RPJMDes Jenetaesa 2010
LAMPIRAN : PERATURAN DESA JENETAESA
TENTANG : RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA JENETAESA TAHUN 2010-2015
NOMOR : 01 / PERDES / JTS / X / 2010 TANGGAL : 10 OKTOBER 2010
BAB I
P E N D A H U L U A N
1.1 Latar Belakang
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa mengatur bahwa pemerintah desa wajib menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Desa, mengatur bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) disusun dengan berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Maros dan memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Maros. Dokumen RPJMDes wajib dibuat oleh Pemerintah Desa yang telah melakukan pemilihan Kepala Desa secara langsung dalam rangka tetap menjaga kesinambungan pembangunan desa. RPJMDes Jenetaesa periode 2010-2015 disusun berdasarkan penjabaran Visi, Misi dan
Kebijakan Program Kepala Desa terpilih, serta perkembangan aspirasi masyarakat Desa Jenetaesa.
RPJMDes ini bukan hanya merupakan penjabaran ke dalam program-program pembangunan sektor yang akan dilakukan oleh Pemerintah Desa Jenetaesa saja, tetapi juga merupakan program pembangunan wilayah yang akan dilaksanakan oleh semua pihak yang terlibat dalam proses pembangunan di Desa Jenetaesa. Artinya, RPJMDes ini merupakan perwujudan komitmen pemerintah, swasta, dan masyarakat di Desa Jene taesa dalam upaya pembangunan yang akan dilaksanakan secara bersama dalam jangka waktu lima tahun ke depan. RPJMDes ini menjadi acuan utama dalam penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKPDes) dan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) yang merupakan dasar penyusunan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) Jenetaesa sebagai upaya pencapaian tujuan dan sasaran dalam kerangka mencapai Visi dan Misi Desa Jene taesa.
RPJMDes mencakup strategi pembangunan desa, kebijakan umum, program dan kegiatan prioritas yang bersifat indikatif terfokus pada: Pertama, aspirasi dan kepentingan
RPJMDes Jenetaesa 2010
segenap masyarakat Desa Jenetaesa; Kedua, mengikuti perkembangan zaman; dan Ketiga, berorientasi pada tindakan adaptif.
Penyusunan RPJMDes Jenetaesa Tahun 2010-2015 bertujuan untuk merumuskan
kebijakan dan program pembangunan dengan mengakomodir berbagai kepentingan dan aspirasi segenap lapisan masyarakat, sehingga lebih memantapkan pencapaian Visi Pemerintah Desa
Jenetaesa, yakni " Swasembada – Sehat – Sejahtera dan Religius." Di samping itu, RPJMDes
Jenetaesa bertujuan untuk :
(1) Mewujudkan perencanaan pembangunan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. (2) Menciptakan rasa memiliki dan tanggungjawab masyarakat terhadap program
pembangunan.
(3) Memelihara dan mengembangkan hasil-hasil pembangunan.
(4) Menumbuhkembangkan dan mendorong peranserta masyarakat dalam pembangunan desa.
Penyusunan RPJMDes Jenetaesa dimaksudkan :
(1) Menyediakan kebijakan dan program pembangunan dalam skala prioritas yang lebih tajam agar menjadi indikator perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengawasan pembangunan; (2) Tersedianya rumusan program pembangunan yang akan dilaksanakan di Desa Jenetaesa; (3) Menjadi bahan dalam penyusunan RKPDes dan APBDes;
(4) Mewujudkan komitmen bersama antara Pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), dan masyarakat terhadap program-program pembangunan desa yang akan
dibiayai melalui APBDes ;
Untuk menjaga kesinambungan pembangunan, maka rumusan visi dan misi serta berbagai kebijakan strategis lainnya yang ditetapkan, dikaji lebih jauh tingkat relevansinya dengan aspirasi masyarakat serta kondisi Desa Jenetaesa pada saat ini. Hasil kajian tersebut bermuara pada perumusan visi dan misi serta strategi dasar pembangunan Desa Jenetaesa dalam jangka waktu 2010 - 2015.
Pendekatan yang diuraikan di atas pada dasarnya merupakan wujud dari pendekatan teknokratik yang kemudian disempurnakan dengan menyerap aspirasi masyarakat melalui pendekatan partisipatif yang dihimpun pada saat Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa
RPJMDes Jenetaesa 2010
(Musrenbangdes) yang digagas secara bertahap melalui Musyawarah Menggagas Masa Depan Desa (MMDD) pada dua dusun di Desa Jenetaesa.
RPJMDes Jenetaesa sebagaimana hasil dari pendekatan yang disebutkan di atas telah melalui pembahasan secara mendalam dan mendapat persetujuan oleh Badan Permusyawatan Desa (BPD) Jenetaesa.
1. 2 Landasan Hukum
Landasan hukum RPJMDes Jenetaesa tahun 2010 – 2015 terdiri dari Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Menteri, Surat Edaran Menteri, Peraturan Daerah Provinsi, dan Peraturan Daerah Kabupaten, yaitu :
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
RPJMDes Jenetaesa 2010
9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3373);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Pemerintahan Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
15. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2007 Tentang Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-Undangan;
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan ;
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2007 tentang Kader Pemberdayaan Masyarakat ;
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan dan Pendayagunaan Data Profil Desa/Kelurahan ;
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa ;
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2007 tentang Pendataan Program Pembangunan Desa/Kelurahan ;
21. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 414.2 / 1408 / PMD Tanggal 31 Maret 2010 tentang Petunjuk Teknis Perencanaan Pembangunan Desa.
22. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2028 (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008, Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 243)
RPJMDes Jenetaesa 2010
23. Peraturan Daerah Kabupaten Maros Nomor 13 Tahun 2003 tentang Pelaksanaan Pembangunan Daerah Berbasisi Partisipasi Masyarakat.
24. Peraturan Daerah Kabupaten Maros Nomor 01 Tahun 2006 tentang Alokasi Dana Desa (Lembaran Daerah Tahun 2006 Nomor 01).
25. Peraturan Daerah Kabupaten Maros Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pedoman Pembentukan dan Mekanisme Penyusunan Peraturan Desa.
26. Peraturan Daerah Kabupaten Maros Nomor 11 Tahun 2008 tentang Sumber Pendapatan Desa.
27. Peraturan Daerah Kabupaten Maros Nomor 12 Tahun 2008 tentang Tatacara Pembentukan dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa.
28. Peraturan Daerah Kabupaten Maros Nomor 14 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tatakerja Pemerintahan Desa.
29. Peraturan Daerah Kabupaten Maros Nomor 16 Tahun 2008 tentang Penataan dan Pendayagunaan Kawasan Pedesaan.
1.3 Pengertian
Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan :
(1) Pemerintahan Desa adalah Badan hukum yang bertujuan untuk mengatur dan menata system di desa.
(2) Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan perangkat desa.
(3) Peraturan Desa adalah semua peraturan yang ditetapkan oleh Kepala Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD).
(4) Keputusan Kepala Desa adalah semua keputusan yang bersifat mengatur dan merupakan pelaksanaan dari peraturan desa dan kebijaksanaan Kepala Desa yang menyangkut pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan.
(5) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa yang selanjutnya disingkat RPJMDes adalah dokumen perencanaan untuk periode lima (5) tahunan yang memuat arah
kebijakan pembangunan desa, arah kebijakan keuangan, kebijakan umum, dan program disertai dengan rencana kerja.
(6) Rencana Kerja Pembangunan Desa yang selanjutnya disingkat RKPDes adalah dokumen perencanaan untuk periode 1 (satu) tahun yang merupakan penjabaran dari RPJMDes yang memuat rancangan kerangka ekonomi desa dengan mempertimbangkan
RPJMDes Jenetaesa 2010
kerangka pendanaan yang dimutahirkan, program prioritas pembangunan desa, rencana kerja dan pendanaan serta prakiraan maju, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah desa maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat dengan mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah (RKP).
(7) Lembaga Pemberdayaan Masyarakat yang selanjutnya disingkat LPM adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra
pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakat.
(8) Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa yang selanjutnya disingkat KPMD adalah anggota masyarakat desa yang memiliki pengetahuan dan kemauan untuk
menggerakkan masyarakat berpartisipasi dalam pemberdayaan masyarakat dan pembangunan partisipatif.
(9) Profil Desa adalah gambaran menyeluruh tentang karakter desa yang meliputi data dasar keluarga, potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia, kelembagaan, sarana dan prasarana serta perkembangan kemajuan dan permasalahan yang dihadapi desa. (10) Alokasi Dana Desa yang selanjutnya disingkat ADD adalah dana yang dialokasikan
oleh Pemerintah Kabupaten/Kota untuk desa yang bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh Kabupaten/Kota.
(11) Bencana alam adalah bencana yang ditimbulkan oleh keadaan alam yang menimbulkan kerugian bagi masyarakat, sedangkan keadaan darurat adalah kondisi sosial ekonomi masyarakat yang berakibat fisik dan psikis.
RPJMDes Jenetaesa 2010
BAB II
PROFIL DESA JENETAESA
Karakteristik dan identifikasi kondisi wilayah Desa Jenetaesa meliputi; kondisi umum wilayah, karakteristik fisik dan sumber daya alam, kependudukan, sosial, perekonomian, dan kondisi pemerintahan desa menjadi dasar kajian dalam melahirkan arah kebijakan dan strategi pembangunan desa ke depan.
2.1. Kondisi Desa 2.1.1. Sejarah Desa
Pada tahun 1947 awalnya terbentuklah pemerintahan yang dulunya dinamakan Distrik Simbang kemudian dalam waktu yang cukup singkat pemerintahan ini berubah menjadi Wilayah Kecamatan Bantimurung, dan pada tahun 1957 dibentuklah Koordinator Wilayah Jenetaesa yang dijabat oleh Karaeng Tompo hingga tahun 1965 berubalah namanya menjadi Desa Jenetaesa yang dipimpin oleh Dg Mula berdasarkan hasil Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) yang pertama kalinya digelar akhirnya Dg.Mula digantikan oleh Karaeng Tompo, Kemudian pada Tahun 1965 sampai 1969 kembali terjadi Pilkades yang kedua yang berhasil dijabat oleh H. Sadollah Hingga tahun 1999 Kades Jenetaesa baru digantikan berdasarkan hasil Pilkades oleh Mappong Kemudian Pilkades 2007 Dijabat oleh Kamaruddin sampai dengan sekarang dan berakhir masa jabatan 2012.
Secara etimologi Desa Jenetaesa, diartikan Jene’ (Air) dan Ta esa (Keruh), jadi Jenetaesa adalah air yang tak pernah keruh, karena pada tahun 1957 saat itu Desa Jenetaesa Memiliki Sumber mata air yang sangat besar yang saat ini dinamakan Air Terjun Taman Wisata Alam Bantimurung, Pada tahun 1957 Desa Jenetaesa memiliki sumber mata air yang tak pernah surut dimana tempat itu dikenal dengan Bantimurung namun setelah pemekaran Desa air yang tak pernah surut atau yang lebih di kenal dengan Bantimurung ini masuk pada Wilayah Kecamatan Bantimurung.
Desa Jenetaesa memiliki dua Dusun Batubasi dan Dusun Bantimurung. Dusun Batubassi pada awalnya .Dusun Batubassi terletak di ibu kota Kecamatan Simbang yang dulunya merupakan Batas wilayah antara kerajaan Gowa dan kerajaan Bone yang mana pada saat itu rakyat kerajan Gowa dan rakyat kerajaan Bone sering terjadi peperangan yang oleh karena itu Petta Benteng Andi Marzuki yang merupakan keturunan Imangkau RiBone (Raja Bone) mengambil satu tindakan dengan membawa pasukanya berjaga-jaga di batas wilayah tersebut dan begitu pula dengan Bija pangngulua Ri Gowa ( Gote Dg.Paramma ) membawa pula pasukanya untuk berjaga-jaga di batas kerajaan tersebut.Namun tak lama kemudian Bija Pangngulua Ri Gowa bertemu dengan Petta Benteng Andi Marzuki dan mengmbil satu kesepakatan untuk mengamanahkan kepada
RPJMDes Jenetaesa 2010
Gote Dg.Paramma untuk tinggal di kampung ini dengan perjanjian Gote Dg.Paramma bisa tinggal dan berkuasa namun setiap pengambilan keputusan tetap mengambil pandangan atau saran dari Petta Benteng Andi Marzuki .
Namun meski kedua belah pihak telah mengadakan perjanjian namun rakyat dari keduanya tetap saja berperang, maka Gote Dg.Paramma dan Petta Benteng Andi Marzuki memanggil pemimpin dari kedua belah pihak untuk menghadap dan adapun hasil dari kedua belah pihak di sarankan untuk membawa satu tanda perdamaian yang mana masyarakat Gowa membawa Besi dan masyarakat Bone membawa Batu dan barang siapa yang melanggar perjanjian ini maka kedua belah pihak akan berhadapan dengan petinggi kerajaan Gowa dan Bone, dan jika rakyat dari kedua belah pihak hendak melintasi tapal batas tersebut maka di haruskan melapor pada pemangku adat yang ada di kampung tersebut, maka kampung yang merupkan tapal batas kerajaan tersebut dinamakan kampung Batubassi.,dan adapun Dusun yang kedua yakni Dusun Bantimurung yang membentang di sepanjang jalan poros Maros-Bone.
2.1.2. Demografi
Berdasarkan data hasil sensus penduduk tahun 2010 bahwa jumlah penduduk Desa Jenetaesa adalah sebanyak 3681 jiwa di mana sebelumnya pada tahun 2005 adalah
sebanyak 3495 jiwa atau mengalami pertambahan sebesar 186 jiwa pada periode waktu 5 tahun terakhir (2005-2010) atau tumbuh rata-rata sebesar 12,5 % pertahun.
Jumlah penduduk terbesar terdapat di Dusun Batubassi dengan jumlah penduduk sebanyak 2303 jiwa, sedang yang terkecil adalah di Dusun Bantimurung dengan jumlah sebanyak 1378 jiwa.
a. Kepadatan dan Distribusi Penduduk
Kepadatan dan Distribusi Penduduk per Dusun dalam wilayah Desa Jenetaesa diuraikan dalam tabel 1 berikut ini :
Tabel 1: Kepadatan Penduduk Desa Jenetaesa Tahun 2010
No. Dusun Jumlah Penduduk (Jiwa) Luas Wilayah (Km2) Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2) Distribusi Penduduk (%) 1 Batubassi 2303 19.5 828.9 40.3 2 Bantimurung 1378 10.2 560.2 20.1 Jumlah 3681 29.7 1389.1 60.4
Sumber : File Desa Hasil Sensus Penduduk Tahun 2010.
b. Komposisi Penduduk
Uraian mengenai komposisi penduduk terdiri dari komposisi penduduk menurut umur dan komposisi penduduk menurut jenis kelamin sebagaimana tabel 2 berikut ini :
RPJMDes Jenetaesa 2010
Tabel 2: Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin Kelompok
Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah
0 - 4 209 171 380 5 -9 209 200 409 10 -14 221 168 379 15 - 19 163 322 485 20 -24 131 163 294 25 - 29 135 262 397 30 - 34 156 133 289 35 - 39 124 100 224 40 - 44 108 87 195 45- 49 92 77 169 50 - 54 66 59 125 55 - 59 45 40 85 60 - 64 49 70 119 65 - 70 74 57 131 Total 1.772 1.909 3681
Sumber : File Desa Hasil Sensus Penduduk Tahun 2010.
2.1.3. Keadaan Sosial Budaya
Kekayaan dan keragaman budaya Desa Jenetaesa sebagai satu rumpun budaya hanya terdiri dari Bugis dan Makassar. Rumpun Bugis dominan di Dusun Bantimurung, sedangkan Rumpun Makassar dominan berada di Dusun Batubassi . Kemajemukan ini terkait pula dengan potensi kearifan lokal yang bisa berkembang dalam tatanan sosial budaya.
Sarana dan prasarana sosial yang ada yaitu ; Sarana pendidikan berupa PAUD sebanyak 1 (Satu) unit, TK 2 (Dua) unit, TPA 3 (Tiga) unit, SD sebanyak 3 (tiga) unit dan SMP 1 (satu) unit, dan SMA 1 ( Satu)unit dan sarana kesehatan berupa Poskesdes 1 (satu) unit dan Posyandu 3 (Tiga) unit, serta Masjid 8 buah. Sedangkan sarana prasarana perdagangan (pasar desa) belum ada dan lapangan olahraga (lapangan umum) 1 (Satu) buah.
2.1.4. Keadaan Ekonomi
Sumber perekonomian utama bagi warga Desa Jenetaesa yaitu bidang pertanian sebagai petani padi, di samping profesi lainnya sebagai peternak, pedagang, wirausaha, pegawai swasta, PNS, dan anggota TNI/Polri.
RPJMDes Jenetaesa 2010
Petani pada umumnya masih sekedar memproduksi gabah/beras tanpa berusaha menambah nilai lebih. Hal ini mungkin dikarenakan mereka kebanyakan hanya sebagai petani penggarap bukan sebagai petani pemilik lahan.
Petani belum terorganisir secara baik sehingga harga hasil produksinya masih sangat ditentukan oleh para pedagang. Pemilik modal tersebut memiliki gudang dan pabrik penggilingan beras sehingga mampu menampung semua gabah dari petani.
Peternak unggas yang ada merupakan skala usaha produksi yang mana masyarakat bermitra dengan perusahaan.Namun bagi peternak hewan besar (sapi/kerbau) sebagai peternak bagi hasil, namun adapun sebagian masyarakat yang merupakan pemilik ternak sendiri.
Wirausahawan yang ada masih sedikit dan usahanya relatif masih sederhana yaitu usaha perbengkelan tradisional, pembuatan souvenir (Cendra mata) dan usaha jahit-menjahit. 2.2. Kondisi Pemerintahan Desa
2.2.1. Pembagian Wilayah Desa
Desa Jenetaesa masuk wilayah Kecamatan Simbang terletak sekitar 10 km dari Ibukota Kabupaten Maros dan merupakan Pusat Pemerintahan Kecamatan Simbang. Daratannya terdiri atas tanah persawahan dan kebun yang subur terbentang luas sekitar 10,08 km2 dengan jumlah penduduk sebanyak 3658 jiwa berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010.
Adapun batas-batas wilayah Desa Jenetaesa sebagai berikut: Sebelah Utara : Kelurahan Kalabbirang.
Sebelah Timur : Desa Samangki. Sebelah Selatan : Desa simbang. Sebelah Barat : Desa Minasa Baji.
Desa Jenetaesa saat ini dipimpin oleh seorang Kepala Desa dibantu seorang Sekdes, seorang Bendahara Desa, dan tiga orang Kepala Urusan (Umum, Pembangunan, dan
Pemerintahan). Desa Jenetaesa terdiri dari 2 (Dua) Dusun yang masing-masing dipimpin oleh Kepala Dusun, yaitu Dusun Bantimurung sebagai Pusat Pemerintahan Desa, Dusun Batubassi yang merupakan Pusat pemerintahan Kecamatan.
Pelaksanaan Pemerintahan Desa Jenetaesa berjalan dengan baik dan mendapat dukungan penuh dengan mitra kerjanya yaitu Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sebagai perwakilan dari masyarakat desa sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Pemerintahan Desa.
2.2.2. Struktur Organisasi Pemerintah Desa
Struktur organisasi Pemerintah Desa Jenetaesa dibuat berdasarkan atas Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Pemerintahan Desa dan Peraturan Daerah Kabupaten Maros Nomor 14 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tatakerja Pemerintahan Desa.
RPJMDes Jenetaesa 2010
BAB III
POTENSI DAN MASALAH
Potensi
Dengan melihat perkembangan lingkungan strategis dan potensi Desa Jenetaesa yang dapat dijadikan landasan dalam perumusan strategi untuk mendukung keberadaan agenda utama pembangunan lima tahun yang akan datang adalah :
a. Sumberdaya Manusia
Semakin tumbuhnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan terbukti bahwa sudah banyak pemuda dan warga yang melanjutkan pendidikan sampai Perguruan Tinggi bahkan sudah ada beberapa diantaranya yang menyandang gelar sarjana dari berbagai jurusan.
Ekonomi (biaya) menjadi alasan utama penyebab tingginya angka putus sekolah di kalangan anak usia sekolah khusus jenjang Perguruan Tinggi. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Pemerintah Desa Jenetaesa dalam meraih visi Desa Swasembada Akan Senantiasa Sejalan dengan Peningkatan Iman dan Taqwa menuju pembangunan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi.
Demografi
Jumlah penduduk 3681 jiwa termasuk jumlah yang besar bagi ukuran suatu desa. Penduduk yang jumlahnya besar akan menjadi satu kekuatan/potensi pembangunan bilamana memiliki kompetensi sumberdaya manusia. Komposisi perbandingan jumlah laki-laki dengan perempuan adalah hampir seimbang (1,02 : 1).
Pertumbuhan penduduk yang tidak stabil setiap tahun, di satu sisi menjadi beban pembangunan karena ruang gerak untuk produktivitas masyarakat makin rendah, apalagi jika tidak diikuti peningkatan pendidikan yang dapat menciptakan lapangan kerja. Memang tidak selamanya pertambahan penduduk membawa dampak negatif, malahan menjadi positif jika dapat diberdayakan secara baik untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kondisi ketenagakerjaan yang harus mendapatkan perhatian dan penanganan secara komprehensif adalah terjadinya peningkatan angka usia kerja setiap tahunnya.
Pertumbuhan angkatan kerja yang memasuki dunia kerja di mana dari angkatan kerja yang mencari kerja tersebut tidak dapat terserap pada lapangan kerja yang tersedia khususnya dalam konteks hubungan kerja (bekerja di sektor pemerintah atau di sektor swasta/perusahaan), karena memang daya serap dari sektor-sektor tersebut sangat terbatas, sehingga sebagai “katup
pengaman” harus dapat dikembangkan sebagai potensi atau peluang bekerja terbuka luas melalui kerja mandiri/wirausaha (sektor ekonomi non formal).
RPJMDes Jenetaesa 2010
Lahan pertanian berupa lahan sawah yang subur seluas sekitar ... ha yang terbentang luas tersebar di setiap Dusun. Hal ini berpotensi untuk dapat meningkatkan jumlah produksi pertanian dengan cara intensifikasi budidaya dengan sentuhan teknologi yang tepat.
Jenis ternak yang berpotensi dikembangkan adalah unggas (bebek dan ayam) dan ternak besar (sapi, kerbau dan kambing).
Di samping itu terdapat aliran Sungai Bantimurung yang terbentang sebagai pembatas langsung dengan Kelurahan kalabbirang. Sepanjang aliran sungai tersebut berpotensi untuk dikembangkan budidaya ikan air tawar maupun ikan air payau.
Selain itu juga di Desa Jene taesa terdapat benda cagar budaya yang semestinya dilindungi oleh pemerintah yakni bend arkeologi yang merupakan peninggalan kerajaan Gowa dan Bone yang mana benda tersebut masih dirawat dengan baik oleh penduduk setempat meski masih kurang mendapat perhatian dari pemerintah daerah yang mana diatasnya telah dibangun sebuah rumah adat Balla’ Lompoa yang dijadikan tempat pertemuan bagi masyarakat Desa yang mana rumah adat tersebut di bangun atas swadaya masyarakat.
Sarana dan prasarana
Terdapat sarana dan prasarana jalan berupa jalan raya utama (jalan beton dan aspal) yaitu poros Maros – Camba dan Jalan Poros Batubassi-Garangtiga dan tersedia jalan lorong yang tersebar di setiap Dusun.
Sarana dan prasarana sosial yang ada yaitu ; Sarana pendidikan berupa PAUD sebanyak 1 (Satu) unit, TK 2 (dua) unit, Ply Group 1 (Satu) TPA 3 (Tiga) unit, SD sebanyak 4 (tiga) unit dan SMP 1 (satu) unit, dan SMA 1 (Satu) Unit dan sarana kesehatan berupa Pokesdes 1 (satu) unit dan Posyandu 3 (Tiga) unit, serta Masjid 8 buah.
Masalah
Setelah mengidentifikasi masukan-masukan seluruh elemen masyarakat Desa Jene Taesa dan pihak lain yang berkepentingan maka dapat dirumuskan beberapa masalah :
Sarana dan Prasarana Jalan ; Perawatan jalanan poros dan lorong yang sangat terlambat dibanding yang seharusnya, juga masih minimnya jumlah jalanan usaha tani.
Sarana dan Prasarana Pendidikan ; Belum tersedia SD unggulan dan SMA Umum, belum ada Perpustakaan Umum dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Masih tingginya angka putus sekolah dan kurangnya kesadaran melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Sarana dan Prasarana Ekonomi ; Belum tersedia pasar. Pendapatan perkapita masih rendah dan kurangnya minat/jiwa wirausaha.
Sarana dan Prasarana Sosial kemasyarakatan, Pemuda dan Olahraga ; Belum tersedia ruang serbaguna,dan refresentatif. Masih tinggi angka pengangguran dan masih ditemukan adanya keluarga miskin.
Sarana dan Prasarana Kesehatan ; Belum maksimalnya pemanfaatan Poskesdes dan Posyandu, Pelayanan kesehatan terhadap kelompok balita dan usia lanjut termasuk keluarga miskin belum
RPJMDes Jenetaesa 2010
memuaskan. Belum ada tindakan nyata terhadap usaha peningkatan gizi masyarakat termasuk kelompok usia anak sekolah.
Kesadaran beragama, berdemokrasi, dan kondisi keamanan ; Masih minim pelaksanaan syariat agama. Masih tabuh atau rendahnya pemahaman akan arti pentingnya sebuah perbedaan pendapat. Dan masih sering terjadi pencurian ternak.
Kelembagaan Masyarakat ; Minimnya perhatian dan minat masyarakat terhadap kelembagaan masyarakat desa. Belum maksimalnya potensi kelompok-kelompok tani yang sudah terdaftar begitupula kelompok perempuan yang masih harus dibina dan dikembangkan, serta belum tersedianya gedung/kantor kelembagaan masyarakat.
Kelembagaan Pemerintahan ; Belum tersedianya Kantor BPD yang refresentatif. Kompetensi dan profesionalisme anggota BPD dan para staf desa termasuk para Kepala Dusun masih harus diberdayakan dan ditingkatkan melalui pendidikan dan pelatihan.
RPJMDes Jenetaesa 2010
BAB IV
RENCANA PEMBANGUNAN LIMA TAHUN
4.1 Visi dan Misi
4.1.1 V i s i
Visi Pembangunan Desa Jenetaesa merupakan gambaran kesuksesan yang ingin dicapai dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan yang disusun dengan memperhatikan Visi RPJPD
Kabupaten Maros, substansi RPJMD Kabupaten Maros, dinamika lingkungan strategis, aspirasi masyarakat dan pemerintah Desa Jenetaesa, serta visi dan misi Kepala Desa terpilih. Untuk itu Visi Pembangunan Desa Jenetaesa untuk 5 tahun pertama RPJMDes 2010-2015 adalah :
“ Desa Jenetaesa Sebagai Desa Swasembada akan Senantiasa Sejalan Dengan Peningkatan Iman dan Taqwa Menuju Pembangunan Ilmu Pengetahuan dan teknologi “
Yang dimaksud Swasembada adalah kemampuan satu Desa untuk memproduksi ( menghasilkan ) pangan dengan memberdayakan pupuk organic yang di hasilkan oleh ternak unggas masyarakat,Untuk mencapai hal tersebut maka hanya ada satu cara yaitu melalui pendidikan dan pelatihan baik formal maupun non formal. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Pendidikan menjadi salah satu indikator kemampuan pemerintah dalam penyediaan pelayanan pendidikan
pengertian Iman dan Taqwa adalah terciptanya suasana masyarakat yang
bernuansa pengamalan syariat keagamaan. Pemerintah mendorong pelaksanaan syariat agama sesuai keyakinan masyarakat baik kualitas maupun kuantitasnya kepada masyarakat.
Pengertian Ilmu pengetahuan adalah dengan memberikan informasi atau pelatihan-pelatihan kepada masyarakat tentang pentingnya ilmu pengetahuan.
4.1.2 M i s i
Desa Jenetaesa mempunyai misi pembangunan dalam jangka waktu 2010-2015 adalah sebagai berikut:
1. Peningkatkan kualitas pelayanan masyarakat
Pelayanan diarahkan untuk memenuhi hak dasar masyarakat yang meliputi: (1)
ketersediaan pangan; (2) pendidikan; (3) kesehatan; (4) kesempatan kerja dan lapangan usaha; (5) sarana dan prasarana; (6) rasa aman dan tenteram; (7) partisipasi dalam kehidupan sosial-politik.
RPJMDes Jenetaesa 2010
2. Penguatan ekonomi berbasis masyarakat
Membangun struktur ekonomi yang kompetitif dan berbasis masyarakat melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan yang menjamin terciptanya peningkatan pendapatan masyarakat terkait dengan sektor pertanian, peternakan, dan
kewirausahaan yang mengandalkan sumberdaya lokal. Membangun kelembagaan ekonomi masyarakat yang kreatif dan adaptif.
3. Menciptakan iklim kondusif.
Menciptakan iklim yang kondusif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Terbangunnya kelembagaan pemerintah yang berwibawah dan bebas KKN, sehingga terbangun kehidupan masyarakat yang mampu menciptakan inovasi dalam meningkatkan kemampuannya secara berkesinambungan.
4. Pemberdayaan kelembagaan.
Terciptanya sinergi pencapaian tujuan pemerintah, swasta, dan masyarakat melalui pengembangan dan pemberdayaan kelembagaan. Mengembangkan kelembagaan demokrasi yang lebih kokoh, yang didukung oleh adanya partisipasi optimal dari seluruh lapisan masyarakat. 4.2 Kebijakan Pembangunan
Arah Kebijakan Pembangunan Desa
Kebijakan umum pembangunan Desa Jenetaesa merupakan hasil rumusan dari 4 (empat) masukan utama. Pertama, kondisi wilayah yang difokuskan kepada potensi dan peluang
pengembangan yang dimiliki serta kelemahan atau faktor-faktor yang mungkin menghambat proses pembangunan di masa depan. Kedua, environmental input, yaitu berupa peluang sekaligus ancaman yang potensial dihadapi dalam proses pembangunan yang tercipta akibat dinamika lingkungan strategis. Ketiga, instrumental input, yaitu berupa peraturan perundangan yang berlaku yang menjadi bingkai hukum yang harus ditaati dalam proses pembangunan Desa Jenetaesa. Keempat, dinamika internal berupa perkembangan aspirasi tatanan internal Desa Jenetaesa.
Mengingat bahwa kebijakan ini merupakan penjabaran dari strategi pembangunan jangka menengah maka kebijakan dimaksud merupakan perwujudan dari upaya-upaya pemenuhan hak dasar masyarakat, penguatan ekonomi, penciptaan iklim kondusif, dan pemberdayaan
RPJMDes Jenetaesa 2010
Kebijakan dimaksud dijabarkan ke dalam 7 (tujuh) program pembangunan yang saling terkait dan saling memperkuat satu dengan lainnya, sehingga secara bersama-sama diharapkan akan semakin mendekatkan Desa jenetaesa kepada visi pembangunan yang dipertegas pada RPJMDes Jenetaesa 2010 - 2015, yaitu Mewujudkan Jenetaesa yang Berswasembada – Beriman dan Bertaqwa –serta ilmu pengetahuan..
RPJMDes dijabarkan dalam RKPDes tahunan yang dirumuskan dalam Surat Keputusan Kepala Desa, dan APBDes tahunan yang ditetapkan dengan Peraturan Desa.
Program Pembangunan Desa
Tujuan pembangunan jangka menengah desa merupakan perwujudan melalui upaya pencapaian tujuan pemenuhan hak dasar masyarakat berdasarkan Visi dan Misi
pembangunan Desa Jenetaesa. Untuk mencapai hal tersebut, maka disusun rancangan program dan kegiatan yang sifatnya indikatif yang terbagi kedalam 7 (tujuh) program dan beberapa rencana kegiatan yang saling terkait dan saling mendukung satu dengan lainnya. Program dan Kegiatan Lima Tahun
Program dan Kegiatan rencana pembangunan jangka menengah Desa Jene Taesa 2010 – 2015 diuraikan sebagai berikut :
Pengadaan pendidikan menuju Jenetaesa yang cerdas antara lain :
a. Pemmbuatan play group Tanadidi, Bontolabbu dan Parangtinggia
b. Kesejahteraan guru Honor
c. Mendirikan perpustakaan untuk tiap sekolah yang membutuhkan
d. Pengadaan laboratoriu IPA
e. Memberikan behasiswa bagi yang berprestasi dan tidak mampu
f. Pengadaan Pagar pesantreng
g. Tersedianya sarana dan prasarana pendidikan dari TK s/d SMP dan pusat belajar mengajar antara guru dan siswa
h. Pengadaan pagar TK, SD dan PAUD dua Dusun di desa Jenetaesa
Pembangunan kesehatan menuju Jenetaesa yang sehat, meliputi
kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a. Tersedianya sarana umum seperti pelayanan kesehatan yang layak (Pustu,Posyandu, dan Poskesdes).
b. Pemberian obat terhadap masyarakat tidak mampu c. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
RPJMDes Jenetaesa 2010
e. Pembuatan posyandu RT 2 dan RT 3 d. Tersedianya lapangan olahraga.
Pembangunan ekonomi menuju Jenetaesa yang sejahtera, meliputi
kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a. Pembangunan Jalan usaha Tani satu paket ± 1000 m b. Pengadaan saluran irigasi parangtinggia dan batubass c. Rehabilitasi museum batubassi
d. Pembuatan Jalan setapak antara Bantimurung dan Batubassi termasuk pembukaan jalan setapak
e. Rehabilitasi Baruga parangtinggia
f. Penambahan lapangan kerja dan usaha baru
g. Pemberian bantuan berupa modal untuk penduduk RTM h. Pembuatan jalan setapak antara RT 6 dan RT 7
i. Pengadaan bak sampah tiap rumah j. Pengadaan Pompanisasi
k. Pembuatan irigasi RT 3 ± 1500 M l. Pembangunan Jalan dusun RT 3 m. Pembuatan jalan paving block
n. Pelatihan jahit menjahit dan pengadaan mesin jahit o. Pembuatan dekker jalan sertu dan saluran drainase RT 6 p. Pembuatan batas dusun
q. Pembuatan MCK disetiap RT r. Perbaikan salurang Drainase RT 2
s. Pembuatan jalan paving block kuburang dan pagar
t. Kesejahteraan pengurus air bersih dan kesejahteraan pengurus desa u. Pembuatan Jalan setapak paving block ± 500 m RT 3
v. Baju seragam majelis Ta`lim
w. Pembuatan Jalan usaha tani ± 2000 m di RT 2 x. Pengadaan traktor per RT 7 unit
y. Pengerasan jalan paving block RT 6 z. Pembukaan jalan setapak ± 500 m di RT 6
Untuk kegiatan Kesejahteraan yang lainya :
- Pembuatan pintu penguras 3 buah di langkasa RT 3 - Pembuatan saluran drainase RT 4 ± 500 m
- Pengadaan traktor kelompok tani 9 buah - Pengadaan jembatan tani RT 6
RPJMDes Jenetaesa 2010
- Pembuatan saluran air RT 4 ± 2000 m
- Pembuatan talud pada sungai parangtinggia dan batubassi - Pengadaan pompanisasi RT 3
- Pembuatan pintu pembagi air RT 6
- Pengerasan Jalan paving block ± 400 m di RT 4 - Pengerasan Jalan paving block ke kuburang RT 3 - Pembuatan Jalan baru RT 3-RT 4 ± 1000 M - Pengadaan pagar kuburang RT 3 ± 500 M - Pengerasan jalan sertu dusun ± 300 m R
- Pembuatan Jln usaha tani jambu - jambua ± 500 m RT 4 - Pembuatan Jln rapat beton ± 800 m RT 6
- Pengadaan listrik RT 1 ± 300 m
- Pembuatan saluran pembuangan dan pompanisasi RT 4 ± 300 M - Pembuatan pagar baruga ± 200 m RT 6
- Pembuatan saluran irigasi RT 1 ± 500 m - Pengerukan sungai RT 4 dan 6 ±1000 m - Pembuatan Bendungan RT 2 dan 3.
- Perbaikan Jln poros Batubassi dan Bonto labbu ± 5 km - Pengadaan Pagar kuburang RT 6 ± 300 m
- Pembuatan Jln Traktor Jambu-jambua ± 75 m - Pembuatan Jln Jembatan langkasa ± 200 m RT 3 - Pengadaan Alat pengering padi semua kelompok Tani
Pembangunan keagamaan menuju Jenetaesa yang beriman dan bertaqwa,
meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a. Pembangunan sarana TPA
b. Pengadaan olahraga dan Ka idah dan kegiatan keagamaan
c. Pengoptimalan pemanfaatan sarana dan prasarana ibadah / masjid d. Rehab mesjid untuk semua dusun di desa jene taesa
e. Peningkatan kualitas Jemaah ta`lim dan safari ramadhan f. Rehabilitasi mesjid RT 1, 2 dan 6.
g. Pegadaan baju seragam majelis Ta`lim
Penguatan Kehidupan Sosial, Budaya, Demokrasi, dan Kemasyarakatan
a. Perencanaan dan pengendalian penataan ruang b. Pengadaan pecah belah 2 Dusun
c. Pengembangan budaya local d. Peningkatan kesadaran berpolitik
RPJMDes Jenetaesa 2010
f. Pengadaan Ternak besar dan ternak kecil
g. Rehabilitasi 2 buah Baruga Parangtinggia dan Batubassi h. Pengadaan pecah belah PKK
i. Pengadaan pos kamling semua RTdi Jenetaesa j. Penambahan listrik RT 6 ± 100 m
Penguatan Kelembagaan Masyarakat
a. Pemberdayaan kelompokperempuan atau pemberianbantuan SPP untuk RTM b. Pemberdayaan kelompok tani
c. Pembuatan Kantor KCD d. Pembuatan Kantor Desa
e. Pemberdayaan kader-kader desa
f. pembangunan sarana umum sepertiJalan,Jembatan dan lain-lain. g. Pengadaan ATK Kantor Desa JeneTaesa.
h. Bedah Rumah di Desa jenetaesa bagi yang tidak mampu.
Sistem Pemerintahan Desa Jenetaesa Sebagai Desa Terbaik di Sulawesi
a. Peningkatan kualitas dan profesionalisme aparatur pemerintah desa b. Peningkatan kemampuan pengelolaan keuangan dan asset desa c. Penataan kelembagaan danketatalaksanaan pemerintahan desa
d. Peningkatan kesejahteraan imam, gurumengaji dan para anggota BPD e. Pengadaan sarana dan prasaranaperkantoran BPD
f. Pengadaan lapangan kerja
B. Matriks Program Pembangunan Lima Tahunan dan Tahunan RPJMDes
Matriks program secara lengkap dapat dilihat pada tabel Lampiran 1.1 (Tabel Program Lima Tahunan RPJMDes) dan tabel Lampiran 1.2 (Tabel Program Tahunan RPJMDes) Strategi Pencapaian
Pola Penyelenggaraan
1. Program Indikatif pada tahun 2010-2015 ditetapkan melalui 4 (empat) Misi Pembangunan yang dijabarkan ke dalam 7 (tujuh) program pembangunan;
2. saran RPJMDes Jene Taesa Tahun 2010-2015 diarahkan dan dikendalikan langsung oleh Kepala Desa Jenetaesa. Dalam pelaksanaan sehari-hari dibantu oleh Sekretaris Desa, dan para Kepala Urusan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dan para Kepala Dusun, serta Kader-kader pembangunan Desa atas pengawasan BPD.
3. RPJMDes akan digunakan sabagai acuan dalam menyusun RKPDes dan penyusunan APBDes Jenetaesa;
RPJMDes Jenetaesa 2010
4. Penguatan peran stakeholder/pelaku pelaksanaan RPJMDes dalam upaya pencapaian sasaran yang dilakukan melalui program indikatif yang akan dijabarkan dalam berbagai kegiatan dengan pembiayaan dari APBDes dan sumber pembiayaan lainnya (APBD Kab./ APBD Prov. / APBN / Swadaya);
Organisasi Pelaksana
Penyelenggaraan RPJMDes Jenetaesa Tahun 2010-2015 dilakukan berdasarkan hasil musyawarah desa (Musrembangdes) atas persetujuan BPD.
Pembentukan Tim Pengelola Kegiatan (TPK) yang terdiri atas Ketua, Sekretaris, dan Bendahara sebagai pionir dalam pelaksanaan pembangunan desa. TPK dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Kader Pembangunan Masyarakat Desa (KPMD) yang diseleksi dari masyarakat desa.
Agar kegiatan pembangunan terlaksana dengan baik dan pemanfaatannya sesuai peruntukan maka dibentuk tim Monitoring oleh Kepala Desa atas persetujuan BPD. Monitoring dan Evaluasi
1. Monitoring dan evaluasi RPJMDes Jenetaesa Tahun 2010-2015 dilaksanakan Tim yang dibentuk oleh Kepala Desa dengan Surat Keputusan atas persetujuan BPD;
2. Monitoring dan evaluasi RPJMDes Jenetaesa menunjukkan seberapa jauh pencapaian tujuan dan sasaran serta indikator yang telah dirumuskan;
3. Kegiatan monitoring dan evaluasi RPJMDes dilakukan dengan tertib dan objektif, serta hasilnya disampaikan dalam bentuk laporan tertulis dengan memperhatikan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, dan ketelitian.
Evaluasi umum pelaksanaan RPJMDes dilaksanakan pada akhir periode, dan dibuat sebagai evaluasi resmi kinerja lima tahunan dan tahunan Desa Jenetaesa dalam menjabarkan capaian RPJMDes sekaligus sebagai pertimbangan dalam penyiapan RPJMDes periode berikutnya.
RPJMDes Jenetaesa 2010
BAB V
P E N U T U P
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Jenetaesa Tahun 2010–2015 ditetapkan dengan Peraturan Desa yang memuat kebijakan dan pokok–pokok rencana
pembangunan yang bersifat strategis untuk menjadi acuan penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian pembangunan bagi pengelola pembangunan, baik aparat pemerintah, masyarakat, dan pelaku sektor swasta;
Untuk mewujudkan terciptanya visi dan misi pembangunan desa, maka penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) secara operasional dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes) yang selanjutnya dijabarkan ke dalam bentuk
program-program pembangunan yang konkrit, terarah, dan transparan dalam usulan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) maupun usulan yang akan dibiayai APBD Kabupaten, APBD Provinsi, dan APBN;
Berhasilnya pelaksanaan pembangunan tergantung dari peran aktif, sikap mental, tekad,
semangat dan disiplin serta ketaatan terhadap peraturan perundangan yang berlaku dari semua pihak.
RPJMDes Jenetaesa Tahun 2010-2015 merupakan komitmen perencanaan yang berfungsi sebagai tolok ukur dalam menjalankan Misi untuk mencapai Visi Pemerintah Desa Jene taesa; RPJMDes Jenetaesa Tahun 2010-2015 harus dijalankan secara transparan, akuntabiliti, dan ketelitian yang dilandasi dengan moral dan dedikasi tinggi dalam mendukung kinerja Pemerintah Desa.
KEPALA DESA JENE TAESA
RPJMDes Jenetaesa 2010
Lampiran 3 : Tabel Data Potensi, Masalah, dan Tindakan Pemecahan Masalah.
NO POTENSI MASALAH SOLUSI
1 Jumlah Penduduk Besar.
a. Tingkat pendidikan rendah . b. Kurang terampil.
c. Banyak pengangguran
d. Masih ditemukan buta huruf dan buta aksara alquran.
a. Pemberian bea siswa.
b. Pelatihan aneka keterampilan. c. Penciptaan lapangan kerja baru.
d. Mengaktifkan pemberantasan buta huruf dan aksara alquran. 2 Lahan Pertanian dan
Peternakan Luas serta Terdapat Aliran Sungai Sepanjang Tahun.
a. Produksi belum maksimal.
b. Belum termanfaatkan saluran tekhnis yang ada. c. Peternakan masih bersifat tradisional.
d. Budidaya air tawar/payau belum pernah diuji coba.
a. Menjamin ketersediaan bibit dan saprotan lainnya.
b. Memaksimalkan pompanisasi dan mengusahakan terbukanya saluran air yang tersedia. c. Mengembangkan budidaya bebek dan ternak hewan besar. d. Mengadakan percontohan budidaya ikan air tawar/payau. 3 Terdapat Jalan Raya
Utama (poros) yang Beraspal dan Beton, serta beberapa jalanan desa/lorong.
a. Perawatannya lambat dan tidak bertalut.
b. Masih perlu di perpanjang pembangunanya.
a. Perlu penambahan volume dari tiap dusun.
b. Perbakilah agar
perekonomian bisa lebih baik dan dipergunakan oleh masyarakat sebaik-baiknya.
4. Ada jalan dan badan jalan yang perlu di lakukan perbaikan supaya perekonomian dapat terlaksana dengan baik. a. Agar dilaksanakan pembangunan secepatnya supaya masyarakat sejahtera dan menjadi lebih baik seperti yang di harapkan.
a. Lakukanlah yang terbaik dan jangan menunda setiap kegiatan yang ada di desa.
b. Memberikan bantuan harus ada sepengetahuan dari desa dan di ketahui juga oleh masyarakat.