• Tidak ada hasil yang ditemukan

JNA Journal Nursing Army

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JNA Journal Nursing Army"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

25

TERHADAP INTENSITAS NYERI KEPALA AKUT PADA CEDERA KEPALA RINGAN

(EFFECT OF SLOW DEEP BREATHING (SDB) AND MASSAGE COMBINATION TOWARDS INTENSITY OF ACUTE HEAD PAIN IN LIGHT HEAD INJURIES)

Tri Mawarni * Yati Afianti **, Yuliani Budiarti *** Akademi Keperawatan Kesdam VI/Tanjungpura Banjarmasin

Program DIII Keperawatan Email : tri_mawarni@yahoo.co.id

ABSTRAK

Latar Belakang: Cedera kepala merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama akibat kecelakaan lalu lintas pada kelompok usia produktif ditinjau dari dampak yang diakibatkan serta belum efektifnya pelaksanaan terapi latihan dalam mengatasi nyeri secara non farmakologi khususnya metode latihan dengan relaksasi Slow deep Breathing dan distraksi dengan massage.Tujuan: Menganalisis efek terapi kombinasi Slow deep breathing dan massage terhadap intensitas nyeri kepala akut cedera kepala ringan.Metode. Experimental dengan menggunakan Quasi-Experimental melalui pendekatan Pretest-Posttest kontrol Group Design pada kelompok intervensi 23 responden dan kelompok kontrol 23 responden , Populasi adalah pasien cedera kepala ringan dan mengalami nyeri kepala yang masuk di IGD RSUD Ulin Banjarmasin dengan teknik consecutive sampling, alat ukur yang digunakan berupa lembar kuesioner dan lembar observasi dengan uji statistik Chi-Square. Independent sample t-test, Dependent sample t-t-test, , dan Ancova.Hasil. Ada perbedaan yang bermakna rerata intensitas nyeri kepala akut pada pasien cedera kepala ringan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol setelah dilakukan latihan terapi kombinasi slow deep breathing (SDB) dan massage p=0,000, α = 0,05. Terdapat hubungan usia dengan intensitas nyeri kepala akut pada pasien cedera kepala ringan (p= 0,044), tetapi tidak ada hubungan antara jenis kelamin, suku, makna nyeri, respon adaptasi, dukungan orang terdekat, gaya koping dan kecemasan responden terhadap intensitas nyeri kepala akut pada pasien cedera kepala ringan (berturut-turut p= 0.301, p=0,834, p=0.550, p=0.252, p= 0.278,p=0.220, p= 0.620, p= 054; α = 0,05). Rekomendasi hasil penelitian ini adalah latihan terapi kombinasi slow deep breathing dan massage dapat diterapkan sebagai intervensi keperawatan dengan nyeri kepala akut pada pasien cedera kepala ringan.

Kata kunci: Cedera kepala ringan, Nyeri kepala akut , Terapi kombinasi.

ABSTRACT

Background : , Head injury is one of the main causes of death and disability caused by traffic accidents in the productive age group in terms of the impact caused and yet effective implementation of the exercise therapy in non- pharmacological pain management methods khudusnya exercise with relaxation and distraction Slow Breathing deep with Hospital emergency room massage. Objective : Effec of combination therapy Slow deep breathing exercises and massage the head of acute pain intensity in patients with minor head injuries in hospital . Methods . Experimental studies using Quasi - Experimental approach through a pretest - posttest with a control

(2)

26 was patients with mild head injury and have headaches that go in the hospital emergency department Ulin Banjarmasin with consecutive sampling technique , while the measuring instruments used in the form of a questionnaire and observation sheet with the Chi - Square test statistic . Independent sample t - test , Dependent sample t - test , and Ancova Results. The results obtained there are significant differences in mean intensity of headache pain in patients with acute mild head injury between the intervention group and control group after exercise combination therapy Relaxation Slow deep breathing exercises and distraction to massage the head of acute pain intensity in patients with minor head injuries (p= 0.000; α = 0.05). There is a relationship of age with pain intensity in patients with acute head injury light- headedness (p= 0.044), but there was no association between respondent’s sex and ras, meaning pain , adaptation response, support family, kopping sty and ancietas with the intensity of acute headache in patients with mild head injury (perspectively p= 0.301, p=0,834, p=0.550, p=0.252, p= 0.278,p=0.220, p= 0.620, p= 054; α = 0,05).). Recommendation of this study is can combination therapy Relaxation Slow deep breathing exercises and distraction to massage be applied as a nursing intervention with acute headache in patients with mild head injury.

Keywords : Mild head injury , Acute headache , The combination therapy

1. Pendahuluan

Kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu penyebab terbanyak terjadinya cedera kepala. Korban umumnya berusia muda atau dalam usia produktif. Hasil penelitian Mansyoer, A. (2000) yang menyatakan bahwa cedera kepala merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama akibat kecelakaan lalu lintas pada kelompok usia produktif. Data yang didapatkan dari RS Cipto Mangunkusumo Jakarta untuk penderita cedera kepala yang mendapatkan perawatan rawat inap yaitu 60-70 % dengan Cidera Kepala Ringan (CKR) 15%-20% dengan Cidera Kepala Sedang (CKS) dan 10% dengan Cidera Kepala Berat (CKB). Berdasarkan laporan sensus harian penyakit di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin dalam periode dua tahun terakhir sebagai berikut, Data Tahun 2012 dari 10 kasus terbanyak cedera kepala menempati peringkat pertama dengan jumlah pasien 1545 (35,57%) dari total pasien 4.343 pasien, Sebagian besar dari kasus cedera kepala tersebut adalah pasien dengan cedera kepala ringan yaitu sebesar 1092 (70,68%) pasien, cedera kepala sedang 238 (15,40%) pasien dan cedera kepala berat 215 kasus (13,92%) pasien. Data tahun 2013 masih menempati 10 besar penyakit, cedera kepala jumlah pasien 1368 (35,74%) dari total kunjungan 3. 827 pasien dengan rincian cedera kepala ringan 977 (71,41%), pasien cedera kepala sedang 198 (14,47%) pasien dan cedera kepala berat 168 (12,28%).

Kasus Cedera kepala ringan nyeri kepala merupakan keluhan yang paling sering terjadi yaitu sekitar 78 % dan berlangsung selama rata-rata 3 hari. (Samal,D et al., 2011). Cedera kepala atau trauma kepala merupakan cedera yang terjadi pada tulang tengkorak, otak atau keduanya disertai atau tanpa disertai adanya kerusakan struktur otak (Hickey, 2003).

Komplikasi yang terjadi pada cedera kepala adalah peningkatan tekanan intrakranial, yaitu tekanan yang terjadi pada ruang serebral akibat bertambahnya

(3)

27 disebabkan karena edema serebri dan perdarahan serebral. Salah satu gejala dari peningkatan tekanan intrakranial adalah adanya nyeri kepala (Hickey, 2003). Kedua tindakan non farmakologi seperti diuraikan diatas baik Slow deep breathing maupun distraksi dengan massage terdapat persamaan manfaat dan efek yang diberikan yaitu memberikan efek relaksasi, melancarkan sirkulasi darah, terutama darah ke otak sehingga diharapkan oksigenasi adekuat. Supaya oksigenasi adekuat diperlukan keseimbangan antara suplai oksigen dengan kebutuhan (demamd) oksigen otak yg dipengaruhi serebral blood flow yang besarnya berkisar 15-20% dari curah jantung (Black & Hawks, 2009). Jika Kebutuhan oksigen otak tidak terpenuhi maka metabolisme akan beralih dari aerob ke metabolisme anerob, pada keadaan ini dihasilkan asam laktat yang menstimulasi terjadinya nyeri kepala. (Arifin, 2008).

Nyeri kepala posttraumatik dikelompokkan menjadi dua, yaitu: nyeri akut dan nyeri kepala kronik. Nyeri kepala akut terjadi setelah trauma sampai dengan 7 hari, sedangkan nyeri kepala kronik dapat terjadi setelah 3 bulan pasca cedera kepala (Perdossi, 2010). Dari hasil penyelusuran penulis penelitian-penelitian yang sudah ada umumnya hanya menggunakan satu teknik pengelolaan nyeri non farmakologi dilakukan pada pasien yang mengalami nyeri kepala kronik setelah post trauma kepala. Penelitian tentang terapi yang mengkombinasikan dua teknik (terapi latihan kombinasi) untuk mengatasi nyeri kepala akut pada cedera kepala belum dilakukan sehingga penulis tertarik untuk membuktikan apakah ada pengaruh latihan terapi kombinasi antara slow deep breathing dan massage terhadap nyeri kepala akut pasien cedera kepala.

2. Metode Penelitian

Experimental dengan menggunakan Quasi-Experimental melalui pendekatan Pretest-Posttest kontrol Group Design pada kelompok intervensi 23 responden dan kelompok kontrol 23 responden , Populasi adalah pasien cedera kepala ringan dan mengalami nyeri kepala yang masuk di IGD RSUD Ulin Banjarmasin dengan teknik consecutive sampling, alat ukur yang digunakan berupa lembar kuesioner dan lembar observasi dengan uji statistik Chi-Square. Independent sample t-test, Dependent sample t-test, , dan Ancova.

3. Hasil Penelitian

a. Gambaran Karakteristik Responden

Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan usia, jenis kelamin dan suku pada kelompok intervensi dan kontrol pada bulan Mei -Juni 2014 di IGD RSUD Ulin Banjarmasin (n1=n2=23)

Intervensi Kontrol Variabel N % N % Total % Usia 23 50 23 50 100 17-24 ( dewasa muda) 6 26.09 7 30.43 25-39 (dewasa awal) 10 43.48 10 43.48 40-64 (dewasa lanjut) 7 30.43 5 21.73

(4)

28 >65 tahun 0 0 1 4.36 JenisKelamin 23 50 23 50 100 - Perempuan 11 47.8 7 30.4 - Laki-laki 12 52.2 16 69.6 Suku 23 50 23 50 100 -Banjar 18 78.3 20 87.0 -Jawa 4 17.4 2 8.7 -Sunda 1 4.3 0 0 -Batak 0 0 1 4.3

Hasil penelitian ini menunjukan rata rata usia 24-39 atau masuk katagori usia dewasa awal pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol masing masing sebanyak 10 orang ( 43.48 %), Usia responden minimal usia 17 tahun dan maksimal usia 65 tahun. Karakteristik jenis kelamin laki-laki pada kelompok intervensi maupun pada kelompok kontrol lebih besar pada kelompok intervensi yaitu 12 orang (52,2 %) dan kelompok kontrol 16 orang (69,6 %) dibandingkan perempuan pada kelompok intervensi 11 orang (47,8 %) dan kelompok kontrol yaitu 7 orang (30,4 %). Karakteristik suku pada kelompok intervensi maupun pada kelompok kontrol mayoritas bersuku Banjar pada kelompok intervensi sebanyak 18 orang (78,3%) dan kelompok kontrol 20 orang (87,0 %) , suku dengan jumlah responden terkecil pada kelompok intervensi maupun kontrol yaitu beretnis sunda dan batak masing-masing 1 orang (4,3 %)

b. Distribusi responden berdasarkan bagaimana responden memaknai nyeri, respon adaptasi, dukungan orang terdekat dan gaya koping serta kecemasan responden pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Tabel 2 Tabulasi responden berdasarkan makna nyeri, respon adaptasi dan

dukungan orang terdekat dan gaya koping serta kecemasan responden pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol bulan Mei -Juni 2014 di IGD RSUD Ulin Banjarmasin (n1=n2=23)

Intervensi Kontrol Chi—Squar

tests

Variabel N % N % Total% p value

Makna Nyeri 23 50 23 50 100 Hukuman 7 30.4 5 21.7 Tantangan 12 52.2 12 52.2 Kehilangan 1 4.3 2 8.7

(5)

29 Ancaman 3 13.0 4 17.4 Respon 23 50 23 50 100 .016 adaptasi Baik 21 45.7 14 30.4 Kurang baik 2 4.3 9 19.6 Dukungan 23 50 23 50 100 .013 orang terdekat Baik 19 41.3 11 23.9 Kurang baik 4 8.7 12 26.1 Gaya koping 23 50 23 50 100 .028 Baik 19 41.3 12 26.1 Kurang baik 4 8.7 11 23.9 Kecemasan 23 50 23 50 .059 Tidaka cemas 6 13 4 8.7 Ringan 13 28.3 6 13.0 Sedang 4 8.7 12 26.1 Berat 0 0 1 2

Hasil penelitian berdasarkan tabulasi silang dengan menggunakan uji ChiSquare test dimana nilai p=0,016< 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara respon adaptasi nyeri pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol, Dukungan orang terdekat hasil uji Chi-Square Tests didapatkan nilai p=0,013 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dukungan orang terdekat pada kelompok intervensi dengan kelompok kontrol, sedangkan gaya koping baik Hasil uji chi-square tests didapatkan gaya koping nilai p=0,028 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara gaya koping kelompok intervensi dengan gaya koping pada kelompok kontrol. Kecemasan didapat nilai p=0,059 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kecemasan pada kelompok intervensi dengan kelompok kontrol

c. Gambaran rerata intensitas nyeri kepala akut pada pasien cedera kapala ringan sebelum dan sesudah diberikan terapi kombinasi Slow deep breathing dan distraksi dengan tindakan massage pada kelompok intervensi dan tanpa perlakuan pada kelompok kontrol bulan Mei-Juli 2014 di IGD RSUD Ulin Banjarmasin

(6)

30 ringan sebelum dan sesudah diberikan terapi kombinasi Slow deep breathing dan massage pada kelompok intervensi dan tanpa perlakuan pada kelompok kontrol bulan MeiJuli 2014 di IGD RSUD Ulin Banjarmasin (n1=n2=23)

Kelompok Intensitas Nyeri Kepala Akut

N Mean SD SE Min-Maks 95% CI INTERVENSI 23 Sebelum 6.13 1.424 0.297 3-9 5.447-6.53 Sesudah 4.17 1.800 0.375 0-3 3.369-4644 Selisih 1.96 -0.376 -0.078 KONTROL 23 Ssebelum 6.04 1..461 0.305 3-9 5.640-6.72 Sesudah 6.00 1.446 0.302 2-7 5.530-6.80 Selisih 0.04 0.015 0.003

Hasil penelitian menunjukan rerata intensitas nyeri kepala sebelum dilakukan latihan kombinasi pada kelompok intervensi adalah 6,13 (SD=1,424) dengan tingkat kepercayaan 95%, rata-rata intensitas nyeri kepala sebelum latihan terapi kombinasi pada kelompok intervensi diyakini antara 5.447 sampai dengan 6.727 . Sedangkan rata-rata intensitas nyeri setelah dilakukan latihan terapi kombinasi pada kelompok intervensi sebesar 4.17 dan setelah nya adalah 4.17 (SD=1800) . Dengan tingkat kepercayaan 95%, rata- rata intensitas nyeri setelah latihan terapi kombinasi pada kelompok intervensi diyakini antara 3.369 sampai dengan 4.644, Rerata intensitas nyeri kelompok kontrol sebelum dilakukan perlakuan sebesar 6.04 (SD= 1.461) antara 5.640 sampai dengan 6.727 dengan tingkat kepercayaan 95% .sedangkan rata-rata intensitas nyeri kepala sesudah perlakuan pada kelompok kontrol adalah sebesar 6.00 (SD=1446) dengan tingkat kepercayaan 95%, rata rata intensitas nyeri pada kelompok kontrol sebesar 5.530 sampai dengan 6.805.Selisih mean intensitas nyeri kepala setelah dan sebelum latihan tarapi kombinasi pada kelompok intervensi adalah sebesar 1.96 (SD=-0.376) dan sesudah sebesar 0.04 (SD=0.015), dari hasil uji t berpasangan (Dependent sample t-test) diperoleh nilai mean perbedaan rata-rata intensitas sebelum dan sesudah latihan terapi kombinasi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol sebesar 1.92 (SD=-0.376). Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0.000 < 0.05), maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara intensitas nyeri kepala sebelum dan sesudah latihan terapi kombinasi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

(7)

31 intervensi dengan kelompok kontrol, dan variabel rata-rata intensitas nyeri kepala akut sebelum intervensi setara antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

d. Analisis pengaruh terapi kombinasi slow deep breathing dan massage intensitas nyeri kepala akut pada pasien cedera kepala ringan sesudah tindakan terapi kombinasi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol

Tabel 4 Pengaruh factor confounding/perancu usia, jenis kelamin dan suku

dengan intensitas nyeri kepala akut pada pasien cedera kepala ringan sesudah

pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol bulan Mei-Juni 2014

(n1=n2=23)

Kelompok

Intensitas Nyeri Kepala Akut Mean SD n Sig. Usia Intervensi 0.209 0.733 23 .044 Kontrol 0.209 0.848 23 Jenis kelamin .301 Intervensi 1.48 0.511 23 Kontrol 1.70 0.470 23 Suku Intervensi 1.43 0.896 23 .550 Kontrol 1.30 0.822 23 Makna nyeri Intervensi 3.17 1.029 23 .252 Kontrol 3.09 1.164 23 .252 Respon Adaptasi Intervensi 2.00 0.000 23 .278 Kontrol 1.91 0.288 23 .278

Dukungan orang terdekat

Intervensi 1.96 0.209 23 .220 Kontrol 1.91 0.288 23 .220 Gaya koping Intervensi 2.00 0.000 23 .620 Kontrol 1.96 0.209 23 .620 Kecemasan Intervensi 2.74 0.864 23 .054 Kontrol 2.87 0.757 23 .054

Hasil analisis uji Ancova menunjukkan nilai p= 0.044 (p<0,05) sehingga dapat disimpulkan ada hubungan faktor usia terhadap intensitas nyeri kepala akut pada pasien cedera kepala ringan, hasil Partial eta squared uji Ancova, factor usia sebesar 0,164 berarti variabel usia mempunyai kontribusi sebesar 16.4 %, Jenis kelamin p=0,301 (p>0,05) dan

(8)

32 perancu tersebut dapat disimpulkan bahwa suku, jenis kelamin tidak ada hubungan terhadap intensitas nyeri kepala akut pada pasien cedera kepala ringan, sedangkan usia terdapat hubungan terhadap intensitas nyeri kepala. Partial eta squared jenis kelamin sebesar 0,66 dan suku sebesar 0,034 sehingga dapat disimpulkan jenis kelamin mempunyai kontribusi sebesar 6.6 % dan suku mempunyai kontribusi sebesar 3.4 % terhadap intensitas nyeri kepala akut pasien cedera kepala ringan. Hasil analisis uji Ancova menunjukkan responden memaknai nyeri dengan nilai p= 0.220 (p>0,05), respon adaptasi dengan nilai p= 0.278 (p>0,05), dukungan orang terdekat dengan nilai p= 0.220 (p>0,05), gaya koping dengan nilai p= 0,620 (p>0,05), sedangkan kecemasan dengan nilai p= 0.054 (p>0.05) sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan faktor makna nyeri, respon adaptasi dan dukungan orang terdekat, gaya koping dan kecemasan terhadap intensitas nyeri kepala akut pada pasien cedera kepala ringan. Untuk mengetahui berapa besar kontribusi dari variabel makna nyeri,respon adaptasi dan dukungan orang terdekat terhadap nyeri kepala akut pasien cedera kepala dapat dilihat pada hasil Partial eta squared uji Ancova. Dari hasil uji Ancova diketahui Partial eta squared sebagai berikut : makna nyeri sebesar 0,076, berarti variabel makna nyeri mempunyai kontribusi sebesar 7.6 %,respon adaptasi sebesar 0.071, berarti variabel respon adaptasi mempunyai kontribusi sebesar 7.1%, dukungan orang terdekat sebesar 0.083 berarti variabel dukungan orang terdekat mempunyai kontribusi sebesar 8.3%, gaya koping sebesar 0,027 berarti variabel gaya koping mempunyai kontribusi sebesar 2.7%, sedangkan kecemasan sebesar 0.154 berarti variabel kecemasan mempunyai kontribusi sebesar 15.4 %,

4. Pembahasan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pasien nyeri kepala akut pada cedera kepala ringan yang diberikan latihan terapi kombinasi selama tiga kali setiap latihan 15 menit dan massage 1 kali selama 10 menit memperlihatkan perbedaan yang bermakna rata-rata intensitas nyeri kepala sebelum dan sesudah latihan terapi kombinasi (p=0,000; α=0,05). Pada kelompok kontrol, walaupun tidak dilakukan latihan terapi kombinasi tetapi terjadi penurunan intensitas nyeri kepala yang signifikan, hal ini terjadi karena faktor pengaruh pemberian obat analgetik dan perbaikan jaringan serebral seperti adanya pemulihan edema serebri. Namun dilihat dari perbedaan silisih mean kelompok intervensi dengan kelompok kontrol menunjukkan nilai yang signifikan. Hal ini berarti terapi analgetik yang dikombinasi dengan teknik terapi kombinasi lebih efektif menurunkan nyeri kepala akut pada pasien cedera kepala ringan dibandingkan dengan hanya menggunakan terapi analgetik saja. Selisih rata-rata intensitas nyeri kepala akut setelah dilakukan terapi kombinasi berbeda secara signifikan antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol (nilai p=0,000; α=0,05). Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, terlihat bahwa latihan terapi kombinasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penurunan intensitas nyeri kepala akut pada pasien cedera kepala ringan. Peneliti berkeyakinan bahwa latihan kombinasi memberikan pengaruh yang signifikan dalam menurunkan intensitas nyeri kepala akut pasien cedera kepala ringan dalam penelitian ini dengan beberapa alasan, diantaranya penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperiman dengan pre and post with control group, variabel karakteristik responden setara (homogen) antara

(9)

33 intensitas nyeri kepala akut sebelum intervensi setara antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Latihan terapi kombinasi antara slow deep breathing dan massage juga merupakan tindakan yang secara tidak langsung dapat menurunkan asam laktat dengan cara meningkatkan suplai oksigen dan menurunkan kebutuhan oksigen otak, sehingga diharapkan terjadi keseimbangan oksigen otak. Slow deep breathing dan massage yang dapat menstimulasi respons saraf otonom melalui pengeluaran neurotransmitter endorphin yang berefek pada penurunan respons saraf simpatis dan peningkatkan respons parasimpatis. Stimulasi saraf simpatis meningkatkan aktivitas tubuh, sedangkan respons parasimpatis lebih banyak menurunkan ativitas tubuh atau relaksasi sehingga dapat menurukan aktivitas metabolik (Velkumary & Madanmohan, 2004). Stimulasi saraf parasimpatis dan penghambatan stimulasi saraf simpatis pada slow deep breathing juga berdampak pada vasodilatasi pembuluh darah otak yang memungkinkan suplai oksigen otak lebih banyak sehingga perfusi jaringan otak diharapkan lebih adekuat (Denise, 2007; Downey, 2009).

5. Kesimpulan

a. Distribusi responden berdasarkan karakteristiknya meliputi: Rata-rata responden berumur 24-39 tahun atau dalam katagori dewasa awal (43,48 %) sebagian besar berjenis kelamin laki-laki (69,6 % ), dan bersuku Banjar (87,0 %).

b. Ada perbedaan yang bermakna tentang makna nyeri, respon adaptasi, dukungan orang terdekat, gaya koping dan tingkat kecemasan pada pasien yang mengalami nyeri kepala akut pada pasien dengan cedera kepala ringan pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi : rata rata responden memaknai nyeri yang dirasakan sebagai tantangan (sebagai sebuah cobaan dari Tuhan karna dianggap mampu untuk menjalaninya)(52,2%), adaptasi nyeri dengan baik (45,7%), dukungan orang terdekat baik (41,3 %), gaya koping baik (41,3 %), tingkat kecemasan ringan (28,3 %),

c. Ada perbedaan yang bermakna rata-rata intensitas nyeri kepala sebelum dan setelah intervensi SDB pada kelompok intervensi, dan juga ada perbedaan yang bermakna rata-rata intensitas nyeri kepala sebelum dan setelah intervensi pada kelompok kontrol. Ada perbedaan yang bermakna pada selisih mean rata-rata intensitas nyeri kepala setelah terapi kombinasi relaksasi dengan Slow deep Breathing dan distraksi dengan massage antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Penurunan intensitas nyeri kepala pada kedua kelompok tersebut tidak terlepas dari pengaruh pemberian obat analgetik dan perbaikan jaringan serebral seperti adanya pemulihan edema serebri. Namun demikian jika dilihat dari perbedaan selisih mean kelompok intervensi dengan kelompok kontrol menunjukkan nilai yang signifikan. Hal ini berarti terapi analgetik yang dikombinasi dengan teknik latihan kombinasi slow deep breathing dan massage lebih efektif menurunkan nyeri kepala akut pada pasien cedera kepala ringan dibandingkan dengan hanya menggunakan terapi analgetik saja.

d. Ada pengaruh terapi kombinasi latihan relaksasi slow deep breathing dan distraksi dengan massage intensitas nyeri kepala akut pada pasien cedera kepala ringan sebelum dan sesudah pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol dan Latihan Terapi kombinasi relaksasi dengan Slow deep

(10)

34 hanya mengandalkan terapi analgetik saja.

6. Saran

a. Bagi Pelayanan Keperawatan

Latihan terapi kombinasi dapat dijadikan salah satu intervensi keperawatan mandiri pada pasien dengan nyeri kepala akut yang mengalami cedera kepala ringan. Namun demikian untuk dapat melaksanakan latihan terapi kombinasi ini perawat pelaksana harus dapat melaksanakannya dengan benar sehingga diperlukan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan melalui pelatihan atau seminar terapi kombinasi . Untuk menager pelayanan keperawatan, latihan terapi kombinasi dapat dijadikan standar operasional prosedur dalam asuhan keperawatan pasien cedera kepala ringan yang mengalami nyeri kepala.

b. Bagi Pendidikan Keperawatan

Latihan terapi kombinasi dapat dipertimbangkan sebagai evidence based practice untuk dijadikan materi yang diajarkan kepada para mahasiswa dalam mengurangi nyeri kepala. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber ilmu atau referensi baru bagi para pendidik dan mahasiswa sehingga dapat menambah wawasan yang lebih luas dalam hal intervensi keperawatan mandiri.

c. Bagi Penelitian selanjutnya

Diharapkan hasil penelitian ini menjadi bahan kajian, dan rujukan dalam melakukan penelitian sejenis. Penelitian ini juga dapat dilanjutkan dengan sampel yang lebih besar, kombinasi tindakan yang berbeda dan kriteria inklusi yang lebih ketat. Karena penelitian ini bersifat aplikatif sehingga layak untuk dikembangkan lagi untuk memperkaya khasanah keilmuan keperawatan. Hasil penelitian ini juga diharapkan menjadi inspirasi para peneliti selanjutnya untuk meneliti pada kasus-kasus lain selain pada nyeri kepala akut.

Daftar Pustaka

Amsil, (2011). Pengaruh Music Klasik Dan Pop Terhadap Kemampuan Pemecahan Spasial Ditinjau Dari Demensi Kepribadian Ekstrovet Dan Introvet . Fakultas Keperawatan Sumatera Utara.

Andarmoyo,S. (2013).Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri.Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Anonim ,( 2009). Journal Distraction Management .CV.Operation www.Distraction.gor. diunduh tgl 23 Nopember 2013 jam 15.1.

Arthur C,Ph.D & Alex, J. Z. (2010). Emphasis on Breathing Helps Massage Clien in Pain. Journal of the Internasional Association for the Study Pain.27 Agustus 2012.

Brunner,.Suddarth,.Smeltzer,S.C.& Bare B.G (2004). Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah.Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Dahlan, M.S. (2010). Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Deem, S. (2006). Management of acute Nursing Clinical Management Throuh the Nursing Prosses.Philadelphia: F.A Davis Company.

Deglin, J.H.& Vallerand,A.H (2004). Pedoman Obat Untuk Perawa edisi 4 .Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

(11)

35 Abant İzzet Baysal University, Bolu Health Sciences High School,Turkey .www.intechopen .com. diunduh 23 Nopember 2013 jam 15.15.

Denise,M.L (2007). Sympathetic Storning After Severe Traumatic Brain Injury Critical Care Nurse Journal.

Downwy,L.V. ( 2009). The Effects of Deep Breathing Training on Pain Management in The Emergency. Departement. Southern Medical Journal,(102) 688-692. Dusek.J..Glowa,.J.Killen,J.J,.(2011). Relaxation Technique for Health: An

Introduction.Medical journal.U.S. National Center for Complementary and Alternative Medicine (NCCAM).Maryland 20892.

Hickey,V.J. (2003). The Clinical Practice of Neurological and Neurosurgical Nursing, 4 edition. Philadelpia: Lippincot Williams & Walkins.

Hidayat, A.A. ( 2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia; Aplikasi Konsep Dan Proses Keperawatan Buku 1.Jakarta: Salemba Medika.

Hidayat,A.A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisa Data.Jakarta: Salemba Medika.

Hidayat,A.A. (2008). Pengantar Konsep Keperawatan edisi 2.Jakarta: Salemba medika.

Irwana, O. (2009). Cedera Kepala. http://belibis-a17.com/2009/05/25/cedera- kepala/, diakses tanggal 25 Nop 2013.

Kee,J.L & Hayes,E.R. (2004). Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan.Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Kompas (2010). (http://health.kompas.com/read/2010/11/29/06584257)di akses tanggal desember 2013 jam 19.00 Wita.

Moscato,D,.Paracchi,M.I Mazzotta,G,Savi.L,Battistella,P.A (2005). Post Traumatic Headache From Moderate head Injury,Jornal Headache Pain.

Nursalam, (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan edisi 3.Jakarta:Salemba Medika.

Perdossi. (2007). Trauma kranio serebral .Simposium Perdossi Cabang Pekanbaru. Perdossi. (2010). Diagnostik dan Penatalaksanaan Nyeri Kepala, Simposium

Konsensus Nasional III, Kelompok Studi Nyeri Kepala. Surabaya : Airlangga University Press.

Potter, A.P., & Perry, A. (2006). Fundamentals of Nursing. 6 th Edition. St.Louis Missouri: Mosby-Year Book, Inc.

Purwanto,H. (2008).Terapi Massage Tuas Dalam Penanganan Nyeri/Cedera Pada Leher,Siku,Sacro Ilium (Pinggang),Sciatica (Panggul),Lutut Dan Pergelangan Kaki..In: Medikora Jurnal Ilmiah Kesehatan Olahraga Yogyakarta..Volume IV.No 2 Oktober 2008,pp 19-34.

Putu,P. ( 2012). Pengaruh Efektifitas Teknik Relaksasi Napas Dalam Disbanding Teknik Distraksi Dalam Mengontrol Nyeri Pada Pasien Post Operasi CA Mamae. Di RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo.

Pratiknya, A.W. ( 2008). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Retraningsih, (2013). Bahaya Cedera Kepala Suara

Merdeka,.http://m.suaramerdeka.com/indek.php/read/cetak/2013/07/10/23049. Rockville, MD. (1992). Acute Pain Management Guideline Panel. Acute Pain Management: Perative Or Medical Procedures And Trauma. Clinicalpractice guideline. [AHCPR Publication No. 92-0033]. Agency for Health Care Policy and Research

(12)

36 dysfunction and pain of knee joinst in pasients. Journal Article, Institute of Acupuncture and moxibustion Country of Publication: China NLM ID :0372440 Samal D, dkk. (2011).karakteristik nyeri kepala pasca trauma akut setelah cedera

kepala ringan. Medical University of Viena,Austria Internasional Journal of Headache (Cephalgia).

Suliswati, dkk. (2005). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta;EGC Tarwoto, ( 2011). Pengaruh Latihan Slow Deep Breathing intensitas nyeri kepala akut

pada pasien cedera kepala ringan .Tesis ,Universitas Indonesia.

Tamher, S. (2008). Kesehatan Usia Lanjut Dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan.Jakarta;Medika Salemba.

Tomey,A.M. & Alligood,M.R. (2006). Nursing Theorists and Their Work.sixth edition. St louis, missouri: Elsevier mosby.

Trisnowijanto, B. (2012). Keterampilan Dasar Massage Panduan Keterampilan Dasar Pijat Bagi Fisioterapis,Praktisi Dan Instruktur. Yogyakarta:Nuha Medika.

University of Pittsburgh Medical Centre, (2003), Slow Deep Breathing Technique, http://www.upmc.com/HealthAtoZ/patienteducation/S/Pages/deepbreathin g(smokingcessation).aspx, diakses tanggal 10 Desember 2013.

Wijayasakti, R. (2009). Glasgow Coma Scale (GCS) dengan Keluhan Nyeri Kepala Pasca Trauma pada Pasien Cedera Kepala di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar. Skripsi, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan dari penelitian tersebut bahwa dari semua orang tua di RW V Kelurahan Sidokare Kecamatan Sidoarjo Kota Kabupaten Sidoarjo sebagian besar menggunakan pola asuh otoriter,

Kondisi optimal produksi bioetanol dengan perlakuan awal asam dari bahan baku kulit pisang belum ditemukan sehingga pada penelitian ini akan dilakukan penelitian

Karena pada perencanaan dapur pelebur ini di harapkan agar dapur peleburan ini nantinya akan dapat bekerja dengan baik maka perencanaan dari dapur ini meliputi perencanaan

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi stres yang dialami oleh lansia. Subjek penelitian ini berjumlah 98 orang lansia di Paguyuban Lansia RS. Teknik sampling

Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara, mempunyai tugas melaksanakan pelayanan jasa kebandarudaraan dan jasa terkait bandar udara, kegiatan keamanan, keselamatan dan ketertiban

Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang dalam pemanfaatan aset tetap tanah dan bangunan yaitu meliputi: mengoptimalkan pemanfaatan aset oleh SKPD,

Metode Economic Order Quantity atau EOQ merupakan metode yang akan digunakan di dalam sistem untuk menentukan kapan Toko Keisya Salon melakukan pemesanan barang

SEDANG Terdapat bukti bahwa pengalokasian Kawasan Lindung di areal kerja PT MMB telah mendapat persetujuan dari sebagian stakeholder terkait. Pengakuan tersebut diwujudkan