• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 3 Bidang Kepegawaian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab 3 Bidang Kepegawaian"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Bab 3

Bidang Kepegawaian

Kondisi dan komposisi kepegawaian dalam satu unit kerja menggambarkan daya dukung yang dimiliki oleh unit kerja tersebut dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya. Kondisi dan komposisi tersebut juga mencerminkan kemampuan pelayanan yang seharusnya dapat dilakukan oleh unit kerja tersebut, termasuk unit-unit kerja di dalam lingkup Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi (Ditjen Postel). Data dan informasi statistik bidang kepegawaian ini akan memberikan gambaran tentang perkembangan kondisi dan komposisi sumber daya manusia (pegawai) di Ditjen Postel dan unit kerja didalamnya, baik di kantor pusat maupun di Unit Pelayanan Teknis (UPT). Kuantitas dan kualitas yang dicerminkan oleh tingkat pendidikan SDM Ditjen Postel sebagai pelaksana tugas dapat menjadi indikator yang mencerminkan kemampuan Ditjen Postel dalam menjalankan fungsi regulator dalam penyelenggaraan pos dan fasilitator sektor telekomunikasi di Indonesia.

3.1. Jumlah Pegawai

Jumlah pegawai di Direktirat jenderal (Ditjen) Pos dan Telekomunikasi menunjukkan peningkatan signifikan pada tahun 2010 dibanding tahun-tahun sebelumnya. Jika pada tahun 2005-2009 jumlah pegawai di Ditjen Pos dan Telekomunikasi hanya meningkat 7.9% per tahun dan pada tahun 2009 hanya meningkat 5,1%, maka sampai semester I tahun 2010 ini jumlah pegawai di Ditjen Pos dan Telekomunikasi meningkat 9,1%. Peningkatan jumlah pegawai pada tahun 2010 ini adalah yang terbesar setelah terjadi peningkatan besar juga jumlah pegawai pada tahun 2008.

Peningkatan jumlah pegawai yang cukup signifikan di Ditjen Pos dan Telekomunikasi ini terutama terjadi untuk pegawai di Unit Pelaksana Teknis yang ada di Ditjen Postel. Seperti peningkatan pada tahun 2008 sebesar 20,7% dibanding tahun sebelumnya, peningkatan pegawai UPT ini pada sampai semester I tahun 2010 ini sudah mencapai 9,1%. Peningkatan jumlah pegawai yang besar pada tahun 2010 ini terkait dengan penerimaan pegawai yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika..

(2)

Tabel 3.1 Perkembangan jumlah pegawai Ditjen Postel tahun 2005 – Juni 2010. No Unit Kerja 2005 2006 2007 2008 2009 2010* 1 Setditjen 193 185 184 184 191 205 2 DIT. POS 40 40 41 44 45 45 3 DIT. Telekomunikasi 63 69 58 62 63 68 4 DIT. Frekuensi 96 92 92 89 92 100 5 DIT. Standarisasi 51 51 54 57 54 62 6 DIT. Kelembagaan Int'l 34 31 31 34 42 43 7 UPT 609 600 694 838 883 963 8 Pegawai Diperbantukan 0 0 0 18 26 35 Jumlah 1.086 1.068 1.154 1.326 1.396 1.521 *) Sampai Juni 2010

Dari sisi komposisinya menurut unit kerja, proporsi terbesar pegawai di Ditjen Pos dan Telekomunikasi adalah untuk pegawai di UPT di lingkungan Ditjen Pos dan Telekomunikasi, diikuti oleh Sekretariat Direktorat Jenderal (Setditjen) Pos dan Telekomunikasi. Jumlah UPT yang banyak (35 Balai Monitoring yang tersebar di 33 propinsi, 1 Balai Besar Pengujian dan 1 Balai Teknologi Informasi Pedesaan) menyebabkan total jumlah pegawai UPT secara keseluruhan jauh lebih banyak dibanding unit kerja lainnya di Ditjen Pos dan Telekomunikasi.

Jika dilihat dari proporsinya sangat jelas terlihat bahwa total pegawai di UPT ini jauh lebih besar dari unit kerja lainnya. Pada posisi semester I 2010, proporsi total jumlah pegawai UPT mencapai 63,3% dari total seluruh pegawai. Proporsi jumlah pegawai UPT ini terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun Pada 2004 proporsinya baru mencapai 51,3% dan pada Juni 2010 sudah mencapai 63,3%. Peningkatan ini diantaranya disebabkan oleh peningkatan pegawai akibat dioperasionalkannya UPT balai monitoring baru di dua lokasi maupun kebutuhan penambahan staf di balai besar untuk memenuhi tututan pekerjaan yang semakin meningkat, Peningkatan yang pesat dalam bidang telekomunikasi dalam 10 tahun terakhir memberikan beban tambahan kegiatan bagi unit kerja-unit kerja Ditjen Pos dan Telekomunikasi sebagai regulator dan pengawas.

(3)

Gambar 3.1. Proporsi pegawai Ditjen Postel menurut unit kerja tahun 2004-Juni 2010

Proporsi terbanyak kedua adalah pegawai di Sekretariat Ditjen Pos dan Telekomunikasi dengan proporsi mencapai 13,5% dari total pegawai Ditjen Pos dan Telekomunikasi. Proporsi ini juga menunjukkan adanya penurunan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Penurunan proporsi ini sebenarnya lebih disebabkan peningkatan jumlah pegawai di UPT yang sangat besar dan bukan karena penurunan jumlah pegawai di Setditjen Pos dan Telekomunikasi.

3.2

Tingkat Pendidikan

Perkembangan jumlah pegawai di Ditjen Pos dan Telekomunikasi menunjukkan terjadinya peningkatan jumlah pegawai pada semua tingkat pendidikan. Jika dibandingkan dengan kondisi tahun 2005, maka peningkatan paling besar sebenarnya terjadi untuk j enjang-jenjang pendidikan tinggi. Jumlah pegawai berpendidikan S3 meningkat 300% dibandingkan dengan kondisi tahun 2005, sementara jumlah pegawai berpendidikan S2 meningkat 104,8% dibanding tahun 2005. Untuk pegawai berpendidikan Sarjana yang secara absolut paling besar jumlahnya dan paling banyak peningkatannya, namun persentasi peningkatannya hanya 93,2%. Sementara untuk pegawai berpendidikan dasar dan menengah justru menunjukkan penurunan dibanding kondisi tahun 2005 khususnya untuk pegawai dengan

(4)

jenjang pendidikan SLTA dan Diploma 2. Dari pola peningkatan pegawai menurut jenjang pendidikan ini terlihat bahwa terdapat upaya-upaya untuk meningkatkan struktur kualitas sumberdaya manusia pegawai di Ditjen Pos dan Telekomunikasi dengan peningkatan strata pendidikan pegawai-pegawai di Ditjen Pos dan Telekomunikasi.

Tabel 3.2 Perkembangan jumlah pegawai Ditjen Postel menurut tingkat pendidikan.

Tahun S3 S2 S1 D3 D2 SLTA SLTP SD Jumlah

2005 1 83 310 101 11 516 41 23 1.086 2006 1 122 383 92 6 424 39 24 1.091 2007 1 135 440 116 6 422 33 23 1.176 2008 2 149 489 153 5 450 44 34 1.326 2009 4 164 517 160 5 455 49 40 1.394 2010* 4 170 599 171 5 481 52 39 1.521 1.521 *) Sampai Juni 2010

Komposisi pegawai di Ditjen Pos dan Telekomunikasi pada semester I tahun 2010 menunjukkan bahwa proporsi terbesar pegawai di Ditjen Pos dan Telekomunikasi adalah pegawai dengan pendidikan S1 diikuti dengan pegawai dengan jenjang pendidikan SLTA, Diploma 3 dan Magister. Proporsi jumlah pegawai dengan jenjang pendidikan S1 mencapai 43% dan pegawai dengan pendidikan SLTA, Diploma 3 dan Magister masing-masing sebesar 34,5%, 12,3% dan 12,2%. Gambar 3.2 yang memperlihatkan komposisi pegawai di Ditjen Pos dan Telekomunikasi menurut tingkat pendidikan juga menunjukkan proporsi pegawai yang hanya berpendidikan dasar (SD dan SLTP) semakin rendah yaitu hanya 2,8% dan 3,7%. Sebaliknya pegawai dengan pendidikan pasca sarjana mulai terlihat signifikan termasuk dengan adanya pegawai dengan pendidikan strata 3 (Doktor).

Sementara gambar 3.3 yang menunjukkan perkembangan komposisi pegawai menurut tingkat pendidikan menunjukkan bahwa terjadi peningkatan yang signifikan untuk pegawai berpendidikan tinggi. Proporsi pegawai berpendidikan Sarjana meningkat dari 28,9% pada 2005 menjadi 37,1% pada Juni 2010. Sementara untuk pegawai dengan jenjang pendidikan magister dan doktor juga meningkat dari 8,4% dan 0,1% pada tahun 2005 menjadi 12,2% dan 0,3% pada Juni 2010. Sebaliknya untuk pegawai-pegawai dengan jenjang pendidikan dasar dan menengah proporsinya mengalami penurunan. Untuk pegawai dengan pendidikan SLTA misalnya proporsinya menurun dari 58,8% pada 2005 menjadi tinggal 34,5% pada Juni

(5)

2010. Tuntutan perkembangan teknologi informatika yang sangat cepat membuat pegawai di lingkungan Ditjen Pos dan Telekomunikasi juga perlu menyesuaikan level pendidikannya.

Gambar 3.2 Komposisi pegawai Ditjen Postel menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2010

Gambar 3.3. Perkembangan Komposisi pegawai Ditjen Postel menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2005-Juni 2010

(6)

3.2.1 Pegawai Setditjen Pos dan Telekomunikasi

Tabel 3.3 menunjukkan jumlah pegawai di Setditjen Pos dan Telekomunikasi pada semester I tahun 2010 jumlahnya lebih sedikit dibandingkan kondisi tahun 2005. Jumlah pegawai sampai Juni 2010 ini jumlahnya menurun meskipun hanya sebesar 2,1% dibandingkan posisi pada tahun 2005. Namun jika dilihat dari komposisinya menurut tingkat pendidikan, terjadi peningkatan yang signifikan dalam struktur jenjang pendidikan yang ditamatkan pada pegawai-pegawai di Setditjen Pos dan Telekomunikasi. Jumlah pegawai berpendidikan tinggi menunjukkan kecenderungan peningkatan seperti pegawai berpendidikan Strata 3 meningkat dari hanya satu orang pada tahun 2005 menjadi 3 orang pada Juni 2010. Pegawai dengan pendidikan Sarjana dan Magister juga menunjukkan peningkatan masing-masing dari 19 dan 51 orang pada tahun 2005 menjadi 25 orang dan 67 orang pada tahun 2005.

Sebaliknya untuk pegawai dengan pendidikan dasar dan menengah di Setditjen Pos dan Telekomunikasi ini menunjukkan kecenderungan penurunan jumlahnya. Pegawai dengan pendidikan SLTA menurun dari masing-masing sebanyak 85 orang pada tahun 2005 menjadi hanya 57 orang pada Juni 2010. Bahkan pegawai dengan pendidikan Diploma 3 juga menurun jumlahnya dari 10 orang pada 2005 menjadi tinggal 5 orang pada Juni 2010 seiring dengan peningkatan pegawai dengan pendidikan Sarjana. Penurunan jumlah pegawai yang diikuti dengan peningkatan struktur pendidikan di Setditjen Postel ini secara implisit menunjukkan upaya dilakukannya efisiensi dan peningkatan kapasitas sumberdaya pegawai di lingkungan Setditjen Postel. Penurunan jumlah pegawai diharapkan tidak menurunkan kinerja struktur Setditjen Postel karena adanya peningkatan dalam kualitas pendidikan pegawai yang ada.

Tabel 3.3 Perkembangan jumlah pegawai Setditjen Postel menurut tingkat pendidikan.

Tahun S3 S2 S1 D3 D2 SLTA SLTP SD Jumlah

2005 1 19 51 10 0 85 14 13 193 2006 1 27 68 4 0 59 14 12 185 2007 1 23 70 5 0 58 15 12 184 2008 3 23 69 3 0 58 15 13 184 2009 3 25 69 5 0 57 21 11 191 2010* 3 25 67 5 0 57 21 11 189 *) Sampai Juni 2010

(7)

Penurunan jumlah pegawai disatu sisi dan peningkatan level pendidikan dari pegawai Setditjen Pos dan Telekomunikasi yang ada berdampak pada komposisi pegawai di Setditjen Pos dan Telekomunikasi menurut pendidikan. Gambar 3.4 menunjukkan terjadinya penurunan pada proporsi pegawai berpendidikan dasar dan menengah dan sebaliknya peningkatan proporsi pegawai berpendidikan tinggi secara gradual. Proporsi pegawai berpendidikan dasar dan menengah (SD-SLTA) yang pada tahun 2005 masih sebesar 59,8% menurun menjadi tinggal 47,1%. Sebaliknya proporsi pegawai berpendidikan tinggi (S1-S3) meningkat dari 35,9% pada tahun 2005 menjadi 59,8% sampai Juni 2010.

Gambar 3.4. Perkembangan Komposisi pegawai Setditjen Postel menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2005-Juni 2010

3.2.2 Pegawai Direktorat di Ditjen Pos dan Telekomunikasi

Perkembangan jumlah pegawai di Direktorat di Ditjen Pos dan Telekomunikasi menurut pendidikan ditunjukkan oleh tabel 3.4. Sebagaimana pegawai di Setditjen, pegawai di Direktorat juga menunjukkan peningkatan dalam strata pendidikan. Dari sisi jumlah pegawainya, terjadi peningkatan yang signifikan dari tahun 2009 ke tahun 2010 (sampai bulan Juni). Jumlah pegawai di Direktorat di Ditjen Pos dan Telekomunikasi meningkat

(8)

sebesar 77% dari tahun 2009 ke Juni 2010. Peningkatan ini yang terbesar dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Peningkatan jumlah pegawai Direktorat di Ditjen Pos dan Telekomunikasi ini terutama disebabkan oleh peningkatan jumlah pegawai berpendidikan Sarjana yang meningkat sebesar 70,9% pada periode yang sama. Dengan peningkatan tersebut, jumlah pegawai di Direktorat di Ditjen Pos dan Telekomunikasi telah meningkat sebesar 84% dari tahun 2005 sampai Juni 2010. Sementara jumlah pegawai berpendidikan Sarjana telah meningkat 143% dari tahun 2005 ke Juni 2010. Peningkatan jumlah pegawai berstatus Sarjana ini berasal dari rekruitmen pegawai baru yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika pada tahun 2009 yang dialokasikan ke Ditjen Pos dan Telekomunikasi. Peningkatan signifikan juga terjadi untuk pegawai berpendidikan Magister yang meningkat sebesar 33,3% dari tahun 2009 ke Juni 2010.

Tabel 3.4 Jumlah pegawai Direktorat di Ditjen Postel menurut tingkat pendidikan.

No Tahun S3 S2 S1 D3 D2 SLTA SLTP SD Jumlah

1 2005 0 46 112 19 2 100 4 1 284 2 2006 0 70 119 13 1 58 4 1 266 3 2007 0 78 134 13 1 63 4 1 294 4 2008 0 69 142 17 1 51 3 3 286 5 2009 1 66 151 19 1 53 2 3 295 6 2010* 3 88 258 26 1 113 21 14 524

Peningkatan jumlah pegawai berpendidikan S2 ini juga berdampak ada komposisi pegawai di Direktorat di Ditjen Pos dan Telekomunikasi. Secara keseluruhan, sebagaimana di Setditjen, terdapat pergeseran komposisi pegawai menurut tingkat pendidikan dimana komposisi pegawai berpendidikan dasar dan menengah semakin rendah dan sebaliknya proporsi pegawai berpendidikan tinggi semakin besar. Proporsi pegawai berpendidikan dasar dan menengah (SD-SLTA) menurun dari 37% dari total pegawai di Direktorat pada tahun 2005 menjadi tinggal 28,2% pada bulan Juni 2010. Sebaliknya proporsi jumlah pegawai berpendidikan tinggi (S1 – S3) meningkat dari 55,6% pada tahun 2005 menjadi 66,6% pada bulan Juni 2010. Peningkatan proporsi pegawai berpendidikan tinggi ini sejalan dengan upaya memperkuat kapasitas sumberdaya manusia di Ditjen Pos dan Telekomunikasi dalam mengimbangi perkembangan teknologi informatika yang sangat pesat

(9)

Gambar 3.5. Perkembangan Komposisi pegawai Direktorat di Ditjen Postel menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2005-Juni 2010

Peningkatan proporsi pegawai berpendidikan tinggi di lingkungan Ditjen Pos dan Telekomunikasi ini sejalan dengan upaya memperkuat kapasitas sumberdaya manusia di Ditjen Pos dan Telekomunikasi dalam mengimbangi perkembangan teknologi informatika yang sangat pesat

Gambar

Tabel 3.1 Perkembangan jumlah pegawai Ditjen Postel tahun 2005 – Juni 2010.  No  Unit Kerja  2005  2006  2007  2008  2009  2010*  1  Setditjen     193   185    184   184        191   205  2  DIT
Gambar 3.1. Proporsi pegawai Ditjen Postel menurut unit kerja tahun 2004-Juni 2010
Gambar 3.3. Perkembangan Komposisi pegawai Ditjen Postel menurut Tingkat Pendidikan Tahun  2005-Juni 2010
Tabel 3.3 menunjukkan jumlah pegawai di Setditjen Pos dan Telekomunikasi pada semester I  tahun  2010  jumlahnya  lebih  sedikit  dibandingkan  kondisi  tahun  2005
+3

Referensi

Dokumen terkait

Ayat-Ayat Al Quran Yang Membuktikan Bahwa Alloh Bukan Tuhan Sejati 3:153(Ingatlah) ketika kamu lari dan tidak menoleh kepada seseorangpun, sedang Rasul yang berada di

jawab atau seperangkat tingkah laku yang layak bagi penyesuaian diri dengan lingkungan, c) mampu memenuhi kebutuhan dirinya dan mampu menyelesaikan masalahnya

Pemeriksaan senyawa larut air pada perbandingan 1:2 ini memiliki nilai kadar yang paling tinggi diantara keduanya, hal ini disebabkan karena laktosa lebih mudah larut

Hasil penelitian dapat dikatakan signifikan, dan data yang di peroleh dari kelompok 2 Berdasarkan taraf signifikansi 5% dan db = 11 , didapatkan angka batas

Sumber ilmu dalam Islam adalah Al-Quran dan Hadis, dalam konteks komuniasi massa atau proses penyampaian informasi melalui media, Islam telah mengajarkan kepada umatnya

Genotipe yang memiliki garis regresi menyilang garis regresi rata-rata dengan nilai yang lebih rendah pada tahun 2008 dan lebih tinggi pada tahun 2009 adalah UNSOED G10 dan UNSOED

Karena itu, pada kesempatan ini penulis hendak menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah mendukung penulis, baik secara