• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI POLA TATA RUANG RUMAH PRODUKTIF BATIK DI LASEM, JAWA TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IDENTIFIKASI POLA TATA RUANG RUMAH PRODUKTIF BATIK DI LASEM, JAWA TENGAH"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

23

IDENTIFIKASI POLA TATA RUANG RUMAH PRODUKTIF BATIK DI

LASEM, JAWA TENGAH

Etty R. Kridarso, Rumiati R. Tobing

Prodi. Doktor Arsitektur, Pascasarjana, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung E-mail: ettykridarso@gmail.com

ABSTRAK

Kebutuhan dasar manusia terdiri dari sandang, pangan dan papan. Manifestasi kebutuhan akan papan tercermin pada bentuk rumah, yang terdiri dari susunan ruang yang membentuk suatu pola tertentu dan berdiri pada lahan tertentu pula. Rumah selain menyandang istilah sebagai kebutuhan dasar manusia, mempunyai fungsi yang beragam, antara lain: sebagai tempat berlindung dan berhuni, sebagai tempat untuk mengembangkan diri penghuninya, sebagai aset yang mempunyai nilai ekonomi dan nilai non ekonomi serta sebagai tempat untuk mencari nafkah. Rumah yang digunakan dengan dua fungsi yaitu sebagai tempat berhuni dan sebagai tempat mencari nafkah disebut sebagai rumah produktif. Rumah produktif dengan produk utama batik, selanjutnya disebut sebagai rumah produktif batik.

Lasem merupakan kota di Jawa Tengah yang dikenal dengan produk unggulan batik, dimana batik merupakan produk yang telah diakui secara Internasional sebagai warisan budaya Indonesia.

Tujuan dari identifikasi yang dilakukan pada pola tata ruang rumah produktif batik di Lasem adalah untuk dapat mengetahui perilaku penghuni terhadap huniannya.

Pengamatan mengenai identifikasi pola tata ruang rumah produktif batik menggunakan metode kualitatif, adapun data diperoleh melalui rekaman visual, peta, gambar dan wawancara. Berdasarkan analisis yang dilakukan menghasilkan suatu simpulan bahwa zona rumah produktif batik di Lasem mempunyai ciri campuran dimana aktivitas berhuni dan bekerja ada yang dilakukan pada ruang sama; dengan demikian maka perilaku penghuni sangat fleksibel terhadap ruang-ruang pada huniannya. Kata Kunci: pola tata ruang, rumah produktif, Lasem

PENDAHULUAN

Suatu permukiman mempunyai nilai lebih bila pada permukiman tersebut mempunyai daya tarik berupa aktivitas terlebih suatu aktivitas yang menghasilkan produk tertentu. Kota Rembang dengan salah satu Kecamatannya yaitu Lasem dikenal dengan produk batik; sehingga bila orang menyebut kata batik identik dengan Lasem atau sebaliknya bila menyebut Lasem maka terbayang pula produk batik. Lasem dan batik merupakan dua kata yang saling terkait, sehingga Pemerintah Daerah Kabupaten Rembang mencanangkan suatu kawasan tertentu di Lasem sebagai Kampung Batik, yaitu di wilayah Babagan.

Kampung Batik Babagan saat ini dikenal sebagai tujuan wisata dan sebagai ikon Kota Rembang. Babagan merupakan suatu permukiman dengan deretan rumah, dimana pada rumah-rumah tersebut terjadi aktivitas produksi dan distribusi batik. Rangkaian produksi batik mulai dari memotong kain, membuat pola atau motif, memberi lilin/malam dengan canting, memberi pewarnaan kemudian proses menghilangkan lilin/malam menjemur sampai menyimpan hasil produksi dan mendistribusikannya kepada pembeli dilakukan diruang-ruang yang berada dirumah masing-masing, sehingga rumah mempunyai fungsi sebagai hunian dan sebagai tempat untuk mencari nafkah atau tempat untuk bekerja. Rumah dengan fungsi yang demikian disebut sebagai rumah produktif.

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI – online) identifikasi mempunyai pengertian suatu kegiatan untuk mencari atau meneliti atau mengumpulkan atau mencatat suatu data. Selain itu, ada pengertian lain mengenai identifikasi yaitu sebagai tanda kenal atau penetapan identitas; selanjutnya, aktivitas mengidentifikasi adalah suatu aktivitas yang dilakukan dengan cara mencari serta

(2)

24

mengumpulkan data guna mengetahui tanda atau ciri dari suatu benda, dalam hal ini adalah tanda atau ciri dari rumah produktif batik di Kampung Batik Babagan – Lasem, khususnya yang berkaitan dengan pola tata ruang.

Suatu lingkungan binaan terdiri dari unsur-unsur alam, manusia, masyarakat, lindungan/bangunan dan jejaring. Bagian dari lindungan yang berupa ruang, dapat disebut sebagai lingkungan binaan terkecil; dimana manusia setiap saat melakukan aktivitas pada suatu ruang baik ruang terbuka ataupun ruang tertutup. Kumpulan suatu ruang yang membentuk suatu tatanan atau konfigurasi tertentu membentuk suatu lindungan. Lindungan yang menjadi kebutuhan dasar manusia adalah rumah tinggal dengan fungsi tunggal atau fungsi majemuk (rumah produktif).

Ruang pada suatu rumah produktif mempunyai fungsi yang beragam, ada yang berfungsi sebagai ruang tamu, ruang keluarga, ruang tidur, ruang kerja dan ruang servis; ada pula yang digunakan untuk kegiatan bersama antara ruang tamu dan ruang kerja atau ruang keluarga dan ruang kerja. Ruang-ruang tersebut membentuk suatu pola tertentu sesuai dengan tingkatan yang dapat diakses oleh penghuni, pekerja dan tamu (konsumen) sehingga aktivitas berhuni dan aktivitas bekerja dapat berjalan dengan maksimal dimana aktivitas keduanya tidak saling mengganggu bahkan saling menunjang. Pola tata ruang rumah produktif, menurut Johan Silas (2000) dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu: - Berdasarkan pola, maka dikenal adanya rumah produktif tipe campuran, rumah produktif tipe

berimbang dan rumah produktif tipe terpisah. Ketiga tipe ditentukan berdasarkan akses dan penggunaan ruang. Tipe campuran mempunyai akses yang sama antara hunian dan tempat kerja, dimana tempat kerja merupakan bagian dari tempat huni. Tipe berimbang mempunyai akses yang berbeda antara hunian dan tempat kerja tetapi terletak pada lahan yang sama. Tipe terpisah mempunyai akses yang berbeda antara hunian dan tempat kerja, bahkan antara tempat huni dan tempat kerja terletak pada lahan yang berbeda.

- Berdasarkan proses, dikenal adanya rumah produktif dengan proses yang lengkap dan proses yang tidak lengkap. Proses lengkap adalah proses produksi batik mulai dari kain polos sampai dengan proses pewarnaan; sedangkan proses tidak lengkap adalah proses yang tidak berjalan sesuai dengan tahap yang biasa dilakukan saat produksi.

-

Berdasarkan pengelolaan, dibagi menjadi pengelolaan ruang, pengelolaan tenaga kerja, pengelolaan waktu kerja, pengelolaan modal dan pengelolaan limbah. Identifikasi yang dilakukan pada Kampung Batik Babagan di Lasem membatasi pada pengelolaan ruang. Adapun yang dimaksud dengan pengelolaan ruang adalah mengidentifikasi keberadaan ruang yang digunakan bersama antara hunian dan tempat kerja.

TINJAUAN KAMPUNG BATIK BABAGAN

Kampung Batik Babagan, terletak di Kabupaten Rembang, yaitu suatu Kabupaten yang terletak di pantai Utara Pulau Jawa. Untuk mencapai Kampung Batik Babagan diperlukan perjalanan darat dari Kota Semarang yang memakan waktu tiga sampai empat jam dengan jarak sekitar 130 km (gambar 1).

Gambar 1. Lokasi kecamatan Lasem, kabupaten Rembang, Jawa Tengah (Sumber: HARUN AR, Mg. Sakti Palembang – 08062017)

(3)

25

Sebelum memasuki rumah-rumah produktif dikawasan Kampung Batik Babagan, terdapat suatu gapura sebagai pintu gerbang kawasan (gambar 2).

Gambar 2. Gerbang kampung batik Babagan - Lasem (Sumber: Batik tulis Lasem – 08062017) Rumah Produktif Batik Pak Sigit

Keterangan

Kuning : Ruang Hunian Ungu : Ruang Bersama Merah : Ruang Kerja Biru : Service Hijau : Halaman

Gambar 3. Rumah produktif batik pak Sigit di kampung batik Babagan - Lasem (Sumber: Hasil analisis, 2017)

Rumah produktif batik yang dimilik oleh Pak Sigit mempunyai akses yang sama antara kegiatan berhuni dan kegiatan bekerja; selanjutnya pola penataan ruangnya adalah sebagai berikut (gambar 3): bagian huni yang berwarna kuning digunakan untuk menerima tamu, untuk istirahat dan untuk ruang keluarga. Bagian servis yang berwarna biru digunakan untuk kamar mandi dan ruang memasak. Bagian yang berwarna merah digunakan sebagai tempat untuk bekerja. Bagian yang berwarna ungu merupakan ruang yang digunakan bersama antara berhuni dan bekerja dimana pada ruang tersebut digunakan sebagai ruang keluarga dan ruang untuk menerima tamu (konsumen) yang akan membeli produk. Diruang ini hasil produksi dipajang sehingga konsumen dapat memilih kain batik yang ingin dibelinya. Berdasarkan proses yang dilakukan, rumah produktif batik Pak Sigit melakukan seluruh rangkaian proses membatik mulai dari membuat pola, memberi malam dan melakukan pewarnaan serta proses lanjutannya sampai menjadi sebuah kain batik yang siap didistribusikan ke konsumen.

(4)

26

Rumah Produktif Batik Kidang Mas

Keterangan

Kuning : Ruang Hunian Ungu : Ruang Bersama Merah : Ruang Kerja Biru : Service Hijau : Halaman

Gambar 4. Rumah produktif batik pak Kidang Mas di kampung batik Babagan - Lasem (Sumber: Hasil analisis, 2017)

Rumah produktif batik Kidang Mas merupakan usaha yang telah dilakukan secara turun temurun. Dalam aktivitas bekerja dan berhuni, rumah produktif ini mempunyai akses yang sama, dimana ada ruang yang digunakan bersama untuk aktivitas berhuni dan bekerja; yaitu bagian depan rumah yang berupa teras digunakan sebagai tempat untuk menerima konsumen dan ruang untuk melakukan proses membuat gambar/motif pada kain batik. Adapun pola tata ruangnya adalah (gambar 4), bagian depan berupa teras, merupakan ruang yang digunakan bersama. Berikutnya ruang berhuni, sebagian ruangnya digunakan bersama untuk aktivitas hunian dan bekerja, berikutnya adalah ruang servis dan bagian yang paling belakang adalah ruang untuk aktivitas bekerja dengan proses lengkap pada produksi batiknya. Rumah Produktif Batik Sumber Rejeki

Keterangan

Kuning : Ruang Hunian Ungu : Ruang Bersama Merah : Ruang Kerja Biru : Service Hijau : Halaman

Gambar 5. Rumah produktif batik Sumber Rejeki di kampung batik Babagan - Lasem (Sumber: Hasil analisis, 2017)

Sumber Rejeki merupakan rumah produktif batik yang dimiliki oleh Ibu Win dengan akses yang sama antara aktivitas berhuni dan bekerja, serta mempunyai proses yang lengkap dalam produksi yang dihasilkannya. Pola tata ruangnya adalah sebagai berikut (gambar 5): rumah produktif ini mempunyai empat bagian yaitu bagian untuk berhuni, bagian untuk bekerja, bagian servis dan bagian yang digunakan bersama untuk berhuni dan bekerja. Bagian untuk berhuni yang utama hanya diwakili oleh ruang tidur, sedangkan bagian lain seperti teras, ruang keluarga digunakan secara bersama antara aktivitas berhuni dan bekerja. Bagian servis, untuk berhuni dan bekerja merupakan bagian yang terpisah dimana masing-masing mempunyai ruang tersendiri. Ruang bekerja menempati bagian samping rumah, dimana seluruh rangkaian proses membatik dilakukan ditempat tersebut. Setelah

(5)

27

proses produksi selesai, tahap berikutnya adalah proses distribusi. Proses ini dilakukan dengan menggunakan bagian teras dan bagian ruang keluarga untuk menerima konsumen yang akan melakukan transaksi.

Rumah Produktif Batik Putri Jelita

Keterangan

Kuning : Ruang Hunian Ungu : Ruang Bersama Merah : Ruang Kerja Biru : Service Hijau : Halaman

Gambar 6. Rumah produktif batik Putri Jelita di kampung batik Babagan - Lasem (Sumber: Hasil analisis, 2017)

Rumah produktif batik Putri Jelita mempunyai akses yang sama antara aktivitas berhuni danaktivitas bekerja; dengan proses yang tidak lengkap dimana proses yang dilakukan hanya proses membuat pola/motif batik dan proses memberi malam/lilin. Proses lanjutannya dilakukan ditempat yang berbeda. Ruang kerja khusus tidak ditemukan pada rumah produktif ini, aktivitas bekerja dilakukan diruang keluarga yang terletak dibagian depan rumah.

Rumah Produktif Batik Ayu

Keterangan

Kuning : Ruang Hunian Ungu : Ruang Bersama Merah : Ruang Kerja Biru : Service Hijau : Halaman

Gambar 7. Rumah produktif batik Ayu di kampung batik Babagan - Lasem (Sumber: Hasil analisis, 2017)

Rumah produktif batik Ayu dimiliki oleh Bapak Sugiarto, dimana mempunyai akses yang sama untuk aktivitas berhuni dan bekerja. Adapun proses yang dilakukan merupakan proses yang lengkap dengan jumlah produksi yang terbatas karena minimnya luas lahan. Pola tata ruang rumah produktif (gambar 7) ini terbagi menjadi enam bagian yaitu ruang hunian yang terdiri dari ruang tidur, ruang kerja dan ruang servis terletak dibagian belakang rumah, ruang bersama untuk aktivitas berhuni dan bekerja menggunakan ruang tamu dan ruang keluarga, dimana ruang tamu digunakan untuk menerima konsumen yang akan bertransaksi sedangkan ruang keluarga digunakan untuk menyimpan hasil produksi.

(6)

28

PENDEKATAN

Melalui metode kualitatif, langkah penelitian dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah perumusan masalah identifikasi mengenai pola tata ruang rumah produktif. Tahap kedua adalah studi literatur untuk untuk mengkompilasi teori-teori yang berkaitan dengan rumah produktif. Berikutnya tahap ketiga berupa observasi obyek, dilanjutkan dengan mendeskripsikan identifikasi mengenai pola tata ruang rumah produktif batik di Kampung Batik Babagan, Lasem.

IDENTIFIKASI

Penetapan ciri atau identifikasi mengenai pola tata ruang rumah produktif batik di Kampung Batik Babagan menunjukkan bahwa:

- Rumah produktif batik Pak Sigit, merupakan rumah produktif campuran dengan proses produksi lengkap, pengelolaan ruang fleksibel karena mempunyai ruang yang digunakan bersama untuk aktivitas berhuni dan bekerja;

- Rumah produktif batik Kidang Mas, merupakan rumah produktif campuran dengan proses produksi lengkap, pengelolaan ruang fleksibel karena mempunyai ruang yang digunakan bersama untuk aktivitas berhuni dan bekerja;

- Rumah produktif batik Sumber Rejeki, merupakan rumah produktif campuran dengan proses produksi lengkap, pengelolaan ruang fleksibel karena mempunyai ruang yang digunakan bersama untuk aktivitas berhuni dan bekerja;

- Rumah produktif batik Putri Jelita, merupakan rumah produktif campuran dengan proses produksi tidak lengkap, pengelolaan ruang fleksibel karena mempunyai ruang yang digunakan bersama untuk aktivitas berhuni dan bekerja;

- Rumah produktif batik Ayu, merupakan rumah produktif campuran dengan proses produksi lengkap, pengelolaan ruang fleksibel karena mempunyai ruang yang digunakan bersama untuk aktivitas berhuni dan bekerja.

“penghuni umebubu” diduga mengalami penurunan. Artinya, orang Kaenbaun mengalami perubahan budaya menjaga desa mereka dengan cara baru, tidak menggunakan lagi lopo sebagai basis utama.

KESIMPULAN

Rumah produktif batik di Kampung Batik Babagan Lasem berdasarkan pola (Johan Silas) merupakan rumah produktif campuran, dimana mempunyai akses yang sama untuk menuju tempat berhuni dan tempat bekerja. Tempat bekerja merupakan bagian dari ruang hunian sehingga dalam hal pengelolaan ruangnya fleksibel, dimana terdapat ruang yang digunakan bersama antara aktivitas berhuni dan bekerja. Ruang yang digunakan bersama merupakan ruang yang letaknya dibagian depan, samping atau bagian belakang dari rumah produktif sehingga aktivitas berhuni tetap mempunyai bagian yang hanya dapat diakses oleh pemilik/penghuni rumah.

DAFTAR PUSTAKA

Broadbent Geoffrey . (1973); Design in Architecture , Architecture and Human Sciences ; John Wiley & Sons, New York.USA.

D.K Ching . (2000) ; ARSITEKTUR, Bentuk, Ruang, dan Tatanan edisi2 ; Erlangga ,Jakarta. Groat, L; David Wang. (2013). Architectural Research Methods. New York: John Wiley & Sons, Inc. Haryadi, B Setiawan (2004) Arsitektur , Lingkungan dan Perilaku; Pengantar ke Teori, Metodologi

dan Aplikasi, GajahMada University Press, Jogyakarta.

Jurnal Dimensi – Vol. 33 no 1 - 2005 - Aryanti Dewi, Antariksa, San Soesanto - Pengaruh Kegiatan Berdagang terhadap Pola Ruang dalam Bangunan Rumah-Toko di Kawasan Pecinan Kota Malang.

Jurnal Nalars Volume 9 Nomor 1 Januari 2010 : 73-82 – Anisa – Paradigma Penelitian. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), online

(7)

29

Kridarso, Etty Retnowati (2017), Relasi Antara Pola Tata Ruang Rumah Produktif Batik dengan Karakter Etnisitas Penghuni di Kota Pekalongan, Jawa Tengah, Disertasi – Universitas Katolik Parahyangan – Bandung.

Prosiding (2012) - Wiwik Wahidah Osman & Samsuddin Amin– Hasil Penelitian - Rumah Produktif : Sebagai Tempat Tinggal dan Tempat Bekerja di Permukiman Komunitas Pengrajin Emas; Pola Pemanfaatan Ruang Pada Usaha Rumah Tangga.

Seminar Nasional Perumahan & Permukiman (2010), Taufiqurrahman, M Faqih, Hari Purnomo Perubahan Pola Tatanan Ruang Rumah Tinggal sebagai akibat kegiatan Industri Rumah Tangga. Studi Kasus : Pengrajin Logam di Desa Ngingas, Kecamatan Waru – Kabupaten Sidoarjo. Silas, Johan dan Rekan, (2000); Rumah Produktif, Dalam Dimensi Tradisional Dan Pemberdayaan;

UPT ITS - Surabaya.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. – Alfabeta – Bandung.

Widayati, Naniek .( 2004); Settlement of Batik Entrepreneurs in Surakarta; GajahMada University Press - Jogyakarta.

(8)

Gambar

Gambar 1. Lokasi kecamatan Lasem, kabupaten Rembang, Jawa Tengah  (Sumber: HARUN AR, Mg
Gambar 2. Gerbang kampung batik Babagan - Lasem  (Sumber: Batik tulis Lasem – 08062017)
Gambar 4. Rumah produktif batik pak Kidang Mas di kampung batik Babagan - Lasem  (Sumber: Hasil analisis, 2017)
Gambar 6. Rumah produktif batik Putri Jelita di kampung batik Babagan - Lasem  (Sumber: Hasil analisis, 2017)

Referensi

Dokumen terkait

Di dalam sebuah laporan yang ditulis khusus untuk membantah klaim APA, tim dari “ National Association for Research and Therapy of Homosexuality” (NARTH) menunujukan bahwa studi

Upaya yang dilakukan oleh tutor dalam penggunaan Metode bermain peran selalu mengacu pada RKH yang telah dibuat sebelumnya, dan langkah – langkahnya pun harus sesuai

Bentuk pengamalan dari pengalaman batin yang diperoleh dalam apresiasi terhadap karya musik non tradisional merupakan proses atau cara yang dilakukan seseorang untuk

Berdasarkan hasil penelitian analisis kelengkapan pengisian data formulir anamnesis dan pemeriksaan fisik yang meliputi 4 komponen yaitu identifikasi pasien, laporan

Kedua, aspek kelembagaan, untuk indikator akreditasi institusi dan akreditasi program studi versi BAN PT mengalami peningkatan signifikan untuk yang terakreditasi A, hanya

Metode penelitian menggunakan pendekatan Yuridis Sosiologis yaitu dengan melihat penerapan hukum di dalam praktek pada lembaga terkait. Aturan hukum yang digunakan

Penelitian yang dilakukan PP Arndt SVD dalam (Keraf, 1978:5), menunjukkan bahwa belum ada penelitian yang mendalam mengenai kekerabatan bahasa-bahasa Lamaholot atau

Puji syukur Alhamdulillahirobbil’alamin penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-NYA sehingga penulis bisa menyelesaikan sebuah