• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN LINGKUNGAN SOSIAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGELOLAAN LINGKUNGAN SOSIAL"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PENGELOLAAN LINGKUNGAN SOSIAL

Lingkungan alam Lingkungan Binaan/Buatan Lingkungan Sosial LINGKUNGAN HIDUP

(2)

Manusia Sebagai Makhluk Sosial

-Membentuk Pengelompokkan Sosial (Social Grouping)

mempertahankan dan mengembangkan kehidupan

-Membentuk Organisasi

jaringan interaksi sosial antar sesama untuk menjamin ketertiban sosial

LINGKUNGAN SOSIAL

Permasalahan Lingkungan Sosial berkembang seiring dengan pesatnya berkembangnya pembangunan dan meningkatnya

(3)

Permasalahan Lingkungan Sosial :

1. Berkembangkan konflik atau friksi sosial 2. Ketidakmerataan Akses Sosial-Ekonomi 3. Meningkatnya jumlah Pengangguran 4. Meningkatnya Angka Kemiskinan

5. Meningkatnya Ketimpangan/Kesenjagan Sosial-Ekonomi 6. Ketimpangan/Kesenjangan akses Pengeolaan Sumberdaya 7. Meningkatnya Gaya Hidup

8. Kurangnya perlindungan pada Hak-hak masyarakat lokal/tradisional 9. Kurangnya perlindungan dan penghormatan pada modal sosial;

etika, kearifan lokal

10.Perubahan nilai; agraris ke industri

11.Meningkatnya jumlah anggota rentan; hunian kumuh, bantaran sungai, kawasan rawan bencana

(4)

12.Memudarnya masyarakat adat 13.Lemahnya kontrol sosial

14.Meningkatnya jumlah masyarakat

15.Persebaran penduduk yang tidak merata 16.Perubahan dinamika penduduk

17.Masalah kesehatan

18.Perusakan dan pencemaran Lingkungan Hidup

Permasalahan-permasalahan Lingkungan Sosial dapat

berpengaruh terhadap keserasian lingkungan secara umum, sehingga perlu Pengelolaan Lingkungan Sosial yang tepat

(5)

Beberapa sebab belum memadainya Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan Sosial :

1. Kurang pemahaman masyarakat luas terhadap Lingkungan Sosial 2. Belum terintegrasinya kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup

pada level Nasional dan daerah

3. Seringkali lingkungan alam dilihat sebagai bagian tersendiri yang lepas dari lingkungan sosial dan binaan/buatan

4. Adanya penerapan otonomi daerah yang memarginalkan aspek sosial; program-progran Community based development, potensi masyarakat (etika lingkungan, kearifan lokal, pranata sosial),

batasan2 sosial-hak rakyat

(6)

Faktor Manusia dalam Pembangunan Sosial

-“ Pentingnya keterkaitan antara kependudukan, sumber daya dan lingkungan”

- “Perlunya memperhatikan keberlangsungan keterkaitan antara manusia, sumberdaya dan pembangunan”

AGENDA 21 Faktor manusia sebagai kunci dan

keberhasilan menjaga fungsi kelestarian ekosistem

Pembangunan terlanjutkan bukan hanya harus memenuhi

persyaratan ekonomi, tetapi juga persyaratan sosial-budaya dan ekologi (Soemarwoto, 1992)

(7)

LINGKUNGAN SOSIAL

-merupakan bagian dari Lingkungan Hidup

-Merupakan “wilayah” tempat berlangsungnya interaksi sosial

antar berbagai kelompok, beserta pranata, simbol, dan norma, dan terkait dengan lingkungan alam dan lingkungan binaan/buatan

Pengelolaan Lingkungan Sosial

Didefinisikan sebagai upaya atau serangkaian tindakan untuk

perencanaan, pelaksanaan, pengendalian/pengawasan, dan evaluasi yang bersifat komunikatif , dengan mempertimbangkan ketahanan sosial, keadaan ekosistem, tata ruang, kualitas sosial setempat, sumberdaya sosial (potensi dan keterbatasan), dan kesesuaian dengan asas, tujuan dan sasaran pengelolaan lingkungan hidup

(8)

Ketahanan Sosial

Merupakan kemampuan suatu masyarakat untuk hidup sesuai dengan daya dukung dan daya tampung sosialnya disertai dengan kemampuan untuk memulihkan dirinya setelah mengalami bencana

Daya Dukung Sosial

Kemampuan suatu wilayah atau suatu ekosistem untuk mendukung terjaminnya kelangsungan hidup suatu kelompok masyarakat dan keserasian/keharmonisan antar warganya

Daya Tampung Sosial

Kemampuan manusia dan kelompok penduduk yang berbeda-beda untuk hidup bersama-sama sebagai satu masyarakat secara serasi, selaras, seimbang, rukun, tertib dan aman

(9)

Prinsip-prinsip utama dalam Pembangunan Berkelanjutan 1. Keadilan antar generasi

2. Keadilan dalam satu generasi

3. Pencegahan dini; (evaluasi dan penilaian) 4. Perlindungan keanekaragaman hayati

(10)

Indikator Kualitas lingkungan Sosial -bersifat intangible

-Ditentukan oleh kondisi sosial budaya dan lingkungan masyrakat itu sendiri

-Ditentukan berdasarkan pemanfaatan sumber daya alam dan

pengelolaan lingkungan hidup yang bertanggung jawab secara sosial

Prakiraan dan evaluasi terhadap komponen-komponen

lingkungan sosial yang terkena dampak misalnya, lebih cocok

didekati dengan metode-metode yang bersifat informal, yang lebih banyak bertumpu pada intuisi, pengalaman, serta eksperimen dari para pakar dan praktisi sosial

(11)

KUALITAS LINGKUNGAN SOSIAL Kualitas Objektif

-dapat dirumuskan melalui pendekatan kuantitaif, tampak, bisa diukur, dan dibandingkan dengan kebutuhan dan prioritas masyarakat

-Contohnya : indikator demografi, kesehatan, distribusi penduduk, pendidikan, dll

Kualitas Subjektif

-Hanya dapat dirumuskan melalui pendekatan kualitatif

-Contoh: Kepuasan individu, penghormatan terhadap etika, kearifan lokal, dll

(12)

STRATEGI PERENCANAAN

PENGELOLAAN LINGKUNGAN SOSIAL

Paradigma Lama TOP-DOWN

(Asumsi)

1. Warga dianggap tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan untuk merencanakan pengelolaan lingkungan

2. Baik-buruknya (penilaian) kondisi lingkungan hidup sosial suatu komunitas ditentukan oleh pihak luar

3. Warga komunitas sosial dan budaya (adat/tradisi) dianggap “menghambat” kelola lingkungan hidup

Kegiatan Perencanaan pengelolaan

lingkungan sosial ditentukan oleh pihak luar dari komunitas

(13)

Permasalahan yang sering terjadi akibat strategi “top-down”

1. Dianggap bertentangan dengan kepentingan warga atau bahkan melanggar berbagai ketentuan tradisi dan budaya

2. Interaksi antara “agen perubahan” dan warga, terutama hal hal interpretasi

3. Street level bureaucrats, seringkali petugas (agen perubah) ada

pada posisi “low-hierarchi” dalam birokrat, sehingga kurang dapat membuat kebijakan yang sesuai dengan kondisi yang diperlukan 4. Para pelaksana program pengelolaan sosial lebih mengutamakan

target dan pencapaian tujuan dengan tolok ukur secara kuantitatif dan mengutamakan kebendaan

MUTLAK ADANYA PELIBATAN WARGA MASYARAKAT SECARA PENUH

Oleh karena itu:

(14)

Metode Partisipasif

-Beberapa nama metode antara lain “Participatory Rural Appraisal” (PRA), atau “Participtory Learning and Action” (PLA).

-Prinsipnya adalah melakukan pengkajian komunitas sosial secara partisipatif sebagai upaya untuk menemu-kenali berbagai kebutuhan, aspirasi dan keadaan pada komunitas tersebut, dan sekaligus dapat membuat perencanaan lingkungan hidup, khususnya lingkungan sosial -Pengkajian komunitas sosial secara partisipatif merupakan penelitian tentang aspek-aspek kehidupan masyarakat dengan didampingi dan difasilitasi oleh para petugas/pelaksana program

-Informasi mengenai masalah atau kebutuhan yang diperlukan masyarakat, dan potensi lokal yang dapat dimanfaatkan sebagai sumberdaya pengembangan kegiatan masyarakat

-Bagi Masyarakat, metode partisipatif merupakan bagian dari proses belajar dan proses penyadaran mengenai permasalahan kehidupan dan lingkungan yang dihadapi; sampai menemukan jalan keluar (solusi)

(15)

Langkah-langkah Perencanaan

1. Menemu-kenali (identifikasi) permasalahan-permasalahan yang terdapat pada masyarakat komunitas sosial tertentu

2. Kaji-ulang terhadap permasalahan-permasalahan yang telah dikenali dan „penyepakatan” permasalahana yang akan di selesaikan

3. Pengelompokkan masalah

4. Pemahaman permasalahan sebagai hubungan sebab-akibat antara satu masalah dengan masalah yang lain

5. Penentuan prioritas masalah yang akan ditangani terlebih dahulu

Beberapa hal yang termasuk dalam perencanaan, antara lain Pemilihan alternatif kegiatan, Penentuan penanggung jawab kegiatan, Penetapan pendukung kegiatan, Penentuan cara dan ukuran evaluasi, dan

(16)

PELAKSANAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN SOSIAL

Dasar/asas :

1. Penyampaian kebenaran (truth) 2. Ketepatan (appropriateness) 3. Kejujuran/ketulusan (Sincerity) 4. Transparency

5. Equality (persamaan hak) 6. Kepercayaan

(17)

Prinsip Pelaksanaan PL-sosial :

a. Prinsip Pengutamakan para pihak; seluruh pihak pada warga komunitas didorong untuk ikut serta

b. Prinsip Keberlanjutan

c. Prinsip saling belajar dan menghargai perbedaan d. Prinsip Partisipatif

e. Prinsip Warga sebagai pelaksana, orang luar/pendamping sebagai fasilitator

(18)

PENGENDALIAN, PENGAWASAN DAN EVALUASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN SOSIAL

Beberapa pola pengendalian pengelolaan Lingkungan sosial:

1) Sejumlah peraturan yang mewajibkan dan melarang dengan sangsi-sangsinya

2) Mengadakan perlengkapan aturan yang protektif agar suatu ancaman dalam lingkungan sosial tersebut tidak terjadi

3) Pengadaan aturan yang bersifat prosedural secara terus menerus 4) Proses pembelajaran yang didalamnya ada pemahaman akan latar

belakang dari cara prosedural, protektif, dan larangan serta keharusan

(19)

Pemantauan pengelolaan lingkungan sosial merupakan kegiatan yang melihat kosekuensi kebijakan tertentu

Kegiatan pemantauan lebih mengarah pada pemenuhan kebutuhan informasi

Pemantauan yang baik akan memberikan keuntungan :

a. sebagai masukan untuk mengantisipasi masalah yang bersifat umum

b. Sebagai masukkan untuk mengantisipasi maslah yang khusus (spesial)

(20)

Tujuan dilakukannya Pemantauan :

1. Mengetahui tingkat efektivitas dan Efisiensi Pelaksanaan

2. Mengetahui dan mengukur antara pelaksanaan di lapangan dengan standar yang ada

3. Mengkaji kesesuaian tindakan “aktor” pada seluruh tingkatan 4. Mengetahui gambaran indikasi terjadinya perubahan sosial 5. Memperoleh rekomendasi kebijakan

6. Membangun sistem monitoring untuk program-progran selanjutnya

PEMANTAUAN

GAMBARAN PROSES

(21)

EVALUASI

KAJIAN HASIL/DAMPAK

Pelaksanaan Evaluasi dilakukan dengan cara-cara: - Pemantauan terhadap pelaksanaan program sesuai

dengan perencanaan - Audit Lingkungan Sosial - Investigasi

(22)

TERIMA KASIH !!!

Referensi

Dokumen terkait

Further studies need to be carried out using higher quality feedstuffs as fermentation substrate to obtain fermented feeds having nutritional contents,

Gatot Kuncoro, “Peran Kepala Sekolah dalam Implementasi manajemen Berbasis Sekolah di MTs Negeri Piyungan Yogyakarta”, (Tesis, Universitas Islam Negeri Sunan

Penelitian ini dibuat dalam rangka ikut serta dalam penelitian dosen bersama mahasiswa yang berjudul “Analisis Kinerja Keuangan Serta Kemampuan Daerah Di Kabupaten OKU

In der Arbeit versucht man zu zeigen, was die kindlichen und nicht-kindlichen Erzählelemente in Grimms Märchensammlung sind und ob diese Märchen wirklich für Kinder oder

Berdasarkan gambar 5.4 dapat dilihat bahwa t-hitung berada di area penerimaan H0 yang artinya terdapat pengaruh negatif, serta dengan nilai Prob.t yang lebih

juga merasakan keberkesanan program usrah di KISAS adalah berasaskan kepada beberapa faktor antarunya; latar belakang pendidikan dalam keluarga pelajar yang telah

Kenapa Inggris membantu Perancis untuk mendapatkan kembali wilayah jajahan Perancis? Hal Kenapa Inggris membantu Perancis untuk mendapatkan kembali wilayah jajahan Perancis?

Pengembangan obat alam (tradisional) termasuk penelitian di dalamnya, memerlukan pemahaman yang mendalam tentang biologi tumbuhan, kandungan metabolit sekunder pada tumbuhan, dan