• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEKNIK MENULIS KOLABORATIF DALAM MATA KULIAH WRITING II PRODI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TEKNIK MENULIS KOLABORATIF DALAM MATA KULIAH WRITING II PRODI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

TEKNIK MENULIS KOLABORATIF

DALAM MATA KULIAH WRITING II PRODI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

Heva Rostiana anastiana15@gmail.com

Dosen Prodi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universiatas Mathla’ul Anwar Banten

Abstrak

This study aims to learn effectiveness Collaborative Writing technique in students’ writing skill in paragraph writing based on paragraph structure (topic sentence, supporting sentences, and closing sentences). The population is 25 English department students of Mathla’ul Anwar University. The result of this research is Collaborative Writing Technique can help college students in writing paragraph.

Kata Kunci: Teknik Menulis Kolaboratif, Mata Kuliah Writing II, Stuktur Paragraf

Pendahuluan

Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa memegang penting bagi kehidupan manusia karena bahasa dapat menyampaikan ide dan pesan manusia. Bahasadianggap sebagai alat komunikasi yang paling

(2)

lengkap dan menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan, dan pendapat kepada manusia.

Bahasa mempunyai beberapa aspek keterampilan, yaitu; menyimak berbicara, membaca, dan menulis. Dan setiap keterampilan berbahasa sangat berkaitan erat satu dengan yang lain. Menyimak adaah kemampuan menyerap pesan lisan dari pembicara. Sehingga mereka dapat berbicara mengikuti apa yang mereka dengar. Setelah menyimak dan berbicara, mereka pun mampu membaca. Membaca memerlukan kemampuan untuk memahami makna yang terdappat dalam tulisan. Hingga mereka pun menuangkan pemikiran mereka dalam bentuk tulisan, yaitu dengan menulis.

Salah satu keterampilan yang sering dijumpai ketika seseorang mempelajari bahasa adalah menulis. Menulis merupakan proses belajar melalui proses penuangan ide melalui bentuk tulisan. Menulis dapat diartikan juga sebagai proses pemikiran, penyusunan, dan pengembangan ide-ide dalam kalimat efektif atau beberapa paragraf. Keterampilan menulis ini dilakukan manusia hampir setiap hari.

Menulis adalah proses mengekspresikan ide dan perasan penulis kepada pembaca dalam bentuk tulisan. Kemampuan menulis sangat penting untuk dikuasai karena kemampuan menulis tidak sesederhana yang dibayangkan. Hal ini disebabkan kemampuan menulis menghendaki penguasaan unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi karangan. Baik unsur bahasa maupun unsur isi haruslah

(3)

terjalin sedemikian rupa sehingga menghasilkan karangan yang runtut dan terpadu.

Bahasa yang merupakan media utama dalam kegiatan menulis merupakan unsur yang sangat penting dikuasai oleh seorang penulis. Ia harus mampu menulis kata-kata yang benar menurut kaidah bahasa tersebut. Penulis juga harus mampu menggunakan kata-kata dengan tepat, menyusun kalimat yang efektif, dan menyusun paragraf yang memenuhi syarat, Sehingga makna yang terkandung di dalamnya dapat dipahami pembacanya.

Ketermapilan menulis banyak mendapatkan perhatian dalam bidang akademik karena akhir dari proses pembelajaran berbahasa adalah menulis. Keterampilan menulis ini dinilai sebagai keterampilan berbahasa yang pasti sulit dipelajari. Hal ini dikarenakan menulis itu sendiri mengharuskan adanya pemikiran yang kreatif.

Dalam perkulihan pada jurusan bahasa Inggris di perguruan tinggi, keterampilan menulis sangat diperlukan karena adanya persyaratan yang mengharuskan mahasiswa menulis bahasa Inggris yaitu skripsi. Mengingat masih rendahnya kualitas skripsi yang dijadikan sebagai tugas akhir mahasiswa, maka penulis beranggapan bahwa hal itu disebabkan oleh rendahnya tingkat kemampuan menulis siswa sedangkan dasar-dasar penulisan skripsi dilakukan pada mata kuliah Writing. Sehingga mata kuliah ini dijadikan mata kuliah yang wajib dikontrak oleh mahasiswa jurusan bahasa inggris.

(4)

Pada pembelajaran mata kuliah Writing, ada berbagai tingkatan tahap menulis mulai dari pengorganisasian kata menjadi kalimat, kalimat menjadi paragraf, dan paragraf menjadi karangan. Setiap tahapan menulis dipelajari di mata kuliah Writing, yaitu dari Writing I sampai Writing IV. Setiap tingkatan mata kuliah Writing memiliki tingkat kesukaran masing-masing.

Tujuan akhir mata kuliah Writing II adalah mahasiswa wajib menguasai penulisan paragraf.Disinilah mahasiwa biasanya menemui beberapa kesukaran dalam membuat paragraf, diantaranya adalah tidak sepenuhnya tulisan mereka sesuai dengan kaidah pembuatan paragraf. Mahasiswa seringkali mengabaikan struktur paragraf yang harus mereka penuhi dalam pembuatan paragraf. Struktur paragraf itu adalah topic sentence, supporting sentences, dan closing sentence.

Salah satu teknikpembelajaran yang yang dipraktekan dalam WritingCollaborative. Para mahasiswa diharuskan belajar dalamkelompok kecil dimana mereka akan bersama-sama membahas tulisan yang harus direspon. Dan setelah proses tersebut selesai, mahasiswa harus membuat respon secara individu. Kemudian, dalam kelompok kecil tersebut, mereka diharuskan saling meminta temannya untuk membaca (Proof Read) dan mahasiswa akan saling membantu memperbaiki tulisan masing-masing dengan adanya koreksi antar teman (Peer Correction). Selain itu pengembangan dan pengorganisasian idenya. Setelah proses koreksi, maka barulah tulisan itu diserahkan kepada dosen untuk dinilai.

(5)

Teknik menulis kolaboratif ini mudah diterapkan (Feasible) dalam pengajaran keterampilan menulis karena tidak mengharuskan adnaya media pembelajaran yang rumit. Tetapi dosen dituntut untuk mempersiapkan dan memfasilitasi dengan baik tulisan yang akan dibahas.

Perumusan Masalah

Dalam penelitin ini, yang diteliti hanyalah seputar paragraf. Dikarenakan pembahasan paragraf begitu luas, maka hanya akan menfokuskan pada penulisan struktur paragraf yakni: topic sentence, supporting sentences, dan closing sentence.Adapun rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah penulisan dengan menggunakan teknik penulisan kolaboratif bisa membantu mahssiwa dalam penulisan paragraph yang sesuai dengan struktur paragraph:topic sentence, supporting sentences, dan closing sentence?’

Tujuan Penelitian

Penelitian ini ditujukan untuk mengidentifikasi apakah penerapan teknik menulis kolaboratif dapat membantu mahssiwa dalam membuat topic sentence, suporrting sentence dan closing sentence dalam sebuah paragraf.

(6)

Kajian Pustaka

Menulis adalah sebuah keterampilanberbahasa yang paling rumit yang terpadu, yang ditujukan untuk menghasilkan sesuatu yang disebut tulisan (Alwasilah, 2000). Sekurng-kurangnya, ada tiga komponen yang tergabung dalam perbuatan menulis, yaitu (1) Penguasaan bahsa tulis, yang akan berfungsi sebagai media tulisan, meliputi kosa kata, struktur kalimat, paragraf, ejaan, pragmatic, dan sebagainya. (2) Penguasaan isi karangan sesuai dengan topik yang ditulis. Dan (3) Penguasaan tentang jenis-jenis tulisan, yaitu bagaimana merangkai isi tulisan dengan menggunakan bahsa tulis sehingga membentuk sebuah komposisi yang diingingkan. Esai, artikel, cerita pendek, makalah dan sebagainya (Kurniawan, 2001).

Sementara Tarigan (1986: 21) menyebutkan bahwa “Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang itu.

Sedangkan Salmun (1983:118) berpendapat bahwa “Menulis adalah menyusun cerita yang diatur susunannya. Menulis tidak jauh berbeda dengan mengarang. Seperti halnya yang diungkapkan Marahmi (2004: 16) tentang mengarang bahwa “Mengarang ialah kegiatan menyusun atau mengorganisasikan penemuan, ide, atau gagasan dengan menggunakan serangkaian kalimat logis dan terpadu dalam bahasa tulisan”.

(7)

Salah satu aktifitas menulis di mata kulliah Writing adalah menulis paragraf. Paragraf adalah satuan unit terkecil dari sebuah prosa. Setiap paragraf berhubungan dengan ide pokok tertentu, kemudian paragraf dibangun oleh beberapa kalimat dan paragraf biasanya diawali dengan garis baru.

Paragraf yang disusun secara non fiksi harus mengikuti struktur paragraf itu sendiri. Paragraf dalam bahasa Inggris yaitu: Topic sentence adalah yang memuat ide utama dalam sebuah paragraf, supporting sentencesadalah sebuah paragraf yang terdiri dari beberapa kalimat yang dibuat untuk mendukung topic sentence,dan closing sentence berfungsi sebagai penutup sebuah paragraf.

Konsep menulis kolaboratif (collaborative writing) merupakan derivasi dari konsep pembelajaran kolaboratif (collaborative learning) yang diartikan sebagai suatu metode pembelajaran yang melibatkan sisa dalam aktivitas kelompok kecil (minimal dua orang) untuk mencapai tujuan akademik tertentu (Gokhak: 1995).

Menurut Alwasilah (2005), menulis kolaboratif ini memiliki sejumlah kelbihan sebagai berikut:

a. Menanamkan kerjasana dan toleransi terhadap pendapat orang lain dan meningkatkan kemampuan memformulasikan menyatakan gagasan;

b. Meneanmkan siakp akan menulis sebagai suatu proses karena kerja kelompok menekankan revisi, memungkinkan siswa yang akan lemah, mengenal tulisan karya sejawat yang lebih kuat;

(8)

c. Mendorong siswa saling belajar dalam kerja kelompok, dan menyajikan suasan kerja yang akan mereka alami dalam dunia professional dimasa mendatang;

d. Membiasakan koreksi diri dan menulis draf secara berulang, dimana siswa sebagai penulis menjadi pembacanya yang paling setia;

e. Kesimpulannya adalh bahwa menulis kolaboratif secara hakiki adalah sebuah proses social dimana para penulis saling mencari pemahaman bersama.Untuk memperoleh pemahaman tersebut, setiap anggota berperan sesuai dengan sejumlah aturan interaksi dan aturan sosial. Anggota ini membangun tujuan yang sama; mereka memiliki pengetahuan yang berlainan, mereka berinteraksi dalam satu kesatuan; dan mereka mengambil jarak dengan teks.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif, yaitu memberikan gambaran tentang teknik menulis kolaboratif. Penelitian ini akan melibatkan mahasiswa program studi pendidikan bahasa Inggris semester III C Universitas Mathla’ul Anwar Banten Semester ganjil.

Sampel dan Populasi Penelitian

Subjek dari populasi penelitian yang terlibat dalam penelitian ini adalah 25 mahasiswa program studi pendidikan bahasa Inggris di

(9)

Universits Mathla’ul Anwar Banten. Mereka adalah mahasiswa semester III C yang sedang mengkontrak mata kuliah writing II.

Pengumpulan Data

Dalam Penelitian ini, data diperoleh dari hasil tulisan mahsisa yang merupakan paragraf yang terdiri dari Topic sentence, supporting sentences dan closing sentence. Pada tulisan awal mereka membuat paragraph secara perorangan. Sedangkan pada pembuatan paragraf kedua dilakukan secara kolaboratif. Artinya selama proses pembuatan paragraf kedua, mahasiswa mendapatkan koreksi atau masukan dari teman sejawatnya. Tapi tetap, mahasiwa dalam penulisan paragrafnya dialakukan secara perorangan.Paragraf yang harus mereka buat yaitu struktur paragraph itu sendiri, yang meliputi Topic sentence, Supporting sentences dan Closing sentence.

Analisa Data

Data yang sudah terkumpul dianalisa dengan berdasarkan pada struktur paragraf yang akan dimasukan kedalam tabel. Setelah dianalisa, penulis membuat kesimpulan.

(10)

Pembahasan

Tabel1

Perbandingan antara Menulis Kolaboratif dan Menulis Personal

KRITERIA Topic Sentence Supporting Sentence Closing Sentence Bisa Tidak Bisa Tidak Bisa Tidak Menulis Personal 68% 32% 52% 48% 60% 40% Menulis

Collaborative

96% 4% 92% 8% 96% 4%

Dari table 1 terlihat bahwa masih banyak mahasisiwa yang belum mampu membuat paragraf yang mengikuti struktur paragraf. Terdapat 8 dari 25 mahasiswa atau sekitar 12% tidak bisa menulis topic sentence, 12 dari 25 mahasiswa atau sekitar 48% yang tidak bisa menulis supporting sentences. Dan 10 dari 25 mahasiswa atau sekiatar 40% yang tidak bisa menulis closing sentence.

Setelah dilakukan implementasi tenik menulis kolaboratif dengan diberikan materi atau penjelasan singkat, terdapat peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah mahasiswa yang bisa membuat topic sentence, supporting sentences, dan closing sentence. Dari hasil tulisan keduanya terdapat 1 dari 25 mahasiswa atau sekitar 4% yang tidak bisa menulis topic sentence. 2 dari 25 mahasiswa atau sekitar 8% yang tidak bisa menulis supporting sentences. Dan 1 dari 25 mahasiswa atau sekiatar 4% yang tidak bisa

(11)

menulis closing sentence. Jadi hampir semua mahasiswa bisa menulis paragraf yang sesuai dengan strukturnya.

Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang singkat ini, penulis memperoleh beberapa kesimpulan yakni pada pengajaran mata kuliah writing II, teknik menulis kalaboratif terbukti efektif untuk mengatasi kesulitan mahasiswa dalam membuat struktur paragraf:topic sentence, supporting sentences, dan closing sentence pada tulisan mereka. Selain itu, teknik menulis kalaboratif terbukti bisa memudahkan tugas pengajar karena paling tidak kesalahan kecil seperti tata bahasa sudah bisa ditangani melalui proses kalaborasi antara teman sejawat (Peer Correction).Teknik menulis kalaboratif juga bisa meningkatkan motivasi belajar mahasiswa karena setiap mahasiswa diharuskan bekerja dalam kelompok.Dan dosen bisa dengan mudah memantau perkembangan mahasiswa dalam menulis.

Saran

Adapun saran-saran yang diajukan oleh penulis terkait dengan teknik menulis kolaboratif adalahteknik menulis kolaboratif sebaiknya diajukan sebagai salah satu teknik pengajaran menulis di kelas.Teknik menulis kolaboratif bisa juga diterapkan sebagai teknik pengajran keterampilan bahasa lainnya.Teknik menulis kolaboratif diusahakan terbentuknya tim yang sah agar peer correction bisa dilakukan dengan baik.

(12)

Daftar Pustaka

Alwasilah, A. Chaedar. 2000. Prosedur Pendidikan Bahasa Inggris di Indonesia.Bandung:Global.

---. 2007. Pendekatan Menulis Cara Baru dengan Metode Kolaboratif. Bandung: Global

Amanda, L. Martin and Banet Marty. 1981. Paragraph Development A Guide forStudents of English as a Second Language. New York. Pretice Hall inc.

Hasani. Aceng. 2005. Ikhwal Menulis. Serang: Untirta Press.

Kurniawan, Kaerudin. 2001. Model Pengajaran Menulis Bahasa Indonesia bagiPenutur Asing Tingkat Lanjut. Makalah.

Marahmi, Ismail. 2004. Menulis Secara Populer. Jakarta: Pustaka Jaya.

Oshima, Alice. 2006. Writing Academic English. New York: Pearson Longman.

Parera, Jos Daniel. 1993. Menulis Tertip dan Sistematis. Jakarta: Erlangga.

Semi, M.A. 1995. Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Maguntara.

Sutari, I. 1997. Dasar-dasar Kemampuan Menulis. Bandung: FPBS IKIP Bandung.

(13)

Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 1993. Teknik Pengajaran Keterampilan Bahasa. Bandung: Angkasa.

Wishon, George E and Bark Julia M. 1980. Let’s write English. New York: Litton

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga hasil tersebut dapat dikatakan, bahwa kompensasi finansial dan kompensasi non finansial yang diberikan YDSF Surabaya kepada karyawan memiliki hubungan yang

Siberia lebih dingin dari pada udara di atas samudera Hindia dan laut cina selatan, dan membentuk tekanan tinggi dalam daerah yang cukup luas di atas benua Siberia. ď‚— Akibatnya

Here we again consider continuous time simple random walks, and initially the particle from the origin is infected, while the other particles are healthy.. Infected particles

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah kerusakan dan memperpanjang masa simpan buah terolah minimal yaitu aplikasi pelapis edibel, penyimpanan pada suhu rendah, penggunaan

Jamur tumbuh dengan baik pada kondisi lingkungan yang mengandung banyak gula dengan tekanan osmotik tinggi dan kondisi asam yang tidak menguntungkan bagi pertumbuhan bakteri..

jika ada salah satu anggota keluarga ibu misalnya suami yang rentan dengan penyakit ISPA, apa yang ibu lakukan terhadap anak balita ibu yang sedang sakit ISPA supaya penyakitnya

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO YOGYAKARTA /SIANG TADI KEMBALI MELAKUKAN WISUDA D3 KEPERWATAN ANGKATAN 18// DALAM SAMBUATANNYA DIREKTUR AKPER NOTOKUSUMO/ ENDANG SUMIRIH BERPESAN

Dengan adanya anggaran partisipatif, perbedaan informasi antara bawahan dengan atasan juga dapat berkurang karena para bawahan tidak segan mengungkapkan perbedaan