• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Good Governance Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) di Universitas Negeri Malang (UM) Andriyan Nurman Effendi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Good Governance Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) di Universitas Negeri Malang (UM) Andriyan Nurman Effendi"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Pendidikan & Budaya WARTA PENDIDIKAN --- --- ---

3

Pelindung:

Pusat Pengkajian & Pengembangan Sumber Daya Manusia (P3SDM) Melati

Pemimpin Umum (Editor in Chief)

Nova Indra

Wakil Pemimpin Umum

Dewi Sania Chinensis

Pemimpin Redaksi

Santy Fidrianna, SE, MM.

Mitra Bestari (Peer Review)

Prof. Dr. Ernani Hadiyati, SE. MS Prof. Dr. Edwar Juliartha, S.Sos. MM Dr. Lenny Christina Nawangsari, ST., MM.

Dewan Redaksi

Nova Indra, Santy Fidrianna, SE, MM, Syahrial, S.Sn.

Koordinator Liputan

YN (Padangpanjang), Rizki Amelia, S.Pd, Delvia Andrini, S.Pd (Bukittinggi), Delvia Andrini, S.Pd (Payakumbuh – 50 Kota), Fauziah, S.Pd, Yulia A, S.Pd (Agam), Anna (Malang, Jawa Timur). Abdullah, M.Pd. (Aceh

Utara). Jon Irman S.Pd.I (Bekasi). Siyohelpiyanti, M.Pd, Adha Noorfedy, S.Pd, M.Kom (Sijunjung), Heny Sulistiowaty, A.Md., S.Pd. (Kota/Kab. Blitar), Viktorinus Rema Gare

(NTT), Albertus Muda, S.Ag (Lembata), Sudarto (Klaten) Online Version jurnal.warta-pendidikan.com/ojs/index.php/wp/index HOTLINE 0819671090 Penerbit

P3SDM Melati Publishing, Malang, Indonesia

Warta Pendidikan, sebagai jurnal nasional yang memuat materi-materi kependidikan, baik berupa artikel ilmiah maupun artikel ilmiah populer, di tahun kelima ini telah terindeks sebagai jurnal berskala internasional. Insya Allah akan selalu memberikan layanan terbaik bagi penikmat media ilmiah dan para penggunanya.

Pada Edisi 56 - Mei 2021 (Vol. V No. 8) ini, memuat beragam karya tulis ilmiah berupa Artikel Ilmiah, Artikel Ilmiah Populer serta informasi pendidikan dari berbagai daerah.

Selamat membaca, dan salam hangat dari redaksi...

Analisis Good Governance Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) di Universitas Negeri Malang (UM)

Andriyan Nurman Effendi

4

Peningkatan Kinerja Guru SDK Wolomeli dalam Pembelajaran di Kelas melalui Supervisi Edukatif Kolaboratif secara Periodik Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2019/2020

Agnes Bule

13

Kepuasan Kerja Memediasi Pengaruh Kompensasi dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai: Studi Pada Pegawai Non PNS Tenaga Kependidikan Bagian Pelayanan Administrasi Subbag Rumah Tangga di Universitas Negeri Malang

Rara Aditi Inandriciya

20

Analisis Efektivitas Dan Kontribusi Penerimaan Uang Kuliah Tunggal Terhadap Pendapatan Blu di Universitas Negeri Malang

Hardi Sona Kurniawan

29

Aspek Positif Supervisi Pendidikan Terhadap Aplikasi Pembelajaran Model Gabungan di SD Negeri Percobaan 1 Kota Malang Tahun Pelajaran 2012/2013

Anita Rosmearia

38

Penerapan Pendekatan Pembelajaran Pakem dalam Mewujudkan Pendidikan Karakter di SDN Sukoharjo 1 Kec. Klojen Kota Malang Tahun Pelajaran 2015/2016

Erna Djuwita

(2)

4

---

Jurnal Pendidikan & Budaya WARTA PENDIDIKAN

Analisis Good Governance Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) di

Universitas Negeri Malang (UM)

Andriyan Nurman Effendi1, Endang Suswati2, Umi Muawanah3

1

Program Studi Magister Manajemen, Universitas Gajayana Malang 2,3

Universitas Gajayana Malang

Abstrak

Permendikbud No 58 Tahun 2012 tentang BOPTN, didasari pada alinea 4 Pembukaan UUD 1945, mencerdaskan kehidupan bangsa. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah Implementasi manajemen Manajemen Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) di Universitas

Negeri Malang (UM). Tujuan yang dicapai dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, pertanggungjawaban pelaksanaan program

(BOPTN) di Universitas Negeri Malang (UM).

Metode penelitian yang digunakan dalam tesis ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tekhnik pengumpulan data dilakukan langsung oleh pihak peneliti melalui wawancara mendalam

(In-Depth-Interview), observasi, dan studi dokumentasi.

Dalam penyelenggaraan program BOPTN terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, pertanggungjawaban. Dalam Implementasi Manajemen Bantuan Operasional Perguruan Tinggi

Negeri (BOPTN) di Universitas Negeri Malang (UM) ditemukan kendala seperti: 1) Kurang lancarnya komunikasi antara unit dan pengelola keuangan ; 2) Persepsi yang berbeda dalam penggunaan dana BOPTN;

3) Proses pencaiaran dana BOPTN cair pertengahan tahun. Solusi dari kendala Implementasi Manajemen Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) diarahkan untuk lebih meningkatkan frekuwensi tatap

muka, dan membangun kepercayaan dengan kesediaan untuk terbuka dalam pengelolaan dana. Pendelegasian wewenang merupakan solusi yang ditawarkan oleh Rektor dalam Implementasi manajemen

BOPTN yang merupakan salah satu dari implementasi MBS yakni berupa meningkatkan peran serta masyarakat untuk turut serta bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyarankan agar implementasi manajemen BOPTN yang ada di Universitas Negeri Malang harus lebih ditingkatkan dengan cara mensosialisaikan program BOPTN secara komprehensif kepada civitas akademika dan serta masyarakat. Demikian pula sebaliknya, peran unit kerja dan

kegiatan kemahasiswaan juga perlu disosialisasikan kepada masyarakat agar orang-orang yang terlibat di dalam Implementasi program BOPTN tidak saling melempar tanggung jawab. Diharapkan Universitas dapat lebih meningkatkan mutu pelayanan pendidikan menjadi lebih baik lagi. Dan kendala-kendala yang dihadapi

perlu segera dievaluasi dengan meningkatkan frekuensi evaluasi antara lain per triwulan/per semester sehingga Universitas Negeri Malang terbebas dari masalah-masalah yang ada. Selain itu juga pihak universitas

perlu diselenggarakannya pertemuan per bulan antara unit kerja yaitu fakultas dan lembaga bersama Satuan Pengawas Internal (SPI) dan civitas akademika di Universitas Negeri Malang.

Kata kunci: Good Governance, BOPTN, Analisis

PENDAHULUAN

Salah satu upaya pemerintah dalam meng-antisipasi mahalnya biaya pendidikan tinggi adalah menetapkan tidak ada kenaikan uang kuliah (SPP) dan menggunakan Uang Kuliah Tunggal (UKT) pada perguruan tinggi negeri yang mulai berlaku mulai tahun akademik 2012/2013. Untuk mengatasi masa-lah tersebut serta untuk menjaga kelangsungan pro-ses belajar mengajar di perguruan tinggi negeri se-suai dengan pelayanan minimal, pemerintah melun-

curkan program Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) dengan memberikan bantuan dana penyelenggaraan kepada Perguruan Tinggi Negeri. Program BOPTN bertujuan untuk menutupi kekurangan biaya operasional di perguruan tinggi.

Program BOPTN bertujuan untuk menutupi kekurangan biaya operasional di perguruan tinggi. Pemberian BOPTN tidak hanya membantu me-ringankan beban operasional PTN tetapi juga mening-katkan anggaran penelitian PTN maupun PTS. Hal ini

(3)

Jurnal Pendidikan & Budaya WARTA PENDIDIKAN --- --- ---

5

disebabkan Undang-Undang Nomor 12 tahun 2012

juga mengatur bahwa minimum 30% dari BOPTN harus digunakan untuk biaya penelitian. Selain itu, tujuan pemberian BOPTN adalah agar sebagian besar biaya operasional perguruan tinggi tidak menjadi beban mahasiswa yang daya belinya tidak cukup untuk membayar standar biaya operasional sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM). Bagi perguruan tinggi yang telah mencapai SPM, menjaga agar SPP (tuition) perguruan tinggi tidak naik, dan BOPTN ini dapat digunakan untuk menutup kebutuhan akan biaya operasional perguruan tinggi.

Berdasarkan peraturan pemerintah dan kenyatannya berbeda. Masih hangat dalam ingatan, bahwa anggaran pendidikan tinggi Tahun Anggaran 2016 mengalami penurunan hampir mencapai 3 Triliun sebelum akhirnya dapat diselamatkan didalam APBN-P pertengahan tahun 2016. Selanjutnya jumlah BOPTN yang jumlahnya tetap diangka 4,5 Triliun padahal jumlah Perguruan Tinggi Negeri (PTN) mengalami pertambahan sebagai konsekuensi peralihan status beberapa Perguruan Tinggi Swasta (PTS) menjadi PTN sehingga jumlah BOPTN di masing-masing Universitas Negeri mengalamai penurunan angka yang cukup signifikan dan berpotensi mengganggu biaya operasional perguruan tinggi.

Pengurangan anggaran BOPTN tersebut dapat menyebabkan universitas menaikkan Uang Kuliah Tunggal (UKT) mahasiswa guna menutupi anggaran pengeluaran universitas. Melalui surat edaran Dirjen Dikti Nomor 800/A.A1/KU/2016 disebutkan bahwa universitas dapat menaikkan UKT mahasiswa. Tidak hanya itu, Permenristekdikti Nomor 22 Tahun 2005 juga menyebutkan bahwa universitas diperbolehkan memungut uang lain di luar UKT bagi mahasiswa yang masuk melalui jalur mandiri.

Menurut penelitian Fauzan (2013) judul pene-litian Pengaruh Good Governance Terhadap Penge-lolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah dengan hasil penelitian menyatakan bahwa Akuntabilitas ber-pengaruh secara negative dan tidak signifikan ter-hadap pengelolaan dana BOS. Transparansi berpe-ngaruh secara positif dan signifikan terhadap penge-lolaan dana BOS. Partisipasi masyarakat berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap pengelo-laan dana BOS Akuntabilitas, Transparansi, dan Parti-sipasi masyarakat secara bersamasama berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pengelolaan dana BOS. Transparansi merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi pengelolaan dana BOS di Kecamatan Galis Bangkalan Madura. Pelak-sanaan good governance dalam pengelolaan dana BOS di Kecamatan Galis Bangkalan Madura pada

umumnya sudah efektif.

Universitas Negeri Malang (UM) merupakan salah satu perguruan tinggi negeri yang menerima Program Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN). Sebagai satuan Pendidikan Tinggi yang diselenggarakan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia yang berada dibawah dan tanggungjawab langsung kepada Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia. Sebagai instansi pemerintah, UM memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyedia barang dan jasa dalam rangka mencer-daskan kehidupan bangsa.

Sumber anggaran Universitas Negeri Malang (UM) sebagai satker BLU bersumber dari Rupiah Murni dan Pendapatan BLU, dan dikelola dalam sistem APBN sesuai dengan Peraturan Perundangan yang berlaku dan termuat dalam dokumen anggaran berupa Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Anggaran Rupiah Murni diperoleh dari pemerintah berupa Anggaran Rutin dan BOPTN, sedangkan anggaran BLU di peroleh dari pendapatan BLU.

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24053/A.A3/KU/2013 tanggal 1 April 2013 tentang Perubahan Atas Peraturam Menteri Pendidikan dan Kebudayaaan Republik Indonesia Nomor 787/A.A3/KU/2013 tanggal 14 Januari 2013, dan Pe-rubahan Atas Peraturam Menteri Pendidikan dan Kebudayaaan Republik Indonesia Nomor 720/A.A3/KU/2013 tanggal 2 Januari 2013, struktur organisasi pejabat perbendaharaan Universitas Negeri Malang Tahun Anggaran 2013, terdiri atas: 1) Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran/Pengguna Barang, 2) Pejabat Penguji dan Penandatanganan SPM, 3) Pejabat Pembuat Komitmen, 4) Bendahara Pene-rimaan, 5) Bendahara Pengeluaran, 6) Bendahara Pengeluaran Pembantu Kegiatan Belanja Rutin/ Rupiah Murni, 7) Bendahara Pengeluaran Pembantu Kegiatan PNBP, 8) Bendahara Pengeluaran Pembantu Kegiatan Belanja Pegawai, 9) Bendahara Pengeluaran Pembantu Fakultas/Lembaga/Biro.

Struktur organisasi pengelola anggaran pada unit kerja di lingkungan Universitas Negeri Malang (UM) Tahun Anggaran 2013 sebagaimana tersebut pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2013 tentang Sistem Akuntansi Universitas Negeri Malang (UM). DIPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh Kementerian Negara/Lembaga dan disahkan oleh Dirjen Pebendaharaan atau Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan atas Nama Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN).

(4)

6

---

Jurnal Pendidikan & Budaya WARTA PENDIDIKAN DIPA memuat informasi satuan-satuan terukur yang

berfungsi sebagai dasar pelaksanaan kegiatan dan penggunaan anggaran. Di samping itu, DIPA dapat dimanfaatkan sebagai alat pengendali, pelaksanaan, pelaporan, pengawasan, dan sekaligus merupakan perangkat akuntansi pemerintah.

Ketentuan tentang pengelolaan Keuangan Negara diatur dengan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003. Aturan-aturan tersebut meliputi: Pasal 3 ayat (1). menyatakan bahwa Keuangan Negara dikelola secara tertib, ekonomis. efektif, transparan, dan serta tnggungjawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.

Asas-asas Pengelolaan Keuangan Negara meliputi: 1) Akuntabilitas berorientasi pada hasil, 2) Profesionalitas, 3) Proporsionalitas, 4) Keterbukaan dalam pengelolaan keuangan, dan 5) Pemeriksaan keuangan oleh badan pemeriksaan dan mandiri.

Dengan keluarnya Undang-undang No. 17 Tahun 2003 tentang Pengelolaan Keuangan Negara, Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Undang-undang No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan Keuangan Negara. Pengelolaan keuangan negara mulai dari perencanaan sampai pemeriksaan, telah mempunyai aturan yang jelas.

Sebagai salah satu Perguruan Tinggi Negeri, Universitas Negeri Malang merupakan salah satu Universitas penerima BOPTN. Di dalam penganggaran BOPTN, Universitas Negeri Malang mengalokasikan dana tersebut terutama untuk pembebasan Uang Pangkal, kemudian dana riset sesuai dengan Peraturan Dirjen Dikti Nomor 15/Kep/2013. Pengelolaan Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) tidak terlepas dari peranan Rektor dalam pengertian cara Rektor mengatur alokasi pembiayaan untuk operasional Perguruan Tinggi. Un-tuk menjaga agar tidak terjadi penyimpangan dalam penyaluran maupun penggunaan dana Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) di tingkat Perguruan Tinggi diperlukan tata kelola yang baik dalam pelaksanaan program Bantuan Ope-rasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) tersebut.

Realitas mengenai pengelolaan keuangan perguruan tinggi negeri di Indonesia menunjukkan adanya penyimpangan. Hal ini terlihat beberapa kasus yang menimpa pimpinan perguruan tinggi yang terlibat dengan aparat penegak hukum seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), kejaksaan, dan lain-nya. Kasus yang menimpa pimpinan Unsoed Purwokerto dan UI Jakarta menunjukkan terdapat se-suatu yang salah pada pengelolaan keuangan per-guruan tinggi (Agus Wahyudin, Ahmad Nurkhin dan

Kiswanto. (2017).

Dari beberapa penelitian terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian tesis ini ada riset gab yang hasil penelitian negative menurut penelitian Fauzan (2013) Pengaruh Good Governance Terhadap Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah dengan hasil penelitian menyatakan bahwa Akunta-bilitas berpengaruh secara negative dan tidak signifikan terhadap pengelolaan dana BOS. Transpa-ransi berpengaruh secara positif dan signifikan terha-dap pengelolaan dana BOS. Partisipasi masyarakat berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap pengelolaan dana BOS Akuntabilitas, Transparansi, dan Partisipasi masyarakat secara ber sama-sama berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pengelolaan dana BOS. Transparansi meru-pakan variabel yang paling dominan mempengaruhi pengelolaan dana BOS di Kecamatan Galis Bangkalan Madura. Pelaksanaan good governance dalam pengelolaan dana BOS di Kecamatan Galis Bangkalan Madura pada umumnya sudah efektif.

Berdasarkan kondisi tersebut Perguruan Tinggi yang merupakan lembaga publik perlu menerapkan prinsip-prinsip good governance atau tata kelola yang baik khususnya dalam hal pengelolaan keuangan pada Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN). Prinsip tata kelola yang baik tidak hanya terbatas pada penggunaan peraturan dan ketentuan yang berlaku, melainkan dikembangkan dengan menerapkan prinsip penyelenggaraan universitas yang baik yang tidak hanya melibatkan pimpinan. Penerapan good university governance bukan hanya mencakup relasi pengelolaan universitas melainkan adanya relasi sinergis sejajar. Universitas atau per-guruan tinggi merupakan organisasi nirlaba yang tidak bertujuan mencari keuntungan (profit oriented), namun harus tetap mendapatkan dukungan finansial untuk menjalankan operasional sivitas akademiknya. Hakikatnya universitas harus mampu menghidupi dirinya sendiri dan dapat mengembangkan kelem-bagaannya dengan baik.

Permasalahan yang masih dialami tim penge-lola dana Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) di Universitas Negeri Malang antara lain banyaknya perubahan Revisi anggaran karena perencanaan berubah. Adanya kebijakan pemerintah tentang pembatasan anggaran (optimalisasi anggaran seperti kebijakan tidak boleh melaksanakan kegiatan di hotel). Alokasi penggunaannya juga dibatasi untuk belanja tertentu dan diseragamkan.

Berdasarkan permasalah tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut: Bagaimana Tata Kelola dana BOPTN sudah melaksa-

(5)

Jurnal Pendidikan & Budaya WARTA PENDIDIKAN --- --- ---

7

nakan prinsip good governance dalam pelaksanaan

program pada Universitas Negeri Malang?

Secara umum tujuan penelitian adalah untuk analisis Tata Kelola Berdasarkan Prinsip good gover-nance bantuan operasional perguruan tinggi negeri (BOPTN) untuk pelaksanaan program Universitas Negeri Malang (UM).

Adapun manfaat yang diharapkan dari pene-litian ini sebagai berikut: 1) Sebagai bahan masukan bagi universitas untuk membenahi kualitas penyel-enggaraan pendidikan melalui Analisis Good Gover-nance Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN). 2) Sebagai bahan pertimbangan bagi stake-holders (kementerian riset, teknologi dan pendidikan tinggi, pihak universitas, dan masyarakat) untuk meningkatkan hubungan kerjasama antar universitas dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan diuniversitas. 3) Sebagai bahan masukan bagi pihak pengelola pendidikan di Universitas Negeri Malang untuk mengoptimalkan sosialisasi Analisis Good Governance Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) dalam usaha untuk meningkatkan kualitas pelayanan penyelenggaraan pendidikan, menjadi perguruan tinggi unggul dan menjadi rujuk-an dalam penyelenggararujuk-an Tri Dharma pergururujuk-an tinggi. 4) Bagi peneliti, merupakan pengalaman yang sangat berharga dengan cara mengaplikasikan antara teori ke dalam realita pelaksanaan anggaran yang ada di Lembaga pemerintah dan dapat digunakan se-bagai bahan referensi bagi peneliti berikutnya terkait dengan penulisan tesis atau jurnal.

METODOLOGI

Penelitian tentang Tata Kelola Bantuan Ope-rasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) di Universitas Negeri Malang dilakukan dengan meng-gunakan penelitian kualitatif. Sebagai penelitian kualitatif tentu berbeda dengan penelitian kuanti-tatif, walaupun mungkin pada sisi tertentu ada unsur kesamaannya. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti bermaksud memperoleh gambaran yang mendalam topik penelitian tesebut.

Penelitian ini dilakukan di bagian Keuangan Biro Umum dan Keuangan Universitas Negeri Malang yang berlokasi di Jalan Semarang No.5 Malang. Alasan dipilihnya lokasi ini karena di Universitas Negeri Malang (UM) merupakan perguruan tinggi yang sudah berstatus Badan Layanan Umum (BLU). BLU adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari ke-untungan dan dalam melakukan kegiatannya di-dasarkan pada apakah Tata Kelola Bantuan Opera-

sional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) di Universitas Negeri Malang sudah sesuai dengan prinsip GUG. Dengan fenomena seperti tersebut, peneliti melakukan penelitian di UM. Adapun waktu penelitian ini dilakukan mulai bulan Juli sampai dengan Oktober 2017.

Adapun data yang dalam penelitian ini meng-gunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Nazir (2003:54), metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi keterangan dalam bentuk uraian kata kata dan tidak diukur dengan skala numerik berupa data undang-undang tentang keuangan Negara, peraturan pemerintah tentang pelaksanaan anggaran, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, perencanaan program, pelaksanaan program, pengarahan program dan pengawasan program penggunaan dana BOPTN untuk pelaksanaan prog-ram universitas.

Pada penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data yaitu: Pertama, Sumber Data Primer. Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perse-orangan seperti hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Metode yang dipakai untuk mengumpulkan data primer melalui survei (field research) yang dilakukan dengan wawancara. Untuk memperoleh primer dilakukan wawancara secara mendalam (depth interview) terhadap para informan sampai ditemukan jawaban yang sama (jenuh) sebagaimana dijelaskan lebih lanjut oleh Lincoln dan Guba (1985: 20) bahwa:

“……… the purpose of maximum variation is best dehieved by selecting each unit the sample omly after the precious unit has been tepped and analyzed. Each successive unit can be chose to extend information that contrasts with it or to fill in gaps in the information abstain so far ……”.

Untuk memperoleh kevalidan informasi dan data, maka dilakukan cross chek hasil wawancara dengan key informan. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya informasi yang bersifat dubius atau keragu-raguan. Pemilihan key informan ini didasarkan pada asumsi bahwa yang besangkutan merupakan individu yang paling bertanggungjawab menangani masalah dimasing-masing kasus tersebut dan dianggap pula mengetahui tentang segala prob-lematikanya.

(6)

8

---

Jurnal Pendidikan & Budaya WARTA PENDIDIKAN Data primer dalam penelitian dilakukan

mela-lui wawancara tentang perencanaan penggunaan dana BOPTN untuk pelaksanaan program Universitas Negeri Malang, pengorganisasian penggunaan dana BOPTN untuk pelaksanaan program Universitas Negeri Malang, pengarahan penggunaan dana BOPTN untuk pelaksanaan program Universitas Negeri Malang dan pengawasan penggunaan dana BOPTN untuk pelaksanaan program Universitas Negeri Malang.

Informan lebih diidentifikasi sebagai individu yang mampu atau diminta oleh peneliti untuk memberi uraian, cerita-detail selain tentang dirinya dan terutama tentang individu lain, situasi dan kondisi atau peristiwa di lokasi penelitian. Karena itu informan pada umumnya adalah tokoh, pemimpin atau mereka yang banyak tahu dan hidup lama di lokasi penelitiannya Dalam penelitian ini, peneliti menetapkan informan adalah Satuan Perangkat Kerja Universitas Negeri Malang sebagai berikut: 1) Pejabat Pembuat Komitmen selaku Pejabat yang berwenang, 2) Bendahara, dan 3) Pelaksana pada Tingkat Pusat.

Kedua, Sumber Data Sekunder. Data sekun-der adalah data yang diperoleh melalui sumber yang relevan dengan topik yang akan diteliti. Pengertian lain bahwa data sekunder merupakan data primer yang diperoleh oleh pihak lain atau data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pengumpul data primer atau oleh pihak lain yang pada umumnya disajikan dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram. Data sekunder digunakan oleh peneliti untuk memberikan gambaran tambahan, gambaran pelengkap ataupun untuk diproses lebih lanjut (Sugiarto, 2001). Dalam hal ini data sekunder diperoleh dengan menyalin atau mengutip data dalam bentuk yang sudah jadi tentang kebijakan-kebijakan dan peraturan dari pusat sampai daerah mengenai Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN).

Metode Pengumpulan Data pada penelitian ini adalah melalui wawancara, observasi, dan dokumen-tasi. Data yang diperoleh, kemudian dianalisa secara kualitatif. Dalam penelitian ini digunakan analisis data yang telah dikembangkan oleh Miles dan Huberman (dalam Emzir, 2010: 129-136), meng-gunakan analisis model ineraktif dengan tiga prose-dur, yaitu reduksi data, penyampaian data dan mena-rik kesimpulan/verifikasi.

HASIL PENELITIAN

Good governance tidak lepas dari keinginan agar adanya keadilan yang merata, agar sesuai dengan proporsi dan keterlibatan individu tanpa mengesampingkan pengembangan dan upaya mem-

peroleh keuntungan dari setiap langkah yang ditempuh. World Bank memberi definisi, yaitu “the state power is used in managing economic and social resources for development of society”. Institusi good governance meliputi tiga domain, yaitu: state (negara), private sector, dan society. Menurut UNDP, good governance sebagai hubungan yang sinergis dan konstruktif antara negara, sektor swasta dan masyarakat. (LAN dan BPKP, 2000:5-8). Corporate governance tidak hanya memperhatikan jalannya organisasi, tetapi berfokus pada kebijakan manajemen terhadap organisasi secara keseluruhan dengan melakukan pengawasan dan kontrol terhadap tindakan executive. Corporate governance memberi harapan bagi stakeholders dalam mewujudkan akuntabilitas dan kepatuhan terhadap regulasi organisasi. Good governance memandang bagaimana organisasi dapat berjalan secara benar. Good governance pada universitas tidak bersifat tunggal pada prerogatif administratif saja, tetapi juga pada responsibilitas dan upaya bersama yang meli-batkan partisipasi semua konstituen kampus sebagaimana mestinya.

Pengelolaan pendidikan di Indonesia selama ini cenderung bersifat sentralistik, yang menyebabkan institusi pendidikan menjadi tidak mandiri, kurang berkembang dengan baik, lemah inisiatif, kurang kreatif, tidak inovatif, dan kurang berani melakukan terobosan baru. Menyadari akan hal tersebut, muncul tuntutan perubahan terhadap ketatakelolaan Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Perubahan pola ketatakelolaan yang di arahkan pada pengelolaan yang otonom, lebih adaptif dan luwes, mempunyai kemampuan belajar sepanjang hayat, kritis, inovatif, kreatif dan mampu bekerja sama. Beberapa PTN mengalami perubahan dari pola manajemen lama yang bersifat sentralistik ke pola manajemen baru yang otonom dalam bentuk Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara (PT-BHMN). Reformasi PTN ke arah otonomi dengan pola penatakelolaan yang baik (demokratis, transparan dan akuntabel). Perubahan pola penatakelolaan tersebut sejalan dengan tun-tutan masyarakat terhadap adanya good governance dan akuntabilitas publik pada semua sektor publik, terutama yang dikelola oleh pemerintah

Pengaturan Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) telah diatur dalam Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi No 6 Tahun 2016. Dalam pasal 1 disebutkan “Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri yang selanjutnya disingkat BOPTN merupakan bantuan bi-aya dari Pemerintah yang diberikan kepada perguru-an tinggi negeri untuk membiayai kekurperguru-angperguru-an biaya

(7)

Jurnal Pendidikan & Budaya WARTA PENDIDIKAN --- --- ---

9

operasional sebagai akibat adanya kenaikan

sum-bangan pendidikan di perguruan tinggi negeri. Tujuan dari program BOPTN adalah untuk menutupi kekurangan biaya operasional di perguruan tinggi. Se-lain meringankan beban operasional PTN, pemberian BOPTN juga meningkatkan anggaran penelitian PTN maupun PTS. Hal ini disebabkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 juga mengatur bahwa mini-mum 30% dari BOPTN harus digunakan untuk biaya penelitian.

Berdasarkan temuan penelitian, Proses Tata Kelola Dana Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) di Universitas Negeri Malang telah berdasarkan prinsip Good Governance, dimana berdasarkan prinsip Akuintasbilitas, Transparansi, Responsibility, Independensi dan Kewajaran.

Transparansi

Transparansi mengandung arti bahwa pengam-bilan dan pengimplementasian keputusan dilakukan dalam tata cara yang mengikuti hukum dan per-aturan. Transparansi juga berarti bahwa informasi tersedia secara bebas dan dapat diakses langsung oleh mereka yang akan dipengaruhi oleh keputusan tersebut. Informasi yang tersedia haruslah dalam bentuk dan media yang mudah dimengerti. Tran-sparansi berarti ketersediaan informasi yang akurat, relevan dan mudah dimengerti yang dapat diperoleh secara low-cost sehingga stakeholders dapat mengambil keputusan yang tepat. Karena itu, orga-nisasi perlu meningkatkan kualitas, kuantitas dan fre-kuensi dari laporan kegiatan.

Transparansi berarti terbukanya akses bagi se-mua pihak yang berkepentingan terhadap setiap informasi terkait, seperti berbagai peraturan dan perundang-undangan, serta kebijakan organisasi dengan biaya yang minimal. Informasi sosial, ekonomi, dan politik yang andal (reliable) dan berkala haruslah tersedia dan dapat diakses oleh publik (biasanya melalui filter media massa yang ber-tanggung jawab). Transparansi dalam mengelola dana Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) di Universitas Negeri Malang sudah dapat dilaksanakan dengan cukup baik, hal ini terilhat dari: 1. Proses mulai dari Perencanaan, penggunaan dan

penyerapan anggaran BOPTN di UM bisa dipantau oleh semua pihak melalui aplikasi terpadu (sik.um.ac.id).

2. Sosialisai dana yang diterima dari Kementrian Keuangan

3. Hasil pengelolaan dana dilaporkan pada Kementrian Keuangan, Kementrian Ristekdikti, Akuntan Publik maupun auditor dari pemerintah maupun non pemerintah.

Transparansi semakin urgen dalam sektor public (pemerintah) dan privat (swasta). Hal ini didorong oleh berkembangnya tuntutan lingkungan terhadap akses informasi. Aliran informasi tidak pernah secara total tanpa hambatan, karena manajemen yang tidak transparan dalam mengelola organisasi. Transparansi diterima luas masyarakat (sektor publik dan privat), karena transparansi memberikan harapan terhadap efisiensi, membangun kredibilitas dan citra, kepercayaan dan kolaborasi. Transparansi sangat penting untuk mencegah terjadinya skandal, penyelewengan dan penyimpang-an penggunapenyimpang-an Dpenyimpang-ana Bpenyimpang-antupenyimpang-an Operasional Pergurupenyimpang-an Tinggi Negeri (BOPTN) di Universitas Negeri Malang

Akuntabilitas dan Responsibilitas

Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) di Universitas Negeri Malang dituntut memiliki akuntabilitas baik kepada masyarakat maupun pemerintah atas penggunaannya. Hal ini merupakan perpaduan antara komitmen terhadap standar keberhasilan dan harapan/tuntutan orang tua/masyarakat. Pertang-gungjawaban (accountability) ini bertujuan untuk meyakinkan bahwa dana masyarakat dipergunakan sesuai dengan kebijakan yang telah ditentukan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk itu Universitas Negeri Malang harus memberikan laporan pertanggungjawaban dan mengomunikasi-kannya kepada orang tua/masyarakat dan pemerin-tah, dan melaksanakan kaji ulang secara kompre-hensif terhadap pelaksanaan program prioritas Perguruan Tinggi dalam proses peningkatan mutu. Bagian terpenting dari tahapan akuntabilitas Penge-lolaan Dana Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) di Universitas Negeri Malang adalah perencanaan yang matang dari alokasi dana yang akan dikelola.

Berdasarkan hasil temuan penelitian, Sistem akuntabilitas dan Responsibilitas dalam mengelola Dana Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) di Universitas Negeri Malang sudah dapat dilaksanakan dengan cukup baik, hal ini terlihat dari: 1. Salah satu bentuk tanggungjawab Universitas

Negeri Malang dalam mengelola dana Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) di Universitas Negeri Malang asalah dengan adanya proses audit.

2. Mekanisme pertanggungjawaban dilakukan melalui GUP, TUP dan LS ke KPPN selaku kuasa BUN.

3. Adanya forum sebagai media dalam menyam-paikan pertanggungjawab pengelolaan seperti Rapat Pimpinan maupun Melalui Media Sosial.

(8)

10

---

Jurnal Pendidikan & Budaya WARTA PENDIDIKAN 4. Hasil penggunaan dana Bantuan Operasional

Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) di Universitas Negeri Malang dilaporkan secara berjenjang Dari Fakultas, Rektorat, Kementrian terkait.

Akuntabilitas dapat diartikan sebagai kewajib-an dari individu-individu atau penguasa ykewajib-ang diper-cayakan untuk mengelola sumber-sumber daya publik dan yang bersangkutan dengannya untuk da-pat menjawab hal-hal yang menyangkut pertang-gungjawabannya. Akuntabilitas terkait erat dengan instrumen untuk kegiatan kontrol terutama dalam hal pencapaian hasil pada pelayanan publik dan menyampaikannya secara transparan kepada masyarakat (Toha, 2007). Menurut Ndraha (2003), konsep akuntabilitas berawal dari konsep per-tanggungjawaban, konsep pertanggungjawaban sen-diri dapat dijelaskan dari adanya wewenang.

Akuntabilitas merupakan kejelasan fungsi, pe-laksanaan dan pertanggungjawaban organ sehingga pengelolaan organisasi terlaksana secara efektif. Universitas harus mempunyai uraian tugas dan tanggung jawab yang jelas (tertulis) dari pejabat structural. Institusi perguruan tinggi harus mampu mempertanggungjawabkan seluruh rangkaian proses penyelenggaraan perguruan tinggi terhadap seluruh stakeholders, baik internal maupun eksternal, terutama pada masyarakat umum. Pertanggung-jawaban ini dapat dilakukan secara rutin dengan jangka waktu tertentu. Misalnya, dalam hal anggaran setiap tahun perlu dilakukan proses audit, baik audit internal maupun audit eksternal yang dilakukan oleh akuntan public.

Responsibilitas yaitu merupakan sejauh mana kebijakan, regulasi, dan pengalokasian anggaran mendapat dukungan dan tanggapan positif dari sivitas akademika. Kesesuaian di dalam pengelolaan organisasi terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. GCG memerlukan institusi dan proses didalamnya yang mencoba untuk melayani semua stakeholders dalam kerangka waktu tertentu yang sesuai. Seorang pelayan publik, politisi atau birokrat yang responsif harus menjadi seorang yang reaktif, simpatik, sensitif dan mampu berempati pada opini serta kebutuhan masyarakat. Perguruan tinggi sebagai lembaga publik memiliki tugas dan fungsi memberikan dukungan dan bantuan atau pelayanan kepada komunitas kampus. Elemen penting di sini adalah peran para pengelola perguruan tinggi, baik secara individu maupun secara kolektif. Bagaimana mereka merefleksi dan menginterpretasi kebutuhan komunitasnya, serta merespons tugas sebagai penyedia public goods dan public service bagi komunitas atau bagi masyarakat dan negara.

Independensi dan Kewajaran

Independen menurut Zarkasyi (2008) keadaan dimana organisasi dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta menerap-kan prinsip-prinsip oraganisasi yang sehat. Pengelola universitas dalam melaksanakan peran dan tanggung jawab harus bebas dari bentuk intervensi dari pihak manapun. Hal ini untuk memastikan keputusan yang diambil bebas dari tekanan dan dibuat hanya untuk kepentingan universitas.

Independensi atau Otonomi mengarah kepada tingkat otonomi akademik internal, manajemen dan pengembangan SDM, keuangan, dan organisasi. Oto-nomi akademik meliputi otoOto-nomi penentuan struktur akademik, kebijakan penerimaan mahasiswa, meka-nisme jaminan mutu, pembukaan program baru, penerimaan mahasiswa tiap program, evaluasi hasil pembelajaran, dan evaluasi metode pengajaran. Oto-nomi pengembangan SDM meliputi staffing: kebi-jakan SDM, peran dan responsibilitas yang terlibat, kemampuan merekrut staf (akademik dan admi-nistratif), kebijakan pengembangan karir, kinerja ma-najemen, dan mekanisme menilai kinerja. Otonomi keuangan meliputi otonomi dalam menggali dana, perjanjian kontrak kerjasama, kepemilikan aset, dan memperoleh pinjaman.

Fairness adalah keadilan terhadap stakeholders agar setiap stakeholders terlindungi dari upaya penyelewengan baik dalam bentuk usaha untuk kepentingan pribadi maupun benturan kepentingan atau praktik PT yang tidak sehat (Anggriawan dan Nurkholis, 2014). Terkait dengan mahasiswa praktik fairness dapat dilihat dari adanya skema subsidi dan alokasi biaya pendidikan untuk mahasiswa kurang mampu. Berbagai bantuan keuangan mahasiswa dapat meningkatkan partisipasi pendidikan tinggi. Berdasarkan hasil temuan penelitian, Indepensi dan Kewajaran dalam mengelola Dana Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) di Universitas Negeri Malang sudah dapat dilaksanakan dengan cukup baik, hal ini terlihat dari proses perencanaan, pelaksanaan hingsa evaluasi pengguna-an dpengguna-ana Bpengguna-antupengguna-an Operasional Pergurupengguna-an Tinggi Negeri (BOPTN) semua unit kerja dilibatkan tujuanya agar dana Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) tepat sasaran dan digunakan secara wajar.

KESIMPULAN

Berdasarkan temuan penelitian menujukkan bahwa Tata Kelola dalam penggunaan Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) di

(9)

Jurnal Pendidikan & Budaya WARTA PENDIDIKAN --- --- ---

11

Universitas Negeri Malang cukup baik, pada proses

perencanaan hingga evaluasi melibatkan seluruh unit kerja masing-masing faklutas, lembaga, UPT dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Temuan penelitian menujukkan bahwa Tata Kelola dalam penggunaan Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) di Universitas Negeri Malang cukup baik telah berdasarkan Pronsip Good Governance.

Hal ini ditunjukkan oleh: 1) Sistem yang transparan dimana Proses mulai dari Perencanaan, penggunaan dan penyerapan anggaran BOPTN di UM bisa dipantau oleh semua pihak melalui aplikasi terpadu (sik.um.ac.id). Sosialisai dana yang diterima dari Kementrian Keuangan dan Pengelolaan dana dilaporkan pada kementrian keuangan, kementrian ristekdikti, akuntan publik maupun auditor dari pe-merintah maupun non pepe-merintah. 2) Berdasarkan Prinsip Akuntabilitas dan Responsibilitas yang ditunjukkan dengan adanya proses audit, Mekanisme pertanggungjawaban dilakukan melalui GUP, TUP dan LS ke KPPN selaku kuasa BUN, Adanya forum sebagai media dalam menyampaikan pertanggung-jawaban pengelolaan seperti Rapat Pimpinan mau-pun melalui media sosial serta hasil penggunaan dana Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) di Universitas Negeri Malang dilaporkan secara berjenjang dari Fakultas, Rektorat, Kementrian terkait.

Berdasarkan prinsip Independensi dan kewa-jaran yang ditunjukkan dengan proses perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi penggunaan dana Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) semua unit kerja dilibatkan tujuanya agar dana Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) tepat sasaran dan digunakan secara wajar.

Daftar Pustaka

1. Agus Wahyudin, Ahmad Nurkhin dan Kiswanto. (2017). Hubungan Good University Governance Terhadap Kinerja Manajemen Keuangan Perguruan Tinggi. Journal Keuangan dan Perbangkan, 2017, Volume 21 (1) : Hal 60-69 2. Alma, Buchari. (2008). Manajemen Corporate

dan Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan. Bandung : AlfaBeta

3. Anggraini. (2013). Transparansi, Partisipasi, dan Akuntabilitas Pengelolaan Anggaran Dana BOS Dalam Program RKAS di SDN Pacarkeling VIII Surabaya. Jurnal Kebijakan dan Manajemen Publik. Volume 1, Nomor 2, Mei - Agustus 2013 4. Caiden E Gerarld. (1991). Administrative

Reforms Comes of Age. W de G; Berlin-Newyork

5. Dede Rosyada Dkk, (2000). Demokrasi, Hak Asasi

Manusia Dan Masyarakat Madani, Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah .

6. Djanali, Supeno. (2005). Tata Kelola. Jakarta: Dikjen Dikti Depdiknas

7. Dwiyanto, Agus. (2006). Mewujudkan Good Governance melalui Pelayanan Publik. Gajah Mada University Press; Jogjakarta

8. Emzir. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Analisis Data. Rajawali Pers. PT. Grafindo Persada.Jakarta

9. Farazmand. Ali. (2004). Sound Governance Policy and Administrative Inovation. Praeger, Westpot, Connecticut. London

10. Fauzan. (2013). Pengaruh Good Governance Terhadap Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah. Perbanas Accounting Conference - 2103

11. Grindle. M.S.(2002) Good“enough”Governance: Poverty Reduction and Reform In Developing Countries. Edward S. Masson Professor of International Development, Kennedy School of Government. Harvard University

12. Hariswati. (2015). Analisa Akuntabilitas Dan Transparansi Tentang Implementasi Kebijakan Pengelolaan BOS. Ekonomika-Bisnis Vol. 6 No.1 Bulan Januari Tahun 2015. Hal 75-88

13. Henry. Nicholas, (1995). Administrasi Negara dan Masalah-masalah Publik, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

14. Julantika, Supatmoko dan Kurrohman. (2017). Akuntabilitas Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (Studi Kasus SDN

Pringgowirawan 02 Jember). e-Journal Ekonomi Bisnis dan Akuntansi, 2017, Volume IV (1) : 30-34

15. Kei Ho A and Coates P. (2002). Citizen Participation: Legitimazing Performance Mesurement as a Decision Tool. Government Finance Review

16. Krina, Loina Lalolo. (2003). Indikator dan Alat Ukur Prinsip Akuntabilitas, Transparansi dan Partisipasi. Jakarta: Sekretariat Good Public Governance, BAPPENAS.

17. Lincoln, Y.S. dan Guba, E.G (1985) Naturalistic Inquiry, Sage Publications Ltd, New Dheli 18. Mardiasmo (2009), Otonomi dan Manajemen

Keuangan Daerah. Yogyakarta: Andi Offset. 19. Maries, Herawati dan Sinarwati. (2017).

Transparansi Dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Pada Yayasan Pendidikan Full Day Mardlatillah Singaraja. e-Journal S1 Ak

Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akun-tansi Program S1 (Volume: 7 No: 1 Tahun 2017

(10)

12

---

Jurnal Pendidikan & Budaya WARTA PENDIDIKAN 20. Moleong, L.J. (2002). Metodologi Penelitian

Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya 21. Munir. (2016). Implementasi Penyusunan

Anggaran Badan Layanan Umum dari Persepktif Good Governance (Studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya). JIAP Vol. 2, No. 3, pp 20-28, 2016

22. Nazir, Moh. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia.

23. Nurhidayah dan Sarsiti. (2017). Analisis Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Pengelolaan Dana Bos Di SMP Negeri Sragen Bilingual Boarding School (SBBS). Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Fakultas Ekonomi Universitas Surakarta Vol.15 No.1 Januari 2017 24. Nuryati. (2014). Akuntabilitas Dan Good

Corporate Governance Pada Pelayanan Publik Di Bidang Pendidikan. Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi Vol. 10, No. 1, April 2014: 1 – 12 2

25. Pierre, Jon & Peters, Guy. (2000). Governance, Politics and the State (London: MacMillan Press) 26. Riggs, W Fred. (1996). Administrasi

Negara-negara Berkembang Teori Masyarakat Prismatis. PT Raja Grafindo Persada untuk Yayasan

Solidaritas Gadjah Mada; Jakarta

27. Sedarmayanti. (2003). Good Governance (Kepemerintahan Yang Baik) Dalam Rangka Otonomi Daerah, Cetakan 1. CV Mandar Maju; Bandung

28. Sinambela, Lijan Poltak. (2006). Reformasi Pelayanan Publik. PT Bumi Aksara Jakarta. 29. Soulisa. (2017). Evaluasi Kebijakan Dana Bantuan

Operasional Sekolah (BOS) Pada Sekolah Negeri Di Kecamatan Palu Timur. e Jurnal Katalogis, Volume 5 Nomor 1Januari 2017 hlm 91-98 30. Sugiarto. (2001). Teknik Sampling. Jakarta. PT.

Gramedia Pustaka Utama

31. Sulfiati. (2010). Akuntabilitas Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dalam Penyelenggaraan Pendidikan di Kabupaten Sinjai. Government: Jurnal Ilmu Pemerintahan Volume 3, Nomor 2, Juli 2010 (113-122) 32. Usman, Nurdin. (2002). Konteks Implementasi

Berbasis Kurikulum . Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

33. Widodo, J. (2001). Good Governance,

Akuntabilitas dan Kontrol Birokrasi. Surabaya: Insan Cendekia

34. Wijatno, Serian. (2009). Pengelolaan Perguruan Tinggi Secara Efisien, Efektif dan Ekonomis Untuk Meningkatkan Penyelenggaraan

Pendidikan dan Mutu Lulusan. Jakarta : Salemba Empat

35. Zarkasyi, Moh. Wahyudi. (2008). Good Corporate Governance (Pada Badan Usaha Manufaktur, Perbankan, dan Jasa Keuangan Lainya. Bandung : AlfaBeta

36. Zauhar, Soesilo. (1994). Reformasi Administrasi (Konsep,Dimensi dan Strategi). Jakarta: Bumi Aksara

(11)

Jurnal Pendidikan & Budaya WARTA PENDIDIKAN --- --- ---

13

Peningkatan Kinerja Guru SDK Wolomeli dalam Pembelajaran di Kelas melalui

Supervisi Edukatif Kolaboratif secara Periodik Semester Ganjil Tahun Pelajaran

2019/2020

Agnes Bule, S.Pd.SD

Kepala SDK Wolomeli, Kecamatan Bajawa Utara, Kabupaten Ngada, NTT

Abstrak

Penelitian ini ditujukan untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan guru kelas dalam pengelolaan pembelajaran SDK Wolomeli Kecamatan Bajawa Utara Kabupaten Ngada setelah dilakukan tindakan supervisi. Penelitian Tindakan Sekolah ini dilakukan di SDK Wolomeli. Jenis tindakan dalam penelitian ini adalah berupa tindakan nyata yaitu membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran melalui supervisi Akademik. Penelitian dilakukan pada semester I, tepatnya pada bulan Oktober – Nopember 2019.

Subjek penelitian tindakan sekolah ini adalah guru kelas di SDK Wolomeli dengan jumlah 6 guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja guru meningkat setelah dilakukan tindakan yang berupa supervisi edukatif kolaboratif secara periodik dari siklus I ke siklus II. Peningkatan tersebut meliputi peningkatan dalam

menyusun rencana pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai prestasi belajar, melaksanakan tindak lanjut penilaian prestasi belajar siswa Berdasarkan hasil supervisi edukatif siklus I dan siklus II kinerja

guru meningkat, yakni siklus I Kinerja guru dalam menyusun rencana pembelajaran siklus I mencapai 71,98 % sedangkan siklus II 92,44 %. Kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran siklus I mencapai 75,49 % sedangkan siklus II mencapai 93,81 %. Kinerja guru dalam menilai prestasi belajar siklus I mencapai 81,3 % sedangkan siklus II 90,56 %. Kinerja guru dalam melaksanakan tindak lanjut penilaian prestasi belajar siswa pada siklus I mencapai 54 % sedangkan siklus II 59,76 %. Dengan demikian tindakan siklus II rata-rata sudah di

atas 83 %. Berdasarkan hasil penelitian tindakan tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja guru meningkat dalam menyusun rencana pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai prestasi belajar, melaksanakan

tindak lanjut penilaian prestasi belajar siswa. Untuk itu, peneliti menyarankan agar supervisi edukatif di sekolah-sekolah melaksanakan supervisi edukatif kolaboratif secara periodik.

Kata kunci: Kinerja, supervisi, edukatif

PENDAHULUAN

Seorang guru harus selalu meningkatkan kemampuan profesionalnya, pengetahuan, sikap dan keterampilannya secara terus-menerus sesuai per-kembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ter-masuk paradigma baru pendidikan. Menurut Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Departeman Pendidikan Nasional (2004:2) seorang guru harus memenuhi tiga standar kompetensi, di antaranya: (1) Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran dan Wawasan Kependidikan, (2) Kompetensi Akademik/ Vokasional sesuai materi pembelajaran, (3) Pengem-bangan Profesi. Ketiga kompetensi tersebut bertu-juan agar guru bermutu, menjadikan pembelajaran bermutu juga, yang akhirnya meningkatkan mutu pendidikan Indonesia.

Untuk mencapai tiga kompetensi tersebut, se-

kolah harus melaksanakan pembinaan terhadap guru baik melalui workshop, PKG, diskusi dan supervisi edukatif. Hal itu harus dilakukan secara periodik agar kinerja dan wawasan guru bertambah sebab berdasarkan diskusi yang dilakukan guru di SDK Wolomeli Kecamatan Bajawa Utara Kabupaten Ngada Provinsi Nusa Tenggara Timur, rendahnya kinerja dan wawasan guru diakibatkan (1) rendahnya kesadaran guru untuk belajar, (2) kurangnya kesempatan guru mengikuti pelatihan, baik secara regional maupun nasional, (3) kurang efektifnya PKG, (4) supervisi pendidikan yang bertujuan memperbaiki proses pembelajaran cenderung menitikberatkan pada aspek administrasi.

Untuk memperbaiki kinerja dan wawasan guru dalam pembelajaran di SDK Wolomeli, sekolah melaksanakan penelitian tindakan yang berkaitan

(12)

14

---

Jurnal Pendidikan & Budaya WARTA PENDIDIKAN dengan permasalahan di atas. Karena keterbatasan

peneliti, maka penelitian ini hanya divokuskan pada supervisi edukatif saja sehingga judul penelitian tindakan tersebut adalah ”Peningkatan Kinerja Guru SDK Wolomeli dalam Pembelajaran di Kelas Melalui Supervisi Edukatif Kolaboratif secara Periodik Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2019/2020”.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah secara umum dalam pene-litian tindakan ini adalah: Apakah dengan supervisi edukatif kolaboratif secara periodik, kinerja guru dalam pembelajaran di kelas dapat ditingkatkan?

Adapun manfaat dari penelitian ini bagi siswa adalah untuk mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya. Sedangkan manfaat bagi guru, mening-katkan wawasan guru sehingga termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya. Dan bagi sekolah, dalam rangka menciptakan pembelajaran yang aktif, efektif, kreatif dan menyenangkan sehingga berdampak pada peningkatan mutu pendidikan.

Kinerja Guru

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai cara, perilaku, dan kemampuan seseorang (Poerwadarminta, 2005 : 598) Sedangkan Hadari Nawawi (1996 : 34) mengartikan kinerja sebagai prestasi seseorang dalam suatu bidang atau keahlian tertentu, dalam melaksanakan tugasnya atau pekerjaannya yang didelegasikan dari atasan dengan efektif dan efesien. Lebih lanjut beliau mengungkapkan bahwa kinerja adalah kemampuan yang dimiliki oleh individu dalam melakukan sesuatu pekerjaan, sehingga terlihat prestasi pekerjaannya dalam mencapai tujuan.

Anwar Prabu Mangkunegara, (2004:67) mengungkapkan bahwa istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance (pres- tasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Sehingga dapat didefinisikan bahwa kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Menurut Kane (1986 : 237), kinerja bukan merupakan karakteristik seseorang, seperti bakat atau kemampuan, tetapi merupakan perwujudan dari bakat atau kemampuan itu sendiri. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa kinerja merupakan perwujudan dari kemampuan dalam bentuk karya nyata. Kinerja dalam kaitannya dengan jabatan diartikan sebagai hasil yang dicapai yang berkaitan dengan fungsi jabatan dalam periode waktu tertentu.Dari beberapa pengertian tentang kinerja tersebut , banyak batasan yang diberikan para

ahli mengenai istilah kinerja. Walaupun berbeda dalam tekanan rumusannya, namun secara prinsip mereka setuju bahwa kinerja itu mengarah pada suatu proses dalam rangka pencapaian suatu hasil. Dengan kata lain dapat dinyatakan kinerja merupa-kan prestasi yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya atau pekerjaannya selama periode tertentu sesuai standar dan kriteria yang telah ditetapkan untuk pekerjaan tersebut.

Guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pan-dangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat tertentu, tidak mesti di lem-baga pendidikan formal dan informal. Maka guru di jaman sekarang sudah mendapat arti yang luas lagi dalam masyarakat. Semua orang yang pernah mem-berikan suatu ilmu atau kepandaian tertentu kepada seseorang atau sekelompok orang dapat disebut guru. Namun dalam pembahasan berikutnya, guru yang dimaksud adalah seseorang yang mengajar di sebuah lembaga pendidikan, terutama di sekolah/-madrasah.

Menurut UU No. 14 tahun 2004 tentang Guru dan Dosen, yang disebut guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dari undang-undang tersebut jelas bahwa Guru merupakan seorang tenaga kependidikan yang professional berbeda pekerjaannya dengan yang lain, karena ia merupakan suatu profesi, maka dibutuhkan kemampuan dan keahlian khusus dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

Dengan demikian guru adalah seseorang yang professional dan memiliki ilmu pengetahuan, serta mengajarkan ilmunya kepada orang lain, sehingga orang tersebut mempunyai peningkatan dalam kualitas sumber daya manusianya. Maka kinerja guru berkaitan dengan tugas perencanaan, pengelolalan pembelajaran dan penilaian hasil belajar siswa. Sebagai perencana, maka guru harus mampu mendesain pembelajaran yang sesuai dengan kondisi di lapangan, sebagai pengelola maka guru harus mampu menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif sehingga siswa dapat belajar dengan baik, dan sebagai evaluator maka guru harus mampu me-laksanakan penilaian proses dan hasil belajar siswa. (Sanjaya, 2005:13-14). Lebih lanjut Brown dalam Sardiman (2000: 142) menjelaskan tugas dan peran-an guru, peran-antara lain: menguasai dperan-an mengembperan-ang- mengembang-kan materi pelajaran, merencanamengembang-kan dan mempersi-

(13)

Jurnal Pendidikan & Budaya WARTA PENDIDIKAN --- --- ---

15

apkan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan

meng-evaluasi kegiatan belajar siswa. Sedangkan pembe-lajaran merupakan wujud dari kinerja guru, maka segala kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru harus menyatu, menjiwai, dan menghayati tugas-tugas yang relevan dengan tingkat kebutuhan, minat, bakat dan tingkat kemampuan peserta didik serta kemampuan guru dalam mengorganisasi materi pembelajaran dengan penggunaan ragam teknologi pembelajaran yang memadai. Uraian teoretis ter-sebut memberikan arahan bahwa tugas guru dalam pembelajaran menuntut penguasaan bahan ajar yang akan diajarkan dan penguasaan tentang bagaimana mengajarkan bahan ajar yang menjadi pilihan. Pemi-lihan bahan ajar dan strategi pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran oleh guru tentunya disesuaikan dengan karakteristik siswa yang akan belajar dan kurikulum yang berlaku. Agar guru dapat mengajar dengan baik, maka syarat pertama yang harus dimiliki adalah menguasai betul dengan cermat dan jelas apa-apa yang hendak diajarkan. Seorang guru yang tidak menguasai bahan ajar, tidak mungkin dapat mengajar dengan baik kepada para siswanya. Oleh karena itu, penguasaan bahan ajar merupakan syarat essensial bagi guru. Hal penting dalam pembelajaran setelah guru menguasai bahan ajar adalah peran guru dalam mengelola pembelajaran. Pengelolaan pembelajaran menjadi hal penting ka-rena berkaitan langsung dengan aktivitas belajar siswa. Upaya guru untuk menguasai bahan ajar yang akan diajarkan, merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan optimal dapat terwujud jika dalam diri guru tersebut ada dorongan dan tekad yang kuat (komitmen) untuk menjalankan tugasnya dengan baik

Dengan demikian, untuk mendapatkan proses dan hasil belajar siswa yang berkualitas tentu me-merlukan kinerja guru yang maksimal. Agar guru dapat menunjukkan kinerjanya yang tinggi, paling tidak guru tersebut harus memiliki penguasaan terhadap materi apa yang akan diajarkan dan bagai-mana mengajarkannya agar pembelajaran dapat berlangsung efektif dan efisien serta komitmen untuk menjalankan tugas-tugas tersebut.

Supervisi Edukatif

Supervisi merupakan salah satu tugas kepala sekolah yang bertujuan untuk membantu memper-baiki dan meningkatkan pengelolaan dari aspek yang disupervisi dan orang yang melakukan supervisi. Adapun orang yang disupervisi bisa kepala sekolah, guru mata pelajaran, guru pembimbing, tenaga edukatif yang lain, tenaga administrasi, dan siswa. Supervisi edukatif kolaboratif merupakan supervisi

yang diarahkan pada kurikulum pembelajaran, pro-ses belajar mengajar, pelaksanaan bimbingan dan konseling. Supervisi ini dapat dilakukan oleh pengawas, kepala sekolah, maupun guru senior yang sudah pernah menjadi instruktur mata pelajaran.

Selain wawancara, kepala sekolah dapat melaksanakan observasi kepada guru dalam proses belajar mengajar atau dalam kegiatan bimbingan dan konseling. Dalam melaksanakan observasi, kepala sekolah dapat memilih satu atau beberapa kelas, serta mengamati kegiatan guru dan layanan bim-bingan.

METODE PENELITIAN

Subyek dalam penelitian ini adalah guru kelas dan guru mata pelajaran SDK Wolomeli Kecamatan Bajawa Utara Kabupaten Ngada yang merupakan tempat peneliti bertugas menjadi kepala sekolah tahun pelajaran 2019-2020.

Penelitian ini dilaksanakan di SDK Wolomeli Kecamatan Bajawa Utara Kabupaten Ngada pada tahun pelajaran 2019/2020. Pada tahun itu banyak hasil penelitian yang kurang mengarah pada pe-ningkatan mutu pendidikan. Waktu penelitian adalah pada tahun pelajaran 2019/2020. Selama penelitian tersebut peneliti mengumpulkan data awal, menyu-sun program supervisi, pelaksanaan supervisi, ana-lisis, dan tindak lanjut.

Untuk menjawab permasalahan, ada beberapa faktor yang diselidiki sebagai berikut, 1) Kepala se-kolah sebagai peneliti, melihat peningkatan kemam-puan guru dalam membuat rencana pembe-lajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai prestasi bela-jar, dan Melaksanakan tindak lanjut hasil peni-laian prestasi belajar siswa sebelum penelitian dan dalam penelitian tindakan. 2) Pembelajaran, memperha-tikan keefektifan pembelajaran di kelas yang dikelola oleh guru dengan menerapkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran. 3) Guru, memperhatikan motivasi belajar siswa dan hasil belajar, yang dilihat juga hasil nilai ujian sekolah. 4) Peneliti, memperhatikan tindakan Guru selama melakukan supervisi edukatif. Rancangan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) menurut Kemmis dan Mc.Taggar (Depdiknas,2000) adalah seperti gambar berikut:

(14)

16

---

Jurnal Pendidikan & Budaya WARTA PENDIDIKAN Karena penelitian ini merupakan penelitian

tindakan maka pelaksanakan ini dilaksanakan secara siklus. Pelaksanaannya selama dua siklus. Siklus-siklus itu merupakan rangkaian yang saling berkelanjutan, maksudnya siklus kedua merupakan kelanjutan dari siklus pertama. Setiap siklusnya selalu ada persiapan tindakan, pelaksanaan tindakan, pemantauan dan evaluasi, dan refleksi. Siklus pertama dilaksanakan dari tanggal 07 Oktober 2019 sampai dengan tanggal 31 Oktober 2019 tahun pelajaran 2019/2020 dengan kegiatan sebagai berikut. Pengumpulan data awal diambil dari daftar keadaan guru untuk mengetahui pendidikan terakhir, pelatihan yang pernah diikuti guru, serta lamanya guru bertugas. Data awal kerja guru dan efektivitas pembelajaran dilihat dari hasil supervisi kunjungan kelas masing-masing guru se-belum dilaksanakan penelitian. Mengadakan per-temuan guru-guru sebagai mitra penelitian mem-bahas langkah-langkah pemecahan masalah pembe-lajaran dari aspek guru, dan Peneliti. Merumuskan langkah-langkah tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus pertama.

Pelaksanakan tindakan ini dilakukan oleh pe-neliti dan Pepe-neliti selama kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan tindakan sebagai berikut; Meng-adakan penelitian guru selama membuat program pembelajaran melalui workshop sekolah. Melak-sanakan supervisi edukatif selama pembelajaran secara periodik dengan sistem kolaboratif.

Pada prinsipnya pemantauan dilaksanakan se-lama penelitian berlangsung, dengan sasaran utama untuk melihat peningkatan kemampuan guru serta efektivitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru serta tindakan-tindakan Peneliti dalam mensupervisi guru tersebut.

Adapun instrumen yang digunakan untuk me-mantau tindakan guru dalam pembelajaran dan sepervesor dalam mensupervisi berupa: 1) Profe-sional, guru yang memiliki komitmen tinggi dan kemampuan berpikir tinggi. 2) Analitis, guru yang memiliki kemampuan berpikir tinggi, tetapi komit-mennya rendah. 3) Tidak terfokus atau bingung, guru yang memiliki komitmen tinggi, tetapi kemampuan berpikirnya rendah. 4) Gagal, guru memiliki komit-men rendah dan kemampuan berpikurnya juga ren-dah. 5) Tindakan Peneliti sebelum pelaksanaan supervisi. 6) Tindakan Peneliti selama pelaksanaan supervisi. 7) Tindakan Peneliti setelah pelaksanaan supervisi. 8) Aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.

Refleksi merupakan kegiatan yang meliputi analisis, sintesis, memaknai, menerangkan, dan akhir-nya menyimpulkan semua informasi yang diperoleh

pada saat persiapan dan tindakan. Hasil refleksi di-manfaatkan untuk perbaikan pada siklus berikutnya. Peneliti (Kepala Sekolah) dan Guru pada tahap ini mendiskusikan pelaksanaan proses tindakan yang dilakukan berdasarkan hasil pengamatan selama guru menyusun rencana pembelajaran, melaksana-kan pembelajaran, menilai prestasi belajar, melaksa-nakan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar siswa dan Peneliti melakukan tindakan. Hal yang didiskusikan meliputi: (a) kesesuaian pembelajaran dengan perencanaan, (b) materi yang digunakan pembelajaran, (c) evaluasi pembelajaran, (d) kese-suaian tindakan guru dengan format supervisi, (e) tindak lanjut Peneliti dan guru.

Pada siklus II dilaksanakan dari tanggal 04 November 2019 smapai dengan tanggal 29 November 2019 tahun pelajaran 2019/2020 dan merupakan kelanjutan serta perbaikan siklus I. Kegiatan siklus kedua didasarkan pada hasil siklus pertama dengan rangkaian: (a) Persiapan Tindakan, (b) Pelaksanaan Tindakan, (c) Pemantauan dan Evaluasi, (d) Refleksi

Sementara itu teknik pengumpulan data pada penelitian ini terdiri atas empat kegiatan pokok yakni pengumpulan data awal, data hasil analisis setiap akhir siklus, serta tanggapan lain dari guru terhadap pelaksanaan supervisi edukatif model kolaboratif. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Ana-lisis kualitatif digunakan untuk menjelaskan peru-bahan perilaku guru dalam pembelajaran dan perilaku Peneliti dalam melaksanakan supervisi guru. Adapun analisis kuantitatif digunakan untuk menge-tahui keberhasilan guru dan siswa berdasarkan standar kompetensi guru yang telah ditetapkan oleh Depdiknas sebagai berikut.

Nilai 81 – 100 = amat baik (A) berhasil Nilai 76 – 80 = baik (B) berhasil

Nilai 55 – 75 = cukup (C) belum berhasil Nilai 0 – 54 = kurang (D) belum berhasil

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Temuan Siklus I

Berdasarkan pemantauan selama persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut penelitian tindakan ini diperoleh berbagai data baik dari guru yang sedang melaksanakan proses belajar mengajar, siswa yang belajar, Peneliti yang sedang melaksanakan super-visinya. Gambaran yang merupakan hasil dan temu-an penelititemu-an sebagai berikut.

Perencanaan Supervisi Siklus I

Peneliti bersama guru membuat perencanaan yang berkaitan dengan pembuatan instrumen pene-litian. Instrumen tersebut dibuat berdasarkan pada

(15)

Jurnal Pendidikan & Budaya WARTA PENDIDIKAN --- --- ---

17

indikator yang dibuat oleh Departemen Pendidikan

Nasional. Hasil pemantauan sebagai berikut.

Pembuatan format penilaian pra-KBM sebagai berikut, 1) Mendeskripsikan tujuan pembelajaran. 2) Menentukan materi sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan. 3) Mengorganisasikan materi berdasarkan urutan dan kelompok. 4) Mengalo-kasikan waktu. 5) Menentukan metode pembelajaran yang sesuai. 6) Merancang prosedur pembelajaran. 7) Menentukan media pembelajaran/peralatan praktikum (dan bahan) yang akan digunakan. 8) enentukan sumber belajar yang sesuai (berupa buku, modul, program komputer dan sejenisnya). 9) Menentukan teknik penilaian

Berdasarkan instrumen tersebut, guru akhirnya membuat perencanaan pembelajaran yang alurnya sama dengan instrumen supervisi tersbut. Berda-sarkan data yang dikumpulkan, ternyata hampir semua guru dapat membuat perencanaan tersebut, tetapi hasilnya jika kita ukur dengan indikator yang telah ditetapkan masih ada yang kurang. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel I

Hasil Pelaksanaan Siklus I

Hasil siklus pertama dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1. Hasil Penentuan Perencanaan Siklus I

Tabel 2. Hasil Melaksanakan Pembelajaran Tindakan Siklus I

Tabel 3. Hasil Menilai Prestasi Belajar Siklus I

Tabel 4. Hasil Melaksnakan Tindak Lanjut Hasil Penilaian Siklus I

Hasil Pelaksanaan Siklus II

Hasil siklus kedua dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5. Hasil Penentuan Perencanaan Siklus II

Tabel 6. Hasil Melaksanakan Pembelajaran Tindakan Siklus II

(16)

18

---

Jurnal Pendidikan & Budaya WARTA PENDIDIKAN

Tabel 8. Hasil Melaksnakan Tindak Lanjut Hasil Penilaian Siklus II

Pembahasan

Pembahasan didasarkan pada teori-teori yang sudah ada, baik berdasarkan pada referensi maupun dari ucapan ahli di bidang penelitian ini. Adapun pembahasan hasil penelitian ini sebagai berikut.

Temuan pertama, kinerja guru meningkat dalam membuat perencanaan pembelajaran. Hal ini terjadi karena adanya kerja sama antara guru kelas yang satu dengan lainnya serta diberi pengarahan oleh peneliti. Langkah-langkah yang dapat mening-katkan kinerja guru dalam membuat persiapan pem-belajaran adalah: (1) Peneliti memberikan format supervisi dan jadwal supervisi pada awal tahun pelajaran atau awal semester. Pelaksanaan supervisi tidak hanya dilakukan sekali, (2) Peneliti selalu menanyakan perkembangan pembuatan perangkat pembelajaran (mengingatkan betapa pentingnya perangkat pembelajaran), (3) satu minggu sebelum pelaksanaan supervisi perangkat pembelajaran, Pe-neliti menanyakan format penilaian, jika format yang diberikan pada awal tahun pelajaran tersebut hilang, maka guru yang bersangkutan disuruh memfotokopi

arsip sekolah. Jika di sekolah masih banyak format seperti itu maka guru tersebut diberi kembali. Bersamaan dengan memberi/menanyakan format, Peneliti meminta pengumpulan perangkat pembela-jaran yang sudah dibuatnya untuk untuk diteliti kelebihan dan kekurangannya, (4) Peneliti membe-rikan catatan-catatan khusus pada lembaran untuk diberikan kepada guru yang akan disupervisi ter-sebut. (5) Peneliti dalam menilai perangkat pembe-lajaran penuh perhatian dan tidak mencerminkan sebagai penilai. Peneliti bertindak sebagai kolaborasi. Peneliti membimbing, mengarahkan guru yang be-lum bisa, tetapi Peneliti juga menerima argumen guru yang positif. Dengan adanya itu, terciptalah hubungan yang akrap antara guru dan Peneliti. Tentu saja ini akan membawa nilai positif dalam pelak-sanaan pembelajaran.

Temuan kedua, kinerja guru meningkat dalam melaksanakan pembelajaran. Dalam penelitian tin-dakan ini ternyata dari 6 guru hampir semuanya mampu melaksanakan pembelajaran dengan baik. Hal ini terbukti dari hasil supervisi. Langkah-langkah yang dilakukan untuk meningkatkan pelaksanaan pembelajaran berdasarkan penelitian tindakan ini adalah: (1) Peneliti yang mengamati guru mengajar tidak sebagai penilai tetapi sebagai rekan bekerja yang siap membantu guru tersebut, (2) Selama pelak-saaan supervisi di di kelas guru tidak menganggap Peneliti sebagai penilai karena sebelum pelaksanaan supervisi guru dan Peneliti telah berdiskusi tentang permasalahan yang ada dalam pembelajaran terse-but, (3) Peneliti mencatat semua peristiwa yang terjadi di dalam pembelajaran baik yang positif mau-pun yang negatif, (4) Peneliti selalu memberi contoh pembelajaran yang berorientasi pada Modern Learning. (5) Jika ada guru yang pembelajarannya kurang jelas tujuan, penyajian, umpan balik, Peneliti memberikan contoh bagaimana menjelaskan tujuan, menyajikan, memberi umpan balik kepada guru tersebut, (6) Setelah guru diberi contoh pembe-lajaran modern, Peneliti setiap dua atau tiga minggu mengunjungi atau mengikuti guru tersebut dalam proses pembelajaran.

Temuan ketiga, kinerja guru meningkat dalam menilai prestasi belajar siswa. Pada penelitian tin-dakan yang dilakukan di SDK Wolomeli ini ternyata pelaksanaan supervisi edukatif kolaboratif secara periodik memberikan dampak positif terhadap guru dalam menyusun soal/perangkat penilaian, melaksa-nakan, memeriksa, menilai, mengolah, menganalisis, menyimpulkan, menyusun laporan dan memperbaiki soal. Sebelum diadakan supervisi edukatif secara ko-laboratif, guru banyak yang mengalami kesulitan da-

Gambar

Gambar 3.1. Alur Penelitian Tindakan Sekolah
Gambar  1  Kerangka  Konsep  Penelitian  Sumber:  Diolah  Peneliti,  2019  HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel  2  Hasil  Uji  Multikolinearitas
Gambar  3 Diagram  Jalur  Kompensasi  dan  Motivasi  terhadap  Kinerja  Melalui  Kepuasan  Kerja Sumber:
+4

Referensi

Dokumen terkait

aplikasi ini di kembangkan untuk membantu penentuan dalam menetapkan seseorang karyawan terbaik, perhitungan pada sistem ini dilakukan dengan cara mencari nilai

atau negatif yang signifikan terhadap Terhadap CCR Pada PNPM Mandiri. Perkotaan di

Data dalam penelitian ini adalah nama-nama kendaraan bermotor yang terdiri dari kendaraan sepeda motor, mobil penumpang, mobil bus, mobil barang, kendaraan

1) Sarung tangan, untuk mencegah perpindahan mikroorganisme yang terdapat pada tangan petugas kesehata pada pasien, dan mencegah kontak antara tangan petugas dengan

Ibu MW adalah salah satu pelanggan tetap bapak BN, beliau mengaku sudah berlangganan selama 3 tahun sehingga sudah tahu bagaimana sikap pelayanan dan hasil

Mendorong Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah Serta Peningkatan SDM Untuk Peningkatan Ekonomi Masyarakat Yang Berkeadilan.. Unsur - unsur tema RKPD 2016

Fungsi keanggotaan dalam kasus ini dinyatakan dengan [3 3 3 3 3 3 3] sesuai variabel dari data input penilaian pegawai terhadap kinerja yang terdiri dari tujuh

atau serat kayu yang sedemikian banyak. Dimana saja terdapat kawasan hutan alam dibuka untuk memba- ngun tanaman akasia atau sawit, sebagian besar kayu dari hutan