DI SMP ISLAM TERPADU RAHMANIYAH CILODONG
(Quasi Eksperimen)Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun oleh:
Muamar Roja’I
NIM: 109015000075
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
i
Pendidikan Ekonomi Jurusn Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran menggunakan media flip chart terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa pada konsep kegiatan pokok ekonomi. Penelitian ini dilakukan di kelas VII ibnu sina SMPIT Rahmaniyah Cilodong. Penelitian ini berlangsung pada bulan april-mei 2016. Metode penelitian yang digunakan kuasi eksperimen dengan desain pretest posttest group design dan teknik pengambilan sampel purpossive sampling. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes berupa pilihan ganda. Data hasil instrumen tes dianalisis secara kuantitatif. Berdasarkan analisis data tes, diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan media flip chart terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa pada konsep kegiatan pokok ekonomi. Hal tersebut didasarkan pada hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji-t terhadap data pretest dan posttest. Hasilnya adalah nilai thitung sebesar 11,10 dan nilai ttabel sebesar 2,04. Terlihat bahwa thitung>ttabel, sehingga H0 ditolak. Selain itu, rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan media flip chart lebih tinggi dibandingkan dengan sebelum menggunakan media flip chart. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan penggunaan media flip chart berpengaruh terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada konsep kegiatan pokok ekonomi.
ii
Education Program, Social Science Educational Studies Program, Faculty of Tarbiyah and Teaching, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.
This research aims to determine the Effects of Using Instructional Media Flip Chart to Student Result on Social Science subjects on The Basic Concept of Economic Activity. This research was conducted in Social Science Subjects Class VII Ibnu Sina in SMPIT Rahmaniyah Cilodong. The research was done in April-May 2016. The method used in this research is a quasi experimental with pretest and posttest design and the technique of sampling is purpossive sampling. Instrument were used in this research are test instrument which is multiple choices. Test instrument data will be analized quantitatively. Based on data analisys, the result obtained that there is an effect of media flip chart on learning result onthe basic concept of economic activity. The result of hypothesis testing againts pretest and posttest data showed that value of thitung is 11,10 and value of ttabel is 2,04. This showed that is thitung higher than ttabel, so H0 is rejected. Average of student’s learning results that uses media flip chart is higher than the average of student learning result before uses media flip chart. This shows that there is an effect of learning media flip chart to student results on social sciences subjects class VII Ibnu Sina SMPIT Rahmaniyah Cilodong.
iii
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian pendidikan ini dengan baik.
Salawat beserta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW. Beserta keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya.
Penelitian ini dilakukan guna memenuhi persyaratan kelulusan untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidkan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Jurusan Pendidikan IPS Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam penulisan penelitian pendidikan ini, penulis menyadari sepenuhnya
masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan ilmu pengetahuan yang
penulis miliki.Namun berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya
penelitian pendidikan ini dapat terselesaikan.Oleh karena itu, sudah sepantasnya
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam menyusun penelitian pendidikan ini. Ucapan terima kasih tersebut penulis
sampaikan kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan IPS, beserta
seluruh staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah.
3. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, sebagai Pembimbing Skripsi yang telah
banyak memberikan ilmu dan waktunya kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan penelitian pendidikan ini.
4. Drs. H. Syaripulloh M.Si, sebagai dosen Penasihat Akademik yang
banyak membantu serta membimbing penulis selama mengikuti
perkuliahan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
5. Para dosen yang mengajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
khususnya yang mengajar di Jurusan Pendidikan IPS. Penulis
iv
Rahmaniyah beserta para stafnya, terutama Bapak Prasetya Dwi
Cahaya, S.Pd selaku guru IPS dan rekan saya Ilham Maulana selaku
Wakil Kepala SMPIT Rahmaniyah. Saya mengucapkan terima kasih
juga kepada seluruh dewan guru dan para siswa/siswi SMPIT
Rahmaniyah yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, tapi tidak
mengurangi rasa terima kasih dan rasa hormat saya.
8. Kepada orang tua dan adik-adikku tersayang, terima kasih atas segala
doa, perhatian, motivasi dan kasih sayang.
9. Kepada sahabat-sahabat Muhamad Khadafi, Abduh Abdurrohman,
Ahmad Jazuli, Rifki Faslika, Anggi Sanjaya, Risda Aulia Fitri, Sri
Maryanti, Wahyu Dwijayanto, Ajami Solihin, Liang Miliartha,
Shapour, Agus Suherman, Akbar Fauzi, Halikin, Lutfi, Ega Juliana.
Yang telah memberikan motivasi, waktu, tenaga, dan kesempatan
untuk membantu menemani penulis menyelesaikan skripsi ini.
10.Kepada teman-teman seperjuangan di Jurusan Pendidikan IPS
angkatan 2009 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
para pembaca pada umumnya.Apabila terdapat kekurangan dan kesalahan
adalah semata-mata keterbatasan ilmu yang penulis miliki.
Jakarta, 18 Juli 2016
v
Halaman Pernyataan
Abstraksi... i
Kata Pengatar... iii
Daftar Isi ... v
Daftar Tabel... vii
Daftar Diagram...viii
Daftar Lampiran... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi Masalah... 5
C. Pembatasan Masalah... 5
D. Rumusan Masalah... 6
E. Tujuan Penelitian... 6
F. Manfaat Penelitian... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran... 8
1. Ciri-ciri Media Pendidikan... 9
2. Fungsi Media Pembelajaran... 10
B. Media Flip Chart... 11
1. Pengertian Media Flip Chart... 11
2. Cara Mendesain Flip Chart ... 13
3. Langkah-langkah pembelajaran menggunakan flip chart... 13
C. Kegiatan Pokok Ekonomi... 15
D. Hakikat Hasil Belajar... 19
E. Hasil Penelitian Yang Relevan... 26
vi
C. Pendekatan Penelitian... 29
D. Populasi dan Sampel... 29
E. Teknik Pengumpulan Data... 30
F. Instrumen Penelitian... 30
1. Uji Instrumen... 31
G. Teknik Analisis Data... 37
1. Uji Prasyarat Analisis Data... 37
2. Hipotesis Statistik... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Profil Sekolah... 40
B. Data Hasil Pretest dan Posttest... 43
C. Uji Normalitas Data... 44
D. Uji Homogenitas Data... 45
E. Uji Hipotesis... 45
F. Data Kualitatif... 46
G. Hasil Analisis Data Angket... 46
H. Hasil Pembahasan... 50
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 52
B. Saran... 52
DAFTAR PUSTAKA... 53
vii
Tabel 3.2 Hasil Uji Reliabilitas... 33
Tabel 3.3 Kriteria Reliabilitas... 33
Tabel 3.4 Interpretasi Angka Indek Kesukaran Item... 34
Tabel 3.5 Rekapitulasi Taraf Kesukaran Butir Soal... 35
Tabel 3.6 Interpretasi Angka Indek Diskriminasi Item... 36
Tabel 3.7 Rekapitulasi Daya Beda Instrumen... 37
Tabel 4.1 Rekapitulasi Uji Normalitas... 44
Tabel 4.2 Klasifikasi Kegiatan Guru dan Siswa... 47
Tabel 4.3 Hasil Observasi... 48
[image:11.595.110.521.170.539.2]viii
Diagram 4.1 Histogram Nilai Pretest dan Posttest... 43
ix
Lampiran 2 Print Screen Media Pembelajaran...66
Lampiran 3 Soal Pretest...67
Lampiran 4 Soal Posttest...73
Lampiran 5 Uji Validitas dan Uji Daya Pembeda...79
Lampiran 6 Rekapitulasi Uji Validitas...97
Lampiran 7 Rekapitulasi Uji Daya Pembeda...97
Lampiran 8 Uji Reliabilitas...98
Lampiran 9 Uji Tingkat Kesukaran...100
Lampiran 10 Rekapitulasi Taraf Kesukaran Butir Soal...101
Lampiran 11 Hasil Pretest...102
Lampiran 12 Hasil Posttest...103
Lampiran 13 Uji Normalitas...104
Lampiran 14 Uji Homogenitas...106
Lampiran 15 Uji-t...107
Lampiran 16 Angket Respon Siswa...108
Lampiran 17 Analisis Data Hasil Angket Respon Siswa...110
Lampiran 18 Foto Kegiatan Mengerjakan Pretest dan Posttest...111
Lampiran 19 Foto Kegiatan Pembelajaran Menggunakan Media Flip Chart...113
Lampiran 21 Data Rombongan Belajar...115
1
A. Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan proses internal siswa dan pembelajaran merupakan
kondisi eksternal belajar. Belajar bagi siswa merupakan kegiatan peningkatan
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik menjadi lebih baik. Bagi guru,
belajar merupakan akibat tindakan pembelajaran.1 Berdasarkan pengertian
tersebut, kegiatan belajar merupakan kegiatan antara siswa dan guru yang saling
bersinergi untuk mencapai tujuan dan fungsi belajar melalui pembelajaran yang
tepat.
Dalam proses belajar mengajar, guru menggunakan media pengantar dan
siswa menggunakan alat bantu penunjang berupa buku teks. Buku teks adalah
buku pelajaran dalam bidang studi tertentu yang disusun oleh para pakar dalam
bidang itu dengan maksud-maksud dan tujuan instruksional dan diperlengkapi
dengan sarana-sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh siswa
ataupun mahasiswa, sehingga dapat menunjang suatu program pengajaran.2 Buku
teks memudahkan siswa untuk memahami dan mengulang kembali materi sesuai
dengan tingkat kepahamannya. Hal itu akan didapat oleh siswa jika buku teks
yang digunakan merupakan buku teks yang berkualitas.
Sebagai media pengantar dan alat bantu, buku teks perlu diisi dengan
materi pelajaran yang sistematis. Penyusunan materi yang sistematis berdasarkan
standar kompetensi siswa dapat mempermudah proses belajar mengajar di kelas,
khususnya pelajaran Ekonomi. Proses belajar mengajar Ekonomi dengan media
buku teks dibantu dengan penjelasan dari guru akan memudahkan siswa
memahami meteri pelajaran. Sementara itu, materi pelajaran Ekonomi yang tidak
tersusun bertahap dan proses pengajaran yang salah akan menyulitkan
pemahaman siswa. Hal itu memperlihatkan bahwa proses belajar mengajar
merupakan proses komunikasi.
Kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan suatu dunia komunikasi
tersendiri di mana guru atau dosen dan siswa/mahasiswanya bertukar pikiran
untuk mengembangkan ide dan pengertian.3 Dalam proses belajar mengajar sering
terjadi penyimpangan-penyimpangan sehingga komunikasi di dalamnya tidak
efektif dan efisien, antara lain disebabkan oleh adanya kecenderungan verbalisme,
ketidaksiapan siswa, kurangnya minat dan kegairahan, penyampaian materi yang
tidak sistematis, dan lain sebagainya. Penyimpangan tersebut dapat diatasi dengan
menggunakan media pembelajaran.
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks.4 Pada
hakikatnya, proses belajar mengajar adalah proses komunikasi.5 Namun, dewasa
ini para guru belum dapat menggunakan komunikasi yang efektif dalam proses
pembelajaran. Sementara itu, tersampaikannya pesan dalam kegiatan
pembelajaran merupakan hal yang menentukan tercapai atau tidaknya tujuan
pembelajaran. Salah satu usaha untuk mengatasi keadaan demikian ialah
penggunaan media secara terintegrasi dalam proses belajar mengajar. Fungsi
media dalam kegiatan tersebut disamping sebagai penyaji stimulus informasi,
sikap, dan lain-lain, juga untuk meningkatkan keserasian dalam peneri maan
informasi.6
“Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran.”7 “Hamalik mengemukakan
bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan
3 Asnawir, M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran (Jakarta : Ciputat Pers, 2002), h.13.
4 Mudjiono, op. cit., h. 7. 5 Asnawir, loc.cit., h.13. 6Ibid.
rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis
terhadap siswa.”8
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong
upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses
belajar mengajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang
dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat
tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman.9 Dalam hal ini,
teknologi sebagai media penunjang siswa dan guru dalam kegiatan belajar.
Saat ini kesadaran guru untuk mencoba menggunakan media dalam
kegiatan belajar mengajar masih rendah. Hal itu disebabkan karena mereka sudah
merasa nyaman mengajar menggunakan metode ceramah yang menimbulkan
kecenderungan verbalisme. Metode yang sejak dulu sudah digunakan tersebut
memang tidak dapat dikatakan sebagai metode yang buruk. Dengan hanya
menggunakan metode ceramah telah lahir tokoh-tokoh hebat dan berpengaruh.
Selanjutnya, jika kita sudah mengetahui bahwa metode tersebut berhasil, mengapa
kita harus mencoba sebuah metode baru yang belum teruji secara zaman dapat
menghasilkan orang-orang hebat? pemikiran seperti inilah yang selalu ada dalam
benak para guru hingga sekarang ini.
Menurut Arsyad, guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang
murah dan efisien, meskipun sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan
dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Selain mampu
menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat
mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan
digunakannya apabila media tersebut belum tersedia.10
Media flip chart merupakan media yang mudah dibuat serta tidak
membutuhkan kemampuan khusus untuk membuatnya. Media ini hanya
membutuhkan kreativitas pembuatnya agar media ini dapat tampak menarik.
8Ibid.
Media ini cukup efisien karena dapat dibuat dengan bahan-bahan yang dapat
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dan tidak mahal. Media ini bisa
digunakan dalam metode ceramah. Sehingga memudahkan guru dalam
penyampaian materi dan dapat memangkas waktu yang digunakan guru untuk
menulis dan menggambar di papan tulis. Guru juga dapat menampilkan tulisan
yang lebih atraktif dan menampilkan gambar yang lebih bagus.
Berdasarkan paparan diatas maka peneliti tertarik meneliti metode
pembelajaran dengan menggunakan flip chart. Oleh karena itu, peneliti
mengambil judul “PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FLIP CHART
TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII PADA
KONSEP KEGIATAN POKOK EKONOMI DI SMP ISLAM TERPADU
B. Identifikasi Masalah
Dengan mengacu pada latar belakang masalah di atas, maka dapat
diidentifikasi faktor-faktor yang menjadi penyebab timbulnya masalah pada hasil
belajar siswa adalah sebagai berikut:
1. Materi pelajaran yang cukup sulit bagi siswa.
2. Meteri pelajaran yang harus dipahami siswa secara tahap demi
tahap/berurutan.
3. Motivasi siswa untuk belajar pelajaran ekonomi masih rendah.
4. Beberapa siswa lebih memilih mempelajari pelajaran lain saat pelajaran
ekonomi berlangsung.
5. Sikap siswa yang tidak baik terhadap gurunya.
6. Cara guru menjelaskan materi pelajaran terlalu cepat bagi siswa sehingga
akhirnya siswa memutuskan untuk tidak memperhatikan penjelasan.
7. Cara mengajar guru yang sulit dipahami oleh siswa.
8. Metode pengajaran yang digunakan kurang tepat.
C. Pembatasan Masalah
Untuk memudahkan penulis dalam melaksanakan penelitian, maka penulis
membatasi permasalahan pada:
Pengaruh proses belajar mengajar menggunakan media flip chart terhadap
hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII pada konsep kegiatan pokok ekonomi di
D. Rumusan Masalah
Dengan mengacu pada latar belakang masalah diatas, maka dapat
dirumuskan rumusan masalah penelitian “Bagaimanakah pengaruh penggunaan
media flip chart terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP ISLAM
TERPADU Rahmaniyah pada konsep kegiatan pokok ekonomi?”
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran menggunakan media flip chart
berpengaruh terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMPIT
Rahmaniyah pada konsep kegiatan pokok ekonomi.
F. Manfaat Penelitian
Secara khusus dapat memberikan manfaat bagi:
a. Peneliti
Dengan dilaksanakannya penelitian ini maka peneliti akan
mengetahui cara menggunakan media flip chart dalam proses belajar
mengajar dan seberapa besar pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa.
b. Guru
Menambah pengetahuan mengenai media yang dapat dipakai
dalam proses belajar mengajar. Kemudian sebagai referensi untuk
menggunakan media flip chart dalam kegiatan belajar mengajar.
c. Siswa
Membuat siswa lebih termotivasi dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran ketika gurunya mencoba menggunakan media yang baru.
Kemudian siswa menjadi lebih mudah dalam memahami materi pelajaran.
d. Sekolah
Hasil penelitian dapat dijadikan landasan perbaikan sistem
pembelajaran di sekolah. Meningkatkan prestasi akademik siswa. Dan jika
para guru berhasil menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dengan
menggunakan media yang menarik maka akan meningkatkan jumlah
8
Kata media sudah tidak asing dalam bidang pendidikan, biasanya kata
media digunakan untuk menyebut alat bantu yang digunakan dalam kegiatan mengajar yang dilakukan oleh guru. Menurut Arief S. Sadiman, “Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.”1 Selanjutnya, “Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung
diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap,
memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.”2 Karena media
pembelajaran yang menarik bagi siswa dapat dipergunakan untuk merangsang
perhatian, pikiran, dan kemampuan atau keterampilan siswa sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar pada siswa.
Dalam proses belajar mengajar, media merupakan penghantar atau
penghubung informasi atau pesan yang ingin disampaikan guru kepada siswanya.
Agar informasi atau pesan yang disampaikan dapat diterima dan dipahami oleh
siswa dengan baik, seorang guru harus dapat memilih dan menyajikan media yang
tepat sesuai dengan bahan ajar yang akan disampaikan sehingga tujuan dari
pembelajaran dapat tercapai.
Media pembelajaran menurut Mukhtar “merupakan suatu bagian yang integral dari suatu proses pendidikan di sekolah.”3 Sedangkan menurut Yudhi Munadi, “media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan
1Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,1996), Ed. 1, Cet. 4, h. 7
2Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), Ed. 1, Cet. 13, h. 3
3
belajar yang kondusif, penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.”4
Penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran bertujuan untuk
membantu guru dalam menyampaikan materi kepada siswa. Dengan
menggunakan media, diharapkan dapat terjadi komunikasi dua arah, guru mudah
mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa, siswa mudah memahami materi
yang disampaikan, dan dapat memberikan pendapat atau tanggapan terhadap
materi yang diberikan.
Dari pengertian-pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa
media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan
menyalurkan dari sumber terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang
kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan
efektif.
1. Ciri-Ciri Media Pendidikan
Gerlach dan Ely (1971) mengemukakan tiga ciri media yang
merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang
dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu (atau kurang
efisien) melakukannya.
a. Ciri Fiksatif (Fixative Property)
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan,
melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu
peristiwa atau objek dapat diurut dan disusun kembali dengan suatu
program komputer dan dapat dengan mudah direproduksi kembali kapan
saja diperlukan. Dengan ciri fiksatif ini, media memungkinkan suatu
rekaman kejadian yang terjadi pada satu waktu tertentu ditransportasikan
tanpa mengenal waktu.
4
b. Ciri Manipulatif (Manipulative Property)
Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada
siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar
time-lapse recording. Disamping dapat dipercepat, suatu kejadian dapat
pula diperlambat pada saat menayangkan kembali hasil suatu rekaman
video. Dengan kemampuan mentransformasi suatu kejadian, media sangat
membantu dalam menjelaskan suatu kejadian yang terjadi dalam rentang
waktu yang panjang, seperti metamorfosis ulat menjadi kupu-kupu.
c. Ciri Distributif (Distributive Property)
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau
kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian
tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus
pengalaman yang relatif sama dengan kejadian itu.5
2. Fungsi Media
“Salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.”6
Levie dan Lentz mengemukakan empat fungsi media
pembelajaran, khususnya media visual, yaitu:
a. Fungsi Atensi
Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan
mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran
yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks
materi pelajaran.
b. Fungsi Afektif
Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan
siswa ketika belajar (atau membaca). Gambar atau lambang visual dapat
menggugah emosi dan sikap siswa.
c. Fungsi Kognitif
Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian
yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar
pecapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan
yang terkandung dalam gambar.
d. Fungsi Kompensatoris
Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil
penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk
memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk
mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.7
B.
Media Flip Chart
1. Pengertian media flip chart
Media flip chart menurut Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto “adalah lembaran kertas yang berisikan bahan pelajaran yang tersusun rapi dan baik”.8 Arif S Sadiman mengemukakan “flip chart atau bagan balikan menyajikan setiap informasi”.9 Flip chart adalah lembaran-lembaran kertas menyerupai kalender berkuran 50X28 cm, atau ukuran yang lebih kecil 21X28 cm sebagai flip book
yang disusun dalam urutan yang diikat pada bagian atasnya.10 Sementara menurut Dina Indriana, “flip chart adalah lembaran kertas berbentuk album atau kalender yang berukuran agak besar, lembaran kertas tersebut dapat dijadikan sebagai
media pengajaran dan pembelajaran, dan mungkin bisa dianggap sebagai
pengganti papan tulis atau whiteboard jika proses pengajarannya berada di luar ruang kelas”.11 Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan, flip chart merupakan media yang berisi bahan pelajaran yang tersusun sehingga dapat
7Arsyad. Op. Cit., h. 16-17
8Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, Februari 2011), h.9.
9Sadiman, op,cit., h.1.
10Tejo Nurseto, Membuat Media Pembelajaran yang Menarik, Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, Vol.8, 2011, h.25, (http://staff.uny.ac.id).
digunakan sebagai media penyampai pesan pembelajaran secara langsung. Flip
chart merupakan media cetakan yang sederhana dan cukup efektif dalam
membantu kegiatan pembelajaran.
“Rudi Bretz mengklasifikasi ciri utama media pada tiga unsur pokok, yaitu suara, visual, dan gerak. Bentuk visual itu sendiri dibedakan lagi menjadi tiga bentuk, yaitu gambar visual, garis, dan simbol.”12 “Media berbasis visual memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat
memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula
menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.”13
“Bagan atau chart termasuk media visual. Fungsinya yang pokok adalah menyajikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara
tertulis atau lisan secara visual. Pesan yang akan disampaikan biasanya berupa
ringkasan suatu proses, perkembangan atau hubungan-hubungan penting.”14
Sebagai media yang baik, bagan atau chart haruslah:
1. Dapat dimengerti anak;
2. Sederhana dan lugas, tidak rumit atau berbelit-belit; dan
3. Diganti pada waktu-waktu tertentu agar selain tetap sesuai dengan
perkembangan jaman juga agar tak kehilangan daya tarik atau membuat
siswa bosan.15
Seringkali siswa bingung bila dihadapkan pada data yang banyak
sekaligus. Oleh karena itu, dipakailah chart yang dapat menyajikan pesan secara
bertahap. Salah satu jenis chart yang dapat menyajikan data secara bertahap
12Asnawir, M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta : Ciputat Pers, 2002), Cet. 1, h.13
adalah flip chart. Informasi dalam flip chart dituangkan pada lembaran-lembaran
secara bertahap dan disusun berurutan.16
2. Cara mendesain flip chart
Menurut Tejo Nurseto, tahap-tahap dalam membuat flip chart seperti
mengumpulkan gambar-gambar yang sesuai dengan tujuan, menuliskan pesan
pada kertas atau kalau perlu objek gambar yang sudah ada, misalnya dari koran
atau majalah dapat ditempelkan, mengatur komposisinya, jika gambar langsung
dibuat pada kertas tersebut perlu dibuat sketsa terlebih dulu, membuat outline dan
mewarnai.17
Menurut Rudi susilana dan Cepi Riyana menjelaskan cara mendesain flip
chart yaitu:
a. Tentukan tujuan pembelajaran.
b. Menentukan bentuk flip chart
c. Membuat ringkasan materi
d. Merancang draf kasar (sketsa)
e. Memilih warna yang sesuai
f. Menentukan ukuran huruf dan benuk huruf yang sesuai.18
3. Langkah-langkah pembelajaran menggunakan flip chart
Langkah-langkah yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran
menggunakan media flip chart yaitu:
1) Mempersiapkan diri: guru perlu menguasai bahan pembelajaran dengan
baik dan memiliki keterampilan untuk menggunakan media tersebut.
Siapkan alat-alat lain yang mungkin diperlukan. Misalnya spidol untuk
menulis penjelasan tambahan di papan tulis, dudukan atau penyangga
khusus flip chart, penjepit atau klip kertas ukuran besar untuk menjepit
16Sadiman, op. cit., h. 36-37. 17Tejo Nurseto, Op.cit., h.25-26.
18
lembaran-lembaran flip chart, sehingga mudah dalam membalikan
lembaran flip chart ke lembaran selanjutnya.
2) Penempatan yang tepat. Perhatikan posisi flip chart, sehingga dapat
dilihat dengan baik oleh semua siswa yang ada di ruangan kelas
tersebut.
3) Pengturan siswa. Misalnya siswa dibentuk menjadi setengah lingkaran,
atau leter U, pastikan semua siswa memperoleh pandangan yang baik.
4) Perkenalkan pokok materi. Materi yang disajikan terlebih dahulu
diperkenalkan kepada siswa pada saat awal membuka pelajaran.
5) Sajikan gambar. Setelah masuk pada materi, mulailah memperlihatkan
lembaran-lembaran gambar flip chart dan berikan keterangan yang
cukup.
6) Beri kesempatan siswa untuk bertanya. Berikan stimulus agar siswa
mau bertanya, meminta klarifikasi apakah materi yang telah
disampaikan jelas dipahami atau masih kurang jelas. Beri kesempatan
siswa memberikan komentar terhadap isi flip chart yang disajikan.
7) Menyimpulkan materi. Dorong siswa berperan aktif menyimpulkan
materi yang diperkuat oleh guru. Jika dirasa perlu, siswa atau guru
kembali membuka beberapa flip chart yang dianggap penting.19
C.
Kegiatan Pokok Ekonomi
Kegiatan ekonomi yang pokok terjadi salah satunya di pasar. Pasarlah
tempat bertemunya pedagang, pembeli, bahkan distributor barang, dan di pasar
pulalah harga suatu barang dapat ditentukan. Selain di pasar, kegiatan ekonomi
juga dapat dilakukan di rumah, kantor, jalanan, bahkan di perairan. Adapun
kegiatan pokok ekonomi, yaitu produksi, dostribus, dan konsumsi.
1. Produksi
Produksi adalah suatu kegiatan untuk menghasilkan barang atau jasa guna
memenuhi kebutuhan hidup manusia. Orang atau badan usaha yang melakukan
kegiatan produksi disebut produsen. Selanjutnya, pengertian produksi secara lebih
luas adalah segala sesuatu atau aktivitas yang dilakukan oleh manusia yang
ditujukan untuk menambah dan mempertinggi nilai atau faedah suatu barang.
Untuk dapat terlaksananya kegiatan produksi, diperlukan faktor-faktor produksi.
Berikut ini adalah faktor-faktor produksi.
a. Faktor Alam
Sebagaimana kamu ketahui bahwa sumber daya alam yang dimiliki oleh
bangsa kita melimpah ruah, baik yang ada di darat, laut, dan udara. Semua sumber
daya alam tersebut dapat memberi kehidupan kepada bangsa kita di segala bidang
kehidupan. Faktor alam di antaranya tanah, tenaga alam, barang tambang, udara,
iklim, dan air.
b. Faktor Tenaga Kerja
Menurut para pakar ekonomi, yang dimaksud dengan tenaga kerja adalah
suatu kegiatan manusia yang bersifat jasmani maupun rohani yang dapat ditujukan
dalam kegiatan produksi. Tenaga kerja (sumber daya manusia) Indonesia makin
lama makin banyak. Hal ini sesuai dengan pertumbuhan bangsa Indonesia yang
makin meningkat. Dalam kegiatan produksi, faktor tenaga kerja sangat dominan,
karena tanpa adanya tenaga kerja tidak akan ada yang mengerjakan atau
Sebagai imbalan atas jasa yang diberikan, para tenaga kerja tersebut
mendapatkan imbalan berupa upah. Tenaga kerja dibagi ke dalam dua bagian,
yaitu:
1) Tenaga kerja rohani, yaitu tenaga kerja yang menggunakan pikiran
(konsep) untuk kepentingan produksinya atau dalam kegiatan produksi.
2) Tenaga kerja jasmani, yaitu tenaga yang memberikan sumbangan
produktif dalam produksi. Tenaga kerja jasmani dibagi menjadi tiga jenis,
yaitu:
a) Tenaga kerja terdidik, artinya tenaga kerja yag sebelumnya dididik
terlebih dahulu sebelum melaksanakan kerjanya, misalnya: accounting,
montir.
b) Tenaga kerja terlatih, artinya pekerja yang keahliannya didapat dari
pengalaman, contohnya pelayan hotel, sopir.
c) Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih, misalnya: kuli panggul,
penjaga gudang.
c. Faktor Modal
Faktor modal adalah setiap alat atau barang yang digunakan untuk
menghasilkan barang selanjutnya. Modal tidak selalu diasumsikan dengan uang,
melainkan dapat juga dalam bentuk barang, misalnya gedung-gedung,
mesin-mesin, perkakas, bahan baku, bahan pembantu yang dipergunakan dalam proses
produksi. Fungsi modal dalam ekonomi adalah sebagai penghasil dalam
meningkatkan produksi. Modal dibagi ke dalam dua bagian, yaitu:
1) Modal tetap, artinya alat-alat produksi yang tahan lama dan
berangsur-angsur dalam kegiatan produksi. Misalnya: gedung, mesin, dan peralatan.
2) Modal lancar, atinya alat-alat produksi yang habis dalam satu kali atau
beberapa kali proses produksi, misalnya: bahan baku, minyak pelumas,
d. Kegiatan Wirausaha
Dalam berproduksi diperlukan kecakapan seseorang di dalam memadukan
faktor-faktor produksi sehingga antara faktor yang satu dengan faktor yang
lainnya saling berhubungan dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Manajer adalah
seorang pimpinan yang mempunyai pandangan ekonomi, mempunyai kecakapan
dalam menjalankan organisasi perusahaan juga memiliki kecakapan dalam
mengorganisasikan semua faktor-faktor yang terlibat dalam kegiatan produksi.
2. Distribusi
Setelah mengetahui pengertian produksi pada penjelasan sebelumnya,
kegiatan ekonomi selanjutnya yang perlu diketahui adalah distribusi.
a. Pengertian Distribusi
Distribusi adalah penyaluran dan penyebaran barang dari tangan produsen
untuk sampai pada tangan konsumen. Dalam kejadian sehari-hari, distribusi
barang merupakan bagian dari kegiatan pemasaran (marketing).
Di daerahmu, apabila ayah atau kakakmu menyuruh untuk membelikan
mie atau kopi, kamu akan pergi ke warung, bukan? Di warung, kamu dengan
mudah dapat membeli keperluan-keperluan pribadi tersebut. Mengapa demikian?
Itulah salah satu keuntungan dari proses distribusi barang. Distribusi merupakan
penghubung antara produsen dengan konsumen. Tanpa adanya distribusi, barang
hasil produksi tidak akan sampai pada konsumen. Tidak semua barang yang
dihasilkan oleh produsen langsung dapat diketahui oleh konsumen. Untuk
mengatasinya pihak produsen dan distributor harus melakukan upaya-upaya
supaya semua barang hasil produksinya dapat dengan cepat diketahui oleh
konsumen. Upaya-upaya tersebut, misalnya:
1) mengadakan promosi melalui media cetak maupun elektronik
2) mengadakan pameran hasil produksi
b. Orang-Orang yang Melakukan Distribusi
Berikut ini adalah orang-orang yang melakukan distribusi.
a. Agen
Agen adalah penyalur tunggal suatu perusahaan yang menghasilkan
produksi benda atau jasa tertentu.
b. Grosir (Pedagang Besar)
Grosir (pedagang besar) menyediakan barang dari berbagai
perusahaan.
c. Pengecer
Pengecer adalah pedagang kecil yang langsung berhubungan dengan
konsumen.
d. Importir
Importir adalah pedagang yang kegiatannya mendatangkan
(membeli) barang-barang dalam jumlah besar dari luar negeri.
e. Eksportir
Eksportir adalah pedagang besar yang kegiatannya menjual
barang-barang dari dalam negeri ke luar negeri.
3. Konsumsi
Kegiatan ekonomi utama yang terakhir adalah konsumsi. Kegiatan ini
setelah adanya kegiatan produksi dan distribusi yang telah dijelaskan sebelumnya.
a. Pengertian Konsumsi
Konsumsi adalah suatu aktivitas manusia dalam memakai,
mempergunakan atau menghabiskan barang-barang dan jasa yang diproduksi
sebelumnya. Orang yang melakukannya disebut konsumen.
b. Tujuan Konsumsi
Tujuan konsumsi adalah untuk memperoleh kepuasan setinggi-tingginya
dalam mencapai tingkat kemakmuran terhadap berbagai kebutuhan hidup. Dalam
menghadapi berbagai kebutuhan hidup, muncul istilah yang disebut pola
konsumsi. Artinya, susunan tingkat kebutuhan seseorang (rumah tangga) untuk
jangka waktu tertentu yang akan dipenuhi dari penghasilannya.
Pola konsumsi seseorang dipengaruhi oleh:
1) tingkat pendapatan/penghasilan;
2) besar kecilnya keluarga;
3) harga barang-barang kebutuhan;
4) tingkat pendidikan dan kebutuhan dalam masyarakat; dan
5) lingkungan tempat tinggal
D.
Hakikat Hasil Belajar
Sebelum dijelaskan mengenai hakikat belajar, perlu diketahui terlebih
dahulu pengertian belajar, pengertian hasil belajar, dan faktor yang mempengaruhi
hasil belajar.
1. Pengertian belajar
Pengertian belajar menurut bahasa adalah “Berusaha memperoleh
kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.”20
Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman. Menurut Witherington seperti yang dikutip Purwanto “Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu
pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.”21
Menurut James O. Whitaker, belajar dapat didefinisikan sebagai proses
dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
Pendapat lain mengatakan bahwa belajar adalah sama saja dengan latihan
sehingga hasil belajar akan nampak dalam keterampilan-keterampilan tertentu.
Menurut pengertian secara psikologi, belajar adalah merupakan suatu proses
perubahan yaitu perubahan didalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.22
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
suatu proses psikis yang dilakukan dan dialami individu yang menimbulkan
perubahan perilakunya baik pengetahuan, pemahaman, sikap, dan keterampilan.
2. Hasil belajar
Hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa akibat belajar. Perubahan
perilaku disebabkan karena dia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang
diberikan dalam proses belajar mengajar. Pencapaian itu didasarkan atas tujuan
pengajaran yang telah ditetapkan. Hasil itu dapat berupa perubahan dalam aspek
kognitif, afektif maupun psikomotorik.23
Menurut Suharsimi Arikunto hasil belajar adalah “Hasil akhir setelah mengalami proses belajar, dimana tingkah laku itu tampak dalam bentuk
21M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 84-85.
22 Abu Ahmadi, Widodo Supriyono, Psikologi belajar, (Jakarta: Reneka Cipta. 1991), h.119-121
perbuatan yang diamati dan diukur.”24 Sedangkan menurut Nana Sudjana, “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.25 Selanjutnya, menurut E. Mulyasa “Pengertian keberhasilan pembelajaran adalah keberhasilan pesera didik dalam membentuk
kompetensi dan mencapai tujuan serta keberhasilan guru dalam membimbing peserta didik dalam pembelajaran.”26 Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar dapat dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi standar kompetensi yang
telah ditentukan.
Hamzah B. Uno mengemukakan bahwa “Hasil belajar adalah perubahan
prilaku yang relatif menetap dalam diri seseorang sebagai akibat dari interaksi seseorang dengan lingkungannya”.27
Menurut Oemar Hamalik “Hasil belajar adalah suatu yang tampak
sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan dan pengetahuan”.28
Menurut Hanny Indrawati “Hasil belajar adalah suatu yang digunakan
untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal
ini dapat tercapai apabila anak didik sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi.”29
Menurut Chatarina dalam jurnal yang ditulis oleh Muhammad Isa “Hasil
belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah
mengalami aktivitas belajar, Sedangkan menurut Winkel hasil belajar merupakan
24
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), cet ke-4, h.43
25Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosda karya, 1989), h. 22.
26 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, (Bandung: Remaja Rosda Karya. 2005), h.121.
27Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran, (Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif), (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), cet. I, hlm. 213.
60Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: Bumi Aksara), h.155.
bukti keberhasilan yang telah dicapai peserta didik dimana setiap kegiatan belajar
dapat menimbulkan suatu perubahan yang khas.”30
Bloom menyatakan bahwa kemampuan sebagai wujud hasil belajar dapat
dipantau melalui tiga kawasan, yakni: (1) cognitive domain yaitu penguasaan
materi akademik, (2) affective domain yaitu bersifat normatif, (3) psychomotor
domain yaitu aplikatif produktif. Lebih lanjut bloom meenyatakan bahwa
Cognitive domain terdiri dari enam aspek yakni pengetahuan atau ingatan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sistesis dan evaluasi.31
Kemampuan-kemampuan yang termasuk domain kognitif oleh Bloom
et.al., dikatagorikan lebih rinci secara hirarki ke dalam jenjang kemampuan,
yakni:32
1) Mengenali (C1 )
2) pemahaman ( C2 )
3) penerapan ( C3 )
4) analisis ( C4 )
5) sintesia ( C5 )
6) evaluasi ( C6 )
Ranah afektif dirinci oleh Krathwohl et.al., menjadi lima jenjang, yakni:33
1) Perhatian dan penerimaan (receiving)
2) Tanggapan (responding)
3) Penilaian atau penghargaan (valuing)
4) Pengorganisasian (organization)
5) Karakteristik terhadap satu atau beberapa nilai (characterization by a
value or value complex)
30Muhammad Isa, (September 2011), Jurnal Pendidikan, Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Melalui Pendekatan Realistik (Suatu Penelitian Pada Anak Kelas VIII SMP Negeri 1 Kuta Malaka Aceh Besar).
31Herman Paneo, Pengaruh Umpan Balik Evaluasi Formatif dan Kepribadian Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 2007, h.725
32
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi kedua, ( Jakarta : Bumi Aksara, Cet.pertama juli 2012), hal.131-133.
Sedangkan ranah psikomotorik dibagi menjadi tujuh tingkatan, yakni:34
1) Persepsi (perceptions),
2) Kesiapan (set),
3) Gerakan terbimbing (guided response),
4) Gerakan terbiasa (mechanism),
5) Gerakan kompleks (complex overt response),
6) Penyesuaian pola gerakan (adaptation),
7) Kreatifitas atau keaslian (creativity/origination).
Untuk mengetahui berhasil tidaknya seorang siswa di dalam suatu mata
pelajaran, akan dilakukan pengukuran atau evaluasi. Hasil yang dicapai oleh
setiap siswa dalam suatu mata pelajaran belum tentu sama. Hal ini mungkin saja
disebabkan oleh keadaan dan cara belajar seseorang yang berbeda.35
Worth dan Muguis mengemukakan bahwa hasil belajar adalah kecakapan
nyata yang dapat diukur langsung dengan suatu alat dalam hal ini adalah tes.36
Hasil belajar merupakan hasil akhir setelah mengalami proses belajar,
yang dinilai dan diamati dari perubahan tingkah laku, proses belajar dapat
dinyatakan berhasil jika telah sesuai dengan sandar kompetensi dari bahan
ajarnya. Untuk mengetahui hasil akhir dalam pembelajaran, maka dilakukan
penilaian terhadap kemampuan siswa. Penilaian adalah “proses memperoleh
informasi untuk tujuan pengambilan keputusan tentang kegiatan belajar siswa.
Evaluasi dalam pembelajaran sosial studies dilakukan secara kontinu, utuh, dan menyeluruh, baik evaluasi berupa tes nontes.”37
34Ibid., hal.24.
35Muh. Tawil, Kemampuan Penalaran Formal dan Lingkungan Pendidikan Keluarga Dikaitkan dengan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Sungguminasa Kabupaten Gowa, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 2008, h.1052-1053.
36Ibid.,h.1053.
37
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat dibedakan
menjadi tiga, yaitu faktor internal, faktor ekternal, dan faktor pendekatan belajar.38
Hasil belajar siswa dapat dipengaruhi oleh salah satunya atau semua faktor
tersebut. Selanjutnya, ketiga faktor tersebut terbagi lagi menjadi beberapa bagian,
berikut ini penjelasannya.
1) Faktor Internal
Faktor internal berasal dari dalam diri siswa. Adapun yang termasuk ke
dalam faktor internal adalah aspek fisiologis dan aspek psikologis. Aspek
fisiologis bersifat jasmaniah yang berkaitan dengan kondisi umum jasmani dan
otot yang menandai tingkat kebugaran organ tubuh dan sandinya yang dapat
mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikui pelajaran.
Sementara itu, aspek psikologis bersifat rohaniah. Beberapa faktor psikologs
yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran seswa,
antara lain tingkat kecerdasan, sikap, bakat, minat, dan motivasi siswa.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal berasal dari luar diri siswa. Beberapa faktor yang
eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu lingkungan sosial dan
lingkungan nonsosial. Lingkungan sosial yang paling mempengaruhi kegiatan
belajar adalah lingkungan keluarga siswa itu sendiri. Selain itu, lingkungan
sekolah, lingkungan tempat tinggal atau masyarakat, termasuk di dalamnya
tetangga, masyarakat, dan teman sepermainan pun mempengaruhi hasil belajar.
Sementara itu, lingkungan nonsosial yang mempengaruhi kegiatan belajar adalah
bentuk fisik berupa fasilitas di sekolah dan di rumah, serta keadaan dan waktu
belajar. Apabila semua faktor ini mendukung siswa, proses dan hasil belajar yang
dihasilkan akan baik, begitu pun berlaku sebaliknya.
38
3) Faktor Pendekatan Belajar
Faktor pendekatan belajar ini berkaitan dengan srategi atau segala cara
yang dilakukan atau digunakan siswa untuk menunjang keefektivan dan efisiensi
proses dan hasil belajar. Beberapa cara yang dapat dilakukan siswa adalah
mengikuti bimbingan belajar atau privat beberap pelajaran yang perlu dikuasai.
Strategi yang dapat digunakan guru adalah menerapkan metode pembelajaran
yang sesuai dengan siswa sehingga siswa dapat mencapai pemahaman materi
E.
Hasil Penelitian Yang Relevan
Di bawah ini penulis menyajikan beberapa hasil penelitian yang berkenaan
dengan judul penelitian penulis, diantaranya:
1. Iin safrina, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Ilmu Tarbiyah
Dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan skripsinya yang berjudul “Pengaruh Modul Digital Interaktif Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Konsep Suhu dan Kalor.” Penelitian ppada tahun 2013 ini menghasilkan kesimpulan bahwa menurut Iin safrina “Pembelajaran dengan modul digital interaktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep
suhu dan kalor yaitu berdasarkan uji-t didapat thitung=2,82 > ttabel=1,994 pada
derajat keyakinan 5%.”39
2. Abduh Abdurrohman, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial. Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan skripsinya yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Permainan Kartu Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Pada Materi
Geografi.” Penelitian pada tahun 2013 ini menghasilkan kesimpulan bahwa menurut Abduh Abdurrohman “Terdapat pengaruh media permainan kartu terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII pada materi kondisi
penduduk indonesia yaitu berdasarkan uji-t didapat thitung=3,47> ttabel=1,67
pada derajat keyakinan 5%.”40
3. Halimatus Sadiyah, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan skripsinya yang berjudul “Kontribusi Media Chart Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Pada Konsep Pemintaan dan Penawaran.” Penelitian pada tahun 2010 ini menghasilkan kesimpulan bahwa menurut Halimatus Sadiyah “Hasil belajar siswa pada konsep permintaan dan penawaran lebih
39Iin safrina, “Pengaruh Modul Digital Interaktif Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Konsep Suhu dan Kalor,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2014), h.55.
40Abduh Abdurrohman, “Pengaruh Penggunaan Media Permainan Kartu Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Pada Materi Geografi,” ( Skripsi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
baik dengan media chart daripada yang tidak menggunakan media chart yaitu
berdasarkan uji-t didapat thitung=3,27> ttabel=1,99 pada derajat keyakinan
5%.”41
41Halimatus Sadiyah, “Kontribusi Media Chart Tehadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa
F.
Kerangka Berpikir
Guru berperan penting dalam pemanfaatan media dan sumber belajar.
Pemanfaatan tersebut bermaksud meningkatkan kualitas kegiatan belajar,
sehingga mutu hasil belajar semakin meningkat.42
Pada dasarnya pekerjaan guru adalah mengkomunikasikan pengalaman
kepada siswa. Ada dua cara yang dapat ditempuh, yakni melalui pendengaran dan
melalui penglihatan. Alat bantu/media pengajaran dapat membantu dalam kedua
cara tersebut.43
Saat ini keberadaan media menjadi cukup penting dalam kegiatan
pembelajaran, karena media dalam pembelajaran dapat membangkitkan keinginan
dan minat baru, meningkatkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar.44
Material non verbal seperti tabel-tabel diagram dan bagan-bagan sangat berguna
bagi siswa dalam mempelajari materi yang relevan. Demikian pula
gambar-gambar, peta-peta, dan lain-lain dapat menjadi bahan ilustratif yang membantu
pemahaman siswa.45
Menyajikan materi dengan menggunakan media flip chart sangat
menguntungkan untuk informasi visual seperti kerangka pikiran, diagram, bagan,
atau grafik karena dengan mudah karton-karton lebar yang disusun sebelum
penyajian dibuka dan dibalik dan jika perlu dapat ditunjukan kembali
kemudian.46Media flip chart dapat dibuat dengan mudah oleh guru. Media flip
chart dapat diisi dengan gambar-gambar, tabel, grafik, tulisan-tulisan yang
merupakan inti dari materi. Bagian-bagian media flip chart disusun berurutan
untuk mempermudah dalam menyampaikan materi. Guru dapat membuatnya
semenarik mungkin, sehingga pembelajaran menjadi tidak membosankan bagi
siswa.
42Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2002), h.36 43Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2008), Cet.7 h.201
44Nurseto, op. cit., h.22.
45Abu Ahmadi, Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 1991), Cet.1, h.128
Dengan adanya media pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa.
Materi pelajaran pun menjadi lebih mudah diingat oleh siswa, sehingga tujuan
pembelajaran akan tercapai. Dengan dikuasainya materi pelajaran maka akan
meningkatkan hasil belajar siswa.
Karena berdasarkan pemaparan diatas media berfungsi membantu siswa
belajar agar lebih berhasil.47Kemudian keberhasilan suatu proses pembelajaran
dapat dilihat melalui tes hasil belajar. Dengan demikian secara keseluruhan dapat diduga bahwa “hasil belajar siswa yang mendapat perlakuan kegiatan pembelajaran menggunakan media flip chart lebih baik daripada hasil belajar
siswa yang kegiatan pembelajarannya tanpa menggunakan media flip chart.”
28
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2016 pada
Semester II tahun ajaran 2015 – 2016, bertempat di SMPIT RAHMANIYAH
yang beralamat di Jalan Raya Kostrad Cilodong No.25 Pabuaran, Kecamatan
Cilodong, Kabupaten Cibinong, Kota Bogor, Jawa Barat 16916.
B. Metode Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dirumuskan pada bab I, maka
penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (quasi eksperimen). Menurut Zainal Arifin “Quasi experiment adalah suatu rancangan yang berisi langkah-langkah yang akan dilakukan dalam kegiatan penelitian eksperimen,
sehingga informasi yang diperlukan tentang masalah yang diteliti dapat dikumpulkan secara faktual.”1 Desain penelitian yang digunakan yaitu Pretest Posttest Group Design, Menurut Suharsimi Arikunto “Desain penelitian Pretest
Posttest Group Design ini yaitu observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu
sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen, observasi sebelum eksperimen
disebut pretest dan observasi setelah eksperimen disebut posttest, perbedaan
antara pretest dan posttest merupakan efek dari treatmen atau eksperimen.”2
1 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2011), h. 76.
C. Pendekatan Penelitian
Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang analisisnya lebih fokus pada
data-data numerikal atau angka yang diolah dengan menggunakan metode
statistika.3 Adapun data yang dicari atau diteliti adalah data kuantitatif dengan
cara menggunakan tes. Tes adalah cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur
(yang perlu ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang
pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas, baik berupa
pertanyaan-pertanyaan (yang harus di jawab) atau perintah-perintah (yang harus
dikerjakan) oleh testee, sehingga (atas dasar data yang diperoleh dari hasil
pengukuran tersebut) dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau
prestasi testee; nilai yang dapat dibandingkan dengan nilai-nilai yang dicapai
testee lainnya, atau dibandingkan dengan nilai standar tertentu.4
D. Populasi dan Sampel
Menurut Suharsini Arikunto “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya, sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”5
1. Populasi
Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMP IT
RAHMANIYAH, tahun ajaran 2015 – 2016.
Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
VII, tahun ajaran 2015 -2016.
3
Saifudin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2011), h. 5
4 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), Cet. 11, h. 67
2. Sampel
Sampel pada penelitian ini diambil menggunakan teknik purposive
sampling atau sample bertujuan dan sampel yang diambil yaitu kelas VII
Ibnu Sina yang berjumlah 30 orang siswa. Pengambilan sampel ini
berdasarkan pertimbangan kompetensi, waktu, dana, dan menghindari
perbedaan karakter jika sampel diambil lebih dari satu kelas.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Tes awal (pretest)
Tes jenis ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi atau bahan ajar yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh peserta didik.6
2. Tes akhir (posttest)
Tes akhir dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran yang tergolong penting sudah dapat dikuasai sebaik-baiknya oleh para peserta didik.7 Tes digunakan untuk mendapatkan data mengenai tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.8
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Tes adalah alat
atau prosedur yang digunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian.9 Tes yang
dilaksanakan dalam penelitian ini adalah tes awal dan tes akhir.
Tes yang akan diberikan kepada siswa adalah tes hasil belajar jenis tes
obyektif, bentuk tes yang dipilih adalah tes obyektif dengan bentuk benar salah.
Tes obyektif benar-salah adalah salah satu bentuk tes obyektif dimana butir-butir
soal yang diajukan dalam tes hasil belajar itu berupa pernyataan, dimana ada
pernyataan yang benar dan ada pernyataan yang salah.10 sebelum tes ini
digunakan dalam penelitian terlebih dahulu akan dilakukan uji coba untuk
mengetahui validitas dan reliabilitasnya.
1. Uji Instrumen
a. Validitas
Tes hasil belajar dapat dinyatakan valid apabila tes hasil belajar tersebut
dengan secara tepat atau benar telah dapat mengukur atau mengungkap hasil-hasil
belajar yang telah dicapai oleh peserta didik, setelah mereka menempuh proses
belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.11
Perhitungan validitas pada instrumen penelitian ini menggunakan teknik
korelasi poin biserial, dimana angka indeks korelasi yang diberi lambang
r
pbidapat diperoleh dengan menggunakan rumus :12
r
pbi=
MP−MtSDt
√
Keterangan:
r
pbi= koefisien korelasi poin biserial yang melambangkan kekuatan korelasiantara variabel I dengan variabel II, yang dalam hal ini dianggap sebagai koefisien validitas item.
Mp = skor rata-rata hitung yang dimiliki oleh testee, yang untuk butir item yang bersangkutan telah dijawab dengan betul.
Mt = skor rata-rata dari skor total.
SDt = deviasi standar dari skor total.
p = proporsi testee yang menjawab betul terhadap butir item yang sedang diuji validitas itemnya.
q = proporsi testee yang menjawab betul terhadap butir item yang sedang diuji validitas itemnya.
[image:48.595.108.514.177.540.2]Setelah dilakukan uji coba dan dilakukan uji validitas (terlampir), dari 35 butir soal yang valid sebanyak 14 butir soal, sedangkan butir soal yang tidak valid sebanyak 21 soal. Hasil perhitungan disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3.1Rekapitulasi uji validitas
Butir valid Butir tidak valid 1, 7, 10, 11, 13, 14, 25, 26, 27, 29,
30, 32, 34, 35.
2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 12, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 28, 31, 33
Sumber: Uji Validitas SPSS-22
Dari tabel tersebut selanjutnya butir-butir soal yang valid digunakan
sebagai sebagai instrumen tes yang berupa pretest dan postest dengan terlebih
dahulu mengecek dan memperbaiki kembali soal-soal yang memerlukan revisi.
Pada saat posttest 14 soal yang valid tersebut sebagian diubah tetapi dengan
indikator yang sama.
b. Reliabilitas
Tes hasil belajar dapat dinyatakan reliabel apabila hasil-hasil pengukuran
yang dilakukan dengan menggunakan tes tersebut secara berulangkali terhadap
subjek yang sama, senantiasa menunjukan hasil yang tetap sama atau sifatnya ajeg
dan stabil.13
Perhitungan reliabilitas pada instrumen penelitian ini menggunakan rumus
KR21 :14
r
11=
��−1
( −
�� �−��
� (��)
)
Keterangan:
r
11 = koefisien reliabilitas tesn = banyaknya butir item
1 = bilangan konstan
Mt = mean total (rata-rata hitung dari skor total)
�� = varian total
[image:49.595.108.520.125.655.2]Hasil uji reliabilitas menggunakan SPSS-22
Tabel 3.2 Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,751 35
Berdasarkan nilai Cronbach's Alpha pada tabel Reliability Statistics
diperoleh nilai 0,751 dimana nilai ini ditafsirkan dengan kriteria :15
Tabel 3.3 Kriteria Reliabilitas
No Realibilitas Kategori
1 0,800-1,000 Sangat tinggi
2 0,600-0,799 Tinggi
3 0-400-0,500 Cukup
4 0,200-0,399 Rendah
5 >0,200 Sangat rendah
Maka dapat disimpulkan tes ini memiliki tingkat reliabilitas Tinggi.
15http://artikeligs.blogspot.co.id/2015/03/analisis-butir-soal-dengan-menggunakan.html
c. Tingkat Kesukaran
Butir-butir item tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir-butir item
yang baik, apabila butir-butir item tersebut tidak terlalu sukar dan tidak pula
terlalu mudah dengan kata lain derajat kesukaran item itu adalah sedang atau
cukup.16
Rumus yang digunakan untuk menghitung taraf kesukaran adalah sebagai
berikut :17
� =
��
�
Keterangan:
P = proporsi = angka indeks kesukaran item.
B = banyaknya testee yang dapat menjawab dengan betul terhadap butir item yang bersangkutan.
JS = jumlah testee yang mengikuti tes hasil belajar.
Penafsiran (interpretasi) terhadap angka indek kesukaran item, adalah
[image:50.595.101.520.152.660.2]sebagai berikut.18
Tabel 3.4 Angka Indek Kesukaran Item
Besarnya P Interpretasi
Kurang dari 0,30 Terlalu sukar
0,30 – 0,70 Cukup (sedang)
Lebih dari 0,70 Terlalu mudah
Tabel 3.5Rekapitulasi Taraf Kesukaran Butir Soal
Rentang Butir Soal Jumlah Butir Kategori
Kurang dari
0,30
9, 12, 13, 17, 19, 23, 28, 31,
32, 33,
10 Terlalu Sukar
0,30-0,70 1, 3, 4, 5, 11, 14, 15, 16, 18,
20, 21, 22, 24, 30, 35
15 Cukup
(Sedang)
Lebih dari 0,70 2, 6, 7, 8, 10, 25, 26, 27, 29,
34
10 Terlalu Mudah
Sumber: Tingkat Kesukaran SPSS-22
Dari hasil rekapitulasi tersebut dapat diketahui bahwa soal yang diujikan
memiliki 3 kategori yaitu terlalu sukar, cukup (sedang) dan terlalu mudah.
Kategori soal sukar berjumlah 10 soal yang berada pada rentang indeks taraf
kesukaran kurang dari 0,30. Kategori sedang dimiliki oleh 15 soal dengan rentang
indeks 0,30-0,70 sedangkan 10 soal memiliki kategori mudah karena indeks taraf
kesukarannya berada pada rentang lebih dari 0,70.
d. Daya Pembeda
Daya beda butir pertanyaan merupakan suatu pernyataan tentang seberapa
besar daya sebuah butir soal dapat membedakan kemampuan antara peserta
kelompok tinggi dan kelompok rendah.19
Untuk mengetahui besar kecilnya angka indek diskriminasi item
digunakan rumus berikut ini:20
D = P
A–
P
B=
B
J
−
B J
Keterangan:
D = angka indek diskriminasi item
PA = proporsi testee kelompok atas yang dapat menjawab dengan betul butir item yang bersangkutan.
19 Burhan Nurgiyantoro, dkk, Statistik Terapan Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2002) Cet. 2, h. 337
PB = proporsi testee kelompok bawah yang dapat menjawab dengan betul butir item yang bersangkutan.
BA = banyaknya testee kelompok atas yang dapat menjawab dengan betul butir item yang bersangkutan.
BB = banyaknya testee kelompok bawah yang dapat menjawab dengan betul butir item yang bersangkutan.
JA = jumlah testee yang termasuk dalam kelompok atas.
JB = jumlah testee yang termasuk dalam kelompok bawah.
Penafsiran (interpretasi) terhadap angka indek diskriminasi item, adalah
[image:52.595.106.519.203.735.2]sebagai berikut.21
Tabel 3.6 Angka Indek Diskriminasi Item
Besarnya angka indek diskriminasi item (D)
Klasifikasi Interpretasi
Kurang dari 0,20 Poor Butir item yang bersangkutan daya pembedanya lemah sekali (jelek), dianggap tidak memiliki daya pembeda yang baik
0,20 – 0,40 Satisfactory Butir item yang bersangkutan telah memiliki daya pembeda yang cukup (sedang)
0,40 – 0,70 Good Butir item yang bersangkutan telah memiliki daya pembeda yang baik
0,70 – 1,00 Excellent Butir item yang bersangkutan telah memiliki daya pembeda yang baik se