• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA RENCANA KERJA PERUBAHAN PERANGKAT DAERAH 2020 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA YOGYAKARTA 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA RENCANA KERJA PERUBAHAN PERANGKAT DAERAH 2020 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA YOGYAKARTA 2020"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

RENCANA KERJA PERUBAHAN

PERANGKAT DAERAH

2020

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

KOTA YOGYAKARTA

(2)

I BAB I PENDAHULUAN

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta merupakan sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, gawat darurat serta tindakan medik yang dilaksanakan selama 24 jam melalui upaya kesehatan perorangan dalam penyelenggaraan pelayanan rumah sakit. Dengan demikian, rumah sakit harus melakukan senantiasa melakukan upaya peningkatan mutu pelayanan umum dan pelayanan medik.

Dalam perkembangannya, rumah sakit telah berubah menjadi suatu institusi yang sangat kompleks sehingga memerlukan suatu manajemen yang baik. Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan dapat diartikan keseluruhan upaya dan kegiatan secara komprehensif dan integrative yang menyangkut struktur, proses, outcome secara objektif, sistematik dan berlanjut memantau dan menilai mutu dan kewajaran pelayanan terhadap pasien, menggunakan peluang untuk meningkatkan pelayanan pasien, dan memecahkan masalah-masalah yang muncul sehingga pelayanan yang diberikan di rumah sakit berdaya guna dan berhasil guna.

Pengelolaan rumah sakit, baik dari aspek manajemen maupun operasional dituntut semakin berkembang guna memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, dan biaya pelayanan kesehatan terkendali sehingga akan berujung pada kepuasan pasien. Mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit perlu didukung oleh sumber daya yang dimiliki meliputi sumber daya manusia, sarana, prasarana, peralatan medis, dan anggaran rumah sakit yang memadai.

Merupakan tantangan tersediri bagi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta yang telah ditunjuk sebagai Rumah Sakit Rujukan Regional berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan No. H.K. 02.03/I/0363/2015 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Provinsi dan Rumah Sakit Rujukan Regional. Rumah Sakit Rujukan Regional sebagaimana yang dimaksud pada keputusan tersebut adalah:

1. Menjadi rumah sakit rujukan sebagai pengampu rujukan medik dan transfer

of knowledge dari rumah sakit dibawahnya sesuai ketentuan yang berlaku.

2. Menjalin kerjasama dengan rumah sakit rujukan nasional dan/atau antar rumah sakit rujukan terutama dalam pemenuhan kebutuhan sumber daya 3. Mengembangkan layanan unggulan spesialistik sesuai klasifikasi dan jenis

(3)

NICU, PICU dan tempat tidur kelas III serta layanan ambulans untuk penguatan SPGDT.

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta adalah rumah sakit tipe B Pendidikan milik Pemerintah Kota Yogyakarta dan telah ditetapkan sebagai BLUD (Badan Layanan Umum Daerah). Pengelolaan suatu Badan Layanan Umum yang diharapkan dapat menjadi lebih responsif dan agresif dalam menghadapi tuntutan masyarakat dengan memberikan pelayanan prima yang efektif dan efisien namun tidak meninggalkan fungsi sosialnya.

Sejak akhir tahun 2019, terjadi dinamika pelayanan perumahsakitan dan layanan kesehatan dasar di dunia akibat hantaman gelombang pandemi Covid-19 yang juga melanda Indonesia sejak diumumkannya kasus positif Covid-19 pertama di awal Maret 2020. Sebagai Rumah Sakit Rujukan Tipe B; RSUD Kota Yogyakarta mendapatkan SK Penetapan menjadi salah satu RS Rujukan Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging Tertentu dari Kementerian Kesehatan RI tertanggal 10 Maret 2020 sehingga RSUD Kota Yogyakarta harus mampu memberikan pelayanan penanganan bagi pasien suspect dan terkonfirmasi Covid-19. Berbagai kebijakan Pusat dan Daerah dikeluarkan demi menghambat laju penyebaran dan penularan Covid-19, salah satunya adalah pembatasan pelayanan publik. Namun demikian walaupun ada kebijakan pembatasan pelayanan publik tersebut, sebagai RS Rujukan Covid-19; RSUD Kota Yogyakarta tetap menyelenggarakan pelayanan publik dengan mematuhi standar pelayanan minimal dan pemenuhan standarisasi sarana prasarana pendukung dalam penanganan Covid-19 sehingga terwujud pelayanan publik yang efektif dan prima kepada masyarakat.

Rencana Kerja (Renja) Perubahan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) merupakan dokumen perencanaan OPD yang memuat kebijakan, program, dan kegiatan sebagai arah dan acuan dalam kebijakan pembangunan kesehatan. Rencana Kerja Perubahan OPD tahun 2020 ini mengacu pada RKPD Kota Yogyakarta tahun 2020 yang telah mengakomodir program Organisasi Perangkat Daerah (OPD), lintas OPD, dan program kewilayahan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Rencana Kinerja Perubahan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta tahun 2020 ini disusun melalui perencanaan yang bersifat buttom-up berdasarkan masukan dari setiap unit kegiatan di lingkungan rumah sakit sebagai ujung tombak pelayanan. Kegiatan yang direncanakan disesuaikan dengan prioritas pelayanan dan kebutuhan rumah sakit.

(4)

1.1. Latar Belakang

Rencana Kerja Perubahan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2020 merupakan dokumen perencanaan perubahan yang bersifat indikatif dan memuat berbagai program dan kegiatan yang akan dilaksanakan secara langsung oleh Rumah Sakit Jogja untuk melengkapi Rencana Kerja Tahun 2020. Program dan Kegiatan RSUD Kota Yogyakarta Tahun 2020 ini diprioritaskan sesuai dengan :

o Prioritas Nasional sebagaimana disebut dalam Undang-undang Nomor 44 Tahun 2010 Tentang Rumah Sakit, dan produk hukum turunannya seperti: Renstra Kementerian Kesehatan 2015-2019, Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, dan Andilnya dalam pencapaian Millenium Development Goals (MDG’s) bidang kesehatan.

o RPJP, RPJMD Pemerintah Kota Yogyakarta

o Rencana Strategis dan Bisnis RSUD Kota Yogyakarta Tahun 2017–2022 o Penetapan RSUD Kota Yogyakarta sebagai Rumah Sakit Pendidikan

berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. HK.02.02/I/1122/2017 tanggal 20 April 2017

o Penetapan RSUD Kota Yogyakarta sebagai RS Rujukan Regional berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Nomor HK.02.03/I/0363/2015 tanggal 13 Februari 2015.

o Penetapan RSUD Kota Yogyakarta sebagai RS Rujukan Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging Tertentu berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. HK.01.07/MENKES/169/2020 tanggal 10 Maret 2020.

Dokumen Rencana Kerja Perubahan Tahun 2020 ini merupakan pedoman dalam menyusun Rencana Belanja dan Anggaran (RBA) Perubahan RSUD Kota Yogyakarta Tahun 2020; serta merujuk pada Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Yogyakarta Tahun 2005-2025 dan Rancangan Awal Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Yogyakarta Tahun 2020 yang mengarah pada koridor pembangunan Kota Yogyakarta dengan tema : “Peningkatan Daya Saing

sebagai Pusat Pelayanan Jasa untuk Masyarakat Berdaya dan Berbudaya”.

Selaras dengan Program Pembinaan Upaya Kesehatan yang tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015 Tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015–2019, yaitu meningkatnya akses pelayanan

(5)

"TERWUJUDNYA RUMAH SAKIT RUJUKAN REGIONAL YANG PRIMA BERBASIS KESELAMATAN PASIEN DAN WAHANA PENDIDIKAN

BERKOMPETEN”

Misi yang ditetapkan sebagai penjabaran Visi tersebut adalah :

“Mewujudkan pelayanan RS sesuai standar,berbasis keselamatan pasien, dan RS sebagai wahana pendidikan, penelitian, pelatihan, dan pengembangan”

Secara spesifik, program dan kegiatan RSUD Kota Yogyakarta disesuaikan dengan Sasaran yang tercantum pada Program Pembinaan Upaya Kesehatan Rujukan pada Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2014–2019, yaitu tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan rujukan berkualitas yang dapat dijangkau oleh masyarakat.

Senyampang hal tersebut, RSUD Kota Yogyakarta yang telah ditetapkan sebagai RS Rujukan Regional untuk wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta diharapkan mampu menjadi pengampu rujukan medik dan

transfer of knowledge dari rumah sakit di bawahnya sesuai ketentuan yang

berlaku.

1.2. Landasan Hukum

a. Undang–Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; b. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;

c. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

d. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1045/MENKES/PER /XI/2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan;

e. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2014 Tentang Klasifikasi dan Perijinan Rumah Sakit;

f. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit;

g. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1214/Menkes/SK/XI/2007 tentang Peningkatan Kelas Rumah Sakit Jogja Milik Pemerintah Daerah Kota Yogyakarta;

(6)

h. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 772/MENKES/SK/VI/2002 tentang Pedoman Peraturan Internal Rumah Sakit;

i. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015 Tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015–2019; j. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/MENKES/390/2014

Tentang Pedoman Penetapan Rumah Sakit Rujukan Nasional;

k. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/MENKES/391/2014 Tentang Pedoman Penetapan Rumah Sakit Rujukan Regional;

l. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.03/I/0233/2014 tentang Penetapan RSUD Kota Yogyakarta sebagai Rumah Sakit Pendidikan; m. Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Nomor

HK.02.03/I/0363/2015 Tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Provinsi dan Rumah Sakit Rujukan Regional;

n. Keputusan Menteri Kesehatan No. HK.01.07/MENKES/169/2020 tentang Penetapan RSUD Kota Yogyakarta sebagai RS Rujukan Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging Tertentu;

o. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 9 Tahun 2008 Tentang Pembentukan, Susunan, Kedudukan dan Tugas Pokok Lembaga Teknis Daerah Kota Yogyakarta;

p. Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2012 Tentang Rincian Tugas dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta.

1.3. Maksud dan Tujuan 1. Maksud

Rencana Kerja Perubahan Organisasi Perangkat Daerah RSUD Kota Yogyakarta (Renja Perubahan RS Jogja) Tahun 2020 disusun sebagai pedoman bagi seluruh personil organisasi dan pihak-pihak yang terkait dalam rangka mewujudkan tujuan yang hendak dicapai di tahun 2020. 2. Tujuan

Tujuan disusunnya Renja Perubahan RS Jogja adalah :  Tujuan Umum

Dengan tersusunnya Renja Perubahan RS Jogja ini, maka akan: a. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan manajemen Rumah Sakit

yang transparan, efektif dan efisien, responsif serta berkeadilan, dengan tersedianya rencana kerja sebagai pedoman arah dan tujuan yang pasti,

(7)

b. Memantapkan pelaksanaan akuntabilitas kinerja instansi sebagai wujud pertanggungjawaban dalam pencapaian visi, misi, tujuan rumah sakit

c. Mengembangkan pola pikir sumber daya manusia dan manajemen rumah sakit kepada sikap dan tindakan yang berorientasi pada koridor perencanaan yang telah ditetapkan.

d. Tercapainya Efektifitas dan Efisiensi dalam penggunaan sumber daya yang ada guna terwujudnya visi, tercapainya misi dan tujuan pembangunan.

Tujuan Khusus

a. Tersusunnya Program, Rencana Kegiatan, dengan indikator-indikator program dan kegiatan yang akan dicapai, sumber-sumber pembiayaan/dana yang diperlukan, Tatakala Kegiatan dengan jelas, terinci dan terstruktur, sehingga dapat diwujudkannya visi, dan tercapainya misi yang diinginkan pada waktu yang telah direncanakan.

b. Dikenali dan dapat diantisipasinya kelemahan, tantangan serta hambatan yang akan dihadapi dalam pelaksanaan Renja RS Jogja sehingga dapat menyusun strategi pemecahan masalah yang tepat.

1.4. Sistematika Penulisan

Menguraikan pokok bahasan dalam Rencana Kerja Perubahan Organisasi Perangkat Daerah serta susunan garis besar isi dokumen terdiri dari :

BAB I PENDAHULUAN

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA PERANGKAT DAERAH SAMPAI DENGAN TRIWULAN II

BAB III RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN DALAM PERUBAHAN RENJA PERANGKAT DAERAH

(8)

II BAB II

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA PERANGKAT DAERAH SAMPAI DENGAN TRIWULAN II

2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja Perangkat Daerah Tahun 2020 Sampai

Dengan Triwulan II

Berdasarkan tugas, pokok, fungsi dan urusan dalam menyelenggarakan urusan pemerintah daerah dibidang Kesehatan maka Visi RSUD Kota Yogyakarta untuk tahun 2017-2022 adalah:

"TERWUJUDNYA RUMAH SAKIT RUJUKAN REGIONAL YANG PRIMA BERBASIS KESELAMATAN PASIEN DAN WAHANA PENDIDIKAN BERKOMPETEN”

Misi yang ditetapkan sebagai penjabaran Visi tersebut adalah :

“Mewujudkan pelayanan RS sesuai standar,berbasis keselamatan pasien, dan RS sebagai wahana pendidikan, penelitian, pelatihan, dan pengembangan”

Selama masa tanggap darurat pandemi covid-19, Direktur RSUD Kota Yogyakarta mengeluarkan beberapa kebijakan demi menekan laju penyebaran penyakit dan percepatan penanganan Covid-19. Sehingga hasil operasional pelayanan yang mengalami penurunan signifikan, namun hal tersebut tidak mengisyaratkan penurunan kinerja sesungguhnya. Beberapa kebijakan tersebut diantaranya adalah :

- Ditiadakannya waktu kunjung pasien rawat inap

- Dibatasinya pelayanan operasi elektif (terencana) dan difokuskan untuk operasi emergency dan urgency

- Dibatasinya pasien klinik rawat jalan non gawat darurat

- Pengalihfungsian beberapa bangsal menjadi Bangsal yang menangani covid-19

- Dibatasinya hunian rawat inap, sehingga 1 kamar hanya berisi 1 pasien rawat inap walaupun di ruang kelas 2 dan kelas 3 yang berisi tempat tidur lebih dari 1 TT (sehingga BOR sangat rendah)

Berikut ini hasil evaluasi pelaksanaan Renja tahun 2020 sampai dengan triwulan II :

(9)

Tabel 2.1

Evaluasi Terhadap Hasil Renja Perangkat Daerah RSUD Kota Yogyakarta Tahun 2020

: BLUD - RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RS JOGJA)

Fisik Keuangan Fisik Keuangan Fisik Keuangan Fisik Keuangan Fisik Keuangan Fisik Keuangan Fisik Keuangan Fisik Keuangan

1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16=14/10 17=15/11 18=8+14 19=9+15 20=18/6 21=19/7 22 23 Standar pelayanan RS berbasis mutu dan keselamatan pasien meningkat Presentase karyawan mendapatkan pelatihan minimal 20 jam per tahun

(Jumlah karyawan mendapatkan pelatihan minimal 20 jam per tahun : Jumlah seluruh karyawan RS) x 100%

60% 145.621.706.364 25% 140.010.872.772 45% 125.873.629.435 22% 59.354.572.400 6,90% 49.811.521.970 15,33% 39,57%

Direktur RSUD Kota Yogyakarta Presentase sarana, prasarana dan

peralatan kesehatan sesuai standar rumah sakit rujukan regional kelas B Pendidikan

( ∑pemenuhan sarana, prasarana dan peralatan : ∑Standar sarana, prasarana dan peralatan rumah sakit kelas B pendidikan dan rujukan regional ) x 100%

82,00% 82,00% 80,00% 80,00% 82,35% 102,94% 0,00%

Direktur RSUD Kota Yogyakarta Pengembangan Sistem Informasi

Rumah Sakit Terintegrasi (Integrated Health System)

Jumlah modul pengembangan

SIM RS 24 22 22 22 22 100% 0,00%

Direktur RSUD Kota Yogyakarta 86.164.000.000 96.955.907.772 75.341.675.635 59,25% 42.564.120.000 58,19% 33.459.272.934 98,23% 78,61% 0,00% 0,00%

Belanja Pegawai Operasional Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Rujukan

12 bulan 12 bulan 12 bulan 57,85% 57,85% 100,00% Belanja Barang dan Jasa

Operasional Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Rujukan

12 bulan 12 bulan 12 bulan 60,00% 60,00% 100,00% Belanja Modal Pelayanan

Kesehatan Rumah Sakit Rujukan

12 bulan 12 bulan 12 bulan 65,00% 33,33% 51,28%

Formula Indikator Program

Target Capaian Kinerja Renstra SKPD

pada Akhir Renstra

Realisasi Renja SKPD TW II Tahun 2020 Tingkat Realiasi TW II Tahun 2020 NAMA SKPD No Sasaran Program/Kegiatan

Indikator Kinerja Program (outcome)/ Kegiatan (output)

Realisasi Kinerja dan Anggaran Renstra SKPD s/d tahun 2019

Tingkat Capaian Kinerja dan Realisasi Anggaran

Renstra SKPD s/d Tahun 2019 (%) Unit SKPD Penanggung Jawab Ket 3 Program Pelayanan Kesehatan Rujukan Rumah Sakit Jogja

Realisasi Capaian Kinerja Renstra SKPD s/d RKPD Tahun Lalu (n-1)

2019

Target dan Realisasi Kinerja Program dan Kegiatan Tahun 2020 Target Kinerja dan Anggaran

Renja SKPD Tahun 2020 Target Renja SKPD TW II Tahun 2020 1 Upaya Pelayanan Kesehatan Rujukan Rumah Sakit Jogja 0 0,00%

(10)

59.457.706.364 43.054.965.000 50.531.953.800 31,87% 16.790.452.400 41,96% 16.352.249.036 131,66% 97,39% 0,00% 0,00%

Belanja Pegawai BLUD RS Jogja 0 ob 742 ob 3036 ob 50,00% 49,28% 98,56% Pengadaan Alat Tulis Kantor 0 bulan 4 bulan 10 bulan 50,00% 50,00% 100,00% Pengadaan Alat Listrik dan

Elektronik

0 bulan 4 bulan 10 bulan 50,00% 50,00% 100,00% Pengadaan Bahan Obat-obatan,

BHP Medis, AMHP Medis

0 bulan 12 bulan 7 bulan 25,00% 25,00% 100,00% Pengadaan Darah PMI 0 bulan 3 bulan 12 bulan 50,00% 50,00% 100,00% Pengadaan Jasa Kantor (Telepon,

Air, Listrik, Internet, TV Kabel)

0 bulan 4 bulan 12 bulan 50,00% 50,00% 100,00% Pengadaan Jasa Keamanan

(Satpam RS)

0 bulan 10 bulan 12 bulan 50,00% 50,00% 100,00% Pengadaan Jasa Orang

Perseorangan/Naban

756 ob 742 ob 636 ob 50,00% 49,06% 98,12% Pengadaan Jasa Kebersihan

(Cleaning Service RS)

0 bulan 0 bulan 12 bulan 50,00% 50,00% 100,00% Belanja Perjalanan Dinas Luar

Daerah

0 orang kali 0 orang kali 3 orang kali 54,17% 54,17% 100,00% Pengadaan Jasa Pemeliharaan

Taman RS

0 bulan 0 bulan 12 bulan 50,00% 50,00% 100,00% Pengadaan Jasa Pemeliharaan

Alat-alat

Berat/Besar/Perbengkelan/Mesi n

########## 9 unit/paket 13 unit/paket 17,65% 0,00% 0,00% Pengadaan Alat-alat Kedokteran

Umum (DAK)

0 paket 1 paket 1 paket 20,00% 55,34% 276,70% Pengadaan Alat-alat Kesehatan

(APBD)

0 paket 1 paket 1 paket 35,00% 35,00% 100,00% Pengadaan Perbaikan/Renovasi

Bangunan/Gedung IGD (DAK)

0 unit 0 unit 1 unit 25,00% 0,00% 0,00% Pengadaan Jasa Pemeliharaan

Bangunan Pemerintah

0 paket 0 paket 1 paket 33,33% 100,00% 300,03% Pengadaan Mesin Penghancur

Kertas

0 unit 0 unit 1 unit 100,00% 100,00% 100,00% Pengadaan Papan Visual

Elektronik

0 unit 0 unit 3 unit 100,00% 25,00% 25,00% Pengadaan Almari 0 unit 0 unit 4 unit 100,00% 100,00% 100,00% Pengadaan Pompa Air 0 unit 0 unit 2 unit 100,00% 100,00% 100,00% Pengadaan Sofa/Kursi Ruang

Tamu

0 unit 0 unit 10 unit 0,00% 100,00% 0,00% Pengadaan Dispenser 0 unit 0 unit 4 unit 100,00% 100,00% 100,00%

2 Pendukung Pelayanan Kesehatan Rujukan Rumah Sakit Jogja 0 0,00%

(11)

2.2 Analisis Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah 1. Pencapaian Kinerja Pelayanan

1) Rawat Darurat

a) Dokter bersertifikat ATLS, ACLS dan GELS b) Perawat Terlatih PPGD

c) Instruktur PPGD d) Ambulance 118

Jumlah Kunjungan Pasien IGD Periode: Januari s.d. Juni 2020

Sumber : Data Rekam Medis RSUD Kota Yogyakarta

Kunjungan pasien IGD sampai dengan bulan Juni 2020 dapat dilihat dari grafik di atas. Kunjungn pasien mengalami fluktuatif dengan kunjungan tertinggi berada di bulan Maret dan kunjungan terendah terjadi di bulan Mei 2020.

Jumlah Kunjungan Pasien UGD

Berdasarkan Cara Bayar (Umum, JKN dan Non-JKN) Periode: Januari s.d. Juni 2020

(12)

2) Rawat Jalan

Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Jalan Periode : Januari s.d Juni 2020

Kunjungan pasien rawat jalan pada periode Januari s.d. Juni 2020 cenderung mengalami penurunan. Jumlah Kunjunganpasien rawat jalan tertinggi terjadi pada bulan Januari 2020 (8128) dan terendah terjadi pada bulan Mei 2020 (3347).

Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Jalan per Klinik Periode : Januari s.d Juni 2020

(13)

Dalam periode Januari s.d. Juni 2020, kunjungan poliklinik tertinggi yaitu klinik dalam (5418), Klinik Jiwa (4448) dan Klinik Kardiologi (3120).

Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Jalan

Berdasarkan Cara Bayar (Umum, JKN dan Non-JKN) Periode : Januari s.d. Juni 2020

Sumber : Data Rekam Medis RSUD Kota Yogyakarta

3) Pelayanan Rawat Inap

Tabel Performance Pelayanan Rawat Inap RSUD Kota Yogyakarta

Periode: Januari s.d. Juni 2020

Bulan

BOR

(Dalam %)

LOS

(Dalam Hari)

TOI

(Dalam Hari)

BTO

(Dalam Kali)

Januari 2020 43.31% 3.95 5.02 3.50 Februari 2020 49.91% 3.67 3.98 3.65 Maret 2020 44.82% 3.91 5.02 3.41 April 2020 26.15% 4.24 11.26 1.97 Mei 2020 20.35% 4.14 16.12 1.53 Juni 2020 31.11% 3.85 10.93 1.89 Nilai Ideal 60-85% 6-9 1-3 3-4

Sumber : Data Rekam Medis RSUD Kota Yogyakarta

Berdasarkan tabel tersebut di atas, Nilai BOR, LOS dan TOI RSUD Kota Yogyakarta untuk periode Januari s.d. Juni 2020 tidak berada pada nilai ideal. Sedangkan Nilai BTO untuk periode April s.d. Juni 2020 tidak berada pada nilai ideal.

(14)

Grafik Indikator GDR & NDR Periode: Januari s.d. Juni 2020

Sumber : Data Rekam Medis RSUD Kota Yogyakarta

Standar nilai ideal GDR oleh Depkes adalah sebesar kurang dari 45 permil. Mulai dari bulan Maret sampai Juni 2020, Nilai GDR di RSUD Kota Yogyakarta berada dalam kategori tidak ideal atau lebih dari 45 permil. Sedangkan standar untuk nilai NDR adalah kurang dari 25 permil. Nilai NDR bulan Januari, Maret s.d. Mei 2020 berada dalam kategori tidak ideal atau lebih dari 25 permil.

Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Inap

Berdasarkan Cara Bayar (Umum, JKN dan Non-JKN) Periode : Januari s.d. Juni 2020

(15)

4) Pelayanan Penunjang a) Kegiatan Laboratorium

Jumlah Pemeriksaan Laboratorium Periode: Januari s.d. Juni 2020

Sumber :Data Rekam Medis RSUD Kota Yogyakarta

Jumlah pemeriksaan Labolatorium pada periode Januari s.d. Juni 2020 cenderung mengalami penurunan. Jumlah Pemeriksaan Laboratorium pada terendah terjadi pada bulan Mei 2020.

b) Kegiatan Radiologi

Jumlah Pemeriksaan Radiologi Periode: Januari s.d. Juni 2020

Sumber :Data Rekam Medis RSUD Kota Yogyakarta

Pada bulan Januari s.d. Juni 2020, Jumlah pemeriksaan Radiodiagnostic (DR) yang merupakan kegiatan tertinggi di Pelayanan Radiologi mengalami penurunan, pemeriksaan foto gigi dan CT Scan mulai beroperasi kembali pada bulan Mei dan Juni 2020.

(16)

c) Kegiatan Rehabilitasi Medis

Jumlah Kunjungan Rehabilitasi Medis Periode: Januari s.d. Juni 2020

Sumber: Data Rekam Medis RSUD Kota Yogyakarta

Pada periode Januari s.d. Juni 2020, Jumlah keseluruhan kunjungan Rehabilitasi Medis mengalami penurunan.

d) Kegiatan Farmasi

Jumlah Pelayanan Farmasi Periode: Januari s.d. Juni 2020

Sumber : Data Rekam Medis RSUD Kota Yogyakarta

Pada periode Januari s.d. Juni 2020, jumlah resep yang ditulis di RS dan diterima di Inst. Farmasi mengalami penurunan dan Jumlah Resep yang dilayani di Rumah Sakit juga mengalami penurunan.

(17)

e) Kegiatan Kamar Operasi

Jumlah Tindakan Operasi di IBS Periode : Januari s.d. Juni 2020

Sumber : Data Rekam Medis RSUD Kota Yogyakarta

Dalam Januari s.d. Juni 2020, jumlah tindakan operasi di Instalasi Bedah Sentral (IBS) cenderung mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena adanya pembatasan tindakan operasi selama pandemi Covid-19.

Jumlah Kegiatan Operasi Berdasarkan Spesialisasi Periode : Januari s.d. Juni 2020

(18)

f) Kegiatan Bank Darah

Jumlah Pemakaian Darah di BDRS Periode : Januari s.d. Juni 2020

Sumber : Data Rekam Medis RSUD Kota Yogyakarta

Pada periode januari s.d.Juni 2020, jumlah pemakaian darah di Bank Darah Rumah Sakit mengalami penurunan. Jumlah pemakaian darah terendah terjadi pada bulan Mei 2020 yaitu sebesar 184.

g) Kegiatan Pelayanan Penunjang Lain

Jumlah Kunjungan Pelayanan Penunjang Lain Periode : Januari s.d. Juni 2020

(19)

Kegiatan pelayanan penunjang lain di RSUD Kota Yogyakarta antara lain yaitu Tindakan Hemodialisa, Pemeriksaan EEG, Pemeriksaan EKG, Audiometri, Kemoterapi, dan Endoscopy. Dari grafik terlihat jumlah kunjungan setiap bulan pelayanan pada masing-masing pelayanan penunjang lainnya.

2. Pencapaian Kinerja Keuangan

 RSUD Kota Yogyakarta yang telah ditetapkan untuk menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD diberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menjalankan praktek-praktek bisnis yang sehat dalam rangka meningkatkan pelayanan. Fleksibelitas yang diberikan tersebut antara lain pengelolaan penerimaan pendapatan yang langsung dapat digunakan untuk membiayai kebutuhan operasional rumah sakit.

 Mendasarkan pada data kunjungan pasien dan cara bayar, maka kinerja penerimaan pendapatan cenderung dipengaruhi oleh pembayaran klaim pasien BPJS Kesehatan (JKN). Sedangkan pembayaran dari pasien umum maupun penjaminan lainnya cenderung mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh adanya ketentuan peraturan perundangan terkait Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang mengamanatkan bahwa seluruh penduduk di wilayah RI harus mengikuti program jaminan kesehatan nasional maupun jaminan ketenagakerjaan terhitung sejak tahun 2014.

 Berikut data total kunjungan pasien berdasarkan cara bayar di RSUD Kota Yogyakarta.

Kunjungan Pasien RSUD Kota

Berdasarkan Cara Bayar (Umum, JKN dan Non-JKN) Periode : Januari s.d. Juni 2020

(20)

Berikut ini data yang menunjukkan penerimaan pendapatan yang dipengaruhi oleh cara pasien bayar sebagai berikut :

Data Penerimaan Pendapatan Sampai Dengan Bulan Juni 2020

URAIAN ANGGARAN

DALAM DPA

REALISASI S/D BULAN JUNI

Jasa Layanan 69.540.000.000,00 45.922.037.256,00

Pelayanan Medis dan Penunjang Medis 69.195.000.000,00 45.810.457.256,00

Pasien Umum (Tunai) 10.860.000.000,00 4.001.878.364,00

BPJS Kesehatan 55.200.000.000,00 39.076.583.119,00

Jamkesos (Propinsi) 1.080.000.000,00 357.539.600,00

Jamkesda 660.000.000,00 162.400.047,00

Kota Yogyakarta 660.000.000,00 101.245.010,00

Bantul 61.155.037,00

Klaim Penjaminan Lain 1.395.000.000,00 2.212.056.126,00

BPJS Ketenagakerjaan 144.000.000,00 93.259.831,00

Jasa Raharja 1.164.000.000,00 465.840.330,00

PT TASPEN 12.586.500,00

Asuransi Kesehatan Lain 87.000.000,00 12.638.165,00

Lainnya (Klaim Pasien COVID-19) 1.627.731.300,00

Kegiatan Non Pelayanan 345.000.000,00 111.580.000,00

Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan 345.000.000,00 100.375.000,00

Praktek Kerja Lapangan 72.345.000,00

Kunjungan/Survey/Studi Banding 5.000.000,00

Lainnya 23.030.000,00

Kegiatan Penelitian 11.205.000,00

Penelitian 11.205.000,00

Hibah 11.000.000,00

Hasil Kerja Pihak Ke III 225.000.000,00 55.937.645,00

Sewa Lahan/Gedung 49.000.000,00 31.940.000,00

Sewa Lahan Parkir 24.000.000,00 6.940.000,00 Sewa Gedung Kantin 25.000.000,00 25.000.000,00

Kerjasama Operasional (Profit Sharing & Kontribusi Lain) 176.000.000,00 23.997.645,00

Kerjasama Promosi Kesehatan 145.000.000,00 4.950.000,00 Kerjasama EDC 1.000.000,00 288.645,00 Pengolahan Limbah 30.000.000,00 18.759.000,00 Lain-Lain 120.000.000,00 399.802.745,00 Jasa Giro 20.000.000,00 17.852.745,00 Bunga Deposito 50.000.000,00 381.500.000,00 Pengembalian Pegawai 150.000,00

Pendapatan Sewa Ruang 300.000,00

Denda Keterlambatan BPJS 50.000.000,00

-TOTAL 69.885.000.000,00 46.388.777.646,00

Sumber : Data penerimaan pendapatan RSUD Kota Yogyakarta, diolah

 Realisasi penerimaan pendapatan BLUD RSUD Kota Yogyakarta sampai dengan bulan Juni tahun 2020 mencapai 66,38 % dari yang telah dianggarkan dalam DPA BLUD. Kontribusi terbesar dari penerimaan pendapatan berasal dari komponen penerimaan Jasa Layanan yang merupakan “bisnis inti/ core business” RS.

(21)

perencanaan yang mendasarkan pada asumsi-asumsi sebagai berikut :

a. Adanya kebijakan penetapan RSUD Kota Yogyakarta sebagai RS Rujukan regional sehingga berdampak pada jumlah kunjungan pasien, disamping juga pemberlakuan sistem rujukan secara regionalisasi di wilayah Propinsi DIY.

b. Pengajuan klaim peserta JKN ke BPJS Bidang Kesehatan yang tidak seluruhnya dibayarkan namun berdasarkan pemilahan berkas yaitu layak, revisi, pending dan tidak layak. Disisi lain terbatasnya tenaga verifikator BPJS yang ditempatkan RSUD Kota Yogyakarta sehingga mempengaruhi besaran klaim yang dibayarkan.

c. Kebijakan dan/atai ketentuan yang diberlakukan dalam pelaksanaan program JKN, seringkali mengalami perubahan. Salah satu kebijakan pelayanan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan adalah penerapan uji coba rujukan online, yang dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan peserta BPJS Kesehatan secara berjenjang dari Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) ke Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL) sesuai kompetensi. Adapun dampak dari kebijakan rujukan online ini adalah penurunan jumlah kunjungan pasien yang cukup signifikan di RSUD Kota Yogyakarta.

 Mendasarkan pada ketentuan peraturan perundangan tentang BLUD maka hasil penerimaan pendapatan sebagaimana diuraikan diatas, dapat langsung digunakan untuk membiayai operasional rumah sakit. Struktur biaya sesuai ketentuan berbeda dengan struktur belanja pada perangkat daerah pada umumnya, namun untuk proses penyusunan anggaran maupun laporan realisasi biayanya dilakukan konversi ke jenis belanja sesuai struktur belanja untuk memudahkan konsolidasi.

 Berikut ini disajikan data realisasi biaya sampai dengan bulan Juni 2020 sebagai berikut :

(22)

Data Realisasi Biaya BLUD RSUD Kota Yogyakarta Sampai Dengan Bulan Juni 2020

Uraian Anggaran dalam DPA Realisasi s/d bulan Juni % BELANJA BELANJA OPERASI 72.841.675.635,00 33.183.435.524,00 46% Belanja Pegawai 32.269.800.000,00 21.288.343.874,00 66%

Belanja Barang dan Jasa 40.571.875.635,00 11.895.091.650,00 29%

BELANJA MODAL

Belanja Modal 2.500.000.000,00 275.837.410,00 11%

Belanja Modal Pengadaan Alat – alat Bengkel 8.000.000,00 7.692.047,00 96% Belanja Modal Pengadaan Peralatan Kantor 129.500.000,00 64.172.350,00 50% Belanja Modal Pengadaan Perlengkapan Kantor 94.500.000,00 33.764.000,00 36% Belanja Modal Pengadaan Komputer 159.000.000,00 19.958.400,00 13% Belanja Modal Pengadaan Mebelair 19.000.000,00 3.465.000,00 18% Belanja Modal Pengadaan Peralatan Dapur 7.500.000,00 6.930.000,00 92% Belanja Modal Pengadaan Alat – alat Studio 34.000.000,00 16.571.200,00 49% Belanja Modal Pengadaan Alat – alat Komunikasi 16.000.000,00 5.550.950,00 35% Belanja Modal Pengadaan Alat – alat Ukur 40.000.000,00 - 0% Belanja Modal Pengadaan Alat – alat Kedokteran 196.000.000,00 33.434.463,00 17% Belanja Modal Pengadaan Alat – alat Laboratorium - - 0% Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jaringan Air - - 0% Belanja Modal Pengadaan Instalasi Listrik dan Telepon 45.000.000,00 20.000.000,00 44% Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian*) Bangunan 120.000.000,00 - 0% Belanja Modal Pengadaan Buku/Kepustakaan 3.000.000,00 - 0% Belanja Modal Perbaikan/Renovasi 1.478.500.000,00 64.299.000,00 4% Belanja Modal Jasa Konsultansi 150.000.000,00 - 0%

Jumlah 75.341.675.635,00 33.459.272.934,00 44%

 Realisasi keseluruhan biaya BLUD RSUD Kota Yogyakarta sampai dengan bulan Juni 2020 mencapai 44%. Adapun realisasi komponen biaya terbesar terdapat pada belanja operasi yaitu pada belanja pegawai dan belanja barang jasa. Hal ini dipengaruhi oleh kebutuhan untuk menunjang pelayanan kepada pasien.

(23)

2.2. Pencapaian Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah

Tabel 2.2

Pencapaian Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah

Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2020 Tahun 2021

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

A. Indikator Sasaran : 1 Hasil Akreditasi Paripurna

Lulus Akreditasi Paripurna Lulus Akreditasi Paripurna Lulus Akreditasi Paripurna Lulus Akreditasi Paripurna Lulus Akreditasi Paripurna Lulus Akreditasi Paripurna Lulus Akreditasi Paripurna Lulus Akreditasi Paripurna Lulus Akreditasi Paripurna B. Indikator Program :

1 Persentase karyawan mendapatkan

pelatihan minimal 20 jam per tahun 40% 8% 12% 60% 17,41% 25,00% 8%

2

Persentase sarana, prasarana dan peralatan kesehatan sesuai standar rumah sakit rujukan regional kelas B Pendidikan

79% 80% 81% 82% 81,25% 82,23% 82,23%

3

Jumlah modul Sistem Informasi Rumah Sakit Terintegrasi (Integrated Health System) 20 22 24 26 18 22 22 Catatan Analisis SPM/ standar nasional Indikator

(24)

2.3. Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD

1. Pemenuhan standar sarana, prasarana dan peralatan kesehatan rumah sakit sebagai RS Rujukan Regional dapat dipenuhi dalam waktu 5 (lima) tahun sesuai dengan target kinerja utama Kementerian Kesehatan RI dalam melaksanakan program Indonesia Sehat. Sehubungan dengan hal tersebut, maka penetapan RSUD Kota Yogyakarta sebagai RS Rujukan Regional diharapkan mampu memenuhi kebutuhan sarana, prasarana dan peralatan kesehatan sesuai standar. Hal ini bertujuan agar RSUD Kota Yogyakarta dapat menjadi pengampu rujukan medik dan transfer of knowledge dari RS di bawahnya sesuai ketentuan yang berlaku. Pengembangan sarana, prasarana dan peralatan ini diprioritaskan pada penguatan Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Bedah Sentral, ICU, ICCU, NICU, PICU dan tempat tidur kelas III serta layanan ambulance. Dengan demikian, penyusunan Rencana Kerja Tahun 2019 ini, RSUD Kota Yogyakarta memprioritaskan usulan pengadaan alat medis/kedokteran untuk memenuhi kriteria Rumah Sakit Rujukan terutama untuk penguatan Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Bedah Sentral dan ICU. Kebijakan penunjukan RS Rujukan Regional dari sisi pemenuhan anggaran untuk pemeliharaan alat sudah memadai, namun dari sisi regulasi tidak mendukung. Kebijakan tersebut harusnya diiringi dengan regulasi yang mengarahkan rujukana ke tipe RS yang lebih tinggi melalui RSUD Kota Yogyakarta sebagai RS Rujukan Regional.

2. Telah ditetapkannya RSUD Kota Yogyakarta sebagai RS Pendidikan Satelit Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, yang berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun yaitu tahun 2017 - 2020. Paradigma bahwa fungsi pendidikan akan mengganggu pelayanan dan kenyamanan pasien di rumah sakit harus dapat disingkirkan dengan tetap mengutamakan kualitas mutu layanan dan keselamatan pasien.

3. Sistem pelayanan kesehatan berjenjang sesuai ketentuan pelaksanaan BPJS dapat membatasi cakupan pelayanan kesehatan (kasus lanjut) RSUD Kota Yogyakarta. Sebagai Rujukan Regional, pasien BPJS hanya dapat dilayani apabila ada rujukan dari fasilitas kesehatan di bawahnya walaupun secara akses lebih dekat ke RSUD Kota Yogyakarta. Kebijakan regionalisasi yang diterapkan BPJS Bidang Kesehatan maka dapat menyebabkan banyak pasien beralih ke RS/faskes lain atau terselesaikan pada RS tipe di bawahnya.

4. Sehubungan dengan adanya Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota

(25)

Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Yogyakarta (Lembaran Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2020 Nomor 4); RSUD Kota Yogyakarta berada dibawah Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dengan status UPT Khusus. Hal ini akan mempengaruhi pengambilan keputusan/kebijakan secara langsung khususnya dalam penanganan kasus medis, disamping juga kemungkinan adanya tumpang tindih pelaksanaan operasional oleh karena penyatuan fungsi regulasi dan fungsi operator (pelaksana). RSUD dengan kelembagaan yang besar, SDM banyak dan anggaran besar dan lingkup pelayanan yang kompleks, apabila berada di bawah Dinas Kesehatan berpotensi menyebabkan birokrasi yang lebih panjang, jika belum ada rentang kendali koordinasi yang komprehensif. Oleh karena itu fungsi Perencanaan, Kepegawaian, Keuangan harus dikendalikan langsung secara otonomi oleh RSUD Kota Yogyakarta. Sementara itu Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta diharapkan berperan dalam fungsi regulator (kebijakan).

5. Adanya Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 51 Tahun 2018, tentang pengenaan urun biaya dan selisih biaya dalam program jaminan kesehatan. Saat ini yang berlaku adalah penerapan selisih biaya, sedangkan urun biaya belum diterapkan. Sementara itu, peraturan tersebut belum disosialisasikan secara detail dan komprehensif agar dipahami dan dimengerti oleh publik. 6. Layout bangunan yang ada saat ini tidak terpadu dan kurang komprehensif,

sehingga kurang efisien dan efektif untuk dijangkau baik pengunjung maupun karyawan.

7. Munculnya Pandemi besar yang melanda hampir seluruh negara-negara di dunia pada tahun 2020, yaitu Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Indonesia sendiri termasuk negara yang cukup besar terkena dampak Pandemi Covid-19 dimana telah menyebar di berbagai daerah di Indonesia, Hal ini menuntut layanan kesehatan di berbagai daerah di Indonesia untuk dapat menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat menangani pasien Covid-19, terutama pada rumah sakit yang telah ditunjuk oleh Pemerintah sebagai rumah sakit rujukan pasien Covid-19. RSUD Kota Yogyakarta sendiri ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan untuk menangani pasien COVID-19 sehingga dalam pengembangan pelayanan RSUD Kota harus dapat menyediakan fasilitas yang dapat menunjang perawatan pasien

(26)

2.4. Review terhadap Rancangan Awal RKPD

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2017 Tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang dimaksud dengan rancangan awal RKPD kabupaten/kota disusun berpedoman pada RPJMD kabupaten/kota, rancangan awal RKPD provinsi, RKP, program strategis nasional, dan pedoman penyusunan RKPD.

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum menyebutkan bahwa Pagu Anggaran BLU dalam RKA-K/L atau Pagu Anggaran BLU dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD yang sumber dananya berasal dari pendapatan BLU dan surplus anggaran BLU, dirinci dalam satu program, satu kegiatan, satu output, dan jenis belanja. Sehingga program dan kegiatan yang dilakukan oleh RSUD Kota Yogyakarta tahun 2018 guna mendukung target dan sasaran pembangunan khususnya pembangunan bidang kesehatan di daerah adalah sebagai berikut :

(27)

Tabel 2.3

Review Terhadap Rancangan Awal RKPD Perubahan Tahun 2020 Kota Yogyakarta

RSUD Kota Yogyakarta

Rancangan Awal RKPD Hasil Analisis Kebutuhan

Catatan Penting

No Program Lokasi Indikator kinerja Target

capaian

Pagu indikatif Program/ Kegiatan Lokasi Indikator kinerja Target

capaian Kebutuhan Dana (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 1 Program Pelayanan Kesehatan Rujukan Rumah Sakit Jogja

RSUD Kota Yogyakarta

1. Persentase karyawan mendapatkan pelatihan minimal 20 per tahun

Program Pelayanan Kesehatan Rujukan Rumah Sakit Jogja

Umbulharjo 1. Persentase karyawan mendapatkan pelatihan minimal 20 per tahun

2. Persentase sarana, prasarana dan peralatan kesehatan sesuai standar rumah sakit rujukan regional kelas B Pendidikan

2. Persentase sarana, prasarana dan peralatan kesehatan sesuai standar rumah sakit rujukan regional kelas B Pendidikan

3. Jumlah modul Sistem Informasi Rumah Sakit Terintegrasi

3. Jumlah modul Sistem Informasi Rumah Sakit

Terintegrasi

1.1

Kegiatan Upaya Pelayanan Kesehatan Rujukan Rumah Sakit Jogja

Operasional Pelayanan

Kesehatan Rumah Sakit

Rujukan 12

bulan 80.753.799.235

Kegiatan Upaya Pelayanan Kesehatan Rujukan Rumah Sakit Jogja Operasional Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Rujukan 12 bulan 1.2 Kegiatan Pendukung Pelayanan Kesehatan Rujukan Rumah Sakit Jogja

Sarana, prasarana dan

peralatan kesehatan

sesuai kebutuhan 100% 50.285.953.800

Kegiatan Pendukung Pelayanan Kesehatan Rujukan Rumah Sakit Jogja

Sarana, prasarana dan

peralatan kesehatan

sesuai kebutuhan 100%

(28)

2.5. Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat

Tabel 2.4

Usulan Program dan Kegiatan dari Para Pemangku Kepentingan Kota Yogyakarta RSUD Kota Yogyakarta

No

Program/ Kegiatan Lokasi Indikator

kinerja Besaran/Volume Catatan

(29)

III BAB III

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN DALAM PERUBAHAN RENJA PERANGKAT DAERAH

3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional

Kebijakan pemerintah untuk mengatasi permasalahan kesehatan, yang tertuang dalam Renstra Kementerian Kesehatan RI, telah mencanangkan Program Indonesia Sehat, sebagai upaya mewujudkan masyarakat Indonesia yang berperilaku sehat, hidup di lingkungan sehat, serta mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu untuk mencapai derajad kesehatan yang setinggi-tingginya. Program Indonesia Sehat ini terdiri atas paradigma sehat; penguatan pelayanan kesehatan primer; dan jaminan kesehatan nasional. Ketiganya akan dilakukan dengan menerapkan pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis resiko (health risk).

Paradigma Sehat menyasar pada 1) penentu kebijakan pada lintas sektor, untuk memperhatikan dampak kesehatan dari kebijakan yang diambil baik dari hulu maupun di hilir, 2) tenaga kesehatan, yang mengupayakan agar orang sehat tetap sehat atau tidak menjadi sakit, orang sakit menjadi sehat dan orang sakit tidak menjadi lebih sakit; 3) institusi kesehatan, yang diharapkan penerapan standar mutu dan standar tarif dalam pelayanan kepada masyarakat, serta 4) masyarakat, yang merasa kesehatan adalah harta berharga yang harus dijaga.

Penguatan Kesehatan, untuk tahun 2015-2019 dilakukan melalui 1) kesiapan 6.000 Puskesmas di 6 regional; terbentuknya 14 RS Rujukan Nasional; serta terbentuknya 184 RS Rujukan Regional.

Jaminan Kesehatan Nasional, dilakukan melalui Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang bertujuan 1) menjamin dan memastikan masyarakat kurang mampu untuk mendapat manfaat pelayanan kesehatan seperti yang dilaksanakan melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan; 2) perluasan cakupan Penerima Bantuan Iur (PBI) termasuk penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) dan bayi baru lahir dari peserta penerima PBI; serta 3) memberikan tambahan manfaat berupa layanan preventif, promotif dan deteksi dini dilaksanakan lebih intensif dan terintegrasi

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta (RSUD) Kota Yogyakarta yang merupakan rumah sakit milik Pemerintah Kota Yogyakarta dengan klasifikasi RS Tipe B Pendidikan, sesuai Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, adalah institusi atau organisasi perangkat daerah, pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

(30)

perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.

Seiring dengan pelaksanaan kebijakan Program Indonesia Sehat sebagaimana diuraikan diatas, dalam hal rangka optimalisasi penguatan pelayanan kesehatan primer maka pada tahun 2015 melalui Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan No. H.K. 02.03/I/0363/2015 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Provinsi dan Rumah Sakit Rujukan Regional, RSUD Kota Yogyakarta merupakan salah satu dari 184 RS yang ditetapkan sebagai RS Rujukan Regional di wilayah Propinsi DIY. Adapun arah kebijakan penetapan RSUD Kota Yogyakarta sebagai RS Rujukan regional adalah agar:

a. menjadi rumah sakit rujukan sebagai pengampu rujukan medik dan transfer

of knowledge dari rumah sakit dibawahnya sesuai ketentuan yang berlaku

b. menjalin kerjasama dengan rumah sakit rujukan nasional dan/atau antar rumah sakit rujukan terutama dalam pemenuhan kebutuhan sumber daya c. mengembangkan layanan unggulan spesialistik sesuai klasifikasi dan jenis

rumah sakit serta analisa setempat untuk rumah sakit rujukan regional d. mengembangkan sarana, prasarana dan peralatan penguatan sebagai

rumah sakit rujukan dengan prioritas penguatan IGD, IBS, ICU, ICCU, NICU, PICU dan tempat tidur kelas III serta layanan ambulans untuk penguatan SPGDT.

Sejalan dengan hal tersebut diatas, mengacu pada Rencana Kerja Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2019, tema pembangunan daerah Kota Yogyakarta adalah “Peningkatan Kualitas Sumber

Daya Manusia dalam Rangka Mendorong Pemerataan Pembangunan”.Dari

aspek kesehatan pembangunan diarahkan pada upaya mewujudkan: Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat, sehingga tercipta peningkatan umur harapan hidup masyarakat.

Sebagai pelaksanaan dari salah satu misi Kementerian Kesehatan yang sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 9 Tahun 2008 Tentang Pembentukan, Susunan, Kedudukan dan Tugas Pokok Lembaga Teknis Daerah Kota Yogyakarta; serta Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 64 Tahun 2008 Tentang Fungsi, Rincian Tugas Dan Tata Kerja RSUD Kota Yogyakarta; Tugas RSUD Kota Yogyakarta sebagai berikut :

Tugas Rumah Sakit Umum Daerah adalah melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara berdayaguna dan berhasilguna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan, yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan melaksanakan upaya

(31)

3.2 Tujuan dan Sasaran Renja Perangkat Daerah

Berpedoman pada Peraturan Walikota Yogyakarta No 15 tahun 2014 tentang Pola Tata Kelola Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta, sebagaimana disebutkan di dalam Pasal 8 dan Pasal 9 sebagai berikut:

 Pasal 8

(1) Rumah Sakit mempunyai tugas membantu Walikota dalam menyelenggarakan tugas umum pemerintahan, melaksanakan upaya kesehatan secara berdayaguna dan berhasilguna dengan mengutamakan upaya penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan pencegahan penyakit (preventif), upaya peningkatan promosi kesehatan (promotif), melaksanakan upaya rujukan kesehatan dan melaksanakan pelayanan bermutu sesuai standar pelayanan.

(2) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud Pasal 8, Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta mempunyai tugas sebagai :

a) menyelenggarakan pelayanan medis paripurna;

b) menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non medis; c) menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan;

d) menyelenggarakan pelayanan rujukan;

e) menyelenggarakan pelayanan pendidikan dan pelatihan; f) menyelenggarakan pelayanan penelitian dan pengembangan; g) menyelenggarakan penapisan teknologi bidang kesehatan;

h) menyelenggarakan pelayanan administrasi dan keuangan rumah sakit;

i) melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

 Pasal 9

RSUD mempunyai fungsi pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan paripurna tingkat sekunder dan tersier, pelaksanaan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan dalam rangka meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam pemberian pelayanan kesehatan, pelaksanaan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka pelayanan kesehatan serta pelaksanaan administrasi kesehatan.

Sesuai dengan tugas dan fungsinya berdasarkan Rencana Strategi dan Bisnis yang telah disusun, Sasaran target kinerja RSUD Kota Yogyakarta sebagai berikut:

(32)

“Mewujudkan pelayanan RS sesuai standar, berbasis keselamatan pasien, dan RS sebagai wahana pendidikan, penelitian, pelatihan, dan pengembangan”

3.3 Program dan Kegiatan

Penyusunan Rencana Kerja Perubahan (Renja Perubahan) Tahun 2020 RSUD Kota Yogyakarta ini diharapkan dapat menjadi penyempurna dari pelaksanaan Renja tahun 2020 dalam satu program satu kegiatan sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. Dalam PP 74 Tahun 2012 tersebut khususnya Pasal 11 point 3a; yang menjelaskan bahwa Pagu Anggaran BLU dalam Rancangan Perda tentang APBD yang sumber dananya berasal dari pendapatan BLU dan surplus anggaran BLU dirinci dalam satu program, satu kegiatan, satu output, dan jenis belanja. Mengingat Renja Tahun 2020 ini juga terdapat rencana kegiatan yang bersumber dana dari selain pendapatan operasional BLUD dalam hal ini bersumber dana dari APBD Kota Yogyakarta (PAD, DAK, DBCHT, Pajak Rokok), maka pembagian menjadi dua kegiatan diharapkan dapat menggambarkan rencana kinerja BLUD RSUD Kota Yogyakarta yang dibiayai oleh pendapatan operasional BLUD maupun yang dibiayai melalui subsidi dari APBD Kota Yogyakarta.

Mendasarkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Yogyakarta Tahun 2017-2022 dan Rencana Strategis Bisnis (RSB) RSUD Kota Yogyakarta Tahun 2017-2022, bahwa rumusan program strategis untuk melaksanakan kebijakan operasional sebagaimana diuraikan diatas adalah Program Pelayanan Kesehatan Rujukan Rumah Sakit Jogja. Adapun indikator program yang ditetapkan adalah :

Target Kinerja Indikator Program Program Indikator Program

(Outcome) Capaian Indikator Program 2019 Program Pelayanan Kesehatan Rujukan Rumah Sakit Jogja

Persentase karyawan

mendapatkan pelatihan minimal 20 jam per tahun;

17,41 %

Persentase Sarana, prasarana dan peralatan kesehatan sesuai

standar rumah sakit rujukan regional kelas B Pendidikan

(33)

Jumlah modul Sistem Informasi Rumah Sakit Terintegrasi (Integrated Health System)

18 modul

Sedangkan rumusan kegiatan yang ditetapkan dengan target kinerja yang direncanakan sebagai berikut:

Tabel 4

Target Kinerja Indikator Kegiatan

Kegiatan Keluaran Capaian Kinerja Kegiatan 2019 Upaya Pelayanan

Kesehatan Rujukan RS Jogja

Operasional Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Jogja

12 bln Pendukung Pelayanan

Kesehatan Rujukan RS Jogja

Sarana, prasarana dan peralatan kesehatan sesuai kebutuhan

(34)

Tabel 3.1

Tabel Perubahan Rencana Kerja Perangkat Daerah Tahun 2020 RSUD Kota Yogyakarta

No

Urut Urusan/Program/Kegiatan Tolok Ukur Program/Kegiatan

Target Anggaran (Rp) Keterangan

Murni Perubahan Murni Perubahan

1 2 3 4 5 6 7 8

01. Pelayanan Kesehatan Rujukan Rumah Sakit Jogja

Persentase sarana, prasarana dan peralatan kesehatan sesuai standar rumah sakit rujukan regional kelas B Pendidikan

80% 80%

Persentase karyawan mendapatkan

pelatihan minimal 20 jam per tahun 45% 8%

Jumlah modul Sistem Informasi Rumah Sakit Terintegrasi (Integrated Health System)

22 modul 22 modul

01.01

Upaya Pelayanan

Kesehatan Rujukan Rumah Sakit Jogja

Operasional Pelayanan Kesehatan

Rumah Sakit Rujukan 12 bln 12 bln 70.885.000.000 80.753.799.235

Potensi penambahan pendapatan BLUD 2020 dan Penganggaran SILPA tahun 2019

01.02

Pendukung Pelayanan Kesehatan Rujukan Rumah Sakit Jogja

Sarana, prasarana dan peralatan

kesehatan sesuai kebutuhan 100% 100% 56.885.553.800 50.285.953.800

Efisiensi dan penyesuaian rencana belanja perubahan sesuai dengan alokasi DAK

(35)

Gambar

Tabel Performance Pelayanan Rawat Inap  RSUD Kota Yogyakarta
Grafik Indikator GDR & NDR  Periode: Januari s.d. Juni 2020

Referensi

Dokumen terkait

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Swadana Tarutung merupakan satu- satunya rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara. Berdasarkan Profil RSUD Swadana Tarutung tahun

Kegiatan Praktik Kerja Profesi yang dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Pirngadi Kota Medan meliputi : mempelajari fungsi dan tugas rumah sakit dalam pelayanan

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sukoharjo merupakan rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten Sukoharjo yang berlokasi di jalan Dr. RSUD Kabupaten Sukoharjo merupakan salah

terhadap kinerja rumah sakit umum daerah (RSUD) Kota Garut termasuk.. ke dalam kategori

tabel 2.3... Rencana Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Tahun 2016 13 Berdasarkan realisasi anggaran pada masing-masing kegiatan di RSUD Tahun 2014, terdapat kegiatan

KEDUA : Peserta yang dinyatakan lulus Wawancara dan Uji Kompetensi pengadaan Calon Pegawai Non PNS Badan Layanan Umum Daerah pada Rumah Sakit Umum Daerah Kota

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tasikmalaya dalam memberikan pelayanan dalam bidang farmasi menyediakan dua apotik di lingkungan rumah sakit yang terdiri dari apotik

Kewenangan Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah Langsa dalam pengelolaan keuangan dan barang milik daerah serta bidang kepegawaian bertanggungjawab kepada dinas yang