• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Boalemo dengan jumlah penduduk 150kk. Dahulu desa Kaaruyan ini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Boalemo dengan jumlah penduduk 150kk. Dahulu desa Kaaruyan ini"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Desa Kaaruyan

Penelitian ini di laksanakan di desa Kaaruyan Kecamatan Mananggu Kabupaten Boalemo dengan jumlah penduduk 150kk. Dahulu desa Kaaruyan ini masih tergabung dengan desa Tabulo induk, dengan adanya pemekaran akhirnya desa Tabulo dimekarkan menjadi desa Kaaruyan dan desa Tabulo Selatan.

Kaaruyan terbentuk pada tahun 1950 dengan mayoritas suku Minahasa yang bermukim didalamnya, pada saat itu masyarakat suku Minahasa belum terlalu banyak. Akan tetapi pada tahun 1990 sampai dengan saat ini masyarakat suku Minahasa semakin bertambah. Masyarakat suku Minahasa memiliki kebudayaan yang sama dengan suku Gorontalo pada umumnya baik dari segi ekonomi, religi, maupun kesenian. Seperti yang telah dipaparkan oleh Koentjaraningrat bahwa unsur-unsur kebudayaan terbagi atas 7 unsur kebudayaan yakni : ‘sistem religi dan upacara keagamaan, sistem dan organisasi kemasyarakatan, bahasa, sistem pengetahuan, kesenian, sistem mata pencaharian, sistem teknologi dan peralatan’. (Koentjaraningrat :2004 :4) dan uraiannya sebagai berikut :

a. Upacara religi atau keagamaan

Agama yang di anut oleh masyarakat Minahasa mayoritas Agama Kristen protestan dan ada juga kristen katolik. Biasanya mereka beribada atau untuk melaksanakan upacara keagamaan dalam hal ini hari-hari besar Agama Kristen

(2)

diklaksanakan disebuah gereja. Upacara yang dilaksanakan biasanya dalam bentuk upacara syukuran pada saat musim panen.

b. Organisasi Kemasyarakatan

Letak wilayah Desa Kaaruyan adalah Kecamatan Mananggu Kabupaten Boalemo. Wilayahnya dibatasi oleh desa-desa tetangga antara lain: desa Bendungan, desa Kaaruyan terbagi atas 3 dusun yaitu, dusun Esamokan, Pinaesaan, dan Maesa. Selain itu masyarakat Minahasa memiliki beberapa organisasi, yang berkembang dilingkungan Suku Minahasa itu sendiri.

Organisasi kemasyarakatan desa Kaaruyan ini tidak membedakan suku dan ras, mereka saling menghargai dan menghormati antara satu sama lain. Organisasi kemasyarakatannya antara lain : karang taruna, kelompok arisan serta komunitas penari tari Maengket.

c. Bahasa

Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh setiap daerah, karena seluruh aspek mencakup kehidupan yang tertuang dalam komunikasi sehari-hari. Suku minahasa mempunyai 4 bahasa yakni, Toengtemboan, Tondano, Tombulu, dan Tongsea. akan tetapi masyarakat yang ada di Desa Kaaruyan menggunakan bahasa Toeng temboan dalam syair tari Maengket: maowey kamberu.

(3)

d. Pengetahuan

Dalam kehidupan sehari-hari pengetahuan sangat diutamakan, dalam hal ini masyarakat desa Kaaruyan memiliki pengetahuan yang cukup untuk memahami alam sekitar, sifat-sifat dan tingkah laku manusia dalam berinteraksi sesama manusia dan anggota masyarakat. Namun semua itu tidak lepas dari pendidikan yang ada dilingkungan desa Kaaruyan. Sekolah yang terletak di desa Kaaruyan hanya sekolah SD, pendidikan sangat diutamakan di desa Kaaruyan, sebagian besar para remaja melanjutkan pendidikannya di Universitas, ada yang bekerja kantoran dan ada juga yang bekerja sebagai petani. Sehingga pada pagi hari desa tersebut kelihatan agak sunyi karena masing-masing dari masyarakatnya melakukan aktifitas.

e. Kesenian

Suku Minahasa memiliki jenis kesenian yang beragam khusunya dalam seni tari, adapun jenis-jenis tari yang ada di Suku Minahasa antara lain: tari Cakalele merupakan tari perang, tari Masamper, tari Lenso, dan tari Maengket.

f. Mata Pencaharian

Berbicara mengenai sistem mata pencaharian berarti berbicara mengenai masalah ekonomi, masyarakat desa Kaaruyan sebagian besar hidup dengan, dengan bercocok tanam, masyarakatnya sebagian besar berkebun dan bersawah sehingga penghasilan yang di peroleh cukup banyak.

(4)

g. Teknologi dan Peralatan

Sistem teknologi yang ada di desa Kaaruyan cukup berkembang mengikuti zaman, dalam bidang elektronik masyarakat yang ada di desa Kaaruyan sudah menggunakan handphone, laptop dan masih banyak lagi alat-alat elektronik yang mereka gunakan, selain itu masyarakat yang bersawah telah banyak menggunakan alat-alat persawahan yang dapat memudahkan petani dalam bekerja. .

4.2 Pembahasan

4.2.1 Tari Maengket: maowey kamberu

Tari Maengket: maowey kamberu dapat diartikan sebagai tarian yang dilaksanakan pada saat musim panen, sebagai wujud rasa syukur masyarakat Minahasa yang disimbolkan dengan cara mereka mengangkat tangan. Tari Maengket: maowey kamberu merupakan salah satu tarian tradisional masyarakat Minahasa yang masih berkembang sampai saat ini.

Maengket: maowey kamberu berupa cerita sekelompok orang yang sedang melaksanakan panen hasil. Proses pertunjukan pertama para pelaku berbaris menjadi satu barisan, kemudian pemusik membunyikan alat musik tambor sebagai tanda akan dimulainya pertunjukan Tari Maengket: maowey kamberu dan juga sebagai daya tarik masyarakat agar segera masuk dilapangan. Pertunjukan tari Maengket: maowey kamberu diawali dengan nyanyian yang merupakan awal masuk para penari. Tarian ini tergolong salah satu tarian yang memiliki banyak penari di mana penarinya terdiri dari pasangan laki – laki dan perempuan, tetapi di desa Kaaruyan penarinya paling banyak terdiri dari perempuan karena kurangnya penari laki- laki. Selain itu para penarinya dari kalangan orang tua.

(5)

Sejauh ini masyarakat Minahasa yang ada di desa Kaaruyan mempertunjukkan tarian ini hanya pada saat musim panen dan naik rumah baru, selain itu tarian yang bertemakan percintaan di tarikan apabila ada permintaan undangan untuk acara pembukaan festival seni di Kabupaten Boalemo.

Pertunjukan tari Maengket: maowey kamberu, tidak ditentukan tempat yang khusus untuk dapat mempertunjukan tarian ini. Karena tarian ini merupakan tarian kelompok yang sering dipertunjukan pada area yang terbuka biasanya mereka menggunakan lapangan, halam rumah, dan panggung yang cukup besar, mengingat penari yang menarikan tarian ini lebih dari 20 orang. Tari Maengket: maowey kamberu di iringi dengan satu alat musik dengan dibantu dengan syair-syair yang mereka nyanyikan. Sebelum masuk pada pertunjukan tarian ini terlebih dahulu semuanya dipersiapkan dengan baik.

4.3 Elemen-elemen dalam tari Maengket:maowey kamberu yakni:

4.3.2.1 Gerak Tari Maengket: maowey kamberu, dan Pola Motif

Menurut pangeran Soerjodiningrat tari adalah ‘Gerak seluruh tubuh disertai bunyi-bunyian (gamelan) diatas menurut irama lagunya, penyesuaian ekspresi muka (dan geraknya dengan isi serta maksud tariannya)’. ( Sukidjo 1986:197 ).

Gerak tari pada umumnya dipahami sebagai ekspresi dari semua pengalaman emosional yang di ekspresikan lewat medium gerak. gerak tari Maengket biasanya hanya berupa simbol yang yang langsung dipahami oleh penonton.

(6)

Preston – Dunlop ( 1963 ) dalam Jacquelin Smith terjemahan Ben Suharto menyatakan ‘Motif gerak adalah pola gerak sederhana, tetapi didalamnya terdapat sesuatu yang memiliki kapabilitas untuk dikembangkan’.

 Gerak tari Maengket: maowey kamberu terdiri dari beberapa motif: a. Motif pertama disebut dengan gerak berdoa.

Penari melakukan gerakan kedua tangan diatas bersudut 90o layaknya orang yang sedang berdoa, dengan posisi kaki kanan berjalan kedepan yang diikuti oleh kaki kiri.

b. Motif kedua disebut dengan gerak bergandengan tangan.

Motif ini penari melingkar sambil bergandengan tangan dengan posisi menutup dan membuka lingkaran.

c. Motif ketiga disebut dengan gerak membersihkan lahan.

Gerak membersihkan lahan dengan posisi tangan kanan diayunkan kedalam, jari-jari menggenggam layaknya orang mencabut dan diikuti oleh tangan kiri. d. Motif ke empat disebut dengan gerak menanam padi.

Gerak menanam padi, dengan posisi tangan mengayun kebawah ibarat orang yang menanam padi yang dimulai dengan tangan kanan dan diikuti oleh tangan kiri.

e. Motif ke lima disebut dengan menyiang padi.

Penari dalam posisi melingkar sambil jari tangan di kepal, ibarat orang yang sedang menyiang padi.

(7)

Tangan dikepal, posisi penari masih dalam lingkaran dengan mngerakkan tanga, ibarat orang yang sedang memanen.

4.3.2.2 Penari/pelaku

Tarian ini tergolong salah satu tarian yang memiliki banyak penari pada umumnya tarian ini terdiri kurang lebih dari 20 orang penari, yang berpasang-pasangan di mana penarinya terdiri dari berpasang-pasangan laki–laki dan perempuan. Adapun nama-nama penari dan pemusik dalam pertunjukan ini antara lain:

Pemusik Bapak Yan luwuk umur 56 tahun, juga berperan sebagai pelatih tari Maengket.

1. Kapel/pemimpin Ibu Corie umur 54 tahun berada pada barisan paling depan.

2. Penari terdiri dari 10 orang penari antara lain:

a. Ibu Dece Singal, umur 54 Tahun, posisi urutan kedua dari barisan paling depan.

b. Ibu Sulce Maloko, umur 50 Tahun, posisis urutan ketiga dari barisan paling depan.

c. Ibu Norce Luwuk, umur 56 Tahun, urutan ke empat dari barisan paling depan.

d. Ibu Elsie Ponto, umur 49 Tahun, urutan ke lima dari barisan paling depan. e. Ibu Santi montolalo, umur 32 Tahun urutan ke enam dari barisan paling

depan.

(8)

g. Ibu Elti Luwuk, unur 49 Tahun urutan ke delapan dari barisan paling depan.

h. Ibu Efi Singal, umur 60 Tahun urutan ke sembilan dari barisan paling depan.

i. Ibu Serly Sambung, umur 52 Tahun urutan paling terakhir, urutan yang ke sepuluh.

4.3.2.3 Tempat Pertunjukan Tari Maengket: maowey kamberu

Pertunjukan tari Maengket: maowey kamberu menggunakan ruang / arena yang terbuka yakni lapangan, halaman rumah warga, panggung yang besar serta biasa juga dilaksanakan dihalaman sekolah. Karena tarian ini memiliki jumlah penari yang cukup banyak. Tari Maengket: maowey kamberu dilaksanakan pada saat musim panen, naik rumah baru, dan pergaulan muda-mudi suku Minahasa. Sehinggannya penari memerlukan ruangan/area yang cukup besar. Dalam setiap pementasan pertunjukan tarian ini. Seperti yang telah dipahami bahwa dalam sebuah pertunjukan harus ‘Mempertimbangkan ruang / tempat pementasan karena aspek ruang untuk mencapai keterkaitan dalam kelompok dari awal sampai akhir tari’ ( Jacqueline Smith 1985 :55 ), di sisi lain Sumandiyo Hadi menjelaskan bahwa ‘Ruang tari harus dapat menjelaskan alasan ruang tari yang dipakai, misalnya stage proscenium, ruang bentuk pendhapa, bentuk arena, dan lain sebagainya’

(9)

4.3.2.4 Iringan tari Maengket:maowey kamberu

Alat musik atau iringan yang digunakan yakni alat musik tambor yang dipukul dengan menggunakan tangkai kayu yang sudah dihaluskan. Seperti gambar dibawah ini:

Gambar I Gambar II

4.3.2.5 Rias dan kostum tari Maengket: maowey kamberu

Rias dan kostum dalam pementasan tari Maengket: maowey kamberu menggunakan rias natural yang di sesuaikan dengan kostum yang di gunakan. Pakaian / kostum dalam tarian ini bagi perempuan menggunakan pakaian kebaya, bawahannya menggunakan sarung batik yang dijadikan sebagai rok. Tarian ini menggunakan pakaian ini menggambarkan seorang petani.

4.3.2.6 Tema tarian

Dapat di pahami sebagai pokok permasalahan yang mengandung makna atau isi tertentu dari sebuah pertunjukan tari. misalnya tema musim panen yang menceritakan tentang keadaan masyarakat suku Minahasa dengan bercocok tanam, tema pergaulan muda-mudi yang menceritakan tentang bagaimana seorang pria merayu seorang perempuan.

(10)

4.3.2.7 Tata Lampu

Pementasan tari Maengket: maowey kamberu dilaksanakan pada malam hari, dirumah salah seorang warga. Tata cahaya atau lighting yang mereka gunakan hanya berupa sinar cahaya lampu dari pemilik rumah tersebut. Pementasan tarian yang dilaksanakan pada malam hari merupakan acara pengucapan dan juga sebagai wujud dari rasa syukur mereka pada saat musim panen.

4.3.2.8 Pola Lantai I Berbaris Ket: = Kapel = Penari = Pemusik

(11)

II Melingkar Ket : = Kapel = Penari = Pemusik III Berkeliling

(12)

4.3.2.9 TABLE DESKRIPSI STRUKTUR PERTUNJUKAN TARI MAENGKET:maowey kamberu

Sekuen Tari Nama Motif Gerak Uraian Gerak Iringan Musik Pola Lantai

Awal Berbaris - Penari berada dalam

posisi berbaris menjadi satu barisan, Kapel/pemimpin mulai mengangkat tangan sambil jari-jari dikepal, sebagai isyarat memulai pertunjukan.

Musik di pukul sebanyak tiga kali

Ket : = Penari = Kapel

Tengah Melingkar - Penari dalam posisi melingkar, kapel berada dalam lingkaran. Penari melakukan gerakan kedua. Yakni penari berjalan sambil mengangkat kedua tangan, seperti orang yang sedang berdoa. - Penari masih dalam

posisi melingkar, sambil bergandengan tangan.

- Penari bergandengan tangan, dengan posisi

Alat music tambor dipukul dengan tempo yang sedikit lambat.

Alat music tambor dipukul dengan tempo agak cepat

(13)

tangan diayunkan kedalam dan keluar lingkaran.

Akhir Pada akhir pertunjukan ini,

penari masih dalam posisi melingkar, sambil tangan dilambaikan pertanda pertunjukan telah selesai.

Pukulan alat music tambor, sama halnya dengan tempo pada awal masuk.

4.4 Bentuk Pertunjukan 4.4.3.1 Persiapan awal

Sebelum memulai pertunjukan seluruh penari berkumpul dirumah seorang pelatih, pertunjukan akan dilaksanakan pada malam hari tepat pukul 21.00. Sebelum pukul 21.00 semuannya mempersiapkan alat yang akan digunakan pada saat pertunjukan nanti, berupa alat musik, kostum dan perlengkapan lainnya. Penari mulai mengganti kostum mereka dengan kostum tari Maengket: maowey kamberu, yang berupa kebaya dan bawahannya menggunakan sarung batik yang dijadikan rok.

Pertunjukan tari Maengket: maowey kamberu ini dilakukan dihalaman rumah salah seorang warga, yang pada saat itu mereka sedang melakukan ibadah. Penari mulai berjalan menuju rumah tersebut, mereka menempuh perjalanan itu dengan berjalan kaki, karena jarak antara rumah pelatih dan rumah warga untuk melaksanakan pertunjukan tersebut tidak begitu jauh. Setelah sampai mereka

(14)

mulai bersiap dengan membentuk satu barisan. Kemudian pemusik mengambil posisi disamping baris penari.

4.4.3.2 Penyajian Tari Maengket: maowey kamberu

Penari bersiap dengan posisi berbaris menjadi satu barisan, barisan ini dipimpin oleh seorang Kapel. Kapel merupakan ketua atau pemimpin dalam kelompok tarian ini yang memberikan isyarat pada setiap perpindahan gerak. Gerak tari Maengket memiliki beberapa motif yang telah disebutkan sebelumnya.

Setelah persiapan penari mulai berjalan dengan posisi tangan di angkat dan di lekukan, sementara kepala digerakan mengikuti posisi tangan. Pada saat berjalan kapel mulai mengambil posisi masuk ke dalam lingkaran tersebut dengan diiringi oleh syair dan pukulan alat musik tambor, syair yang dinyanyikan pada saat masuk berupa syair dengan bahasa toengtemboan. Bato Maengket pasekaruwalinga kami maypapalinga pinaesaan Kaaruyan. Syair ini diulang sebanyak tiga kali sampai seluruh penari membentuk satu lingkaran, setelah seluruh penari bersiap dalam lingkaran penari mulai melakukan pengambilan suara satu dua dan tiga. kemudian dilanjutkan dengan motif pertama. Kapel / pemimpin memberikan isyarat kepada pemusik dengan cara tangan diangkat keatas sambil jari-jari tangan dikepal dan isyarat pun dimulai dengan 4 kali pukulan musik tambor, setelah musik tambor dipukul sebanyak 4 kali Kapel menurunkan tangannya dan di ulurkan kepada anggota penari sebagai tanda memulai gerakan pertama / motif pertama.

(15)

a. Motif pertama, penari berjalan sambil tangan diangkat ke atas ibarat orang yang sedang berdoa. Kemudian kaki digerakkan sambil di injit antara kaki kanan dan kaki kiri secara bergantian. Gerakan ini dilakukan sebanyak 7 kali putaran, sekali putaran pemusik memberikan kode / tanda penari harus berhenti. Ketika penari berhenti tangan dihadapkan kearah depan kapel. Untuk berpindah ke motif selanjutnya pemusik memberikan tanda dengan 2 kali pukulan alat musik tambor sebagai tanda penari berpindah motif gerak selanjutnya. Sepertin gambar dibawah ini:

(16)

b. Motif kedua, penari bergandengan tangan antara penari satu dengan penari lainnya, bergandengan tangan dengan cara jari kelingking yang digandengkan, seperti gambar dibawah ini.

Gambar II :bergandengan tangan ( juli 2012 )

Posisi ini tanda berhenti ditandai dengan 2 kali pukulan alat musik tambor, setiap kali berhenti penari mengulurkan tangannya didepan kapel, begitu seterusnya hingga 3 kali putaran. Hitungan yang ketiga gerakan ini dilakukan kembali tetapi dengan cara menutup dan membuka lingkaran gerakan ini dilakukan secara berulang-ulang. Gerakan ini terdiri dari beberapa pengembangan gerakan, posisi penari tetap melingkar dan bergandengan tangan, tetapi tangan diayunkan kedalam dan keluar,

(17)

Gambar III : menutup dan membuka lingkaran ( juli 2012 )

gerakan kaki mengikuti gerakan tangan. Gerakan kaki penari pada saat bergandengan tangan digerakan ke kiri dan kekanan. selain itu syair yang digunakan agak sedikit berbeda dengan motif awal.

c. Masih dalam posisi yang sama penari bergandengan tangan, tetapi sesekali tangan dilepas kemudian digerakan ibarat orang yang sedang membersihkan lahan. Tangan kiri dan tangan kanan diayuankan kekiri dan kekanan secara bergantian, gerakan kaki hanya mengikuti setiap gerakan tangan. Gerakan ini dilakukan hanya 2 kali putaran saja. Setelah itu kembali bergandengan tangan selama 2 kali putaran kemudian masuk pada motif selanjutnya yakni penanaman.

(18)

Gambar IV: menabur benih padi ( juli 2012 )

d. Motif selanjutnya penari masih dalam lingkaran, tetapi mereka berjalan serong sambil badan dibungkukan, sambil tangan kanan dan tangan kiri ibarat orang yang sedang menanam padi. Gerakan ini diulang sebanyak tiga kali, setiap penari selesai melakukan gerakan-gerakan tersebut mereka kembali pada posisi semula dengan bergandengan tangan. Karena dasar gerak tarian ini melingkar sambil bergandengan tangan.

(19)

Foto wiwin V ( juli 2012 )

e. Setelah penari kembali ke posisi semula gerakan dasar diulang sebanyak dua kali bahkan sampai tiga kali kemudian masuk pada motif selanjutnya, setelah menanam kemudian menyiang padi. Gerakan yang dilakukan semuanya hanya berbentuk simbol. Gerak dasar dua kali kemudian langsung masuk gerak menyiang padi sebanyak dua kali putaran.

f. Selanjutnya gerakan memanen hasil, gerakan ini disimbolkan dengan gerakan penari yang memanen hasil dengan menggunakan alat tradisional. Gerakan ini dilakukan sebanyak tiga kali putaran dengan posisi penari dalam lingkaran, tetapi mereka bergerak secara berputar ditempat mereka masing-masing, sambil kedua tangan digerakan ibarat orang yang sedang memegang alat tradisional untuk memanen yakni ani-ani.

(20)

Foto wiwin VI ( juli 2012 )

g. Selanjutnya dasar gerak dua kali putaran, kemudian penari melakukan gerakan akhir selama tujuh kali putaran dengan posisi kaki ditekuk kemudian tangan diangkat keatas dengan bergandengan. Gerakan ini dilakukan dalam keadaan menutup dan membuka lingkaran.

(21)

Foto wiwin VII ( juli 2012 )

h. Motif gerak yang terakhir, sebelumnya penari malakukan gerak dasar sebanyak 4 kali, kemudian kapel/pemimpin berhenti dan memberikan isyarat kepada pemusik, dan pemusik memberikan tanda dengan pukulan alat musik tambor sebanyak dua kali. Kemudian penari mulai berjalan dengan posisi masih melingkar, syair yang dinyanyikan pula berupa syair yang diartiakan sebagai ucapan terima kasih, dan ini adalah pertunjukan tari Maengket dari Kaaruyan.

(22)

Foto wiwin VIII ( juli 2012 ) 4.5 Pasca Pertunjukan

Pelaksanaan tari Maengket:maowey kamberu berakhir pada pukul 21.59 Setelah selesai melaksanakan pertunjukan, penari berkumpul dan berdoa karena telah selesai melaksanakan pertunjukan tari Maengket: maowey kamberu. Kemudian mereka kembali ke rumah pelatih mereka membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan pertunjukan sebelumnya. Pelatih memberikan arahan kepada seluruh penari, agar lebih giat lagi belajar tarian ini. Sehingga dalam pertunjukan selanjutnya mereka lebih baik lagi. Selesai pelatih memberikan arahan, seluruh penari kembali ke rumahnya masing-masing.

Gambar

Gambar I   Gambar II
Gambar I :berdoa ( juli 2012)
Gambar  II :bergandengan tangan ( juli 2012 )
Gambar  III : menutup dan membuka lingkaran ( juli 2012 )
+5

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga berdasarkan syarat kestabilan sistem permainan maka titik ekuilibrium Nash dapat diperoleh dari titik potong kedua hiperbola pada daerah yang memenuhi

• Kegiatan Ayo Menulis, siswa menuliskan sikap-sikap dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilainilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila?. • Siswa bisa

Isolator terjadi apabila pada suatu batuan atau mineral tidak dapat menghantarkan arus listrik sehingga nilai resistivitasnya akan sangat tinggi yaitu lebih besar dari 10 7 Ωm.

Tujuan pemasaran jangka panjang bagi restoran Fujiya adalah untuk memperkuat citra dari restoran Fujiya ini sendiri di mata masyarakat dan juga menjadi restoran

Menyampaikan hasil perkembangan tentang prosedur bongkar pasang komputer pemasangan led, keylock, speaker, harddisk, floppy, cd dan DVD room Menyelesaikan masalah tentang

Pusat pertumbuhan tiap fungsi pusat pelayanan adalah sebagai berikut: Kecamatan Boyolali sebagai PKW, Kecamatan Ampel dan Banyudono sebagai PKL, Kecamatan Mojosongo, Kecamatan

Identifikasi natrium alginat secara kualitatif memberikan hasil yang positif terhadap semua perlakuan, rendemen natrium alginat tertingi adalah 16,63% dengan konsentrasi pemutih

Berdasarkan hasil observasi masyarakat keturunan Arab di Jakarta tidak hanya penggunaan tata rias wajah gaya Arab tetapi juga tata rias wajah dari berbagai suku yang ada di