4 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Kehamilan 2.1.1 Definisi
Kehamilan adalah kodrat wanita sebagai salah satu tahap kehidupan serta merupakan tahap reproduksi manusia yang fungsinya melahirkan janin ke dunia sebagai manusia baru. Banyak perubahan telah terjadi selama kehamilan sampai bayi dilahirkan ke dunia. Baik perubahan fisik bawaan atau psikososial dari pertumbuhan dan perkembangan embrio. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi kehamilan dari dalam maupunn dari luar yang dapat menimbulkan masalah , apalagi bagi orang yang baru pertama kali hamil. Perubahan yang terjadi selama kehamilan bisa mempengaruhi aspek psikologis kehamilan (Dini et al., 2016).
Kehamilan adalah kondisi rahim bagi seorang perempuan yang di dalamnya mengandung embrio atau janin. Kehamilan dimulai pada masa konsepsi sampai dengan kelahiran janin, dan lamanya kehamilan dimulai dari masa ovulasi hingga waktu partus sekitar 40 minggu dan tidak lebih dari 43 minggu (Kurniasari & Yuviska, 2020). Jumlah ibu hamil di Indonesia tahun 2017 sekitar 5.324.562 warga (Kemenkes RI, 2019). 2.1.2 Fisiologis
1. Ibu hamil
Banyak perubahan terjadi setelah pembuahan dan berlanjut sepanjang kehamilan. Berikut ini adalah beberapa perubahan anatomi dan fisiologis yang terjadi pada ibu hamil, antara lain:
a. Perubahan Sistem Reproduksi 1) Vagina dan Vulva
Vagina mengalami vaskularisasi atau peningkatan akumulasi pembuluh darah sampai minggu ke-8, dan efek estrogen menyebabkan vagina tampak biru, yang disebut tanda Chadwick. Perubahan pada dinding vagina antara lain peningkatan ketebalan mukosa vagina, pelunakan jaringan
5
penyambung, dan hipertrofi otot polos yang meregang (pertumbuhan jaringan yang tidak normal). Peregangan ini menyebabkan vagina menjadi lebih lunak. Respon lain terhadap efek hormonal adalah peningkatan sekresi sel vagina, karena peningkatan pH asam sekitar (5,2 – 6), sekresi berwarna putih dan sangat asam. Keasaman ini membantu mengontrol pertumbuhan patogen (Kumalasari, 2015). 2) Uterus/ Rahim
Rahim sebagai tempat pertumbuhan dan perkembangan janin yang sedang tumbuh mengalami perubahan yang sangat signifikan. Alasan perubahan ini antara lain:
a) Peningkatan distribusi pembuluh darah dan vasodilatasi b) Hipertrofi dan hiperplasia (pertumbuhan dan
perkembangan jaringan yang tidak normal), yang menyebabkan otot-otot rahim menjadi lebih besar dan lebih lunak, serta dapat memperbesar rahim seiring dengan pertumbuhan janin
c) Perkembangan sel-sel desidua atau mukosa rahim selama kehamilan.
3) Serviks
Akibat pengaruh hormon esterogen menyebabkan massa dan kandungan air meningkat sehingga serviks mengalami penigkatan vaskularisasi dan oedem karena meningkatnya suplai darah dan terjadi penumpukan pada pembuluh darah menyebabkan serviks menjadi lunak (Goodel) dan berwarna kebiruan (Chadwic) perubahan ini dapat terjadi pada tiga bulan pertama usia kehamilan.
4) Ovarium
Dengan adanya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada usia 16 minggu. Pada kehamilan ovulasi berhenti, corpus
6
luteum terus tumbuh hingga terbentuk plasenta yang mengambil alih pengeluaran hormon estrogen dan progesteron.
5) Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh Melanocyte Stimulating
Hormone atau hormon yang mempengaruhi warna kulit pada
lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis (kelenjar pengatur hormon adrenalin). Hiperpigmentasi ini terjadi pada daerah perut (striae gravidarum), garis gelap mengikuti garis diperut (linia nigra), areola mamae, papilla mamae, pipi (cloasma gravidarum).
6) Payudara
Perubahan ini pasti terjadi pada wanita hamil karena dengan semakin dekatnya persalinan, payudara menyiapkan diri untuk memproduksi makanan pokok untuk bayi baru lahir. Perubahan yang terlihat diantaranya:
a) Payudara membesar, tegang dan sakit hal ini dikarenakan karena adanya peningkatan pertumbuhan jaringan alveoli dan suplai darah yang meningkat akibat perubahan hormon selama hamil.
b) Terjadi pelebaran pembuluh vena dibawah kulit payudara yang membesar dan terlihat jelas.
c) Hiperpigmentasi pada areola mamae dan puting susu serta muncul areola mamae sekunder atau warna tampak kehitaman pada puting susu yang menonjol dan keras. d) Kelenjar Montgomery atau kelenjar lemak di daerah
sekitar puting payudara yang terletak didalam areola mamae membesar dan dapat terlihat dari luar.
e) Payudara ibu mengeluarkan cairan apabila di pijat. Cairan yang keluar lebih kental, berwarna kuning, dan banyak mengandung lemak. Cairan ini di sebut kolostrum.
7
b. Sistem Sirkulasi Darah (Kardiovaskular)
Volume darah semakin meningkat karena jumlah serum lebih besar daripada pertumbuhan sel darah sehingga terjadi hemodelusi atau pengenceran darah. Volume darah ibu meningkat sekitar 30%-50% pada kehamilan tunggal, dan 30%-50% pada kehamilan kembar, peningkatan ini dikarenakan adanya retensi garam dan air yang disebabkan sekresi aldosteron dari hormon adrenal oleh estrogen. Cardiac output atau curah jantung meningkat sekitar 30%, pompa jantung meningkat 30% setelah kehamilan tiga bulan dan kemudian melambat hingga umur 32 minggu. Setelah itu volume darah menjadi relatif stabil (Kumalasari, 2015).
c. Perubahan Sistem Pernafasan (Respirasi)
Seiring bertambahnya usia kehamilan dan pembesaran rahim, wanita hamil sering mengeluh sesak dan pendek napas, hal ini disebabkan karena usus tertekan ke arah diafragma akibat dorongan rahim yang membesar. Selain itu kerja jantung dan paru juga bertambah berat karena selama hamil, jantung memompa darah untuk dua orang yaitu ibu dan janin, dan paru-paru menghisap zat asam (pertukaran oksigen dan karbondioksida) untuk kebutuhan ibu dan janin.
d. Perubahan Sistem Perkemihan (Urinaria)
Selama kehamilan ginjal bekerja lebih berat karena menyaring darah yang volumenya meningkat sampai 30%-50% atau lebih, serta pembesaran uterus yang menekan kandung kemih menyebabkan sering berkemih . Selain itu terjadinya hemodelusi menyebabkan metabolisme air makin lancar sehingga pembentukan air seni pun bertambah. Faktor penekanan dan meningkatnya pembentukan air seni inilah yang menyebabkan meningkatnya beberapa hormon yang dihasilkan yaitu hormoekuensi berkemih. Gejala ini akan menghilang pada trimester 3 kehamilan dan diakhir kehamilan gangguan ini akan
8
muncul kembali karena turunya kepala janin ke rongga panggul yang menekan kandung kemih.
e. Perubahan Sistem Endokrin
Plasenta sebagai sumber utama setelah terbentuk menghasikan hormon HCG (Human Chorionic Gonadotrophin) hormon utama yang akan menstimulasi pembentukan esterogen dan progesteron yang disekresi oleh korpus luteum, berperan mencegah terjadinya ovulasi dan membantu mempertahankan ketebalan uterus. Hormon lain yang dihasilkan yaitu hormon HPL (Human Placenta Lactogen) atau hormon yang merangsang produksi ASI, Hormon HCT (Human Chorionic Thyrotropin) atau hormon penggatur aktivitas kelenjar tyroid, dan hormon MSH (Melanocyte Stimulating Hormon) atau hormon yang mempengaruhi warna atau perubahan pada kulit.
f. Perubahan Sistem Gastrointestinal
Perubahan pada sistem gasrointestinal tidak lain adalah pengaruh dari faktor hormonal selama kehamilan. Tingginya kadar progesteron mengganggu keseimbangan cairan tubuh yang dapat meningkatkan kolesterol darah dan melambatkan kontraksi otot-otot polos, hal ini mengakibatkan gerakan usus (peristaltik) berkurang dan bekerja lebih lama karena adanya desakan akibat tekanan dari uterus yang membesar sehingga pada ibu hamil terutama pada kehamilan trimester 3 sering mengeluh konstipasi/sembelit. Selain itu adanya pengaruh esterogen yang tinggi menyebabkan pengeluaran asam lambung meningkat dan sekresi kelenjar air liur (saliva) juga meningkat karena menjadi lebih asam dan lebih banyak. Menyebabkan daerah lambung terasa panas bahkan hingga dada atau sering disebut heartburn yaitu kondisi dimana makanan terlalu lama berada dilambung karena relaksasi spingter ani di kerongkongan bawah yang memungkinkan isi lambung kembali ke kerongkongan (Kumalasari, 2015). Keadaan lain menimbulkan rasa mual dan pusing /sakit kepala pada
9
ibu terutama di pagi hari (morning sickness) jika disertai muntah yang berlebihan hingga mengganggu aktivitas ibu sehari-hari disebut Hyperemesis gravidarum.
2. Janin
Minggu ke-1 merupakan tahap perkembangan awal janin. Minggu ini masih periode menstruasi, bahkan pembuahan pun belum terjadi. Sebab tanggal perkiraan kelahiran dihitung berdasarkan hari pertama haid terakhir. Selama masa ini, yang dibutuhkan hanyalah nutrisi (melalui ibu) dan oksigen. Sel-sel telur yang berada didalam rahim, berbentuk seperti lingkaran sinar yang mengelilingi matahari. Sel ini akan bertemu dengan sel-sel sperma dan memulai proses pembuahan. 5 juta sel sperma sekaligus berenang menuju tujuan akhir mereka, yaitu menuju sel telur yang bersembunyi pada saluran sel telur, pada akhirnya hanya 1 sel sperma yang bisa menembus indung telur.
Minggu ke-2 sampai minggu ke-3 perubahan terjadi pada akhir minggu kedua. 30 jam setelah dibuahi, sel telur akan membelah menjadi dua. Sambil terus membelah, sel telur bergerak didalam lubang falopi menuju rahim. Setelah membelah menjadi 32, sel telur disebut morula. Sel-sel mulai berkembang dan terbagi kira-kira dua kali sehari, sehingga pada hari ke-12 jumlahnya bertambah dan membantu blastocyst (diameter 0,1-0,2 mm6) menempel pada dinding endometrium. Ibu mungkin belum sadar jika sedang mengandung.
Minggu ke-4, darah mulai mengalir dari plasenta ke janin. Plasenta adalah organ sistem sirkulasi antara ibu dan embrio. Melalui plasenta ini, ibu memberi nutrrisi dan oksigen ke embrio, termasuk dalam pembuangan sisa-sisa metabolisme janin. Paru-paru mulai berkembang, kelenjar tiroid, dan lainnya terbentuk. Muka, organ indera, dan organ reproduksi mulai terbentuk, dengan ukuran embrio sekitar 2 hingga 3,5 mm, jantung mulai berdenyut dan sistem peredaran darah sudah melaksanakan fungsinya meski masih dalam taraf yang sangat sederhana. Tahap ini merupakan fase gastrula yaitu tahap pertumbuhan embrio berbentuk mangkuk setelah masa blastula hasil pembelahan
10
zigot. Tahap selanjutnya adalah tahap embrio yang berlangsung lima setengah minggu. Tahap embrio dimulai setelah zigot tertanam dengan baik pada dinding rahim. Dalam tahap ini, sistem organ dasar bayi mulai berbentuk dari susunan sel, meskipun bentuk luar masih jauh berbeda dibandingkan manusia dewasa.
Pada minggu ke-5, embrio diperkirakan berukuran antara 5- 7 mm. pemebentukan organ-organ tubuh seperti telinga dan alat pencernaan makin sempurna. Pada minggu ke-6, kepala dan leher sudah muncul, dan mata yang letaknya masih berjauhan juga sudah ada. Hidung yang masih berbentuk tonjolan sudah mulai terlihat walaupun masih kecil. Pada minggu ini juga peredaran darah dan organ-organ penting tubuh seperti ginjal, hati, sistem pencernaan sudah mulai terbentuk. Pada minggu ke-7, besar embrio seukuran kuku jari kelingking atau 1 cm, tangan sudah ada dan berkembang dengan cepat. Pada akhir minggu ke-8, ukuran embrio mencapai kisaran 2731 mm. secara keseluruhan embrio makin menyerupai bayi dengan taksiran berat janin sekitar 13-15 gram. Semua organ tubuh juga mulai bekerja, meski belum sempurna. Embrio mulai bisa bergerak secara teratur, rata-rata 60 kali gerakan dalam 1 jam. Tubuh embrio semakin menyerupai bayi.
Minggu ke-9, masa perkembangan janin. Panjang janin sekitar 3 cm, dengan berat 2 gram, memiliki tangan yang besarnya sekacang kapri dan jari sudah mulai terbentuk. Kaki sudah membentuk lutut dan jari. Organ genital sudah mulai telihat jelas.
Minggu ke-10, panjang janin adalah 4,5 cm dengan berat 5 gram. Rahang atas dan bawah sudah terbentuk dan janin sudah mulai memproduksi air seni. Bentuk janin sudah hampir menyerupai manusia. Darah dan sel-sel tulang mulai terbentuk. Pada kehamilan 8-10 mingu pembuluh darah janin mulai terbentuk. Dengan menggunakan ultrasonography dapat diketahui sedini mungkin apakah jantung janin telah berdenyut atau belum. Umumnya denyut jantung dapat dicatat
11
pada minggu ke 12, sedangkan dengan Leanec baru dapat terdengar pada kehamilan 20 minggu.
Minggu ke-11, organ tubuh sudah terbentuk dengan legkap dan mulai berfungsi. Panjang sekitar 6 cm dengan berat 10 gram. Janin mulai bergerak dan bisa meluruskan tubuhnya. Di minggu ke-12, struktur yang telah terbentuk akan terus bertumbuh dan berkembang semakin sempurna. Di usia ini, sistem saraf dan otot janin mencapai tingkat kematangan. Selain bernapas, kini janin juga mulai mampu mencerna makanan.
Pada minggu ke-13 panjang janin sekitar 65-78 mm dengan berat kira-kira 20 gram. Seluruh tubuh janin ditutupi rambut-rambut halus yang disebut lanugo. Pada minggu-16, panjang janin sekitar 12 cm dengan berat kira-kira 100 gram. Reflek gerak bisa dirasakan ibu, meski masih amat sederhana. Di usia ini, janin juga mulai mampu mengenali dan mendengar suara-suara dari luar kantong ketuban. Termasuk detak jantung ibu bahkan suara-suara di luar diri si ibu seperti gaduh atau sapaan lembut.
Pada bulan kelima, berat dan panjang janin semakin meningkat. Pada minggu ke-18 taksiran panjang janin adalah 14 cm dengan berat sekitar 150 gram. Pada minggu ke-21, beratnya sekitar 350 gram dengan panjang kira-kira 18 cm, sistem organ tubuh mengalami pematangan fungsi dan perkembangan.
Pada minggu ke-29, berat janin sekitar 1250 gram dengan panjang rata-rata 37 cm. Kelahiran bayi prematur harus diwaspadai karena umumnya meningkatkan keterlambatan perkembangan fisik maupun mentalnya. Pada minggu ke-32, berat bayi sekitar 1800- 2000 gram dengan panjang tubuh 42 cm.
Pada minggu ke-33 berat janin lebih dari 2000 gram dan panjangnya sekitar 43 cm. Pada minggu ke-35, secara fisik bayi berukuran sekitar 45 cm dengan berat 2450 gram. Mulai minggu ini, fungsi paru bayi sudah matang. Pada permukaan paru-paru yang telah matur ditemukan lipoprotein yang berfungsi mengurangi tahanan pada
12
permukaan alveoli dan memudahkan paru-paru berkembang pada penarikan nafas pertama oleh janin.
Pada minggu ke-36, berat bayi seharusnya mencapai 2500 gram dengan panjang 46 cm. Pada minggu ke-37, dengan panjang 47 cm dan berat 2950 gram bayi dinyatakan sudah siap lahir karena seluruh fungsi organ-organ tubuhnya sudah matang dan bisa bekerja sendiri. Kepala bayi biasanya masuk ke jalan lahir, dan siap lahir. Pada minggu ke-38, berat bayi sekitar 3100 gram dengan panjang 48 cm. meski biasanya akan ditunggu sampai usia kehamilan 40 minggu, bayi rata-rata lahir di usia kehamilan 38 minggu.
2.1.3 Patologis 1. Ibu hamil
a. Hyperemesis Gravidarum
Hyperemesis gravidarum sebagai suatu keadaan yang dikarakteristikan dengan rasa mual dan muntah yang berlebihan, kehilangan berat badan dan gangguang keseimbangan elektrolit, ibu terlihat lebih kurus, turgor kulit berkurang dan mata terlihat cekung. b. Perdarahan Pervaginam
Perdarahan yang terjadi pada masa awal kehamilan kurang dari 22 minggu. Pada awal kehamilan, ibu mungkin akan mengalami perdarahan yang sedikit (spotting) disekitar waktu pertama terlambat haidnya. Perdarahan ini adalah perdarahan implantasi (penempelan hasil konsepsi pada dinding rahim) yang dikenal dengan tanda Hartman dan ini normal terjadi. Pada waktu yang lain dalam kehamilan, perdarahan ringan mungkin terjadi pertanda servik yang rapuh (erosi). Perdarahan dalam proses ini dapat dikatakan normal namun dapat diindikasikan terdapat tanda-tanda infeksi. Perdarahan pervaginam patologis dengan tanda-tanda seperti darah yang keluar berwarna merah dengan jumlah yang banyak, serta perdarahan dengan nyeri yang hebat. Perdarahan ini dapat disebabkan karena abortus, kehamilan ektopik atau mola hidatidosa.
13 c. Mola hidatidosa
Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan oleh kelainan pada villi khoironok yang disebabkan oleh poliferasi trofoblastik dan edema. Diagnosa mola hidatidosa dapat ditegakkan melalui pemeriksaan USG. d. Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik adalah kehamilan ketika implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi berlangsung diluar endometrium kavum uteri.
e. Anemia
WHO menetapkan standar hemoglobin (Hb 11%) pada ibu hamil, jika kurang dari standar maka dikatakan mengalami anemia. Depkes RI mengklasifikasikan anemia pada ibu hamil berdasarkan berat badannya dikategorikan sebagai anemia ringan dan berat. Anemia ringan apabila kadar Hb dalam darah yaitu 8 gr% hingga kurang dari 11 gr%. Anemia berat apabila kadar Hb dalam darah kurang dari 8 gr. Komplikasi anemia pada ibu hamil dapat menyebabkan terjadinya missed abortion, kelainan kongenital, abortus/ keguguran serta dampak pada janin menyebabkan berat lahir rendah.
f. Hipertensi Gravidarum
Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan sistolik dan distolik sampai atau melebihi 140/ 90 mmHg. Ibu hamil yang mengalami kenaikan takanan sistolik sebanyak 30 mmHg atau diastolik sebanyak 15 mmHg perlu dipantau lebih lanjut.
g. Sakit kepala
Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah serius adalah sakit kepala hebat, menetap dan tidak hilang dengan beristriahat. Terkadang karena sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre eklampsi.
14 h. Penglihatan Kabur
Akibat pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan dapat berubah selama masa kehamilan. Perubahan ringan (minor) adalah perubahan yang normal. Jika masalah visual yang mengindikasikan perubahan mendadak, misalnya pandangan menjadi kabur dan berbayang disertai rasa sakit kepala yang hebat, ini sudah menandakan gejala pre eklamsi.
i. Nyeri Perut Hebat
Nyeri pada daerah abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal adalah suatu kelainan. Nyeri abdomen yang mengindikasikan mengancam jiwa adalah nyeri perut yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat, terkadang dapat disertai dengan perdarahan lewat jalan lahir. Hal ini bisa berarti appendicitis (radang usus buntu), kehamilan ektopik (kehamilan di luar kandungan), aborstus (keguguran), penyakit radang panggul, persalinan preterm, gastritis (maag), solutio placenta, penyakit menular seksual, infeksi saluran kemih atau infeksi lain.
j. Bengkak Pada Muka dan Ekstremitas
Hampir separuh dari ibu-ibu hamil akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang setelah beristirahat atau dengan meninggikan kaki lebih tinggi daripada kepala.
k. Bayi kurang bergerak seperti biasa
Ibu hamil mulai dapat merasakan gerakan bayinya pada usia kehamilan 16-18 minggu (multigravida, sudah pernah hamil dan melahirkan sebelumnya) dan 18-20 minggu (primigravida, baru pertama kali hamil). Jika janin tidur, gerakannya akan melemah. Janin harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam (10 gerakan dalam 12 jam). Gerakan janin akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring/beristirahat, makan dan minum. Jika ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah usia 22 minggu/ memasuki persalinan, maka perlu diwaspadai terjadinya gawat janin atau
15 kematian janin dalam uterus. l. Ketuban Pecah Sebelum Waktunya
Dinamakan ketuban pecah sebelum waktunya apabila terjadi sebelum persalinan yang disebabkan karena berkurangnya kekuatan membran/ peningkatan tekanan uteri yang juga dapat disebabkan adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan serviks yang dapat dinilai dari cairan ketuban di vagina.
m. Demam Tinggi
Jika suhu ibu hamil berada pada > 38°C dalam kehamilan, ini menandakan ibu dalam masalah. Demam pada kehamilan merupakan manifestasi tanda gejala infeksi kehamilan. Penangannya dapat dengan mencukupi kebutuhan cairan ibu dan kompres hangat guna menurunkan suhu ibu. Komplikasi yang ditimbulkan jika ibu mengalami demam tinggi yaitu sistitis (infeksi kandung kencing) serta infeksi saluran kemih atas.
2. Janin
a. Fetal distress
Denyut Jantung Janin (DJJ) normal adalah antara 120 sampai 160 kali/menit. DJJ dapat direkam secara intermitten dengan auskultasi menggunakan stetoskop pinard datau secara elektronik menggunakan alat doppler. Janin disebut dalam keadaan gawat janin atau fetal distress apabila tejadi takikardi atau bradikardi. Takikardi adalah kondisi dimana denyut jantung janin > 160 x/ menit yang berlangsung dalam 10 menit atau lebih, sering dihubungkan dengan penurunan variabilitas. Takikardi ini dikatakan berat jika >180x menit. Bradikardi yaitu kondisi dimana denyut jantung janin berkisar < 110 x/menit. Perlambatan kurang < 110x/menit yang progresif atau tiba-tiba menunjukkan dekompensasi janin.
b. Distosia bahu
Distosia bahu adalah presentasi sefalik dengan bahu anterior terjepit diatas simfisis pubis atau dengan kata lain kepala janin sudah
16
lahir tetapi bahu tidak dapat (sukar) dilahirkan atau bahu gagal melewati pangul secara spontan setelah pelahiran kepala.
c. Sungsang
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri.
d. Asfiksia
Asfiksia adalah keadaan bayi tidak bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Seringkali bayi yang sebelumnya mengalami gawat janin akan mengalami asfiksia sesudah persalinan. Masalah ini mungkin berkaitan dengan keadaan ibu, tali pusat, atau masalah pada bayi selama atau sesudah persalinan.
2.1.4 Klasifikasi Wanita Berdasarkan Kehamilan dan Persalinan a. Gravida adalah seorang ibu yang sedang hamil
b. Primigravida adalah seorang ibu yang sedang hamil untuk pertama kalinya
c. Multigravida adalah seorang ibu yang hamil lebih dari 1 sampai 5 kali d. Nulipara adalah seorang ibu yang belum pernah melahirkan bayi untuk
pertama kalinya
e. Para adalah seorang ibu yang melahirkan bayi hidup di luar kandungan f. Primipara adalah seorang ibu yang pernah melahirkan bayi hidup untuk
pertama kalinya
g. Multipara adalah seorang ibu yang pernah melahirkan bayi beberapa kalinya (Prawirohardjo, 2014).
2.2 Antenatal Care (ANC) 2.2.1 Definisi
Antenatal Care (ANC) merupakan pelayanan yang diberikan
perawat kepada ibu selama kehamilan, seperti pemantauan kesehatan fisik dan mental, termasuk tumbuh kembang janin, serta mempersiapkan persalinan dan persalinan, agar ibu siap menghadapi peran baru (Kumalasari, 2015).
17
Pemeriksaan Antenatal yaitu pemeriksaan kehamilan secara rutin untuk memeriksa kondisi ibu dan janin, kemudian mengoreksi penyimpangan yang ditemukan (Kumalasari, 2015).
Salah satu fungsi terpenting dari pelayanan antenatal care adalah memberikan nasehat dan informasi kepada perempuan tentang tempat lahir yang benar berdasarkan kondisi dan kesehatannya. Perawatan antenatal juga merupakan kesempatan untuk menginformasikan wanita tentang tanda dan gejala berbahaya yang memerlukan bantuan segera dari petugas kesehatan (Kumalasari, 2015).
2.2.2 Tujuan
Tujuan Antenatal care yaitu agar ibu hamil dapat hamil, melahirkan dan melahirkan dengan aman dan lancar, serta melahirkan bayi yang sehat (Kumalasari, 2015).
Menurut (Kumalasari, 2015) Tujuan ANC yaitu melindungi dan memelihara kesehatan dan kehidupan ibu hamil selama hamil dengan memperhatikan sosial budaya keluarga. Tujuan utama layanan ANC di Indonesia adalah:
1. Pantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayinya.
2. Meningkatkan dan memelihara kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi.
3. Deteksi dini setiap kelainan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan, termasuk riwayat kesehatan umum penyakit, kebidanan dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, membuat persalinan aman, dan meminimalkan bahaya bagi ibu dan bayi.
5. Mempersiapkan ibu agar nifas normal dan melaksanakan pemberian ASI eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam melahirkan bayi agar dapat tumbuh dan berkembang secara normal
18
2.2.3 ANC yang Tidak Terpenuhi Pada saat Covid-19
Pada situasi pandemi COVID-19 ini, pemerintah membuat kebijakan adanya pembatasan hampir pada semua layanan rutin salah satu contohnya adalah pelayanan kesehatan maternal dan neonatal dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Timbulnya kecemasan dari ibu hamil sehingga menunda melaksanakan pemeriksaan kehamilan (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2020). Terjadinya peningkatan kecemasan ibu hamil pada era pandemi COVID-19 disebabkan faktor kurangnya pengetahuan ibu hamil mengenai COVID-19 dan cara pencegahannya. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dan lembaga lainnya untuk mensosialisasikan mengenai COVID-19, tetapi masih banyak masyarakat yang belum memahaminya secara keseluruhan. Hal tersebut juga disebabkan banyaknya informasi palsu (hoax) yang beredar dan diyakini di tengah masyarakat mengenai informasi COVID-19 mulai dari asal virus hingga kebijakan yang diambil oleh pemerintah dalam pengendalian COVID-19 (Saputra, 2020).
Pemeriksaan kehamilan di masa pandemi tentu mengalami kendala, akan tetapi pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan selama ibu hamil dan petugas kesehatan menerapkan protokol kesehatan Covid-19 selama asuhan (Pitale, 2020).
Akibat adanya pandemik, kegiatan ANC dibatasi. Ibu hamil dapat melakukan pemeriksaan langsung ketika terdapat keluahan yang muncul atau serius. Ibu hamil bisa mengkonsulkan kegiatan kontrol rutin via daring dengan tenaga kesehatan. Adanya kecemasan Ibu Hamil ke Posyandu, Puskesmas atau rumah sakit untuk pemeriksaan rutin kehamilan, dikarenakan takut tertular 19. Pengetahuan tentang infeksi COVID-19 pada ibu hamil masih kurang. Penundaan kegiatan posyandu selama pandemi COVID-19 berdampak besar pada layanan imunisasi dasar dan penimbangan bayi dan balita.
2.2.4 Faktor-faktor
1. Lingkungan Sosial Budaya.
Proses kehamilan dan persalinan sangat erat kaitannya dengan aspek sosial dan budaya. Setiap masyarakat menandai transisi ini dengan cara
19
yang berbeda. Dalam masyarakat multikultural, layanan maternitas harus menentukan dan memenuhi berbagai ekspektasi budaya dan sosial. Mengabaikan kebutuhan budaya, keterbatasan dana, dan organisasi tanpa layanan yang ada membuat ibu hamil sulit mendapatkan perawatan.
Pertimbangkan juga perilaku yang terkait dengan adat istiadat, seperti makanan. Kalaupun ada makanan yang bermanfaat bagi ibu hamil, meski tertantang oleh kebiasaan, tetap harus dikonsumsi. Hal lain yang tak kalah penting adalah kebersihan diri. Wanita hamil harus selalu menjaga kebersihan diri, mengganti pakaian dalam saat merasa berkeringat, menggunakan bra yang menopang payudara dan pakaian yang menyerap keringat.
2. Fasilitas kesehatan.
Fasilitas medis yang mudah dijangkau, begitu pula sebaliknya mempengaruhi kedisiplinan ibu dalam memeriksakan kehamilannya. Sarana dan prasarana yang ada turut mendukung keberhasilan kualitas pelayanan kehamilan yang diberikan. Oleh karena itu, pemerintah sebagai pusat penyedia layanan, bidan atau tenaga kesehatan lainnya perlu menjalin kerja sama yang baik dengan masyarakat itu sendiri untuk menjaga kesehatannya.
3. Ekonomi.
Ekonomi selalu menjadi faktor penentu dalam proses kehamilan yang sehat. Keluarga dengan status keuangan yang baik dapat melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin, merencanakan kehamilan setelah berkonsultasi dengan tenaga medis, dan melakukan persiapan lain. Dengan perencanaan yang baik dan penyelamatan cuti melahirkan sejak awal, kehamilan dan persalinan dapat berjalan dengan lancar. Namun terkadang kondisi ekonomi yang baik digunakan untuk hal-hal yang tidak boleh dilakukan, seperti operasi caesar, bukan karena indikasi medis, tetapi atas permintaan pasien. Alasan mereka melakukan ini adalah karena mereka tidak dapat menahan rasa sakit saat melahirkan, atau karena mereka ingin melindungi bagian pribadi.
20 2.3 Dukungan
2.3.1 Definisi
Dukungan adalah dukungan yang diperoleh dari hubungan dekat sosial dalam bentuk pemberian informasi, nasihat verbal atau non-verbal, baik untuk memberikan bantuan perilaku sosial yang nyata dan menguntungkan serta efek perilaku yang memungkinkan penerimannya melindungi perilaku buruk (Marni & Yuniawati, 2015).
Dukungan adalah informasi dan umpan balik dari orang lain, yang menunjukkan bahwa seseorang memang perlu untuk dicintai, diperhatikan, dihargai, dihormati, dan berpartisipasi dalam jaringan komunikasi (Marni & Yuniawati, 2015).
2.3.2 Bentuk Dukungan 1. Trimester I
a. Menyiapkan camilan sehat dalam porsi kecil, ini bertujuan agar ibu hamil mendapat asupan makanan meski sedang mual. b. Membantu mengerjakan pekerjaan rumah.
c. Membantu membuatkan susu, karena biasanya ibu hamil mencium aroma susu malah mual.
d. Mengingatkan untuk minum vitamin.
2. Trimester II
a. Memberikan pijatan ringan di bagian tubuh yang pegal.
b. Menenangkan dan memberikan motivasi saat ibu hamil sedang merasa tidak bergairah.
c. Mengingatkan ibu hamil untuk mengonsumsi makanan yang bergizi. Ini karena ibu hamil pada trimester kedua biasanya sudah nyaman dan cenderung bisa makan apa saja.
d. Mengingatkan ibu hamil untuk makan tidak berlebihan agar berat badan tidak mangalami kenaikan berlebih.
e. Mengingatkan untuk minum susu hamil dan mengonsumsi suplemen kalsium.
3. Trimester III
21
b. Menemani ibu hamil saat pergi ke mana pun karena ada risiko jatuh.
c. Mengawasi tanda-tanda persalinan dini, seperti kram, kontraksi, pecah ketuban, atau keluar darah.
d. Mulai menyiapkan tas dan perlengkapan untuk kebutuhan persalinan.
e. Mengingatkan jadwal kontrol. f. Menemani istri senam hamil.
g. Menemani istri dalam konsultasi pemberian air susu ibu (ASI). 2.3.3 Aspek-aspek Dukungan
Menurut Marni & Yuniawati (2015) dukungan diyakini ada empat aspek, yaitu: dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dukungan informatif.
1. Dukungan Emosional
Aspek-aspek dukungan emosional termasuk dukungan dalam bentuk emosi, kepercayaan, kepedulian, mendengarkan dan didengarkan. Bentuk dukungan emosional suami adalah tempat yang aman dan damai bagi istri untuk istirahat dan pemulihan dan bantu agar suasana hati tetap baik. Dukungan emosional yang diwujudkan melalui ungkapan simpati, kepedulian dan kepedulian terhadap seseorang. 2. Dukungan Penghargaan
Dukungan Penghargaan ditunjukkan dengan mengekspresikan pandangan positif orang lain tentang seseorang dan mendorong atau menyetujui pikiran dan perasaan seseorang.
3. Dukungan Instrumental
Dukungan Instrumental termasuk bantuan langsung, seperti pinjaman uang atau bantuan melakukan tugas. Dukungan instrumental suami terhadap istrinya, termasuk mengajak istrinya berpartisipasi mencari bantuan dari penyedia layanan, seperti dokter, bidan, puskesmas dan rumah sakit.
22 4. Dukungan Informatif
Dukungan informasi yaitu berupa nasihat, bimbingan, saran atau umpan balik mengenai apa yang bisa dilakukan. Dukungan informatif yang bisa didapat dari suami berupa memberikan komentar, saran, informasi tersedia untuk mengungkapkan masalahnya. Manfaatkan dukungan informasi semacam dapat menekan stres karena informasi yang diberikan dari nasehat pribadi. Dukungan informasi ini adalah nasehat, usulan, panduan dan menyediakan informasi. Suami sebagai pemandu memberikan umpan balik dan menyelesaikan masalah. Selain itu, suami juga bisa memberikan dukungan, apresiasi dan perhatian.
2.4 Kehamilan di Masa Pandemi Covid
COVID-19 merupakan serangkaian penyakit yang disebabkan oleh patogen yang muncul dalam dua dekade terakhir. Wanita hamil merupakan populasi yang penting pada masa pandemi ini. Terdapat 3 laporan kasus serial, dengan total 31 kehamilan dengan COVID-19 sebagai penyerta. Sedangkan laporan WHO dari China memberikan informasi terbatas pada 147 kasus kehamilan. Pedoman untuk wanita hamil telah diterbitkan oleh
American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), dan untuk
pedoman wanita hamil di Indonesia juga telah dipublikasikan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Ramadhani et al., 2020)
Menurut Artathi Eka Suryandari & Trisnawati (dalam Siregar et al., 2020) Awalnya, COVID-19 dilaporkan mayoritas menyerang kelompok lanjut usia, namun, belakangan ini dilaporkan juga telah menyerang seluruh kelompok usia (bayi, balita, remaja, usia produktif, dan kelompok ibu hamil). Terjadinya perubahan fisiologis pada masa kehamilan mengakibatkan kekebalan parsial menurun sehinnga dapat berdampak serius pada ibu hamil, hal inilah penyebab ibu hamil dijadikan kelompok rentan resiko terinfeksi COVID-19 (Liang & Acharya, 2020).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat sekitar 830 kematian wanita setiap hari konsekuensi komplikasi terkait kehamilan atau persalinan dan sebanyak 99% diantaranya berada di negara berkembang (Kurniasari & Yuviska, 2020).
23
Menurut Riset dasar (yang dikutip dari I Komang Evan Wijaksana, Lambang Bargowo, 2020) Dalam situasi pandemi, angka kehamilan akan meningkatkan pertumbuhan populasi di masa depan dan dapat menimbulkan beban baru di negara ini. Namun selain upaya mencegah atau mengurangi untuk meningkatkan angka kehamilan, penting juga untuk bekerja keras meningkatkan status kesehatan ibu yang hamil saat pandemi akibat tingkat komplikasi angka kehamilan di Indonesia masih tinggi. Proporsi komplikasi kehamilan wanita Indonesia berusia 10-54 tahun menyumbang 28%, sedangkan angka kelahiran bayi prematur di Jawa Timur meningkat sebesar 23,3%.