ABSTRAK
PENGARUH PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI POKOK
STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUBUH TUMBUHAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Merbau Mataram,
Lampung Selatan T.P 2012/2013)
Hasil observasi dan diskusi dengan guru IPA kelas VIII SMP Negeri 1 Merbau Mataram Lampung Selatan, diketahui bahwa pembelajaran masih bersifat teacher centered siswa lebih banyak menerima informasi dari guru sehingga siswa kurang dapat memaksimalkan keterampilan proses sains. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan ketrampilan proses sains siswa yaitu dengan model inkuiri. Metode pembelajaran ini bersifat student centered.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh model inkuiri terbimbing pada materi pokok struktur dan fungsi jaringan tubuh tumbuhan terhadap
keterampilan proses sains siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 1 Merbau Mataram Lampung Selatan dan Perbandingan keterampilan proses sains antara siswa yang menggunakan model inkuiri terbimbing pada materi pokok struktur dan fungsi jaringan tubuh tumbuhan dengan siswa yang menggunakan metode diskusi.
penelitian ini adalah siswa kelas VIII B dan VIII C yang terpilih secara acak dengan teknik cluster random sampling. Data penelitian yang diperoleh dari pretes, postes, dan lembar observasi aktivitas siswa. Analisis menggunakan uji t dan uji U dengan menggunakan program SPSS 16 serta mengunakan klasifikasi aktivitas siswa
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keterampilan proses sains siswa pada kelas eksperimen memiliki perbedaan yang tidak signifikan dibanding kelas kontrol (eksperimen= 68,46; kontrol= 66.06). Dengan demikian penggunaan model inkuiri terbimbing pada materi struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan berpengaruh dalam penguasaan keterampilan proses siswa.
DAFTAR ISI
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 20
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 37
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ... 48
B. Saran ... 48
DAFTAR PUSTAKA ... 50
LAMPIRAN 1. Perangkat Pembelajaran ... 53
2. Data Hasil Penelitian ... 77
3. Foto-Foto Penelitian ... 79
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses
pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah (BSNP, 2006:271).
Dalam menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah maka perlu pengembangan keterampilan proses sains (KPS) siswa. Keterampilan proses siswa dikembangkan agar siswa terbiasa untuk menemukan suatu fakta dan konsep sendiri seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang
siswa sehingga menghasilkan pribadi yang manusiawi (Semiawan, dkk. 1986:14-15).
Pada kurikulum IPA SMP, materi struktur dan fungsi jaringan tubuh
tumbuhan merupakan salah satu materi dalam pelajaran IPA di SMP. Standar kompetensi yang harus dicapai pada materi pokok ini adalah memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan dan kompetensi dasar yang harus dicapai adalah mengidentifikasi struktur dan fungsi jaringan tubuh tumbuhan. Untuk mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar tersebut, siswa harus memiliki sejumlah keterampilan proses, misalnya: kemampuan mengamati (mengobservasi) untuk mencari informasi mengenai struktur dan fungsi jaringan tubuh tumbuhan, mengklasifikasi (menggolongkan) struktur dan fungsi jaringan tubuh tumbuhan, membuat dugaan (memprediksi) tentang hal-hal yang menunjukan ciri struktur dan fungsi jaringan tubuh tumbuhan.
untuk menyadari apa yang telah didapatkan selama belajar. Inkuiri terbimbing menempatkan siswa sebagai subyek belajar yang aktif Dengan menggunakan model inkuiri terbimbing, dirasa mampu sebagai upaya meningkatkan keterampilan proses sains siswa (Mulyasa, 2003: 234).
Hasil observasi dan wawancara dengan guru IPA di SMP Negeri 1 Merbau Mataram, proses belajar mengajar yang dilaksanakan masih menggunakan metode konvensional yaitu metode ceramah dan sesekali metode diskusi, proses pembelajaran lebih cenderung terpusat pada guru. Karena metode tersebut siswa lebih banyak menerima informasi dari guru. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran pasif. Proses pengembangan keterampilan proses rendah. KPS yang sering dilatih oleh guru masih didominasi pada keterampilan observasi seperti melihat, membaca, dan mendengarkan. Lingkungan sebagai media yang kaya pembelajaran akan sumber ilmu pengetahuan yang dapat diolah dalam pengembangan KPS dan pengungkapan fakta atau konsep kurang dimanfaatkan.
Selain itu berdasarkan data hasil penilaian untuk materi struktur dan fungsi jaringan tubuh tumbuhan rata-rata perolehan nilai kelas VIII tahun lalu belum mencapai KKM, nilai yang diperoleh rata-rata 63,5 sedangkan KKM adalah 65, hal ini juga menjadi dasar mengapa materi ini diteliti. Model
Berdasarkan penelitian Hatminingsih (2011:44) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model inkuiri terbimbing yang cukup signifikan terhadap
keterampilan proses sains. Perolehan nilai rata-rata kelas eksperimen 59,78 dan kelas kontrol 45, 96.
Penelitian tersebut akan dilakukan dengan judul “Pengaruh Penerapan Model Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Materi Struktur dan Fungsi Jaringan Tubuh Tumbuhan (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Merbau Mataram Lampung Selatan)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah penggunaan model inkuiri terbimbing pada materi pokok struktur dan fungsi jaringan tubuh tumbuhan berpengaruh terhadap keterampilan proses sains siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 1 Merbau Mataram, Lampung Selatan
2. Apakah keterampilan proses sains siswa dengan menggunakan model inkuiri terbimbing pada materi pokok struktur dan fungsi jaringan tubuh tumbuhan lebih tinggi daripada menggunakan metode diskusi?
C. Tujuan Penelitian
1. Pengaruh model inkuiri terbimbing pada materi pokok struktur dan fungsi jaringan tubuh tumbuhan terhadap keterampilan proses sains siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 1 Merbau Mataram Lampung Selatan 2. Perbandingan keterampilan proses sains antara siswa yang menggunakan
model inkuiri terbimbing pada materi pokok struktur dan fungsi jaringan tubuh tumbuhandengan siswa yang menggunakan metode diskusi
D. Manfaat Penelitian
Dengan dilakukanya penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :
1. Siswa, untuk memberikan pengalaman belajar baru pada materi pokok struktur dan fungsi jaringan tubuh tumbuhandengan memaksimalkan keterampilan dasar yang mereka miliki.
2. Guru, sebagai alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan sebagai usaha untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa.
3. Bagi sekolah, dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran untuk meningkatkan mutu proses dan hasil belajar dalam mata pelajaran IPA di SMP.
E. Ruang lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah:
1. Model inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran melalui penyelidikan untuk dapat memperoleh suatu penemuan dimana pelaksanaan penyelidikan dilakukan oleh siswa berdasarkan petunjuk-petunjuk guru berupa pertanyaan membimbing . Adapun langkah-langkah model inkuiri terbimbing dalam penelitian ini adalah, merumuskan
masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan.
2. Indikator keterampilan proses sains siswa pada penelitian ini adalah observasi (mengamati), mengklasifikasi (menggolongkan), interpretasi (menafsirkan), dan memprediksi (meramalkan).
3. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII B sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII C sebagai kelas kontrol di SMP Negeri 1 Merbau Mataram Lampung Selatan .
4. Materi pelajaran dalam penelitian ini adalah struktur dan fungsi jaringan tubuh tumbuhan
F. Kerangka Pikir
yang berhasil adalah pembelajaran yang memiliki kualitas proses dan hasil belajar yang baik. Siswa merupakan subjek belajar sehingga dalam proses pembelajaran siswa harus berperan aktif. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang bukan hanya kumpulan pengetahuan atau fakta yang harus dihapal, melainkan ilmu yang lebih menekankan kepada kegiatan atau proses untuk menjelajahi dan memahami alam sekitar. Oleh karena itu, agar siswa mampu berperan aktif dalam proses pembelajaran untuk mejelajahi dan memahami alam sekitar, siswa perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah keterampilan proses. Keberhasilan pembelajaran dapat tercapai dengan
melatih keterampilan proses siswa.
Model inkuiri terbimbing adalah model pembelajaran yang memajukan cara belajar siswa aktif dan berorientasi pada proses. Siswa diperkenankan
menemukan sendiri informasi yang secara tradisional biasa diberitahukan atau diceramahkan saja. Dalam penerapan model inkuiri terbimbing banyak segi-segi keterampilan proses yang digali, seperti: mengamati,
menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan, dan sebagainya.
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel X dan variabel Y. Variabel X adalah variabel bebas yaitu model inkuiri terbimbing dan variabel Y adalah variabel terikat yaitu keterampilan proses sains siswa. Hubungan antara variabel tersebut digambarkan dalam diagram berikut ini :
Keterangan : X = Model inkuiri terbimbing, Y = Keterampilan proses sains siswa.
Gambar 1. Hubungan antara model inkuiri terbimbing dan ketrampilan proses .
G. Hipotesis Penelitian
1. H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan dari penerapan model inkuiri
terbimbing terhadap keterampilan proses sains siswa. H1 : Ada pengaruh yang signifikan dari penerapan model inkuiri
terbimbing terhadap keterampilan proses sains siswa.
2. H0 : Rata-rata keterampilan proses sains siswa yang menggunakan model
inkuiri terbimbing pada materi pokok struktur dan fungsi jaringan tubuh tumbuhan sama dengan proses pembelajaran yang biasa di Sekolah.
H1 : Rata-rata keterampilan proses sains siswa yang menggunakan model
inkuiri terbimbing pada materi pokok struktur dan fungsi jaringan tubuh tumbuhan lebih tinggi daripada proses pembelajaran yang biasa di Sekolah.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Model Inkuiri Terbimbing
Modelinkuiri terbimbing merupakan suatu model yang digunakan guru untuk mengajar dimana pelaksanaanya yaitu guru membagi tugas meneliti suatu masalah ke kelas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan. Kemudian mereka mempelajari, meneliti atau membahas tugasnya di dalam kelompok, kemudian dibuat laporan yang tersusun dengan baik. Akhirnya hasil laporan kerja kelompok dilaporkan kesidang pleno, dan terjadilah diskusi secara luas. Dari sidang plenolah kesimpulan akan dirumuskan sebagai kelanjutan hasil kerja kelompok (Roestiyah, 2008:75).
Model inkuiri adalah model yang mampu menggiring siswa untuk menyadari apa yang telah didapatkan selama belajar. Inkuiri terpimpin menempatkan siswasebagai subyek belajar yang aktif (Mulyasa,2003:234).
Model inkuiri tidak hanya mengembangkan keterampilan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangan emosional dan
masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan Gulo (2002, dalam Trianto, 2007 : 137).
Pelaksanaan pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut: a. Mengajukan pertanyaan atau permasalahan
Kegiatan model pembelajaran inkuiri dimulai ketika pertanyaan atau permasalahan diajukan, kemudian siswa diminta untuk merumuskan. b. Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan atau solusi
permasalahan yang dapat diuji dengan data. Untuk memudahkan proses ini guru membimbing siswa menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan yang diberikan.
c. Mengumpulkan data
Hipotesis digunakan untuk menuntun proses pengumpulan data. Guru memberikan kesempatan dan membimbing siswa untuk menentukan
langkah-langkah pengumpulan data yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan. Data yang dihasilkan dapat berupa tabel atau grafik.
d. Analisis data
Siswa bertanggung jawab menguji hipotesis yang telah dirumuskan dengan menganalisis data yang telah diperoleh. faktor penting dalam menguji
hipotesis, adalah pemikiran „benar‟ atau „salah‟. Setelah memperoleh
e. Membuat kesimpulan
Langkah penutup dari pembelajaran inkuiri adalah membuat kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh siswa (Trianto, 2007: 137-138).
Sementara itu, Slameto (2003: 156) mengatakan bahwa inkuiri memungkinkan siswa menggunakan semua proses mental untuk menemukan konsep atau prinsip ilmiah. Model ini banyak memberikan keuntungan antara lain meningkatkan fungsi intelegensi, membantu siswa belajar melakukan penelitian, meningkatkan daya ingat, menghindari proses belajar secara menghafal, mengembangkan kreatifitas, meningkatkan aspirasi, membuat
pengajaran menjadi “student centerd” sehingga dapat membantu lebih kearah
pembentukan konsep diri, memberikan kesempatan pada siswa untuk menampung serta memahami informasi.
Keunggulan model inkuiri adalah:
1. Dapat membentuk dan mengembangkan “self-Concept” pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide yang lebih baik.
2. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru.
3. Mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap obyektif, jujur dan terbuka.
4. Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang.
7. Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi (Roestiyah, 2008).
Kelemahan inkuiri, diantaranya:
1. Sulit mengntrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
2. Sulit dalam dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur kebiasaan siswa dalam belajar.
3. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikanya dengan waktu yang telah ditentukan (Sanjaya, 2009: 208).
Menurut Sumiati dan Asra (2008 : 103) inkuiri artinya penyelidikan, melalui penyelidikan siswa akhirnya diperoleh suatu penemuan. Model inkuiri dipandang cukup ilmiah dalam melakukan penyelidikan untuk memperoleh suatu penemuan. langkah-langkah yang ditempuh dimulai dari merumuskan masalah, hipotesis, mengumpulkan data dan menarik kesimpulan. Kegiatan ini dapat membimbing siswa untuk selalu menggunakan pendekatan ilmiah dan berpikir secara obyektif dalam memecahkan masalah. Jadi dengan model inkuiri, siswa melakukan suatu proses mental yang bernilai tinggi, disamping proses kegiatan fisik lainnya.
Pelaksanaan model inkuiri mempunyai 3 macam cara, yaitu : a) Inkuiri terbimbing
Pada inkuiri terbimbingpelaksanaan penyelidikan dilakukan oleh siswa
suatu pertanyaan inti. dari jawaban yang dikemukakan, siswa melakukan penyelidikan untuk membuktikan pendapat yang telah dikemukakan. b) Inkuiri bebas.
Dalam hal ini siswa melakukan penelitian bebas sebagaimana seorang scientis. masalah dirumuskan sendiri, eksperimen (penelidikan) dilakukan sendiri, dan kesimpulan konsep diperoleh sendiri.
c) Inkuiri bebas yang dimodifikasi.
Berdasarkan masalah yang diajukan poleh guru, dengan konsep atau teori yang sudah dipahami siswa melakukan penyelidikan untuk membuktikan
kebenaranya (Sumiati dan Asra, 2008: 103).
B.Metode Diskusi
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa terhadap suatu permasalahan. Tujuan utama metode diskusi adalah untuk memecahkan masalah, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan . Oleh karena itu diskusi tidak bersifat mengadu argumentasi tetapi diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama (Sanjaya, 2009:153).
Secara umum ada dua jenis diskusi yang biasa dilakukan dalam proses
pembelajaran. Pertama, diskusi kelompok atau diskusi kelas. Pada diskusi ini guru menyajikan permasalahan yang kemudian permasalahan tersebut
terdiri dari 3-7 orang. Proses pelaksanaan diskusi ini dimulai dari guru menyajikan masalah dengan beberapa sub masalah. Setiap kelompok
memecahkan sub masalah yang disampaikan oleh guru. Proses diskusi diakhiri dengan laporan tiap kelompok (Sanjaya, 2009: 153).
Terdapat kelebihan dan kekurangan metode diskusi antara lain:
1. Metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kretif khususnya dalam memberikan gagasan dan ide-ide.
2. Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan
3. Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal. Disamping itu, diskusi juga dapat melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain (Sanjaya, 2009:154).
Selain beberapa kelebihan, diskusi juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya:
1. Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang memiliki keterampilan berbicara.
2. Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur.
3. Memerlukan waktu yang cukup panjang yang kadang-kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan.
tersinggug, sehingga dapat mengganggu iklim pembelajaran (Sanjaya, 2009:154).
Agar penggunaan metode diskusi berhasil dengan efektif, maka perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1.Langkah persiapan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan diskusi diantaranya: a. merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang bersifat umum
maupun tujuan khusus. Tujuan yang ingin dicapai mesti dipahami oleh setiap siswa sebagai peserta diskusi. Tujuan yang jelas dapat dijadikan sebagai control dalam pelaksanaan.
b. Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
2. Pelaksanaan diskusi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan diskusi adalah:
a. Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat mempengaruhi kelancaran diskusi.
b. Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi, misalnya menyajikan tujuan yang ingin dicapai serta aturan-aturan diskusi sesuai dengan jenis diskusi yang akan dilaksanakan.
d. Memberikan kesempatan yang sama kepada setap peserta diskusi untuk mengeluarkan gagasan dan ide-idenya.
e. Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang dibahas. Hal ini sangat penting, sebab tanpa pengendalian biasanya arah pembahasan menjadi melebar dan tidak fokus.
3. Menutup diskusi
Akhir proses pembelajaran dengan menggunakan diskusi hendaklah dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil diskusi.
b. Me-review jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya (Sanjaya, 2009:156-157).
C. Keterampilan Proses Sains
Keterampilan proses dapat diartikan sebagai keterampilan-keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah ada dalam diri siswa (Dimyati dan Mudjiono, 2006:138). Kemampuan-kemampuan atau
(memprediksi), menerapkan (mengaplikasi), dan mengkomunikasikan (Semiawan, dkk. 1986: 17-18).
Menurut Funk (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006: 140) ada berbagai keterampilan dalam keterampilan proses, keterampilan-keterampilan tersebut terdiri dari keterampilan-keterampilan dasar (basic skills) dan keterampilan-keterampilan terintegrasi (integrated skills). Keterampilan-keterampilan dasar terdiri dari enam keterampilan, yakni: mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Sedangkan keterampilan-keterampilan terintegrasi terdiri dari:
mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk grafik, menggambarkan hubungan antar-variabel, mengumpulkan dan mengolah data, menganalisa penelitian, menyusun hipotesis, mendefinisikan variabel secara operasional, merancang penelitian, dan melaksanakan
eksperimen. Agar lebih jelas, berikut penjabaran secara singkat setiap
kemampuan yang terdapat dalam keterampilan proses menurut Usman (2002: 42-43):
a. Mengamati
Mengamati yaitu keterampilan mengumpulkan data atau informasi melalui penerapan dengan indera.
b. Mengklasifikasi
c. Memprediksi
Memprediksi yaitu mengantisipasi atau menyimpulkan suatu hal yang akan terjadi pada waktu yang akan datang berdasarkan perkiraan atas kecenderungan atau pola tertentu atau hubungan antar data atau informasi. d. Menafsirkan
Menafsirkan yaitu keterampilan menafsirkan sesuatu berupa benda, kenyataan, peristiwa, konsep, atau informasi yang telah dikumpulkan melalui pengamatan, perhitungan, penelitian, atau eksperimen.
Indikator keterampilan proses dijabarkan dalam bentuk kemampuan sebagai berikut:
Tabel 1. Penjabaran keterampilan proses dalam bentuk kemampuan
No Kemampuan Keterampilan
1. Mengamati Melihat, mendengarkan, merasa, meraba, membau, mencicipi, mengecap, menyimak, mengukur, membaca.
2. Menggolongkan Mencari persamaan, menyamakan, membedakan, membandingkan, mengontraskan, mencari dasar penggolongan.
3. Menafsirkan
(menginterpretasi)
Menaksirkan, memberi arti, mengartikan, memposisikan, mencari hubungan ruang-waktu, menemukan pola, menarik kesimpulan, mengeneralisasikan.
4. Meramalkan
(prediksi)
Mengantisipasi berdasarkan kecenderungan, pola, atau hubungan antar data atau informasi.
5. Menerapkan Menggunakan (informasi, kesimpulan, konsep, hukum, teori, sikap, nilai, atau keterampilan dalam situasi), menghitung, menentukan variabel, mengendalikan variabel,
menghubungkan konsep, merumuskan konsep pertanyaan penelitian, menyusun hipotesis, membuat model.
6. Merencanakan
penelitian
Menentukan masalah/objek yang akan diteliti, menentukan tujuan penelitian, menentukan ruang lingkup penelitian, menentukan sumber data/informai, menentukan cara analisis, menentukan langkah pengumpulan data, menetukan alat, bahan dan sumber kepustakaan, menentukan cara penelitian. 7. Mengkomunikasikan Berdiskusi, mendeklamasikan, mendramakan, bertanya,
merenungkan, mengarang, meragakan, mengungkapkan, melaporkan (dalam bentuk lisan, tulisan, gerak, atau penapilan).
Mengembangkan keterampilan-keterampilan memproseskan perolehan, anak akan mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut. Dengan demikian, keterampilan-keterampilan itu mejadi roda penggerak penemuan dan pengembangan fakta dan konsep serta penumbuhan dan pengembangan sikap dan nilai. Seluruh irama gerak atau tindakan dalam proses belajar-mengajar seperti ini akan menciptakan kondisi cara belajar siswa aktif (Semiawan, dkk.1986:18).
Berdasarkan pemaparan di atas, kegiatan memproseskan perolehan
pengetahuan pada siswa itu amat penting. Pembelajaran akan menjadi lebih bermakna jika siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran, siswa akan lebih berperan aktif apabila dalam kegiatan tersebut melibatkan keterampilan-keterampilan dasar yang telah dimiliki oleh siswa. Melalui pengembangan keterampilan-keterampilan dasar tersebut, siswa dapat digiring untuk menemukan fakta dan mengembangkan konsep.
III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian telah dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013, yaitu pada bulan November 2012 di SMP Negeri 1 Merbau Mataram, Lampung Selatan.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Merbau Mataram Tahun Pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari 3 kelas. Sampel yang dipilih dari populasi adalah dua kelas dari tiga kelas yang ada. Teknik pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling, yaitu pengambilan sampel dari kluster-kluster atau kelompok-kelompok yang dilakukan secara random. Anggota dari kelompok tertentu merupakan anggota sampel (Purwanto dan Sulistiastuti, 2007:47). Selanjutnya terpilih siswa-siswa pada kelas VIII B sebagai kelas eksperimen dan VIII C sebagai kelas kontrol
C. Desain Penelitian
terbimbing, sedangkan kelas kontrol diberikan metode diskusi. Hasil pretes dan postes pada kedua kelompok subyek dibandingkan. Sampel mendapat penilaian keterampilan proses yang sama. Sehingga struktur desain
penelitiannya sebagai berikut:
Kelompok pretes perlakuan postes I O1 X O2
II O1 C O2
Keterangan : I = Kelompok eksperimen, II = Kelompok kontrol, O1 = Pre
test, O2 = Post test, X = Perlakuan eksperimen, C = Perlakuan
kontrol (Dimodifikasi dari Purwanto dan Sulistiastuti, 2007: 90). Gambar 2. Desain pretes postes tak ekuivalen
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut: 1. Prapenelitian
Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut :
a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan (observasi) ke sekolah. b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian,
untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti. c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen yang akan
d. Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Kelompok (LKK). e. Membuat instrumen penelitian yaitu soal pretes/postes keterampilan
proses sains siswa berupa soal-soal pilihan jamak dan isian singkat f. Melakukan uji ahli instrumen penelitian yaitu soal pretes/postes
keterampilan proses berupa soal-soal pilihan jamak dan isian singkat g. Membuat lembar observasi untuk pengamatan Aktifita siswa
h. Mengambil data yang akan digunakan sebagi acuan dalam pembuatan kelompok. Kemudiuan membentuk kelompok diskusi pada masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol yang bersifat heterogen berdasarkan nilai akademik siswa atau kognitifnya, 2 siswa nilai tertinggi, 2 siswa dengan nilai sedang, dan 1 siswa dengan nilai rendah. Setiap kelompok terdiri dari 5 orang siswa (Lie, 2004:42). Nilai diperoleh dari dokumentasi pada guru kelas.
2. Pelaksanaan Penelitian
Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model inkuiri terbimbing keterampilan proses untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol metode diskusi. Penelitian ini direncanakan sebanyak tiga kali pertemuan.
A. Langkah-langkah pembelajaran pada kelas eksperimen sebagai berikut:
a. Pendahuluan
2. Guru membacakan Stadar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), Indikator, dan Tujuan Pembelajaran
3. Guru memberikan motivasi dan Apersepsi dengan cara :
I. Pertemuan I, motivasi dengan membawa sampel tanaman jagung dan tanaman bayam kemudian memanggil salah satu siswa untuk maju ke depan kelas dan menanyakan kepada
siswa ”Tolong tunjukkan letak akar, batang, dan daun dari
sampel tanaman yang bapak bawa! Apa yang terjadi jika
daun tidak ada?”, apersepsi dengan memberi penegasan
kepada siswa, ”Karena fungsi dari macam-macam organ tersebut berbeda, bagaimana susunan jaringan pada akar, batang, dan daun? Oleh karena itu, kita perlu mempelajari tentang struktur dan fungsi masing-masing organ tersebut, tidak hanya struktur luar saja tetapi juga struktur dalam masing-masing organ tersebut”.
II. Pertemuan II motivasi dengan membawa sampel bunga sepatu kemudian memanggil salah satu siswa ke depan kelas
dan menanyakan kepada siswa ”Tolong tunjukkan bagian -bagian penyusun bunga! Tahukah kalian -bagian bunga yang
menyebabkan bunga tersebut dihinggapi oleh lebah?” Guru
memberikan apersepsi dengan memberi pertanyaan ”apakah
tersebut memiliki struktur dan fungsi yang berbeda. Oleh karena itu, kita perlu mempelajari bagian-bagian penyusun organ reproduktif pada tumbuhan beserta fungsinya
masing-masing.”
III. Pertemuan III, motivasi dengan melakukan demonstrasi di depan kelas dengan memasukkan tanaman pacar air yang dipotong bagian akarnya ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan eosin kemudian memberikan pertanyaan kepada siswa
”Apa yang akan terjadi pada batang/tulang daun tanaman
pacar air ini apabila dibiarkan selama 20 menit?” Guru
memberikan apersepsi dengan menanyakan kepada siswa ”
Mengapa batang/tulang daun pacar air dapat berubah warna? Melalui jaringan apakah eosin naik ke atas/daun?” kemudian
guru berkata ”Air dan mineral diangkut oleh jaringan tertentu
pada tumbuhan dan terdapat faktor-faktor yang menyebabkan naiknya air dari akar ke daun. Oleh karena itu, hari ini kita akan melakukan percobaan tentang pengangkutan air dan mineral pada tumbuhan dan juga akan mempelajari tentang
pengangkutan gula/hasil fotosintesis pada tumbuhan.”
b. Kegiatan Inti
1. Guru membagi siswa ke dalam 8 kelompok, masing-masing
kelompok terdiri dari 5 orang yang heterogen. Guru meminta siswa duduk didalam kelompoknya masing-maing
2. Siswa pada masing-masing kelompok membaca rumusan masalah pada LKK dan memberikan hipotesis terhadap masalah yang diajukan.
3. Pada pertemuan I siswa pada kelompok 1, 2 dan 3 struktur anatomi akar menggunakan mikroskop kemudian menuliskan ciri-ciri dan fungsi macam-macam jaringan penyusun akar. Kelompok 4, 5 dan 6 mengamati struktur anatomi batang menggunakan mikroskop kemudian menuliskan ciri-ciri dan fungsi masing-masing jaringan penyusun batang. Kelompok 7 dan 8 mengamati struktur anatomi daun menggunakan mikroskop kemudian
menuliskan ciri-ciri dan fungsi masing-masing jaringan penyusun daun. Pada pertemuan II siswa pada kelompok 1, 2, 3 melakukan pengamatan bagian-bagian bunga, kemudian menggambarkan bunga dan menjelaskan ciri-ciri dan fungsi masing-masing bagian penyusun bunga, membedakan morfologi bunga monokotil dan dikotil, membedakan antara bunga lengkap dan bunga tak lengkap. Kelompok 4, 5, 6 mengamati bagian-bagian penyusun buah dan mejelaskan ciri-ciri masing-masing bagian penyusun buah, mengelompokkan berbagaimacam buah berdasarkan asal terbentuknya. Kelompok 7 dan 8 mengamati struktur biji, menggambar biji tumbuhan monokotil dan dikotil dan
melakukan pengamatan beberapa tumbuhan untuk menentukan bagian tumbuhan mana yang merupakan tempat penghasil gula dan tempat penyimpan/penghabisan gula, kemudian siswa juga menonton video pengangkutan gula/hasil fotosintesis pada tumbuhan untuk mengetahui proses berpindahnya gula dari tempat penghasil gula menuju tempat penyimpan/penghabisan gula dan sebaliknya pada tumbuhan melalui floem. Sedangkan kelompok 5, 6, 7, 8 melakukan percobaan pengangkutan air dan mineral pada tumbuhan. Siswa melakukan percobaan
menggunakan pacar air yang dipotong bagian akarnya, satu tumbuhan dihilangkan daunnya sedangkan tumbuhan yang lain daunnya tetap utuh, kemudian kedua tumbuhan tersebut direndam bagian pangkalnya di dalam larutan eosin. Pada percobaan ini siswa mengamati proses naiknya larutan eosin pada tumbuhan dan memperkirakan faktor-faktor yang menyebabkan eosin dapat naik ke bagian atas tumbuhan
4. Guru membimbing siswa dalam melakukan pengamatan dan mengamati aktivitas siswa.
5. Guru meminta siswa mendiskusikan hasil pengamatan yang mereka lakukan dan menjawab pertanyaan- pertanyaan yang ada dalam LKK.
mengunjungi pameran kelompok lain yang permasalahan pada LKKnya berbeda.
7. Guru memuji siswa yang antusias dan berperan aktif dalam proses penemuan.
8. Guru meminta siswa mengumpulkan LKK yang telah dikerjakan. 9. Guru membahas (mengevaluasi) masalah-masalah yang ada di
dalam LKK yang belum dapat dipecahkan oleh siswa. b. Penutup
1. Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
2. Guru meminta siswa untuk membaca materi yang akan dibahas
pada pertemuan berikutnya dan menanyakan kepada siswa ”Hal -hal apa saja yang ingin kalian pelajari pada sub materi pokok struktur dan fungsi bunga, buah, dan biji?” (pertemuan I). Pada pertemuan II Guru meminta siswa untuk membaca materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya dan menanyakan kepada
B. Langkah-langkah pembelajaran pada kelas kontrol sebagai
berikut :
a. Pendahuluan
1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan mengecek kehadiran siswa.
2. Guru mengadakan tes awal (pretes) untuk materi struktur dan fungsi jaringan tubuh tumbuhan. (Pertemuan I).
3. Guru membacakan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan tujuan pembelajaran.
4. Guru memberikan motivasi dan apersepsi dengan cara:
I. Pertemuan I, motivasi dengan membawa sampel tanaman jagung dan tanaman bayam kemudian memanggil salah satu siswa untuk maju ke depan kelas dan menanyakan kepada
siswa ”Tolong tunjukkan letak akar, batang, dan daun dari
sampel tanaman yang bapak bawa! Apa yang terjadi jika akar
tidak ada?” Guru memberikan apersepsi dengan memberi
II. Pertemuan II, motivasi dengan membawa sampel bunga sepatu kemudian memanggil salah satu siswa ke depan kelas
dan menanyakan kepada siswa ”Tolong tunjukkan bagian -bagian penyusun bunga! Tahukah kalian -bagian bunga yang
menyebabkan bunga tersebut dihinggapi oleh lebah?” Guru
memberikan apersepsi dengan memberi pertanyaan ”apakah
masing-masing penyusun bunga, buah, dan biji memiliki fungsi yang sama? Setiap bagian penyusun organ reproduktif tersebut memiliki struktur dan fungsi yang berbeda. Oleh karena itu, kita perlu mempelajari bagian-bagian penyusun organ reproduktif pada tumbuhan beserta fungsinya
masing-masing.”
III. Pertemuan III, motivasi dengan memutar video pembelajaran tentang pengangkutan air dan mineral pada tumbuhan di
depan kelas kemudian bertanya kepada siswa ”Coba kalian
jelaskan peristiwa apa yang baru saja kalian lihat pada video yang baru saja diputar?” Guru memberikan apersepsi dengan
menanyakan kepada siswa ” Mengapa air dan mineral dapat
naik ke atas/daun? Melalui jaringan apakah air dan mineral
naik ke atas/daun?” kemudian guru berkata ”Air dan mineral
diangkut oleh jaringan tertentu pada tumbuhan dan terdapat faktor-faktor yang menyebabkan naiknya air dari akar ke daun. Oleh karena itu, kita perlu mempelajari proses
b. Kegiatan inti
1. Guru membagi siswa dalam 8 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang.
2. Pada pertemuan I siswa pada masing-masing kelompok
mendiskusikan bahan kajian yang ada dalam LKK. Kelompok 1, 2 dan 3 melakukan pengamatan charta akar, kajian pustaka dan diskusi tentang struktur anatomi akar. Kelompok 4, 5 dan 6 melakukan pengamatan charta batang, kajian pustaka dan diskusi tentang struktur anatomi batang. Kelompok 7 dan 8 melakukan pengamatan charta daun, kajian pustaka dan diskusi tentang struktur anatomi daun. Pada pertemuan II Siswa pada masing-masing kelompok mendiskusikan bahan kajian yang ada dalam LKK. Kelompok 1, 2, 3 melakukan kajian pustaka dan diskusi tentang struktur dan fungsi bunga. Kelompok 4, 5, 6 melakukan kajian pustaka dan diskusi tentang struktur dan fungsi buah.. Kelompok 7 dan 8 melakukan kajian pustaka dan diskusi tentang struktur dan fungsi biji. Pada pertemuan III siswa pada masing-masing kelompok mendiskusikan bahan kajian yang ada dalam LKK. Kelompok 1, 2, 3, 4 melakukan kajian pustaka dan diskusi tentang pengangkutan hasil fotosintesis pada tumbuhan.
Kelompok 5, 6, 7, 8 melakukan kajian pustaka dan diskusi tentang pengangkutan air dan mineral pada tumbuhan.
4. Guru meminta masing-masing kelompok untuk memamerkan hasil pengamatannya dengan menggunakan kertas karton dan mengunjungi pameran kelompok lain yang permasalahan pada LKKnya berbeda.
5. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan LKK yang telah dikerjakan.
6. Guru membahas (mengevaluasi) masalah-masalah yang ada dalam LKK yang belum dapat dipecahkan oleh siswa. c. Penutup
1. Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
2. Pada pertemuan I, guru menginformasikan bahwa pada pertemuan kedua materi yang akan dibahas adalah mengenai struktur dan fungsi bunga, buah, dan biji. Pada pertemuan II, guru
E. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data
Jenis dan teknik pengambilan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif adalah keterampilan proses sains siswa yang diperoleh dari nilai pretest dan postest. Penguasaan keterampilan proses sains dihitung selisih antara nilai Pretest dengan postest. Nilai selisih tersebut disebut sebagai N gain, lalu dianalisis secara statistik. Data kualitatif yaitu data aktivitas siswa yang diambil melalui observasi.
2. Teknik Pengambilan Data
Teknik pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a) Pretes dan postes
b) Lembar observasi aktivitas siswa
Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati poin kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√) pada lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah sebagi berikut:
a. Analisis Data
Untuk menguji hipotesis yang telah dikemukakan dalam penelitian ini diperlukan suatu analisis data untuk memperoleh kesimpulan. Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji t menggunakan software SPSS 16, sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa:
1. Uji Normalitas Data
Dengan kriteria pengujian yaitu Ho jika p-value > 0,05. Tolak Ho untuk
harga yang lainnya
2. Kesamaan Dua Varians
Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varians dengan menggunakan program SPSS 16. Hipotesis yang digunakan yaitu Ho : Kedua sampel mempunyai varians sama, H1 : Kedua sampel mempunyai varians berbeda. Dengan
kriteria uji yaitu jika F hitung < F tabel atau probabilitasnya > 0,05 maka
Ho diterima, - jika F hitung > F tabel atau probabilitasnya < 0,05 maka Ho
ditolak (Pratisto, 2004:13).
3. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan bantuan program Software SPSS versi 16. Hipotesis yang digunakan pada uji kesamaan dua rata-rata yaitu Ho = rata-rata keterampilan proses sains siswa kedua sampel sama, H1 = rata-rata keterampilan proses sains siswa kedua
sampel tidak sama. Dengan kriteria uji yaitu jika -ttabel < t hitung < t table,
maka Ho diterima, jika t hitung < - t table atau t hitung > t table. Maka Ho
ditolak . Hipotesis yang digunakan pada uji perbedaan dua rata-rata yaitu Ho = rata-rata keterampilan proses sains siswa pada kelas
Dengan kriteria uji yaitu jika -ttabel < t hitung < t table, maka Ho diterima.
Jika t hitung < - t table atau t hitung > t table , maka Ho ditolak (Pasetyo, 2004
:10)
b. Pengolahan Data Aktivitas Siswa
Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan
menggunakan indeks aktivitas siswa. Langkah–langkah yang dilakukan yaitu: 1) Melakukan observasi pada aktivitas siswa dengan menggunakan lembar
observasi aktivitas siswa.
Dimodifikasi dari Hake (dalam Carolina, 2010: 31)
Keterangan :
A.Kemampuan mengemukakan pendapat/ ide
1. Tidak mengemukakan pendapat /ide
2. Mengemukakan pendapat/ ide namun tidak sesuai dengan pembahasan 3. Mengemukakan pendapat/ide sesuai dengan pembahasan
B.Kemampuan Bertanya:
1. Tidak mengemukakan pertanyaan
2. Mengajukan pertanyaan, tetapi tidak mengarah pada permasalahan
3. Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan permasalahan
C.Bekerjasama dengan teman :
1. Tidak bekerjasama dengan teman (diam saja) 2. Bekerjasama tetapi hanya satu atau dua teman.
Aspek yang diamati
3. Bekerjasama baik dengan semua anggota kelompok
D.Melakukan kegiatan diskusi
1. Diam saja, tidak melakukan diskusi dalam kelompok
2. Melakukan diskusi, tapi kurang tepat dan tidak sesuai dengan permasalahan
3. Melakukan diskusi dengan tepat dan sesuai dengan permasalahan
E.Membuat Kesimpulan:
1. Tidak membuat kesimpulan
2. Membuat kesimpulan tetapi tidak lengkap dan tidak sesuai dengan hasil pengamatan
3. Membuat kesimpulan lengkap tetapi tidak sesuai dengan hasil pengamatan
2) Menghitung persentase rata–rata skor indeks aktivitas dengan menggunakan rumus:
3) Menafsirkan kategori Indeks Aktivitas Siswa sesuai klasifikasi pada tabel 5 Tabel 3. Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa
Interval (%) Kategori 0,00 – 29,99 Sangat Rendah
V. SIMPULAN DAN SARAN
A.Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Penggunaan model inkuiri terbimbing berpengaruh terhadap keterampilan proses sains siswa pada meteri pokok struktur dan fungsi jaringan tubuh tumbuhan
2. Rata-rata keterampilan proses sains yang menggunakan model inkuiri terbimbing pada materi pokok struktur dan fungsi jaringan tubuh tumbuhan lebih tinggi dari pada proses pembelajaran yang biasa di sekolah.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis menyarankan sebagi berikut :
optimal dan mengefektifkan jam pelajaran saat penggunaan model inkuiri, khususnya pada saat siswa melakukan inkuiri agar proses belajar berjalan dengan baik
DAFTAR PUSTAKA
BSNP. 2006. Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh/Model Silabus SMA/MA. Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta
Carolina, H S. 2010. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Model Inkuiri Terbimbing Pada Materi Pokok Ekosistem Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ( Studi Ekperimen Pada Kelas X Sman 1 Kalirejo Lampung Tengah Taun Pelarana 2009/2010). (skripsi). Universitas Lampung. Dimyati dan Moedjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka cipta : Jakarta Hatminingsih, E S. 2011. Pengaruh Penggunaan Model Inkuiri Terbimbing Terhadap
Keterampilan Proses Sains Oleh Siswa Materi Pokok Sistem gerak Pada Manusia. FKIP Unila. Bandarlampung
Loranz, D.2008.Gain Score. Google.http/www.tmcc.edu/vp/acstu/assesment/
download/documents/reports/archieves/displine/0708/SLOAPHYSDiscipline0 708.pdf.(1september 2011: 20.45 WIB)
Lie, A. 2004. Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Gramedia: Jakarta.
Kusumastuti, M.N. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi (Common Texbook). Bandung : Buku Ajar Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia. Mulyasa. 2003. http:/ifzanul.blogspot.com/macam-macam-metode-pembelajaran.html
( 22.30 jam)
Purwanto, A., dan E.Sulistiastuti D. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif. Gava Media : Jakarta
Roestiyah. N.K. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta:Jakarta Semiawan, C. 1986. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: Gramedia.
Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan . Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Sarwono, J. 2009. Sataistik Itu Mudah.CV Andi Offset: Yogyakarta
Slameto. 2003. Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester. Bumi Aksara: Jakarta
Soetardjo dan Soejitno.1998. Proses Belajar Mengajar Dengan Metode Pendekatan Keterampilan Proses. SIC: Surabaya
Sumiati dan Asra. 2008. Metode Pembelajaran. CV Wacana Prima: Bandung Tedjo.1987.ketrampilan proses. http/wordpress.com/2009/08/15/21:00/ketrampilan
proses
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Prestasi Pustaka:Jakarta.
TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN : SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI 1 MERBAU MATARAM MATA PELAJARAN : IPA
KELAS / SEMESTER : VIII (DELAPAN) / I (Ganjil)
STANDAR KOMPETENSI : 2 Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan ALOKASI WAKTU : 6 x 40 menit
Kompetensi Dasar Materi Pokok / Materi
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi
waktu
Struktur dan Fungsi Bunga, Buah, Biji
Mengamati struktur organ pokok tumbuhan dan macam-macam jaringan penyusun organ pokok tumbuhan melalui beberapa preparat awetan akar, batang, daun dan charta organ pokok tumbuhan
Mengkaji literatur tentang struktur dan fungsi jaringan penyusun organ pokok pada tumbuhan
Mendiskusikan jawaban atas permasalahan tentang struktur dan fungsi jaringan penyusun organ pokok buah, dan biji dan melalui charta organ reproduktif tumbuhan
Mengkaji literatur tentang struktur dan fungsi bagian-bagian penyusun organ reproduktif pada tumbuhan
Mendiskusikan jawaban
Membedakan struktur dan fungsi jaringan pada akar, batang,dan daun.
Menunjukkan letak macam-macam jaringan pada akar, batang, dan daun.
Membedakan struktur dan fungsi akar, batang, dan daun.
Membedakan struktur bunga, buah, dan biji
Menjelaskan fungsi bunga, buah, dan biji Tes pilihan jamak dan isian singkat
Peranan Pembuluh Xilem dan Floem pada Tumbuhan
struktur dan fungsi bagian penyusun organ reproduktif pada tumbuhan mineral pada tumbuhan dan menonton video
pengangkutan gula pada tumbuhan.
Mengkaji literatur tentang strktur dan fungsi pembuluh angkut dan proses pengangkutan air dan mineral yang terlarut pada tumbuhan dan pengangkutan gula/hasil fotosintesis pada tumbuhan.
RPP untuk kelas eksperimen Pertemuan 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SMP Negeri 1 Merbau Mataram Mata Pelajaran : IPA (Biologi)
Materi Pokok : Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan
Kelas / Semester : VIII/1
Waktu : 2 X 40 Menit
A. Standar Kompetensi
Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan
B. Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan
C. Indikator
1. Membedakan struktur dan fungsi jaringan pada akar, batang, dan daun.
2. Menunjukkan letak macam-macam jaringan pada akar, batang, dan daun.
3. Membedakan struktur dan fungsi akar, batang, daun.
D. TujuanPembelajaran
1. Siswa dapat membedakan ciri-ciri anatomi berbagai jaringan pada akar, batang, dan daun
2. Siswa dapat menjelaskan fungsi berbagai macam jaringan pada akar, batang, dan daun
3. Siswa dapat menunjukkan letak epidermis, korteks, stele pada akar dan batang dan
jaringan dermal (epidermis), jaringan dasar, dan jaringan pengangkut pada daun
tumbuhan
E. Materi Ajar
Tumbuhan merupakan salah satu makhluk hidup, dalam hidupnya tumbuhan ditunjang oleh
organ tumbuhan yang tersusun oleh berbagai macam jaringan yang mempunyai struktur
berbeda sesuai dengan fungsinya. Organ tumbuhan terdiri atas akar, batang, daun, bunga,
buah, dan biji. Akar, batang, dan daun merupakan alat tubuh pokok (organ pokok) pada
tumbuhan. Sedangkan bunga, buah, dan biji merupakan alat tubuh reproduktif (organ
terdapat di bawah tanah dan merupakan kelanjutan dari sumbu tanaman. Pada kelompok
tumbuhan tingkat tinggi terdapat dua sistem perakaran , yaitu sistem akar serabut dan sistem
akar tunggang. Batang merupakan organ tempat lintasan makanan hasil fotosintesis yang
diproduksi oleh daun. Daun merupakan salah satu organ pokok pada tumbuhan. Daun
berbentuk pipih melebar pada umumnya berwarna hijau karena mengandung kloroplas di
dalam sel-selnya.
F. Srategi Pembelajaran
Model : Inkuiri
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
No Kegiatan Pembelajaran Sintak Inkuiri
Waktu (menit)
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan mengecek kehadiran siswa
b. Guru mengadakan tes awal (pretes) untuk materi struktur dan fungsi tubuh tumbuhan
c. Guru membacakan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan tujuan
pembelajaran.
d. Guru memberikan motivasi dengan membawa sampel tanaman jagung dan tanaman nanas kemudian memanggil salah satu siswa untuk maju ke depan kelas dan menanyakan kepada
siswa ”Tolong tunjukkan letak akar, batang, dan
daun dari sampel tanaman yang bapak bawa!
Apa yang terjadi jika daun tidak ada?”
e. Guru memberikan apersepsi dengan memberi
penegasan kepada siswa, ”Karena fungsi dari
macam-macam organ tersebut berbeda, lalu bagaimana susunan jaringan pada akar, batang, dan daun? Oleh karena itu, kita perlu
mempelajari tentang struktur dan fungsi masing-masing organ tersebut, tidak hanya struktur luar saja tetapi juga struktur dalam masing-masing
organ tersebut”.
20 menit
2 Kegiatan inti
a. Guru membagi siswa dalam 8 kelompok, masing-masing kelompok terdiri atas 5 orang b. Siswa pada masing-masing kelompok membaca
rumusan masalah pada LKK dan memberikan hipotesis terhadap masalah yang diajukan c. Siswa pada kelompok 1, 2, dan 3 mengamati
struktur anatomi akar menggunakan mikroskop kemudian menuliskan ciri-ciri dan fungsi
macam-macam jaringan penyusun akar. Kelompok 4, 5 dan 6 mengamati struktur anatomi batang menggunakan mikroskop kemudian menuliskan ciri-ciri dan fungsi masing-masing jaringan penyusun batang. Kelompok 7 dan 8 mengamati struktur anatomi daun menggunakan mikroskop kemudian menuliskan ciri-ciri dan fungsi masing-masing jaringan penyusun daun.
d. Guru membimbing siswa dalam melakukan pengamatan dan mengamati aktivitas siswa
e. Guru meminta siswa mendiskusikan hasil pengamatan yang mereka lakukan dan menjawab pertanyaan- pertanyaan yang ada dalam LKK
f. Guru meminta masing-masing kelompok untuk memamerkan hasil pengamatannya dengan menggunakan kertas karton dan mengunjungi pameran kelompok lain yang permasalahan pada LKKnya berbeda
g. Guru memuji siswa yang antusias dan berperan aktif dalam proses penemuan
h. Guru meminta siswa mengumpulkan LKK yang telah dikerjakan.
i. Guru membahas (mengevaluasi) masalah-masalah yang ada di dalam LKK yang belum dapat dipecahkan oleh siswa.
mengumpulkan
3 Kegiatan penutup
a. Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
b. Guru meminta siswa
untuk membaca materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya dan menanyakan kepada
siswa ”Hal-hal apa saja yang ingin kalian
pelajari pada sub materi pokok struktur dan
fungsi bunga, buah, dan biji?”
c. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam
H. Sumber Belajar
- Lembar Kerja Kelompok (LKK) struktur dan fungsi akar, batang, daun; struktur anatomi
akar; struktur anatomi batang; struktur anatomi daun.
H. Penilaian
1) Teknik : Tes tertulis
LEMBAR KERJA KELOMPOK I
(Kelas Eksperimen)
Tujuan
Membedakan ciri-ciri anatomi akarpada tumbuhan serta menjelaskanfungsi
macam-macam jaringan penyusun akar.
Rumusan Masalah
Apabila kita memperhatikan tumbuhan yang ada di sekitar kita,maka dapat kita temukan
beragam bentuk akar, batang, dan daun. Setiap bagian tersebut memiliki bentuk
morfologi (bentuk luar) yang berbeda-beda. Pada setiap bagian organ akar, batang, dan
daun tesusun atas jaringan yang menjalankan fungsi tertentu untuk menunjang kehidupan
tumbuhan tersebut. Akar merupakan salah satu organ pokok pada tumbuhan yang
memiliki peranan yang amat penting. Selama ini kita hanya memperhatikan bentuk luar
(morfologi) dari akar sajadan sering mengabaikan struktur dalam (anatomi) dari
akar.Apakah akar tumbuhan tersusun atas bermacam-macam jaringan? Apakah
masing-masing jaringan penyusun akar pada tumbuhan memiliki ciri-ciri dan fungsi yang sama?
Hipotesis
……… ………
Nama Kelompok: 1.
……… ………
Alat dan Bahan
1. Mikroskop
2. Preparat awetan penampang melintang akar kacang tanah (Arachis Hypogea)
3. Literatur yang mendukung
Prosedur percobaan
1. Letakkan preparat penampang melintang akar kacang tanah pada meja benda
mikroskop
2. Awali pengamatan dengan perbesaran lemah, setelah objeknya ditemukan, gunakan
perbesaran kuat.
3. Amati dengan seksama susunan jaringan pada akar lalu gambar objek tersebut
kemudian beri keterangan bagiannya, jelaskan ciri-ciri dan fungsi
bagian-bagian tersebut dengan mengisi tabel di bawah ini: (Observasi dan Interpretasi)
Nama Jaringan
Ciri-ciri Fungsi
1.
2.
4.
Setelah melakukan pengamatan preparat akar kacang tanah, adakah bagian-bagian
jaringan pada akar yang tidak terlihat pada preparat tersebut? Jika ada, tuliskan jaringan
tersebut beserta ciri-ciri dan fungsinya!
...
...
...
...
Berdasarkan pengamatan struktur anatomi (dalam) akar, terlihat bahwa akar tersusun atas
bermacam-macam jaringan. Buatlah dugaan mengapa jaringan penyusun akar memiliki
struktur atau bentuk yang berbeda-beda! (Prediksi)
Jaringan penyusun akar memiliki struktur atau bentuk yang berbeda-beda karena
...
...
Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan buatlah kesimpulan untuk mejawab
hipotesismu:
Akar merupakan salah satu organ pokok pada tumbuhan yang tersusun oleh berbagai
macam jaringan. Akar tersusun atas jaringan ………..,
………..,………..…, ………..……….,
……… dan ……… Jikaditinjau dari perbedaan dan
persamaan ciri-ciri dan fungsi jaringan, maka setiap jaringan penyusun akar memiliki
LEMBAR KERJA KELOMPOK II
(Kelas Eksperimen)
Tujuan
Membedakan ciri-ciri anatomi batang pada tumbuhan serta menjelaskan fungsi
macam-macam jaringan penyusun batang.
Rumusan Masalah
Apabila kita memperhatikan tumbuhan yang ada di sekitar kita, maka dapat kita temukan
beragam bentuk akar, batang, dan daun. Setiap bagian tersebut memiliki bentuk
morfologi (bentuk luar) yang berbeda-beda. Pada setiap bagian organ akar, batang, dan
daun tesusun atas jaringan yang menjalankan fungsi tertentu untuk menunjang kehidupan
tumbuhan tersebut. Batang merupakan salah satu organ pokok pada tumbuhan yang
memiliki peranan yang amat penting. Selama ini kita hanya memperhatikan bentuk luar
(morfologi) dari batangsaja dan sering mengabaikan struktur dalam (anatomi) dari
batang.Apakah batang tumbuhantersusun atas bermacam-macam jaringan?Apakah
masing-masing jaringan penyusun batang memiliki ciri-ciri dan fungsi yang sama?
Hipotesis
……… ……… ………
Nama Kelompok: 1.
Alat dan Bahan
4. Mikroskop
5. Preparat awetan penampang melintang batang kacang tanah (Arachis Hypogea)
6. Literatur yang mendukung
Prosedur percobaan
1. Letakkan preparat penampang melintang batang kacang tanah pada meja benda
mikroskop
2. Awali pengamatan dengan perbesaran lemah, setelah objeknya ditemukan, gunakan
perbesaran kuat.
3. Amati dengan seksama susunan jaringan pada batang lalu gambar objek tersebutserta
beri keterangan bagian-bagiannya, jelaskan ciri-ciri dan fungsi bagian-bagian tersebut
dengan mengisi tabel di bawah ini: (Observasi dan Interpretasi)
Nama Jaringan
Ciri-ciri Fungsi
1.
2.
4.
5.
Berdasarkan pengamatan struktur dalam batang, terlihat bahwa batang tersusun oleh
bermacam-macam jaringan. Buatlah dugaan mengapa jaringan penyusun batang memiliki
struktur atau bentuk yang berbeda-beda! (Prediksi)
Jaringan penyusun batang memiliki struktur atau bentuk yang berbeda-beda karena
...
...
Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan buatlah kesimpulan untuk mejawab
hipotesismu:
Batang merupakan salah satu organ pokok pada tumbuhan yang tersusun oleh
bermacam-macam jaringan. Dari bagian terluar hingga ke dalam,batang tersusun atas jaringan
.………..…….…….., ………..…..………, ………….……..……….,
……… dan ……….. Jika ditinjau dari perbedaan dan
persamaan ciri-ciri dan fungsi jaringan, maka setiap jaringan penyusun batang memiliki
LEMBAR KERJA KELOMPOK III
(Kelas Eksperimen)
Tujuan
Membedakan ciri-ciri anatomi daun pada tumbuhan serta menejelaskan fungsi
macam-macam jaringan penyusun daun.
Rumusan Masalah
Apabila kita memperhatikan tumbuhan yang ada di sekitar kita, maka dapat kita temukan
beragam bentuk akar, batang, dan daun. Setiap bagian tersebut memiliki bentuk
morfologi (bentuk luar) yang berbeda-beda. Pada setiap bagian organ akar, batang, dan
daun tesusun atas jaringan yang menjalankan fungsi tertentu untuk menunjang kehidupan
tumbuhan tersebut. Daun merupakan salah satu organ pokok pada tumbuhan yang
memiliki peranan yang amat penting. Selama ini kita hanya memperhatikan bentuk luar
(morfologi) dari daun saja dan sering mengabaikan struktur dalam (anatomi) dari
daun.Apakah daun tumbuhantersusun atas bermacam-macam jaringan? Apakah
masing-masing jaringan penyusun daun memiliki ciri-ciri dan fungsi yang sama?
Hipotesis
……… ……… ………
Alat dan Bahan
7. Mikroskop
8. Preparat awetan penampang melintang daun karet (Ficus elastica)
9. Literatur yang mendukung
Prosedur percobaan
1. Letakkan preparat penampang melintang daun karet pada meja benda mikroskop.
2. Awali pengamatan dengan perbesaran lemah, setelah objeknya ditemukan, gunakan
perbesaran kuat.
3. Amati dengan seksama susunan jaringan pada daun lalu gambar objek tersebut
kemudian beri keterangan bagiannya, jelaskan ciri-ciri dan fungsi
bagian-bagian tersebut dengan mengisi tabel di bawah ini: (Observasi dan Interpretasi)
Nama Jaringan
Ciri-ciri Fungsi
1.
2.
3.
5.
Setelah melakukan pengamatan, ternyata daun tersusun oleh jaringan dermal yang terdiri
dari jaringan ... yang terletak di
..., jaringan dasar
(parenkim) yang terdiri dari ... dan ... yang
terletakdi
...,
dan jaringan pengangkut yang terdiri dari ... dan ...
Setelah melakukan pengamatan anatomi daun, tampak bahwa terdapat suatu jaringan
yang letak antara satu sel dengan sel yang lain sangat renggang/banyak terdapat rongga
udara. Buatlah dugaan mengapa strukturnya demikian! (Prediksi)
...
Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan buatlah kesimpulan untuk mejawab
hipotesismu:
Daun merupakan salah satu organ pokok pada tumbuhan yang tersusun oleh berbagai
macam jaringan. Daun tersusun oleh jaringan dermal yang terdiri dari jaringan ………, jaringan dasar (parenkim) yang terdiri dari jaringan
……… dan jaringan ………, dan jaringan pengangkut yang
terdiri dari dan jaringan ……….. dan ……….. Jika ditinjau dari
perbedaan dan persamaan ciri-ciri dan fungsi jaringan, makasetiap jaringan penyusun
Lampiran 6. Foto Pelaksanaan Penelitian
Gambar 1. Siswa mengerjakan soal evaluasi (pretes/postes)
Gambar 3. Guru Memberi Motivasi dan Apersepsi
Gambar 5. Siswa Melakukan Penemuan/ Mengumpulkan Informasi Yang Relevan Dengan Permasalahan Dan Mendiskusikan Hasil Pengamatan Untuk Menjawab Pertanyaan Dalam LKK
gambar 7. Siswa memamerkan hasil pengamatan