• Tidak ada hasil yang ditemukan

b. Uraian Fasilitas Lain bagi Direksi dan Dewan Komisaris yang Ditetapkan Berdasarkan RUPS Rasio Gaji Tertinggi dan Gaji Terendah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "b. Uraian Fasilitas Lain bagi Direksi dan Dewan Komisaris yang Ditetapkan Berdasarkan RUPS Rasio Gaji Tertinggi dan Gaji Terendah"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

DAFTAR ISI

PENERAPAN TATA KELOLA PT BPR CIANJUR JABAR TAHUN 2020 ... 1

A. Transparansi Penerapan Tata Kelola ... 4

1. Pengungkapan Penerapan Tata Kelola ... 4

a. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Anggota Direksi ... 4

b. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Anggota Dewan Komisaris .. 11

c. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite ... 15

d. Penanganan Benturan Kepentingan ... 15

e. Penerapan Fungsi Kepatuhan ... 15

f. Penerapan Fungsi Audit Intern ... 20

g. Penerapan Fungsi Audit Ektern ... 21

h. Penerapan Manajemen Risiko Termasuk Sistem Pengendalian Intern .. 23

i. Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) ... 26

j. Rencana Bisnis BPR ... 26

k. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank ... 36

2. Kepemilikan Saham Direksi ... 37

a. Kepemilikan Saham Anggota Direksi pada BPR ……… 37

b. Kepemilikan Saham Anggota Direksi pada Perusahaan Lain ………... 37

3. Hubungan Keuangan dan Hubungan Keluarga Anggota Direksi dengan Anggota Direksi Lain, Anggota Dewan Komisaris dan/atau Pemegang Saham BPR ... 37

a. Hubungan Keuangan Anggota Direksi pada BPR ………... 37

b. Hubungan Keluarga Anggota Direksi pada BPR ……… 37

4. Kepemilikan Saham Dewan Komisaris ... 38

a. Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris pada BPR ………. 38

b. Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris pada Perusahaan Lain 38 5. Hubungan Keuangan dan Hubungan Keluarga Anggota Dewan Komisaris dengan Anggota Dewan Komisaris Lain, Anggota Direksi dan/atau Pemegang Saham BPR ... 38

a. Hubungan Keuangan Anggota Dewan Komisaris pada BPR ……… 38

b. Hubungan Keluarga Anggota Dewan Komisaris pada BPR ………. 38

6. Paket/Kebijakan Remunerasi dan Fasilitas Lain bagi Direksi dan Dewan Komisaris yang Ditetapkan Berdasarkan RUPS ... 38

a. Paket/Kebijakan Remunerasi bagi Direksi dan Dewan Komisaris yang Ditetapkan Berdasarkan RUPS ... 38

(3)

b. Uraian Fasilitas Lain bagi Direksi dan Dewan Komisaris yang

Ditetapkan Berdasarkan RUPS ... 39

7. Rasio Gaji Tertinggi dan Gaji Terendah ... 41

8. Frekuensi Rapat Direksi ... 41

a. Pelaksanaan Rapat Dalam 1 (Satu) Tahun ………. 41

b. Kehadiran Anggota Direksi ………. 42

9. Frekuensi Rapat Dewan Komisaris ... 42

a. Pelaksanaan Rapat Dalam 1 (Satu) Tahun ………. 42

b. Kehadiran Anggota Direksi ………. 43

10. Jumlah Penyimpangan Internal (Internal Fraud) ... 43

11. Permasalahan Hukum yang Dihadapi ... 43

10. Transaksi yang Mengandung Benturan Kepentingan ... 43

11. Pemberian Dana Untuk Kegiatan Sosial dan Kegiatan Politik ... 44

B. Kesimpulan Umum Hasil Penilaian Sendiri (Self Assessment) Penerapan Tata Kelola Tahun 2020 ... 45 Lampiran Penilaian Sendiri (Self Assessment)

(4)

PENERAPAN TATA KELOLA PT BPR CIANJUR JABAR TAHUN 2020

Perkembangan industri perbankan yang sangat pesat pada umumnya disertai dengan semakin kompleksnya kegiatan usaha Bank yang mengakibatkan peningkatan eksposur risiko Bank. Tata Kelola pada industri perbankan menjadi lebih penting untuk saat ini dan di masa yang akan datang mengingat risiko dan tantangan yang dihadapi oleh industri perbankan akan semakin meningkat.

Dalam rangka meningkatkan kinerja Bank, melindungi pemangku kepentingan (stakeholders) dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan serta nilai-nilai etika (code of conduct) yang berlaku secara umum dalam industri perbankan, Bank wajib melaksanakan kegiatan usahanya dengan berpedoman pada prinsip-prinsip Tata Kelola, yakni:

1. Keterbukaan (transparency) yaitu keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan.

2. Akuntabilitas (accountability) yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ Bank sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif. 3. Pertanggungjawaban (responsibility) yaitu kesesuaian pengelolaan Bank dengan

peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip pengelolaan Bank yang sehat. 4. Independensi (independency) yaitu pengelolaan Bank secara profesional tanpa

pengaruh atau tekanan dari pihak manapun.

5. Kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak pemangku kepentingan (stakeholders) yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan.

Dalam rangka memastikan penerapan 5 (lima) prinsip dasar Tata Kelola, Bank melakukan penilaian terhadap penerapan Tata Kelola yang telah dilaksanakan. Penilaian tersebut dilaksanakan melalui metode penilaian sendiri (self assesment) yang dilaksanakan secara berkala. Penilaian ini dilaksanakan melalui 11 (sebelas) Faktor Penilaian Penerapan Tata Kelola yang terdiri atas:

1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi;

2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris; 3. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas atau fungsi Komite; 4. Penanganan benturan kepentingan;

(5)

6. Penerapan fungsi audit intern; 7. Penerapan fungsi audit ekstern;

8. Penerapan manajemen risiko, termasuk sistem pengendalian intern; 9. Batas maksimum pemberian kredit;

10. Rencana bisnis BPR; dan

11. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan.

Penilaian terhadap 11 faktor penerapan Tata Kelola tersebut disusun dalam suatu

governance system yang dikelompokkan menjadi 3 (tiga) bagian penilaian, yakni

kecukupan struktur dan infrastruktur Tata Kelola (governance structure), efektivitas proses penerapan Tata Kelola (governance process) dan hasil penerapan Tata Kelola (governance outcome).

Struktur Tata Kelola Bank dibangun untuk menjamin penerapan Tata Kelola Bank berjalan sistematis, organ-organ dalam struktur Tata Kelola memiliki peran dan tanggung jawab yang jelas dalam mewujudkan visi, misi dan nilai-nilai perusahaan sehingga dapat mendukung terlaksananya prinsip-prinsip Tata Kelola yang baik.

1. Visi, Misi dan Budaya Perusahaan

Visi : “Menjadi BPR terkemuka dan berkinerja baik”

Misi : 1. Meningkatkan daya saing dan daya guna dalam melayani usaha mikro, kecil dan menengah sehingga mendorong perekonomian masyarakat. 2. Meningkatkan kreativitas dan inovasi sumber daya manusia.

3. Membangun kemitraan yang erat dengan seluruh stakeholders.

4. Menjadikan BPR sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah bagi Kabupaten Cianjur dan Provinsi Jawa Barat serta kontribusi laba bagi bank bjb.

Budaya Perusahaan

Nilai-Nilai Perusahaan dan Perilaku Utama Pegawai GET TRUST

T

RUTH :  Menjunjung tinggi integritas dengan menjaga akhlak dan moral yang baik.

 Memiliki komitmen terhadap perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di perusahaan.

(6)

R

ESPECT :  Fokus pada nasabah dan peduli pada lingkungan.

 Ramah, tulus dan penuh kekeluargaan.

U

TILITY :  Selalu memberikan pelayanan prima dan solusi yang terbaik.

 Menyukai perubahan yang positif.

S

PIRIT :  Konsisten, disiplin, menumbuhkan semangat kebersamaan dan mempererat kerja sama yang sehat.

 Berkeinginan kuat untuk mengembangkan diri.

T

RANSPARENCY :  Memberikan informasi yang akurat dan terbuka sesuai dengan ketentuan.

2. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Bank ditetapkan melalui Surat Keputusan Direksi Nomor 011/SK.DIR/BPR-CJR/VIII/2019 tanggal 20 Agustus 2019 tentang Struktur Organisasi PT BPR Cianjur Jabar, sebagai berikut:

PIMPINAN KPO/CABANG KEPALA BAGIAN DANA KEPALA BAGIAN KREDIT

KEPALA BAGIAN PERENCANAAN & AKUNTING KEPALA BAGIAN KEPATUHAN & MANAJEMEN RISIKO

KEPALA BAGIAN IT KEPALA BAGIAN UMUM & SDM KEPALA DIVISI DANA KEPALA DIVISI KREDIT

KEPALA DIVISI PERENCANAAN &

AKUNTING (PE KEPATUHAN & MANAJEMEN RISIKO)

SKAI KEPALA DIVISI UMUM

DIREKTUR BISNIS

DIREKTUR OPERASIONAL (DIREKTUR YANG MEMBAWAHKAN FUNGSI KEPATUHAN & MANAJEMEN

RISIKO) DIREKTUR UTAMA

RUPS

DEWAN KOMISARIS

STRUKTUR ORGANISASI PT BPR CIANJUR JABAR

STAF MONITORING & PENANGANAN KREDIT BERMASALAH

STAF DANA STAF ANALIS KREDIT STAF PERENCANAAN & AKUNTING

STAF KEPATUHAN &

(7)

A. Transparansi Penerapan Tata Kelola 1. Pengungkapan Penerapan Tata Kelola

a. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Anggota Direksi

No. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Anggota Direksi 1. Nama : H. Subadri

Jabatan : Direktur Utama*)

*) Direktur yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan

Tugas dan Tanggung Jawab:

1) Bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan Bank untuk kepentingan dan usaha Bank;

2) Wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugasnya dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

3) Berhak mewakili Bank di dalam dan di luar Pengadilan tentang segala hal dan dalam segala kejadian, mengikat Bank dengan pihak lain dan pihak lain dengan Bank, serta menjalankan segala tindakan, baik yang mengenai kepengurusan maupun kepemilikan, akan tetapi dengan pembatasan bahwa untuk melakukan tindakan-tindakan yang oleh ketentuan perundangan yang berlaku disyaratkan adanya keterlibatan Dewan Komisaris atau untuk melakukan tindakan-tindakan tersebut di bawah ini disyaratkan persetujuan dari Rapat Dewan Komisaris atau persetujuan tertulis dari Dewan Komisaris yakni:

a) meminjam uang, untuk jumlah yang melebihi jumlah yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris dari waktu ke waktu;

b) membeli atau dengan cara lain memperoleh/mendapatkan hak atas tanah dan/atau bangunan dan/atau barang-barang lainnya yang mempunyai nilai melebihi jumlah yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris, kecuali dalam rangka penyelamatan piutang/penyehatan Bank;

c) membeli atau menjual atau mengalihkan atau melepaskan hak atau mengagunkan/menjaminkan dengan cara apapun hak atas tanah dan bangunan dan/atau barang-barang lainnya untuk jumlah yang melebihi jumlah yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris. Apabila mengalihkan atau menjaminkan utang kekayaan Bank yang merupakan lebih

(8)

dari 50% (lima puluh persen) jumlah kekayaan bersih Bank dalam satu transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak, maka Direksi wajib meminta persetujuan RUPS, kuorum sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

d) ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf (c) tidak berlaku terhadap tindakan pengalihan atas penjaminan kekayaan Bank yang dilakukan oleh Direksi sebagai pelaksanaan kegiatan usaha Bank sesuai dengan anggaran dasarnya. Persetujuan hukum sebagaimana dimaksud tersebut di atas tanpa persetujuan RUPS, tetap mengikat Bank sepanjang pihak lain dalam perbuatan tersebut beritikad baik;

4) Berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Bank;

5) Wajib menerapkan Tata Kelola dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi;

6) Wajib menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja atau pejabat yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan audit intern Bank, auditor ekstern, hasil pengawasan Dewan Komisaris, Otoritas Jasa Keuangan, dan/atau otoritas lainnya; 7) Dalam rangka melaksanakan Tata Kelola, Direksi wajib menunjuk

Pejabat Eksekutif yang melaksanakan: a) fungsi audit intern;

b) fungsi manajemen risiko; dan c) fungsi kepatuhan

8) Dalam rangka mendukung terselenggaranya Tata Kelola, Direksi wajib memastikan terpenuhinya sumber daya manusia yang memadai, antara lain dengan adanya:

a) pemisahan tugas dan tanggung jawab antara satuan atau unit kerja yang menangani pembukuan, operasional dan kegiatan penunjang operasional;

b) penunjukan pejabat yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan audit intern dan independen terhadap unit kerja lain.

(9)

9) Dalam rangka melaksanakan Pedoman Kebijakan dan Prosedur Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan PPT) dengan melakukan pengawasan aktif, antara lain: a) memastikan Bank memiliki kebijakan dan prosedur program

APU dan PPT;

b) mengusulkan kebijakan dan prosedur tertulis program APU dan PPT kepada Dewan Komisaris;

c) memastikan penerapan program APU dan PPT dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan prosedur tertulis yang telah ditetapkan;

d) memastikan bahwa satuan kerja yang melaksanakan kebijakan dan prosedur program APU dan PPT terpisah dari satuan kerja yang mengawasi penerapannya;

e) membentuk unit kerja khusus yang melaksanakan program APU dan PPT dan/atau menunjuk Pejabat yang bertanggung jawab terhadap program APU dan PPT di Kantor Pusat; f) pengawasan dan kepatuhan satuan kerja dalam menerapkan

program APU dan PPT;

g) memastikan bahwa Kantor Cabang memiliki pegawai yang menjalankan fungsi unit kerja khusus atau Pejabat yang melaksanakan program APU dan PPT;

h) memastikan bahwa kebijakan dan prosedur tertulis mengenai program APU dan PPT sejalan dengan perubahan dan pengembangan produk, jasa, teknologi Bank serta sesuai dengan perkembangan modus pencucian uang atau pendanaan terorisme;

i) memastikan bahwa seluruh pegawai, khususnya pegawai dari unit kerja terkait dan pegawai baru, telah mengikuti pelatihan yang berkaitan dengan program APU dan PPT secara berkala;

10) Wajib memelihara hubungan yang sehat dan terbuka dengan Dewan Komisaris dan mendukung Dewan Komisaris dalam menjalankan perannya sebagai organ pengawas;

11) Wajib mempertanggungjawabkan perlaksanaan tugasnya kepada pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham;

(10)

bidang kepegawaian kepada pegawai;

13) Wajib menyediakan data dan informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu kepada Dewan Komisaris.

2. Nama : Deddi Herdadi Jabatan : Direktur Bisnis Tugas dan Tanggung Jawab:

1) Bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan Bank untuk kepentingan dan usaha Bank;

2) Wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugasnya dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

3) Berhak mewakili Bank di dalam dan di luar Pengadilan tentang segala hal dan dalam segala kejadian, mengikat Bank dengan pihak lain dan pihak lain dengan Bank, serta menjalankan segala tindakan, baik yang mengenai kepengurusan maupun kepemilikan, akan tetapi dengan pembatasan bahwa untuk melakukan tindakan-tindakan yang oleh ketentuan perundangan yang berlaku disyaratkan adanya keterlibatan Dewan Komisaris atau untuk melakukan tindakan-tindakan tersebut di bawah ini disyaratkan persetujuan dari Rapat Dewan Komisaris atau persetujuan tertulis dari Dewan Komisaris yakni:

a) meminjam uang, untuk jumlah yang melebihi jumlah yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris dari waktu ke waktu;

b) membeli atau dengan cara lain memperoleh/mendapatkan hak atas tanah dan/atau bangunan dan/atau barang-barang lainnya yang mempunyai nilai melebihi jumlah yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris, kecuali dalam rangka penyelamatan piutang/penyehatan Bank;

c) membeli atau menjual atau mengalihkan atau melepaskan hak atau mengagunkan/menjaminkan dengan cara apapun hak atas tanah dan bangunan dan/atau barang-barang lainnya untuk jumlah yang melebihi jumlah yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris. Apabila mengalihkan atau menjaminkan utang kekayaan Bank yang merupakan lebih dari 50% (lima puluh persen) jumlah kekayaan bersih Bank

(11)

dalam satu transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak, maka Direksi wajib meminta persetujuan RUPS, kuorum sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

d) ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf (c) tidak berlaku terhadap tindakan pengalihan atas penjaminan kekayaan Bank yang dilakukan oleh Direksi sebagai pelaksanaan kegiatan usaha Bank sesuai dengan anggaran dasarnya. Persetujuan hukum sebagaimana dimaksud tersebut di atas tanpa persetujuan RUPS, tetap mengikat Bank sepanjang pihak lain dalam perbuatan tersebut beritikad baik;

4) Berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Bank dalam hal Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun juga, yang tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga;

5) Wajib menerapkan Tata Kelola dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi;

6) Wajib menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja atau pejabat yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan audit intern Bank, auditor ekstern, hasil pengawasan Dewan Komisaris, Otoritas Jasa Keuangan, dan/atau otoritas lainnya; 7) Dalam rangka melaksanakan Tata Kelola, Direksi wajib menunjuk

Pejabat Eksekutif yang melaksanakan: a) fungsi audit intern;

b) fungsi manajemen risiko; dan c) fungsi kepatuhan;

8) Dalam rangka mendukung terselenggaranya Tata Kelola, Direksi wajib memastikan terpenuhinya sumber daya manusia yang memadai, antara lain dengan adanya:

a) pemisahan tugas dan tanggung jawab antara satuan atau unit kerja yang menangani pembukuan, operasional dan kegiatan penunjang operasional;

b) penunjukan pejabat yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan audit intern dan independen terhadap unit kerja lain.

(12)

9) Dalam rangka melaksanakan Pedoman Kebijakan dan Prosedur Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan PPT) dengan melakukan pengawasan aktif, antara lain: a) memastikan Bank memiliki kebijakan dan prosedur program

APU dan PPT;

b) mengusulkan kebijakan dan prosedur tertulis program APU dan PPT kepada Dewan Komisaris;

c) memastikan penerapan program APU dan PPT dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan prosedur tertulis yang telah ditetapkan;

d) memastikan bahwa satuan kerja yang melaksanakan kebijakan dan prosedur program APU dan PPT terpisah dari satuan kerja yang mengawasi penerapannya;

e) membentuk unit kerja khusus yang melaksanakan program APU dan PPT dan/atau menunjuk Pejabat yang bertanggung jawab terhadap program APU dan PPT di Kantor Pusat; f) pengawasan dan kepatuhan satuan kerja dalam menerapkan

program APU dan PPT;

g) memastikan bahwa Kantor Cabang memiliki pegawai yang menjalankan fungsi unit kerja khusus atau Pejabat yang melaksanakan program APU dan PPT;

h) memastikan bahwa kebijakan dan prosedur tertulis mengenai program APU dan PPT sejalan dengan perubahan dan pengembangan produk, jasa, teknologi Bank serta sesuai dengan perkembangan modus pencucian uang atau pendanaan terorisme;

i) memastikan bahwa seluruh pegawai, khususnya pegawai dari unit kerja terkait dan pegawai baru, telah mengikuti pelatihan yang berkaitan dengan program APU dan PPT secara berkala;

10) Wajib memelihara hubungan yang sehat dan terbuka dengan Dewan Komisaris dan mendukung Dewan Komisaris dalam menjalankan perannya sebagai organ pengawas;

11) Wajib mempertanggungjawabkan perlaksanaan tugasnya kepada pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham;

(13)

bidang kepegawaian kepada pegawai;

13) Wajib menyediakan data dan informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu kepada Dewan Komisaris.

Tindak Lanjut Rekomendasi Dewan Komisaris:

1. Perbaikan proses pemberian kredit melalui checklist dokumen kredit,

compliance sheet dan dukungan dari sisi teknologi informasi sebagai

alat pengawasan dan pengendalian, mengadakan pelatihan mengenai analisa kredit, memperbaharui kerja sama pemotongan gaji dengan bank bjb, menetapkan ketentuan pemantauan kredit pasca pencairan, melaksanakan penagihan secara intensif serta menawarkan crash

program;

2. Memiliki ketentuan internal tentang kearsipan;

3. Mengingatkan dan memonitoring komitmen tindak lanjut temuan secara berkala;

4. Menetapkan komposisi dana pihak ketiga tabungan lebih besar daripada deposito;

5. Melakukan pengadaan barang dan jasa dengan mempertimbangkan dan memperhatikan skala kepentingan dan kemendesakan (prioritas); 6. Melakukan pembinaan ke setiap kantor cabang;

7. Melaksanakan sosialisasi ketentuan-ketentuan baik internal maupun eksternal dan instruksi membangun budaya kepatuhan dan budaya risiko;

8. Memasang poster mengenai Whistleblowing System untuk membangun budaya lapor dalam rangka mendeteksi secara dini adanya kecurangan yang dilakukan oleh insan Bank;

9. Melakukan uji dampak pandemi Covid-19 terhadap kinerja perkreditan, likuiditas dan permodalan;

10. Untuk menjaga likuiditas, ekses kelebihan likuiditas ditempatkan pada bank lain secara Automatic Roll Over (ARO) dan dilakukan monitoring terhadap kondisi bank penerima penempatan;

11. Menyosialisasikan aksi 3M (Memakai masker, Mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, Menjaga jarak) dan menyediakan berbagai peralatan dan perlengkapan dalam penerapan protokol kesehatan meliputi tempat cuci tangan, masker, hand sanitizer, dll.

(14)

b. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Anggota Dewan Komisaris No. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Anggota Dewan Komisaris

1. Nama : R.M. Agus Takarin Siddik Jabatan : Komisaris

Tugas dan Tanggung Jawab:

1) Wajib melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara independen;

2) Wajib memastikan terselenggaranya penerapan Tata Kelola pada setiap kegiatan usaha Bank di seluruh tingkatan atau jenjang organisasi;

3) Wajib melaksanakan pengawasan dan rencana strategis, Teknologi Informasi, termasuk kebijakan-kebijakan dan prosedur yang diajukan oleh Direksi, pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi serta memberikan nasihat kepada Direksi;

4) Dalam melaksanakan pengawasan, wajib mengarahkan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis Bank;

5) Wajib melakukan kaji ulang dan menyetujui visi dan misi Bank secara periodik;

6) Dalam melakukan pengawasan, dilarang terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional Bank, kecuali untuk: a) penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana diatur

dalam ketentuan perundangan yang berlaku;

b) hal-hal lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar PT BPR Cianjur Jabar atau peraturan perundang-undangan yang berlaku:

(1) melakukan pengawasan atas kebijakan Direksi dalam menjalankan Bank serta memberikan nasihat kepada Direksi;

(2) dapat membentuk komite-komite diantaranya komite remunerasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku; (3) anggota Dewan Komisaris, baik bersama-sama maupun

sendiri-sendiri, setiap waktu dalam jam kerja kantor Bank berhak memasuki bangunan dan halaman atau tempat lain yang dipergunakan atau yang dikuasai oleh Bank dan berhak memeriksa semua pembukuan, surat dan alat

(15)

bukti lainnya, memeriksa dan mencocokkan keadaan uang kas dan lain-lain serta berhak untuk mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi;

(4) Direksi dan setiap anggota Direksi wajib untuk memberikan penjelasan tentang segala hal mengenai Bank yang diminta oleh Dewan Komisaris sebagaimana diperlukan oleh Dewan Komisaris untuk melaksanakan tugas mereka;

(5) rapat Dewan Komisaris setiap waktu berhak memutuskan pemberhentian untuk sementara seorang atau lebih anggota Direksi. Pemberhentian sementara ini harus diberitahukan secara tertulis kepada anggota Direksi yang bersangkutan, disertai alasannya. Dalam waktu 30 (tiga) puluh hari sesudah pemberhentian sementara itu, Dewan Komisaris diwajibkan untuk memanggil Rapat Umum Pemegang Saham untuk memutuskan apakah anggota Direksi yang bersangkutan akan diberhentikan seterusnya atau dikembalikan kepada kedudukannya semula, sedangkan anggota Direksi yang diberhentikan sementara itu harus diberi kesempatan untuk hadir guna membela diri;

(6) RUPS tersebut dalam angka (5) harus dipimpin oleh Komisaris Utama. Dalam hal Komisaris Utama tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka RUPS dipimpin oleh seorang anggota Dewan Komisaris lainnya. Dalam hal semua anggota Dewan Komisaris tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, RUPS tersebut harus dipimpin oleh seorang pemegang saham yang dipilih dari antara pemegang saham dan/atau kuasa para pemegang saham yang hadir di RUPS yang bersangkutan. Jika RUPS tersebut tidak dipanggil dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari setelah pemberhentian sementara itu menjadi batal dengan sendirinya dan anggota Direksi yang bersangkutan berhak menjabat

(16)

kembali jabatannya semula;

(7) apabila seluruh anggota Direksi diberhentikan untuk sementara dan Bank tidak mempunyai seorang anggota Direksi maka untuk sementara waktu Dewan Komisaris diwajibkan untuk mengurus Bank. Dalam hal demikian Dewan Komisaris berhak untuk sementara waktu memberikan kewenangan dan kekuasaan kepada paling sedikit 2 (dua) orang anggota Dewan Komisaris atas tanggungan Dewan Komisaris untuk bertindak untuk dan atas nama serta mewakili Bank;

(8) dalam hal hanya ada seorang anggota Dewan Komisaris, maka segala tugas dan wewenang yang diberikan kepada Komisaris Utama atau anggota Dewan Komisaris dalam Anggaran Dasar Bank berlaku pula baginya, dengan kewajiban baginya untuk meminta Direksi melakukan panggilan RUPS dalam jangka waktu selambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak terjadinya lowongan tersebut guna mengisi formasi lowongan tersebut;

(9) wajib memberitahukan kepada para pemegang saham dan Otoritas Jasa Keuangan paling lambat 10 hari sejak ditemukannya pelanggaran, keadaan atau perkiraan keadaan dimaksudkan yaitu pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang perbankan dan keuangan, dan/atau keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat membahayakan kelangsungan usaha Bank; 7) Pengambilan keputusan sebagaimana dimaksud di atas tidak

meniadakan tanggung jawab Direksi atas pelaksanaan kepengurusan Bank;

8) Harus mengalokasikan waktu yang cukup demi untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya secara efektif;

9) Wajib memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja audit internal Bank, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau hasil pengawasan eksternal lain;

(17)

lambat 10 (sepuluh) hari kerja sejak ditemukannya:

a) pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang keuangan dan perbankan; dan

b) keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat membahayakan kelangsungan usaha Bank;

11) Pengawasan aktif terhadap pelaksanaan Pedoman Penerapan Program APU dan PPT yang meliputi:

a) memberikan persetujuan atas kebijakan dan prosedur penerapan program APU dan PPT;

b) mengawasi pelaksanaan tanggung jawab Direksi terhadap penerapan program APU dan PPT termasuk komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Otoritas Jasa Keuangan;

12) Diwajibkan mengikuti pelatihan-pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi dan keahlian.

Rekomendasi kepada Direksi:

1) Persetujuan Perubahan Rencana Bisnis Bank Tahun 2020; 2) Persetujuan Rencana Bisnis Bank Tahun 2021;

3) Penunjukan Akuntan Publik dan/atau Kantor Akuntan Publik untuk mengaudit laporan keuangan tahunan Bank per 31 Desember 2020; 4) Rekomendasi terkait operasional Bank:

a) Melakukan berbagai perbaikan, peningkatan kualitas kredit terutama dalam proses pemberian kredit dilakukan berdasarkan prinsip kehati-hatian dan kepatuhan termasuk kemampuan, kuantitas dan integritas SDM serta penguasaan sumber pengembalian, monitoring kredit yang telah disalurkan, penyelesaian kredit bermasalah dan potensi bermasalah, tertib administrasi dan kearsipan Nasabah, menelaah secara seksama temuan audit, penyelesaian temuan audit, menjaring simpanan berbiaya murah, melakukan efisiensi dan efektivitas di seluruh lini pekerjaan serta membuat pedoman pengadaan barang dan/atau jasa;

b) Melakukan penguatan kepatuhan, manajemen risiko dan Tata Kelola serta mengoptimalkan fungsi supervisi dari atasan terhadap kinerja bawahan pada setiap jenjang organisasi;

(18)

internal proses dan pandemi Covid-19 terhadap perkreditan serta menjaga likuiditas;

d) Menerapkan serangkaian protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19 di lingkungan Bank.

Pada tanggal 28 Desember 2020 terdapat Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Nomor KEP-180/KR.02/2020 tentang Hasil Penilaian Kemampuan dan Kepatutan Sdr. Hendi Rosmana, SE selaku Calon Komisaris PT BPR Cianjur Jabar.

c. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite

PT BPR Cianjur Jabar memiliki modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah), sehingga tidak wajib membentuk Komite Audit, Komite Pemantau Risiko serta Komite Remunerasi dan Nominasi, namun wajib menunjuk Pejabat Eksekutif yang melaksanakan fungsi audit intern, fungsi manajemen risiko dan fungsi kepatuhan.

d. Penanganan Benturan Kepentingan

Pengambilan keputusan yang mengandung benturan kepentingan dipimpin oleh salah seorang anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris atau pemegang saham lainnya yang tidak mempunyai benturan kepentingan.

Ketentuan mengenai benturan kepentingan tersebut diatur dalam Surat Keputusan Direksi Nomor 008/SK.DIR/BPR-CJR/II/2016 tanggal 04 Februari 2016 tentang Pedoman dan Tata Tertib Direksi dan Dewan Komisaris. Selain itu terdapat Surat Keputusan Direksi Nomor 016/SK.DIR/BPR-CJR/VIII/2020 tanggal 10 Agustus 2020 tentang Pedoman Benturan Kepentingan (Conflict

of Interest), yang mengikat setiap pengurus dan pegawai Bank.

e. Penerapan Fungsi Kepatuhan

Penerapan Fungsi Kepatuhan pada Bank berpedoman pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 4/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat serta Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 6/SEOJK.03/2016 tentang Penerapan Fungsi Kepatuhan Bagi Bank Perkreditan Rakyat. Sesuai peraturan tersebut, Direksi wajib memastikan terlaksananya Fungsi Kepatuhan Bank. Selain itu, Bank wajib

(19)

memiliki Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan dengan tugas dan tanggung jawab paling sedikit mencakup:

1) Menetapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan Bank telah memenuhi seluruh peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan lain dalam rangka pelaksanaan prinsip kehati-hatian termasuk memberikan pendapat yang berbeda (dissenting

opinion) apabila terdapat kebijakan dan/atau keputusan yang

menyimpang dari peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau peraturan perundang-undangan lain;

2) Memantau dan menjaga agar kegiatan usaha Bank tidak menyimpang dari peraturan perundang-undangan;

3) Memantau dan menjaga kepatuhan Bank terhadap seluruh komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Otoritas Jasa Keuangan dan otoritas lain; 4) Memastikan terlaksananya sosialisasi dan pelatihan berkelanjutan kepada seluruh unit kerja terkait mengenai peraturan Otoritas Jasa Keuangan terkini dan peraturan perundang-undangan lain yang relevan; 5) Melaporkan kepada anggota Direksi lainnya dan Dewan Komisaris

secara tertulis terkait pelanggaran kepatuhan yang dilakukan oleh pegawai Bank; dan

6) Melapor kepada Dewan Komisaris secara tertulis terkait pelanggaran kepatuhan yang dilakukan oleh Direksi Bank.

Tugas dan tanggung jawab sebagaimana tersebut di atas tidak menghilangkan hak dan kewajiban Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan sebagai anggota Direksi Bank sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas, apabila untuk perbuatan-perbuatan tertentu tersebut diperlukan keputusan dari seluruh anggota Direksi Bank.

Tugas dan tanggung jawab Pejabat Eksekutif yang menangani Fungsi Kepatuhan paling sedikit meliputi:

1) Memantau dan memahami setiap perkembangan peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan lain yang relevan dengan kegiatan usaha Bank;

(20)

2) Melaksanakan sosialisasi dan pelatihan berkelanjutan kepada seluruh unit kerja terkait mengenai peraturan Otoritas Jasa Keuangan terkini dan peraturan perundang-undangan lain yang relevan;

3) Memastikan bahwa masing-masing unit kerja sudah melakukan penyesuaian ketentuan intern dengan peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan lain yang relevan;

4) Memberikan konsultasi kepada unit kerja atau pegawai Bank mengenai kepatuhan terhadap peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan lain;

5) Memberikan rekomendasi untuk produk, aktivitas dan transaksi Bank sesuai peraturan perundang-undangan;

6) Memastikan penerapan prosedur kepatuhan pada setiap unit kerja Bank;

7) Melakukan koordinasi dan memberikan rekomendasi kepada Satuan Kerja Audit Intern yang menangani fungsi audit intern terkait pelanggaran kepatuhan yang dilakukan oleh pegawai Bank;

8) Melaporkan pelaksanaan Fungsi Kepatuhan dan adanya pelanggaran terhadap kepatuhan kepada anggota Direksi yang membawahkan Fungsi Kepatuhan;

9) Melakukan identifikasi, pengukuran, monitoring dan pengendalian terhadap risiko kepatuhan dengan mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan mengenai Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Perkreditan Rakyat, berkoordinasi dengan Pejabat Eksekutif yang menangani Manajemen Risiko;

10) Menganalisis, mengevaluasi dan menilai risiko kepatuhan yang berhubungan dengan kegiatan usaha Bank; dan

11) Mengevaluasi prosedur pemantauan dan mengembangkannya secara efektif dan efisien.

Dalam mengimplementasikan Fungsi Kepatuhan, Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan dibantu oleh Pejabat Eksekutif yang menangani Fungsi Kepatuhan yang bertanggung jawab untuk membuat langkah-langkah dalam rangka mendukung terciptanya budaya kepatuhan pada seluruh kegiatan usaha Bank pada setiap jenjang organisasi, yang antara lain dilaksanakan melalui:

(21)

1. Monitoring dan menyusun resume peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan lain terkini yang relevan dengan kegiatan usaha Bank serta menyampaikannya kepada Direksi dan seluruh unit kerja terkait;

2. Monitoring pemenuhan komitmen Bank atas laporan hasil pemeriksaan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau otoritas pengawas lain yang berwenang;

3. Melakukan review atas kebijakan dan prosedur terkait kegiatan usaha Bank yang telah diberlakukan berdasarkan adanya informasi ketentuan baru dari lembaga/instansi terkait, usulan dari unit kerja terkait atau inisiatif Fungsi Kepatuhan;

4. Melakukan pengkajian terhadap draft kebijakan dan prosedur terkait kegiatan usaha Bank yang diusulkan oleh unit kerja terkait;

5. Melakukan rekapitulasi pelaporan untuk disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan dan/atau otoritas lain;

6. Sosialisasi Implementasi Budaya Kepatuhan, Penerapan Tata Kelola, Pengendalian Gratifikasi, Penerapan Program APU dan PPT serta Anti Fraud dalam rangka mewujudkan awareness seluruh pegawai;

7. Melakukan review atas bidang-bidang operasional/non-operasional yang dipandang perlu untuk dibuatkan compliance sheet baru/evaluasi atas

compliance sheet yang telah ada.

Dalam menjalankan kegiatan usaha, Bank telah memenuhi ketentuan regulator yang terkait dengan aspek kecukupan modal, likuiditas, pemenuhan ketentuan bidang perkreditan, serta penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme.

Aspek Kepatuhan Pemenuhan

Bank

Acuan (Ketentuan) Rasio Kewajiban Penyediaan Modal

Minimum (KPMM)

32,50% ≥ 12%

Cash Ratio 31,81% ≥ 4,05%

Loan to Deposit Ratio (LDR) 78,38% ≤ 94,75%

Pelampauan/Pelanggaran Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK)

Tidak ada Tidak diperkenankan

(22)

Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan PPT)

Penerapan program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan PPT) merupakan program yang dilaksanakan secara berkesinambungan dalam rangka pemenuhan kewajiban berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 12/POJK.01/2017 tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme di Sektor Jasa Keuangan jo. POJK Nomor 23/POJK.01/2019 tentang Perubahan Atas POJK Nomor 12/POJK.01/2017 tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme di Sektor Jasa Keuangan, serta Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/SEOJK.03/2017 tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme di Sektor Perbankan.

Selama tahun 2020, dalam rangka menerapkan progam APU dan PPT, Bank telah melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

1) Melakukan pemantauan terhadap transaksi-transaksi keuangan untuk dilakukan analisis lebih mendalam terhadap potensi terjadinya Transaksi Keuangan Mencurigakan;

2) Melakukan pemantauan terhadap transaksi-transaksi keuangan tunai dengan batas tertentu untuk dilakukan pelaporan kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK);

3) Melakukan pelaporan Transaksi Keuangan Tunai kepada PPATK; 4) Melakukan pelaporan Sistem Informasi Pengguna Jasa Terpadu

(SIPESAT) kepada PPATK;

5) Melakukan pemeliharaan dan pemantauan terhadap profil nasabah dengan daftar-daftar orang maupun lembaga yang wajib dipantau yang dikeluarkan oleh otoritas yang berwenang baik nasional maupun internasional;

6) Melakukan update terhadap Daftar Terduga Teroris dan Organisasi Teroris (DTTOT) dan Daftar Proliferasi Senjata Pemusnah Massal (Proliferasi WMD) secara periodik sesuai surat dari Kepolisian/otoritas; 7) Melakukan kegiatan pemantauan terhadap pelaksanaan pengkinian

(23)

8) Melakukan pengkajian melalui masukan atau pendapat terhadap aktivitas-aktivitas maupun produk-produk baru perbankan yang berkaitan erat dengan kewajiban penerapan program APU dan PPT sebelum aktivitas dan produk tersebut dijalankan;

9) Melakukan penyesuaian terhadap pedoman APU dan PPT Bank berdasarkan regulasi yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan; 10) Melaksanakan kegiatan sosialisasi melalui pendidikan dan pelatihan

APU dan PPT terhadap pegawai Bank dalam rangka meningkatkan pemahaman atas penerapan program APU dan PPT di unit kerja terkait dan meningkatkan pemahaman atas risiko pencucian uang dan pendanaan terorisme;

11) Melakukan koordinasi dalam rangka pengembangan Teknologi Informasi yang mendukung penerapan program APU dan PPT Bank dalam rangka penyesuaian dengan perkembangan regulasi, bisnis, produk serta layanan Bank;

12) Melakukan koordinasi dan pemantauan terhadap pelaksanaan kebijakan program APU dan PPT dengan unit kerja terkait yang berhubungan dengan nasabah;

13) Melakukan pemantauan terhadap profil pegawai.

Adapun statistik pelaksanaan program APU dan PPT selama tahun 2020 adalah sebagai berikut:

Aktivitas Jumlah

Laporan Transaksi Keuangan Tunai 1 Laporan

Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan -

Laporan SIPESAT 3.824 Data CIF

Korespondensi dengan pihak yang berwenang terkait dengan APU dan PPT

13 Korespondensi

Jumlah pegawai yang telah mengikuti pelatihan materi APU dan PPT

67 Pegawai

f. Penerapan Fungsi Audit Intern

1. Berdasarkan struktur organisasi yang berlaku dan telah disahkan oleh Direksi melalui Surat Keputusan Direksi Nomor 011/SK.DIR/BPR-CJR/VIII/2019 tanggal 20 Agustus 2019 tentang Struktur Organisasi PT BPR Cianjur Jabar, Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) berada di

(24)

bawah garis komando Direktur Utama dan garis koordinasi Dewan Komisaris. Sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Nomor 002/SK.DIR/BPR-CJR/III/2019 tentang Piagam Audit Internal yang menjelaskan visi, misi, fungsi, peran serta tanggung jawab Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) dalam melaksanakan kegiatan audit intern.

2. Jumlah pegawai Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) pada tahun 2020 adalah sebagai berikut:

No. Jabatan Jumlah

1. Kepala SKAI 1

2. Supervisor* 1

3. Auditor Senior -

4. Auditor Junior** 3

Total 5

* Efektif menjabat sejak tanggal 27 April 2020

** 1 (satu) Auditor Junior efektif ditempatkan sejak tanggal 27 April 2020

3. Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) telah melaksanakan pemeriksaan dengan rincian sebagai berikut:

No. Rencana Realisasi

1. 9 Kantor Cabang 9 Kantor Cabang

2. 4 Divisi 2 Divisi

3. 1 Teknologi Informasi 1 Teknologi Informasi 4. Audit Tidak Terjadwal 5 Pemeriksaan Khusus

4. Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) telah melakukan pengkinian Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB) yang telah disahkan Direksi dan disetujui oleh Dewan Komisaris melalui Surat Keputusan Direksi Nomor 008/SK.DIR/BPR-CJR/III/2020 tanggal 12 Mei 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Fungsi Audit Intern.

5. Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) melakukan pemeriksaan terhadap unit kerja dan memberikan rekomendasi perbaikan.

g. Penerapan Fungsi Audit Ekstern

Audit ekstern berfungsi sebagai pihak independen dalam menyampaikan laporan (transparansi kondisi) keuangan Bank sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pelaporan dan akurasi penyajian kondisi keuangan Bank. Setiap tahunnya laporan keuangan Bank dilakukan audit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP). Penunjukan KAP tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dimana salah satunya ditegaskan bahwa penunjukan KAP untuk melakukan audit Bank paling lama dilakukan

(25)

selama 3 (tiga) tahun berturut-turut. Persyaratan lainnya yang harus dipenuhi KAP adalah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan sebagai kantor akuntan publik.

Auditor Independen melakukan audit sesuai dengan standar profesional akuntan publik untuk memastikan laporan keuangan Bank disusun sesuai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku. Ruang lingkup pelaksanaan audit dilakukan secara komprehensif dan menyeluruh ke aspek kebijakan, operasional, Teknologi Informasi, verifikasi dan lain sebagainya.

Penunjukan KAP telah terlebih dahulu mendapat persetujuan dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) dengan memberikan kuasa kepada Dewan Komisaris untuk melakukan penunjukan Kantor Akuntan Publik (KAP) Independen sesuai dengan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku. KAP Sabar dan Rekan terpilih sebagai Auditor Independen untuk tahun 2020. Penunjukan Auditor Independen tersebut ditindaklanjuti dengan perjanjian kerja sama nomor 261/BPRCJ/XII/2020 tanggal 28 Desember 2020.

Sesuai dengan perjanjian kerja sama di atas, disepakati bahwa tanggung jawab manajemen dalam penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian disusun dalam hasil audit yang berupa Management Letter yang kemudian akan menggambarkan permasalahan, kelemahan-kelemahan dari pengendalian intern Bank, Standar Akuntansi Keuangan dan masalah lain yang ditemukan selama pelaksanaan pemeriksaan, disertai dengan rekomendasi dan saran-saran perbaikan. Cakupan hasil pada prinsipnya telah sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 48/POJK.03/2017 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank Perkreditan Rakyat, namun terdapat beberapa hal yang harus dilakukan evaluasi.

Adapun daftar KAP yang telah mengaudit laporan keuangan Bank sejak tahun 2011 adalah sebagai berikut:

(26)

Tahun

Buku Kantor Akuntan Publik PIC (Partner in Charge) 2020 Sabar dan Rekan Darwansah SE., Ak., CPA. 2019 Roebiandini dan Rekan DR. Roebiandini Soemantri,

SE., M.Si., Ak., CA., CPA. 2018 Roebiandini dan Rekan DR. Roebiandini Soemantri,

SE., M.Si., Ak., CA., CPA. 2017 Asep Rahmansyah Manshur dan

Suharyono

Oyon Suharyono, SE., MM., Ak., CA., CPA.

2016 Moch. Zainuddin, Sukmadi dan Rekan

Drs. Moch. Zainuddin, CPA., CA.

2015 Asep Rianita Manshur dan Suharyono

Oyon Suharyono, SE., MM., Ak., CA., CPA.

2014 Moch. Zainuddin, Sukmadi dan Rekan

Drs. Moch. Zainuddin, CPA., CA.

2013 Moch. Zainuddin, Sukmadi dan Rekan

Drs. Moch. Zainuddin, CPA., CA.

2012 Moch. Zainuddin dan Sukmadi Drs. Moch. Zainuddin, CPA 2011 Achmad Rasyid Hisbullah Jerry Dr. Achmad R. K., MM., CPA.

Berdasarkan opini Akuntan Publik yang mengaudit laporan keuangan Bank tahun buku 2020, laporan keuangan menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, neraca tanggal 31 Desember 2020 serta perhitungan laba rugi dan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik.

h. Penerapan Manajemen Risiko Termasuk Sistem Pengendalian Intern 1. Pengawasan Direksi dan Dewan Komisaris

a. Pengawasan Direksi terkait dengan penerapan Manajemen Risiko dilaksanakan melalui:

1) Menyusun kebijakan dan pedoman penerapan Manajemen Risiko secara tertulis;

2) Mengevaluasi dan memutuskan transaksi yang memerlukan persetujuan Direksi;

3) Mengembangkan budaya Manajemen Risiko pada seluruh jenjang organisasi;

4) Memastikan peningkatan kompetensi sumber daya manusia yang terkait dengan Manajemen Risiko;

(27)

5) Memastikan bahwa fungsi Manajemen Risiko telah beroperasi secara independen; dan

6) Bertanggung jawab atas:

a) Pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko; dan

b) Eksposur Risiko yang diambil Bank secara keseluruhan.

b. Pengawasan Dewan Komisaris terkait dengan penerapan Manajemen Risiko dilaksanakan melalui:

1) Menyetujui dan mengevaluasi kebijakan Manajemen Risiko; 2) Memastikan penerapan Manajemen Risiko oleh Direksi;

3) Mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan Manajemen Risiko; dan

4) Mengevaluasi dan memutuskan permohonan Direksi yang berkaitan dengan transaksi yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris.

2. Kecukupan Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit

Bank telah memiliki dan melakukan pengkinian kebijakan, prosedur dan penetapan limit pada aktivitas kredit, dana, operasional dan pendukung (supporting) yang disesuaikan dengan perkembangan bisnis dan risiko yang dihadapi.

Sebagai upaya memastikan kecukupan kebijakan dan prosedur perkreditan, Bank telah memiliki Kebijakan Perkreditan Bank yang digunakan sebagai landasan dalam pembuatan pedoman maupun Standar Operasional Prosedur (SOP) perkreditan. Bank telah menetapkan limit tertentu pada aktivitas kredit melalui penetapan tingkat risiko yang akan diambil (risk appetite) dan toleransi risiko (risk

tolerance). Adapun terkait dengan kewenangan memutus kredit, Bank

telah menerapkan mekanisme keputusan kredit secara berjenjang sesuai dengan tingkat risiko yang tercermin dari plafon pengajuan fasilitas kredit.

Bank memiliki prosedur operasional untuk proses aktivitas kegiatan operasional Bank yang harus dilaksanakan oleh setiap unit kerja dengan memperhatikan sistem pengendalian internal yang memadai sehingga

(28)

dapat meminimalisir kemungkinan terjadinya Risiko Operasional pada Bank. Selain itu Bank memiliki kebijakan terkait limit kewenangan dalam kegiatan operasional, pemisahan tugas dan tanggung jawab pada setiap level jabatan, serta adanya approval untuk setiap eskalasi.

3. Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan dan Pengendalian Risiko serta Sistem Informasi Manajemen Risiko

Proses identifikasi risiko dilakukan dengan menganalisis seluruh sumber risiko yang melekat pada produk dan aktivitas Bank, termasuk terhadap produk dan aktivitas baru sebelum ditawarkan/dijual kepada nasabah. Bank telah menggunakan parameter untuk pengukuran Risiko Kredit dan Risiko Operasional sesuai dengan parameter yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan. Pemantauan risiko dilakukan baik oleh risk

taking unit maupun oleh fungsi Manajemen Risiko. Pengendalian risiko

telah dilakukan dengan penetapan limit pada aktivitas bisnis baik pada unit bisnis perkreditan, pendanaan, operasional maupun pendukung (supporting). Untuk Sistem Informasi Manajemen Risiko dalam bidang perkreditan telah dibuat dashboard pemantauan perkembangan perkreditan baik pertumbuhan kredit maupun monitoring kredit bermasalah. Dalam bidang pendanaan, telah dibuat dashboard pemantauan perkembangan likuiditas, penghimpunan dana pihak ketiga dan perhitungan suku bunga kredit.

Bank melakukan pengelolaan risiko pada seluruh aktivitas, dimana seluruh pegawai wajib berperan serta dalam mengelola risiko pada unit kerja masing-masing serta memperhatikan kontrol yang efektif untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya risiko yang dapat merugikan Bank.

4. Sistem Pengendalian Intern

Dalam pelaksanaannya, sistem pengendalian intern mencakup penerapan atas dipenuhinya kecukupan kebijakan dan prosedur kegiatan operasional Bank serta dilakukannya review oleh unit kerja independen atas rancangan kebijakan dan prosedur. Pengendalian intern telah dibangun dengan adanya desain pengendalian di bidang perkreditan, pendanaan dan operasional.

(29)

Dalam rangka optimalisasi pengendalian intern, Bank juga telah melakukan pemisahan fungsi yang jelas antara unit bisnis dan unit yang melaksanakan pengendalian sehingga Bank telah menerapkan

segregation of duty dan dual control dalam melakukan kegiatan

operasional Bank.

i. Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK)

Penyediaan dana kepada pihak terkait dengan Bank mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 49/POJK.03/2017 dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 41/SEOJK.03/2017 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Perkreditan Rakyat. Pemantauan BMPK dilakukan melalui pelaporan Laporan BMPK secara berkala yang didukung dengan ketentuan intern mengenai pemberian kredit kepada pihak terkait. Selama tahun 2020 tidak terjadi pelanggaran maupun pelampauan BMPK.

Penyediaan dana kepada pihak terkait dan debitur inti posisi 31 Desember 2020 sebagai berikut:

No. Penyediaan Dana

Jumlah Debitur Nominal (Rp) Batas Maksimum (Rp) 1. Kepada Pihak Terkait* 1 2.500.000.000,- 2.456.963.197,-

2. Kepada Debitur Inti: a. Individu b. Grup 25 - 4.843.227.358,- - 4.913.926.394,- 7.370.889.591,-

* Sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 34/POJK.03/2020 tentang

Kebijakan Bagi Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Sebagai Dampak Penyebaran Coronavirus Disease 2019, Bank dapat melakukan penyediaan dana dalam bentuk penempatan dana antar bank pada BPR dan BPRS lain paling banyak 30% (tiga puluh persen).

j. Rencana Bisnis BPR

1. Rencana Jangka Panjang

Bank memiliki peta jalan bisnis (road map) dengan kesinambungan tema yaitu:

1) Membangun landasan operasional yang kokoh untuk masuk kelas menengah dengan aset di atas 150 M;

(30)

2) Memperkuat infrastruktur dengan pengembangan sumber daya manusia dan Teknologi Informasi;

3) Membangun loyalitas dengan meningkatkan pelayanan prima dan memperluas jaringan layanan;

4) Pertumbuhan bisnis yang sehat, kokoh, kuat, stabil dan berkelanjutan;

5) Berkinerja sehat dengan layanan terbaik dan terkemuka sehingga siap memasuki regional.

Untuk merealisasikan kelima hal tersebut di atas, diwujudkan dalam rencana dan langkah-langkah strategis sebagai berikut:

1) Rencana dan langkah-langkah strategis jangka pendek periode 1 (satu) tahun

a. Menghimpun dana berbiaya murah tabungan dengan komposisi lebih besar daripada deposito;

b. Mengurangi pendanaan non inti dan berkonsetrasi pada nasabah inti Bank;

c. Mengelola likuiditas secara optimal antara keuntungan dan risiko;

d. Penurunan kredit bermasalah;

e. Penyaluran kredit yang berkualitas dengan memperhatikan penerapan manajemen risiko;

f. Memberikan relaksasi penurunan tingkat suku bunga dan/atau provisi untuk mendongkrak pertumbuhan kredit dengan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko sebagai sumber utama pendapatan Bank;

g. Memberikan keringanan bagi Debitur yang telah tergolong bermasalah dengan kriteria tertentu untuk menyelesaikan kewajibannya dengan memberikan pembebasan bunga dan denda;

h. Pengembangan produk kredit dan dana dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan tetap memperhatikan ketentuan yang berlaku;

i. Melakukan efisiensi pada aspek bisnis dan aspek pendukung bisnis (supporting) dengan skema hapuskan – kurangi – tingkatkan – ciptakan;

(31)

j. Meningkatkan kapasitas sikap/perilaku, keterampilan dan wawasan sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan serta sertifikasi;

k. Memperbaiki kualitas infrastruktur, Teknologi Informasi dan profesionalisme pelayanan;

l. Penerapan Tata Kelola Bank di bidang sumber daya manusia; m. Menanamkan dan menumbuhkan budaya perusahaan.

2) Rencana dan langkah-langkah strategis jangka menengah periode 3 (tiga) tahun

a. Pemenuhan kebutuhan penambahan modal;

b. Evaluasi penerapan Manajemen Risiko Kredit dan Risiko Operasional;

c. Peningkatan komitmen terhadap Tata Kelola Bank; d. Internalisasi budaya perusahaan.

3) Rencana dan langkah-langkah strategis jangka panjang periode 5 (lima) tahun

a. Peningkatan peran penerapan Tata Kelola, kepatuhan dan manajemen risiko;

b. Peningkatan jangkauan pelayanan;

c. Peningkatan ukuran perusahaan melalui strategi non organik; d. Peningkatan penggunaan Teknologi Informasi pada

produk/jasa layanan Bank.

2. Arah Kebijakan

Arah kebijakan manajemen Bank yang dikembangkan untuk meningkatkan kinerja di tahun 2020 adalah sebagai berikut:

1) Menahan laju dan penyelesaian kredit bermasalah secara optimal dengan memberikan keringanan bagi debitur yang telah tergolong bermasalah dengan kriteria tertentu untuk menyelesaikan kewajibannya dengan memberikan pembebasan bunga dan denda; 2) Penyelamatan kredit yang terdampak pandemi Covid-19 dengan

kebijakan relaksasi angsuran melalui restrukturisasi;

3) Menumbuhkan peran intermediasi dengan melakukan evaluasi kebijakan penurunan tingkat suku bunga kredit;

(32)

5) Meningkatkan kerja sama dengan lembaga jasa keuangan, asuransi/lembaga penjaminan dan Teknologi Informasi;

6) Melakukan efisiensi pada aspek bisnis dan aspek pendukung (supporting).

3. Strategi Bisnis

Strategi pengembangan bisnis pada tahun 2020 adalah sebagai berikut:

1) Menghimpun dana masyarakat berbiaya murah dan dana berbiaya bersaing dengan memperluas pangsa pasar dengan memperkuat

marketing mix

Hal itu ditempuh dengan strategi sebagai berikut:

 Meningkatkan komposisi tabungan dan deposito untuk mendukung pencapaian pertumbuhan dana pihak ketiga.

Menetapkan cross selling debitur.

 Melakukan penawaran dana pihak ketiga kepada non perorangan.

 Melakukan evaluasi pencapaian target dan penguatan produk tabungan dan deposito eksisting secara berkala diantaranya kegiatan pemeliharaan nasabah.

Mendorong peningkatan personal selling melalui pelatihan

marketing sehingga mampu bersaing dengan pelaku usaha yang

sama.

 Melakukan Edukasi Literasi Keuangan terkait dengan produk dan jasa BPR Cianjur serta meningkatkan Brand Awareness BPR Cianjur kepada masyarakat.

 Melakukan promosi melalui media cetak, elektronik, maupun media sosial BPR Cianjur.

 Menurunkan konsentrasi pendanaan non inti dengan tetap memperhatikan kecukupan likuiditas.

2) Mengatur alat likuid secara efektif dan optimal Hal itu ditempuh dengan strategi sebagai berikut:

 Melakukan penempatan pada bank lain dalam bentuk instrumen tabungan, deposito, giro atau SBI.

 Memenuhi kekurangan alat likuiditas melalui simpanan dari bank lain atau pinjaman yang diterima.

(33)

 Membangun komunikasi dengan para pemegang kepentingan dalam mewujudkan Bank berperan sebagai pengelola kas desa.

3) Mengembangkan produk yang berorientasi pada pasar dengan tetap memperhatikan ketentuan yang berlaku

Hal itu ditempuh dengan strategi sebagai berikut:

 Melakukan kaji ulang produk tabungan dan deposito baik suku bunga, besaran fee ataupun reward.

 Sosialisasi kebijakan, prosedur, produk dan supervisi.

4) Penyaluran kredit secara sehat dan mengedepankan prinsip kehati-hatian dengan mengembangkan produk dan menerapkan kebijakan

selective selling untuk kredit segmen produktif serta menahan laju

kredit bermasalah secara efektif dan efisien Hal itu ditempuh dengan strategi sebagai berikut:

 Penyaluran kredit yang berkualitas dengan memperhatikan azas kehati-hatian pemberian kredit berorientasi pada risiko.

 Membuka potensi baru untuk menetapkan target pasar kredit.

 Mengubah komposisi kredit konsumtif menjadi 57,39%.

 Monitoring terhadap pemenuhan dan kelengkapan persyaratan atas keputusan kredit untuk keseluruhan limit kewenangan.

 Mengkaji ulang peran dan fungsi kemitraan dalam rangka menumbuhkan kredit (selling) dan perbaikan kualitas kredit (collecting).

 Menjalin dan menjaga kerja sama pertanggungan asuransi penjaminan kredit.

 Penetapan dan/atau penyempurnaan ketentuan intern pemberian kredit diantaranya SOP eksekusi agunan, SOP kredit pertanian/agribisnis, SOP kredit tanpa agunan (kredit Mapay Lapak) dan mensosialisasikan serta mensupervisi.

Melakukan evaluasi pencapaian target dan Person In Charge (PIC) yang telah ditetapkan.

 Meningkatkan penagihan dan fokus pada menahan laju kredit bermasalah melalui upaya restrukturisasi kredit, penjualan agunan secara sukarela dan hapus buku, memberlakukan relaksasi pembebasan bunga administratif dan denda.

(34)

 Mengoptimalkan peran serta analis kredit dalam monitoring dan penanganan kredit lancar dan kredit kualitas rendah serta Tim Penyelesaian Kredit Bermasalah baik secara aktif maupun pasif.

3) Pemenuhan kebutuhan modal

Hal itu ditempuh dengan strategi sebagai berikut:

 Melakukan upaya sosialisasi kepada para pemegang saham tentang akan pentingnya modal bagi keberlangsungan usaha dan penguatan Bank dalam menyerap risiko, dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh pemegang saham.

 Meningkatkan kinerja Bank untuk mencapai sasaran yang ditetapkan sehingga dapat memperkuat rasio Capital Adequacy

Ratio (CAR).

4) Pengembangan bidang penunjang untuk mendukung pengendalian intern dan profitabilitas Bank

a. Bidang layanan, jaringan dan Teknologi Informasi Hal itu ditempuh dengan strategi sebagai berikut:

 Melakukan upaya pelayanan penyetoran dan penarikan tabungan, penyetoran angsuran kredit dan informasi saldo atau mutasi rekening nasabah dengan menggunakan Perangkat Perbankan Elektronis (PPE) berupa mesin EDC (Electronic Data Capture) dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

 Melakukan pengadaan barang dan jasa untuk mensupport bagian pengembangan bisnis dan pelayanan nasabah.

 Evaluasi dan optimalisasi jaringan kantor.

Penambahan software Microsoft yang berlisensi resmi.

 Melakukan pengembangan dan implementasi pada sistem sehingga menjadi lebih terpadu dan terfokus pada pelayanan end user.

Melakukan pengembangan pada website agar lebih maksimal dalam penyediaan data dan informasi.

 Meningkatkan penyediaan data kepegawaian dengan menerapkan penggunaan sistem berbasis aplikasi.

(35)

 Meningkatkan peran Teknologi Informasi dalam mendukung layanan dan memproteksi risiko pada kegiatan operasional Bank.

b. Bidang Sumber Daya Manusia

Hal itu ditempuh dengan strategi sebagai berikut:

 Penyesuaian dan penyempurnaan struktur organisasi mengacu pada POJK Tata Kelola BPR.

 Meningkatkan kompetensi SDM melalui pelatihan dan mengikutsertakan Pejabat Eksekutif yaitu Kepala Divisi yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan dan Manajemen Risiko dan Pimpinan Cabang untuk mengikuti sertifikasi manajemen risiko dalam rangka mendukung bisnis dan pengendalian intern secara terstruktur dan berkesinambungan.

 Memastikan kecukupan sumber daya manusia dalam kegiatan operasional.

Memberikan reward dan punishment dalam rangka mendorong meningkatkan kinerja pegawai.

 Implementasi nilai-nilai perusahaan dalam proses kegiatan bisnis dan operasional Bank.

 Mengevaluasi struktur organisasi untuk menyesuaikan fungsi masing-masing Direktorat.

c. Bidang promosi dan umum

Hal itu ditempuh dengan strategi sebagai berikut:

 Melakukan promosi secara intensif melalui media radio, media massa, media sosial, pembuatan brosur-brosur produk Bank serta pemasangan spanduk yang ditempatkan pada tempat-tempat strategis untuk mendukung kegiatan bisnis Bank.

Mengikuti event-event bisnis atau kegiatan kemasyarakatan sebagai ajang marketing produk Bank atau memperkuat keberadaan Bank.

 Melakukan kegiatan sosial antara lain bantuan bencana alam, bantuan peduli Covid-19, pembangunan mesjid dan

(36)

bantuan sarana dan prasarana sekolah atau kemasyarakatan lainnya.

 Melakukan pembenahan gedung kantor cabang untuk meningkatkan brand image.

5) Kebijakan bidang pelaporan dan pengendalian biaya Hal itu ditempuh dengan strategi sebagai berikut:

 Optimalisasi sistem informasi akuntansi dalam mendukung informasi keuangan yang cepat, tepat dan akurat secara real

time untuk meningkatkan kualitas transparansi laporan

keuangan.

 Melakukan penyempurnaan standarisasi penyusunan laporan keuangan yang akurat dan tepat waktu sesuai dengan regulasi yang berlaku.

 Melakukan efisiensi terhadap biaya sehingga profitabilitas tetap terjaga.

 Meningkatkan fungsi cost center untuk memonitoring pengeluaran biaya masing-masing unit kerja ataupun cabang.

 Melakukan evaluasi pencapaian target Rencana Bisnis Bank yang telah ditetapkan.

Optimalisasi laporan manajemen terhadap seluruh stakeholders untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat dan akurat.

6) Kebijakan bidang manajemen risiko dan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku

Hal itu ditempuh dengan strategi sebagai berikut:

Melakukan review prosedur manajemen risiko terkait limit risiko.

 Melakukan pemantauan ketentuan terkini secara berkelanjutan dan menyosialisasikannya baik langsung maupun tidak langsung.

 Meningkatkan kepatuhan Bank terhadap pemenuhan ketentuan ekstern diantaranya ketentuan ketenagakerjaan, penggunaan lisensi dan operasional Bank.

 Mewujudkan budaya kepatuhan pada semua tingkatan organisasi termasuk kesadaran atas risiko (risk awareness).

(37)

7) Kebijakan bidang Pengawasan Internal

Hal itu ditempuh dengan strategi sebagai berikut:

Peningkatan peran audit internal sebagai strategic bussiness

partner bagi manajemen dan seluruh jajaran Bank untuk

mencapai tujuan Bank.

 Memastikan bisnis dan kegiatan operasional Bank sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

 Meningkatkan supervisi secara berjenjang.

Membangun dan menumbuhkan kesadaran anti fraud.

 Memperkecil terjadinya temuan administratif yang terus berulang sehingga menjadi prinsip.

 Meningkatkan monitoring pelaksanaan tindak lanjut penyelesaian temuan baik pemeriksaan internal maupun eksternal.

4. Data Pelatihan dan Pendidikan Tahun 2020

Berikut adalah rincian pelatihan dan pendidikan PT BPR Cianjur Jabar selama tahun 2020:

No. Pelatihan Waktu

Pelaksanaan Peserta Penyelenggara

1. Sosialisasi Omnibus Law Pajak 21 Januari 2020  Kepala Divisi Perencanaan & Akunting  Kepala Divisi Kredit Yayasan Perbarindo Jakarta 2. Hypnoselling Training 28-29 Januari 2020  Divisi Dana  Staf Dana Wasmin Al Risyad 3. Sertifikasi Manajemen Risiko Level 1 12-15 Februari 2020  Kepala Divisi  Pimpinan Cabang PT Talents Indonesia

4. Pelatihan Fraud &

Theft Interview Lie Detector 24-25 Februari 2020 SKAI Iconomics 5. Pelatihan Pelaporan Pengawasan Dewan Komisaris tentang Rencana

Bisnis Bank dan Realisasi Penerapan Pedoman Kebijakan Prosedur Perkreditan BPR 27 Februari 2020 Kepala Divisi Perencanaan & Akunting Perbarindo Jawa Barat

(38)

No. Pelatihan Waktu

Pelaksanaan Peserta Penyelenggara

6. Pelatihan Analisa Kredit 02-03 Maret 2020  Divisi Kredit  Staf Kredit (Analis dan AO) PT Catur Pramana Asih 7. Sosialisasi Ciri-Ciri Khusus Uang

Rupiah dan QRIS

(Quick Respon Indonesian Standard) 12 Maret 2020  Kepala Bagian Dana  Teller bank bjb 8. Webinar dan E-Awarding Infobank Top BUMD 2020

06 Mei 2020 Direktur Utama Infobank

9. Pelatihan dan Sosialisasi Penggunaan Android POS dengan Aplikasi Dikelar Mobile 04-06 Mei 2020  Kepala Seksi Umum & Akunting  Staf Dana Intern – Kantor Pusat 10. Training Pegawai Baru 15-20 Mei 2020 25 orang Pegawai Baru Intern – Kantor Pusat 11. Webinar Siasat Recovery BUMD

Jawa Barat di Era Adaptasi Kebiasaan Baru 27 Juli 2020  Direksi  Kepala Divisi Persatuan Wartawan Indonesia 12. Sosialisasi Layanan PPOB 19 Agustus 2020  Divisi Dana  Staf Dana  CS bank bjb 13. Workshop Sisi Hukum dan Strategi Sita-Menyita dalam Kredit 26 Agustus 2020

Divisi Kredit SGS Institute

dan Aster Expert 14. Webinar Infobank BPR Award 2020 01 Oktober 2020

Direktur Utama Infobank dan

Perbarindo 15. Online Learning Penerapan APU dan PPT 21-22 Oktober 2020  Kepala Divisi  Pimpinan Cabang  Kepala Bagian  Kepala Seksi  Staf Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) 16. Inhouse Training COSO Based

Internal Audit dan

Teknik Menyusun Laporan Audit 21-23 Oktober 2020 SKAI PT Talents Indonesia

(39)

No. Pelatihan Waktu

Pelaksanaan Peserta Penyelenggara

17. Pelatihan Update Peraturan Perpajakan Terbaru 2020 serta Pemeriksaan Pajak dan Strategi Menghadapinya 22 Oktober 2020 Kepala Bagian Perencanaan & Akunting Puskapemda 18. Pelatihan Penyusunan Rencana Bisnis Bank 18 November 2020  Kepala Divisi  Pimpinan Cabang  Kepala Bagian Fatamorgana Expert 19. Virtual Training Mengenal Prinsip

Dasar APU dan

PPT 03 Desember 2020  Staf Perencanaan & Akunting  Staf Kredit Perbarindo Jawa Barat 20. Webinar Meminimalisir Risiko Operasional dan Risiko Reputasi 11 Desember 2020

Direktur Utama Infobank

21. Webinar Basic Credit 29 Desember 2020  Divisi Kredit  Pimpinan Cabang Impact Leader

Pembentukan cadangan dana pelatihan dan pendidikan serta serapan penggunaannya telah sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 47/POJK.03/2017 tentang Kewajiban Penyediaan Dana Pendidikan dan Pelatihan Untuk Pengembangan Sumber Daya Manusia Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah serta Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 34/POJK.03/2020 tentang Kebijakan Bagi Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Sebagai Dampak Penyebaran Coronavirus Disease 2019.

k. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank

Laporan mengenai kondisi keuangan maupun non-keuangan disusun dan disampaikan kepada regulator dan instansi lain secara tepat waktu. Laporan mengenai kondisi keuangan antara lain Laporan Bulanan, Laporan Keuangan Publikasi, Laporan Rencana Bisnis, Laporan Realisasi Rencana Bisnis, Laporan Pengawasan Rencana Bisnis, Laporan Tahunan dan laporan non keuangan antara lain Laporan Tata Kelola, Laporan Pokok-Pokok Pelaksanaan Tugas Anggota Direksi yang Membawahkan Fungsi

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka memenuhi penerapan fungsi Audit Ekstern sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 48/POJK.03/2017 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank Perkreditan

1.3. Menganalisis pengaruh Produk Domestik Regional Bruto terhadap Kemiskinan di Jawa Tengah. Menganalisis pengaruh Jumlah Penduduk terhadap Kemiskinan di Jawa

Penelitian ini meneliti beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan profesi sebagai akuntan publik antara lain faktor penghargaan finansial, pelatihan profesional,

Penerapan model pembelajaran mind map dapat meningkatkan hasil belajar IPS Tema Sejarah Peradaban Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri 1 Sruweng tahun ajaran

Ini adalah contoh tampilan dari proses kalkulasi hasil trace terhadap routing overhead dan delivery ratio yang dijalankan melalui terminal, dengan menggunakan script pearl..

Sesuai dengan ketentuan POJK No. 04/POJK.03/2015 Tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat, BPR HISOBHAN telah melakukan pengangkatanPejabat Eksekutif yang

Sesuai POJK Nomor 4/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola bagi Bank Perkreditan Rakyat, setiap anggota Direksi dilarang untuk rangkap jabatan pada Bank dan/atau perusahaan

Namun hal penting yang disampaikan Dr Jaenal Effendi selaku Direktur Pengembangan Bisnis dan Kewirausahaan adalah bahwa unit bisnis yang ada di IPB University juga harus