• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Belajar Pada Pra Siklus Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase (%)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Belajar Pada Pra Siklus Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase (%)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

4.1.1 Diskripsi Pra Siklus

Pra siklus merupakan kondisi siswa sebelum penelitian tindakan kelas dilaksanakan. Ketuntasan belajar dari 29 siswa sebelum diadakan penelitian terdapat 11 siswa diatas KKM (tuntas) dan 18 siswa dinyatakan dibawah KKM (belum tuntas). KKM Mata pelajaran IPA ≥ 70. Ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal untuk mata pelajaran IPA dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.1

Distribusi Ketuntasan Belajar Pada Pra Siklus

Sumber : Data Sekunder

Dari tabel 4.1 diatas menunujukkan ketuntasan belajar yang dicapai siswa hanya sebesar 37.93% dari jumlah seluruh siswa (29 siswa) dan 62.06% dari seluruh siswa (29 siswa) belum tuntas. Melihat kondisi tersebut di atas maka peneliti melakukan tindakan dalam pembelajaran gaya dapat merubah gerak dan bentuk benda dengan menggunakan metode pembelajaran penemuan terbimbing. Dengan metode pembelajaran penemuan terbimbing ini, diharapkan hasil belajar siswa dapat meningkat. Ketuntasan belajar siswa pada pra siklus untuk mata pelajaran IPA dapat dilihat pada gambar 4.1

Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase (%)

≥ 70 ( Tuntas ) 11 37,93% <70 (Belum tuntas) 18 62.06%

(2)

Gambar 4.1

Diagram Batang Distribusi Ketuntasan Belajar Pra Siklus

Gambar di atas menunjukkan bahwa capaian nilai rata-rata siswa masih di bawah KKM dan tingkat ketuntasan belajar yang rendah maka penulis akan melakukan penelitian tindakan kelas. Dalam penelitian tersebut penulis akan menggunakan metode pembelajaran penemuan terbimbing, yang akan diterapkan melalui dua siklus yaitu pada pokok bahasan gaya dapat merubah gerak dan bentuk benda untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

4.1.2. Diskripsi Pelaksanaan Siklus 1 1. Perencanaan

Setelah diperoleh hasil belajar dalam mata pelajaran IPA sebelum mengajar pada pertemuan I, maka peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran diantaranya RPP (lihat lampiran 3), lembar diskusi, lembar evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman awal siswa terhadap materi pelajaran. Penulis merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pokok bahasan “gaya dapat merubah gerak benda”. 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Tuntas Belum Tuntas 37.93 62.06

(3)

2. Implementasi Tindakan dan Observasi Implementasi Tindakan

1. Pertemuan 1

Siklus 1 pada pertemuan 1 dilaksankan pada hari Senin tanggal 19 Maret 2012. Guru melaksankan pembelajran yang urutan kegiatannya yaitu kegiatan pendahuluan. Awal pembelajaran guru mempersiapkan alat, media, ruang kelas dan siswa untuk proses pembelajaran dilanjutkan dengan apersepsi dan menyampaikan indikator serta kompetensi yang diharapkan. Pada kegiatan inti, guru menentukan masalah yang akan diberikan kepada siswa yaitu “ Apakah gaya dorong dan tarikan dapat merubah gerak benda?” Siswa diminta memahami masalah tersebut. Guru membagi siswa menjadi enam kelompok. Guru membagikan sebuah lembar kerja pada tiap-tiap kelompok, siswa berdiskusi berdasarkan lembar kerja. Guru meminta siswa menyusun, memproses, mengorganisir, dan menganalisis lembar pengamatan tersebut. Siswa menyusun perkiraan dan hasil analisis yang dilakukan. Guru bersama siswa membahas hasil diskusi. Pada kegiatan akhir guru dan siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah disampaikan. Guru memberikan soal kepada siswa tentang gaya dapat merubah gerak benda.

2. Pertemuan 2

Siklus 1 pada pertemuan 2 dilaksankan pada hari Selasa tanggal 20 Maret 2012. Guru melaksankan pembelajaran yang urutan kegiatannya yaitu kegiatan pendahuluan diawal pembelajaran guru mempersiapkan alat, media, ruang kelas dan siswa untuk proses pembelajaran dilanjutkan dengan apersepsi dan menyampaikan indikator serta kompetensi yang diharapkan. Pada kegiatan inti, guru menentukan masalah yang akan diberikan kepada siswa yaitu “Dapatkah gaya merubah arah benda?” Siswa diminta memahami masalah tersebut. Guru membagi siswa menjadi enam kelompok. Guru membagikan sebuah lembar kerja pada tiap-tiap kelompok, siswa berdiskusi berdasarkan lembar kerja. Guru meminta siswa menyusun, memproses, mengorganisir, dan menganalisis lembar pengamatan tersebut. Siswa menyusun perkiraan dan hasil analisis yang

(4)

dilakukan. Guru bersama siswa membahas hasil diskusi. Pada kegiatan akhir guru dan siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah disampaikan. Guru memberikan soal kepada siswa tentang gaya dapat merubah gerak benda.

Observasi

Pembelajaran yang dilakukan pada siklus I pertemuan 1 (satu) dan pertemuan 2 (dua) dilakukan observasi. Observer pada siklus I yaitu Bapak Ahmad Fatoni, S.Pd selaku Kepala Sekolah sekaligus guru kelas IV. Pada pertemuan 1 dan ke 2, guru memberikan bimbingan sejauh yang diperlukan siswa saja. Pada siklus 1 ini siswa sudah mulai aktif dengan kegiatan kelompok namun masih ada siswa yang masih bercanda sendiri dan tidak mendengarkan penjelasan guru, sehingga dalam melakukan kegiatan merasa kesulitan.

3. Refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I, selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan pengamatan atau temuan dari observer pada siklus I. Adapun hasilnya sebagai berikut :

1. Masih ada siswa yang bingung dalam pengamatan

2. Siswa terlihat takut dan malu jika diminta membacakan hasil pekerjaannya. 3. Pada siklus 1 masih ada beberapa siswa yang nilainya masih di bawah KKM.

Cara mengatasi masalah-masalah yang muncul dalam pembelajaran penemuan terbimbing di SD Negeri 2 Gemawang adalah sebagai berikut :

a. Guru harus memberikan dorongan agar rasa percanya dirinya tumbuh

b. Guru mengontrol jalannya kerja kelompok dan memberi arahan dalam langkah – langkah pengamatan.

Identifikasi Siklus I

a. Keseluruhan siswa telah memenuhi batas tuntas pada siklus pertama.

b. Pada siklus I disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dapat meningkat dengan menggunakan metode pembelajaran penemuan terbimbing.

(5)

c. Pada siklus II dapat dikatakan bahwa siswa kelas IV SD Negeri 2 Gemawang masih berada pada kategori hasil belajar sedang, Dengan demikian tingkat hasil belajar siswa masih dapat ditingkatkan hingga kategori tinggi atau sangat tinggi.

Hasil pengamatan observer adalah sebelum proses belajar mengajar sudah dipersiapkan ruangan seperti menata tempat duduk dengan cukup baik, penulis juga sudah menggali pengetahuan awal siswa dengan baik dengan memberikan appersepsi. Penulis menyajikan materi dengan baik. Selain itu penulis dalam membimbing siswa melakukan pengamatan dengan baik pula. Setelah selesai pengamatan penulis membimbing siswa mengambil kesimpulan dan memberikan evaluasi dengan baik.

Dari hasil penilaian dengan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan menggunakan metode pembelajaran penemuan terbimbing diperoleh nilai ketuntasan belajar siswa yang disajikan melalui tabel 4.2 dibawah ini:

Tabel 4.2

Distribusi Ketuntasan Belajar Siswa pada siklus I Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase (%)

≥ 70 ( Tuntas ) 22 75,86% <70 (Belum tuntas) 7 24,13%

Jumlah 29 100

Ketuntasan belajar yang dicapai siswa sebesar 75.86% dari jumlah seluruh siswa (29 siswa ) dan 24.13% dari seluruh siswa (29 siswa) belum tuntas sesuai dengan KKM. Keterangan tabel diatas dapat digambarkan pada diagram dibawah ini :

(6)

Gambar 4.2

Diagram Batang Distribusi Ketuntasan Belajar Siswa pada siklus 1

Berdasarkan data skor tes dan ketuntasan belajar pada pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas dan dengan pembelajaran penemuan terbimbing dapat dibandingkan adanya peningkatan, pada skor tes dan distribusi ketuntasan belajar pada pembelajaran yang dilakukan sebelum dilakukan pembelajaran penemuan terbimbing hanya mencapai ketuntasan 37.9% setelah diadakan pembelajaran dengan penemuan terbimbing pada siklus I ketuntasan menjadi 75.86%.

4.1.3 Diskripsi dan Pelaksanaan Hasil Siklus II 1. Perencanaan

Setelah diperoleh kesimpulan dari siklus I pertemuan 1 dan pertemuan 2 yaitu siswa lebih memperhatikan pembelajaran dan menciptakan susasana belajar mengajar lebih kondusif. Peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran diantaranya RPP (lihat lampiran 4), lembar diskusi, lembar evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman awal siswa terhadap materi pelajaran. Peneliti merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pokok bahasan gaya dapat merubah bentuk benda.

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Tuntas Belum Tuntas 75.86

(7)

2. Implementasi Tindakan dan Observasi Implementasi

1. Pertemuan 1

Siklus II pada pertemuan 1 dilaksankan pada hari Senin tanggal 26 Maret 2012. Guru melaksankan pembelajran yang urutan kegiatannya yaitu kegiatan pendahuluan. Awal pembelajaran guru mempersiapkan alat, media, ruang kelas dan siswa untuk proses pembelajaran dilanjutkan dengan apersepsi dan menyampaikan indikator serta kompetensi yang diharapkan. Pada kegiatan inti, guru menentukan masalah yang akan diberikan kepada siswa yaitu “ Apakah gaya dorong dapat merubah bentuk benda?” Siswa diminta memahami masalah tersebut. Guru membagi siswa menjadi enam kelompok. Guru membagikan sebuah lembar kerja pada tiap-tiap kelompok, siswa berdiskusi berdasarkan lembar kerja. Guru meminta siswa menyusun, memproses, mengorganisir, dan menganalisis lembar pengamatan tersebut. Siswa menyusun perkiraan dan hasil analisis yang dilakukan. Guru bersama siswa membahas hasil diskusi. Pada kegiatan akhir guru dan siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah disampaikan. Guru memberikan soal kepada siswa tentang gaya dorong dapat merubah bentuk benda.

2. Pertemuan 2

Siklus 1 pada pertemuan 2 dilaksankan pada hari Selasa tanggal 20 Maret 2012. Guru melaksankan pembelajaran yang urutan kegiatannya yaitu kegiatan pendahuluan diawal pembelajaran guru mempersiapkan alat, media, ruang kelas dan siswa untuk proses pembelajaran dilanjutkan dengan apersepsi dan menyampaikan indikator serta kompetensi yang diharapkan. Pada kegiatan inti, guru menentukan masalah yang akan diberikan kepada siswa yaitu “Apakah gaya tarik dapat mengubah bentuk benda?” Siswa diminta memahami masalah tersebut. Guru membagi siswa menjadi enam kelompok. Guru membagikan sebuah lembar kerja pada tiap-tiap kelompok, siswa berdiskusi berdasarkan lembar kerja. Guru meminta siswa menyusun, memproses, mengorganisir, dan menganalisis lembar pengamatan tersebut. Siswa menyusun perkiraan dan hasil analisis yang dilakukan. Guru bersama siswa membahas hasil diskusi. Pada kegiatan akhir guru

(8)

dan siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah disampaikan. Guru memberikan soal kepada siswa tentang gaya tarik dapat merubah bentuk benda.

Observasi

Pembelajaran yang dilakukan pada siklus II dilakukan observasi. Observer pada siklus II ini masih sama dengan siklus I yaitu Bapak Ahmad Fatoni, S.Pd selaku Kepala Sekolah sekaligus guru kelas IV.Pada pertemuan 1 dan ke 2, guru memberikan bimbingan sepenuhnya. Pada siklus II ini seluruh siswa sudah mulai aktif dengan kegiatan kelompok dan mereka sudah paham dengan kegiatan yang akan dilakukan. namun masih ada siswa yang masih bercanda sendiri dan tidak mendengarkan penjelasan guru. Sehingga dalam melakukan kegiatan merasa kesulitan.

3. Refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I, selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan pengamatan atau temuan dari observer pada siklus I. Adapun hasilnya sebagai berikut :

1. Kegiatan pembelajaran nampak lebih hidup, perhatian siswa lebih meningkat 2. Siswa terlihat aktif dalam proses pembelajaran

3. Keseluruhan siswa telah memenuhi batas tuntas pada siklus kedua.

4. Pada siklus II disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dapat meningkat dengan menggunakan metode pembelajaran penemuan terbimbing.

5. Pada siklus II dapat dikatakan bahwa siswa kelas IV SD Negeri 2 Gemawang telah berada pada kategori prestasi tinggi. Dengan demikian tujuan penelitian “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA tentang Gaya dengan Menggunakan Metode Penemuan Terbimbing Bagi Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Gemawang Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung pada Semester 2 Tahun 2011/2012” telah tercapai.

(9)

Hasil pengamatan observer adalah sebelum proses belajar mengajar sudah dipersiapkan ruangan seperti menata tempat duduk dengan sangat baik, penulis juga sudah menggali pengetahuan awal siswa dengan sanagt baik dengan memberikan appersepsi. Penulis menyajikan materi dengan sangat baik. Selain itu penulis dalam membimbing siswa melakukan pengamatan dengan sangat baik pula. Setelah selesai pengamatan penulis membimbing siswa mengambil kesimpulan dan memberikan evaluasi dengan sangat baik.

Setelah melakukan pembelajaran siklus II guru bersama observer merefleksi hasil pembelajaran. Dari hasil penilaian dengan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan menggunakan metode pembelajaran penemuan terbimbing diperoleh nilai tes siswa telah memenuhi KKM. Pada siklus II Kelas IV SD Negeri 2 Gemawang Temanggung terlihat bahwa yang ketuntasan belajar dicapai sebesar 100 % artinya 29 siswa telah mencapai nilai melebihi KKM.

Dari pembelajaran pada siklus II ini terlihat semua siswa telah tertarik mengikuti pembelajaran IPA. Pada pembelajaran penemuan terbimbing ini membantu siswa lebih aktif dan lebih berani untuk mengerjakan soal dengan kelompoknya dan terlatih untuk berinteraksi dengan temannya serta dapat meningkatkan hasil belajar.

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian

Penggunaan metode pembelajaran penemuan terbimbing pada mata pelajaran IPA dengan pokok bahasan gaya dapat merubah gerak dan bentuk benda meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat pada tabel perbandingan distribusi frekuensi nilai tes siswa kelas IV SD Negeri 2 Gemawang Temanggung semester 2 tahun 2011/2012 dari pra siklus, siklus I dan siklus II dibawah ini:

(10)

Tabel 4.3

Perbandingan Antar Siklus Dari Skor Rata-Rata, Nilai Maksimum Dan Minimum

Sumber : Data Sekunder

Gambar 4.3

Diagram Batang Kenaikan Skor Rata-Rata, Skor Minimum, Skor Maksimum Dari Pra Siklus, Siklus I Dan Siklus II

Dari tabel diatas terlihat adanya kenaikan nilai rata-rata dari pra siklus ke siklus I dan siklus II. Pada pra siklus skor rata-rata hanya dicapai sebesar 63.27

Jenis Skor

Siklus

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Skor rata-rata 63.27 81.3 96.55 Skor Minimum 30 50 77.5 Skor Maksimum 100 100 100

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Pra Siklus

Siklus 1

Siklus 2

63.27

81.3

96.55

90

100

100

30

50

77.5

Nilai Rata-rata

Nilai Maksimum

Nilai Minimum

(11)

sedangkan pada siklus I sebesar 81.3 yang artinya mengalami kenaikan sebesar 18.03. Sama halnya pada siklus I ke siklus II, nilai rata-rata pada siklus II meningkat menjadi 96.55 atau mengalami kenaikan dari siklus 1 sebesar 15.25. Sedangkan untuk nilai maksimum pada pra siklus yaitu 30 pada siklus I meningkat menjadi 52.5 dan pada siklus 2 meningkat lagi menjadi 85. Untuk skor maksimum pada pra siklus adalah sebesar 90, pada siklus I 100 dan pada siklus II juga 100.

Dengan melihat tabel diatas, dapat terlihat pula adanya kenaikan terhadap ketuntasan belajar siswa. Peningkatan ketuntasan belajar pada pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel perbandingan ketuntasan belajar berikut

Tabel 4.4

Perbandingan Distribusi Ketuntasan Belajar Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I Dan Siklus II

Ketuntasan

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Frek. siswa Persentase (%) Frek. Siswa Persentase (%) Frek. siswa Prersentase (%) Tuntas 11 37.93 22 75.86 29 100 Tidak Tuntas 18 62.06 7 24.13 - - Jumlah 29 100 29 100 29 100

Tabel diatas terlihat bahwa ketuntasan belajar dari pra sikus ke siklus I dan siklus II selalu mengalami peningkatan. Pada pra siklus ketuntasan belajar hanya dicapai oleh 11 anak dari 29 siswa yaitu sebesar 37.93%. Sedangkan pada siklus I ketuntasan belajar dapat dicapai oleh 22 siswa dari 29 siswa yaitu sebesar 75.86 %. Hal ini menunjukkan peningkatan ketuntasan belajar yang dicapai siwa yaitu sebesar 37.93%. Pada siklus II dapat meningkat menjadi 100% mengalami kenaikan ketuntasan sebesar 24.13 %. Ini artinya bahwa pembelajaran pada siklus II semua siswa telah tuntas sesuai KKM yang ditentukan. Dapat digambarkan dengan diagram berikut :

(12)

Gambar 4.4

Diagram Batang Perbandingan Distribusi Ketuntasan Belajar Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I Dan Siklus II

Dari diagram diatas terlihat bahwa seluruh siswa telah tuntas belajar sesuai dengan kriteria ketuntasan belajar yang telah ditetapkan yaitu sebesar 70. Didalam pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran penemuan terbimbing masih terdapat hambatan-hambatan yaitu masih ada siswa yang bermain-main. Namun pada siklus II seluruh siswa terlihat lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dan lebih berani untuk mengerjakan soal dengan kelompoknya. Pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 Gemawang.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

pra siklus

siklus 1

siklus 2

37.93

75.86

100

62.06

24.13

0

Tuntas

Belum Tuntas

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Perceived Ease of Use berpengaruh positif signifikan terhadap Attitude Towards Using pada penggunaan mesin CDM Perceived Usefulness Perceived Ease of Use Attitude

Dalam skripsi ini bertujuan untuk menerapkan metode pengukuran dan pengakuan rekening-rekening laporan keuangan yang sesuai syariah, guna penghitungan zakat mal

Selanjutnya tinjauan kondisi fisik pesilat puteri pada Perguruan Himpunan Seni Silat Seluruh Indonesia (HIMSSI) Di Kecamatan Benai dari hasil tes lari cepat 60 Meter

Edema paru akut dapat terjadi karena penyakit jantung maupun penyakit di luar jantung ( edema paru kardiogenik dan non kardiogenik ).Gejala paling umum dari edema

(2013) juga menunjukkan bahwa baik manfaat pelatihan bagi diri sendiri, manfaat pelatihan bagi karir dan manfaat pelatihan bagi pekerjaan memiliki hubungan yang

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar fisika peserta didik kelas X SMA

Tujuan penelitian ini untuk mencari kombinasi portofolio pembiayaan yang menghasilkan risiko pembiayaan terkecil berdasarkan preferensi investor dan berdasarkan jumlah pembiayaan

Jika kita mem-ahas tentan* +enye-a- *an**uan +enyalah*unaan dan keter*antun*an @at termasuk +erilaku merokok harus dimen*erti -aha seseoran* menadi keter*antun*an +ada suatu