik.

d. Tunjangan Fungsional Guru non PNS Dikdas. e. Tunjangan Profesi Guru Dikdas.

f. Tunjangan Khusus Guru.

g. Tunjangan Fungsional Guru non PNS Dikmen. h. Insentif TLD/FDI.

4. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan a. Fasilitasi UASBN.

(37)

1. Program Pembinaan Pendidikan Masyarakat

c. Pemberdayaan ekonomi perempuan bagi keluarga anak berprestasi yang tidak mampu.

d. Pembinaan dan pengembangan Model desa Prima berwawasan lingkungan

e. Peningkatan keterampilan dan kemampuan usaha bagi kelompok perempuan pasca buta aksara.

f. Peningkatan kapasitas masyarakat tentang Hak anak kepada komite wali murid, upaya perlindungan anak, serta pelaksanaan seminar anak dalam rangka Hari Anak Nasional.

g. Peningkatan kapasitas masyarakat terhadap peraturan perundang-undangan. h. Pelatihan dan pembinaan tentang keberhasilan bagi Kader P3KSS, Nakerwan dan

GSI.

i. Peningkatan pemahaman perempuan unruk pemeliharaan dan perlindungan kesehatan dan hak-hak produksi.

j. Peningkatan kapasitas pemerhati perempuan dan anak (NGO). 2. Program Penguatan Kelembagaan PUG dan Anak

a. Membentuk Forum koordinasi PUG, forum koordinasi penanganan KDRT, forum koordinasi penanganan trafiking, dan forum koordinasi gugus tugas pencegahan TPPO.

b. Gerakan pemberdayaan perempuan se-Provinsi Lampung

3. Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak Perempuan a. Investigasi, identivikasi, dan advokasi pendampingan kasus anak.

TUJUAN 3:

MENDORONG KESETARAAN GENDER

DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

TARGET : 3A

MENGHILANGKAN KETIMPANGAN GENDER DI TINGKAT

PENDIDIKAN DASAR DAN LANJUTAN PADA TAHUN 2005,

DAN DI SEMUA JENJANG PENDIDIKAN TIDAK LEBIH DARI

TAHUN 2015

(38)

a. Peningkatan kapasitas pengarusutamaan gender dan pengarusutamaan hak anak. b. Operasioanal Tim koordinasi pemberdayaan perempuan (TKPP) klinik menopause,

unit pelayanan terpadu, perempuan korban tindak kekerasan (UPT-PKTK) dan P2TP2LIP

c. Peningkatan akses data dan komunikasi d. Pembentukan forum anak daerah e. Persiapan kota layak anak.

5. Program Peningkatan Peran serta dan Kesetaraan Gender dalam pembangunan a. Penilaian keberhasilan Kesrak-KB kesehatan Tkt Provinsi dan Nasional.

b. Peningkatan Koordinasi Pokja Bina Keluarga Balita (BKB) Provinsi dan Kab/Kota. Penilaian keberhasilan pengelola PKB serta Orientasi BKB

Arah kebijakan yang ditempuh dalam rangka menurunkan angka kematian

bayi dan balita adalah sebagai berikut:

1. Program Bina Gizi, Kesehatan Ibu dan Anak

a. Pembinaan Pelayanan Kesehatan neonatal dengan sub kegiatan meningkatkan akses dan kualitas kunjungan neonates, pemberian asuhan bayi baru lahir sesuai standar, suvervisi fasilitatif program kesehatan anak ke kab/kota, peningkatan peran serta masyarakat dalam penggunaan buku KIA, analisa data dan perbaikan mekanisme RR. Pemantauan pasca pelatihan, pelaksanaan audit maternal perinatal (APM) di kab/kota, advokasi dan kerja sama lintas sector dalam program kesehatan anak.

b. Pembinaan pelayanan kesehatan bayi dengan sub kegiatan pemberian pelayanan kesehatan pada bayi sesuai standar. Penyediaan dan distribusi vitamin A 100.000 IU bagi bayi, Penyediaan dan distribusi vitamin A 100.000 IU bagi (6-11 bulan),

TUJUAN 4:

MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN

ANAK

TARGET : 4A

MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN BALITA (AKBA) HINGGA

DUA PER TIGA DALAM KURUN WAKTU 1990-2015

(39)

pelayanan SDIDTK bagi anak bayi. Pelatihan SDIDTK bagi petugas kesehatan, pemberian screening Kit SDIDTK bagi Puskesmas.

c. Pembinaan pelayanan kesehatan anak balita dengan sub kegiatan penyediaan oralit dan zing di Posyandu. Pemberian pelayani kesehatan pada anak balita sesuai standar, Pemenuhan kecukupan obat dan alat di puskesmas perawatan dan RS Kab/Kota sesuai dengan buku saku. Pelaksanaan PWS KIA di Puskesmas.

2. Program Bina Farmasi dan Alat Kesehatan

a. Pemenuhan kecukupan obat, alat dan form MTBS/MTBM di Puskesmas. b. Penyediaan kecukupan obat BBL

3. Program Sumber Daya Kesehatan

a. Pemenuhan kebutuhan perawat dan bidan di desa dan faskes (Puskesmas dan RS) b. Pelatihan manajemen Asfiksia dan manajemen BBLR bagi perawat/bidan di

Puskesmas

c. Pelatihan perinatologi bagi perawat/bidan di puskesmas Perawatan dan RS d. Pemenuhan tenaga dokter spesialis anak di RS Kab/Kota

e. Peningkatan jangkauan pemantauan perkembangan (SDIDTK) minimal 2 kali per tahun.

f. Pelatihan MTBS bagi perawat dan bidan

g. Pelatihan on the job training MTBS bagi perawat/bidan di desa.

4. Program Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan

a. Advokasi dan kerjasama lintas sektoral dalam program kesehatan anak.

5. Program Pembinaan Upaya Kesehatan

a. Peningkatan Puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan balita sakit sesuai standar

b. Penyediaan kecukupan alat retribusi (tabung dan balon sungkup) di Puskesmas c. Penyediaan perinatologi set bagi puskesmas Perawatan dan RS kab/kota d. Pelayanan balita sakit di Puskesmas kesehatan dan RS Kab/kota sesuai standar

(40)

a. Distribusi Vaksin HB O

b. Pemberian imunisasi dasar lengkap

c. Peningkatan jumlah Puskesmas dengan rantai dingin yang efektif d. Pelatihan pemberian imunisasi sesuai standar

e. Pemberian imunisasi campak pada bayi

f. Distribusi vaksin dasar (BCG, DPT/HB1-3, Polio1-4, Campak)

g. Sosialisasi pencegahan HIV/AIDS dari ibu terinpeksi HIV/AIDS ke anak h. Tatalaksana TB pada anak sesuai dengan standar

i. Pemberian ART pada ODHA anak di RS rujukan ART j. Pengobatan pada bayi yang terinfeksi sifilis di Puskesmas

k. Pendistribusian kelambu berinsektisida secara missal/rutin melalui kegiatan integrasi

7. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat a. Pemberdayaan masyarakat tentang perawatan bayi

b. Penyediaan materi KIE (buku KIA, Poster, Leaflet, lembar balik, dll) kepada masyarakat tentang perawatan bayi

c. Pemberdayaan masyarakat tentang perawatan BBL

d. Penyediaan materi KIE (buku KIA, Poster, Leaflet, lembar balik, dll) kepada masyarakat tentang BBL

e. Pemberdayaan masyarakat tentang perawatan anak balita

f. Penyediaan materi KIE (buku KIA, Poster, Leaflet, lembar balik, dll) kepada masyarakat tentang perawatan anak balita

(41)

1. Program Bina Gizi Kesehatan Ibu dan Anak

a. Pembinaan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Reproduksi dengan sub kegiatan: Kunjungan rumah untuk meningkatkan cakupan ibu nifas; Advokasi pembentukan Rumah Tunggu bagi bumil risti dan seluruh bumil di daerah geografis sulit tanpa fasilitas kesehatan di Kabupaten; Orientasi dan peningkatan pelaksanaan Kemitraan Bidan dan Dukun; Fasilitasi Pembuatan SK Bupati Walikota/ Perda Persalinan, rumah tunggu dan PONED; Orientasi Bikor dalam melaksanakan Supervisi Pembinaan Puskesmas dalam pelaksanaan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) termasuk layanan swasta.

b. Pembinaan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Reproduksi dengan sub kegiatan: Pembinaan Puskesmas dalam pemanfaatan buku KIA; Pendataan Ibu Hamil; Pengadaan Paket Kelas Ibu untuk Puskesmas; Orientasi Pembentukan Kelas Ibu di Puskesmas; Orientasi ANC terpadu bagi Puskesmas PONED

c. Pembinaan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Reproduksi dengan sub kegiatan: Pemutakhiran keterampilan pelayanan KB bagi dokter dan bidan di tingkat pelayanan dasar; Orientasi ABPK bagi bidan Pustu/Poskesdes;

d. Pembinaan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Reproduksi dengan sub kegiatan: Orientasi pelayanan KB pasca persalinan; Sweeping pelayanan KB bagi Kab/Kota dengan unmet need tinggi.

e. Pembinaan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Reproduksi dengan sub kegiatan: Orientasi/pelatihan fasilitas pelayanan yang ramah remaja bagi Puskesmas di Kab/Kota; Pengadaan buku pedoman panduan kesehatan remaja; Pelatihan konselor sebaya (peer konselor); Insersi ARH dalam kurikulum.

f. Pembinaan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Reproduksi dengan sub kegiatan: Orientasi PKRE terpadu di Puskesmas PONED; Orientasi PPKtP Terpadu di

TUJUAN 5:

MENINGKATKAN KESEHATAN IBU

TARGET : 5A

MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU HINGGA TIGA

(42)

Pengolahan data kematian ibu di Kab/Kota.

2. Program Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan

a. Fasilitasi perencanaan terpadu kab/kota dalam pecepatan penurunan angka kematian ibu yang responsif gender (DTPS).

3. Program Upaya Kesehatan

a. Penyediaan fasilitas pertolongan persalinan di Puskesmas,

b. Penyediaan Kit pelayanan KB di Faskes dasar yang memberikan pelayanan KB, c. Penyediaan sarana dan prasarana untuk PONED, KB, Pelayanan pasca keguguran, d. Penyediaan ambulans PONED untuk mendukung rujukan PONED

e. Pembinaan pelayanan kesehatan ibu dan reproduksi dengan sub kegiatan sbb: Bintek Tim PONEK RS di Kab/Kota, Evaluasi pasca pelatihan Tim PONEK RS (on the job training), Pembinaan 4 Puskesmas oleh Tim PONEK RS minimal 4 kali setahun per Puskesmas; Pelatihan klinis pelayanan KB di RS Kab/Kota; Pembinaan RS dan klinik swasta oleh RS PONEK (RS dan klinik yang ada di sekitar PONEK); Pemenuhan standar sarana dan peralatan RS PONEK di Kab/Kota; Regional sistem rujukan maternal neonatal di Kab/Kota.

4. Program Sumber Daya Kesehatan

a. Pelatihan APN dan Evaluasi Pasca Latih,

b. Pelatihan PONED termasuk evaluasi pasca latih bagi tim PONED di Puskesmas, c. Pelatihan pelayanan pasca keguguran untuk Tim PONED.

5. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

a. Kampanye KIE persalinan di fasilitas kesehatan dan kesiapan menghadapi komplikasi persalinan.

1. Program Kependudukan dan Keluarga Berencana

a. Pembinaan, kesertaan, dan kemandirian ber KB melalui 23.500 klinik KB pemerintah dan swasta.

TARGET : 5B

MEWUJUDKAN AKSES KESEHATAN REPRODUKSI BAGI

(43)

b. Peningkatan kapasitas sumber daya penyelenggara program KB di 23.500 klinik KB pemerintah dan swasta dalam rangka pembinaan, kesertaan dan kemandirian ber KB.

c. Peningkatan pengetahuan sikap dan perilaku remaja tentang penyiapan kehi-dupan berkeluarga bagi remaja (PKBR).

d. Peningkatan pengetahuan sikap dan perilaku masyarakat tentang pengendalian penduduk dan KB.

e. Peningkatan peran serta LSM, Swasta dan Penyelenggaran Program KKB f. Peningkatan kemandirian ber KB keluarga Pra S dan KS-1.

2. Program Bina Gizi Kesehatan Ibu dan Anak

a. Pembinaan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Reproduksi, Pembinaan Puskesmas dalam pemanfaatan Buku KIA, Pendataan Ibu Hamil, Pengadaan Paket Kelas Ibu untuk Puskesmas, Orientasi pembentukan kelas Ibu di Puskesmas, Fasilitasi perencanaan terpadu kab/kota dalam pecepatan penurunan angka kematian ibu yang responsif gender (DTPS), Pembentukan mobile team untuk memberikan pelayanan kesehatan ibu di DTPK, Insersi ARH dalam kurikulum, Orientasi Surveilans kematian ibu dan AMP bagi tim AMP di kab/kota dan Pengolahan data kematian ibu di kabupaten/kota.

b. Pembinaan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Reproduksi, Penyediaan Kit pelayanan KB di faskes dasar yang memberikan pelayanan KB, Update (pemutakhiran) keterampilan pelayanan KB bagi Dokter dan Bidan di tingkat pelayanan dasar dan RS, Orientasi ABPK bagi Bidan dan Dokter.

c. Pembinaan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Reproduksi, Orientasi Pelayanan KB pasca persalinan, Pengadaan buffer stock alokon di tingkat Provinsi, Sweeping pelayanan KB bagi kab/kota dengan unmetneed tinggi.

d. Pembinaan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Reproduksi, Orientasi/pelatihan fasilitas pelayanan yang ramah remaja bagi Puskesmas di Kab/Kota, Pengadaan buku pedoman panduan kesehatan remaja, Sosialisasi buku panduan kesehatan remaja, Pelatihan Konselor sebaya (Peer konselor) dan Insersi ARH dalam kurikulum.

3. Program Pelayanan Keluarga Berencana

a. Pelayanan KB meliputi : MOW, MOP, IUD, Implan, Suntik, Pil dan cabut implan melalui pelayanan statis dan pelayanan mobile.

(44)

c. Peningkatan cakupan akseptor KB melalui pengembangan media KIE d. Penggerakan Lini Lapangan.

e. Peningkatan kemandirian ber KB keluarga PS dan KS I. 4. Program Peningkatan Kesehatan Reproduksi Remaja

a. Peningkatan Kualitas Pengelola KRR dan PIK KRR.

1. Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

a. Kegiatan pengendalian penyakit menular langsung dengan sub kegiatan Sero surveilans, Pelatihan surveilans

b. Kegiatan pengendalian penyakit menular langsung dengan sub kegiatan Promosi pencegahan HIV/AIDS

c. Kegiatan pengendalian penyakit menular langsung dengan sub kegiatan Pelatihan Konseling dan Test (KT) bagi tim di fasilitas kesehatan, Dukungan sarana dan operasional untuk layanan KT, Penjangkauan

d. Kegiatan pengendalian penyakit menular langsung dengan sub kegiatan Advokasi dan sosialisasi, Pengadaan kondom, Pelatihan IMS bagi tim di fasilitas kesehatan, Dukungan sarana dan operasional untuk pembentukan layanan IMS bagi fasilitas kesehatan, Pelatihan pengurangan dampak buruk (harm reduction) bagi petugas di sarana kesehatan, Dukungan sarana dan operasional untuk program pengurangan dampak buruk (HR), Layanan kesehatan yang melakukan layanan PTRM, Pelatihan petugas pelaksana kegiatan PMTCT di sarana kesehatan, Dukungan sarana dan operasional untuk pembentukan layanan PMTCT

TUJUAN 6:

MEMERANGI HIV/AIDS, MALARIA

DAN PENYAKIT MENULAR LAINNYA

TARGET : 6A

MENGENDALIKAN PENYEBARAN DAN MULAI

MENURUNKAN JUMLAH KASUS BARU HIV/AIDS HINGGA

TAHUN 2015

(45)

1. Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Kegiatan pengendalian penyakit menular langsung dengan sub kegiatan Pelatihan tim CST bagi petugas di sarana kesehatan, Dukungan sarana dan operasional untuk pembentukan layanan CST, Pemeriksaan CD4, Pemeriksaan Viral Load.

2. Program Pembinaan Upaya Kesehatan

Kegiatan Pembinaan upaya kesehatan rujukan.

1. Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

a. Kegiatan pengendalian penyakit menular langsung dengan sub kegiatan Advokasi pengendalian penyakit TB melalui Gerdunas/wadah koordinasi lain yang sudah ada, Monitoring dan surveilans penyakit, Diagnostik TB anak dengan Tuberkulin test. b. Kegiatan pengendalian penyakit menular langsung dengan sub kegiatan Layanan TB

DOTS oleh fasilitas pelayanan kesehatan, Pelatihan pengelola program TB (wasor) kab/kota, Pelatihan teknis pelayanan TB di RS dengan strategi DOTS, Pelaksanaan pengendalian infeksi di RS dalam implementasi DOTS, Advokasi manajamen RS untuk membangun komitmen dalam strategi DOTS, Pengadaan sarana dan prasarana pelayanan TB sesuai standar, Penyediaan obat TB dengan strategi DOTS, Pertemuan jejaring internal dan eksternal RS dalam implementasi strategi DOTS, Pelatihan Pengawas Minum Obat (PMO) dalam rangka memantau kepatuhan pasien TB, Pelatihan Petugas Kesehatan di lapas/rutan dalam pelayanan TB DOTS, Pelatihan tenaga laboratorium dalam meningkatkan kualitas diagnostik TB, Ketersediaan mikroskop dan bahan laboratorium yang sesuai standard (reagen, pot sputum, slide, box slide) untuk pemeriksaan sputum, Ruang isolasi untuk pasien TB-HIV dan MDR-TB.

TARGET : 6B

MEWUJUDKAN AKSES TERHADAP PENGOBATAN HIV/AIDS

BAGI SEMUA YANG MEMBUTUHKAN SAMPAI DENGAN

TAHUN 2010

TARGET : 6C

MENGENDALIKAN PENYEBARAN DAN MULAI

MENURUNKAN JUMLAH KASUS BARU MALARIA DAN

PENYAKIT UTAMA LAINNYA HINGGA TAHUN 2015

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengolahan citra satelit ALOS menunjukkan tingkat kerusakan kawasan hutan mangrove mencapai 1071,77 hektar untuk level rusak dan 288,208 hektar untuk level sangat

Kriteria dalam menentukan sampel adalah: “Seluruh Pegawai Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Banten yang berstatus Pegawai Pegawai Negeri Sipil (PNS)”. yang berjumlah 65

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Devisa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan kurun waktu pengamatan antara tahun 2008 sampai

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi merupakan bagian organisasi yang terdiri dari manusia dan peralatan yang dirancang untuk

- Interaksi menunjukkan sebuah konsep tentang komunikasi yang terjadi antara pengguna yang termediasi oleh media baru dan memberikan kemungkinan – kemungkinan baru

(1) Dalam upaya melaksanakan program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 (sembilan) tahun, maka Satuan Pendidikan pada jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kualitas pelayanan kesehatan rawat jalan di RSUD Barru ditinjau dari prosedur administrasi dinyatakan cukup baik dengan nilai rata-