• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Mengatasi Kesulitan Siswa...

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Strategi Mengatasi Kesulitan Siswa..."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

An-Nahdlah, Vol. 6 No. 1 Oktober 2019 68 Strategi Mengatasi Kesulitan Siswa Belajar Bahasa Arab

Di MTsN 2 Jembrana Oleh:

Rifqil Halim & Miftahul Fadila Dosen STIT Jembrana

Abstrak

Bahasa Arab di kalangan masyarakat Indonesia dapat dikatakan sebagai bahasa kedua setelah bahasa Indonesia, karena sebagian penduduk Indonesia beragama Islam. Sejak kecil komunitas muslim di di Indonesia sudah berkenalan dengan abjad Arab dan belajar membaca bahasa Arab melalui proses belajar membaca al-Qur’an. Namun untuk menguasai keterampilan berbahasa Arab secara aktif, bukanlah persoalan yang mudah mengingat bahasa Arab tidak digunakan sebagai bahasa pergaulan. Hal ini juga berlaku pada lembaga pendidikan yang mengajarkan bahasa Arab kepada peserta didiknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap kesulitan-kesulitan yang biasa dihadapi oleh para pelajar dalam mempelajari bahasa Arab dan strategi yang digunakan guru bahasa Arab untuk mengatasi kesulitan tersebut. Kata kunci: Strategi, Kesulitan Belajar, Bahasa Arab A. Pendahuluan

Bagi orang Indonesia, Bahasa Arab dapat dikatakan sebagai bahasa kedua setelah bahasa Indonesia, karena sebagian penduduk Indonesia beragama Islam. Kaum muslimin baik di Indonesia ataupun di luar negeri menganggap bahwa bahasa Arab bukanlah bahasa yang sangat asing, bahkan ia sudah menjadi bahasa agama dan bahasa persatuan umat Islam. Di Indonesia umat Islam menganggap bahasa Arab sebagai sarana untuk mempelajari agama Islam lebih mendalam1.

Komunitas muslim di Indonesia pada umumnya sudah sudah sangat akrab dengan alfabet Arab dan bacaan berbahasa Arab sejak dini melalui pendidikan baca tulis al-Qur’an. Bahasa Arab juga dipelajari secara hierarkis di lembaga pendidikan formal madrasah mulai dari tingkat Ibdtida’iyah (MI), Tsanawiyah (MTs), Aliaya (MA) hingga perguruan tinggi Agama Islam (PTAI). Namun demikian,

1Ahmad Fuad Efendi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, (Malang : Mikat, 2004),

(2)

An-Nahdlah, Vol. 6 No. 1 Oktober 2019 69 untuk menguasai keterampilan berbahasa Arab secara aktif, tetap saja mengalami banyak kesulitan karena bagaimanapun juga, bahasa Arab tetaplah bahasa asing yang tidak digunakan sebagai bahasa pergaulan sehari-hari di Indonesia.

Kesulitan belajar siswa dalam menguasai keterampilan berbahasa Arab ini pasti diketahui dan disadari betul oleh setiap guru yang pernah mengajar Bahasa Arab. Harapan seorang guru bahwa siswanya dapat berhasil belajar. Tetapi kenyataanya tidak semua siswa dapat menerima pelajaran secara wajar karena bisa saja mereka mengalami berbagai ancaman, hambatan dan gangguan sehingga mengalami kesulitan dalam belajar. Pada tingkat tertentu ada anak didik yang belum mampu mengatasi kesulitan belajarnya. Maka bantuan seorang guru sangat diperlukan anak didik2.

Dalam situasi ini, guru bahasa Arab dituntut untuk mampu mengenali kesulitan belajar yang dialami peserta didiknya sekaligus kreatif dalam membantu para peserta didik keluar dari kesulitan yang mereka alami. Berdasarkan landasan berfikir ini, maka penelitian ini difokuskan untuk menjawab dua persolan mendasar, yakni: 1) Kesulitan apa saja yang dialami siswa MTsN 2 Jembrana dalam mempelajari bahasa Arab? Dan 2) Strategi apakah yang digunakan oleh guru bahasa Arab dalam mengatasi kesulitan siswa belajar bahasa Arab di MTsNegeri 2 Jembrana?

B. Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTsN 2 Jembrana, Kecamatan Mendoyo, Desa Yeh Sumbul, Kabupaten Jembrana dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini meliputi observasi, wawancara (interview) dan dokumentasi. Sementara Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis model interaktif. Menurut Miles dan Huberman dalam model ini ada komponen analisis. Yaitu reduksi data (data reduction), penyajian data (data

display) dan penarikan kesimpulan (conclusing drawing).3

2Syaiful Bahri Djaramah, Psikologi Belajar, (Bandung :Renika Cipta, 1996), 3 3 Miles dan Huberman, Analisa Data Kualitatif, (Jakarta:UI Press Jakarta, 1992), 16

(3)

An-Nahdlah, Vol. 6 No. 1 Oktober 2019 70 C. Kajian Teori

1. Strategi

Secara etimologis, strategi berasal dari kata latin strategia yang berarti seni penggunaan rencana dalam mencapai tujuan. Sedangkan menurut Reber, mendefinisikan strategi sebagai rencana tindakan yang terdiri atas seperangkat langkah untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan. Menurut Syaiful Bahri Djamarah, strategi merupakan sebuah cara atau sebuah metode, sedangkan secara umum strategi memiliki pengertian suatu garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang ditentukan4. Dalam konteks pengajaran,

strategi dimaksud sebagai daya upaya guru

dalam menciptakan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses mengajar, agar tujuan pembelajaraan yang telah dirumuskan dapat terjadi dan berhasil.5

Dalam dunia pendidikan, terdapat beberapa jenis strategi pembelajaran yang dikenal dan digunakan sebaga cara untuk transformasi pengetahuan dari guru kepada peserta didik. Duan diantaranya adalah strategi ekspositori dan inquiry.

a) Strategi Ekspositori

Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pemebelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada siswa dengan maksud agar siswa mengusai materi pelajaran secara optimal. Roy killen menamakan strategi ini dengan istilah pembelajaran langsung, karena dalam strategi ini materi pelajaran langsung disampaikan oleh guru, siswa tidak dituntut menemukan materi itu.6

Perbedaan strategi ekspositori dengan metode ceramah, sebagaimana dikatakan Wina sanjaya adalah dalam strategi ekspositori bisa digunakan metode ceramah sekaligus tanya

4 Syaiful Bahri Djaramah, Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar,(Jakarta:Rineka Cipta,2002), 5

5 Ahmad Saberi, Strategi Belajar dan micro teaching, (Jakarta: Quantum Teaching,2005),1.

(4)

An-Nahdlah, Vol. 6 No. 1 Oktober 2019 71 jawab bahkan diskusi dengan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia termasuk menggunakan media pembelajaran.7 b) Strategi Inquiry

Strategi Inquiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Metode pembelajaran ini sering juga dinamakan metode heuristic, yang berasal dari yunani, yaitu heuriskin yang berarti saya menemukan8.

Siklus Inquiry terdiri dari kegiatan mengamati, bertanya menyelidiki, menganalisa dan merumuskan teori, baik secara individu maupun bersama- sama dengan teman lainnya. Mengembangkan dan sekaligus menggunakan keterampilan berpikir kritis9. Pada prinsipnya tujuan pengajaran Inquiry membantu siswa bagaimana merumuskan pertanyaan, mencari jawaban atau pemecahan untuk memuaskan keingintahuannya dan untuk membantu teori dan gagasannya tentang dunia. Lebih jauh lagi dikatakan bahwa pembelajaran Inquiry bertujuan untuk mengembangkan tingkat berpikir dan juga keterampilan berpikir kritis.

2. Kesulitan Belajar

Kesulitan belajar merupakan terjemahan dari istilah bahasa Inggris “learning disability”. Learning berarti belajar sedangkan

disability artinya ketidakmampuan. Sehingga bisa disimpulkan

bahwa kesulitan belajar adalah ketidakmampuan dalam belajar. Menurut the Board of the ssociation for Children adult with Learning

Disabilities (ACALD), pengertian kesulitan belajar merupakan

suatu kondisi kronis yang diduga bersumber neurologis yang secara selektif mengganggu perkembangan, integrasi, dan/atau kemampuan verbal dan atau non-verbal.” “Kesulitan belajar

7 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009), 299 8 Wina Sanjaya, Metode Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta : Kencana, 2007), 194

9 De Porter, Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, (Bandung, 2008), 65

(5)

An-Nahdlah, Vol. 6 No. 1 Oktober 2019 72 khusus tampil sebagai suatu kondisi ketidakmampuan yang nyata pada orang-orang yang memiliki inteligensi rata-rata hingga superior, yang memiliki sistem sensoris yang cukup, dan kesempatan untuk belajar yang cukup pula. Berbagai kondisi tersebut bervariasi dalam perwujudan dan derajatnya”10.

Menurut Muhibbin, problem kesulitan belajar pada dasarnya akan dialami oleh peserta didik. Hal ini tidak hanya dirasakan oleh peserta didik yang belajar di sekolah-sekolah modern perkotaan, tapi juga dirasakan oleh peserta didik di sekolah tradisional pedesaan. Perbedaan hanya teerletak pada sifat, jenis, dan faktor penyebab dari kesulitan tersebut.11

Sedangkan menurut Syah faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar peserta didik dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

a. Faktor Internal (Faktor dari dalam Peserta Didik); meliputi aspek fisiologis dan psikologis. Aspek fisikologis berkaitan dengan jasmani peserta didik, sedangkan aspek psikologis berhubungan dengan rohaniah peserta didik. Aspekaspek dalam ranah psikologi diantaranya intelegensi peserta didik, sikap peserta didik, minat peserta didik, motivasi peserta didik.

b. Faktor Eksternal (Faktor dari Luar Peserta Didik); mencakup kondisi lingkungan disekitar peserta didik yang terdiri dari dua aspek yaitu lingkungan sosial (lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan lingkungan keluarga) dan lingkungan non sosial.

c. Faktor Pendekatan Belajar (Approach to Learning) Jenis upaya belajar peserta didik yang meliputi strategi dan metode yang digunakan peserta didik untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran12.

D. Hasil Penelitian

1. Kesulitan Belajar Bahasa Arab

Berdasarakan observasi dan wawancara yang penulis lakukan dengan guru pengampu mata pelajaran bahasa Arab dan

10 Abdurahman, Mulyono, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar, 13 11 Muhibin Syah, Psikolodgi Belajar, ( Jakarta: Rajawali press, 2013 ),183 12 Muhibin Syah, Psikologi Belajar, ( Jakarta: Rajawali press, 2013 ),186-187

(6)

An-Nahdlah, Vol. 6 No. 1 Oktober 2019 73 siswa-siswi MTsN 2 Jembrana dapat dapat diketahui terdapat kesulitan yang dialami oleh siswa-siswi di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Jembrana dalam mempelajari bahasa Arab sebagaimana berikut:

a. Kesulitan membaca teks

Kesulitan membaca teks bahasa Arab karena huruf bahasa Arab tidak berisi harakat, kesulitan ini dialami oleh Dewi Roshita ia mengalami kesulitan dalam membaca teks berbahasa Arab karena tidak menggunakan tanda baca (harakat). Dalam sesi interview di sekolah, ia berkata: “Saya

tidak bisa memahami teks bahasa Arab, sulit karena enggak isi harakatnya jadi sulit untuk membacanya.” 13

Menurut Naela Tasbihah, salah satu guru pengampu pelajaran bahasa Arab, para siswa banyak yang belum mampu membaca materi bahasa Arab ketika ditunjuk oleh guru. Siswa umumnya tidak bisa menjelaskan dengan bunyi dan ejaan yang benar. “Ketika saya memberi tugas atau menunjuk salah satu

siswa untuk membaca materi yang diberikan, siswa tersebut tidak bisa menjelaskan dengan benar dikarenakan tidak mengejanya dengan benar.”14

b. Kesulitan menghafal mufrodat

Kesulitan dalam memahami teks mufrodat yang diberikan oleh guru bahasa Arab ketika diberikan materi mufrodat. Kesulitan tersebut dialami oleh siswi Aulia Agustin kelas VIII D disampaikan sebagai berikut: “Memahami teks

murfrodat pak, mengingat mufrodat yang diberikan banyak susah dipahami artinya ada kalimat yang hampir sama namun berbeda artinya itu yang membuat susah pak”.15

c. Kesulitan menguasai tata bahasa Arab

Kesulitan memahami gramatikal bahasa Arab adalah kesulitan yang paling sering dialami oleh siswa di saat berlangsungnya proses belajar mengajar di kelas. Mereka merasa jika kaidah-kaidah gramatikal bahasa Arab sulit untuk deimengerti, bahkan ketika guru sudah menerangkannya

13 Dewi Roshita kelas VIII C, wawancara, 2 Agustus 2019 14 Naela Tasbihah,wawancara, guru bahasa Arab, 29 Juli 2019 15 Aulia Agustin kelas VIII D,wawancara, tanggal 2 Agustus 2019

(7)

An-Nahdlah, Vol. 6 No. 1 Oktober 2019 74 berkali-kali. Kesulitan siwa dalam memahami tata bahasa dalam pembelajaran bahasa Arab juga dialami oleh siswa Fikhri Ramadhan kelas VIII D yan tgia ungkapkan sebagai berikut: “Saya kesulitan dalam memahami kaidah-kaidah bahasa

Arab yang terkandung dalam materi yang disampaikan oleh guru, sulit menjelaskan ketika guru menyuruh menerangkan materi yang didapat pak”16

d. Kesulitan berbicara bahasa Arab

Kebanyakan dari siswa mengalami kesulitan dalam berkomunikasi atau dalam bahasa Arab disebut hiwar, berdialog langsung dengan guru. Siswa belum mampu memberi tanggapan ketika diajak berbicara bahasa Arab karena bahasa Arab bukan bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Kesulitan dalam berkomunikasi dialami oleh siswa Luthfi Mubarok kelas VIII C disampaiakan sebagai berikut: “Kesulitan sih ketika guru ngajak saya berbicara bahasa

Arab, mau dijawab apa enggak bisa pak, belum bisa menjawab pertanyaan guru ketika guru berbicara mengunakan bahasa Arab”.17

Hal senada juga disampaikan oleh siswa Sulthon Ade kelas VIII C ia menuturkan: “Kalau ngobrol dengan guru itu yang

sulit pak, guru bicara apa saya jawab apa enggak nyambunglah pak”.18

Menurut penuturan Rahmatul Bahri, salah seorang guru bahasa Arab, kebanyakan siswa belum mampu atau kesulitan dalam menjawab ketika guru mengajak berbicara dengan bahasa Arab dikarenakan bahasa Arab memang tidak pernah mereka gunakan dalam keseharian mereka. “Banyak

siswa yang belum mampu menjawab atau berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Ara. Ya karena memang kesulitan dan tidak bisa bahasa Arab dan juga bahasa Arab tidak pernah mereka gunakan di rumah selain disekolah”.19

16 Fikhri Ramadhan kelas VIII E,wawancara, tanggal 2 Agustus 2019 17 Luthfi Mubarok kelas VIII C,wawancara, tanggal 2 Agustus 2019 18 Sulhton Ade kelas VIII C,wawancara, tanggal 2 Agustus 2019 19 Rahmatul Bahri,wawancara, guru bahasa Arab, tanggal 29 Juli 2019

(8)

An-Nahdlah, Vol. 6 No. 1 Oktober 2019 75 e. Kesulitan menerjemah

Dalam kasus kesulitan menerjemah siswa merasa kesulitan ketika diberikan tugas untuk menterjemah teks bahasa Arab yang didapatkan ketika proses belajar. Kesulitan ini dialami oleh siswa Retno Putra kelas VIII D disampaikan sebagai berikut: “Ya.. sulit dalam menerjemah teks bahasa Arab

pak, saya enggak bisa nyari kalimat yang terdapat di materi, untuk mengetahui tersebut saya nanyak ke temen ya bisa menterjemah”.20

Menurut Naela Tasbihah, salah seorang pengampu mata pelajaran Bahasa Arab, siswa mengalami kesulitan menerjemah juga dikarenakan sedikitnya hapalan murfodat bahasa Arab. “Dalam hal kesulitan menerjemah materi bahasa

Arab dikarnakan siswa tersebut sedikit mempunyai hapalan mufrodat bahasa Arab, jika siswa banyak punya hapalan mufrodat setidaknya bisa menerjemah satu atau dua kalimat yang terdapat dalam materi bahasa arab yang didapatkan”.21

Sebagian siswa yang mengalami kesulitan dalam menerjemahkan materi bahasa Arab juga diakibatkan oleh sikap malas mencari arti teks yang dimaksud di kamus bahasa Arab. Kebanyakan siswa hanya ingin langsung diartikan oleh gurunya ketika mendapatkan materi menerjemah bahasa Arab. Ia bertutur: “Kesulitan siswa bukan hanya tidak bisa bahasa Arab

tapi juga karena siswa tersebut enggan mencari teks yang dituju didalam kamus terjemah arab indonesia, banyak dari siswa yang hanya ingin diartikan langsung oleh gurunya tanpa mau berusaha sedikit mencari arti dalam kamus”.22

2. Strategi mengatasi kesulitan belajar bahasa Arab

Strategi yang digunakan oleh guru-guru bahasa Arab dalam mengatasi kesulitan siswa-siswi belajar bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Jembrana dapat dipaparkan sebagai berikut. a. Strategi pembelajaran langsung (ekspositori)

Ekspositori seringkali digunakan oleh Guru bahasa Arab MTsN 2 Jembrana sebagai salah satu cara untuk mengatasi kesulitan belajar siswa. Ibu Naela Tasbihah menyampaikan:

20 Retno Putra kelas VIII D,wawancara, tanggal 2 Agustus 2019 21 Naela Tasbihah,wawancara, guru bahasa Arab, tanggal 29 Juli 2019 22 Rahmatul Bahri,wawancara, guru bahasa Arab, tanggal 29 Juli 2019

(9)

An-Nahdlah, Vol. 6 No. 1 Oktober 2019 76

“Untuk strategi pengajaran yang saya terapkan yaitu menggunakan strategi ekpositori atau pembelajaran langsung, dilakukan dengan cara penyampaian materi secara verbal artinya bertutur secara lisan yang merupakan alat utama dalam melakukan strategi ini. Untuk metode mengajarnya saya menggunakan variasi metode sesuai dengan kesulitan yang dialami oleh siswa. S iswa yang merasakan kesulitan belajar kan beda-beda antara satu dengan yang lainnya, mengimplementasikan strategi harus memilih beberapa metode yang tepat sesuai dengan kesulitan dan siswa juga tidak cepat bosan dalam menerima materi pembelajaran.”23

Beberapa variasi metode dalam strategi pembelajaran langsung (ekpositori) yang digunakan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan siswa dalam pembelajaran bahasa Arab dapat dijabarkan sebagai berikut:

1) Metode Driil

Metode Drill diaplikasikan kepada siswa yang yang belum mampu memahami kaidah-kaidah bahasa Arab, belum mampu berkomunikasi dengan guru dalam bahasa Arab, belum mampu melafalkan kalimat bahasa Arab dengan ejaan yang benar dan jelas, yang belum mampu memahami tata bahasa Bahasa Arab, belum memahami makna mufrodat, belum mampu menerima materi bahasa Arab ketika guru menjelaskan materi.

2) Metode muthola’ah dan Al-Qiro’ah (membaca)

Metode Muthola’ah digunakan oleh guru bahasa Arab untuk mengatasi kesulitan-kesulitan siswa yang belum mengenal lafad huruf-huruf bahasa Arab dengan benar dan jelas sedangkan metode Al-Qiro’ah digunakan untuk melatih dan memfasihkan bacaan siswa yang kesulitan dalam membaca panjang pendek teks dalam bahasa Arab. Metode-metode tersebut dipilih dalam strategi pembelajaran langsung untuk mengatasi kesulitan- kesulitan yang dialami oleh siswa ketika berlangsungnya proses belajar bahasa Arab.

3) Metode imla’ (menulis) 23

(10)

An-Nahdlah, Vol. 6 No. 1 Oktober 2019 77 Metode imla’ atau bisa disebut metode dikte digunakan oleh guru bahasa Arab untuk mengatasi kesulitan-kesulitan siswa dalam menulis kalimat bahasa Arab, dalam pelaksanaan metode ini guru menuliskan materi bahasa Arab dipapan tulis kemudian guru bahasa Arab menjelaskan materi secara ulang setelah itu guru meminta siswa untuk menulisnya dibuku tulis. Metode imla’ dipilih dalam strategi pembelajaran langsung untuk mengatasi kesulitan siswa yang belum terbiasa dengan kosa kata bahasa Arab.

4) Metode menghafal

Metode menghapal adalah salah satu metode yang dipilih dalam strategi pembelajaran langsung untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa dalam penguasaan mufrodat. Ketika menerapkan metode menghapal, guru menulis beberapa mufrodat di papan tulis kemudian guru menjelaskan arti dan maksud mufrodat tersebut setelah itu guru meminta siswa untuk mencatat dan menghafalkannya.

b. Strategi Inquiry

Strategi inquiry yang diterapkan dalam mengatasi kesulitan belajar bahasa Arab di MTsN 2 Jembrana meliputi: 1) Metode Mutarjim (menerjemah)

Dalam mengatasi kesulitan siswa dalam menterjemah materi bahasa Arab dan memahami kaidah-kaidah dalam materi bahasa Arab guru bahasa Arab menggunakan metode terjemah dalam penerapan strategi pembelajaran inquiry dengan cara guru menerjemah dalam sebuah bacaan yang terdapat didalam materi bahasa Arab dan menjelaskan kandungan teks yang terdapat didalamnya, hal tersebut disampaikan oleh pengampu bidang bahasa Arab, Rahmtul Bahri, sebagai berikut: “Metode menerjemah ini

mengatasi siswa yang kesulitan dalam mengartikan materi bahasa Arab setelah diterjemahkan baru kita bahas kaidah-kaidah yang sudah diterjemahkan”.24

(11)

An-Nahdlah, Vol. 6 No. 1 Oktober 2019 78 2) Metode bernyanyi dan permaianan (game)

Metode bernyanyi dan game juga pernah digunakan oleh Rahmatul Bahri sebagaimana yang diakuinya sendiri:

“Saya pernah mengajarkan bahasa Arab dengan bernyanyi dan game. Gamenya saya minta menghubungkan dengan materi yang ada di LKS atau buku paket. Tetapi game dan bernyanyi ini hanya saya gunakan beberapa kali saja, selebihnya menggunakan ceramah dan metode Drill. Saya lebih banyak menjelaskan materi, kemudian mereka saya minta untuk memperhatikan materi yang dibahas., sementara game, saya terkendala waktu dalam memvariasikannya. Jadi gamenya yang mudah saja seperti main tebak mufrodat, siswa siap-siap menyiapkan jawaban yang diberikan.”

Para guru bahasa Arab di MTsN 2 Jembrana menyadari betul bahwa mengajarkan bahasa Asing kepada peserta didik bukanlah hal yang mudah. Seorang guru bahasa Asing harus pintar-pintar mencari pendekatang, strategi dan metode pembelajaran untuk menjaga peserta didik tetap betah dan konsentrasi dalam belajar. Faktor motivasi juga tak kalah pentingnya dalam menjaga konsentrasi siswa dalam belajar bahasa Arab. Salah seorang guru bahasa Arab, Rahmatul Bahri menuturkan: “Untuk memotivasi semangat siswa belajar bahasa

arab kita berikan kepada siswa perhatian yang lebih kita terus didik sampai bisa agar siswa tersebut semangatnya kembali lagi". 25

Hal yang sama juga diungkapkan oleh guru bahasa Arab

lain, Dewi Roshita. Menurutnya: “Kesulitan siswa kan

macem-macem ada memang dari faktor internal maupun eksternal lingkungan keluarga, mungkin di rumah tidak pernah diajarkan untuk belajar bahasa Arab, oleh sebab itu, guru harus sering-sering memberikan semangat yang lebih terhadap siswa yang merasakan kesulitan belajar bahasa Arab tersebut bila perlu dilakukan secara personal.”

E. Pembahasan

Setelah melakukan observqasi dan waawancara terhadap persoalan kesulitan belajar bahasa Arab yang dialami siswa serta

(12)

An-Nahdlah, Vol. 6 No. 1 Oktober 2019 79 strategi yang digunakan oleh guru-guru bahasa Arab di MTsN 2 Jembrana, peneliti memandang ada beberapa hal yang perlu dibahasa lebih jauh, di antaranya:

1. Kesulitan belajar bahasa Arab

Meskipun sudah dalam kategori baik, dapat dikatakan proses belajar mengajar di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Jembrana belum mencapai tingkat yang optimal. Dalam kenyataanya, ada beberapa siswa kelas VIII yang masih mengalami kesulitan belajar bahasa Arab. Bentuk kesulitan belajar yang dialami siswa pada mata pelajaran bahasa Arab meliputi 4 keterampilan (maharah) bahasa Arab sebagai berikut:

a. Maharah Qiro’ah

Dalam keterampilan membaca (maharah al-qiro’ah) siswa banyak yang belum mampu melafadzkan kosa kata bahasa Arab dengan bunyi dan ejaan yang benar, belum mampu memahami perbedaan harakat panjang dan pendek dalam teks bahasa Arab, dan belum mampu mengungkapkan gagasan sederhana dengan mengunakan bahasa Arab secara lisan. Diantaranya kesulitan ketidakmampuan dalam mengungkapkan gagasan sederhana dengan menggunakan bahasa Arab secara lisan merupakan kesulitan yang paling banyak dialami oleh siswa kelas VIII.

b. Maharah Istima’

Dalam keterampilan mendengar, siswa mengalami ketidakmampuan dalam hal memahami perkataan guru ketika guru berbicara dengan bahasa Arab dan memberikan tanggapan kepada guru ketika guru mengajak berbicara atau bertanya dalam bahasa Arab.

c. Maharah Kalam

Dalam kasus keterampilan berbicara, terdapat beragam kesulitan yang dialami oleh peserta didik. Ada yang belum mampu membaca teks bahasa Arab dengan benar. belum mampu memahami kaidah bahasa Arab sehingga takut salah jika diungkapkan. Kesulitan ini banyak dialami oleh semua siswa kelas VIII.

(13)

An-Nahdlah, Vol. 6 No. 1 Oktober 2019 80 Dalam keterampilan menulis, siswa mengalami kesulitan dalam hal menyambung huruf dengan benar, dan merangkum isi bacaan dengan bahasa sendiri secara tertulis, menulis kata/kalimat yang didektekan oleh guru dengan tulisan yang benar, mengungkapkan gagasan secara tertulis dengan bahasa Arab, menulis/membuat cerita sederhana dalam bahasa Arab, dan menyususun kalimat bahasa dengan benar. Kesulitan menguasai keterampilan menulis ini dialami seluruh kelas. 2. Strategi mengatasi kesulitan belajar bahasa Arab

Strategi pembelajaran adalah sebuah rencana yang disusun untuk menuju pembelajaran yang berhasil. 106Pembelajaran yang di rencanakan secara rapi, maka hasilnya juga akan memuaskan, namun jika suatu pembelajaran strategi tidak disusun dengan rapi, maka hasilnya juga akan berantakan. Strategi pembelajaran dijalakan untuk menghindari dan mengatasi adanya kesulitan belajar. Kesulitan belajar adalah suatu keadaan yang menyebabkan peserta didik tidak dapat belajar sebagaimana mestinya.

Kesulitan belajar yaitu kesukaran peserta didik dalam menerima atau menyerap pelajaran di sekolah. Kesulitan belajar adalah suatu kondisi dimana kompetensi atau prestasi yang dicapai tidak sesuai dengan kriteria standar yang telah ditetapkan. Disinilah fungsi strategi belajar, yaitu menyembuhkan peserta didik dari penyakit kesulitan belajar mereka. Sebuah strategi diterapkan karena hasil turunan dari pendekatan yang dipilih guru. Apakah dalam pembelajaran tersebut menggunakan pendekatan teacher center ataukah student center. Mulai dari pendekatan inilah guru mulai memilih strategi. Kemudian setelah memilih strategi, guru harus memilih metode atau cara yang cocok dengan materi pembelajaran untuk mengimplementasikan strategi tersebut.

Strategi pembelajaran yang diterapkan di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Jembrana untuk mengatasi kesulitan siswa belajar bahasa Arab sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya adalah Strategi pembelajaran langsung (ekspositori). Sebuah strategi strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi dari seorang guru kepada sekelompok

(14)

An-Nahdlah, Vol. 6 No. 1 Oktober 2019 81 peserta didik dengan maksud agar peserta didik dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.

Dalam mengimplementasikan strategi pengajaran langsung (ekpositori) tersebut guru memilih menggunakan varisi metode diantara lain: metode Drill, metode muthola’ah/Al-Qiro’ah, metode

imla’, metode menghafal, menghafal adalah berusaha meresapkan

kedalam fikiran agar selalu ingat. Menghafal yang paling efektif sesuai dengan kondisi sekolah. Siswa juga dapat menyetorkan hafalannya diluar jam pelajaran, misalnya sewaktu istirahat dan lain sebagainya. Adapun upaya dalam memotivasi semangat siswa dalam proses belajar mengajar guru menggunakan pembelajaran PAKEM (pembelajaran aktif, efektif dan menyenangkan).

Strategi lain yang digunakan Strategi pembelajaran (inquiry) strategi inquiry yaitu rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan peserta didik. Dalam mengimplementasikan strategi tersebut guru menggunakan metode mutarjim (terjemah), guru menterjemahkan materi bahasa Arab yang dirasa sulit oleh siswa dan guru menjelaskan isi kandungan atau kaidah-kaidah yang terdapat dalam materi pembelajaran bahasa Arab, kemudian dalam metode bernyanyi dan game. Guru bahasa Arab Menggunakan metode bernyanyi dan game karena metode ini sangat menarik perhatian siswa-siswi dan juga agar siswa-siswi tidak jenuh dan bosan ketika menerima pelajaran bahasa Arab. Dalam penerapan metode ini guru memilih beberapa mufrodat dan mengaitkan dengan materi yang dibahas. Sehingga siswa menyebutkan beberapa mufradat tersebut dengan berirama dan game. Namun metode bernyanyi dan game hanya dilakukan beberapa kali siswa dilatih untuk mencari dan menemukan jawaban di kamus terjemah dari materi yang diberikan.

Variasi metode bernyanyi dan game hanya digunakan supaya siswa tidak cepat jenuh dan bosan. Metode yang lebih banyak digunakan yaitu metode ceramah dan Drill. Guru lebih banyak menjelaskan materi kepada siswa. Adapun upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Arab di Madrasah

(15)

An-Nahdlah, Vol. 6 No. 1 Oktober 2019 82 Tsanawiyah Negeri 2 Jembrana yaitu: 1) Mengunakan berbagai variasi metode dalam belajar, 2) Memberikan perhatian khusus, 3) memberikan motivasi kepada siswa.

Penulis berpendapat bahwa upaya yang dilakukan oleh guru bahasa Arab di Madrsah Tsanawiyah Negeri 2 Jembrana dalam hal mengatasi kesulitan belajar siswa cukup baik dan sistematis. Sebagai langkah preventif, guru menggunakan metode mengajar bervariasi. Guru juga memberikan perhatian khusus kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar bahasa Arab dan guru mendorong siswa belajar aktif. Penulis berpendapat bahwa usaha-usaha tersebut akan lebih efektif jika guru mampu memberikan motivasi belajar kepada siswa bahwa dirinya mampu menyelesaikan tugas-tugas sekolah. Guru juga bisa lebih akrab dan bersahabat dengan siswa. Motivasi dan sikap bersahabat guru akan membuat kepercayaan diri siswa meningkat dan minatnya terhadap pelajaran secara otomatis juga meningkat.

Terdapat dua hal yang perlu ditingkatkan dalam konteks strategi mengatasi kesulitan belajar berbahasa Arab di MTsN 2 Jembrana. Pertama, perlunya desain pembelajaran bahasa Arab yang menyenangkan bagi siswa karena banyak siswa yang lebih mudah memahami bahasa Arab jika pembelajaran dilakukan dengan mengenalkan lagu berbahasa Arab atau permainan dengan bahasa Arab. Kedua, dibutuhkannya pendekatan persuasif terhadap siswa-siswa yang mengalami tingkat kesulitan belajar bahasa Arabnya di atas rata-rata, bukan dengan memberikan sanksi atau hukuman karena kesulitan yang dialami mereka .Hal ini penting untuk menumbuhkan kepercayaan diri siswa jika mereka masih bisa mengatasi kesulitan belajar yang mereka alami.

F. Kesimpulan

1. Kesulitan siswa belajar bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Jembrana meliputi: a) kesulitan membaca bahasa Arab, b) kesulitan menulis bahasa Arab, c) kesulitan memahami bahasa Arab, d) kesulitan memahami tata bahasa Arab, e) kesulitan berkomunikasi bahasa Arab, f) kesulitan menerjemah teks bahasa Arab.

(16)

An-Nahdlah, Vol. 6 No. 1 Oktober 2019 83 2. Strategi yang digunakan dalam mengatasi kesulitan siswa belajar bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Jembrana meliputi: a) strategi pembelajaran langsung (ekpositori), dan b) strategi pembelajaran inquiry.

Daftar Pustaka

AhmaFuad Efendi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab,(Malang : Mikat,2004)

Ahmad Saberi, Strategi Belajar dan Micro Teaching, (Jakarta: Quantum Teaching,2005)

De Porter, Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, (Bandung, 2008) Miles dan Huberman, Analisa Data Kualitatif, (Jakarta:UI Press Jakarta, 1992) Muhibin Syah, Psikolodgi Belajar, ( Jakarta: Rajawali press, 2013 ),183

Syaiful Bahri Djaramah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,(Jakarta:Rineka Cipta,2002)

Syaiful Bahri Djaramah, Psikologi Belajar, (Bandung :Renika Cipta 1996)

Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009)

Wina Sanjaya, Metode Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta : Kencana, 2007)

Wawancara:

Aulia Agustin kelas VIII D,wawancara, tanggal 2 Agustus 2019 Dewi Roshita kelas VIII C, wawancara, 2 Agustus 2019

Fikhri Ramadhan kelas VIII E,wawancara, tanggal 2 Agustus 2019 Luthfi Mubarok kelas VIII C,wawancara, tanggal 2 Agustus 2019 Naela Tasbihah,wawancara, guru bahasa Arab, 29 Juli 2019

Rahmatul Bahri,wawancara, guru bahasa Arab, tanggal 29 Juli 2019 Retno Putra kelas VIII D,wawancara, tanggal 2 Agustus 2019 Sulhton Ade kelas VIII C,wawancara, tanggal 2 Agustus 2019

Referensi

Dokumen terkait

Pembahasan : Dalam abomasum ini makanan dicerna secara kimiawi oleh enzim-enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri dan hewan

Data runtun waktu adalah sekumpu- lan data hasil observasi secara terurut dari waktu ke waktu, sehingga untuk meramalkan tingkat inflasi, nilai tukar mata uang dan jumlah uang

[r]

Instansi harus memperhatikan komunikasi-komunikasi yang ada di dalam instansi baik itu antar pegawai, dan antar departemen sehingga kinerja pegawai cenderung tetap

Modul yang digunakan untuk peserta didik juga harus bermutu dan bermanfaat seperti pada modul berbasis modern yakni menggunakan prinsip-prinsip pembelajaran berbasis

Berdasarkan uraian diatas maka yang menjadi konteks penelitian ini adalah “Apakah penggunaan metode pemberian tugas (resitasi) berbantuan media visual dapat

Berdasarkan hasil penilaian observer terhadap keterlaksanaan LKS hasil pengembangan, rata-rata tanggapan guru dan rata-rata tanggapan siswa yang berkriteria sangat

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul Strategi Peningkatan Mutu Layanan