BAB III
PEMODELAN DAN SIMULASI
III.1 Tahap-tahap perancangan
Tahapan perancangan yang dilakukan dalam pemodelan dan simulasi Softswitch ini seperti ditunjukkan pada Gambar 3.1 berikut :
Mulai Deskripsi permasalahan Pemodelan Penulisan program Jalankan simulasi Berfungsi ? Perbaiki Perbaiki Valid ? Selesai Y T Y T
Gambar 3.1 Tahap-tahap perancangan simulator
III.2 Deskripsi Permasalahan
Dalam pembentukan hubungan, Softswitch merupakan bagian (komponen) dalam jaringan yang memberikan kontribusi terhadap akumulasi PDD dimana delay pada Softswitch tidak boleh melampaui budget waktu yang telah ditentukan berdasarkan standar umum (internasional). Dalam tesis ini permasalahan yang dibahas adalah, bagaimana menyimulasikan proses kerja Softswitch dalam melayani panggilan pada jaringan dan melakukan pencatatan waktu (timing) untuk tiap tahapannya guna dianalisis karakteristik lamanya proses dalam Softswitch dimana lama proses tersebut merupakan fungsi dari variabel masukan (laju kedatangan) yang dimasukkan saat inisiasi ketika akan menjalankan program simulasi.
III.2.1 Delay Budget Untuk Softswitch
Seperti yang sudah dijelaskan pada BAB II, menurut ITU-T standar PDD pada jaringan IP < 800 msec[22]. Standar waktu tersebut dialokasikan untuk tiap elemen jaringan yang dilaluinya dalam hubungan user-to-user antara lain berupa terminal equipment, gateway router dan lain-lain termasuk Softswitch itu sendiri. Namun sejauh ini lembaga standar dunia belum menstandarkan angka yang pasti untuk budget delay pada Softswitch. Sebagai referensi, delay call setup untuk Softswitch, menurut Telica, suatu vendor pembuat Softswitch, mensyaratkan call setup delay pada Softswitch < 400 msec[23], dan menurut standar Telecordia, call setup delay < 350 msec[22] , call clearing delay < 100
msec[22] dan menurut KT-BcN, provider jaringan di Korea Selatan, yang telah
melakukan penelitian dalam implementasi NGN, dengan pembatasan bandwidth diperoleh call setup delay pada Softswitch rata-rata 472 msec
III.2.2 Komponen Delay Pada Softswitch
Dalam melayani permintaan panggilan telepon, terdapat beberapa tahapan proses yang dalam Softswitch, dimana masing-masing tahapan merupakan komponen delay yang secara akumulasi akan memberikan total waktu pemrosesan untuk tiap panggilan dan disebut occupancy seperti diperlihatkan pada Gambar 3.2
Call request
Receive/reject Destination address (digits)
Call setup (media control & signaling)
Softswitch
Conversation (media streaming)
Call admission delay
1
2
- Check A-subscriber originating restriction
- Analyse destination zoning and compare to A-subscriber category - Check media resources (bandwidth) - Check B-subscriber status (idle/busy) - Setup connection
- Update : A & B Subscriber status - Update bandwidth
Call setup (media control & signaling)
Call setup delay
Call clearing
(media control & signaling) Call clearing
(media control & signaling)
3 - disconnect call
- update A & B Subscriber status - updat bandwidth
Call clearing delay a
a+b =
b Softswitch occupancy
Gambar 3.2 Tahapan proses panggilan dan komponen delay pada Softswitch
Tahapan-tahapan proses pada Softswitch inilah yang diteliti dan dianalisis serta dilakukan verifikasi komponen delay-nya yang terdiri dari :
1. Call admission delay 2. Call setup delay 3. Call clearing delay 4. Call occupation
Adapun pendefinisian komponen delay tersebut (untuk masing-masing Skenario I, II, III) secara grfis dapat dilihat pada Lampiran-F. Dari keempat komponen delay tersebut perhatian khusus ditujikan pada call setup delay karena komponen delay ini yang menentukan spesifikasi (kapasitas) Softswitch yakni Busy Hour Call Attempt ( BHCA).
III.3 Batasan (ruang lingkup) Simulasi dan Metodologi
Untuk maksud tersebut dirancang simulator yang mensimulasikan proses panggilan pada jaringan (Gambar 3.4) mulai dari adanya permintaan panggilan dari pelanggan (user), pemrosesan pada tiap elemen jaringan, proses komunikasi antar komponen jaringan dengan menggunakan protokol standar, sampai dengan pembubaran hubungan pembicaraan dimana pada setiap tahapan proses dilakukan pencatatan (recording) data-data kejadian (pesan), disertai keterangan waktu/saat terjadinya hingga ketelitian mili detik, identitas pengguna (nomor telepon/alamat URI) dan identitas elemen jaringan (Point Code, IP address/network address). Proses tersebut dijalankan oleh bahasa pemrograman Java2 dan semua data yang diperlukan telah didefinisikan dan tersimpan dalam sistem basis data MySQL.
III.3.1 Konfigurasi Jaringan Simulasi dan Bagian-Bagian yang Disimulasikan
Adapun konfigurasi jaringan Softswitch yang disimulasikan diperlihatkan pada Gambar 3.4 berikut
Gambar 3.4 Konfigurasi jaringan simulasi
• Skenario I : panggilan dari pelanggan analog (user A) yang tersambung ke Access Gateway 1 (AG
[5]
Dari berbagai kemungkinan panggilan yang terjadi (berdasarkan asal panggilan dan tujuan), dalam simulasi dibatasi hanya tiga skenario, yaitu :
A) ke pelanggan (user B) yang tersambung ke Access
Gateway 2 (AGB
• Skenario II : panggilan dari pelanggan analog (user A) yang tersambung ke sentral konvensional (PSTN
)
A) melalui Signaling Gateway A (SGA) ke
pelanggan analog (user B) yang tersambung ke sentral konvensional (PSTNB)
melalui Signaling Gateway B (SGB
• Skenario III : panggilan dari pelanggan IP Phone (user A) yang tersambung ke Local Area Network A (LAN
)
A) ke pelanggan IP Phone (user B) yang
tersambung ke Local Area Network B (LANB)
Dari Gammbar 3.4 tersebut, bagian-bagian yang disimulasikan diperlihatkan pada Gambar 3.5.a, 3.5.b, dan 3.5.c, yakni :
1. Pada Gambar 3.5.a mengilustrasikan bagian-bagian yang disimulasikan :
• Pembangkitan sumber trafik panggilan dari Skenario I, Skenario II dan Skenario III
• Pembuatan basis data yang terdiri dari :
o Data permanent, seperti nomor telepon/alamat URI, alamat IP, dll o Data semi permanent, seperti klas layanan (CoS), kategori zona dll o Data transient, seperti kondisi bebas/sibuk, ringing dll
• Proses kerja internal pada masing-masing komponen jaringan, yaitu pada Softswitch, Access Gateway, Signaling Gateway, dan Trunk Gateway.
Gambar 3.5.a Bagian yang disimulasikan (1) :
Pembangkitan trafik panggilan, pembuatan basis data, dan proses internal pada tiap komponen jaringan
2. Pada Gambar 3.5.b mengilustrasikan bagian dari simulasi, yaitu proses komunikasi antar elemen jaringan saat pembangunan hubungan dengan menggunakan protokol tertentu, yakni komunikasi antara :
• Access Gateway dengan Softswitch, menggunakan protokol Megaco
• PSTN/jaringan SS7 dengan Signaling Gateway, menggunakan protokol SS7 • Signaling Gateway dengan Softswitch, menggunakan protokol SigTran • Trunk Gateway dengan Softswitch menggunakan protokol Megaco • IP Phone dengan Softswitch menggunakan protokol SIP
Gambar 3.5.b Bagian yang disimulasikan (2) :
Proses komunikasi (signaling) antar komponen dalam jaringan
3. Pada Gambar 3.5.c memberikan ilustrasi pengontrolan penggunaan kanal bicara (bandwidth), meliputi :
• Pengecekan ketersediaan bandwidth saat akan dibangun hubungan • Updating ketersediaan bandwidth setiap saat selama proses komunikasi
o Ketersediaan bandwidth akan berkurang sebesar 26 Kbps jika ada pemakaian (mulai digunakan untuk bicara)
o Ketersediaan bandwidth akan bertambah sebesar 26 Kbps jika ada pembebasan (ada yang selesai bicara).
Gambar 3.5.c Bagian yang disimulasikan (3) :
Pengendalian pemakaian bandwidth (updating selama proses panggilan)
Pada sub bab berikut dibahas proses perancangan : pemodelan, metoda, dan algoritma tiap bagian simulator yang telah disebutkan pada sub bab 3.4.
III.3.2.1 Pembangkitan Sumber Panggilan (Traffic Generator)
Sumber trafik panggilan merupakan pembangkit kedatangan permintaan panggilan. Masing-masing skenario dibuat sumber trafiknya secara independen. Karakteristik sumber trafik yang disimulasikan mengikuti pola kedatangan model Poisson. Dalam tesis ini pembangkitan trafik dari ketiga skenario diilustrasikan seperti pada Gambar 3.6 (a) dan 3.6 (b)[17] TRAFFIC GENERATOR Scenario I Scenario II Scenario III SOFTSWITCH Queuing (buffer) Server λ1 λ2 λ3 AG1 PSTN1 (SG1) LAN1 Poisson Poisson Poisson Poisson λ1+λ2+λ3 berikut
Skenario I Skenario II Skenario III TOTAL t11 t t12t13 t14 t21 t22 t23 t24 t31 t32 t33 t34 T11 T12 T13 T21 T2 2 T23 T31 T32 T33 t3 t6 t7 t10 t1 t2 t4 t5 t8 t9 t11t12 exponentially distributed random exponentially distributed random T1 T2T3 T4 T5 T 6 T7 T8 T9 T10 T11
Gambar 3.6 (b) Pola waktu antar kedatangan dari sumber trafik
▪ Pertama, pola distribusi peluang terjadinya k panggilan selama perioda t
[18]
Untuk pembuatan generator trafik, data waktu antar kedatangan direpresentasikan oleh pembangkitan bilangan acak (random) pada masing-masing skenario secara independen. Karakteristiknya mengikuti model Poisson seperti dibahas pada Bab II, yaitu :
[18] t k k
e
k
t
t
P
=
λ
−λ!
)
(
)
(
mengikuti kurva Poisson
▪ Kedua pola distribusi waktu antar kedatangan mengikuti kurva eksponensial negatif [17]
f
(
t
)
=
λ
e
−λtDalam simulasi, generator trafik ini menggunakan paket program yang telah ada. Namun dalam Bab IV keluaran generator trafik tersebut diverifikasi dari segi waktu antar kedatangannya.
Basis data merupakan sumber data yang diakses oleh elemen jaringan dalam pemprosesan permintaan panggilan telepon. Pembuatan basis data menggunakan MySQL, terdiri dari data-data sebagai berikut:
1. Basis data untuk Softswitch :
a. Data pelanggan, total 400.000, terdiri dari : 1) Pelanggan AG :
• AG (A) : 60.000 pelanggan, dengan sistem penomoran 2100000 – 2159999. • AG (B) : 60.000 pelanggan, dengan sistem penomoran 2200000 – 2259999.
2) Pelanggan PSTN :
• PSTN (A) : 100.000 pelanggan, dengan sistem penomoran 2300000 –
2399999.
• PSTN (B) : 100.000 pelanggan, dengan sistem penomoran 2400000 –
2499999.
3) Pelanggan SIP Phone :
• SIP phone (A) : 40.000 pelanggan, dengan sistem penomoran
[email protected] – [email protected].
• SIP phone (B) : 40.000 pelanggan, dengan sistem penomoran
[email protected] – [email protected].
b. Data zone, dilihat berdasarkan Code Point (identitas node dalam jaringan) : 1) Code Point 2 = Zone 1.
2) Code Point 0 = Zone 2. 3) Code Point 00 = Zone 3
Untuk proses simulasi, semua pelanggan diasumsikan mendial digit dengan Code Point 1 (hubungan lokal). Artinya hanya mendial nomor dengan prefik (awalan) 2. c. Data kategori tujuan, terdiri dari :
1) Kategori 1, dapat melakukan panggilan ke tujuan hanya sampai area Lokal. 2) Kategori 2, dapat menghubungi ke tujuan Lokal dan SLJJ.
d. Data Class of Service yang berhubungan dengan Call Restriction (pembatasan panggilan) berdasarkan kategori tujuan. Untuk proses simulasi, semua pelanggan diasumsikan memiliki kategori 3. Sehingga dapat menghubungi ke tujuan Lokal, SLJJ, dan SLI.
e. Data status pelanggan tujuan, yang terdiri dari : 1) Status bebas.
2) Status sibuk. 3) Status bicara. f. Data link bandwidth
1) Untuk menentukan kapasitas bandwidth, diambil dari jumlah panggilan tertinggi, yaitu : Mbps Kbps panggilan Kbps 1 4 , 950 36 4 , 26 ≤ = ×
Ket : 26,4 Kbps merupakan bandwidth rata-rata yang dibutuhkan dalam pengiriman suara untuk 1 pelanggan. Dalam simulasi ini dibulatkan 26 Kbps. 2) Kapasitas link bandwidth untuk masing-masing skenario adalah :
Link bandwidth untuk skenario I = 1Mbps 0,3Mbps 10
3 × =
Link bandwidth untuk skenario II = 1Mbps 0,5Mbps 10
5 × =
Link bandwidth untuk skenario III = 1Mbps 0,2Mbps 10
2 × =
3) Lama bicara dari masing-masing sesi panggilan diset secara random pada rentang waktu 1 sampai 3 menit
g. Data domain untuk pelanggan SIP phone, yaitu :
1) Domain dari pelanggan SIP phone (A) adalah stttelkom.ac.id 2) Domain dari pelanggan SIP phone (B) adalah ittelkom.ac.id 2. Basis data untuk AG :
1) Data pelanggan yang terdiri dari 60.000 pelanggan, dengan sistem penomoran 2100000 – 2159999.
2) Data status pelanggan, yang terdiri dari : a) Dial Tone.
b) Ringing Tone. c) Busy Tone. b. AG (B)
1) Data pelanggan yang terdiri dari 60.000 pelanggan, dengan sistem penomoran 2200000 – 2259999.
2) Data status pelanggan, yang terdiri dari : a) Ringing Current.
3. Basis data untuk SG : a. SG (A)
1) Data pelanggan yang terdiri dari 100.000 pelanggan, dengan sistem penomoran 2300000 – 2399999.
b. SG (B)
1) Data pelanggan yang terdiri dari 100.000 pelanggan, dengan sistem penomoran 2400000 – 2499999.
4. Basis data untuk PSTN (B) :
a. Data pelanggan yang terdiri dari 100.000 pelanggan, dengan sistem penomoran 2400000 – 2499999.
b. Data status pelanggan, yang terdiri dari : 1) Status bebas.
2) Status sibuk.
5. Basis data untuk SIP phone (B) :
a. Data pelanggan yang terdiri dari 40.000 pelanggan, dengan sistem penomoran [email protected] – [email protected].
b. Data status pelanggan, yang terdiri dari : 1) Status bebas.
2) Status sibuk.
III.3.2.3 Pemodelan dan Simulasi Proses Panggilan
Dalam perancangan simulasi, untuk memudahkan penyusunan program, maka proses panggilan yang merupakan mekanisme kerja jaringan dalam menangani permintaan panggilan mulai dari pelanggan mengangkat handset (off-hook) hingga pembubaran panggilan (selesai bicara), dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
1. Proses komunikasi antar elemen jaringan. 2. Proses internal pada masing-masing elemen.
III.3.2.3.1 Proses Komunikasi Antar Elemen Jaringan
Antar elemen jaringan berkomunikasi dengan menggunakan protokol. Protokol yang digunakan disesuaikan dengan elemen jaringan yang sedang berkomunikasi. Protokol yang digunakan pada simulasi ini yaitu :
1. Skenario I :
• Komunikasi antara Softswitch dengan AG menggunakan protokol Megaco
2. Skenario II :
• Komunikasi antara PSTN dengan SG menggunakan protokol SS7
• Komunikasi antara Softswitch dengan SG menggunakan protokol Sigtran • Komunikasi antara Softswitch dengan TG menggunakan protokol Megaco
3. Skenario III :
• Komunikasi antara Softswitch dengan SIP phone menggunakan protokol SIP
Untuk pemodelan proses komunikasi digunakan diagram call flow seperti pada Gambar 3.9. Proses komunikasi diawali dengan pembangkitan pesan yang dipicu oleh adanya suatu kejadian (event), misal ada pelanggan yang mengakhiri pembicaraan, adanya pengiriman sinyal digit (DTMF) dsb. Setiap kejadian (yang ditandai dengan indikasi adanya pesan) dicatat nama kejadiannya (berdasarkan nama pesan), waktu terjadinya (sampai ketelitian mili detik) serta keterangan-keterangan lainnya yang dianggap perlu
Untuk memberikan gambaran perancangan simulasi dalam proses komunikasi ini diambil proses komunikasi Skenario I sebagai sampel yang diperlihatkan pada Gambar 3.9 beserta penjelasannya. Untuk skenario II dan III terdapat pada Lampiran A Skenario panggilan terdiri dari dua bagian, yaitu jika pelanggan yang dituju bebas dan jika pelanggan yang dituju sibuk.
III.3.2.3.1.1 Skenario Panggilan Jika Pelanggan Yang Dituju Bebas
Call flow untuk pelanggan yang dituju bebas diperlihatkan pada Gambar 3.12. Proses pembangunan hubungannya terdiri dari :
1. User (A) mengangkat hand set untuk meminta pembangunan hubungan 2. AG (A) :
a. Mendeteksi port user (A) dan memapingkannya ke nomor telepon b. Memapingkan informasi nomor telepon user (A) ke format IP
c. Mengirimkan command Notify ke Softswitch yang mengandung informasi nomor telepon user (A)
3. Softswitch :
a. Menerima command Notify dan mengirimkan command Reply ke AG (A) untuk mengkonfirmasikan bahwa command Notify telah diterima dengan baik
b. Mengecek di data base, tentang informasi data pelanggan user (A) c. Menentukan user (A) boleh melakukan panggilan atau tidak
d. Jika boleh, mengirimkan command Modify ke AG (A) untuk memerintahkan AG (A) agar mengirimkan dial tone kepada user (A)
e. Mengubah status user (A) ke kondisi sibuk 4. AG (A) :
a. Menerima command Modify dan mengirimkan command Reply ke Softswitch untuk mengkonfirmasikan bahwa command Modify telah diterima dengan baik b. Mengirimkan dial tone kepada user (A)
Notify Off hook Reply Modify Notify Digits Reply Add Add Reply Reply Modify Reply Notify Answer Reply Modify Reply Modify Reply Dial Tone On hook Subtract Reply Subtract Reply Reply MEGACO Notify Reply Modify Reply Modify Reply
User (A) Access Gateway (A) Softswitch Access Gateway (B) User (B)
0222100000 172.16.0.2 172.16.0.1 172.16.0.3 0222200000 Modify Reply 1 2 3 4 5 6 7 8 9 11 12 Ringing Current 13 14 RTP Stream 15 17 19 20 21 22 23 24 10 Ringing Tone 16 18
Gambar 3.7 Call flow proses komunikasi Skenario I jika pelanggan yang dituju bebas
6. AG (A) :
[14] [15] [25]
a. Menerima informasi nomor telepon user (B) dan memapingkannya ke format IP b. Mengirimkan command Notify ke Softswitch yang mengandung informasi nomor
7. Softswitch :
a. Menerima command Notify dan mengirimkan command Reply ke AG (A) untuk mengkonfirmasikan bahwa command Notify telah diterima dengan baik
b. Mengecek di data base, tentang zone tujuan (zone 1/2/3) berdasarkan prefix/awalan nomor telepon user (B)
c. Mengecek di data base, tentang kategori tujuan (lokal/SLJJ/SLI)
d. Menentukan user (A) boleh melakukan panggilan ke tujuan tersebut atau tidak, berdasarkan zone dan kategori
e. Jika boleh, selanjutnya mengecek ketersediaan bandwidth pada AG (A) dan AG (B)
f. Jika tersedia, selanjutnya mengecek status pelanggan user (B), dalam keadaan bebas atau sibuk/bicara
g. Jika bebas, selanjutnya mengirimkan command Add ke AG (A) untuk memerintahkan AG (A) agar menyiapkan port RTP
8. Softswitch mengirimkan command Add ke AG (B) untuk memerintahkan AG (B) agar menyiapkan port RTP
9. Softswitch mengirimkan command Modify ke AG (A) untuk memerintahkan AG (A) agar mengirimkan ringing tone kepada user (A)
10. AG (A) :
a. Menerima command Modify dan mengirimkan command Reply ke Softswitch untuk mengkonfirmasikan bahwa command Modify telah diterima dengan baik b. Mengirimkan ringing tone kepada user (A)
11.Softswitch :
a. Mengirimkan command Modify ke AG (B) untuk memerintahkan AG (B) agar mengirimkan ringing current kepada user (B)
b. Mengubah status user (B) ke kondisi sibuk 12.AG (B) :
a. Menerima command Modify dan mengirimkan command Reply ke Softswitch untuk mengkonfirmasikan bahwa command Modify telah diterima dengan baik
b. Mengirimkan ringing current kepada user (B)
13.User (B) mengangkat hand set untuk menjawab panggilan telepon 14.AG (B) :
a. Mendeteksi jawaban pada port user (B) dan memapingkannya ke format IP b. Mengirimkan command Notify ke Softswitch yang mengandung informasi
jawaban user (B) 15.Softswitch :
a. Menerima command Notify dan mengirimkan command Reply ke AG (B) untuk mengkonfirmasikan bahwa command Notify telah diterima dengan baik
b. Mengirimkan command Modify ke AG (B) untuk memerintahkan AG (B) agar menghentikan pengiriman ringing current dan mengaktifkan port RTP
c. Mengubah status user (B) ke kondisi bicara d. Meng-update bandwidth AG (B)
16.AG (B)
a. Menerima command Modify dan mengirimkan command Reply ke Softswitch untuk mengkonfirmasikan bahwa command Modify telah diterima dengan baik b. Menghentikan pengiriman ringing current kepada user (B)
17. Softswitch :
a. Mengirimkan command Modify ke AG (A) untuk memerintahkan AG (A) agar menghentikan pengiriman ringing tone dan mengaktifkan port RTP
b. Mengubah status user (A) ke kondisi bicara
c. Meng-update bandwidth AG (A) TIDAK ADA PROSES 18.AG (A)
a. Menerima command Modify dan mengirimkan command Reply ke Softswitch untuk mengkonfirmasikan bahwa command Modify telah diterima dengan baik b. Menghentikan pengiriman ringing tone kepada user (A)
Setelah selesai pembangunan hubungan, user (A) dan user (B) melakukan pembicaraan selama 1-3 menit.
Proses pembubaran hubungannya terdiri dari :
19.User A menutup hand set untuk mengakhiri panggilan telepon 20.AG (A) :
a. Mendeteksi pembubaran panggilan pada port user (A) dan memapingkannya ke nomor telepon
b. Memapingkan informasi pembubaran panggilan oleh user (A) ke format IP c. Mengirimkan command Notify ke Softswitch yang mengandung informasi
pembubaran panggilan dari user (A) 21.Softswitch :
a. Menerima command Notify dan mengirimkan command Reply ke AG (A) untuk mengkonfirmasikan bahwa command Notify telah diterima dengan baik
b. Mengirimkan command Subtract ke AG (A) untuk memerintahkan AG (A) agar menonaktifkan port RTP
c. Mengubah status user (A) ke kondisi bebas 22.Softswitch :
a. Mengirimkan command Subtract ke AG (B) untuk memerintahkan AG (B) agar menonaktifkan port RTP
b. Mengubah status user (B) ke kondisi bebas 23.Softswitch :
a. Mengirimkan command Modify ke AG (A) untuk memerintahkan AG (A) agar menormalkan port RTP
b. Meng-update bandwidth AG (A) 24.Softswitch :
a. Mengirimkan command Modify ke AG (B) untuk memerintahkan AG (B) agar menormalkan port RTP
b. Meng-update bandwidth AG (B) TIDAK ADA PROSES
Call flow untuk pelanggan yang dituju sibuk diperlihatkan pada Gambar 3.10. Notify Off hook Reply Modify Notify Digits Reply Modify Reply Dial Tone Reply MEGACO
User (A) Access Gateway (A) Softswitch Access Gateway (B) User (B)
0222100000 172.16.0.2 172.16.0.1 172.16.0.3 0222200000 1 2 3 4 5 6 7 8 Busy Tone
Gambar 3.8 Call flow proses komunikasi Skenario I jika pelanggan yang dituju sibuk
1. User (A) mengangkat hand set untuk meminta pembangunan hubungan
[14] [15] [25]
Proses pembangunan hubungannya terdiri dari :
2. AG (A) :
a. Mendeteksi port user (A) dan memapingkannya ke nomor telepon b. Memapingkan informasi nomor telepon user (A) ke format IP
c. Mengirimkan command Notify ke Softswitch yang mengandung informasi nomor telepon user (A)
3. Softswitch :
a. Menerima command Notify dan mengirimkan command Reply ke AG (A) untuk mengkonfirmasikan bahwa command Notify telah diterima dengan baik
b. Mengecek di data base, tentang informasi data pelanggan user (A) c. Menentukan user (A) boleh melakukan panggilan atau tidak
d. Jika boleh, mengirimkan command Modify ke AG (A) untuk memerintahkan AG (A) agar mengirimkan dial tone kepada user (A)
e. Mengubah status user (A) ke kondisi sibuk 4. AG (A) :
a. Menerima command Notify dan mengirimkan command Reply ke Softswitch untuk mengkonfirmasikan bahwa command Notify telah diterima dengan baik b. Mengirimkan dial tone kepada user (A)
5. User (A) mendial nomor telepon tujuan 6. AG (A) :
a. Menerima informasi nomor telepon user (B) dan memapingkannya ke format IP b. Mengirimkan command Notify ke Softswitch yang mengandung informasi nomor
telepon user (B) 7. Softswitch :
a. Menerima command Notify dan mengirimkan command Reply ke AG (A) untuk mengkonfirmasikan bahwa command Notify telah diterima dengan baik
b. Mengecek di data base, tentang zone tujuan (zone 1/2/3) berdasarkan prefix/awalan nomor telepon user (B)
c. Mengecek di data base, tentang kategori tujuan (lokal/SLJJ/SLI)
d. Menentukan user (A) boleh melakukan panggilan ke tujuan tersebut atau tidak, berdasarkan zone dan kategori
e. Jika boleh, selanjutnya mengecek ketersediaan bandwidth pada AG (A) dan AG (B)
f. Jika tersedia, selanjutnya mengecek status pelanggan user (B), dalam keadaan bebas atau sibuk
g. Jika sibuk, selanjutnya mengirimkan command Modify ke AG (A) untuk memerintahkan AG (A) agar mengirimkan busy tone kepada user (A) h. Mengubah status user (A) ke kondisi bebas
a. Menerima command Modify dan mengirimkan command Reply ke Softswitch untuk mengkonfirmasikan bahwa command Modify telah diterima dengan baik b. Mengirimkan busy tone kepada user (A)
III.3.2.3.2 Proses Internal Tiap Elemen Jaringan III.3.2.3.2.1 Access Gateway
Menurut standar ISC, fungsional AG terdiri dari AGS-F dan MG-F. AG-F melakukan fungsi pensinyalan, sedangkan MG-F melakukan fungsi pengiriman media. Pada simulator, AG hanya difungsikan untuk pensinyalan, yaitu melakukan pemapingan antara :
1. Nomor port ke nomor telepon, dan sebaliknya
2. Nomor telepon ke format IP (protokol), dan sebaliknya 3. Informasi jawaban ke format IP (protokol), dan sebaliknya 4. Informasi pembubaran ke format IP (protokol), dan sebaliknya Proses internal AG diperlihatkan pada Gambar 3.11.
Access Gateway Signaling Function (AGS-F) Format TDM Format IP Maping Telepon Analog Softswitch MULAI Deteksi Port Maping Port ke Nomor Telepon Paketisasi SELESAI Off Hook Notify Access Gateway
III.3.2.3.2.2 Signaling Gateway
Menurut standar ISC, SG melakukan SG-F yaitu fungsi pensinyalan, dalam melakukan maping (protokol) dari jaringan circuit switch seperti PSTN ke format IP, dan sebaliknya.
Signaling Gateway Function (SG-F) Format TDM Format IP Maping MULAI Deteksi Port SELESAI IAM IAM Switch Switch Switch
PSTN (A)
Softswitch
Signaling Gateway
Gambar 3.10 Proses Internal Signaling Gateway
User Profile Service Profile Terminal Profile Admission Control
Call Agent Function (CA-F)
Address Translation
Routing Function (R-F)
Resource Allocation
Media Gateway Controller (MGC-F) Access Gateway (A) Access Gateway (B) MULAI
Ubah Status User (A) k e Kondisi Sibuk SELESAI Notify (off-hook) Modify User (A) Boleh Memanggil? Tidak Softswitch Megaco Megaco
Cek Data Pelanggan User (A) – Call Restriction
Ya Perintah AG (A) Kirim
Dial Tone
Gambar 3.11 (a) Proses internal Softswitch untuk Skenario I
User Profile Service Profile Terminal Profile Admission Control
Call Agent Function (CA-F)
Address Translation
Routing Function (R-F)
Resource Allocation
Media Gateway Controller (MGC-F) Signaling Gateway (A) Signaling Gateway (B) Trunk Gateway (A) Trunk Gateway (B) MULAI
Cek Zone Tujuan
Cek Kategori User(A)
- Cek Bandwidth TG1 - Cek Bandwidth TG2 SELESAI IAM (terima digit) IAM User (A) Boleh Memanggil Ke Tujuan? Tersedia ? Ya Tidak Tidak Softswitch Sigtran Sigtran Megaco Megaco Ya
Authentication / Authorization Module Resource Negotiation Module SIP Location Database SIP Transaction Management SIP Phone (A
+start() softswitchsimulator::Main +inisialisasi() +ContinueNextQueue() +addBuffer() +run() +removeBuffer() -TypeAccessGateWay : int = 1 -TypeSignalingGateWay : int = 2 -TypeSIP : int = 3 +maxBandwidthAG : double = 520 +maxBandwidthSG : double = 520 +maxBandwidthSIP : double = 520 -usebandwidthAG : double -usebandwidthSG : double -usebandwidthSIP : double -Buffer -callLoss : int -callBusy : int -totalCall : int form::mainSimulatorForm mengeksekusi
dieksekusi +setCallInTime()+getCall() : long -call
utils::GeneratorTrafic
get Call Time
set Call Time
+getConnectionSource() -user : string -pass : string -server : string
DB::Connection +setPort(in no_telp : int)
+getPort() : int
+setNoTelp(in no_telp : string) +getNoTelp() : string +setDialToneStatus() +setRingingtoneStatus() -port : int -no_telp : string DB::AccessGateway1
+setPort(in no_telp : int) +getPort() : int
+setNoTelp(in no_telp : string) +getNoTelp() : string +setRingingCurrentStatus() -port : int -no_telp : string DB::AccessGateway2 +getStatus() : int +setStatus() +bebas : int = 1 +sibuk : int = 2 +bicara : int = 3 DB::pstn +getStatus() : int +setStatus() +bebas : int = 1 +sibuk : int = 2 +bicara : int = 3 DB::sip_phone +getStatus() : int +setStatus() +getBatasanPanggilan() : int +getKategori() : int +getDomain() : string +isNumberExist() : bool -no_telp : string +bebas : int = 1 +sibuk : int = 2 +bicara : int = 3 DB::softswitch
baca database baca database
End3 baca database baca database baca database +setPortSource() +setPortDest() +getPortSource() : int +getPortDest() : int +setNoTelpSource() +setNoTelpDest() +getNoTelpSource() : string +getNoTelpDest() : string +start() -portSource : int -portDest : int -notelpSource : string -notelpDest : string thread::processAccessGateway +setNoTelpSource() +setNoTelpDest() +getNoTelpSource() : string +getNoTelpDest() : string +start() +setDomainDest() +getDomainDest() : string -notelpSource : string -notelpDest : string -domainDest thread::processSIP +setNoTelpSource() +setNoTelpDest() +getNoTelpSource() : string +getNoTelpDest() : string +start() -notelpSource : string -notelpDest : string thread::processSignalingGateway mensimulasikan mensimulasikan buat simulasi mensimulasikan read database read database get INfo get Info read database read database read database get Info raad database read database
III.3.3.4 Usecase Diagram
Usecase mendeskripsikan interaksi tipikal antara pengguna sistem dengan sistem itu sendiri dengan memberi sebuah narasi tentang bagaimana sistem tersebut digunakan. Dalam hal in sesuai dengan pengoperasian simulator, maka usecase diagram mendeskripsikan interaksi pengguna dengan simulator, yakni :
▪ Saat inisiasi (mengisikan nilai jumlah panggilan dan perioda) pada traffic generator serta menampilkan distribusi eksponensial negatif sebelum program dijalankan dengan menekan button View (lihat pula pada Bab IV, sub bab IV.2 dan Gambar 4.3)
▪ Saat menjalankan simulator dengan menekan button Start Simulation (lihat pula Gambar 4.4)
Maka gambar usecase nya nampak seperti pada Gambar :
Create Generator Traffic User start Accessgateway start Signaling Gateway start SIP «uses» «uses» «uses» «uses»
III.3.3.3 Activity Diagram
Activity diagram digunakan untuk menggambarkan logika prosedural dan jalur kerja dari sistem. Penggunaannya seperti diagram alir (flow chart), bedanya dalam activity diagram mendukung bihavior paralel. Dalam simulator ini logika urutan dalam simulator adalah seperti ditunjukkan pada Gambar 3.14, dimana bihavior paralel atau dalam hal ini disebut multi threading diperlihatkan pada tiga proses : run Access Gateway, run Signaling Gateway dan run SIP.
Create Generator Traffic Check Exponensial
check schenario run Access Gateway
run Signaling Gateway
run SIP
Gambar 3.14 Activity diagram urutan kerja bagian-bagian simulator
III.3.3.4 Seuence Diagram
Sequence diagram merupakan penjabaran skenario dari sistem. Dalam hal ini untuk ketiga skenario panggilan (Skenario I, II dan III) digambarkan pada sequence diagram seperti Gambar 3.14
Gambar 3.15 Sequence diagram urutan kerja Skenario I, II dan III
III.3.3.5 Source Code