• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. WAKTU DAN LOKASI C. PESERTA WORKSHOP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "B. WAKTU DAN LOKASI C. PESERTA WORKSHOP"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 TOR

WORKSHOP STAKEHOLDER COORDINATION UNTUK SHARING DAN LEARNING METODE, TEKNIK DAN KELEMBAGAAN KEGIATAN DEMONSTRATION ACTIVITIES

(DA) UNTUK MENDUKUNG TARGET PENURUNAN EMISI GRK KEHUTANAN

A. LATAR BELAKANG

Bidang Kehutanan memegang peranan penting dalam upaya penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Nasional. Sekitar 87 persen target penurunan emisi nasional diharapkan diperoleh dari bidang kehutanan. Untuk mencapai target tersebut, salah satu pihak yang diharapkan memberikan kontribusi adalah kegiatan percontohan penurunan emisi dari deforestasi dan degradasi, peningkatan serapan karbon hutan, konservasi stok karbon dan pelaksanaan pengelolaan hutan secara lestari atau lebih dikenal Demonstration Activity untuk REDD+ (DA-REDD+) yang terdapat di beberapa lokasi di seluruh propinsi di Indonesia.

Maksud penyelenggaraan demonstration activities REDD+ adalah untuk menguji dan mengembangkan metodologi, teknologi dan institusi pengelolaan hutan secara berkelanjutan yang berupaya untuk mengurangi emisi karbon melalui upaya REDD+. Selain itu Permenhut No. 68/2008 menyebutkan tujuan penyelenggaraan demonstration activities pengurangan emisi karbon dari deforestasi dan degradasi hutan adalah untuk mendapatkan desain pengelolaan hutan terkait pengurangan emisi karbon dari deforestasi dan degradasi hutan. Dari kegiatan kegiatan percontohan diharapkan dapat memberikan masukan bagi penyiapan mekanisme REDD+ dan pembelajaran untuk mengatasi sejumlah tantangan metodologis, teknologis, dan kelembagaan yang masih harus ditangani.

Beberapa Peraturan Presiden telah diundangkan pada tahap persiapan REDD+ ini, mulai dari pembentukan Dewan Nasional Perubahan Iklim (Perpres No. 46/2008), Inpres No. 19/2010 dan 25/2011 tentang Pembentukan Satgas REDD+ untuk menyusun Strategi Nasional REDD+, menyiapkan kelembagaan teknis dan pendanaan, Perpres No. 61/2011 tentang Rencana Aksi Nasional untuk penurunan GHG, Perpres No. 71/2011 tentang Metoda Inventori GRK. Beberapa Perpres juga sudah dikeluarkan dan perlu disinergikan untuk penurunan target GRK ini seperti Inpres No. 10/2011 tentang penundaan Pemberian Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Alam Primer Dan Lahan Gambut berlaku selama 2 tahun mulai 20 Mei 2011, dan Perpres No. 32/2011 tentang Master Plan Percepatan dan Perluasan Ekonomi Indonesia. Untuk itu, beberapa standar pengukuran karbon telah dikembangkan untuk implementasi REDD+ nantinya. Di beberapa daerah, institusi kelembagaan REDD+ juga telah terbentuk dan lebih dari 40 lokasi demonstrasi aktivity REDD telah dibangun untuk mendukung proses pembelajaran dan penguatan kapasitas selama tahap kesiapan pelaksanaan REDD+.

Progres kegiatan DA bervariasi dimulai dari pembangunan REL/RL, sistem MRV dan sageguard dan pembuatan dokumen metode atau strategi REDD+. Namun ada juga DA yang masih dalam fase awal atau pembelajaran terkait dukungan SDM ataupun pendanaan. Inisiatif pembangunan DA ada yang berasal dari LSM, pemerintah daerah, unit pengelola dan lainya. Kegiatan-kegiatan DA belum termonitor dan terfasilitasi dengan baik karena belum ada mekanisme pelaporan, dan pengevaluasian sehingga sulit memantau sejauh mana perkembangan masing-masing DA dan bagaimana potensi kontribusi bagi penuruann emisi GRK kehutanan dalam upaya mitigasi perubahan iklim.

Terkait permasalahan dimaksud, maka perlu dilakukan identifikasi keseluruhan DA REDD+ yang ada di Indonesia dengan informasi progress, capaian dan kendala masing-masing DA terkait target penurunan emisi maupun baseline data stok karbon, sosial dan ekonomi. Informasi ini sangat penting untuk mengetahui kontribusi DA dan kinerjanya secara terukur dalam memenuhi target penurunan emisi total Indonesia. Data dan informasi dimaksud juga sangat bermanfaat bagi proses identifikasi awal dalam proses pengakuan DA REDD+ oleh Kementerian Kehutanan.

(2)

2

Dalam rangka identifikasi awal untuk proses pengakuan DA REDD oleh Kemenhut, Badan Litbang Kehutanan cq. Pusat Litbang Perubahan Iklim dan Kebijakan bermaksud mengadakan Workshop untuk mendapatkan gambaran umum tentang progres dan tantangan DA REDD beserta stakeholder terkait dalam upaya penurunan emisi sektor Kehutanan, serta peran FCPF dalam mendukung proses fasilitasi DA.

A. TUJUAN WORKSHOP Workshop ini dimaksudkan untuk

:

1. Mengetahui progress dan tantangan kesiapan DA REDD+ dalam implementasi REDD+ (termasuk metode, teknik, kelembagaan, kegiatan dan capaian riset/kajian dan publikasi) 2. Mengetahui kontribusi kegiatan DA REDD+ dalam penurunan target emisi GRK sektor

kehutanan

3. Mengidentifikasi peran FCPF pada tingkat DA dalam mendukung target penurunan emisi sektor kehutanan.

4. Mendapatkan masukan dalam pengembangan DA REDD ke depan

B. WAKTU DAN LOKASI

Workshop Stakeholder Coordination Untuk Sharing Dan Learning Metode, Teknik dan Kelembagaan Kegiatan Demonstration Activities (DA) Untuk Mendukung Target Penurunan Emisi GRK Kehutanan direncanakan akan diadakan tanggal 28 Maret 2012 bertempat di Ruang Rimbawan I, Manggala Wanabakti, Jakarta.

C. PESERTA WORKSHOP

Peserta workshop adalah pelaku DA REDD+ dan Pokja REDD+ beberapa propinsi, DNPI, Satgas REDD+, LSM, Mitra Bisnis, Pemerintah Daerah, Kementerian Kehutanan, dan Kementerian terkait lainnya.

D. ORGANISASI PELAKSANAAN WORKSHOP

Workshop Stakeholder Coordination Untuk Sharing dan Learning Metode, Teknik dan Kelembagaan Kegiatan Demonstration Activities (DA) untuk Mendukung Target Penurunan Emisi GRK Kehutanan akan dilaksanakan selama 1 (satu) hari.

Setelah pembukaan peserta akan dibagi menjadi 3 kelompok DA REDD+ yang didasarkan pada status lokasi DA REDD+ yaitu DA pada kawasan hutan konservasi dan Hutan Lindung, Kawasan Hutan Produksi, Areal Lainnya. Ketiga kelompok ini akan dibagi lagi kedalam telah ada dan belum ada ijin pengelolaan.

Masing-masing pengelola DA akan mempresentasikan progress kegiatan DA REDD+ dan status DA REDD+ dimaksud. Panitia akan mengelompokkan DA REDD+ berdasarkan kesiapan sebagai modal awal dalam identifikasi DA di Indonesia

E. ANGGARAN WORKSHOP

Alokasi anggaran Workshop Stakeholder Coordination untuk Sharing dan Learning Metode, Teknik Dan Kelembagaan Kegiatan Demonstration Activities (DA) untuk Mendukung Target Penurunan Emisi GRK Kehutanan berasal dari DIPA PUSPIJAK dan kerjasama

Forest Carbon

Partnership Facility

(FCPF).

(3)

3

Tentative Agenda

WORKSHOP STAKEHOLDER COORDINATION UNTUK SHARING DAN LEARNING METODE, TEKNIK DAN KELEMBAGAAN KEGIATAN DEMONSTRATION ACTIVITIES

(DA) UNTUK MENDUKUNG TARGET PENURUNAN EMISI GRK KEHUTANAN

Ruang Rimbawan I, 28 Maret 2012

Waktu

Activitas

Presenter/Moderator

08.00 - 09:00

Registrasi

09.00 - 09.10

Laporan Penyelenggaraan

Kabadan Litbang

09.10 – 09.30

Pembukaan

Menteri Kehutanan

09.30 – 11:30

Carbon Fund sebagai

Potensial Buyer?

Prosedur dan Prasyarat

Penetapan DA

Diskusi

Moderator: Kepala Puspijak

FCPF

Ketua Pokja REDD+ Kemenhut

11:30 - 12:00

Pengantar FGD

12:00 – 13:00

Ishoma

13:00 – 15:00

Presentasi DA dan FGD

Fasilitator

Peserta ke dalam 3 Kelompok DA

berdasar lokasi DA pada Hutan

Konservasi dan Hutan Lindung;

Hutan Produksi dan Hutan

lainnya

15:00 – 16:00

Presentasi kelompok dan

diskusi

16.00 – 16.30

Pembacaan rumusan

Tim FCPF

(4)

4

LIST OF PARTICIPANTS

WORKSHOP STAKEHOLDER COORDINATION UNTUK UNTUK SHARING DAN LEARNING METODE, TEKNIK DAN KELEMBAGAAN KEGIATAN DEMONSTRATION

ACTIVITIES (DA) DALAM MENDUKUNG TARGET PENURUNAN EMISI GRK KEHUTANAN

Ruang Rimbawan I, 28 Maret 2012

Stakeholder Terkait: Bapak/Ibu yth: 1. Ketua UKP4

2. Satgas REDD+

3. Rachmat Witoelar – DNPI 4. Basah Hernowo – Bappenas

5. Singih Riphat - Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan 6. Sulistyowati – Asisten Deputi Bidang PI, Kementerian Lingkungan 7. Direktorat Tata Ruang, Kementerian Pekerjaan Umum

8. Doddy Sukadri – DNPI

9. Bapak Bambang Permadi Soemantri B – Kemenkeu 10. Yusni Emilia – Kementerian Pertanian

11. Wahjudi Wardojo - TNC

12. Suraya A. Afiff, – Ketua Tim Task Force Climate Change Kementerian Kehutanan: Bapak/Ibu yth:

13. Sekretaris Jenderal Kehutanan

14. Direktur Jenderal Bina Urusan Kehutanan

15. Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam 16. Direktur Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial 17. Direktur Jenderal Planologi

18. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kehutanan 19. Kepala Badan Litbang kehutanan

20. SAM Kehutanan Bidang Lingkungan dan Perubahan Iklim

21. Kepala Pusat Standardisasi Lingkungan dan Perubahan Iklim Kehutanan 22. Kepala Biro Hukum

23. Kepala Pusat Perencanaan

24. Kepala Pusat Kerjasama Luar Negeri 25. Kepala Pusat Humas

26. Kepala Pusat Bina Penyuluhan Kehutanan Kepala Pusat Informasi Kehutanan 27. Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi SDA 28. Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas Hutan 29. Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

30. Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan 31. Sekretaris Badan Litbang Kehutanan

32. Direktur Inventarisasi dan Pemantauan Sumberdaya Hutan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan

33. Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi dan Hutan Lindung 34. Direktur Bina Rehabilitasi Hutan dan Lahan

35. Direktur Bina Rencana Pemanfaatan dan Usaha Kawasan 36. Lasmini, Koordinator ITTO SVLK

Ketua pokja REDD+: Bapak/Ibu Yth: 37. Dinas Kehutanan Riau

38. Dinas kehutanan Sumbar 39. Dinas Kehutanan Jambi 40. Dinas Kehutanan Jatim 41. Dinas Kehutanan Kalbar 42. Dinas Kehutanan Kalteng 43. Dinas Kehutanan NTB 44. Dinas Kehutanan NTT 45. Dinas Kehutanan Sulbar

(5)

5 46. Dinas Kehutanan Gorontalo

47. Dinas Kehutanan Sulawesi utara 48. Ketua Pokja REDD+ Sulteng 49. Ketua Pokja REDD+ Kaltim 50. Ketua Pokja REDD+ Sumsel 51. Ketua Pokja REDD+ NAD 52. Ketua Pokja REDD+ Papua

Demonstration Activities: Bapak/Ibu Yth: 53. Jeni Pareira, Global Eco Rescue Aceh

54. Graham Usher, Reducing Carbon Emission from Deforestation in the Ulu Masen Ecosystem (FFI) Kalimantan Tengah

55. Melissa Tipping, Kalimantan Forest and Climiate Partnership

56. Dharsono Hartono, Katingan Peat Restoration and Conservation Project 57. Eka Ginting, The Rimba Raya Biodiversity Reserve Project

58. Zulfira Warta, Sebangau National Park Peatland Restoration Project; and Spatial Transformation of Low Carbon Emission in West Kutai (KalTim)

59. Yayorin, The Lamandau Wildlife Reserve, Kalimantan Tengah

60. Bambang Darmaja, Tropical Forest Conservation for REDD and Enhancing Carbon Stocks in Meru Betiri National Park, Jawa Timur

61. Dicky Simorangkir, Berau Forest Carbon Program, Klaimantan Timur

62. FORCLIME, Malinau Demonstration Activity and Berau Demonstration Activity 63. Henny Taslim, East Borneo Project

64. Tri Joko Sujono, Avoided Deforestation & Resource Based Coomunity Development Program

65. Astrik Mursalio Budi, Orangutan Habitat Restoration Program 66. Joko Prithatno, HKM: Heart of Borneo

67. KYEEMA Foundation, TEBE Project (Towards Enabling Mitigation of Climate Change Through Promotion of Community-Based Economic Growth), NTT

68. Agus Suratno, Berbak Carbon Value Initiative, Jambi

69. Martin Perrier, Sustainable Management of Poigar Forest: REDD in North Sulawesi\Sulawesi Utara

70. Untung Suprapto, Gorontalo: Establishment & Management of Nantu National Park 71. Yuyu Rahayu, Indonesia-UNREDD Carbon Project

72. Darius Sarshar, Perpetual Finance for Carbon Benefits Papua 73. Iwan Wibisono, Tesso Nilo Pilot Project – REDD Riau

74. Aulia Aruan, REDD and HTI-Partnership of Avoided Emission Sumatera Selatan 75. M. Rayan, Merang REDD Pilot Project (MRPP)

76. Barbara Lang, FORCLIME – Kapuas Hulu Demonstration Activity Kalimantan Barat 77. Dewi Rizki, Conservation of the Upper Kapuas Lakes System, Rehabilitation of the

Sungai Puteri Peat Swamp Forest, Ketapang and West Kalimantan Community Carbon Pool

78. Fahrul Rozi, Mamuju Habitat, Sulawesi Barat

79. Koordinator A/R CDM-REDD Project/KOICA, Korea-Indonesia Joint Project for Adaptation and Mitigation of Climate Change in Forestry.Lombok

International Funding and International Agencies/NGO: Bapak/Ibu Yth: 80. UN-REDD

81. UNEP 82. FAO

83. The World Bank 84. JICA

85. ICRAF 86. CIFOR

87. Zoological Society of London - ZSL 88. Burung Indonesia

89. BOS Foundation - Rehabilitasi Habitat Orangutan Indonesia 90. Harapan Rainforest –RSPB

(6)

6 91. AMAN (Aliansi Masyarakat Adat Nusantara) 92. BIC (Bank Information Center)

93. CAPPA (Community Alliance for Pulp and Paper Advocacy) 94. CSF (Indonesia CSO Forum for Climate Justice)

95. Debt Watch 96. FKKM

97. Forest People Programme

98. HuMan (Associate for Community and Ecologically Based Law Reform) 99. ICEL (Indonesian Center for Enviromental Law)

100. JKPP (Jaringan kerja Pemetaan Partisipatif) 101. Kemitraan

102. PILI (Indonesian Environmental Information Center) 103. Rainforest Action Network

104. Rainforest Foundation Norway 105. Sawit Watch

106. KpSHK (Konsorsium Pendukung Sistem Hutan Kerakyatan) 107. Solidaritas Perempuan

108. Telapak Indonesia 109. WALHI Seknas 110. WARSI

111. Working Group on Forest Land Tenure 112. LATIN

Tim Pokja PI Kementerian Kehutanan dan Badan Litbang Kehutanan: Bapak/Ibu Yth:

113. Suhaeri

114. Ruanda Agung Sugardiman 115. Thomas N

116. Sulistyo A. Siran 117. Tigor Butar Butar 118. Chairil Anwar Siregar 119. Gustan Pari

120. Arie Wibowo, -Koordinator ITTO Meru Betiri 121. Retno Maryani,

122. Niken Sakuntaladewi 123. Mega Lugina,

124. I Wayan Susi Dharmawan, 125. Hariyatno D 126. Ismayadi Samsoedin 127. Ismatul Hakim 128. Setiasih Irwanti 129. Rachman Effendi 130. Subarudi 131. Dyah Puspasari 132. Dana Aprianto 133. Enik Eko Wati 134. Sukandar 135. Bayu Subekti 136. Sulistya Ekawati 137. Elvida 138. Nunung Parlinah 139. Virni Budi A 140. Dewi Anita 141. Magdalena

Referensi

Dokumen terkait

menghasilkan sisa kertas minimal dan dapat memenuhi kebutuhan kertas yang ada adalah hasil output dari algoritma yang disusun. Produksi masing-masing alternatif pola

Adanya reaksi positif dari para investor pasar modal Indonesia terhadap paket Kebijakan Ekonomi Tahap I Jokowi – JK dibuktikan juga dengan diterimanya Ha2, yaitu

Setelah pemain mengklik tombol keluar, maka akan muncul peringatan tentang konsekuensi keluar dari permainan dan terdapat konfirmasi apakah yakin bahwa pemain tersebut mau keluar

Dalam penelitian ini, kadar fenol total yang terbanyak dikandung pada ekstrak metanol dedak padi varietas OM-4495 dengan kadar fenol total 71,85 mg setara asam galat / gram..

Dengan adanya masalah dan solusi, peserta selanjutnya dibimbing untuk menyusun sebuah judul yang dapat digunakan oleh guru sebagai suatu Penelitian Tindakan

Usul dinyatakan dalam suatu rumusan secara jelas tentang hal yang akan diselidiki, disertai dengan penjelasan dan rancangan biaya sedangkan dalam pasal 177 Undang-Undang

Tanggung jawab untuk melindungi merupakan norma yang muncul dari hukum internasional yang bertujuan untuk menyediakan sarana bagi masyarakat internasional untuk

Namun demikian kenyataannya yang terjadi dalam lingkungan anggota militer terdapat sebuah kebijakan adanya ketetapan kafaah dengan memperhatikan pangkat atau pekerjaan