• Tidak ada hasil yang ditemukan

GANGGUAN MAKAN BULIMIA NERVOSA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GANGGUAN MAKAN BULIMIA NERVOSA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

GANGGUAN MAKAN

BULIMIA NERVOSA

Oleh :

Mohammad Haniif Satrio Legowo

NPM : 11310229

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MALAHAYATI

BANDAR LAMPUNG

2013

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas “GANGGUAN MAKAN BULIMIA NERVOSA”.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik

konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk

penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Bandar Lampung, 8 Mei 2013

Mohammad Haniif Satrio Legowo

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...i

DAFTAR ISI ...ii

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.Latar Belakang ...1

2.Perumusan Masalah ...2

3.Tujuan dan manfaat penulisan ...2

BAB II PEMBAHASAN ...3

1.Definisi Bulimia Nervosa ...3

2.Epidemiologi Bulimia Nervosa ...3

3.Etiologi...4

4.Faktor resiko...5

5.Manifestasi Klinis...5

6.Diagnosis...6

7.Perjalanan Penyakit & prognosis...7

9.Penatalaksanaan...8

BAB III PENUTUP...10

1.Kesimpulan ...10

2.Daftar Pustaka ...11

(4)

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Bulimia nervosa merupakan kondisi psikiatri yang mempengaruhi banyak remaja dan wanita dewasa muda. Gangguan tersebut adalah karakeristik makan sebanyak-banyaknya dan tahap akhir dari proses makannya dengan memuntahkan apa yang dimakan dan dapat menyebabkan komplikasi medis. Dengan demikian, pasien dengan bulimia nervosa sering hadirdalam keadaan perawatan primer. Penanda bulimia nervosa yang berguna dalam membuatdiagnosis yaitu pemeriksaan fisik dan laboratorium. Di Amerika Serikat, gangguan makan mempengaruhi 5 sampai 10 juta orang, terutama wanita muda antara usia 14 dan 40 tahun. Namun, bulimia nervosa adalah gangguan umum yang lebih sulit untuk mengidentifikasi dalam pengaturan perawatan primer. Pada artikel ini, kami memberikan tinjauan tentang bulimia nervosa, terkait uji fisik dan laboratorium, temuan, dan diagnostik strategi yang berkaitan dengan praktek perawatan primer. Dahulu bulimia nervosa termasuk dari varian anoreksia nervosa (Russell pada tahun 1979). Namun, karena lebih banyak penelitian telah dilakukan dan lebih pasien yang menderita bulimia nervosa telah diidentifikasi, bulimia nervosa dan anorexia nervosa yang sekarang dikenal sebagai 2 sindrom yang berbeda. Menurut Diagnostik dan Statistik Manual untuk Gangguan Mental, Edisi Keempat (DSM-IV), bulimia nervosa ditandai dengan episode berulang dari pesta makan diikuti dengan 1 atau lebih perilaku kompensasi untuk menghilangkan kalori (muntah, obat pencahar, puasa, dll) yang terjadi rata-rata minimal dua kali seminggu selama 3 bulan atau lebih. pasien yang tidak memenuhi kriteria frekuensi atau panjang dapat didiagnosis dengan DSM IV gangguan makan yang tidak disebutkan secara spesifik. Bulimia nervosa juga digambarkan menjadi 2 subtipe yang berbeda: pembersihan dan tidak dibersihkan. Dengan subtipe membersihkan, pasien melakukan beberapa metode untuk menghilangkan makanan binged dari tubuh mereka. Hal ini yang paling sering dilakukan dengan menginduksi diri agar muntah tetapi bisa termasuk penyalahgunaan laksatif, enema, atau diuretik. bulimia nonpurging menggunakan latihan puasa atau berlebihan sebagai kompensasi utama untuk binges tetapi tidak secara teratur membersihkan. Terlepas dari subtipe, pasien penderita bulimia memiliki evaluasi negative sel, menempatkan kepentingan tidak pantas di berat badan dan citra tubuh.

(5)

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang ada pada pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Apa sesungguhnya definisi dari Bulimia Nervosa itu sendiri ? 2. Bagaimana epidemiologi serta etiologi dari Bulimia Nervosa ? 3. Apa faktor resiko dari Bulimia Nervosa ?

4. Manifestasi klinik pada Bulimia Nervosa ?

5. Bagaimana diagnosis dari Bulimia Nervosa itu sendiri ? 6. Bagaimana perjalanan penyakit dan prognosisnya ?

7. Serta penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada Bulimia Nervosa ?

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN

Adapun tujuan dan manfaat penulisan pada pembuatan makalah ini adalah agar semua mahasiswa dapat mengetahui secara lebih mendetail mengenai apa sesungguhnya definisi dari Bulimia Nervosa itu sendiri, bagaimana epidemiologi serta etiologi dari Bulimia Nervosa, manifestasi klinik & pengobatan yang dapat dilakukan pada Bulimia Nervosa, bagaimana diagnosis dari gangguan somatoform itu sendiri, bagaimana perjalanan penyakit dan prognosisnya, serta penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada Bulimia Nervosa.

(6)

BAB II PEMBAHASAN

A. DEFINISI

Bulimia nervosa merupakan satu gangguan fungsi makan yang ditandai oleh episode nafsu makan yang lahap tanpa dapat dikendalikan, diikuti dengan muntah yang disengaja atau upaya pencahar lain yang dimaksudkan untuk mencegah meningkatnya berat badan.

Bulimia nervosa adalah gangguan makan dengan makanan kecanduan sebagai mekanisme utama. Kriteria untuk diagnosis bulimia mencakup episode rekuren pesta makan, rasa kurangnya kontrol, evaluasi diri terlalu dipengaruhi oleh berat badan atau bentuk tubuh, dan berulang dan perilaku kompensasi yang tidak tepat dua kali seminggu selama 3 bulan atau lebih (muntah, penggunaan pencahar atau diuretik, puasa, olahraga berlebihan).

B. EPIDEMIOLOGI

Bulimia nervosa lebih sering ditemukan pada wanita dibandingkan pada laki-laki, tetapi onsetnya lebih sering pada masa remaja dibandingkan pada masa dewasa awal. Diperkirakan bulimia nervosa terentang dari 1-3 persen wanita muda.

Banyak penderita bulimia nervosa memiliki berat badan yang normal dan kelihatannya tidak ada masalah yang berarti dalam hidupnya. Biasanya mereka orang-orang yang kelihatannya sehat, sukses di bidangnya dan cenderung perfeksionis. Namun, dibalik itu, mereka memiliki rasa percaya diri yang rendah dan sering mengalami depresi. Mereka juga menunjukkan tingkah laku kompulsif, Bulimia nervosa sering terjadi pada orang dengan angka gangguan mood dan gangguan pengendalian impuls yang tinggi. Juga telah dilaporkan terjadi pada orang yang memiliki resiko gangguan berhubungan dengan zat dan gangguan kepribadian,

(7)

memiliki angka gangguan kecemasan dan gangguan dissosiatif yang meningkat dan riwayat penyiksaan seksual.

C. ETIOLOGI

1. Faktor Biologis :

Beberapa peneliti berupaya menghubungkan perilaku makan berlebihan dan mengeluarkannya kembali dengan beberapa neurotransmitter. Oleh karena antidepresan sering bermanfaat bagi penderita bulimia nervosa dan serotonin dikaitkan dengan perasaan puas, serotonin dan norepinefrin telah dilibatkan disini. Oleh karena kadar endrfin plasma meningkat pada pasien bulimia nervosa yang muntah , perasaan nyaman setelah muntah yang dialami beberapa pasien ini mungkin di perantarai oleh meningkatnya kadar endorphin . Menurut DSM-IV-TR, terdapat peningkatan frekuensi bulimia nervosa pada kerabat derajat pertama orang dengan gangguan ini

2. Faktor Sosial :

Pasien Bulimia nervosa,seperti pasien anoreksia nervosa, cenderung memiliki standar yang tinggi dan memberikan respon terhadap tekanan social yang menuntut orang untuk ramping. Seperti pada pasien anoreksia nervosa, banyak pasien bulimia nervosa yag mengalami depresi dan depresi familial yang meningkat , tetapi keluarga pasien bulimia nervosa umumnya kurang dekat dan lebih memiliki konflik dibandingkan keluarga passion anoreksia nervosa. Pasien bulimia nervosa menggambarkan orang tuanya sebagai orang tua yang mengabaikan dan lalai.

3. Faktor Psikologis

Pasien bulimia nervosa biasanya merasakan makan yang tidak terkendali yang dilakukan sebagai egodistoni. Kesulitan yang dimiliki pasien ini dalam mengendalikan impuls seringkali dimanifestasikan dengan makan yang berlebihan dan mencahar.

(8)

D. FATOR RESIKO

 Gender , wanita > laki laki

 Ras/etnis

 Pelecehan seksual saat anak – anak

 Tinggal sendirian

 Kontrol glikemik yang buruk

 Diet

 Perasaan Rendah diri

 Pekerjaan yang berfokus pada berat badan

 Keterlibatan dengan atletik

 Kebiasaan makan & masalah saluran pencernaan

 Media, baik cetak maupun elektronik

E. MANIFESTASI KLINIS

 Makan dalam jumlah yang berlebihan.  Terobsesi dengan makanan dan kalori.

 Melakukan perangsangan muntah dan cuci perut.

 Sering menghilang ke kamar mandi bila selesai makan, untuk mengeluarkan makanan – makanan yang telah ditelan.

 Bersikap penuh rahasia.  Merasa kehilangan kontrol.

(9)

F. DIAGNOSIS

Diagnosis pasti gangguan somatisasi berdasarkan PPDGJ III:

a) Terdapat preokupasi yang menetap untuk makan , dan ketagihan (craving) terhadap makanan yang tidak bisa dilawan; penderita tidak berdaya terhadap datangnya episode makan berlebihan dimana makanan dalam jumlah yang besar dimakan dalam waktu yang singkat.

b) Pasien berusaha melawan efek kegemukan dengan salah satu atau lebih cara seperti berikut :

 Merangsang muntah oeh diri sendiri,  Menggunakan pencahar berlebihan,  Puasa berkala,

 Memakai obat obatan seperti penekan nafsu makan ,sediaan tiroid atau diuretika. Jika terjadi pada penderita diabetes, mereka akan mengabaikan pengobatan insulinnya.

c) Gejala psikopatologinya terdiri dari ketakutan yang luar biasa akan kegemukkan dan penderita mengatur sendiri batasan yang ketat dari ambang berat badannya, sangat dibawah berat badan sebelum sakit dianggap berat badan yang sehat atau optimal.

Seringkali, tetapi tidak selalu, ada riwayat anoreksia nervosa sebelumnya, interval antara kedua gangguan tersebut berkisar antara beberapa bulan sampai beberapa tahun. Episode sebelumnya ini dapat jelas terungkap, atau dalambentuk ringan yang tersembunyi dengan kehilangan berat badan yang sedang dan atau sutu fase sementara dari amenore.

 Bulimia nervosa harus dibedakan dari gangguan depresif, walaupun penderita bulimia sedang mengalami gejala-gejala depresi.

(10)

Diagnosis Banding

Diagnosis bulimia nervosa tidak dapat ditegakkan jika perilaku makan berlebihan dan memuntahkan kembali hanya terjadi dalam episode anoreksia nervosa . pada kasus seperti ini diagnosis nya adalah anoreksia nervosa m tipe makan berlebihan / mengeluarka kembali (binge-eating/purging type)

Klinisi harus memastikan bahwa pasien tidak memiliki penyakit neurologis seperti bangkitan epileptik-ekuivalen , tumor sistem saraf pusat (SSP)/sindrom kluver-bucy, atau sindrome Kleine-Levin

G. PERJALANAN PENYAKIT DAN PROGNOSIS

Dengan cepat, pasien bulimia nervosa yang mampu menjalani terapi dilaporkan mengalami lebih dari 50 persen perbaikan perilaku makan berlebihan dan mengeluarkan kembali ; diantara pesien rawat jalan,perbaikan tampaknya berlangsung lebih dari 5 tahun. Meskipun demikian, pasien tdak bebas gejala selama periode perbaikan; bulimia nervosa merupakan gangguan kronis dengan perjalanangangguan yang maju mundur. Beberapa pasien dengan perjalanan gangguan ringan mengalami masa remisi jangka panjang , pasien lain menjadi lemah akibat gangguan ini dan dirawat di rumah sakit; kurang dari sepertiga pasien yang baik baik saja pada pemantauan lanjutan 3 tahun, lebih dari sepertiga yang mengalami perbaikan gejala, dan kira kira sepertiganya memiliki hasil buruk dengan gejala kronis dalam 3 tahun. Pada studi terkini dalam 5 hingga 10 tahun, kira kira setengah pasien pulih sempurna dari gangguan ini, sedangkan 20 persennya terus memenuhi seluruh kriteria diagnostik bulimia nervosa.

Progosis bergantung pada keparahan gejala sisa mengeluarkan makanan sisa kembali-yaitu apakah pasien mengalami ketidakseimbangan elektrolit , dan sampai derajat berapa seringnya muntah menyebabkan esofagitis,amilasemia,pembesaran kelenjar saliva, dan karies gigi. Pada beberapa kasus bulimia nervosa yang tidak diterapi, remisi spontan terjadi dalam 1 hingga 2 tahun.

(11)

H. PENATALAKSANAAN

 PSIKOTERAPI

 TERAPI PERILAKU KOGNITIF

Terapi perilaku kognitif harus dipertimbangkan sebagai acuan ,tetapi lini pertama bulimia nervosa :

Menghentikan siklus perilaku makan berlebihan dan diet yang dipertahankan sendiri.

Mengubah kognisi dan keyakinan seseorang yang mengalami disfungsi mengenai makanan , berat dan bentuk tubuh , serta konsep diri secara keseluruhan.

 PSIKOTERAPI DINAMIK

Terapi psikodinamik mengungkapkan adanya kecenderungan mewujudkan defensi intojeksi dan proyeksi. Di dalam sikap yang serupa dengan pemisahan. Makanan yang bergizi mungkin dipertahankan karena secara tidak sadar menyimbolkan introjeksi yang baik , sedangkan makanan “sampah” secara tidak sadar dikaitkan dengan introjeksi buruk sehingga dikeluarkan dengan cara muntah, dan khayalan tidak disadari bahwa semua kerusakan, kebencian, dan keburukan ,sedang disingkirkan. Pasien sementara dapat merasa baik setelah muntah karena evakuasi khayalan tetepi perasaan terkait akan “semuanya baik” berlangsung singkat karena didasarkanpada kombinasi yang tidak stabil antara pemisahan dan proyeksi.

(12)

Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mempertahankan keadaan yang sudah membaik :

• Setelah pengobatan biasanya pasien akan mengulangi kebiasaannya untuk makan lagi, maka kita jangan menentangnya, tapi kita anggap bahwa hal itu merupakan respon yang fisiologis.

• Agar pasien mau makan, maka kita katakankepadanya bahwa rasa lapar yang timbul itu, karena tubuhnya memerlukan nutrisi.

• Kalau pengobatan berhasil, maka pasien akan mengurangi ketergantungan terhadap kebiasaan jeleknya dan gejala depresinya akan teratasi, ini dapat berlangsung untuk beberapa bulan. Oleh karena kebiasaan makan yang jelek pada bulimua nervosa ini mudah berulang kembali, maka pengobatan yang paling efektif adalah dengan memberikan rasa paercaya diri kepada pasien terhadap penampilan dan berat badannya.

 FARMAKOTERAPI

Antidepresan, termasuk tetrasiklik (Tofranil), Serotonin spesipik re – uptake inhibitor (SSRI) (fluoksetin (prozac)) dan penghambat monoamin oksidase (MAOI) (fenelzin (Nardil)) bermamfaat untuk mengobati depresi pada buklimia nervosa.

Semua obat itu digunakan sebagai bagian dari suatu program therapi yang menyeluruh dengan psikotherapi. Khusus bagi pasien dengan cemas dan agitasi dapat diberikan lorazepam (Ativan) 1-2 mg per oral atau IM.

(13)

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

Bulimia Nervosa adalah penyakit yang akan sering kita jumpai dalam dunia klinis dan Bulimia Nervosa adalah penyakit yang bisa disembuhkan dengan baik. Bulimia Nervosa biasanya ditandai dengan memakan makanan yang jauh lebih banyak dari porsi biasanya. Pasien dengan kondisi seperti ini biasanya memiliki berat badan yang naik turun dalam batas normal berat badan manusia. Perangsangan muntah yang biasa dilakukan oleh penderita bulemia biasanya dapat menyebabkan :

1.Sialadenosis 2.Enamel erosion

3.Calous middle phalanges

Pasien dengan Bulimia Nervosa biasanya juga mengalami abnormalitas pada keseimbangan cairan dan asam basa tubuhnya. Bulimia Nervosa biasanya dikaitkan juga dengan keadaan depresi, gangguan personality, penyalahgunaan (seperti penyalahgunaan obat atau alkohol), percobaan bunuh diri dan masalah– masalah keluarga yang terjadi dalam kehidupannya.

Pada dasarnya penyakit Bulimia Nervosa bisa disembuhkan dengan baik, apalagi ketika bias didiagnosa dengan dini maka dapat diobati dan disembuhkan dengan baik. Rata– rata secara umum pasien bulemia bisa diobati dengan fluoxetine dan CBT, namun demikian pengobatan yang baik yaitu dengan deteksi sedini mungkin penyakit ini dan pencegahan kebiasaan dalam makan yang biasa terjadi pada pasien Bulimia Nervosa. Hal penting lainnya adalah penanganan phisiologi yang penting biasanya dilakukan pada pasien– pasien yang memiliki gangguan makan dan memiliki gangguan berat badan, pada pasien seperti ini pengobatan awal biasanya perlu dilakukan .

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Kaplan, H.I., Sadock B.J.: Sinopsis Psikiatri, Jilid II, Edisi ke-7, Binarupa Aksara, Jakarta, 1997: hal:333-335.

Maslim, R.: Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari PPDGJ III, Jakarta, 2001, hal:91.

UI M.Makalah Jurnal Reading BUlimia Nervosa.from

Referensi

Dokumen terkait

Pada subjek pertama, Subjek menyadari bahwa seburuk apapun kondisinya saat itu, dirinya harus tetap bersyukur dengan keadaanya sekarang dan lebih semangat untuk

TABEL / Table V.3 LUAS TANAM, LUAS PANEN, PRODUKSI DAN RATA-RATA PRODUKSI JAGUNG MENURUT KECAMATAN DI KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN 2009 183. Planted Area, Harvested Area,

Anggarini Mardi Hari, 275 Manfaat program khusus Bina Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama terhadap peningkatan keterampilan berbahasa pada anak tunarungu sebagai

Arah korelasi dapat dilihat dari angka koefisien korelasi hasilnya positif atau negatif.Sesuai dengan hasil analisis, koeefisien korelasi tes lompat jauh bernilai

Kita menemukan bahwa setiap transaksi jual beli barang ataupun jasa terdiri atas tiga unsur, yaitu: 1. Terjadinya penyerahan barang atau penunaian jasa, dan 3. Apabila ketiga

Pada layar ini yang tampilannya dapat dilihat pada gambar 4.5, ditampilkan general life table yang memuat angka harapan hidup saat lahir hingga tua untuk laki-laki dengan

Hasil analisis pengamatan aktivitas guru siklus 1 sudah terdapat satu aspek dengan penilaian kategori baik atau sudah berhasil yaitu pada Guru melakukan evaluasi berupa tes

Dari hasil analisa kelayakan tersebut, dapat dilihat, baik menggunakan Cattenary maupun Tanpa Cattenary untuk jalur 1 dan jalur 2, diperoleh hasil nilai NPV negatif,