• Tidak ada hasil yang ditemukan

Governance dan Resiko Kriminalisasi Industri Telekomunikasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Governance dan Resiko Kriminalisasi Industri Telekomunikasi"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Governance dan Resiko Kriminalisasi

“Industri Telekomunikasi”

Nonot Harsono

(2)

Alur Diskusi

• Governance:

– Governance industri Telekomunikasi oleh Negara

– Hukum adalah panduan Governance

• Kriminalisasi:

– Perbuatan Bisnis = Perbuatan Hukum

– Perbuatan Bisnis  Perbuatan Pidana

– Kesiapan APH & Pengadilan memahami konteks telekomunikasi

– Kesiapan Direksi memahami konteks hukum

• Contoh kasus:

– Kasus IM2: APH tidak paham governance telekomunikasi.

• Kelemahan sistem hukum Indonesia

– Regulasi Telekomunikasi = hukum administrasi

– Bad Governance: Unclear Job description & lack of leadership

• Rekomendasi

(3)

GOVERNANCE

• TOR LKDI: “

Governance

berarti proses

pembuatan kebijakan dan proses

implementasinya”.

• Kebijakan dan panduan implementasinya di

level perusahaan  AD/ART Perusahaan.

• Kebijakan dan panduan implementasinya di

level Negara  UU/PP/PM  Hukum Negara.

• AD/ART (hukum perusahaan) harus

sejalan

dengan Hukum Negara.

(4)

GOVERNANCE INDUSTRI berdasar

techno-economy dunia

ICT/Telekomunikasi sebagai salah satu pilar ekonomi nasional

(5)

5

Teknologi = alat bantu untuk

memudahkan pekerjaan.

Jaman Bio-tech Jaman Informasi & Komunikasi Jaman Ruang Angkasa Jaman Elektronika Jaman Nuklir Jaman Listrik Jaman Uap Jaman Besi Jaman Perunggu Jaman Batu

saat ini

broadband bermanfaat ekonomi

Negara ekonomi maju adalah

negara-negara yang mampu memanfaatkan

teknologi untuk menciptakan

kemakmuran.

Tarek M. Khalil, Management of Technology: the

key to competitiveness and wealth creation,

McGrawHill, USA, 2000, hal. 28.

(6)

Siklus techno-economy dunia

6 broadband bermanfaat ekonomi

(7)

1/6/13 jujur, tanggung jawab, bijaksana 7

Peningkatan 10% pop penetrasi broadband => peningkatan GDP 1.38 %

Untuk Indonesia sekitar 130 trilyun rupiah.

(8)

Visi dan Strategi TIK-INDONESIA

“Menuju Masyarakat Informasi yang Sejahtera dalam kerangka NKRI”

Transformasi Ekonomi Transformasi Sosial Inovasi & Pelestarian Budaya

Mengembangkan Human Capital

Membina industri, penyelenggaraan, dan entrepreneurship sektor TIK. Membangun TIK sebagai tools efisiensi dan produktifitas.

Meningkatkan kualitas hidup melalui ketersediaan akses informasi yang merata, terjangkau dan berkualitas.

Mendorong industri konten lokal & arsip elektronik seni-budaya daerah yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.

Mengembangkan SDM terampil TIK dan membangun masyarakat berbasis pengetahuan & kearifan lokal.

1

2

3

4

5

Meminimalkan Digital Divide

Mendidik masyarakat daerah tertinggal tentang TIK dan cara memanfaatkannya.

6

Dampak yang diharapkan:

Pemerintahan Pertanian Manufacturing E-economy

Dampak yang diharapkan:

Layanan Kesehatan meningkat Kualitas Pendidikan merata Media Elektronik & Hiburan Masyarakat Melek manfaat TIK Pariwisata

Transportasi Kelautan UMKM

Dampak konten yang diharapkan:

Info Kuliner Potensi Daerah Sejarah Bangsa Cerita Rakyat Sosial budaya Bahasa Daerah Adat-istiadat Industri Kreatif

Membangun infrastruktur jaringan backbone, distribution, dan access broadband hingga ke desa-desa.

Membangun Infrastruktur TIK

21-12-2010 menuju konvergensi pemikiran 8

UU 17 thn 2007 RPJP 2005~2025 dan Perpres 5 thn 2010 RPJMN 2010~2015

(9)

Kebijakan jaringan TIK nasional??

Bagaimana dengan jaringan kita saat ini?

Bagaimana program USO or BSO kita?

bersama kita bisa 9

Pemerintah tidak memiliki dana, sehingga mengundang swasta

untuk membangun Telekomunikasi Indonesia. APH, Pengacara,

dan Pengadilan wajib memahami program nasional ini.

GI

Penghubung

Propinsi

Penghubung

Kabupaten

Penghubung Kecamatan

Nasional-Backbone-network

Distribution-network

Access-network

Luar

Negeri

Penyelenggara Besar (Open Access) atau Konsorsium

Operator/ Pemda

Operator/

UKM

Satelit

domestik

(10)

Misi Nasional NKRI

• UU 17 thn 2007: Rencana Pembangunan

Jangka Panjang (RPJP) 2005~2025

– Regulasi yang mengantisipasi konvergensi

internet, telekomunikasi, dan penyiaran;

• Perpres 5 thn 2010: Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional (RPJM) 2010~2015

– Indonesia Connected via Jaringan broadband

nasional (Target: pada 2014, 30% populasi dan

75% kota kabupaten terhubung broadband);

(11)

Governance Telekomunikasi

• UU 17 thn 2007 tentang RPJP 2005~2025

• Perpres 5 thn 2010 tentang RPJMN 2010~2014

• Target WSIS Declaration 2005

• UN Millennium Development Goals (MDGs)

• Asean ICT Master Plan

• ITU ICT indicator

• Inpres nomor 3 tahun 2003 tentang Sisfonas

• Perpres 20 thn 2006 tentang Dewan TIK Nasional

(12)

MINDSET

• Telekomunikasi amat penting

– Penggerak ekonomi dunia

– Pemacu efisiensi dan produktifitas

– Pembuka lapangan kerja yang masive

– Tools untuk Transformasi ekonomi dan sosial

• Negara tidak mampu mendanai sendiri

– Mengundang investor asing dan swasta DN

– Sebagian dilakukan oleh BUMN

(13)

Mindset APH & Pengadilan

• Negara yang mengundang investor

• Negara yang “

minta tolong

” para pelaku usaha

• Negara membuat Regulasi yang meng-insentif

• Negara menciptakan ekosistem yang menarik

• Seluruh pelaksana

negara memiliki mindset

yang sama (alur pikir yang konvergen).

29 Oktober 2013 konvergen mendukung tujuan nasional 13

(14)

KRIMINALISASI: perbuatan bisnis

dikemas

menjadi tindak pidana

Apa dan kenapa?

(15)

Alur Pikir Kriminalisasi

30-april-2014 15

Hukum Administrasi

Hukum Pidana

Sanksi Pidana

Sanksi Administratif

KRIMINAL = Tindak Pidana

(16)

Hukum = Panduan Governance

• Hukum adalah himpunan “aturan main” untuk

mencapai tujuan nasional

(telekomunikasi)

.

• Memberi Kepastian tentang:

– “yang boleh” dan “yang dilarang”

– peluang usaha dan investasi

– pilihan nasib(resiko) pribadi dan perusahaan

• Hukum telekomunikasi = hukum administrasi = regulasi

teknis = panduan governance industri.

• Melanggar regulasi = melanggar hukum pidana??

• Melanggar Peraturan Menteri = Tindak Pidana ???

(17)

Sebab terjadinya Kriminalisasi:

• APH & Pengadilan mengabaikan Hukum

Administrasi (governance telekomunikasi).

• APH & Pengadilan mengabaikan pembagian

tugas/otoritas dalam governance negara.

• APH merekayasa sengketa administrasi menjadi

tuduhan tindak pidana (kriminal) dan Pengadilan

membenarkan kesalahan APH.

• Direksi/pimpinan perusahaan “tertegun” dan

“memaklumi” kejadian kriminalisasi.

• Lack of Leadership (krisis negarawan) di semua lini

29 Oktober 2013 konvergen mendukung tujuan nasional 17

(18)

Hasrat Kriminalisasi

• Motiv Ekonomi, Karir, dst. ?

• Motiv Persaingan Usaha ?

• Motiv persaingan antar Lembaga ?

• dsb…

30-april-2014 18

KRIMINALISASI adalah perbuatan KRIMINAL oleh

oknum APH ;

(19)

Contoh Nyata Kriminalisasi:

• Kasus IM2 – Indosat

– Hukumnya jelas dan pasti, tetapi APH dan

pengadilan tidak pasti memahami.

– Logika akal sehat dikalahkan oleh perdebatan

redaksi kalimat hukum berdasar persepsi pribadi.

– Gengsi/ego lembaga mengabaikan tujuan nasional.

– “Pengadilan teknis” dipaksa menjadi “pengadilan

pidana tipikor”

(20)

Konstruksi Kasus IM2

• APH tidak paham tentang peristiwa hukum dan konteks

teknis dalam bisnis jaringan seluler;

• Akibatnya

, IM2 dituduh menggunakan alokasi pita

frekuensi milik Indosat;

• Karena itu disangka harus membayar biaya hak

penggunaan frekuensi (BHP-frek);

• Di audit oleh BPKP, didapati tidak membayar

(karena

memang tidak perlu)

; Lalu disangka tidak memenuhi

kewajiban kepada negara;

• Sangkaan TIPITEL dibungkus TIPIKOR  kriminalisasi.

• PMH yang dituduhkan adalah perbuatan yang mustahil

dilakukan.

(21)

Kelemahan sistem Hukum

• Regulasi Telekomunikasi = hukum administrasi

yang tidak lengkap.

– Tidak ada bab kewenangan regulator dan kurang

instrumen penegakan regulasi oleh regulator;

• Governance buruk: kewenangan yang tidak

lengkap & lack of leadership.

– UU Telekomunikasi tidak memuat mekanisme

pelaksanaan kewenangan regulator.

– Komunikasi lintas lembaga Pemerintah amat

lemah (ego sektoral tumbuh subur).

(22)

Rekomendasi: STOP Kriminalisasi

• Pertegas bagi tugas antara hukum pidana dan

regulasi teknis dengan membentuk UU

tentang sistem hukum Indonesia. 

Governance Hukum Indonesia

.

• Sosialisasi & Penataran berkala tentang

regulasi teknis kepada para APH, lembaga

Peradilan, dan dunia usaha 

menyamakan

persepsi & pemahaman tentang Governance

Negara atas industri telekomunikasi.

(23)

TERIMA KASIH

Akhir kata

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini membuktikan bahwa variabel yang terbukti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap terjadinya financial distress adalah tata kelola perusahaan, biaya agensi

Hal ini dapat menunjukkan bahwa dalam penelitian ini pemberian teh hitam secara peroral dengan dosis 25.4 mg, 50.8 mg, dan 101.6 mg tidak menyebabkan kerusakan pada sel-sel hepar

Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat adanya pengaruh persepsi mahasiswa akuntansi terhadap lingkungan kerja dan gaji auditor yang dapat menjadi acuan dalam pemilihan

(a) Semua orang – orang Indonesia yang mempunyai senjata dan mereka yang tidak berhak mempunyai senjata juga harus datang kesebelah jalan Weterbuitenweg yang

Puji Tuhan, penulis telah berhasil menyelesaikan karya tulis akhir yang berjudul “PENGARUH LAMANYA PAPARAN EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP FAAL PARU

Kajian pada bagian ini, secara lebih spesifik dan mendalam akan membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan proses pembentukan persepsi ancaman yang berasal

Aplikasi sistem tanda tangan digital pada gambar yang mengimplementasikan algoritma visual secret sharing dan steganografi berbasis PRNG yang mengamankan keberadaan tanda tangan

Anak adalah insan yang penuh teka-teki, perasaannya tidak dapat dikomunikasikan, namun dapat dituangkan menjadi sebuah kreatifitas dalam bentuk gambar atau