38
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Profil Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap laporan keuangan pernbankan konven-sional yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Laporan keuangan yang didapat diperoleh dari situs masing-masing bank yang merilis laporan keuangan secara berkala dimulai tahun 2014-2018.
5.2 Deskripsi Hasil Penelitian 5.2.1 Analisis Deskriptif
Setelah dilakukan pengolahan data dalam penelitian ini, maka didapati nilai maksimal, minimal, rata-rata, serta standar deviasi dari setiap variabel dalam penelitian adalah sebagai berikut ini:
Tabel 5.1
Hasil Analisis Deskriptif
SIZE BOPO ROE
Maksimal 34,75 101,01 31,22
Minimal 28,13 55,69 0,51
Rata-rata 31,36 83,84 10,07
Std. Deviasi 1,79 10,39 6,62
Sumber: Olah data penelitian
Dari tabel 5.1 di atas dapat dijelaskan bahwa:
pada variabel SIZE memiliki nilai maksimal dalam sampel sebesar 34,75 dan nilai minimal 28,13. Rata-rata yang dimiliki adalah sebesar 31,36 dan memiliki nilai standar deviasi sebesar 1,79.
Pada variabel BOPO memiliki nilai maksimal dalam sampel sebesar 101,01% dan nilai minimal 55,69%. Rata-rata yang dimiliki adalah sebesar 83,84% dan dengan nilai standar deviasi sebesar 10,39%.
Pada variabel ROE memiliki nilai maksimal dalam sampel sebesar 31,22 dan nilai minimal 0,51. Rata-rata yang dimiliki adalah sebesar 10,07 dan dengan standar deviasi sebesar 6,62.
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP Tahun 2004 yang mengatakan bahwa nilai ROE minimum berada pada angka 5%. Ternyata masih didapati bank dengan ROE yang lebih kecil dari 5%, diantaranya adalah sebagai berikut:
Tabel 5.2
Bank yang Terdaftar di BEI dengan ROE di bawah 5 % Pada Periode 2014-2018 (dalam%)
Bank 2014 2015 2016 2017 2018
Bank Bukopin 11,53 8,60 4,56 1,85 2,95
Bank Ganesha 1,62 3,02 5,20 4,80 0,51
Bank Ina Perdana 5,46 5,80 5,23 1,86 0,97
Bank Maspion 4,07 6,37 7,62 6,30 6,35
Bank CIMB Niaga 10,28 1,24 6,90 8,77 9,37
Maybank Indonesia 4,00 7,52 11,48 8,86 9,47
Bank Sinarmas 5,72 6,46 10,04 7,51 1,12
Bank Victoria Internasional 7,62 6,73 4,79 5,52 3,41 Bank Artha Graha Internasional 5,80 2,93 2,11 1,71 1,43 China Construction Bank Indonesia 5,28 6,21 1,16 2,46 4,31
Bank Mitraniaga 3,24 7,94 5,94 2,99 4,40
Bank Agris 1,30 0,90 0,85 -1,61 -5,84
Bank Artos 1,03 -0,30 -25,17 -6,73 -19,61
Bank MNC Internasional -6,69 0,74 0,62 -48,91 5,43 Bank Harda Internasional 6,20 -15,25 2,11 2,74 -32,89 Bank Nusantara Parahyangan 9,09 5,71 0,70 -5,27 0,66
Bank Yudha Bhakti 5,53 9,21 14,70 2,50 -22,73
J Trust Bank -57,88 -59,03 -65,76 8,09 -29,13
Bank Pembangunan Daerah Banten -16,31 -57,19 -83,76 -15,43 -26,77
Bank QNB Indonesia 6,54 7,50 -31,96 -26,95 0,42
Bank Permata 12,17 1,80 -38,33 4,83 4,97
Bank of India Indonesia 23,92 -4,50 -64,14 -12,59 0,94
Bank National Nobu 1,40 1,59 2,40 2,68 3,39
Berikut ini adalah grafik rata-rata dari rasio SIZE, BOPO, dan ROE perbankan konvensional yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia periode 2014-2018:
Sumber: Olah data penelitian
Gambar 5.1
Grafik Rata-rata SIZE, BOPO, dan ROE Perbankan Konvensional Periode 2014-2018
Dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa:
1. Rata-rata rasio ROE periode 2014-2016 dari tahun ke tahun mengalami penurunan dan mengalami kenaikan kembali pada 2017, kemudian pada 2018 kembali mengalami penurunan. Pada tahun 2014 rata-rata ROE adalah sebesar 8,01%. Pada 2015 rata-rata ROE sebesar 5,5%, terjadi penurunan sebesar 2,51% dari tahun sebelumnya. Pada 2016 rata-rata ROE sebesar 0,41%, terjadi penurunan sebesar 5,09% dari tahun sebelumnya. Pada 2017 rata-rata ROE sebesar 4,36%, terdapat kenaikan sebesar 3,95% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2018 rata-rata ROE sebesar 3,66%, terdapat penurunan sebesar 0,7% dari tahun sebelumnya. 2. Rata-rata rasio SIZE pada periode 2014-2018 mengalami kenaikan secara
berturut-turut. Pada tahun 2014 rata-rata rasio SIZE adalah sebesar 30,73. Pada tahun 2015 rata-ratanya sebesar 30,83, terdapat kenaikan sebesar 0,1 dari tahun sebelumnya. Pada 2016 rata-ratanya sebesar 30,92,
terdapat kenaikan sebesar 0,09 dari tahun sebelumnya. Pada 2017 rata-ratanya sebesar 31,02, terdapat kenaikan sebesar 0,1 dari tahun sebelumnya. Pada 2018 rata-ratanya sebesar 31,06, terdapat kenaikan sebesar 0,04 dari tahun sebelumnya.
3. Rata-rata rasio BOPO pada periode 2014 adalah sebesar 87,09%. Pada tahun 2015 rata-rata rasio BOPO adalah sebesar 91,19%, terdapat kenaikan dari tahun sebelumnya sebesar 4,1%. Pada tahun 2016 rata-rata rasio BOPO adalah sebesar 96,64%, terdapat kenaikan sebesar 5,45% dari tahun sebelumnya. Pada 2017 rata-rata rasio BOPO adalah sebesar 91,48%, terdapat penurunan sebesar 5,16% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2018 rata-rat rasio BOPO adalah sebesar 91,05%, terdapat penurunan sebesar 0,43% dari tahun sebelumnya.
5.2.2 Hasil Uji Model Estimasi dan Analisis Regresi
Dikarenakan dalam penelitian ini menggunakan regresi data panel, maka diperlukan pengujian untuk menentukan model estimasi sebelum dilakukan pengujian lainnya. Berikut ini adalah hasil dari proses pemilihan model estimasi. Yang pertama dilakukan adalah pengujian Chow Test, berikut adalah hasilnya:
Tabel 5.3 Hasil Uji Chow Test
Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 7.866556 (30,122) 0.0000 Cross-section Chi-square 166.857917 30 0.0883
Sumber: Olah data Eviews 9
Dari tabel 5.3 di atas dapat dilihat bahwa nilai dari probability cross-section chi-square adalah sebesar 0,0883, berada di atas 0,05 yang artinya adalah Common Effect Model lebih cocok dibandingkan dengan Fixed Effect Model. Berikutnya adalah pengujian Lagrange Multiplier untuk melihat apakah Common
Effect Model atau Random Effect Model yang lebih cocok untuk digunakan, berikut ini adalah hasilnya:
Tabel 5.4
Hasil Uji Lagrange Multiplier
Test Hypothesis
Cross-section Time Both Breusch-Pagan 71.23036 8.815689 80.04605
(0.0731) (0.0030) (0.0000) Sumber: Olah data Eviews 9
Pada tabel 5.4 di atas dapat dilihat bahwa cross-section breusch-pagan di dalam kurung bernilai di atas 0,05, sehingga Common effect Model dipilih dibandingkan dengan Random Effect Model. Setelah melihat hasil dari uji Chow Test dan uji Lagrange Multiplier, maka kesimpulan dari pemilihan model ini adalah dipilih Common Effect Model.
Setelah diketahui bahwa penelitian ini lebih cocok untuk menggunakan Common Effect model, maka berikutnya dilakukan analisis regresi. Kegunaan dari analisis regresi ini adalah untuk meramal bagaimana pengaruh atau keadaan variabel independen terhadap variabel dependen. Berikut ini ditampilkan hasil dari regresi tersebut:
Tabel 5.5
Hasil Regresi Data Panel Common Effect Model
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.683851 2.911163 -0.234906 0.8146 SIZE 2.275197 0.397341 5.726065 0.0000 BOPO -0.991321 0.108894 -9.103566 0.0000
Dalam pengujian ini ditetapkan persamaan regresi sebagai berikut ini:
Y = α + β1X1t + β2X2t + e
Berdasarkan hasil output aplikasi Eviews 9 dan bentuk persamaan regresi tersebut, maka dapat diperoleh bentuk persamaan sebagai berikut:
ROE (Y) = -0.683851 + 2.275197 (SIZE) - 0.991321 (BOPO) + 0,05
Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa:
1. Jika α = konstanta sebesar -0.683851, ketika variabel independen SIZE dan BOPO dianggap konstan (bernilai 0), maka variabel dependen ROE akan bernilai sebesar -0.683851.
2. Nilai koefisien regresi SIZE adalah sebesar 2.275197, maknanya adalah apabila variabel independen BOPO dianggap konstan (bernilai 0), maka variabel dependen ROE mengalami kenaikan sebesar 2.275197 disebabkan oleh SIZE.
3. Nilai koefisien regresi BOPO adalah sebesar -0.991321, artinya adalah apabila variabel independen SIZE bernilai konstan (bernilai 0), maka variabel dependen ROE mengalami penurunan sebesar -0.991321 diakibatkan oleh BOPO.
5.2.3 Hasil Pengujian Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Setelah dilakukan pengujian normalitas menggunakan aplikasi Eviews 9, maka output dari pengujian tersebut adalah sebagai berikut:
Sumber: Output pengolahan Eviews 9
Gambar 5.2
Hasil Pengujian Normalitas
Dari gambar 5.2 di atas dapat dilihat bahwa nilai dari Jarque-Bera adalah 1,804865, nilai ini berada dibawah 2 yang berarti bahwa salah satu kriteria dalam uji normalitas terpenuhi. Selain itu dapat dilihat juga nilai probability yang dihasilkan adalah sebesar 0,405582, dimana nilai ini lebih besar dari nilai signifikansi sebesar 0,05, maka dengan hal ini terdapat dua kriteria dalam uji normalitas terpenuhi.
Dari tiga kriteria uji normalitas yang dilakukan terdapat dua kriteria yang memenuhi persyaratan, artinya uji normalitas yang dilakukan terpenuhi. Dengan kata lain data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas
Berdasarkan pengujian multikolinearitas yang sudah dilakukan dengan aplikasi Eviews 9, maka dapat ditampilkan hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 5.6
Hasil Pengujian Multikolinearitas
SIZE BOPO
SIZE 1.000000 -0.572751 BOPO -0.572751 1.000000 Sumber: Output pengolahan Eviews 9 0 2 4 6 8 10 12 14 16 -2.0 -1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5
Series: Standardized Residuals Sample 2014 2018 Observations 155 Mean 4.28e-15 Median -0.021298 Maximum 1.767531 Minimum -2.004873 Std. Dev. 0.642279 Skewness 0.136388 Kurtosis 3.452831 Jarque-Bera 1.804865 Probability 0.405582
Dari tabel 5.6 dapat dilihat bahwa nilai dari hubungan antar variabel bebas tidak ada yang bernilai lebih dari 0,9 yang artinya tidak terdapat korelasi antar variabel bebas dalam penelitian ini.
c. Uji Heteroskedastisitas
Setelah dilakukan pengujian heteroskedastisitas menggunakan aplikasi Eviews 9, maka didapatkan hasil uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:
Tabel 5.7
Hasil Pengujian Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey
F-statistic 0.937971 Prob. F(2,152) 0.3937 Obs*R-squared 1.889646 Prob. Chi-Square(2) 0.3887 Scaled explained SS 2.228651 Prob. Chi-Square(2) 0.3281
Sumber: Output pengolahan Eviews 9
Dari tabel 5.7 di atas, dapat dilihat bahwa hasil dari Obs*R-squared adalah sebesar 1.889646 dan dengan probabilitasnya sebesar 0.3887. Pada tabel x2 yang ditentukan dengan derajat kebebasan 30 dan titik kritis sebesar 0,05, maka didapat nilai pada tabel x2 adalah sebesar 43,773. Dengan melihat nilai dari Obs*R-square yang lebih kecil dari nilai tabel x2 yang peroleh, serta nilai prob. Chi-square(2) yang berada di atas angka kritis, maka dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak terdapat heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Setelah dilakukan pengujian autokorelasi dengan aplikasi Eviews 9, maka hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 5.8
Hasil Pengujian Autokorelasi
R-squared 0.631954 Mean dependent var 2.993132 Adjusted R-squared 0.627111 S.D. dependent var 1.058700 S.E. of regression 0.646491 Akaike info criterion 1.984651 Sum squared resid 63.52853 Schwarz criterion 2.043556 Log likelihood -150.8104 Hannan-Quinn criter. 2.008577 F-statistic 130.4958 Durbin-Watson stat 1.882763 Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Output pengolahan Eviews 9
Dari tabel 5.8 di atas dapat dilihat bahwa nilai Durbin-Watson adalah sebesar 1.882763. Pada tabel Durbin-Watson dapat ditentukan bahwa nilai dL adalah sebesar 1,6982 dan dU adalah sebesar 1,7770. Dengan demikian nilai dari 4-dU adalah sebesar 2,223. Jika dimasukan ke dalam persamaan, maka dapat dilihat bahwa dU < d < 4-dU terpenuhi, artinya tidak terdapat autokorelasi dalam penelitian ini.
5.2.4 Hasil Uji Kecocokan Model
Pengujian ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Pada penelitian ini telah didapatkan hasil dari pengujian ini. Berikut adalah hasil dari uji kecocokan model:
Tabel 5.9
Hasil Pengujian Kecocokan Model
R-squared 0.631954 Mean dependent var 2.993132 Adjusted R-squared 0.627111 S.D. dependent var 1.058700 S.E. of regression 0.646491 Akaike info criterion 1.984651 Sum squared resid 63.52853 Schwarz criterion 2.043556 Log likelihood -150.8104 Hannan-Quinn criter. 2.008577 F-statistic 130.4958 Durbin-Watson stat 1.882763 Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Output pengolahan Eviews 9
Pada tabel 5.9 dapat dilihat pada bagian R-squared memiliki nilai sebesar 0.631954. Hal tersebut menggambarkan bahwa SIZE dan BOPO mempengaruhi
ROE sebesar 63%, sedangkan sebesar (1-R2) atau sebesar 37% pengaruh sisanya diakibatkan oleh faktor lain yang tidak diteliti.
5.2.5 Hasil Uji Hipotesis Parsial (Uji-t)
Dalam pengujian ini dilakukan pembandingan nilai hitung dengan nilai t-tabel. Selain itu dilihat juga dari nilai probabilitasnya dengan ketentuan taraf signifikansi sebesar 0,05. Ditentukan bahwa nilai t-tabel adalah sebesar 1.655. Berikut ini adalah hasil output t-hitung:
Tabel 5.10
Hasil Pengujian Hipotesis Parsial (Uji-t)
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.683851 2.911163 -0.234906 0.8146 SIZE 2.275197 0.397341 5.726065 0.0000 BOPO -0.991321 0.108894 -9.103566 0.0000
Sumber: Output pengolahan Eviews 9
Hipotesis I
Berdasarkan hasil output data uji-t pada Eviews 9 serta dengan kriteria hipotesis yang telah ditentukan, maka dapat dirangkum pada ilustrasi dibawah ini:
Tabel 5.11
Hasil Pengujian Parsial (uji-t) Pengaruh SIZE Terhadap ROE
Model t-hitung t-tabel Prob.t α Keterangan Kesimpulan
X1 Y 5,726 1,655 0,0000 0,05 H0 ditolak
Berpengaruh positif signifikan Sumber: Pengolahan data penelitian
Sumber: Olah data penelitian
Gambar 5.3
Kurva Hipotesis Pengaruh SIZE Terhadap ROE
Dari gambar 5.3 dapat dilihat bahwa nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel. Hal tersebut menandakan bahwa H0 ditolak dan Ha1 diterima. Dengan nilai Prob.t yang lebih kecil dari 0,05, maka dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan. Dengan kata lain uji-t yang dilakukan pada hipotesis pertama memiliki hasil SIZE berpengaruh positif secara signifikan terhadap ROE.
Hipotesis II
Berdasarkan hasil output data uji-t pada Eviews 9 serta kriteria hipotesis yang telah ditentukan, maka dapat dirangkum pada ilustrasi dibawah ini:
Tabel 5.12
Hasil Pengujian Parsial (uji-t) Penagruh BOPO Terhadap ROE
Model t-hitung t-tabel Prob.t α Keterangan Kesimpulan
X3 Y -9,1036 1,655 0,0000 0,05 H0 diterima
Berpengaruh negatif signifikan Sumber: Pengolahan data penelitian
Sumber: Pengolahan data penelitian
Gambar 5.4
Kurva Hipotesis Pengaruh BOPO Terhadap ROE
Berdasarkan gambar 5.4 dapat dilihat bahwa t-hitung berada di area penerimaan H0 yang artinya terdapat pengaruh negatif, serta dengan nilai Prob.t yang lebih kecil dari nilai signifikansi maka dapat disimpulkan bahwa BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap ROE.
5.3 Pembahasan Hasil Penelitian
5.3.1 Pengaruh SIZE Terhadap Return On Equity
Berdasarkan hasil penelitian terdapat pengaruh signifikan positif dari SIZE terhadap ROE. Hal tersebut sejalan dengan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Gaber Abugamea (2018) dan Faozi A. Al-Maqtari, et al. (2018) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap ROE, dimana pertambahan nilai rasio SIZE juga turut menambah nilai ROE. Selain itu terdapat juga hasil penelitian dari Elouali Jaouad dan Oubdi Lahsen (2018) mengatakan bahwa SIZE berpengaruh positf namun tidak secara signifikan terhadap ROE.
Bank BNI pada tahun 2018 didapati memiliki kenaikan aset dari tahun sebelumnya, pada tahun 2018 aset yang dimiliki oleh sektor bank sebesar 754 triliun rupiah dan pada tahun 2017 memiliki aset sebesar 661 triliun rupiah. Kenaikan aset tersebut dikarenakan kinerja bank yang baik pada periode tersebut. Pada tahun 2018 memiliki ROE sebesar 16,10%, terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya yang sebesar 15,60%.
5.3.2 Pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional Terhadap Return On Equity
Dari pengujian statistik dapat dilihat bahwa BOPO berpengaruh negatif terhadap ROE. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tyhas Rafelia (2013), Rida Hermina dan Eddy Supriyanto (2014), Sofyan Febby Henny Saputri dan Hening Widi Oetomo (2016), Ahmad Azmy (2018), dan Elouali Jaouad dan Oubdi Lahsen (2018) yang meyatakan bahwa BOPO berpengaruh negatif terhadap ROE, dimana penurunan yang terjadi terhadap BOPO berdampak pada penambahan nilai ROE.
Misalnya saja yang terjadi pada Bank BNI yang memiliki BOPO sebesar 70,10% pada tahun 2018, ini lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang besarnya adalah 71%. Efisiensi dalam Bank BNI dikarenakan upaya meningkatkan dana murah yaitu tabungan dan giro untuk menurunkan beban bunga. Selain itu bank juga meningkatkan layanan dan fitur produk untuk menggenjot fee based income serta efisiensi biaya operasional seiring penggunaan teknologi. Pada tahun 2018 memiliki ROE sebesar 16,10%, terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya yang sebesar 15,60%.