• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYALIN PUISI DENGAN HURUF TEGAK BERSAMBUNG MELALUI METODE LATIHAN DI KELAS I SDN 13 MANANGGU KABUPATEN BOALEMO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYALIN PUISI DENGAN HURUF TEGAK BERSAMBUNG MELALUI METODE LATIHAN DI KELAS I SDN 13 MANANGGU KABUPATEN BOALEMO"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYALIN PUISI DENGAN HURUF TEGAK BERSAMBUNG MELALUI METODE LATIHAN

DI KELAS I SDN 13 MANANGGU KABUPATEN BOALEMO FATMA ANWAR

Dra. Hj. Evi Hasyim, M.Pd1

Wiwy T. Pulukadang, S.Pd. M.Pd2

Email: fatmaanwar@yahoo.com

ABSTRAK

Fatma Anwar.2014. Meningkatkan Kemampuan Menyalin Puisi Dengan Huruf Tegak Bersambung Melalui Metode Latihan Di Kelas I SDN 13 Mananggu Kabupaten Boalemo. Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar,Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra. Hj Evi Hasyim, M.Pd dan Pembibing II Wiwy T. Pulukadang, S.Pd, M.Pd.

Masalah dalam penelitian ini dirumuskan Apakah Kemampuan Menyalin Puisi Dengan Huruf Tegak Bersambung Melalui Metode Latihan Siswa Kelas I SDN 13 Mananggu Kabupaten Boalemo Dapat Ditingkatkan ?Tujuan penelitian ini adalah untuk Meningkatkan Kemampuan Menyalin Puisi Dengan Huruf Tegak Bersambung Melalui Metode Latihan Siswa Kelas I SDN 13 Mananggu Kabupaten Boalemo. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode penelitian tindakan kelas yaitu untuk memperoleh data kemampuan siswa Menyalin Puisi Dengan Huruf Tegak Bersambung Melalui Metode Latihan Siswa Kelas I SDN 13 Mananggu Kabupaten Boalemo.

Berdasarkan hasil penelitian menyalin puisi dengan huruf tegak bersambung yaitu pada observasi awal dari 20 siswa yang mampu 3 siswa (15%) dan yang tidak mampu 17 siswa (85%). Pada siklus I yang mampu 9 siswa (45%) dan yang tidak mampu 11 siswa ( 55%) kemudian pada siklus II yang mampu 4 siswa (20%) dan yang tidak mampu 16 siswa (80%).

Dengan demikian Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode latihan dapat meningkatkan kemampuan menyalin pusis dengan huruf tegak bersambung di Kelas I SDN 13 Mananggu Kabupaten Boalemo

Kata Kunci : Kemampuan, Menyalin, Puisi, Metode Latihan.1

1

Dra. Hj. Evi Hasyim, M.Pd adalah Dosen Pembimbing I Skripsi Wiwy T. Pulukadang, S.Pd. M.Pd adalah Dosen Pembimbing II Skripsi

(3)

Pembelajaran bahasa Indonesia mempunyai ruang lingkup dan tujuan yang menumbuhkan kemampuan mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan menggunakan basa yang baik dan benar. Pada hakikatnya pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk mempertajam kepekaan perasaan siswa. Guru dituntut mampu memotivasi siswa agar mereka dapat meningkatkan minat menulis terhadap karya sastra, karena dengan mempelajari sastra, siswa diharapkan dapat menarik berbagai manfaatdari kehidupannya. Maka dari itu seorang guru harus dapat mengarahkan siswa memilki karya sastra yang sesuai dengan minat dan kematangan jiwa mereka.

Berbagai upaya dapat dilakukan salah satunya memberikan tugas untuk membuat karya sastra yaitu menulis, proses membelajarkan siswa merupakan bagian yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan. Oleh karena itu pemilihan dari berbagai metode, strategi, pendekatan, serta teknik pembelajaran merupakan suatu hal utama.

Tulisan yang indah dan rapi mulai sejak awal atau dasar memulai memperkenalkan pada anak kelas I untuk menulis tegak bersambung. Dengan melatih anak menulis tegak bersambung siswa akan terlatih menulis dengan rapi dan jelas dibaca.

Berdasarkan observasi yang dilakukan terlihat dalam proses pembelajaran bahasa indonesia guru kurang memperhatikan tulisan siswa. Siswa kelas 1 belum rapi dalam menulis, kebanyakan terjadi guru hanya membacakan salah satu kalimat secara didikte kemudian siswa menuliskan kembali apa yang didiktekan guru maka dari itu guru mengunakan sebuah metode yaitu metode latihan sebagai metode yang baik diterapkan kepada siswa untuk melatih siswa menulis tegak bersambung dengan menyallin sebuah puisi sederhana yang didalamnya berisi kata demi kata yang akan disalin dengan huruf tegak bersambung

Metode latihan menurut Djamara(2006:95-96) yakni disebut juga metode traning yang dimana merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan tertentu.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka penulis melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul “ Meningkatkan Kemampuan Menyalin Puisi Dengan Huruf Tegak Bersambung Melalui Metode Latihan Siswa kelas I SDN 13 Mananggu Kabupaten Boalemo.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah Kemampuan Menyalin Puisi Dengan Huruf Tegak Bersambung Melalui Metode Latihan Siswa Kelas I SDN 13 Mananggu Kabupaten Boalemo Dapat Ditingkatkan ?

(4)

Tujuan penelitian ini adalah untuk Meningkatkan Kemampuan Menyalin Puisi Dengan Huruf Tegak Bersambung Melalui Metode Latihan Siswa Kelas I SDN 13 Mananggu Kabupaten Boalemo

Manfaat penelitian ini adalah memberikan manfaat bagi siswa, guru, sekolah dan peneliti.

Hakikat Menulis

Menulis merupakan kegiatan yang paling sering dilakukan oleh setiap orang. Menulis membutuhkan keterampilan khusus yang harus dipelajari dan senantiasa dilatih. Menulis memerlukan keterampilan tambahan bahkan motivasi tambahan pula, hal ini dikarenakan menulis bukan bakat karena tidak semua orang mampu untuk menulis.

Definisi menulis yang dikemukakan Rusyana (1984:191) dikutip dalam Susanto, (2013:247), yang berpendapat bahwa menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa dalam penyampaiannya secara tertulis untuk menggungkapkan suatu gagasan/pesan. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, kemampuan menulis memeliki arti yang sangat penting, yaitu: (1) menulis dalam arti mengekspresikan atau mengemukakan pikiran, perasaan dalam bahasa tulis; (2) menulis dalam arti melahirkan bunyi-bunyi bahasa, ucapan dalam bentuk tulisan untuk menyampaikan pesan berupa pikiran dan perasaan.

Para ahli memberikan batasan menulis yang pada hakikatnya sama. Keterampilan menulis adalah segala aspek kegiatan berbahasa dengan mewujudkan buah pikiran secara tertulis dengan kaidah bahasa yang dipelajari. Menulis merupakan suatu proses bernalar. Penalaran merupakan suatu proses berpikir yang sistematik untuk memperoleh kesimpulan berupa pengetahuan. Widyamartaya menyatakan secara garis besar bahwa menulis dapat dipahami sebagai keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang dalam mengungkapkan gagasan melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami dengan tepat seperti yang dimaksud oleh penulis.

Tarigan (1986:21) menyatakan bahwa menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan grafik itu. Artinya, bahwa menulis merupakan suatu kegiatan yang tidak hanya sekadar menggambarkan simbol-simbol grafis secara konkret, tetapi juga menuangkan ide, gagasan, atau pokok pikiran ke dalam bahasa tulis yang berupa rangkaian kalimat yang utuh, lengkap, dan dapat dikomunikasikan kepada orang lain.

Tahap-Tahap Proses Menulis

Menurut Tomkins dalam resmini dkk (2006:226) menguraikan proses menulis menjadi lima tahap yang diidentifikasikan melalaui serangkaian penelitian tentang proses menulis yang meliputi :

a. Tahap Pra_menulis (prewriting)

b. Tahap penyusunan draf tulisan (drafting)

c. Tahap perbaikan (revisi)

d. Tahap penyuntingan (editing)

(5)

Hakikat Puisi

Selain istilah puisi, dikenal juga istilah sajak, dan syair. Dalam bahasa Inggris, puisi disebut poetry, sajak disebut poem, sedangkan syair disebut lyric. Walaupun sering digunakan secara bergantian, ketiga istilah tersebut mempunyai makna yang sedikit berbeda sehingga perlu ketelitian dalam penggunaannya.

Menurut Pradopo (Dalam Didipu, 2013:34), istilah puisi atau poetry sebaiknya dipergunakan sebagai jenis atau genre sastra, sedangkan istilah sajak atau poem untuk menyebut individu puisi. Sementara isitilah syair yang dalam bahasa Inggris disebut lyric diambil dari nama alat music Yunani ”Iyra” yaitu harp ‘kecapi’ (Klarer, 2004 :27). Di Indonesia, istilah syair merujuk pada puisi lama yang masih terikat pada konvensi sastra lama. Dalam tulisan ini, istilah puisi lebih banyak digunakan daripada sajak dan syair., karena pembicaraan masih dominan berkisar pada puisi sebagai salah satu genre sastra.

Puisi adalah karya sastra yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif). Kata-kata betul-betul dipilih agar memiliki kekuatan pengucapan. Walaupun singkat atau padat, namun berkekuatan. Kata-kata yang digunakan berima dan memiliki makna konotatif atau bergaya figuratif (Waluyo, 2005:1).

Hakikat Metode Pembelajaran

Metode menurut Djamaluddin dan Abdullah Aly dalam Kapita Selekta Pendidikan Islam, (1999:114) berasal dari kata meta berarti melalui, dan hodos jalan. Jadi metode adalah jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan menurut Depag RI dalam buku Metodologi Pendidikan Agama Islam (2001:19) Metode berarti cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Menurut WJS. Poerwadarminta dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (1999:767) Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud. Berdasarkan definisi di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa metode merupakan jalan atau cara yang ditempuh seseorang untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Syarat-Syarat Metode Pembelajaran

Menurut Ahmadi dalam (Asih, 2007:20) syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam penggunaan metode mengajar adalah:

a) Metode mengajar harus dapat mermbangkitkan motif, minat atau gairah

belajar siswa

b) Metode mengajar harus dapat menjamin perkembangan kegiatan

kepribadian siswa.

c) Metode mengajar harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk

mewujudkan hasil karya.

d) Metode mengajar harus dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar

lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi (pembaharuan).

e) Metode mengajar harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri

dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.

f) Metode mengajar harus dapat meniadakan penyajian yang bersifat verbalitas

(6)

g) Metode mengajar harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

Macam-Macam Metode Pembelajaran

Proses belajar-mengajar yang baik, hendaknya mempergunakan berbagai jenis metode pembelajaran secara bergantian atau saling bahu membahu satu sama lain. Masing-masing metode ada kelemahan dan kelebihannya. Tugas guru ialah memilih berbagai metode yang tepat untuk menciptakan proses belajar-mengajar. Menurut Djamarah (2002:93-110) macam-macam metode pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Metode proyek 2. Metode eksperimen 3. Metode tugas atau resitasi 4. Metode latihan

5. Metode ceramah

Pengertian Metode Latihan

Metode latihan menurut djamara dan zain(2006:95-96) bahwa metode latihan yang disebut juga traning, merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan baik. Selain itu metode ini dapat juga digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan keterampilan.

Sebagai suatu metode yang diakui banyak mempunyai kelebihan, metode ini juga memilki kelemahan. Maka dari itu guru yang ingin menggunakan metodelatihan kiranya tidak salah bila memahami karakteristik metode latihan. Menurut Roestiyah (2001), metode latihan adalah suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan agar siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. Menurut Sagala (2003) Metode latihan atau metode training merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu, selain itu sebagai sarana untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan keterampilan.

Langkah- Langkah Metode Latihan

Langkah-langkah Penggunaan Metode Latihan (Roestiyah, 2001) sebagai berikut :

1. Menjelaskan maksud dan tujuan latihan terbimbing pada siswa.

2. Guru harus lebih menekankan pada diagnosa, karena latihan permulaan

belum bisa mengharapkan siswa mendapatkan keterampilan yang sempurna.

3. Mengadakan latihan terbimbing sehingga timbul response siswa yang

berbeda-beda untuk peningkatan keterampilan dan penyempunaan kecakapan siswa.

4. Memberi waktu untuk mengadakan latihan yang singkat agar tidak

meletihkan dan membosankan dan guru perlu memperhatikan response siswa apakah telah melakukan latihan dengan tepat dan cepat.

5. Meneliti hambatan atau kesukaran yang dialami siswa dengan cara

(7)

mengubah situasi sehingga menimbulkan optimisme dan rasa gembira pada siswa yang dapat menghasilkan keterampilan yang baik.

6. Guru dan siswa perlu memikirkan dan mengutamakan proses-proses yang

pokok dan tidak banyak terlibat pada hal-hal yang tidak diperlukan.

7. guru perlu memperhatikan perbedaan individual siswa, sehingga

kemampuan dan kebutuhan siswa masing-masing dapat berkembang.

Kelebihan Dan Kekurangan Metode Latihan

Adapun kelebihan metode latihan yaitu Keunggulan dan Kelemahan Metode Latihan (Sagala, 2003) sebagai berikut :

Keunggulan Metode Latihan

a) Membiasakan siswa bekerjasama menurut paham demokrasi, memberikan

kesempatan kepada mereka untuk mengembangkan sikap musyawarah dan bertanggung jawab.

b) Kesadaran akan adanya kelompok menimbulkan rasa kompetitip yang

sehat, sehingga membangkitkan kemauan belajar yang sungguh-sungguh.

c) Guru tidak perlu mengawasi masing-masing murid secara individual

cukup dengan memperhatikan kelompok saja atau ketua-ketua kelompoknya.

d) Melatih ketua kelompok menjadi pemimpin yang bertanggung jawab dan

membiasakan anggota-anggotanya untuk melaksanakan tugas kewajiban sebagai warga yang patuh pada aturan.

Kelemahan Metode Latihan

a) Sulit untuk membuat kelompok yang homogen, baik intelegensi, bakat dan

minat atau daerah tempat tinggal.

b) Murid-murid yang oleh guru telah dianggap homogen, sering tidak merasa

cocok dengan anggota kelompoknya itu.

c) Pengetahuan guru tentang pengelompokkan itu kadang-kadang masih

belum mencukupi.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 13 Mananggu Kabupaten Boalemo. Subyek penelitian adalah siswa kelas I SDN 13 Mananggu Kabupaten Boalemo.yang berjumlah 20 siswa, terdiri dari 15 siswa laki-laki 5 siswa perempuan. Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan maret sampai dengan bulan Mei 2014.

Ditetapkannya kelas I sebagai subjek penelitian tindakan kelas ini berdasarkan observasi dan wawancara yang telah dilaksanakan sebelum penelitian, bahwa kelas ini menjadi perhatian utama karena siswa kurang dalam hal keterampilan menyalin puisi dengan huruf tegak bersambung dalam bentuk tulisan kata demi kata sangat rendah. Oleh karena itu subjek penelitian tindakan kelas ini ditetapkan adalah kelas I SDN 13 Mananggu Kabupaten Boalemo.

Observasi Awal

Pada kegiatn observasi awal ini peneliti mengadakan pengamatan secara umum pada siswa kelas I SDN 13 Mananggu Kabupaten Boalemo. Hasil dari pengamatan pada kegiatan observasi awal ini menjadi landasan dalam kegiatan siklus I.

(8)

a. Melaksanakan pembelajaran dengan mengacu pada rencana pembelajaran sesuai tindakan yang dipilih.

b. Memberikan petunjuk tentang bagaimana menyalin puisi dengan huruf tegak bersambung

c. Pembagian LKS kepada siswa

d. Bersama-sama supervisor memantau dan mengamati pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.

e. Mengadakan refleksi atas pelaksanaan tindakan pada siklus 1 sebagai bahan acuan pelaksanaan tindakan pada siklus II.

Siklus II

a) Menetapkan tindak lanjut perbaikan pelaksanaan tindakan

b) Bersama supervisor menganalisis faktor-faktor yang menjadi kendala pelaksanaan pada siklus 1,

c) Bersama supervisor merumuskan solusi terbaik terhadap masalah yang dihadapi siswa,

d) Melaksnakan tindak lanjut pembelajaran

e) Memberikan contoh menyalin puisi dengan huruf tegak bersambung f) Melaksanakan evaluasi untuk memperoleh hasil ketercapaian pelaksanaan

tindakan

g) Mengadakan refleksi atas pelaksanaan tindakan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Observai Awal

Pelaksanaan observasi awal dilakukan dengan beberapa aspek yaitu antara lain 1) ketepatan menulis 2) ketelitian menyalin puisi, 3) kebersihan. Adapun hasil observasi awal. Dari hasil observasi awal yang ditemui Kelas I SDN 13 Mananggu Kabupaten Boalemo pada aspek Kemampuan menyalin puisi dengan huruf tegak bersambung siswa masih sangat rendah dalam pencapaian yang diinginkan. dari 20 orang siswa pada aspek ketepatan menulis, yang mampu hanya 7 orang siswa atau 35% dan 13 orang siswa atau 65% yang tidak mampu.

Kemudian pada aspek ketelitian menyalin puisi dari 20 orang siswa terdapat 10 orang siswa atau 50% yang mampu dan 10 orang siswa atau 50% yang tidak mampu. Untuk aspek kebersihan tulisan dari 20 orang siswa yang mampu hanya 11 orang siswa atau 55%, kemudian yang tidak mampu terdapat 9 orang siswa atau 45%. Untuk Kemampuan menyalin puisi mdengan hururf tegak bersambung siswa melalui metode latihan dari hasil observasi awal hanya mencapai 15% dari 20 siswa.

Hasil Penilaian Kemampuan Menyalin puisi Siswa siklus I

Dari hasil siklus 1 Kelas I SDN 13 Mananggu Kabupaten Boalemo pada aspek kemampuan menyalin puisi dengan huruf tegak bersambung siswa menggunakan metode latihan masih sangat rendah dalam pencapaian yang diinginkan. Dari 20 orang siswa pada aspek ketepatan menulis , yang mampu sudah 14 orang siswa atau 70% dan 6 orang siswa atau 30% yang tidak mampu. Kemudian pada aspek ketelitian menyalin puisi dari 20 orang siswa terdapat 13 orang siswa atau 65% yang mampu dan 7 orang siswa atau 35% yang tidak mampu. Untuk aspek kebersihan tulisan dari 20 orang siswa yang mampu hanya 11 orang siswa atau 55%, kemudian yang tidak mampu terdapat 9 orang siswa

(9)

atau 45%. Untuk kemampuan menulis siswa dari siklus I mencapai 55% dari 20 siswa.

Hasil Penilaian Kemampuan Menyalin Puisi Melalaui Metode latihan Siklus II

Pada siklus II siswa diberikan tugas kembali untuk melihat nilai siswa dalam kemampuan menulis siswa melalui metode latihan. Sesuai dengan hasil evaluasi siswa diperoleh analisis perolehan siswa.

Dari hasil siklus II yang ditemui Kelas I SDN 13 Mananggu Kabupaten Boalemo pada aspek ketepatan menyalin puisi dengan huruf tegak bersambung sudah baik dalam pencapaian yang diinginkan. Dari 20 orang siswa pada aspek ketepatan menulis yang mampu sudah 19 orang siswa atau 95% dan 1 orang siswa atau 5% yang tidak mampu. Kemudian pada aspek ketelitian menyalin puisi dari 20 orang siswa terdapat 19 orang siswa atau 95% yang mampu dan 1 orang siswa atau 5% yang tidak mampu. Untuk aspek kebersihan dari 20 orang siswa yang mampu hanya 16 orang siswa atau 80%, kemudian yang tidak mampu terdapat 4 orang siswa atau 20%. Untuk kemampuan menyalin puisi dengan huruf tegak bersambung siswa dari siklus II mencapai 80% dari 20 siswa

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan penggunaan metode latihan dapat meningkatkan kemampuan menyalin puisi dengan huruf tegak bersambung di kelas I SDN 13 Mananggu Kabupaten Boalemo diperoleh data pada siklus I jumlah siswa yang mampu dalam menyalin puisi dengan huruf tegak bersambung 55 % dari 20 orang siswa kemudian pada sikus II meningkat menjadi 80% dari 20 siswa hal ini terlihat meningkat 25 % dengan demikian maka metode latihan sangat tepat digunakan dalam penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan menyalin puisi dengan huruf tegak bersambung siswa kelas I SDN 13 Mananggu Kabupaten Boalemo.

Berdasarkan pembahasan dan simpulan di atas maka peneliti memberikan saran sebagai berikut :

1. Peneliti dan pengamat diharapkan harus memilki persepsi yang sama sebelum diadakannya penelitian.

2. Penggunaan metode pembelajaran di lakukan sesuai denganlangkah-langkah metode yang digunakan dalam penelitian.

3. Guru membimbing siswa secara langsung dalam proses pembelajaran. 4. Kepada penelitian lain diharapkan termotivasi dalam melakukanpenelitian

dengan mengguakan metode pembelajaran yang berbeda guna meningkatkan kemampuan dan keterampilan berbahasa siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal.2013. Model-Model, Media Dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif).Bandung: CV Yraham Widya.

(10)

Buzan, Tony. 2007. Metode pembelajaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Darmiyati, Zuchdi, Strategi Meningkatkan kemampuan menulis, Yogyakarta:

UNY Press, 2007

DePorter, Bobbi, Mark Reardon, & Sarah Singer-Nourie. 2005. Quantum Theaching. Bandung: Mizan Pustaka.

DePorter, Bobbi, & Mike Hernacki. 2006. Quantum Learning. Jakarta: Kaifa. H.B.Sutopo. 2006. Metodologi Penelitian Kulitatif. Surakarta: Universitas

Sebelas Maret.

Porter. De Bobbi dan Hernacki. 2008. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Kaifa : Bandung.

Rayandra Asyhar. (2012). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta : Referensi Jakarta.

Suharsimi Arikunto, Suhardjono, & Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: Bumi Aksara.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakarta : K E N C A N A.

Sri Anitah Wiryawan, dkk. (2001:337).Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Uniersitas Terbuka.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tony Buzan. (2012). Buku Pintar Mind Mapping. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Udin S. Winata Putra (2005). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:Uniersitas Terbuka.

Referensi

Dokumen terkait

Dokumen Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Pacitan tahun 2013.. merupakan operasional program yang telah disusun dalam Dokumen RPJM

- Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah,

You´ve appointed a guardian for your young children and you´ve outlined instructions for how to handle your child´s education, finances and other expenses.. Sure, you have a plan

HASIL PENILAIAN SEJAWAT SEBIDANG ATAU PEER REWIEW KARYA ILMIAH : JURNAL ILMIAH. : Studi Analisis Terhadap Prespektif

Penambahan titik lokasi pada penelitian Perancangan Sistem Informasi Pencarian Lembaga Pendidikan di kota Salatiga mudah diperbaharui karena untuk menampilkan peta Google

tangkapan air hujan berupa suatu bentang lahan baik berupa lahan pertanian atau atap rumah. e) Sebelum air hujan yang berupa aliran permukaan masuk ke dalam sumur

Teknik penggumpulan data menggunakan Observasi partisipasif, dokumentasi, wawancara dan Instrumen Pengolahan Data, Teknikanalisis data pada penelitian ini menggunakan

Gemilang, Galih, 2012, Kajian Sumur Resapan Dalam Mereduksi Debit Banjir Pada Kawasan Perumahan (Studi Kasus: Perumahan Anugerah Lestari Kuala Gumit, Langkat , Tugas