6
Analisis Biaya dan Penetapan Harga Jual pada Mesin Pencetak Briket Arang
Sekam Padi
Analysis of The Cost and The Selling Price of Rice Husk Briquette Machines
Endiyani
1, Irhami
1, Geta Ambartiasari
2, Yaumi Safar
41 Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Politeknik Indonesia Venezuela 2 Program StudiPengelolaan Perkebunan, Politeknik Indonesia Venezuela
4Mahasiswa Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Politeknik Indonesia Venezuela (POLIVEN) Jl.
Bandara Sultan Iskandar Muda Blang Bintang Aceh Besar - 23372, Indonesia E-mail : [email protected]
Abstract
The purpose of this study was to analyze the cost of the process making charcoal briquettes molding machine rice husk and to determine the selling price ofthe machine is manufactured. The research method used was a method of exploration. To analyze the costs and the Selling Price analysis tool was used the Total Cost (Fixed Costs and Variable Costs), Selling Price, Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) and Return Of Investment (ROI). The results showed that the production costs incurred in the manufacture of charcoal briquettes making machine rice husk was IDR. 4.306 million, - the sale price obtained for IDR 5.167 million. Making the printer engine rice husk charcoal briquettes are eligible to run for the value of B/C Ratio> 1 is 1.2. ROI value of a business making rice husk briquette machine was 20% meaning that every IDR.1,00, - capital employed will generate a profit of IDR.20, -.
Keywords: cost analysis, printing machine rice husk charcoal briquettes, sales price
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis biaya yang dikeluarkan dari proses pembuatan mesin pencetak briket arang sekam padi serta dapat menentukan harga jual dari mesin yang diproduksi. Metode yang digunakan adalah metode eksplorasi. Untuk menganalisis biaya dan harga jual, maka alat analisis yang digunakan adalah Total Biaya ( Biaya Tetap dan Biaya Variabel), Harga Jual, Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) dan Return Of Invesment (ROI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya produksi yang dikeluarkan pada pembuatan mesin pencetak briket arang sekam padi adalah sebesar Rp. 4.306.000,- dengan harga jual yang diperoleh sebesar Rp 5.167.000. Pembuatan mesin pencetak briket arang sekam padi layak untuk dijalankan karena nilai B/C Ratio> 1 yaitu 1,2. Nilai ROI usaha pembuatan mesin pencetak briket sekam padi adalah 20%. artinya setiap Rp.1,00,- modal yang digunakan akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp.20,-.
Kata kunci: analisis biaya, mesin pencetak briket arang sekam padi, harga jual.
Pendahuluan
Seiring dengan perkembangan ekonomi Indonesia yang terus menggeliat di berbagai sektor, maka hal ini berdampak pada peningkatan kebutuhan energi baik untuk menggerakkan industri maupun untuk konsumsi rumah tangga (Syamsiro, 2016). Konsumsi energi final Indonesia meningkat rata-rata sebesar 2,9% pertahun pada periode 2000-2012 ( BPPT, 2014). Dalam kurun waktu 10-15 tahun ke depan, cadangan minyak bumi Indonesia diperkirakan akan habis. Perkiraan ini terbukti dengan seringnya terjadi kelangkaan
BBM pada beberapa daerah di Indonesia (Hambali, 2007). Kelangkaan dan kenaikan harga minyak akan terus terjadi karena sifatnya yang nonrenewable (tidak dapat diperbarui). Terlebih sebagian besar kebutuhan energi yang saat ini menjadi sumber energi utama adalah bahan bakar fosil dan bahan bakar lainnya yang tidak dapat diperbarui ketersediannya (Pari, 2002). Hal ini harus segera diimbangi dengan penyediaan sumber energi alternatif yang renewable (dapat diperbarui), melimpah jumlahnya, dan murah harganya sehingga terjangkau oleh masyarakat luas.
7 Energi biomassa merupakan salah satu energi alternatif yang terus dikembangkan penggunaannya karena dapat mensubstitusi energi dari fosil seperti minyak bumi, gas dan lain- lain. Energi biomassa sebagai energi alternatif bersumber dari biomassa yang tersedia banyak di seluruh pelosok tanah air Indonesia ( Wakur et al.,, 2014),Disamping itu usaha yang terus menerus dilakukan dalam rangka mengurangi emisi CO2
guna mencegah terjadinya pemanasan global (global warming) telah mendorong penggunaan energi biomassa sebagai pengganti energi bahan bakar
Briket merupakan salah satu solusi yang cukup efektif dan efisien dalam menghadapi krisis sumber energi atas energi fosil untuk bahan bakar. Briket tersebut dapat dibuat dari bahan organik yang disebut dengan briket bioarang. Briket bioarang didefinisikan sebagai bahan bakar yang berwujud padat dan berasal dari sisa-sisa bahan organik yang telah mengalami proses pemampatan dengan daya tekan tertentu. Briket bioarang dapat menggantikan penggunaan kayu bakar yang mulai meningkat konsumsinya. Selain itu harga briket bioarang relatif murah dan terjangkau oleh masyarakat (Hambali, 2007).
Untuk dapat memproduksi briket ini maka dapat dilakukan dengan cara pengolahan, baik secara sederhana (tradisional) maupun menggunakan mesin (modern). Pengolahanan dengan menggunakan mesin dapat menghemat waktu dan tenaga, akan tetapi memerlukan biaya yang cukup besar. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah penulis inginmenganalisis biaya yang dikeluarkan dari proses pembuatan mesin pencetak briket arang sekam padi serta dapat menentukan harga jual dari mesin yang diproduksi, sehingga mesin tersebut dapat dibeli oleh masyarakat dan termanfaatkan dengan baik
Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai November 2017 di Politeknik Indonesia Venezuela. Metode yang digunakan adalah metode eksplorasi yaitu salah satu jenis penelitian sosial yang tujuannya untuk memberikan sedikit definisi atau penjelasan mengenai konsep atau pola yang digunakan dalam penelitian ini.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pengamatan secara langsung terhadap objek untuk mengamati dan
menyimpulkan hal-hal yang berkaitan dengan biaya dalam proses pembuatan mesin pencetak briket arang sekam padi.Sedangkan data sekunder diperoleh dengan studi pustaka yang mendukung penelitian ini. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kuantitatif untuk mendeskripsikan hal-hal yang berkaitan dengan finansial, terhadap aliran arus kas (cash flow) usaha pembuatan mesin pencetak briket arang sekam padi,selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel.
Dalam menganalisis biaya dan Harga Jualnya,alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menghitung Total Biaya ( Biaya Tetap dan Biaya Variabel), Harga Jual, Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) dan Return Of Invesment (ROI)
Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Total Biaya/Total Cost (TC)
Menurut Rahim dan Hastuti (2007), total biaya adalah jumlah dari biaya tetap dan biaya tidak tetap. Rumusnya adalah sebagai berikut :
TC = FC + VC
Dimana: TC = Total Cost (total biaya) FC = Fixed Cost (biaya tetap) VC =Variable Cost (biaya tidak tetap) a. Biaya Tetap (fixed cost) merupakan biaya
biaya yang dalam kapasitas tertentu totalnya tetap meskipun terjadi perubahan volume kegiatan (Ahvalina,2016). Biaya tetap dapat dihitung dengan penurunan rumus:
FC= TC-VC
b. Biaya Variabel (variable cost) merupakan biaya yang jumlahnya berubah-ubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan, namun biaya per unitnya tetap. Artinya, jika volume kegiatan diperbesar 2 (dua) kali lipat, maka total biaya juga menjadi 2 (dua) kali lipat dari jumlah semula (Amsyah dan Zulkifli, 2003). Biaya variabel dapat di hitung dengan penurunan rumus:
VC = TC – FC
2. Harga jual adalah nilai suatu barang/jasa yang diukur dengan sejumlah uang dimana
8 berdasarkan nilai tersebut seseorang atau perusahaan bersedia melepaskan barang/jasa yang dimiliki kepada orang lain (Mulyadi, 2005). Harga Jual dapat dihitung dengan rumus:
Harga jual = Biaya produksi + (Laba yang diharapkan x Biaya Produksi)
3. Benefit Cost of Ratio (B/C Ratio)
Analisis B/C Ratio merupakan perbandingan antara total penerimaan (total revenue) dan total biaya (total cost) (Nurmalina, 2009). B/C Ratiodapat dinyatakan dalam rumus sebagai berikut:
B/C Ratio = TRTC
Dimana:
B/C Ratio = Benefit Cost of Ratio
TR = Total Penerimaan (revenue) TC = Total Biaya (total cost) 4. Return of Investment (ROI)
Return of Investment (ROI) merupakan nilai keuntungan yang diperoleh pengusaha dari setiap jumlah uang yang diinvestasikan dalam periode waktu tertentu (Tim Penulis Penebar Swadaya, 2008). Besarnya ROI dapat dihitung dengan rumus:
ROI =
Pendapatan
Total Biaya
𝑥 100 %
Hasil dan Pembahasan
Pada penelitian proses pembuatan mesin pencetak briket arang sekam padi, biaya tetap yang di keluarkan adalah biaya sewa alat dan mesin serta biaya lainnya. Biaya tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2.
Tabel 1. Biaya Sewa Pada Proses Pembuatan Mesin Pencetak Briket Arang Sekam Padi
No Nama Barang Jangka Waktu Harga Sewa
1 Obeng 14 hari 31.000 2 Kunci 12 14 hari 31.000 3 Kunci 14 14 hari 31.000 4 Kunci 16 14 hari 31.000 5 Kunci 10 14 hari 31.000 6 Gerinda 14 hari 31.000
7 Kunci inggris 14 hari 31.000
8 Mesin pemotong 14 hari 31.000
9 Mesin las 14 hari 31.000
10 Palu 14 hari 31.000
Jumlah Total 310.000
Tabel 2. Biaya Lainnyayang Dikeluarkan pada proses Pembuatan Mesin Pencetak Briket Arang Sekam Padi
No Kegiatan Jangka
Waktu Harga @ Jumlah Total
1 Harian Orang Kerja (HOK)
4 Orang 7 Hari 48.000 1.344.000
2 Transportasi 7 Hari 17.000 119.000
3 Biaya listrik 7 hari 35.000 35.000
Jumlah Total 1.498.000
Dari tabel 1 dan 2 diatas dapat terlihat
9 diperolehdari jumlah biaya sewa alat dan mesin sebesar Rp. 310.000,- ditambah dengan biaya lainnya sebesar Rp 1.498.000,-
Biaya variabel pada proses pembuatan mesin pencetak briket arang sekam padi diketahui sebesar Rp. 2.498.000,- . Biaya tersebut diketahui
dari bahan-bahan yang habis dipakai pada saat proses pembuatan mesin pencetak briket arang sekam padi. Adapun biaya variabel (variabel cost) untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.
Tabel3. Biaya Variabel pada Proses Pembuatan Mesin Pencetak Briket Sekam Padi
No. Nama Barang Jumlah Harga @ Jumlah Harga
1. Lahar duduk UCP 204 2 PCS 30.000 60.000
2. Pulley 3A1 2 PCS 42.000 84.000 3. Pulley 5A1 1 PCS 84.000 84.000 4. As ¾ 50 cm 25.000 25.000 5. Besi UNP 5x6 1 BTG 110.000 1.10.000 6. Besi siku 30x3x6 TKS 5,4 KG coklat 1 BTG 50.000 50.000 7. Plat strep 4x19x3,5 (3/4) TBL JW (PINK) 1 BTG 13.000 13.000 8. Batu ultra 14’’ 1 PCS 35.000 35.000 9. Batu ultra 4x6 1 PCS 7.000 7.000
10. Kawat enka 2,6 mili 1 KG 20.000 20.000
11. Baut + ring 20 Biji 6.000 120.000
12. Mata bor 2 Buah 12.000 24.000
13. Mata bor potong 1 Buah 20.000 20.000
14. Sabuk 4 PCS 25.000 100.000 15.. Lahar 1 PCS 20.000 20.000 16. Roda 2 PCS 100.000 100.000 17. Bubut 1 PCS 250.000 250.000 18. Kawat las 2,6 kg 1,5 PCS 50.000 75.000 19. Besi nako 1 BTG 35.000 35.000 20. Mata gerinda 7 PCS 10.000 70..000 21. Pelat 60x60 1 BTG 60.000 60.000
22. Mata gerinda gosok 2 PCS 7.500 15.000
23. Cat minyak 5 buah 9.000 35.000
24. Kuas 2 buah 3.000 6.000
25. Motor bakar 1 buah 1.100.000 1.100.00
Jumlah Total Rp 2.498.000
Total biaya yang dikeluarkan pada proses pembuatan mesin pencetak briket arang sekam padi diketahui sebesar Rp.4.306.000,- biaya tersebut diperoleh dari hasil penjumlahan biaya tetap dan biaya tidak tetap. Menurut Taufik (2010), besarnya biaya produksi yang harus dikeluarkan merupakan faktor penentu terhadap harga jual terendah dari produk yang dihasilkan.
Dalam menentukan harga jual dalam proses pembuatan mesin pencetak briket arang sekam padi diketahui sebesar Rp 5.167.200,- Nilai ini didapatkan dari biaya produksi ditambah dengan laba yang diharapkan dan dikali dengan biaya produksi.
Untuk mengetahui layak atau tidaknya mesin pencetak briket arang sekam padi dapat diukur dengan menghitung perbandingan total penerimaan yang diperoleh dengan biaya produksi yang dikeluarkan atau dikenal dengan B/C Ratio. Nilai B/C Ratiomesin pencetak briket arang sekam padi disajikan pada Tabel 4.
10 Tabel 4. B/C RatioMesin Pencetak Briket Arang
Sekam Padi
No Uraian Satuan Nilai
1 2 3 Penerimaan Biaya produksi B/C ratio Rupiah Rupiah Rupiah 5.167.200 4.306.000 1,2 Dari Tabel 4 diketahui bahwa nilai B/C Ratiomesin pencetak briket arang sekam padisebesar 1,2 yang berarti bahwa setiap penambahan biaya sebesar 1,00.- akan menambah penerimaan sebesar Rp. 1.2, sehingga dapat dikatakan bahwa usaha pembuatan mesin pencetak briket arang sekam padi dapat menguntungkan dan layak untuk terus dijalankan.
Dalam proses pembuatan mesin pencetak briket arang sekam padi, total keuntungan yang dapat diperoleh yaitu sebesar Rp.861.200,-. Nilai ini diperoleh dari hasil penjualan dikurangi biaya produksi.
Perhitungan Analysis of Investment (ROI) digunakan untuk mengetahui efisiensi penggunaan modal dalam usaha pembuatan mesin pencetak briket arang sekam padi. Menurut Yulinda (2012), perhitungan ROI merupakan perbandingan antara pendapatan atau keuntungan dengan total investasi yang hasilnya dijadikan sebagai petunjuk untuk mengetahui berapa persen keuntungan yang mungkin diperoleh oleh suatu usaha. Jadi, berapa persen keuntungan yang mungkin diperoleh Usaha pembuatan mesin pencetak briket arang sekam padi dapat diketahui dengan menghitung nilai ROI.Nilai ROI usaha pembuatan mesin pencetak sekam padi dapat dilihat pada Tabel 5 berikut.
Tabel 5. Analysis of Investment (ROI) Usaha pembuatan mesin pencetak briket arang sekam padi.
No Uraian Satuan Nilai
1 2 3 Pendapatan Biaya Produksi ROI Rupiah Rupiah Persen 861.200 4.306.000 20 Dari Tabel 5diketahui bahwa nilai ROI dalam usaha proses pembuatan mesin pencetak briket arang sekam padi diperoleh ROI sebesar 20 %, artinya menggambarkan bahwa dari Rp 1.00,- modal yang digunakan akan diperoleh keuntungan sebesar Rp 20,-. Besar kecilnya nilai ROI
dipengaruhi oleh nilai pendapatan (Pd) yang diperoleh dan total biaya (TC) yang dikeluarkan oleh usaha tersebut. Menurut Yulinda (2012), Semakin besar nilai ROI maka semakin efisien penggunaan modalnya.
Kesimpulan
Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa biaya produksi yang dikeluarkan pada pembuatan mesin pencetak briket arang sekam padi adalah sebesar Rp. 4.306.000,- dengan harga jual yang diperoleh sebesar Rp 5.167.000. Pembuatan mesin pencetak briket arang sekam padilayak untuk dijalankan karena nilai B/C Ratio> 1 yaitu 1,2. Nilai ROI usaha pembuatan mesin briket sekam padi adalah 20%. artinya setiap Rp.1,00,- modal yang digunakan akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp.20,-.
Daftar Pustaka
Ahvalina I, 2016. Analisis Biaya, Volume dan Laba pada Hotel Grand Sawit di Samarinda. Jurnal Adm Bisnis 4(2): 452-466.
Amsyah dan Zulkifli. 2003. Manajemen Sistem Informasi. PT. Gramedia. Pustaka. Jakarta. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (
BPPT). 2014. Outbook Energi Indonesia 2014, pusat Teknologi pengembangan sumber daya Energi BPPT, Jakarta.
Hambali, E. 2007. Teknologi Bioenergi. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Mulyadi 2005. Akuntansi Biaya. Edisi Kelima. UPPAMP YKPN. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Nurmalina R, Sarianti T, Karyadi A. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Departemen Agribisnis. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Pari, G. 2002. Teknologi Alternatif Pemanfaatan Limbah Industri Pengolahan Kayu. Makalah M.K. Falsafah Sains. Program Pascasarjana IPB. Bogor.
11 Rahim A., Hastuti, D.R.D. 2007. Ekonomi
Pertanian (Pengantar, Teori, dan Kasus). PT Penebar Swadaya. Jakarta.
Taufik. 2010. Analisis Pendapatan Usahatani dan Penanganan Pasca Panen. Balai Pengkajian Pertanian. Sulawesi Selatan. Syamsiro M. 2016. Peningkatan Kualitas Bahan
Bakar Padat Biomassa Dengan Proses Densifikasi dan Torrefaksi.Jurnal Mek. Sist. Termal Vol 1 (1) 6: 7-13.
Tim Penulis Penebar Swadaya. 2008. Agribisnis Perikanan Edisi Revisi. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta. 84 hlm.
Yulinda, E. 2012. Analisi Finansial Usaha PembenihanIkan Lele Dumbo (Clarias Gariepinus) Di Kelurahan Lembah Sari Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru Provinsi Riau.Jurnal Perikanan dan Kelautan 17 (1) : 38-55.
Wakur, Rawung,Molenna dan Ludong, 2015 .kompor biomassa menggunakan bahan bakar kayu cengkeh (Syzygium aromatium (L.) Merr) Sebagai Sumber Energi. Jakarta.