• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BENTUK SILINDER, UKURAN PARTIKEL DAN TEKANAN TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET ARANG ALABAN- SEKAM PADI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH BENTUK SILINDER, UKURAN PARTIKEL DAN TEKANAN TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET ARANG ALABAN- SEKAM PADI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BENTUK SILINDER, UKURAN PARTIKEL DAN TEKANAN TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET ARANG ALABAN-

SEKAM PADI

THE EFFECT OF CYLINDER SHAPE, PARTICLE SIZE AND PRESSURE ON THE COMBUSTING CHARACTERISTICS OF ALABAN-RICE HUSK

CHARCOAL BRICKETS

Akhmad Syarief 1), Fadliyanur2), Dhanu Suryanta3), Hansen Rivaldo Napitupulu4), Aulia Aufa Ramadhasari5), Defrihans Galang Putranto6), Lukmanul Hakim7)

1-7)Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru, Indonesia email: akhmad.syarief@ulm.ac.id1)*, fadliyanur@ulm.ac.id2), dhanusuryanta19@gmail.com3), 1710816110003@mhs.ulm.ac.id4), 1910816220014@mhs.ulm.ac.id5) , 1810816210003@mhs.ulm.ac.id6),

1710816310005@mhs.ulm.ac.id7)

Received:

18 November 2021

Accepted:

14 Desember 2021

Published:

25 Desember 2021

© 2021 SJME Kinematika All Rights Reserved.

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk briket dari limbah arang kulit kayu alaban yang memiliki karakteristik pembakaran paling efisien.

Penelitian ini dilakukan menggunakan metode eksperimen di laboratorium.

Proses penelitian dimulai dari penyaringan limbah arang alaban, pencetakan kemudian uji karakteristik pembakaran. Ukuran partikel yang digunakan pada pembuatan briket adalah 20 dan 40 mesh, tekanan pencetakan 50 kg/cm2 dan 100 kg/cm2. Perbandingan antara limbah arang alaban dan sekam padi ialah 90:10 dan berat spesimen briket 22 gram. Bentuk briket yang digunakan adalah silinder pejal dan silinder berongga. Uji karakteristik pembakaran dilakukan untuk menentukan penyalaan awal, laju pembakaran dan temperatur pembakaran. Hasil penelitian menunjukan bahwa briket dengan bentuk silinder berongga memiliki laju pembakaran dan penyalaan awal paling efisien dengan nilai laju pembakaran sebesar 0,22 g/menit dengan ukuran partikel 40 mesh dan tekanan 100 kg/cm2. Sedangkan briket dengan bentuk silinder pejal mempunyai laju pembakaran dan penyalaan awal paling rendah yaitu sebesar 0,14 g/menit dengan ukuran partikel 40 mesh dan tekanan 50 kg/cm2.

Kata Kunci: Karakteristik Pembakaran, Bentuk, Ukuran Partikel, Tekanan,

Abstract

The purpose of this study is to determine which shape of alaban bark charcoal waste briquettes is the most efficient according to its combustion characteristics.

This research was conducted using experimental methods in the laboratory. It starts from filtering the charcoal waste, compressing into the wanted shapes and then combustion characteristics test. The manufactured briquettes are using 20 and 40 mesh of particle sizes, 50 kg/cm2 and 100 kg/cm2 holding pressure. The ratio between alaban charcoal waste and rice husk is 90 : 10, with 22 gram as the weight each. The shapes are solid cylinder and hollow cylinder. Combustion characteristic test used to determine the initial ignition, combustion rate and combustion temperature. The results showed that hollow cylinder briquettes

(2)

with 40 mesh particle size and 100 kg/cm2 holding pressure had the most efficient initial ignition and combustion rates with the combustion rate of 0,22 g/min. Meanwhile solid cylinder briquettes with 40 mesh particle size and 50 kg/cm2 holding pressure had the lowest initial ignition and combustion rates which is 0,14 g/min for the latter.

Keywords: Combustion Characteristics, Shape, Particle Sizes, Pressure.

DOI: 10.20527/sjmekinematika.v6i2.196

How to cite: Syarief, A., Fadliyanur, Suryanta, D, Napitupulu, H. R., Ramadhasari, A.A., Putranto, D.G., Hakim, L., “Pengaruh Bentuk Silinder, Ukuran Partikel Dan Tekanan Terhadap Karakteristik Pembakaran Briket Arang Alaban-Sekam Padi”. Scientific Journal of Mechanical Engineering Kinematika, 3(1), 143- 153139, 2021.

PENDAHULUAN

Sumber energi dari kayu bakar meskipun terdapat beberapa kelemahan oleh karena itu perlu dilakukan pembaharuan dan modifikasi peralatan sumber energi seperti dengan memperluas tanaman energi, memperbaharui dan memodifikasi alat penghasil energi, penyempurnaan bentuk bahan baku, sehingga akan diperoleh bahan bakar yang telah dikembangkan dengan teknologi yang sederhana dan praktis seperti briket dengan berbagai bahan dasar, penyempurnaan tungku pembakaran yang akan menghasilkan energi panas yang tinggi[1].

Potensi limbah yang dapat dimanfaatkan secara langsung sebagai briket adalah limbah industri arang kayu berupa serbuk dan serpihan yang merupakan bagian dari rontokan arang yang tidak layak jual di Kalimantan Selatan khususnya di Desa Tapuk Kecamatan Limpasu Kabupaten Hulu Sungai Tengah merupakan sentra penghasil arang kayu alaban[2]. Pohon alaban ialah sumber daya alam yang banyak tumbuh di Kalimantan Selatan dan memiliki kandungan karbon yang tinggi sehingga satu diantara produknya yaitu arang alaban memiliki potensi ekspor.

Berdasarkan permasalahan diatas, maka diperlukannya penelitian dan pengembangan yang memanfaatkan limbah arang kayu alaban dan sekam padi sebagai briket, dengan mengambil judul “Pengaruh Variasi Bentuk (Silinder Pejal dan Silinder Berongga), Ukuran Partikel dan Tekanan Terhadap Karakteristik Pembakaran Briket Limbah Arang Alaban- Sekam Padi.” yang dapat menjadi solusi terhadap permasalahan kelangkaan energy dan limbah yang terjadi di Kalimantan Selatan.

Bentuk Briket

Penentuan bentuk briket tergantung pada permintaan pasar bahwa briket dicetak dengan bentuk tertentu hanya berdasarkan permintaan pasar serta untuk mempermudah proses penyalaan. Selebihnya pemilihan bentuk briket mengikuti tren pasar dan penyedia mesin cetak yang tersedia di suatu negara agar lebih variatif[3].

Karakterisitik Pembakaran Briket 1. Penyalaan Awal

Penyalaan awal ini maksudnya adalah penyalaan pertama briket sampai menimbulkan api. Tinggi dan rendahnya hasil yang diperoleh disebabkan oleh kandungan air yang terdapat di dalam briket yaitu semakin tinggi kadar air semakin lama proses penyalaan dan semakin rendah kadar air semakin cepat proses penyalaan sampai timbul[2].

2. Laju Pembakaran

Laju pembakaran briket ialah kecepatan briket dari awal hingga habis sampai menjadi abu dengan berat tertentu[4]. Untuk menghitung laju pembakaran yaitu dengan membagi

(3)

massa briket yang terbakar dengan waktu pembakaran atau lamanya pembakaran.

Persamaan yang digunakan untuk mengetahui laju pembakaran adalah:

Laju pembakaran = Massa Briket Terbakar

Waktu Pembakaran ………(gr/menit)

3. Temperatur Pembakaran

Dalam proses pembakaran briket maka akan menghasilkan panas. Panas yang dihasilkan inilah yang disebut sebagai temperatur pembakaran. Ukuran temperatur pembakaran menggunakan satuan °C.

METODE PENELITIAN

Pembuatan briket dan pengujian karakteristik pembakaran briket dilakukan menggunakan metode eksperimen di Laboratorium. Pengujian karakteristik pembakaran briket dilakukan untuk mengetahui performa pembakaran dari briket limbah arang kayu alaban dan sekam padi. Data yang diperoleh dari pengujian ini berupa data penyalaan awal briket, laju pembakaran briket, dan temperatur pembakaran briket. Diagram alir penelitian dapat di lihat dalam Gambar .1 dibawah ini:

i

I

Gambar 1. Diagram Alir Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam pengujian karakteristik pembakaran ini adalah sebagai berikut :

1. Menghaluskan Bahan

Limbah arang kayu alaban dihaluskan menggunakan penumbuk agar mudah disaring.

Persiapan penelitian:

1. Identifikasi masalah 2. Studi literatur

3. Persiapan alat dan bahan 4. Pembuatan cetakan briket

Pembuatan briket limbah arang kayu alaban dan sekam padi dengan variasi sebagai berikut:

1. Variasi bentuk,yaitu silinder pejal, silinder berongga, segi empat, dan segi enam 2. Variasi ukuran partikel, yaitu 20 dan 40 mesh.

3. Variasi tekanan pembriketan, yaitu 50 kg/cm2 dan 100 kg/cm2

Pengujian karakteristik pembakaran briket

Analisis Data dan Pembahasan Mulai

Selesai Kesimpulan dan saran

(4)

2. Penyaringan Bahan

Penyaringan bertujuan agar partikel limbah arang kayu alaban dan sekam padi menjadi butiran kecil, saringan yang digunakan adalah saringan dengan ukuran partikel 20 mesh dan 40 mesh. Apabila ada partikel yang tidak lolos maka akan kembali ke proses penghalusan.

Gambar 2. Proses penyaringan arang 3. Menimbang Bahan

Setelah melalui proses penyaringan bahan ditimbang terlebih dahulu untuk mendapatkan komposisi yang digunakan dalam penelitian yaitu 90% limbah arang kayu alaban dan 10% sekam padi.

4. Pencampuran Bahan

Pada tahap ini pertama-tama campurkan air dan tepung di dalam panci aduk hingga merata. Selanjutnya panaskan campuran air dan tepung hingga mendidih, serta aduk hingga mengental seperti lem. Kemudian briket dan perekat tepung sagu sebesar 10%

(perbandingan tepung dan air panas, yaitu 2 gram tepung: 20 ml air panas).

5. Mencetak Bahan

Gambar 3. Proses pencetakan briket

(5)

-

Campuran bahan-bahan briket limbah arang kayu alaban dan sekam padi yang telah tercampur dicetak dengan cetakan berbentuk silinder pejal dan silinder berongga dengan Tekanan pencetakan briket sebesar 50 kg/cm2 dan 100 kg/cm2 selanjutnya ditekan selama 60 detik

6. Pengeringan

Proses pengeringan yang dilakukan adalah briket yang sudah dicetak dijemur di ruang terbuka yang terkena panas sinar matahari dengan dilapisi alas plat besi agar pengeringan dapat merata pada seluruh bagian briket. Suhu pengeringan sesuai temperatur sekitar.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Briket limbah arang kayu alaban dan sekam padi dilakukan pengujian pembakaran untuk mengetahui karakteristik pembakarannya. Karakteristik pembakaran briket terbagi menjadi tiga yaitu; penyalaan awal briket, laju pembakaran briket, dan temperatur pembakaran briket dengan bentuk silinder pejal dan silinder berongga.

A. Penyalaan Awal

Gambar 4. Pengaruh Variasi Ukuran Partikel, Tekanan, Bentuk Silinder Pejal dan Berongga Terhadap Penyalaan Awal Briket.

Pada Gambar 4 menunjukan penyalaan awal briket berbentuk silinder pejal dan berongga dengan variasi ukuran partikel dan tekanan terlama pada B2 dengan bentuk silinder pejal, ukuran partikel 40 mesh dan tekanan 100 kg/cm2, dengan lama waktu penyalaan 4.26 menit. Sedangkan penyalaan awal tercepat pada C1 dengan bentuk silinder berongga, ukuran partikel 20 mesh dan tekanan 50 kg/cm2 dengan lama waktu penyalaan 3.06 menit.

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5

A1 A2 B1 B2 C1 C2 D1 D2

Penyalaan Awal (menit)

A1 A2 B1 B2 C1 C2 D1 D2

(6)

Tabel 1. Hasil uji ANOVA pengaruh variasi bentuk terhadap penyalaan awal Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable: nyala

Source Type III Sum

of Squares

df Mean Square F Sig.

Corrected Model 4979,089a 3 1659,696 51,112 ,001

Intercept 376989,811 1 376989,811 11609,805 ,000

bentuk_briket 4979,089 3 1659,696 51,112 ,001

Error 129,887 4 32,472

Total 382098,787 8

Corrected Total 5108,976 7

a. R Squared = ,975 (Adjusted R Squared = ,956)

Tabel 2. Hasil uji ANOVA pengaruh ukuran partikel terhadap penyalaan awal Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable: nyala

Source Type III Sum

of Squares

df Mean Square F Sig.

Corrected Model 15465,333a 3 5155,111 16,262 ,000

Intercept 1126666,667 1 1126666,667 3554,154 ,000

ukuran_partikel 15465,333 3 5155,111 16,262 ,000

Error 6340,000 20 317,000

Total 1148472,000 24

Corrected Total 21805,333 23 a. R Squared = ,709 (Adjusted R Squared = ,666)

Tabel 3. Hasil uji ANOVA pengaruh tekanan terhadap penyalaan awal Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable: nyala

Source Type III Sum

of Squares

df Mean Square F Sig.

Corrected Model 640,667a 1 640,667 ,666 ,423

Intercept 1126666,667 1 1126666,667 1171,134 ,000

tekanan_briket 640,667 1 640,667 ,666 ,423

Error 21164,667 22 962,030

Total 1148472,000 24

Corrected Total 21805,333 23 a. R Squared = ,029 (Adjusted R Squared = -,015)

Dari data analisis SPSS memiliki taraf uji α = 5% = 0,05. Setelah melihat tabel ANOVA di atas dapat diambil keputusan sesuai dengan kaidah keputusan apabila nilai sig

< α artinya perlakuan berpengaruh nyata dan apabila nilai sig > α artinya perlakuan tidak berpengaruh nyata. R Squared adalah korelasi antar seluruh independent variable terhadap dependent variable. Didapatkan sebagaimana Tabel 1 ANOVA menunjukan apakah ada pengaruh dari variasi bentuk silinder pejal dan silinder berongga terhadap penyalaan awal.

Hasil yang ditunjukan oleh table menggunakan aplikasi SPSS menunjukan bahwa sig variable variasi bentuk briket sebesar 0,001 lebih kecil dari α (0,05). melihat dari kedua

(7)

keputusan di atas artinya terdapat pengaruh antara variasi silinder pejal dan silinder berongga.

Sementara itu hasil uji ANOVA yang ditunjukan oleh Tabel 2 menggunakan aplikasi SPSS bahwa sig variable menunjukan pengaruh ukuran partikel 20 mesh dan 40 mesh sebesar 0,021 lebih besar dari α (0,05), artinya ukuran partikel 20 mesh dan 40 mesh mempengaruhi terhadap penyalaan awal. Selanjutnya hasil uji ANOVA yang ditunjukan oleh Tabel 3 menggunakan aplikasi SPSS bahwa sig variable menunjukan pengaruh tekanan briket 50 kg/cm2 dan 100 kg/cm2 sebesar 0,036 lebih besar dari α (0,05), artinya tekanan briket 50 kg/cm2 dan 100 kg/cm2 briket silinder berongga mempengaruhi terhadap penyalaan awal[5].

B. Laju Pembakaran

Gambar 5. Grafik pengaruh variasi ukuran partikel, tekanan bentuk silinder pejal dan bentuk silinder berongga terhadap laju pembakaran briket

Laju pembakaran pada briket bentuk silinder pejal memiliki nilai yang paling rendah.

Hal ini terjadi karena aliran oksigen pada briket bentuk silinder pejal hanya terjadi di sisi luar briket[6]. Sedangkan briket bentuk silinder berongga memiliki laju pembakaran tinggi dikarenakan aliran oksigen terjadi pada sisi luar dan dalam briket.

Tabel 4. Hasil uji ANOVA pengaruh variasi bentuk terhadap laju pembakaran Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable: laju

Source Type III Sum

of Squares

df Mean Square F Sig.

Corrected Model 1,261E-006a 3 4,204E-007 15,334 ,000

Intercept ,000 1 ,000 6720,745 ,000

bentuk_briket 1,261E-006 3 4,204E-007 15,334 ,000

Error 5,483E-007 20 2,742E-008

Total ,000 24

Corrected Total 1,810E-006 23 a. R Squared = ,697 (Adjusted R Squared = ,652)

0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25

A1 A2 B1 B2 C1 C2 D1 D2

Laju Pembakaran (menit)

A1 A2 B1 B2 C1 C2 D1 D2

(8)

Tabel 5 Hasil uji ANOVA pengaruh ukuran partikel terhadap laju pembakaran Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable: laju

Source Type III Sum

of Squares

df Mean Square F Sig.

Corrected Model ,000a 3 4,204E-005 15,334 ,000

Intercept ,018 1 ,018 6720,745 ,000

ukuran_partikel ,010 3 4,204E-005 15,334 ,000

Error 5,483E-005 20 2,742E-006

Total ,019 24

Corrected Total ,000 23

a. R Squared = ,697 (Adjusted R Squared = ,652)

Tabel 6. Hasil uji ANOVA pengaruh tekanan terhadap laju pembakaran Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable: laju

Source Type III Sum

of Squares

df Mean Square F Sig.

Corrected Model 5,704E-005a 1 5,704E-005 10,127 ,004

Intercept ,018 1 ,018 3271,335 ,000

tekanan_briket 5,704E-005 1 5,704E-005 10,127 ,004

Error ,000 22 5,633E-006

Total ,019 24

Corrected Total ,000 23

a. R Squared = ,315 (Adjusted R Squared = ,284)

Dari data analisis SPSS memiliki taraf uji α = 5% = 0,05. Setelah melihat tabel ANOVA di atas dapat diambil keputusan sesuai dengan kaidah keputusan apabila nilai sig

< α artinya perlakuan berpengaruh nyata dan apabila nilai sig > α artinya perlakuan tidak berpengaruh nyata. R Squared adalah korelasi antar seluruh independent variable terhadap dependent variable. Hasil yang ditunjukan oleh table menggunakan aplikasi SPSS menunjukan bahwa sig variable variasi bentuk briket sebesar 0,000 lebih kecil dari α (0,05).

Artinya variasi bentuk briket antara silinder pejal dan silinder berongga mempengaruhi laju pembakaran.

Sementara itu hasil uji ANOVA yang ditunjukan oleh Tabel 5 menggunakan aplikasi SPSS bahwa sig variable menunjukan pengaruh ukuran partikel 20 mesh dan 40 mesh sebesar 0,000 lebih kecil dari α (0,05), artinya ukuran partikel 20 mesh dan 40 mesh mempengaruhi terhadap penyalaan awal. Selanjutnya hasil uji ANOVA yang ditunjukan oleh Tabel 6 menggunakan aplikasi SPSS bahwa sig variable menunjukan pengaruh tekanan briket 50 kg/cm2 dan 100 kg/cm2 sebesar 0,004 lebih kecil dari α (0,05), artinya tekanan briket 50 kg/cm2 dan 100 kg/cm2 mempengaruhi terhadap laju pembakaran.

C. Temperatur Pembakaran

Pada Gambar 6 menunjukan temperatur pembakaran briket berbentuk silinder pejal dan silinder berongga dengan variasi ukuran partikel dan tekanan tertinggi pada kode sampel D2 dengan briket berbentuk silinder berongga, ukuran partikel 40 mesh dan tekanan 100 kg/cm2, dengan temperatur pembakaran 508 ℃.

(9)

Gambar 6. Pengaruh variasi ukuran partikel, tekanan dan bentuk silinder pejal dan silinder berongga terhadap temperatur pembakaran briket

Tabel 7. Hasil Uji ANOVA Pengaruh Variasi Bentuk Terhadap Temperatur Pembakaran Tests of Between-Subjects Effects

Dependent variable: temperatur Source Type III Sum

of Squares

Df Mean Square F Sig.

Corrected Model 2979,333a 3 993,111 2,743 ,070

Intercept 5657046,000 1 5657046,000 15625,760 ,000

bentuk_briket 2979,333 3 993,111 2,743 ,070

Error 7240,667 20 362,033

Total 5667266,000 24

Corrected Total 10220,000 23 a. R Squared = ,292 (Adjusted R Squared = ,185)

Tabel 8. Hasil uji ANOVA pengaruh ukuran partikel terhadap temperatur pembakaran Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable: temperatur

Source Type III Sum

of Squares

Df Mean Square F Sig.

Corrected Model 2242,667a 1 2242,667 6,185 ,021

Intercept 5657046,000 1 5657046,000 15601,080 ,000

ukuran_partikel 2242,667 1 2242,667 6,185 ,021

Error 7977,333 22 362,606

Total 5667266,000 24

Corrected Total 10220,000 23 a. R Squared = ,219 (Adjusted R Squared = ,184)

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550

1 0 2 0 3 0 4 0 5 0 6 0 7 0 8 0 9 0 1 0 0 1 1 0 1 2 0

Temperatur Pembakaran (℃)

Waktu (Menit)

A1 A2 B1 B2 C1 C2 D1 D2

(10)

Tabel 9. Hasil uji ANOVA pengaruh tekanan terhadap temperatur pembakaran Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable: temperatur

Source Type III Sum

of Squares

Df Mean Square F Sig.

Corrected Model 384,000a 1 384,000 ,859 ,036

Intercept 5657046,000 1 5657046,000 12653,011 ,000

tekanan_briket 384,000 1 384,000 ,859 ,036

Error 6836,000 22 447,091

Total 5667266,000 24

Corrected Total 10220,000 23 a. R Squared = ,038 (Adjusted R Squared = -,006)

Dari data analisis SPSS memiliki taraf uji α = 5% = 0,05. Setelah melihat tabel ANOVA di atas dapat diambil keputusan sesuai dengan kaidah keputusan apabila nilai sig

< α artinya perlakuan berpengaruh nyata dan apabila nilai sig > α artinya perlakuan tidak berpengaruh nyata. R Squared adalah korelasi antar seluruh independent variable terhadap dependent variable. Hasil yang ditunjukan oleh Tabel 7 menggunakan aplikasi SPSS menunjukan bahwa sig variable variasi bentuk briket sebesar 0,070 lebih besar dari α (0,05). Artinya variasi bentuk briket antara silinder pejal dan silinder berongga tidak mempengaruhi temperatur pembakaran briket.

Sementara itu hasil uji ANOVA yang ditunjukan oleh Tabel 8 menggunakan aplikasi SPSS bahwa sig variable menunjukan pengaruh ukuran partikel 20 mesh dan 40 mesh sebesar 0,021 lebih besar dari α (0,05), artinya ukuran partikel tidak mempengaruhi terhadap penyalaan awal. Selanjutnya hasil uji ANOVA yang ditunjukan oleh Tabel 9 menggunakan aplikasi SPSS bahwa sig variable menunjukan pengaruh tekanan briket 50 kg/cm2 dan 100 kg/cm2 sebesar 0,036 lebih kecil dari α (0,05), artinya tekanan briket 50 kg/cm2 dan 100 kg/cm2 berongga mempengaruhi terhadap penyalaan awal[5].

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dan pengamatan yang dilakukan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengaruh variasi bentuk terhadap karakteristik pembakaran briket limbah arang alaban- sekam padi menunjukan briket dengan bentuk silinder pejal dan silinder berongga mempengaruhi penyalaan awal dan laju pembakaran briket. Berdasarkan hasil yang ditunjukan menggunakan aplikasi SPSS menunjukan bahwa variasi bentuk mempengaruhi karakteristik pembakaran. Penyalaan awal terlama terdapat pada briket berbentuk silinder pejal sedangkan laju pembakaran terlama terdapat pada briket berbentuk silinder berongga.

2. Pengaruh variasi ukuran partikel terhadap karakteristik pembakaran briket limbah arang alaban-sekam padi menunjukan briket dengan ukuran partikel 20 mesh dan 40 mesh mempengaruhi penyalaan awal dan laju pembakaran briket. Berdasarkan hasil yang ditunjukan menggunakan aplikasi SPSS menunjukan bahwa ukuran partikel mempengaruhi karakteristik pembakaran. Penyalaan awal terlama terdapat pada briket dengan ukuran partikel 40 mesh, dengan lama waktu penyalaan selama 4.26 menit. Laju pembakaran terlama terdapat pada briket ukuran partikel 40 mesh, dengan laju waktu pembakaran selama 0.22 g/menit. Temperatur pembakaran tertinggi pada briket berbentuk silinder berongga dan ukuran partikel 40 mesh, dengan waktu pembakaran 508

℃.

(11)

3. Pengaruh variasi tekanan terhadap karakteristik pembakaran briket limbah arang alaban- sekam padi menunjukan briket dengan tekanan 50 kg/cm2 dan 100 kg/cm2 mempengaruhi laju pembakaran dan temperatur pembakaran briket. Briket yang memiliki tekanan 100 kg/cm2 menghasilkan penyalaan awal, laju pembakaran dan temperatur tertinggi.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada:

1. Rektor Universitas Lambung Mangkurat.

2. Ketua LPPM Universitas Lambung Mangkurat, bserta jajarannya

Atas dukungan pendanaannya, sehingga penelitian ini dapat diselesaikan penulis

REFERENSI

[1] P. R. Ansyah, A. Amrullah, and A. Syarief, “Uji Eksperimental Briket Biocoal Variasi Limbah Makanan, Tempurung Kelapa, Serbuk Kayu, Dan Batubara,” Pros.

Tek. Lingkung., 2014.

[2] A. Syarief et al., “Effect of Variation Form (Quadrilateral and Hexagon), Particle Size and Pressure on the Characteristics of Burning Charcoal Wood Waste Briquettes Alaban and Rice Husk,” Sci. J. Mech. Eng. Kinemat., vol. 6, no. 1, pp. 43–52, 2021.

[3] S. Asri and R. T. Indrawati, “Pengaruh Bentuk Briket Terhadap Efektivitas Laju Pembakaran,” J. Penelit. dan Pengabdi. Kpd. Masy. UNSIQ, vol. 5, no. 3, pp. 338–

341, 2018.

[4] S. Anggraeni, G. C. S. Girsang, A. B. D. Nandiyanto, and M. R. Bilad, “Effects of particle size and composition of sawdust/carbon from rice husk on the briquette performance,” J. Eng. Sci. Technol., vol. 16, no. 3, pp. 2298–2311, 2021.

[5] A. Nugraha, A. Widodo, and S. Wahyudi, “Pengaruh Tekanan Pembriketan dan Persentase Briket Campuran Gambut dan Arang Pelepah Daun Kelapa Sawit terhadap Karakteristik Pembakaran Briket,” J. Rekayasa Mesin, vol. 8, no. 1, pp. 29–36, 2017.

[6] S. Suryaningsih, R. Resitasari, and O. Nurhilal, “Analysis of biomass briquettes based on carbonized rice husk and jatropha seed waste by using newspaper waste pulp as an adhesive material,” J. Phys. Conf. Ser., vol. 1280, no. 2, 2019.

Gambar

Gambar 1. Diagram Alir   Prosedur Kerja
Gambar 2. Proses penyaringan arang  3.  Menimbang Bahan
Gambar 4. Pengaruh Variasi Ukuran Partikel, Tekanan, Bentuk Silinder Pejal dan  Berongga Terhadap Penyalaan Awal Briket
Tabel 1. Hasil uji ANOVA pengaruh variasi bentuk terhadap penyalaan awal  Tests of Between-Subjects Effects
+5

Referensi

Dokumen terkait

Instrumen penelitian dalam penelitian ini terdiri dari lembar validasi strategi permainan sunda manda, lembar tes hasil belajar, angket respons siswa dan perangkat

Hal ini merupakan salah satu penyimpangan yang terjadi pada Undang-undang ini, yang mana pada dasarnya antara perbuatan- perbuatan yang sifatnya

(2012) bahwa kapasitas antioksidan lignin tergantung banyak faktor seperti jenis bahan baku yang digunakan, metode ekstraksi, kondisi isolasi selama perlakuan, konsentrasi lignin

Operasi logika AND dapat dibangun dengan menggunakan konfigurasi dioda seperti yang diperlihatkan dalam gambar 1.9 Seperti pada gerbang OR maka dalam konfigurasi ini juga

PB PASI yang merupakan induk organisasi atletik tertinggi di Indonesia sudah selayaknya menyusun program pembinaan atlet atletik di tanah air ini, baik program jangka

Analisis Kompilasi Hukum Keluarga terhadap pandangan Kiai terhadap pernikahan pernikahan istri tanpa putusan cerai dari Pengadilan Agama yang terjadi di Desa

Pengadaan barang/jasa dilaksanakan secara elektronik, dengan mengakses aplikasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik (aplikasi SPSE) pada alamat website LPSE:

Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan dalam penelitian ini, menunjukan bahwa Dana Bagi Hasil (DBH) memiliki pengaruh yang positif dan