• Tidak ada hasil yang ditemukan

BABII KAJIAN TEORITIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BABII KAJIAN TEORITIS"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

2.1 Pengertian Bibliometrika

BABII

KAJIAN TEORITIS

Penelitian ini merupakan bidang kajian bibliometrika. Pritchard dalam Nicholas dan Ritchie(1978 : 1) menyatakan istilah bibliometrika dalam definisi yang luas, yaitu :

The defenition and purpose of bibliometrics is to shed light on the process of

written cortiifiumcation

and

of the nature

and

courSe of development of a

discipline (is so far as this displayed through written communication) by means of counting and analyzing the various facats of written communication.

ban

pemyataan di atas dapat diartikan bahwa untuk memberikan keterangan dalam proses komunikasi tertulis pada dasarnya dan tentu saja pengembangan suatu disiplin (sejauh ini dapat dipaparkan melalui komunikasi tertulis) dengan memakai perhitungan dan analisis berbagai fase komunikasi tertulis.

Berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan sebelumnya Pritchard dalam Gliinzel (2006 : 1) menyatakan, "The term bibliometrics as the application of mathematical and statistical methods to books and other media of communication". Dalam definisi tersebut, metode matematika dan statistika dapat diterapkan dalam segala bentuk media komunikasi yang telah direkam dalam arti luas, baik cetak maupun elektronik. Sementara itu ada pandangan yang lain yang menyatakan bahwa :

Dalam bibliometrika yang dikaji adalah informasi terekam, khususnya dalam bentuk grafis, dengan demikian objeknya mungkin buku, majalah, laporan penelitian, disertasi dan sebagainya. Namun sampai saat ini, kajian bibliometrika lebih banyak ditujukan kepada majalah ilmiah karena dianggap menduduki peran terpenting dalam komunikasi ilmiah (Sulistyo-Basuki, 1990 : 16).

Dari pengertian di atas dapat dinyatakan bahwa kajian bibliometrika adalah fokus pada informasi terekam. Akan tetapi, dalam kajian bibliometrika tersebut lebih diutamakan kepada majalah ilmiah karena majalah tersebut dianggap informasi terekam yang paling utama dan populer dalam berkomunikasi secara ilmiah. Oleh sebab itu, dari

uraian terse but dapat dinyatakan bahwa bibliometrika merupakan penggunaan metode statistika dan matematika yang mengkaji mengenai informasi terekam yang bersifat ilmiah yang digunakan dalam proses komunikasi ilmiah. Kajian bibliometrika ini dapat

(2)

dilakukan melalui beberapa penelitian seperti pola penyebaran artikel di berbagai jurnal, core journal (jurnal inti) maupun kolaborasi pengarang.

Manfaat analisis bibliometrika bagi perpustakaan, menurut Ishak (2005 : 18) adalah :

a. MengidentifIkasi majalah inti dalam berbagai disiplin ilmu

b. IdentifIkasi arah dan gejala penelitian dan pertumbuhan pengetahuan pada berbagai disiplin ilmu

c. Menduga keluasan literatur sekunder d. Mengenali pemakai berbagai subjek

e. Mengenali kepengataiigart dan atah gejalanya pada dokumen berbagai subjek

f. Mengukur manfaat jasa SOl ad-hoc dan retrospektif

g. Meramaikan arah geja1a perkembangan masa la1~ sekarang dan mendatang h. Mengatur arus masuk infonnasi dan komunikasi

1. Mengkaji keusangan dan penyebaran literatur ilmiah

J. Meramalkan produktivitas penerbit, pengarang, organisasi, negara atau seluruh disiplin ilmu

2.2 Dalil Dasar Bibliometrika

Bibliometrika yang mengkaji penyebaran artikel merupakan kajian kuantitatif terhadap literatur. Hal ini dapat diketahui dengan munculnya tiga dalil dasar bibliometrika (Ishak, 2005 : 18), yaitu :

a. Dalil Lotka. Oalil Lotka yang dikenal dengan hukum Lotka dapat digunakan untuk menghitung produktivitas berbagai pengarang.

b. Oalil Zipf merupakan dalil yang dapat digunakan untuk memberi peringkat kata dan frekuensi kata dalam literatur.

c. Dalil Bradford, dikenal sebagai hukum Bradford yang digunakan untuk rneiieiitukart cote jOilnal (jurnal inti) suam subjek terteiitu.

Dari ketiga dalil tersebut, salah satu diantaranya, yaitu hukum Bradford yang akan digunakan dalam metode penelitian ini, yaitu pola penyebaran artikel di berbagai jurnal.

2.2.1 Hukum Bradford

Hukum Bradford pertama sekali dicetuskan oleh Samuel C. Bradford, seorang pustakawan pada Science Museum Library london (1935-1948) mengemukakan suatu rumusan tentang penyebaran artikel yang terdapat di berbagai jurnal dengan cara verbal.

(3)

Secara verbal Bradford dalam Mustafa (2002 : 1) menyatakan :

If scientific jOunials are arranged in order of decreasing productivity of articles on a given subject, they may be divided into a nucleus of periodicals more particularly devoted to the sUbject and several groups or zones containing the Same ntiifiber of articles

as

the nucleus, when

the

numbers of periodicals in the nucleus and suceedingzone will be as 1 : n : n2 ~ .

Dari pemyataan di atas dapat diartikan bahwa umumnya kebanyakan subjek dapat dikelompokkan dalam koleksi jurnal inti I

h

dari jumlah artikel yang ditemukan, I

h

berikutnya menunjukkan kelompok jumal menengah dan 113 berikutnya

menunjukkan kelompok jumal yang luas (Mustafa dalam Ishak, 2005 : 18). Hukum Bradford dapat dikenal dengan rumus :

1 : n : n2 : n3 : ••• : nn

Di mana, angka 1 merupakan bilangan konstanta dan variabel n adalah pengganda Bradford yang dapat diketahui melalui kumulatif dari perbandingan antara jumlah jumal yang terdapat pada daerah 2 dan 1, perbandingan antara jumlah jumal pada daerah 3 dan 2 dan seterusnya Sementara im, eksponen n menyatakan bilangan tak hingga (l ,2,3, ... ,dan seterusnya).

Drott dalam Mustafa (2002 : 3) menyatakan, " As far as the distribution of ,articles over journal titles is concerned, the outcome of this process is predictable". Dari

pemyataan Drott, dapat diartikan bahwa sepanjang adanya penyebaran artikel di berbagai jurnal hasilnya akan dapat diprediksi atau dapat diramalkan. Brookes bahkan lebih maju dengan menggunakan rumus berikut:

R(n) = k log Dis

Rumus tersebut digunakan untuk menduga jumlah kumulatif artikel yang akan ditemukan, dimana n adalah peringkat jumal; k dan s adalah bilangan konstanta. Dengan memilih sembarang n sesuai dengan jumlah jurnal, maka rumus di atas dapat digunakan untuk menghitung nilai R(n). Setelah Drott melakukan penelitian, maka diperoleh nilai k = 140 dan s = 1. Untuk lebih jelas maka di bawah ini peneliti mencoba untuk mengkaji dan menerapkan hukum Bradford dengan contoh yang diperoleh dari penelitian Ishak (2005 : 17) dengan judul "Analisis Bibliometrika Terhadap Artikel Penelitian Penyakit Malaria Di Indonesia Tahun 1974-2004 Menggunakan Database PubMed'. Peneliti mengumpulkan data dan menyusunnya pada suatu tabel sebagai berikut berikut:

(4)

Peringkat Judul Jumal 1

2

3 4 5 6 -.. --~ ... 7

8

9 10 11 12 13 14 ... 74 Tabell

Tabel Jumlah Jurnal dan Jumlah Artikel Yang Dimuat Disusun Menurut Peringkat Jurnal

Jumlah Artikel Jtirtilah KliIrtlilatif PerseiitaSi Kumulatif

Yang Dimuat Mikel Artikel

41 41 16,8

40

81

33,2

15 96 39,3 14 110 45,08 10 120 49,18 8 . ". __ ._--128 -_.-... ---.. --.. - -

___

?~.4?

__

. ... -- . . . . -_.-8 136 55,7 1

i4j

58,6

4 147 60,24 4 151 61,88 4 155 63,52 4 159 65,16 4 163 66,8 81 244 100

Dari tabel di atas dapat diarnati bahwa sebanyak 41 artikel atau 16,8% diperoleh dari 1 judul jurnal, yaitu pada peringkat pertama. Sebanyak 120 artikel atau 49,18% . diperoleh dari lima judul jumal. Bahkan 244 artikel diperoleh dari 74 jumal. Data pada Tabel 1 kemudian dikelompokkan menjadi tiga pembagian daerah (zones) menurut Bradford dan hasilnya seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel2

Tabel Pembagian Daerah Juma1 Menurut Hukum Bradford

Daerah Jumlah Artikel Jumlah Jurnal Pengganda Bradford (n)

1 81 2

-2 82 11 5,5

3 81 61 5,5

Rata-rata 81 5,5

Jika dikaitkan dengan rumus awal Bradford yang menyatakan perbandingan jumlah jurnal yang memuat artikel kurang lebih sarna. Dalarn penelitian ini, jurnal yang memuat artikel kurang lebih sarna adalah rata-rata 81. Sementara itu agar dapat dimasukkkan ke dalarn rumus Bradford pengganda bradford n, diperoleh dari kumulatif

(5)

terhadap perbandingan antara jumlah jurnal pada daerah 2 dengan jumlah jurnal pada daerah 1 (llh=5,5) serta perbandingan antara jumlah jurnal pada daerah 3 dengan jumlah jurnal pada daerah 2 (61/11=5,5). Sehingga menghasilkan nilai n yaitu 5,5. Kemudian peneliti memasukkan nilai-nilai ke dalam rumus, yaitu 1 :n:n2 menjadi 1 :5,5:5,52 dan hasilnya 1 : 5,5 : 30,25. Oleh sebab itu, pengujian hukum awal Bardford yang menyatakan perbandingan hasil 1 : 5,5 : 30,25 pada artikel dengan subjek penyakit malaria, dapat teruji melalui perhitungan n yang dilakukan dengan perolehan perbandingan 1 : 5,5 : 30,25. Artinya bahwa dari 244 artikel yang ditemukan, sebanyak 81 artikel atau cantuman terdapat pada 2 jurnal inti (core journal), selanjutnya 82 artikel atau cantuman terdapat pada jurnal semi inti dan terakhir diperoleh 81 artikel atau cantuman terdapat pada 61 jurnal pelengkap.

Untuk menduga jumlah kumulatif artikel yang akan ditemukan selanjutnya peneliti menggunakan rumus yang diajukan oleh Brookes. Peneliti akan memasukkan nilai n dari 1 sampai 74 (sesuai dengan jumlah jurnal) maka akan diperoleh nilai R(n). Jika n = 5, maka : R(n) = k log n/& = 140 x log 5/1 = 98. Terlihat bahwa nilai dugaan

(98) sedikit lebih rendah daripada nilai pengamatan (120). Dengan selisih 22 atau 18,3% maka penyimpangan ini dianggap cukup baik untuk penelitian dalam bidang sosial atau tidak disarankan untuk penelitian dalam bidang ilmu eksakta. Untuk mengetahui ketepatan rata-rata antara nilai pendugaan terhadap pengamatan maka disarankan untuk membuat suatu lrurva perbandingan.

Banyak usaha yang telah dilakukan oleh pakar dalam bidang ini untuk menanggulangi kesenjangan yang terdapat pada penyimpangan tersebut. Masing-masing menurunkan rumus Bradford dengan versi yang bervariasi yang menurut mereka lebih sesuai dengan pengamatan empiris. Setelah melakukan perhitungan matematika atau statistika dengan memanfaatkan fasilitas komputer pada zaman itu, Drott dalam Mustafa (2002 : 5) sampai pada kesimpulan, "Pada setiap kasus yang diteliti, persamaan hukum Bradford sesuai dengan data pengamatan empiris pada taraf kepercayaan 92 persen".

Brookes dalam Mustafa (2002 : 1) menyimpulkan bahwa, "Semakin banyak penelitian yang dilakukan, semakin yakin kita akan kebenaran hukum empiris tersebut". Untuk membuktikan hukum Bradford ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan, yaitu :

(6)

a. Subjek yang dipilih cukup sempit b. Kurun waktu penelitian

c. Sumber daya penelitian cukup lengkap

2.2.2 Manfaat Hukum B~dford

Brookes, pustakawan yang paling. banyak memberikan perhatian terhadap hukum Bradford menyatakan bahwa setidaknya ada beberapa pustakawan atau dokumentalis yang dapat menggunakan hukum Bradford untuk berbagai kepeduan seperti:

a. Menguji kelengkapan suatu bibliografi

o.

Mengukut efektivitas Jjenggunrum jUi'ila1

c. Merancang suatu sistem jaringan perpustakaan dalam suatu organisasi d. Mengukur kecennatan dalam penelusuran literatur

e. Menetapkan keb1jakan daiam pembinaan koieksl (Mustafa,

2002 : 2)

2.3 Database Jurnal Online ProQuest 2.3.1 ProQuest

Pro Quest adalah database (pangkalan data) jurnal online yang berpusat di Ann Arbor USA, menyediakan sumber infonnasi ilmiah bagi peneliti dan mahasiswa dalam berbagai disiplin ilmu. Perpusatakaan Universitas Sumatera Utara (USU) melanggan

Pro Quest sejak tabun 2003 hingga saat ini. Setiap mahasiswa dan dosen berhak untuk mengakses jutaan artikel ilmiah mutakhir ProQuest secara gratis.

Database yang dilanggan adalah: a. Business-ABIIINFORM Dateline b. Business-ABIIINFORM Global

c. Business-ABIIinfonn Trade and Industry d. Interdisciplinary-Academic Research Library e. Medical Science-AMA Titles

f. Medical Science-AMA Titles: Abstract and Indexing g. Medical Science-ProQuest Medical Library

h. News-U.S. National Newspaper Abstracts

1. Science-ProQuest Science Journals

(7)

Akses database dapat dilakukan dengan dua eara, yaitu dari dalarn dan dari luar Kampus USU melalui situs web perpustakaan http://library.usu.ac.id

a. Intranet (dalam jaringan kampus USU), saat

ini

tidak diperlukan password b. Internet (luar jaringan kampus USU), menggunakan password

Account ID dan password akan diberikan seeara cuma-euma kepada setiap pengguna dan akan diperbaharui setiap tiga bulan sekali.

Jurnal online ProQuest yang dilanggan oleh perpustakaan juga terdapat dalam bentuk CD. Pengggunaan CD memiliki keunggulan dalam hal kecepatan dibandingkan dengan penelusuran secara online. Permintaan artikel melalui CD Pro Quest akan dibantu oleh petugas layanan digital.

2.3.2 Artikel Penelitian

Secara umum artikel merupakan bentuk karya tulis yang bermanfaat untuk menyebarkan informasi kepada khalayak rarnai yang menggambarkan suatu kegiatan (Anwar, 2006 : 1). Sementara itu penelitian adalah proses untuk pemecahan masalah untuk rnencari kebenaran. Sehingga artikel penelitian rnerupakan suatu bentuk karya tulis yang disajikan kblayak umum berisikan hasil-hasil penelitian yang diungkapkan dalam sebuah tulisan dan bersifat ilrniah.

2.4 Kolaborasi

2.4.1 Pengertian Kolaborasi

Suatu penelitian ilrniah eenderung dilakukan oleh seorang peneliti. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa seorang peneliti juga makhluk sosial yang berarti membutuhkan orang atau beberapa orang figur untuk rnernbantunya dalam proses penelitian. Peneliti ternama seperti White dan McCain bekerja sarna dalam menemukan makna dari istilah bibliornetrika rnelalui penelitian yang mereka lakukan secara bersama. Hal ini menunjukkan bahwa diakui atau tidak, senantiasa adanya sifat kolaborasi di dalam ilmu pengetahuan, terlebih lagi untuk perkernbangan ilrnu pengetahuan yang akan datang.

Menurut Sulistyo-Basuki (1990 : 12), "Kolaborasi merupakan terjemahan dari kata collaboration. Istilah ini ada yang menerjernahkan dengan karya sarna, namun dalam hal ini lebih tepat digunakan istilah kolaborasi karena dalam berbagai kejadian, khususnya sejarah, dikenal istilah kolaborasi".

(8)

Sementara pengertian yang lain tentang kolaborasi adalah

Salah satu bentuk keIja sarna yang lebih agresif melebihi dari sekedar keIja bersama Tiap orang membawa sesuatu dalam forum itu yang dapat meningkatkan nilai, baik dalam bentuk hubungan maupun sinergi pada tim efek berganda ini yang diinginkan terbentuk dalam mengatasi permasalahan yang kompleks balk dalam lingkup besar seperti negara, organisasi, kelompok atau mungkin rumah tangga atau collaboration is multiplication (Hwnas KAMMI Jepang

2003-2004, 2004-2005).

Dalarn pengamatan kerja yang dilakukan secara kolaborasi, mau tidak mau harus mengamati personel yang terlibat dalam kegiatan kolaborasi. Ada beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan terhadap personel yang terlibat.

Seorang yang melakukan kolaborasi atau yang disebut dengan istilah kolaboratif, cenderung untuk selalu saling melengkapi untuk mencapai tujuan daripada saling berkompetisi.

Bagi sebagian orang cenderung untuk selalu menonjolkan dirinya dan mendahulukan sikap ego yang dimilikinya sebagai manusia. Sikap yang seperti ini akan terus menimbulkan adanya sifat persaingan diantara sesamanya. Benar, seseorang yang merasa bahwa dirinya lebih kuat atau lebih hebat dalarn segal a hal tentunya tidak memerlukan orang lain. Namun perlu diingat sikap seperti ini akan berbalik 1800

. 10

apabila mengadopsi cara berpikir saling melengkapi daripada berkompetisi dengan yang lain. Kecenderungan seperti ini akan bisa dikurangi. Bahkan bisa ditingkatkan menjadi kecenderungan yang saling memberikan motivasi. Apabila kita memiliki kepercayaan terhadap orang lain maka ini akan berpengaruh pada cara bersikap kita. Sehingga kita cenderung untuk melakukan hubungan yang lebih baik dan selanjutnya tidak sulit untuk melakukan hubungan kerja sama. Namun di sisi lain istilah win-win solution sangat membantu iklim keIja yang bersifat kolaborasi.

Menurut Prihanto

(2002 :

1) adalah

Yang dimaksud dengan kolaborasi (collaboration) adalah kerja sarna antara lebih dari satu orang atau lebih dari satu lembaga dalam sebuah

kegiafan,

baik kegiatan penelitian maupun kegiatan pendidikan. Jadi kolaborasi dalam penelitian tersebut berlangsung bila dua peneliti atau lebih bekeIja sarna, dalam sehuail kegiatan masing-masing memherikan sumbangan sumber daya dan usaha baik intelektual maupun fisiko

(9)

Peneliti tidak selalu meneliti secara sendiri-sendiri atau pribadi, tetapi seringkali mereka meneliti dengan peneliti-peneliti yang lain dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Secara umum peneliti juga bagian dari masyarakat luas yang bekerja sarna

.

dalarn menjajaki dan menguak misteri alarn yang belum pemah terjawab. IImu pengetahuan lebih cepat tersebar dibandingkan dengan teknologi. Oleh sebab' itu, konsep kolaborasi sangat diperlukan dalam kehidupan khususnya dalarn bidang iImu pengetahuan.

Menurut Subramanyarn (1983 : 34) adalah

Karya sarna atau kolaborasi dalarn penelitian adalah apabila dua atu lebih peneliti bekerja sarna dalarn suatu kegiatan penelitian dengan memberikan sumbangan baik dalarn bentuk ilmu pengetahuan dan tindakan, baik yang sifatnya intelektual maupun material.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kolaborasi pengarang merupakan suatu bentukn kerja sarna yang dilakukan antara dua orang atau lebih pengarang atau peneliti dalam melakukan suatu kegiatan untuk menghasilkan suatu tujuan tertentu, dalarn hal ini tujuan tersebut adalah menghasilkan suatu karya bersama.

2.4.2 Alasan Berkolaborasi

Dari uraian beberapa pengertian kolaborasi di atas maka dapat diketahui bahwa adanya beberapa alasan untuk melakukan kolaborasi, yaitu :

a. Konsep kolaborasi tumbuh dari anggapan bahwa adakalanya sebuah karya atau artikel tidak dapat ditangani sendiri oleh peneliti sehingga ia memerlukan bantuan orang lain.

b. Adanya pandangan bahwa suatu karya atau kegiatan yang dilakukan secara bersama dengan kewenangan yang jelas lebih baik dilakukan dari pada dilakukan secara sendiri-sendiri.

2.4.3 Jenis-jenis Kolaborasi

Menurut Subramanyam dalam Prihanto (2002 : 2), kolaborasi terbagi atas enam jenis. Secara garis besar dapat dibagi sebagai berikut :

(10)

b. Kolaborasi sesama rekan.

c. Kolaborasi penyelia (supervisor)-asisten. d. Kolabolasi peneliti-konsultan.

e. Kolaborasi antarlembaga.

f. Kolaborasi intemasional.

Dari pembagian jenis-jenis kolaborasi menurut Subramanyarn dalarn Prihanto tersebut dapat dijelaskan secara singkat bahwa :

a Kolaborasi dosen-mahasiswa. Kolaborasi lID senng ditemukan pada

perguruan tinggi. Pada kolaborasi ini dosen memberikan araban, gagasan, petunjuk, ataupun biaya penelitian dan mahasiswa yang melakukannya. Oleh karena itu nama penulis yang tercantum pada laporan penelitian tersebut adalah nama dosen dan mahasiswa yang bersangkutan.

b. Kolaborasi sesama rekan. Kolaborasi jenis ini biasa dilakukan di lembaga penelitian. Dalarn hal ini, penelitian dilakukan oleh sekelompok peneliti, masing-masing anggota memberikan sumbangan sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki dalam berbagai aspek penelitian.

c. Kolaborasi penye1ia (supervisor)-asisten. Kolaborasi ini biasa dilakukan antarpeneliti senior dengan peneliti junior (asistennya). Kasus yang paling umum pada kolaborasi ini biasanya dilakukan oleh peneliti di laboratorium. Pada penelitian di laboratorium biasanya seorang peneliti dibantu oleh laboran teknisi.

d. Kolaborasi peneliti-konsultan. Kolaborasi jenis ini banyak dilakukan oleh proyek penelitian berskala besar. Tim peneliti pada proyek ini menggunakan jasa dari lembaga atau perusahaan lain sebagai konsultan khusus dalarn

rangka pengumpulan, pengolahan dan analisis data.

e. Kolaborasi antarlembaga. Kolaborasi jenis ini dilakukan oleh peneliti dan teknisi dari berbagai lembaga penelitian yang bekeIja sarna dalam proyek bersama, dengan menggunakan peralatan khusus yang dimiliki lembaga lain.

f. Kolaborasi intemasionaL Kolaborasi jenis ini melibatkan beberapa negara atau antarpeneliti dari beberapa negara yang berkaitan dengan penelitian.

(11)

2.4.4 Penentuan Tingkat Kolaborasi

F ormulasi yang digunakan untuk menentukan tingkat kolaborasi peneliti dalarn suatu bidang penelitian pada tahun tertentu adalah metode Subramanyam (Prihanto, 2002), sebagai berikut :

c;;;;

Nm Nm+Ns

C = tingkat kolaborasi peneliti, nilai C berada pada interval 0 sarnpai 1 Nm = total hasil penelitian dari peneliti dalam subjek tertentu pada tahun

tertentu yang dilakukan secara kolaborasi

Ns = total hasil penelitian dari peneliti dalam subjek tertentu yang dilakukan secara individual

Besamya nilai C merupakan tingkat kolaborasi peneliti tersebut. Oleh sebab itu Subramanyam dalarn Prihanto (2002 : 4) menginterpretasikan nilai C dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Apabila C = 0 maka dapat dikatakan bahwa hasil penelitian pada bidang tersebut seluruhnya dilakukan secara individu (peneliti tunggal). Berarti penelitian tidak membutuhkan bantuan atau pendekatan dari disiplin ilmu yang lain.

b. Apabila O<C<1

h

maka dapat dikatakan bahwa hasil penelitian paaa bidang tersebut dilakukan secara individual lebih besar dibanding dengan berkolaborasL Jadi pelaksanaan penelitian pada bidang tersebut tidak semuanya memerlukan bantuan atau pendekatan disiplin ilmu lain atau lembaga penelitian lain.

c. Apabila C

=

1/2 maka banyaknya hasil penelitian yang dihasilkan secara

individu sarna dengan secara kolaborasi. Jadi pelaksanaan penelitian pada bidang tersebut sarna-sarna memerlukan bantuan dari disiplin ilmu yang lain. d. Apabila 1/2<C<1 maka hasil peneIitian pada bidang tersebut yang dilakukan

secara individu lebih sedikit jika dibandingkan dengan berkolaborasi. Penelitian pada bidang tersebut sangat memerlukan bantuan dari disiplin ilmu yang lain.

e. Apabila C = 1 maka hasil penelitian pada bidang tersebut seluruhnya

dilakukan secara berkolaborasi. Artinya penelitian pada bidang tersebut secara keseluruhan memerlukan bantuan- disiplin llmu yang -lain atau lembaga penelitian lain.

Gambar

Tabel Jumlah Jurnal dan Jumlah Artikel Yang Dimuat  Disusun Menurut Peringkat Jurnal

Referensi

Dokumen terkait

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN 10 Bandung tahun ajaran 2016/2017, dan sebagai sampel penelitian ini adalah 18 orang kelas X Bahasa 1 sebagai kelas eksperimen

Pada tahap pengembangan bentuk awal (develop) dari media pembelajaran Listrik Magnet berbasis Android yang dilakukan adalah membuat media pembelajaran berbasis

Ampul dibuat dari bahan gelas tidak berwarna akan tetapi untuk bahan obat yang peka terhadap cahaya, dapat digunakan ampul yang terbuat dari bahan gelas

Menyusun kubus menyerupai stupa, digunakan untuk , mengenalkan warna mengenalkan jumlah motorik halus konsentrasi Harga Rp.45.000,- Menara Balok Digunakan untuk :

Ekspor adalah suatu upaya melakukan penjualan komoditi yang kita miliki kepada negara asing, dengan mengharapkan pembayaran dalam valuta asing, serta

Hal ini menunjukkan bahwa pada sampel bulan Juli 2011 tersebut prediksi medan angin dapat dikatakan cukup baik karena memiliki arah yang hampir sama dengan

Puji syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT pencipta alam semesta yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga dapat tersusun skripsi dengan judul “Analisis

Oleh karena itu akan sangat menarik apabila kita dapat membuat suatu model yang dapat mengakomodir segala bentuk interaksi yang terjadi di dalam suatu sistem