Vol.12.No.1. Februari 2012 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X
ANALISA DAN KAJIAN HUBUNGAN
MOMEN - KURVATUR PADA BALOK BETON BERTULANG
Oleh : Armeyn
Dosen Jurusan Teknik sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teklnologi Padang
Abstrak
Momen dan kurvatur merupakan dua parameter yang dapat digunakan untuk menentukan nilai daktilitas balok. Nilai daktalitas suatu balok dapat ditentukan dengan membagi nilai kurvatur saat leleh dengan momen .Untuk melihat besarnya beban kurvatur dan daktalitas melibatkan beberapa variabel yaitu diameter tulangan lentur (tulangan tekan dan tulangan tarik), mutu beton. Analisa perhitungan momen dan kurvatur juga akan menentukan besarnya nilai tegangan regangan mengingat eratnya kaitan antara momen-kurvatur terhadap tegangan-regangan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan momen dan kurvatur pada balok beton tanpa kekangan.
Model balok yang digunakan adalah balok beton bertulang dengan tampang empat persegi berukuran 20 x 30 x 240 cm. Penulangan balok dilakukan dengan tulangan tarik 3Ø10 dan tulangan tekan 2 Ø10. Sedangkan mutu beton terdiri dari dua variasi K-175 dan K-250. Pembebanan dilakukan secara bertahap sampai diperoleh keadaan retak pertama hingga balok mengalami keruntuhan. Pada setiap tahap pembebanan dibaca dan dicatat besar lenturan dan regangan yang terjadi pada balok.
Kata kunci : momen kurvatur, daktilitas
Abstract
Momen and of kurvatur represent two parameter able to be used to determine value of daktilitas log. Assess daktalitas a[n log can be determined by dividing value of kurvatur moment melt with momen . To see the level of burden of kurvatur and of daktalitas entangle some variable that is limber bone diameter , quality of concrete. Analyse calculation of and momen of kurvatur also will determine the level of hand in glove considering strain tension value bearing him momen-kurvatur to tegangan-regangan. This research to know of momen and of kurvatur concrete log without constraint.
Model the used reinforced concrete log with fairish foursquare cutting 20 x 30 x 240 cm. Log restating [done/conducted] with interesting bone 3Ø10 and bone depress 2 Ø 10. While quality of concrete consist of two variation [of] of K-175 and of K-250. Encumbering [done/conducted] step by step obtained first barst situation till natural log [is] avalanche. In each encumbering phase read and noted is big strain and flexing that happened log.
N0 Pengujian Mutu beton 28 hari 1 Kuat Tekan K-175 6 silinder 15 cm, h = 30 cm K-250 6 2 Kuat Tekan K-175 2 Balok 20 cm x 30 cm x 240 cm K-250 2 Jumlah 16 Vol.12.No.1. Februari 2012 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jurnal Momentum Batasan Masalah ISSN : 1693-752X Perkembangankonstruksi menunjukkan peningkatan yang signifikan seiring dengan peningkatan jumlah manusia dan kebutuhan manusia itu sendiri. Disamping peningkatan kualitas dalam rangka memenuhi banyaknya kebutuhan, peningkatan tersebut juga diiringi dengan peningkatan kualitas untuk pemenuhan keamanan dan kenyamanan penggunanya. Pilihan konstruksipun beragam, mulai dari konstruksi kayu, baja, beton maupun,
konstruksi beton bertulang. Merupakan sebuah tuntutan krtika tingkat penggunan semakin meningkat, luas dan beragam, disamping tuntutan peningkatan tingkat kemampuan struktur beserta efisiensi penggunaan material, untuk kemudian dilakukan upaya peningkatan kapabilitas konstruksi beton bertulang sehingga pengguna konstruksi ini mampu memberikan manfaat maksimal bagi konstruksi bangunan dan lebih meningkatkan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna.
Dalam penelitian ini akan dibatasi pada : a. Mutu beton yang direncanakan adalah
beton K-175 dan K-250
c. Standart pengujian dan pengolahan data yang dilakukan adalah berdasarkan ASTM Standar (pemeriksaan beton, pengujian kuat tekan, pengujian tarik belah, pengujian kuat lentur) dan SKSNI (mix design). d. Analisa moment kurvatur pada balok
beton bertulang tanpa perencanaan confinement
e. Analisa tegangan dan regangan pada balok beton bertulang tanpa perencanaan confinement
1.5 Metodologi
1.2 Perumusan Masalah
Pada saat beton diberi tegangan tekan yang relatif kecil confinement tidak mempengaruhi kelakukan balok sehingga confinement tidak diperlukan. Confinement diperlukan ketika
1.5.1 Benda Uji
Dalam penelitian ini akan diuji silinder dan balok beton bertulang dengan tulangan ø10. Variasi benda uji dapat dilihat pada tabel 1.
tegangan pada beton meningkat dengan cepatnya menjadi sangat tinggi disebabkan oleh laju retakan internal dan beton melebar melawan tulangan melintang.
Tujuan
Dengan bertolak dari permasalahan diatas, penulisan tesis ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan hubungan antara momen dan kurvatur. Tujuan yang masih bersifat umum ini dijabarkan dalam bentuk tujuan – tujuan khusus sebagai berikut :
a. Analisa momen dengan kurvatur pada balok beton tanpa perencanaan confinement
b. Analisa tegangan-regangan pada balok beton tanpa perencanaan confinement
Tabel 1. Variasi Benda Uji
1.5.2 Pemberian Beban
Pemberian beban dilakukan melalui alat Jacking Hydraulik yang berkapasitas 25 ton. Beban yang diberi adalah beban terpusat P, yang diuraikan menjadi 2 (dua) titik pembebanan, yang membagi bentang balok dengan panjang yang sama. Beban P pada tahap awal diberi sebesar 1 ton dan selanjutnya ditambah sebesar 0.5 ton secara bertahap sampai balok runtuh (gagal).
Vol.12.No.1. Februari 2012 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X
1.5.3 Pengujian Lentur dan Retak Balok a. Kegagalan getas (brittle failure) merupakan Untuk mengukur besarnya lentur balok beton
bertulang ditempatkan sebanyak 3 buah Dial Indikator, pada posisi ditengah bentang dan dibawah titik pembebanan. Sebelum dilakukan pembebanan jarum-jarum penunjuk pada Dial Indikator ini harus pada posisi nol. Beban P pada tahap awal diberi 1 ton dan selanjutnya
hal yang harus dicegah. Seharusnya pada kejadian-kejadian ekstrim struktur yang memikul beban haruslah mampu mengalami defleksi-defleksi besar sehingga mendekati kapasitas layan beban maksimum.
ditambah sebesar 0.5 ton secara bertahap, yang 2.1.2. Kurvatur besarnya dibaca pada manomter jack. Untuk
setiap tahap pembebanan dicatat lenturan yang terjadi pada ketiga dial indikator yang
terpasang.
Sebuah beton bertulang yang pada mulanya lurus namun akibat adanya momen ujung dan gaya aksial maka balok menjadi lengkung seperti yang diperlihatkan pada gambar dibawah ini :
2. Tinjauan Pustaka
2.1 Hubungan Momen dengan Kurvatur
R 2.1.1. Umum
Perilaku defleksi akibat pembebanan M Baja M
pada beton bertulang dengan pembebanan melebihi beban ultimate dapat diilustrasikan seperti yang terlihat pada gambar 1. Perbedaan perilaku brittle (getas) dan ductile (liat) dapat terlihat dengan jelas pada gambar ini.
P Garis netral Retak d Baja φ Garis netral (a) (b) Load
Gambar 2. Hubungan momen-kurvature untuk penampang-penampang balok
dengan penulangan tunggal (a) penampang yang gagal dalam tarik Perilaku daktil
(b) penampang yang gagal dalam Perilaku
Defleksi
Gambar 1. Perilaku Defleksi Akibat Pembebanan
Karakteristik deformasi akibat pembebanan yang menjadi pertimbangan penting adalah sebagai berikut:
tekan
Adapun jari-jari kurvatur R, tinggi sumbu netral kd, regangan beton pada serat tekan terluar (paling besar) εc dan tegangan-
regangan baja εs akan berubah-ubah sepanjang
bentang karena adanya retak beton yang juga memberikan tegangan. Dengan pertimbangan hanya satu elemen panjang dx dan penggunaan notasi pada gambar diatas maka rotasi antara ujung-ujung elemen diberikan oleh:
1
c sd
Vol.12.No.1. Februari 2012 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X
dan beton mencapai regangan ultimate. Beton
dx
R
kd d (1 k )
.(1) yang tertekan dipertimbangkan untuk tidak dikekang walaupun beton tanpa kekangan jarang ada dibawah kondisi praktis, beton
R kd d (1 k )
.(2)secara umum dipandang tanpa kekangan kecuali jika dianggap menguntungkan untuk diberi kekangan.
1/R adalah kelengkungan pada elemen (rotasi perpanjang satuan) dan diberi simbol φ. Dengan begitu kita mendapatkan
c
kd
sd (i k )
c sd
.(3)jelas bahwa kurvatur φ adalah gradien regangan profil pada elemen, seperti dalam gambar 2.
Jika regangan pada bagian kritis balok beton bertulang yang diukur atas jarak ukur pendek sebagai momen lentur ditingkatkan untuk mencapai keruntuhan, kurvatur dihitung dari persamaan 1, maka hubungan momen- kurvatur untuk bagian tersebut dapat diperoleh. Kedua kurva diperoleh pada perhitungan balok bertulangan tunggal saat gagal tarik dan tekan seperti tampak dalam gambar 3 dan kedua kurva pada mulanya linear. Hubungan antara momen M dan kurvatur φ diberi oleh persamaan elastis sebagai berikut:
Gambar 3. Tampang balok bertulangan ganda saat lentur. (a) saat leleh (b) saat retak
Kurva tegangan-regangan untuk beton linear kira-kira hingga 0,7fc; karenanya jika baja mencapai kuat leleh sedang tegangan beton tidak melebihi nilai ini, tinggi sumbu netral dapat dihitung menggunakan rumus teori elastis (garis lurus). Ketika faktor tinggi sumbu netral ditentukan, magnitudo gaya dan titik berat gaya tekan dalam baja dan beton
EI MR
M
.(4)dapat dicari. Penjelasan persamaan momen dan kurvatur saat leleh awal adalah
2.2 Balok Beton Bertulang tanpa
Confinement k ( ' ) 2 n 2 2
' d '
n
1 / 2
( ' )n .(5)
2.2.1 Momen dan Kurvatur Saat Ultimate
M
yA
sf
yjd
(6)dan Saat Leleh
Dalam disain ultimate dan gaya
y
f
y/ E
sd (1 k )
(7)gempa. Daktilitas pada umumnya dinyatakan sebagai rasio deformasi ultimate dengan deformasi saat awal leleh. Nilai relatif momen dan kurvatur ketika awal leleh tegangan baja
Jika tekanan pada serat tekan ekstrim beton lebih besar dari
0,7 f
c' , tinggi sumbuA
s y s yf A f
0,85 f b
M u c s y (d d ' )A
s'
2 c d ' d ' c 1 1 0,85 f c'b A f A f E sVol.12.No.1. Februari 2012 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X
dihitung menggunakan kurva tegangan- regangan beton aktual (kurva parabola lebih akurat). Bagaimanapun, sebuah perkiraan bisa didapat dari rumus garis lurus walau tekanan yang dihitung setinggi fc’. Nilai k yang
dihitung dari rumus garis lurus akan lebih kecil daripada nilai aktual untuk k jika distribusi
berupa beton bertulang dengan tulangan tarik dan tulangan tekan.
Balok dengan karakteristik : a. Tinggi balok (h) b. Lebar balok (b) c. Tulangan tarik tekan beton tidak lurus, dimana φ akan
underestimate dan M overestimate.
a. Jarak dari serat tekan terluar terhadap titik berat tulangan tarik / tinggi efektif (d)
Kurvatur dan momen ultimate
potongan beton bertulangan ganda (lihat b. Luas tampang (
A
s ):A
s1
4
2
gambar 2.7) untuk kasus dimana baja tekan
meleleh bisa diperoleh menggunakan c. Rasio tulangan ( ) :
persamaan:
A
sbd
a
' c ' (8) d. Tulangan tekana. Jarak pusat tulangan tekan ke ujung atas balok (d’)
0,85 f ab d A f ' a ' 2 .(9) b. Luas tampang (
A
s'
) :c a
Regangan baja tekan diindikasikan oleh diagram regangan gambar 2.7, yang diberikan
1
4
c. Rasio tulangan (
'
):'
A
sbd
oleh persamaan:
e. Regangan beton saat ultimate ( u )
(11) c a
Substitusi persamaan (16) kepersamaan (19), memperlihatkan bahwa baja tekan meleleh saat:
f. Kuat tekan beton (
f
c'
)g. Kuat leleh baja (
f
y )h. Elastisitas baja (
E
s )f
s y s y
' c 1 1d ' y (12) Saat sebelum retak
Persamaan (20) harus memenuhi persamaan Elastisitas beton (
E
c ) = 4700f
c'
(16) hingga persamaan (18) dapat dipakai.
Rasio modular atau angka ekivalen 3. Bahan dan Metode
3.1 Perhitungan momen dan kurvatur
n =
E
sE
cpada balok beton tanpa confinement
Model yang digunakan untuk analisa adalah balok tampang segi empat. Balok
b.h. n 1 As s.d '.d ' n 1 A
y
= I= 1 b.h3 b.h y h n 1 A d y2 n 1 A ' y d'2 2 12M
retak = y dasar3
k
= '2 n 2 2 ' d ' n ' nVol.12.No.1. Februari 2012 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X
h 2
b.h n 1 As n 1 As '
Nilai
y
dihitung dari ujung atas balokTegangan beton
f
c c.E
cRegangan tulangan tekan
Momen inersia c s
kd d '
d kd
2s s
Tegangan tulangan tekan Modulus pecah beton (
f
r )f
s'
s'.E
yf
r =K
f
c'
K
= 0,62Gaya tekan beton Persamaan momen dan kurvatur saat retak
adalah sebagai berikut:
C
c1
2
f
c.bkd
f
rI
y
dasarGaya tekan baja
C
sA
s' xf
s'
f r
I
3.6.2 Setelah retak saat pertama leleh Faktor garis netral
1 2
d
Jarak garis netral dari ujung atas balok
kxd
Jarak total gaya tekan dari ujung atas balok
d ' xC
skd xC
cy
C
sxC
cJarak pusat total gaya tekan kepusat tulangan tarik
jd
d y
Persamaan momen dan curvature saat pertama leleh adalah sebagai berikut :
Regangan tulangan tarik
My
As. fy. jd
f
ys =
E
SRegangan beton bagian atas
y
f
yE
sd (1 k )
c skd
d kd
sd (1 k )
u o
1
10,85 f c '.a .b d As '. f y d d '
o
Vol.12.No.1. Februari 2012 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X
1.
a
Setelah retak saat ultimate
A
sf
yA'
sf
y0.85 f '
cb
f c
2
f c ' 1 c o
c. Nilai regangan beton
c
a
1 10,5
o2 f
c'
E
c untukf '
c27,6
N/mm 2 Regangan tulang tekanDimana : o
0,002
s'
cc
a
c d"
d '
u0,003
Ketentuan : s'
sTegangan tulangan tekan
0,15
f
s'
s' xE
y4. Hasil Pengujian
4.1
Hasil Penelitian Persamaan momen dan curvature saat
ultimate adalah sebagai berikut : 4.1.1 Pengujian Kuat Tarik Tulangan Baja
M u
a
2 dengan menggunakan alat “Tensile Machine Pengujian kuat tarik tulangan baja,
u
c
c
c. 1
a
Test” dilakukan di Politeknik Negeri Medan. Dari pengujian yang dilakukan terhadap tulangan ø10 didapat hasil pengujian kuat tarik
Nilai daktilitas tulangan seperti tabel berikut
Daktilitas = u
y
Tabel 2. Hasil Pengujian Kuat Tarik Tulangan ø10
No Ø Py fy Modulus
Elastisitas
M (N) (Mpa
3.7 Analisa Tegangan dan Regangan pada Balok Beton Confinement
m (Mpa)
Perhitungan Tegangan – Regangan pada beton tanpa confinement a. Untuk c o T-1 T-2 T-3 10 10 10 26366,47 26518,29 24848,24 335,9 337,8 316,4 206565,0 206390,3 206904,5 f c 2 c f c ' o 2 c T-4 10 33755,15 429,8 207597,4 T-5 10 34311,83 436,9 207279,2 b. Untuk o c u T-6 10 35323,98 449,9 206502,7
0,948 0,819 0,874 0,742 0,683 0,61 0,673 0,597 0,646 0,452 0,538 0,526 0,386 0,421 0,485 0,186 0,248 0,187 0,304 0,231 0,373 0,273 0,334 0,131 0,092 0,125 0 0,083 0,06 L E ND UT AN ( c m )
Vol.12.No.1. Februari 2012 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X
Tabel 4. Hasil Pengujian Lendutan Balok 1 K- 175
4.1.2 Pengujian Kuat Tekan
Hasil pengujian kuat tekan silinder beton disajikan pada tabel dibawah ini :
Beban Lendutan ( 10-3cm) Tabel 3. Hasil Pengujian Kuat Tekan P Y1 Y2 Y3
Asal adukan Balok1 K-175 Balok1 K-250 Sampel Kuat Tekan TN 1 TN2 TN3 TN 1 Pengujian Kuat Tekan (kg/cm2) 180,22 178,84 175,77 267,40 (ton) 0 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 Kiri 0 58 89 121 185 228 270 332 tengah 0 73 125 177 238 297 366 445 kanan 0 61 93 128 189 232 273 335 TN2 260,42 TN3 285,50 4,5 5 5,5 384 419 483 519 604 667 387 421 486
4.1.3 Pengujian Lendutan dan 6 536 735 539 Pengukuran Retak
Lendutan balok bertulang diukur dengan Dial Indikator, sedangkan lebar retak diukur dengan microscope crack. Pada pengujian ini pembebanan awal yang diberikan
6,5 7 7,5 593 642 680 814 886 941 597 645 685
sebesar 1 ton lalu beban dinaikkan sebesar 500 kg hingga tercapai kegagalan / kruntuhan. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel
berikut: Y1 Y2 Y3 1 0,9 0,8 0,7 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 5,5 6 6,5 7 7,5 8 BEBAN (ton)
GAMBAR 4.2 BEBAN - LENDUTAN BALOK 2 K-175
Hasil pengukuran retak pada balok – balok uji menunjukkan retak pertama muncul adalah pada saat beban 2,5 ton, ini terjadi pada semua balok uji dan selanjutnya seiring pertambahan beban muncul retak – retak baru dan makin
b.h. n 1 As s.d '.d ' n 1 A
11,549 1 235,5 275 11,549 1 157 25
Vol.12.No.1. Februari 2012 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X
lama makin besar. Pengukuran retak dilakukan hanya pada retak maksimum, dalam
Kuat tekan beton (
f
c'
) : 17,5 MPa72 segmen yang membagi balok.
Tabel 5. Lebar Retak Maksimum
Kuat leleh baja (
f
y )Elastisitas baja (
E
s ) : 382,73 MPa : 206873,18 Mpa No. 1 2 3 Sampel Balok 1 K-175 Balok 2 K-175 Balok 1 Segmen 35,57,58 36,59,60 36,59,60 Lebar Retak Maksimum (mm) 0,375 0,350 0,255 a. Sebelum retakf
c'
Elastisitas beton (E
c ) = 470017,5 0,83
-8
= 4700 = 17912,489 N/mm2 K-2504 Balok 2 35,58 0,170 Rasio modular / angka ekivalen
K-250
n
E
sE
c4.2 4.2.1
Perhitungan Momen Kurvatur Perhitungan momen – kurvatur
balok K-175 teoritis =
206873,18
17912,489
Balok dengan karakteristik : = 11, 549
Tinggi balok (
h
) : 300 mm Pusat transformasi tampang Lebar balok (b
) Tulangan tarik 3ø10 : : 200 mmy
= h 2 b.h n 1 As n 1 As ' a. Luas tampang (A
s ) : 235,6 mm2 = b. Jarak pusat tulangan tarik ke ujung 200 300300 2 atas balok (
d
) : 275 mm 200 300 11,549 1 235,5 11,549 1 157 c. Massa jenis ( ) : 0,00428 = 151,614 mm Tulangan tekan 2 ø10 : a. Luas tampang (A
s'
) : 157 mm2y
dasarh y
= 300 – 151,614b. Jarak pusat tulangan tarik ke ujung atas balok (
d '
) : 25 mm= 148,386 mm
h b.h 3 b.h y n 1 As sd y ' y d '2 n 1 A 2 ' n 2 d n ' n 0,00428 0,00285 11,549 2 0,00428 11,549 300 11,549 1 235,5 275 151,614 2
M
retak =I
=Vol.12.No.1. Februari 2012 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X
I =
k
= 1 12 2 2 1 = 2 2 0,00285 25 2 275 1 1 2 200 3003 200 300 151,614 2 2 11,549 1 157 151,614 25 2 = 514527987,800 mm4Retak akan terjadi saat modulus pecah beton
kd
0,00428 0,00285 11,549
= 0,252 = 0,252 x 275 = 69,310 mm dicapai pada dasar serat
Modulus pecah beton :
Sedangkan, regangan baja tarik didapat dari percobaan
f
r =K
f
c'
s = 0,002604= 0,62
17,5 0,83
Dari diagram regangan didapat nilai regangan beton= 2,363 N/mm2
f
rI
y
dasar2,363 514527987,8
=148,386
= 6084561,752 Nmm c0,002604
kd
= sd kd
69,310
275 69,310
= 0,000877 retakf
r =y
dasar fc = cE
c = 0,000877 x 17912,489 = 15,709 2,363 514527987,8 148,386 s'
= ckd d
'kd
=3,095 10
11 rad/mm =0.000877
69,310 25
69,310
= 0,000561 b.Setelah retak, saat pertama leleh :Anggap beton berkelakuan elastis
Vol.12.No.1. Februari 2012 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X = 0,000561 x 206873,18 = 115,987 N/mm2 =
0,002604
275
1 0,252
C
c1
2
f
c.bkd
= 0,0000127 rad/mm1
2
15,709 200 69,310
c. Setelah retak, saat beban ultimate
Anggap bahwa tegangan baja juga meleleh. Diperoleh : = 108879,079 N
C
sA
s' xf
s'
a
A
sf
yA'
sf
y0.85 f '
cb
= 157 x 115,987 = 1 8 2 0 9 , 9 5 9 NJarak gaya C dari ujung atas
=
235,5 382, 73 157 382, 73
0.85 0,83 17,5 200
= 12,167 mm y d ' xC s kd xC c 3 C s xC cc
a
1 10,5
untukf '
c27,6
N/mm 2 25x18209,959 69,310 x108879,079 3 18209,959 108879,079 =12,167
0,5
= 23,375 mm = 24,334 mmjd
d y
= 275 – 23,375 s'
c d
'd '
a
= 251,625 mm Maka nilaiM
dan24,334 25
0,0035
24,334
= 0,0000958M
yA
s. fy. fd
Ketentuan : s'
s = 235,5 x 382,73 x 251,625 = 14832256,45 Nmmf
s'
s' xE
y0,0000958x206873,18
yE
sd (1 k )
= 19,817 N/mm2y
c
c
1
10,85 f c '.a .b d As '. f y d d '
157 19,817 275 25
Vol.12.No.1. Februari 2012 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X
M u
a 2
Kesimpulan
Dari pengujian di laboratorium yang 0,85 0,83 17,5 12,167 300 275
12 ,167 2
telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
= 18385475,250 Nmm 1. Besarnya beban runtuh struktur beton bertulang dengan dua variasi mutu
u
c
c
c. 1
a
beton sebagai berikut :
a. Balok1 K-175 pada beban sebesar 7,5 ton
b. Balok2 K-250 pada beban sebesar 8
0,0035
24,334
1.ton
Pola retak lentur dimulai pada daerah di bawah beban, kemudian diikuti = 0,000144 rad/mm
Tabel 6. Hasil Perhitungan Momen- Kurvatur Balok K-175 Teoritis
2.
retak pada daerah tengah bentang Dengan mutu beton K-250 momen semakin meningkat, kurvatur pada saat ultimate juga semakin kecil dibandingkan mutu beton K-175. Pada mutu beton yang lebih tinggi maka momen meningkat sebesar 3% - 7%
Saat Saat Saat
Retak Leleh Ultimate Daftar Pustaka
M
6084561,7 14832256 18385475, 1. Anonim, 1971, “Peraturan BetonNmm 52 ,45 250 Bertulang Indonesia 1971 N.I-2”,
(rad/m
3,095 10
11 0,000013 0,000144 2.Yayasan LPMB Departemen Pekerjaan Umum, Bandung
Anonim, 1990, “Standar SK-SNI T-15-
m 1990-03 : Tata Cara Pembuatan
Rencana Campuran Beton Normal”, Yayasan LPMB Departemen Pekerjaan Umum, Bandung
Gambar 4.10
Hubungan Momen – Kurvatur Balok K-175 Teoritis
3.
4.
ASTM (American Society for Testing and Materials), 1991, “ Annual Book of
ASTM Standards”, Section 4, Easton.MD, Philadelphia
Departemen Pemukiman dan Prasaranan Wilayah Badan Penelitian dan
Momen (x10^6 N/mm) Pengembangan, 2003, “Metode,
Spesifikasi dan Tata Cara Bagian : 3 400
350 300 250
Beton;Semen;Perkerasan Beton Semen”, Edisi Pertama, Balitbang Kimpraswil, Jakarta
200 150 100
5. Dipohusodo Istimawan,1999, “Struktur Beton Bertulang berdasarkan SK-SNI
-20 50
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160
T- 15-1991-03 Departemen Pekerjaan Umum”, Edisi Ketiga, Gramedia Pustaka Kurvatur (x10^-7 rad/mm)
6.
Umum, Jakarta
Neville A. M,1975, “ Properties of Concrete ”, Second Edition, Longman Group Limited, England
Vol.12.No.1. Februari 2012 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X
7. Park.R and Paulay.T,1975, “Reinforced Concrete Structures”, A Wiley –
Interscience Publication, New York
Experimental Validation”, Asian Journal of Civil Engineering (Building and Housing) Vol.8 No.3
8. Srikanth.M, Rajesh Kumar.G, Giri.S, 2007,
“Moment Curvature of Reinforced Concrete Beam Using Varios Confinement Models and
9. Vis, W.C dan Kusuma Gideon, 1997,“Grafik dan Tabel Perhitungan Beton Bertulangan Seri Beton 4”, Edisi Keenam, Penerbit Erlangga, Jakarta