• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Film adalah ide nyata yang diinterpretasikan dalam bentuk video yang. komedi, sejarah dan sebagainya (Michael Rabiger, 2013).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Film adalah ide nyata yang diinterpretasikan dalam bentuk video yang. komedi, sejarah dan sebagainya (Michael Rabiger, 2013)."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Film

Film adalah ide nyata yang diinterpretasikan dalam bentuk video yang mengandung unsur hiburan dan makna didalamnya. Hiburan dan makna yang dikemas sedemikian rupa melalui pembuatan filmnya yang dibuat dalam bentuk komedi, sejarah dan sebagainya (Michael Rabiger, 2013).

Disebutkan dalam UU No. 33 Tahun 2009 seuatu yang dibuat berdasarkan pedoman sinematografi yang memiliki suara maupun tidak namun dapat dipertunjukan yang diartikan sebagai karya seni budaya. Banyaknya pengaruh Film di Indonesia, yang menjadi alasan utama harus adanya pengembangan dibidang ini, dimulai dengan sarana informasi, pembelajaran, pembinaan akhlak , dan terutama media promosi bangsa kita diskala internasional.

2.2 Genre Film

Analisis genre hanya dapat diterapkan kepada kategori konten yang tersembunyi yang masing-masing memiliki dimensi kunci tertentu. Setidaknya satu upaya telah dibuat ke dalam meta-analisis. Berger (1992) mengatakan bahwa semua keluaran televisi dapat dikelompokkan ke dalam empat tipe dasar, diproduksi oleh dua dimensi: derajat emosional dan derajat objektivitas. Penjelasan mengenainya sebagai berikut :

• Kontes (contest) adalah program dengan kompetisi yang melibatkan pemain sungguhan, termasuk game show, kuis, dan olahraga. Keduanya nyata dan melibatkan emosi (secara sengaja).

(2)

8 • Aktualitas (actuality) termasuk semua berita, dokumenter, dan program

realita. Pada prinsipnya, mereka objektif dan tidak emosional.

• Persuasi (persuasion) rendah dalam kedua dimensi dan mencerminkan tujuan pengirim untuk mempersuasi, terutama dengan iklan atau beberapa bentuk dukungan atau propaganda.

• Darama (drama) mencakup hampir semua pengisahan fiksi dan berbagai jenis genre. Abdullah, S. N. A. (2020)

Grand(2007) menyebutkan dalam bukunya Genre Film terbagi dalam beberapa jenis, jenis film juga mempengaruhi genre, pesan, dan bahkan usia penonton. Berikut beberapa genre film yang sering kita jumpai :

• Action adalah film yang identik dengan adegan kekerasan, perang, kejar-kejaran, pertarungan, dan ledakan.

• Comedy merupakan film paling laris di Indonesia, film comedy identik dengan unsur lelucon baik sebagian maupun keseluruhan film tersebut. Pada intinya jenis film comedy bertujuan untuk membuat orang tertawa.

• Animasi(kartun) adalah film dengan berbagai alur cerita, pada awal kemunculannya hanya untuk dinikmati oleh anak-anak tetapi seiring berkembangnya teknologi dan zaman, kini film kartun dapat dinikmati semua kalangan.

• Horror merupakan film yang memiliki alur cerita menyeramkan dan dapat menimbulkan suasana mencekam, jenis film ini mempunyai penggemarnya sendiri karena tidak semua orang menyukai jenis film ini.

(3)

9 • Drama adalah film yang mengangkat sebuah konflik tertentu, paling banyak

bertemakan percintaan, dan kehidupan sosial

• Western adalah jenis film yang mengangkat cerita tentang suatu kelompok masyarakat dengan suku tertentu pada masa American old west, yang merupakan awal dari cerita suku yang ada diamerika. (McQuail, 2011)

2.2.1 Genre Western

Genre ini muncul pada pertengahan abad 19 (tahun 1800-an) di Amerika, Film bergenre ini biasanya menceritakan betapa sulitnya kehidupan pada zaman itu. Konflik yang sering diangkat adalah perselisihan native American (suku Indian) dengan U.S Cavalry (orang pendatang), pekerja ladang dengan tuan tanah yang kejam, dan bahkan sampai efek revolusi industri terhadap rakyat. Kata Western mulanya dipakai untuk mendeskripsikan genre film narasi yang awalnya digunakan pada sebuah artikel tahun 1912 dalam Motion Picture World Magazine. Biasanya yang paling banyak menceritakan kerasnya kehidupan masyarakat gurun yang susah di tengah cuaca yang kering dan tandus.

Asal mula analisis genre di akui oleh Barger (1992; dalam McQuail, 2011) kepada Stuart Kaminsky (1974:3) yang menulis bahwa, studi genre film berdasarkan pemahaman bahwa bentuk-bentuk narasi populer tertentu memiliki akar budaya dan universal, bahwa film Western (Barat) saat ini berhubungan dengan model dari 200 tahun silam di Amerika Serikat dan juga dengan cerita dan mitos tradisional.

Stuart Hall (1980; dalam McQuail, 2011) juga menerapkan gagasan genre kepada ‘B-movie western’. Dalam analisisnya, genre tergantung pada penggunaan sistem ‘kode’ atau makna tertentu yang dapat menggunakan beberapa konsensus

(4)

10 mengenai makna di antara para pengguna kode (baik pembuat atau penafsir kode) di dalam budaya tertentu.

● Film western klasik kemudian dikatakan diambil dari mitos tertentu yang berkaitan dengan penaklukan Amerika Barat dan melibatkan elemen-elemen semacam tampilan atas keahlian maskulin dan keberanian feminim, bekerjanya takdir dalam ruang terbuka yang luas dan pergulatan baik versus jahat. Kekuatan tertentu dari genre western adalah bahwa ia dapat menghasilkan banyak varian bentuk yang juga dapat dengan mudah dipahami dalam hubungannya dengan bentuk dasar orisinil. (McQuail, 2011).

2.3 Film dalam Komunikasi Massa

Effendy (2004) menyebutkan bahwa komunikasi dapat terjadi apabila terdapat kesamaan makna atau arti dari sebuah pesan yang disampaikan dan diterima. Komunikasi dalam bahasa latin yaitu communication bersumber dari perkataan communis yang berarti sama. Dalam hal ini kesaamaan makna yang terjadi antara komunikan dan komunikator yang memungkinkan komunikasi dapat terjadi. Suseno, T. (2019).

Komunikasi massa (mass communication) adalah sesuatu yang disampaikan dalam bentuk pesan yang memiliki sifat umum, bisa tersampaikan dengan cepat, serentak, dan selintas. Dengan menggunakan peran media cetak maupun media elektronik, secara meluas tidak bersumber dan heterogen, biasanya dikelola oleh suatu lembaga ( Mulyana, 2005:75).

komunikasi massa dipengaruhi oleh seberapa besar media dapat memuat informasi sebanyak-banyaknya dan menyebarkan seluas-luasnya sehingga dapat

(5)

11 menjangkau berbagai kelompok masyarakat(khalayak) tentunya dalam jumlah besar. Proses komunikasi dalam komunikasi massa dapat juga diartikan pesan bersumber dari lembaga pengolah informasi kepada khalayak melalui media yang bersifat mekanis seperti radio atau televisi juga bisa dalam bentuk film ( Cangara, 2006;36).

Film dalam konteks komunikasi massa memiliki nilai fungsi tertentu salah satunya adalah menyampaikan pesan kepada khalayak dalam jumlah yang banyak. Film disusun menggunakan konsep tertentu mulai dari pre-production hingga post- production dengan pemilihan karakter, lokasi, musik dan unsur yang mendukung lainnya untuk mengoptimalkan penyampaian pesan. Komunikasi massa dalam film termasuk dalam jenis komunikasi linear yaitu komunikasi searah dimana tidak ada interaksi langsung antar penyampai dan penerima pesan, penyampaian pesan dikerahkan melalui media audiovisual atau lainnya. Referensi dan pengalaman penonton juga dapat sangat mempengaruhi interpretasi penonton dan penerimaan pesan.

2.4 Terpaan Media pada Penonton

Melalui film yang merupakan sarana media audio-visual memberikan pengaruh kuat kepada penonton, karena diyakini kekuatan penyampaian pesan melalui gambar dan suara memiliki daya tarik sekaligus mengoptimalkan pesan diterima dengan lebih mudah. Kekuatan pengaruh media audio-visual disebabkan media jenis ini tidak hanya mampu mengoptimalkan pesan melalui pendengaran, melainkan juga penglihatan dan gerakan sekaligus, dimana pesan bergerak memiliki daya Tarik lebih dibandingkan pesan statis . Dalam hal ini pengaruh besar

(6)

12 terpaan media melalui film bisa diasumsikan dengan adanya minat dari khalayak dalam mengkonsumsi isi pesan dalam film.

Informasi yang didapatkan melalu terpaan media mampu mendorong kesadaran simbolik kemudian membuat penonton menyadari perilaku konsumtif yang tentunya akan menggiring konsumen pada kesadaran actual (perilaku). Berikut adalah efek-efek yang ditimbulkan dari terpaan media yang merupakan proses komunikasi yaitu efek kognitif, afektif dan behavioral (Effendi, 2004).

Dimensi-dimensi berikut juga merupakan unsur yang dapat mengukur seberapa jauh efek terpaan media menurut Rosengren dalam rakhmat (2009:66),

 Frekuensi, yaitu seberapa banyak seseorang memanfaatkan media dan menyerap isi pesannya.

● Durasi, yaitu seberapa lama seseorang memanfaatkan media dan menyerap isi pesan

● Atensi, banyak perhatian yang diberikan seseorang dalam menggunakan media dan mengonsumsi isi pesan dari media

2.5 Konsep Daya Tarik

Dalam Effendy (2004), daya tarik dapat digambarkan yaitu sebuah kekuatan dan gambaran seorang penyampai pesan, dalam iklan, film maupun media audio visual, yang bertujuan untuk menarik perhatian yang melihat, dan pesan dapat disampaikan kembali oleh yang melihat. Tema dan pesan yang ditampilkan oleh penyampai pesan seharusnya sudah ditentukan tema dan daya tariknya, sehingga respon sesuai dengan yang diharapkan. Daya tarik isi pesan meliputi :

(7)

13 Daya tarik ini berfungsi untuk menunjukkan manfaat dan kegunaan. Sehingga individu dapat merasakan manfaat dan kegunaan dari apa yang dia lihat.

● Daya tarik emosional

Daya tarik ini mengutamakan perasaan emosi penonton baik positif maupun negatif. Mengajak penonton untuk masuk dan membandingkan dirinya dengan apa yang dilihat terutama memaknai pesan dalam film, sehingga hal ini dapat memunculkan kepuasan pada penonton.

● Daya tarik moral

Daya tarik moral difokuskan pada nilai benar dan tepat dari individu sebagai penonton. Dalam film karakter yang ditampilkan atau penyampai pesan harapannya mampu memutuskan cara menangani tiga isu struktur pesan.

2.5.1 Minat Penonton

Minat merupakan reaksi yang ditunjukan oleh seseorang yang bersumber dari motivasi ketika mereka melakukan sesuatu secara sukarela(Hurlock, 1995). Minat juga dapat diartikan sebuah hasrat yang ditimbulkan sebagai bentuk perhatian karena melalukan kegiatan yang diharapkan (Effendy, 2000). Minat dan sikap merupakan dasar seseorang berprasangka dan berhubungan dengan pengambilan keputusan sehingga menyebabkan seseorang senang dan giat untuk melakukan sesuatu yang menarik perhatiannya.

• Perhatian

Perhatian merupakan kuantitas kesadaran atas sesuatu(aktivitas) yang dilakukan berdasarkan minat(Suryabrata, 1989). Terlihat dari bagaimana

(8)

14 seseorang fokus akan sebuah objek yang menarik perhatiannya yang didorong oleh jiwa kreativitasnya.

• Dorongan atau motif

Keadaan dimana seseorang meiliki dorongan untuk melakukan sesuatu. Motif kata ditentukan sebagai upaya untuk mendukung mereka dalam melakukan sesuatu. Dapat dikatakan bahwa motif adalah kekuatan interior dan subjek interior menggunakan kreativitas tertentu untuk mencapai tujuannya. Menurut Suryabrata (1989), sebagai pola kepribadian yang mendorong individu melakukan aktivitas tertentu untuk menemukan suatu tujuan. Keinginan ini akan menarik perhatian pada objek tersebut. Biarkan kepentingan individu yang bersangkutan dilihat.

 Kesenangan

Seseorang akan sangat senang karena menarik karena dia berhubungan dengan objek di luar dirinya, karena dia mungkin telah menerima informasi yang menjelaskan objek tersebut. Tentunya ada kesatuan antara minat dan perasaan, jika ada minat maka akan ada kebahagiaan. Winkel (1986) menegaskan bahwa kebahagiaan akan membangkitkan minat yang kuat pada sikap positif.

Berdasarkan pengertian ketertarikan sebagaimana dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa minat menonton adalah perhatian yang merupakan titik awal munculnya keinginan untuk melihat tayangan, tayangan langsung dan sebagainya dengan tingkat perhatian tertentu.

(9)

15 2.6 Teori Audiensi

Merupakan teori yang menjelaskan bagaimana seorang khalayak menerima, membaca dan merespon sebuah teks. Dalam teori ini dikembangkan beberapa model efek media yang mengaitkan media dengan khalayak, dan salah satu model yang dikembangkan yang mendasari bahwa pesan dari media yaitu:

Uses and gratification model

Model use and gratifications menjelaskan seberapa aktif audiens dalam proses mengonsumsi konten media. Aktivitas mana seperti dikatakan itu, ditandai dengan khalayak yang membuat pilihan tentang apa yang mereka lakukan saat mengonsumsi teks. Pilihan ini dilatarbelakangi oleh alasan yang berbeda dan cara yang berbeda dari masing-masing khalayak media (Imran, H. (2012). Beberapa studi awalnya berasumsi bahwa konsumen media, bukan pesan media, yang menjadi titik awal studi komunikasi massa.

Dalam penelitian ini yang diteliti adalah perilaku komunikasi khalayak dalam kaitannya dengan pengalaman langsung mereka dengan media massa. Secara Langsung film Marlina si pembunuh empat babak telah dipilih oleh audiens untuk dijadikan media informasi, pada teori ini audiens dianggap sebagai audiens yang aktif dalam memanfaatkan konten media, bukan mengkonsumsi media massa secara pasif (Rubin dalam Littlejohn, 1996: 345). Di sini penonton dianggap aktif dan diarahkan pada tujuan, yang berarti audiens secara sadar mencoba memaknai isi teks media yang kemudian dapat memenuhi kebutuhan informasi yang mereka cari. Audiens dinilai memiliki tanggung jawab sendiri dalam melakukan pemilihan terhadap media massa untuk mengetahui kebutuhannya, memenuhi kebutuhannya dan bagaimana cara memenuhinya. Media massa dianggap hanya sebagai sarana

(10)

16 untuk memenuhi kebutuhan individu dan individu dapat memenuhi kebutuhannya melalui media massa atau dengan cara lain.

Dalam teori lain yang juga dapat dijadikan sebagai pendukung teori uses and gratification model, yaitu Expectacy-Value Theory, teori ini menjelaskan akan adanya nilai kepuasan setelah audiens memilah akan mengkonsumsi suatu media, dan memberikan nilai terhadap suatu media berdasarkan tujuannya, dan konsep konsumsi isi media dan perilaku yang serupa juga dijelaskan dari dependency theory, yaitu audiens sudah mengetahui isi media dan bergantung pada informasi dari media tersebut untuk memenuhi kebutuhannya dan mencapai tujuan tertentu dari proses konsumsi media.

2.7 Kerangka Pemikiran Teoritis

Kerangka pemikiran teoritis dari penelitian ini berdasarkan dari teori yang ditemukan , sehingga dapat dibentuk kerangka pemikiran bagi penelitian dengan judul “Pengaruh terpaan Film Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak Terhadap Minat Menonton Film dengan Genre Western ( Survey pada Kelompok Sinematografi Kine Klub Universitas Muhammadiyah Malang) ” sebagai berikut:

(11)

17 Bagan 1. Kerangka Konseptual

Terpaaan film dengan Genre Western

Pesan teks diterima langsung

Menunjukan ketertarikan berupa:

Daya tarik rasional Daya tarik emosional

Daya tarik moral

Two step flow, uses and gratification theory

Peningkatan minat terhadap film “Marlina si pembunuh dalam Empat

Babak” Audience

Proses mengkonsumsi isi media

Efek terpaan media Frekuensi

Durasi Atensi

(12)

18 2.7.1 Hipotesis

Hipotesis merupakan respon sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan hanya berdasarkan teori yang relevan, bukan fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Sehingga hipotesis juga dapat dirumuskan sebagai jawaban teoritis terhadap masalah penelitian, belum jawaban yang empirik (Sugiyono, 2004). Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, yang kemudian didukung teori-teori, maka penulis mengajukan hipotesis, adanya pengaruh Terpaan film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak Terhadap Minat Menonton Film dengan Genre Western. Berdasarkan kerangka konsep diatas, maka hipotesis yang dapat diambil adalh sebagai berikut :

H1: Ada Pengaruh Terpaan film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak Terhadap Minat Menonton Film dengan Genre Western

Referensi

Dokumen terkait

namun jika kita terus melatih diri untuk selalu memuji Tuhan, kita akan beroleh kekuatan untuk memuji dia apa pun keadaan kita seperti daud yang memuji Tuhan bukan hanya

Ilmu feng shui adalah salah satu ilmu yang yang berkaitan erat dengan dunia arsitektur, maka dengan ini penulis berharap penelitian ini juga bisa membantu orang – orang yang bekerja

(1) Yang  dimaksud  dengan  Surat  Perjanjian  Kerja  Sama  ini  adalah  perjanjian  dimana  PIHAK  KESATU  mengikat  PIHAK  KEDUA    sebagaimana  pula  PIHAK 

Penelitian dilakukan dengan variasi komposisi tepung glukomannan (2 gr, 3 gr, dan 4 gr), jenis plasticizer (sorbitol dan gliserol), dan komposisi plasticizer (1 modulus young,

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan dengan menggunakan SPSS dapat diperoleh informasi bahwa terdapat peningkatan yang tidak signifikan antara pemberian teknik drill

Konsentrasi urea plasma darah sapi perah yang mendapatkan ransum R-1 lebih rendah yang dinyatakan oleh Harrow dan Mazur (1962) yaitu sebesar 3,72 mg/ 100ml, hal

Kategori peralatan hidup dan teknologi mencakup semua benda dan peralatan yang menjadi ciri khas yang digunakan masyarakat Bsu. Pada penelitian ini ditemukan 7 data yang

Apabila publik tidak dapat menerima tanggapan yang diberikan oleh pembuat kebijakan publik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3), maka publik dapat