• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dayah Raudhatul Jadid

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Dayah Raudhatul Jadid"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Dayah Raudhatul Jadid

Nama Dayah

Dayah Raudhatul Jadid

Lokasi :

Jl. Cot Kayee Adang – Gampong Kuta Baro, Kecamatan Meukek Kabupaten

Aceh Selatan.

nomor telp dayah

Belum Ada Nomor Telp Dayah

Pendiri

Tgk. Mohd. Jazuri Syam.

status legalitas dayah (badan hukum) AKTA NOTARIS

(NOTARIS Nir-

wana Sofyani. SH No : 05 Tanggal 07 Januari 2005)

Pimpinan

Tgk. Mohd. Jazuri Syam

No HP. Pimpinan 085262190652

Jumlah Santri Meudagang Putra : 45

Putri : 31

Jumlah Teungku/Guru Laki – laki : 12 Perempuan : 5

(2)

Sejarah Pendirian

Dayah raudhatul jadid terletak di GampongKuta Baro Kecamatan Meukek Kabupaten Aceh Selatan berdiri Pada Tanggal 22 Mai Tahun 2005 bertepatan setelah terjadinya tsunami di Aceh, pada tahun tersebut Tgk. MohdJazuri Syam yang masih berusia 31 Tahun pulang ke Gampong Kuta Baro karena disinalah beliau berkeluarga. Seiring dengan kepulang beliau, mula-mula beliau menghidupkan Pengajian Majelis Ta‟lim di Masjid Baiturrahman Gampong Kuta Baro dan dua Masjid di Gampong Lain. dengan bermodalkan sebidangtanah yang diwakafkan oleh keluarga besar saudari saniah, yang terletak di Cot Kayee Adang Gampong Kuta Baro dengan luas 50 x 31 Meter, maka beliau mengadakan musyawarah dengan masyarakat tentang perencanaan pembangunan pendirian Dayah di Gampong Kuta Baro. Bertepatan malam senin tanggal 13 Maret 2005 maka terlaksanalah musyawarah tersebut, dan menghasilkan keputusan tentang pembentukan badankepengurusan Dayah yang akan didirikan,maka oleh Tgk. Mohd Jazuri Syam menamakan Dayah tersebut dengan nama “Raudhatul Jadid”, dan hasil keputusan lainnya pada musyawarah tersebut menunjuk Tgk .Mohd Jazuri Syam sebagai “Pimpinan Dayah Raudhatul Jadid”, dan Tgk. Baidhawi sebagai ketua pembangunan, menjelang setahun kemudian tepatnya pada tanggal 12 Juli 2006 oleh keluarga besar lukman telah menghibbah pula sebidang tanah degan ukuran 25 X 90 meter untuk pembangunan dayah yang dimaksud. Untuk mengatur tata letak Ruang pembangunan rapi dan teratur, maka akhir-akhir ini oleh pimpinan telah membebaskan tanah pribadi masyarakat yang terletak di tengah-tengah dayah sehinggan saat ini tanah dayah telah menyatu berbentuk persegi empat dengan luas Areal 1.5 hektar, sehingga dalam penetapan bangunan tidak terkendala lagi.

Maka dengan banyaknya para santri yangbelajar di lembaga tersebut oleh pemerintah Aceh melalui Badan Pembinaan pendidikan Dayah Pada tahun 2008 Menetapkan Dayah Raudhatul Jadid pada tingkatanDayah berstatus tipe B. dengan kepercayaan Pemerintah serta Donatur lainnya dalam memberikan bantuan baik berupa sarana fisik dan sarana lainnya pengurus Dayah Raudhatul Jadid merasa sangat perlu untuk meningkatkan organisasinya menjadisuatu badan hukum berbentuk yayasan.

Maka Pada hari senin tanggal tujuh Januari 2008 oleh pejabat Notaris setempat mengeluarkan satu Surat Keputusan Tentang lahirnya Yayasan Raudhatul Jadid Al-Jazuri denganNomor Surat Keputusan : 05-07 Januari 2008.

Adapun pembangunan saran fisik Dayah Raudhatul Jadid diantara lain bersumberdari bantuan Pemerintahan Aceh melaluiBadan Pembinaan Pendidikan Dayah, Dinas Binamarga dan Cipta Karya,Pemerintahtingkat II Aceh Selatan, dan ada juga pembangunan tersebut dari unsur TNI melalui Progam TMMD ( TNI Manunggal Masuk Desa) dan ada juga dari sumbanganiklas masyarakat sekitar Dayah tersebut.

Profil Pimpinan

Tgk Mohd Jazuri Syam lahir taggal 04 Juni 1974 di Rumah Panjang Gampong Kreung Batee Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya, mempunyai 8 (Delapan) saudara seibu seayah dan 2 (Dua) saudara seayah. Pendidikan formal tahun 1987 SD.Adapun jenjang informal mulai ditempuh tahun 1989 di Dayah Raudhatul Ulumiddiniyah Gampong

(3)

Alue Pisang Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya hingga memperoleh Ijazah tingkat „Aliyah pada Tanggal 23 Oktober Tahun 2000. Dan mulai mengajar sebagai Guru di Dayah tersebut hingga akhirnya terjadinya Gempa dan Stunami di Aceh.

Kondisi Lingkungan Sosial Dayah

Dayah Raudhatul Jadid berdiri sejak 22 Mai 2005 terletek dikawasan yang sangat strategis berada dipusat Kecamatan, tepatnya di Gampong Kuta Baro Ibu Kota Kecamatan Meukek Aceh Selatan. Sehingga sangat mudah dicapai dari berbagai tempat yang berada di sekitar Kecamatan Meukek khususnya dan Kabupaten Aceh Selatan pada umum nya, sehingga sangat berpengaruh terhadap jumlah santri yang masuk untuk menuntut ilmu pada Dayah tersebut.

Kondisi keberagamaan sebagaimana disekitar Dayah lainnya ditempat lain, senantiasa semarak oleh kegiatan – kegiatan yang diselenggarakan baik berkaitan dengan proses belajar mengajar maupun kegiatan keagamaan lainnya seperti Muhazharah, pembacaan Dalael Khairat, Pembacaan Zikir Barzanzi dan lain nya.

Model Kepemilikan

Dayah Raudhatul Jadid dibawah kepemimpinan Tgk.Mohd Jazuri Syam berada dibawah naungan Yayasa Raudhatul JadidAl-Jazuri berdiri tahun 2005, memberikanpeluang sangat besar kepada seluruh lapisan masyarakat untuk menuntut ilmu agama bukan saja diperuntukkan kepada usia kanak-kanak dan remaja bahkan usia dewasa dan orang tua pun bisa untuk datang ke Dayah tersebut untuk belajar. Hal tersebut dapat kita lihat dari keseriusan pimpinan Dayah tersebut dengan membuka Pengajian Majelis Taklim terhadap kalangan pemuda pada setiap malam Jum`at dan Majelis Taklim orangtua pada setiap malam senin.

Pendidikan Yang Diselenggarakan

Adapun pendidikan yang diselenggarakan di Dayah Raudhatul Jadid Sangat difokuskan terhadap pengkajian Kitab Kuning (Gundul) yang bersifat non formal haltersebut dikarnakan keberadaan Dayah berdampingan langsung dengan pendidikan formal seperti SD,SMP,SMA, MAN, Sehingga menjadikan Dayah Raudhatul Jadid sebagai mitra sekolah. Adapun jejang pendidikan informal yang diselenggarakan :

a. Majelis Taklim orang tua yang dibimbing langsung oleh pimpinan.

b. Majelis Taklim Pemuda yang dibimbing langsung oleh Dewan guru yang dituinjukkan langsung oleh Pimpinan.

c. Jenjang Diniah Yang keberadaannya sangat mendukung kemampuan baca tulis Al-Qur`an Bagi anak-anak usia dini.

d. Jenjang Tajhiziah ,tingkat yang pertama (Jenjang Dasar) dalam proses balajar kitap arab, pada jenjang ini santri telah diperkenalkan ilmu-ilmu alat seperti nuhu saraf , hal tersebut sangat memudah kan para santri untuk mengenal kitab kuning untuk tingkat

(4)

selanjutnya.

e. Jenjang Ibtidaiyah pada jejang ini santri telah mengenal hukum-hukum dasar Fiqh,Tauhid,dan Tasawuf.

f. Jenjang Tsanawiah pada jejang ini santri telah mengenal hukum-hukum Fiqh, Tauhid dan Tasawuf melalui dalil-dalil, hal tersebut dikarnakan santri telah diperkenalkan ilmu alat seperti ilmu usul Fiqh, Mantiqiyah

g. Jejang Aliyah jenjang ini adalah tingkat paling tinggi yang ada dilembaga tersebut, pada jenjang ini langsung dibimbing oleh Pimpinan dan santrinya hampir semuanya para dewan guru yang mengajar di jenjang dibawahnya.

Santri, Badal dan Guru/Teungku

Santri yang berada di Dayah Raudhatu Jadiddapat dikatagorikan kedalam dua bagian.

 Santri Yang Mondok (meudagang) santri ini memperoleh waktu yang sangat banyak untuk belajar, baik pada waktu malam, shubuh, Dhuha dan habis Dhuhur.

 Santri Tidak Mondok,Santri ini hanya datang kedayah pada Siang hari dan belajar sesudah Shalat Dhuhur Sampai sore hari.

Badal ataupun dalam istilah lembaga Dayah di Aceh diistilahkan dengan Warlemen adalah Guru Yang Tidak Tetap Ataupun Guru Pengganti Yang ditunjukkan Langsung oleh Pimpinan Dayah Raudhatul Jadid.

Guru/Teungku Adalah guru tetap Yang mengajar di Dayah tersebut Baik Sebagai wali kelas ataupun Guru mata Pelajaran tertentu Yang Ditunjuk langsung Oleh Pimpinan Melalui Rapat Tahunan Pengurus dan denganSurat Keputusan Pimpinan setiap tahunnya.

Sarana prasarana

Sarana dan prasarana yang dimiliki Dayah Raudhatul Jadid diantaranya :

a. Ruang Kantor Satu Unit

b. Komputer Satu Unit

c. Ruang Belajar (Balee Seumubeut) Enam unit

d. Musalla Satu Unit

e. Asrama Putara Dua Unit (permanen)

f. Asrama Putri Dua Unit (permanen)

g. MCK/Bak Mandi Dua Unit

h. Rumah Pimpinan Satu Unit

i. Rumah Dewan Guru Satu Unit.

Model Pengembangan Ekonomi Dayah

Model ekonomi Dayah sejauh ini hanya pada sektor pertanian dikarnakan letak giografis dayah berada disekeliling tanah yang dijadikan lahan pertanian seperti tanaman padi, tanaman cabe dan kacang tanah. Padatahun 2012 pihak lembaga berencana menerapkan Program Peningkatan Ekonomi Santri Melalui Industri pembuatan Kacang Asin Gonseng. Hal ini telah diminta bantuan terhadap Pemerintah Aceh malaui Badan Dayah.

(5)

Progam Pengembangan

Program pengembangan yang saat ini dirancang meliputi bidang fisik dan nonfisik.

a. Fisik: Pengadaan sarana Ruang Belajar, Renovasi Bangunan Bilik Santri Membangun asrama sebagai Antisipasi jika tahun Ajaran baru nanti banyak Santri Yang Mondok (muedagang).

b. Non Fisik : Pelatihan kewirausahaan dan Ekonomi, peningkatan prestasi para santri, pembentukan organisasi bela diri, peningkatan keterampilan ceramah, khutbah serta memimpin tahlil dan sejenisnya.

Program Unggulan

Referensi

Dokumen terkait

Lembaga pemerintah sebagaimana tertera dalam tabel di atas, yang lebih dominan terhadap pelaksanaan kebijakan pemerintah Aceh Utara terhadap Dayah dan Balai

Dayah sebagai lembaga pendidikan di Aceh sangat berperan dalam anggota- anggota masyarakat yang shaleh atau masyarakat Religius, di bawah ini disebutkan peran dayah

Berdasarkan observasi awal, realitas yang terlihat di TPA Raudhatul Fitriyah Desa Simpang Dua Kecamatan Kluet Tengah Kabupaten Aceh Selatan adalah santri-santri pada

Dayah merupakan sebuah lembaga pendidikan Islam di Aceh yang mengkolaborasikan pendidikan ilmu pengetahuan agama Islam dan ilmu pengetahuan umum. Dayah memiliki peraturan

Sejumlah mata Pengajian dalam kurikulum dayah di Aceh mempunyai prasyarat yang terdiri dari: (a) Mata Pengajian Tertentu, dimana santri dapat mengambil dan menempuh mata

Setelah perlakuan selesai dilakukan, selanjutnya dilakukan tes akhir (posttest). Berdasarkan hasil penelitian terhadap santri kelas IIIA Dayah Madinatul Fata Banda Aceh,

Ahmad Muzayyinul ‘Asyir (16) Santri dayah Insan Qur’ani mendapatkan Hadiah Umrah setelah berhasil meraih juara I Tilawah Putra mewakili Aceh Besar pada Musabaqah Tilawatil

This study reveals that Dayah Raudhatul Qur'an Darussalam students face a number of obstacles when attempting to learn the Islamic yellow books, including a lack of teaching staff, a