• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI A. Manajemen Strategi Bank Syariah

1. Pengertian Bank Syariah

Bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang operasionalnya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam.6 Ini berarti operasional perbankan syariah mengikuti tatacara berusaha dan perjanjian berusaha berdasarkan Al-Qur’an dan sunnah Rasul Muhammad saw. Dalam operasionalnya bank syariah menggunakan sistem bagi hasil dan imbalan lainnya yang sesuai dengan tuntunan syariat Islam, tidak menggunakan bunga.7

Adapun secara yuridis, pengertian bank syariah dapat dilihat pada UU No.10 tahun 1998 tentang perbankan, yang memberi peluang diterapkannya dual banking system dalam perbankan nasional, yang membuat industri perbankan di Indonesia tergerak menyelenggarakan bisnis keuangan berdasarkan prinsip syariah.

Dalam Undang-Undang No. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah, dijelaskan bahwa Bank Umum Syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sedangkan yang dimaksud dengan prinsip syariah, yaitu prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di syariah. Aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain penyimpanan dan pembiayaan berdasarkan:

a) Titipan (wadiah)

b) Prinsip bagi hasil (mudharabah)

c) Prinsip penyertaan modal (musyarakah)

d) Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah) dan

6

Abdul Aziz, Manajemen Investasi Syari’ah (Bandung: Alfabeta, 2010), 165.

7

(2)

e) Pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina).8

2. Pengertian Manajemen Strategi

Suatu strategi perusahaan (company’s strategy) didefinisikan sebagai “rencana permainan” (game plan) yang dilakukan oleh manajemen untuk memposisikan perusahaan di dalam arena pasar yang dipilih supaya dapat memenangkan kompetisi, memuaskan pelanggannya dan mencapai kinerja bisnis yang baik.9

Strategi menurut Porter yang dikutip oleh Yosal Iriantara diartikan sebagai “formula berbasis luas mengenai cara bisnis bersaing, tujuan apa yang ingin dicapai, dan kebijakan apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Hakikat perumusan strategi yang kompetitif adalah mengaitkan organisasi dengan lingkungannya”.10

Manajemen strategi adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Manajemen strategi meliputi pengamatan lingkungan, perumusan strategi (perencanaan strategi atau perencanaan jangka panjang), implementasi strategi dan evaluasi serta pengendalian.11 Manajemen strategi menekankan pada pengamatan dan evaluasi peluang dan ancaman lingkungan dengan melihat kekuatan dan kelemahan perusahaan.12

Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen strategi merupakan suatu proses yang dilakukan oleh manajemen dengan mengacu pada ketetapan yang telah ditetapkan sebelumnya dalam rangka untuk mencapai tujuan. Dengan kata lain manajemen strategi dapat diartikan sebagai sebuah seni dan ilmu dalam hal suatu rencana yang disusun dan dikelola dengan memperhitungkan berbagai sisi dengan tujuan memberikan dampak positif bagi organisasi secara jangka panjang.

8

Abdul Aziz, Manajemen Investasi Syari’ah (Bandung: Alfabeta, 2010), 166.

9

Jogiyanto, Sistem Informasi Strategik (Yogyakarta: Andi, 2005), 32.

10

Yosal Iriantara, Manajemen Strategis Public Relations (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004), 12.

11

Lihat pada Gregory G. Dess and G. T. Lumpkin, Strategic Management: Creating Competitive

Advantage (Boston: McGraw Hill-Irwin, 2003).

12

(3)

3. Manfaat Manajemen Strategi

Menurut Pearce dan Robinson, ada beberapa manfaat dari manajemen strategi ini yaitu:13

a) Kegiatan perumusan (formulasi) strategi memperkuat kemampuan perusahaan mencegah masalah.

Manajer yang mendorong bawahannya untuk menaruh perhatian pada perencanaan dibantu dalam melaksanakan tanggung jawab pemantauan dan peramalan oleh bawahan yang menyadari perlunya perencanaan strategi. b) Keputusan strategi yang didasarkan pada kelompok mungkin sekali

dihasilkan dari alternatif terbaik yang ada.

Proses manajemen strategi menghasilkan keputusan yang lebih baik karena interaksi kelompok menghasilkan strategi yang lebih beragam dan karena peramalan yang didasarkan pada bermacam-macam spesialisasi anggota kelompok meningkatkan kemampuan menyaring pilihan.

c) Keterlibatan pegawai dalam perumusan strategi meningkatkan pemahaman mereka akan adanya hubungan produktivitas imbalan di setiap rencana strategi yang akhirnya akan mempertinggi motivasi mereka.

d) Senjang dan tumpang tindih kegiatan diantara individu dan kelompok berkurang karena partisipasi dalam perumusan strategi memperjelas adanya perbedaan peran masing-masing.

e) Penolakan terhadap perubahan berkurang.

Meskipun para peserta dalam perumusan strategi mungkin tidak lebih senang dengan keputusan mereka sendiri ketimbang jika keputusan diambil secara otoriter, kesadaran mereka yang lebih besar akan parameter-parameter yang membatasi pilihan membuat mereka lebih mau menerima keputusan ini.14

13

Lihat pada John A. Pearce II and Richard B. Robinson, Strategic Management: Formulation,

Implementation, and Control (Boston: McGraw Hill, 2003).

14

John A. Pearce II dan Richard B. Robinson. Manajemen Strategik: Formulasi, Implementasi dan

(4)

4. Proses Manajemen Strategi

Proses manajemen strategi menurut J. David Hunger dan Thomas L. Wheelen meliputi empat elemen dasar, yaitu:

a) Pengamatan Lingkungan 1) Analisis Lingkungan Internal

Analisis tentang lingkungan dalam perusahaan atau internal perusahaan digunakan untuk menetukan kemampuan kompetisi dan posisi pasar dari perusahaan, sumber-sumber daya yang dimiliki, kekuatan dan kesempatan yang dimiliki dan tantangan-tantangan dan kelemahan-kelemahan yang dihadapi.15

2) Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis tentang lingkungan luar perusahaan atau eksternal perusahaan merupakan analisis tentang industri dan kondisi persaingan di industri tersebut untuk menentukan keunggulan kompetitif yang dapat diperoleh. Lingkungan eksternal terdiri dari kesempatan dan ancaman yang berada di luar organisasi.16

b) Perumusan Strategi

Perumusan strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang untuk manajemen efektif dari kesempatan dan ancaman lingkungan, dilihat dari kekuatan dan kelemahan perusahaan. Perumusan strategi meliputi menentukan misi perusahaan, menentukan tujuan-tujuan yang dapat dicapai, pengembangan strategi dan penetapan pedoman kebijakan.17

1) Visi

Merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan. Visi merupakan hal yang sangat bagus jika setiap orang di dalam perusahaan mengerti akan menjadi apa perusahaan tempat mereka bekerja di masa depan.18

15

Jogiyanto, Sistem Informasi Strategik (Yogyakarta: Andi, 2005), 37.

16

Jogiyanto, 46.

17

J. David Hunger dan Thomas L. Wheelen, Manajemen Strategis (Yogyakarta: Andi, 1996), 11.

18

Dermawan Wibisono, Manajemen Kinerja: Konsep, Desain, dan Teknik Meningkatkan Daya

(5)

2) Misi

Menurut Wheelen yang dikutip oleh Dermawan Wibisono, misi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan tujuan atau alasan eksistensi organisasi, yang memuat apa yang disediakan oleh perusahaan kepada masayarakat, baik berupa produk ataupun jasa. Tujuan dari pernyataan misi adalah mengkomunikasikan kepada stakeholder, di dalam maupun luar organisasi, tentang alasan pendirian perusahaan dan ke arah mana perusahaan akan menuju.19 Pernyataan misi yang disusun dengan baik mendefinisikan tujuan mendasar dan unik yang membedakan suatu perusahaan dengan perusahaan lain.

3) Strategi

Menurut Lynch yang dikutip oleh Dermawan Wibisono, strategi perusahaan (corporate strategy) merupakan pola atau rencana yang mengintegrasikan tujuan utama atau kebijakan perusahaan dengan rangkaian tindakan dalam sebuah pernyataan yang saling mengikat. Strategi perusahaan biasanya berkaitan dengan prinsip secara umum untuk mencapai misi yang dicanangkan perusahaan, serta bagaimana perusahaan memilih jalur yang spesifik untuk mencapai misi tersebut.20

Strategi perusahaan merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana perusahaan akan mencapai bisnis dan tujuannya. Strategi akan memaksimalkan keunggulan kompetitif dan meminimalkan keterbatasan bersaing.

4) Kebijakan

Kebijakan menyediakan pedoman luas untuk pengambilan keputusan organisasi secara keseluruhan. Kebijakan juga merupakan pedoman luas yang menghubungkan perumusan strategi dan implementasi. Dalam usaha untuk meningkatkan jumlah pinjaman dan jumlah penabung yang digunakan untuk memberikan pinjaman, komunitas bank akan membuat kebijakan untuk selalu mengevaluasi calon peminjam dengan dasar kemampuan untuk membayar

19

Dermawan Wibisono, Manajemen Kinerja: Konsep, Desain, dan Teknik Meningkatkan Daya

Saing Perusahaan (Bandung: Erlangga, 2006), 46.

20

(6)

daripada pendapatan saat ini atau pendapatan historis, dan mengembangkan insentif yang kreatif bagi penabung.

c) Implementasi strategi

Implementasi strategi adalah proses dimana manajemen mewujudkan strategi dan kebijakannya dalam tindakan melalui pengembangan program, anggaran, dan prosedur. Proses tersebut mungkin meliputi perubahan budaya secara menyeluruh, struktur dan atau sistem manajemen dari organisasi secara keseluruhan.21

1) Program

Program adalah pernyataan aktivitas-aktivitas atau langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan perencanaan sekali pakai. Program melibatkan restrukturisasi perusahaan, perubahan budaya internal.

2) Anggaran

Anggaran adalah program yang dinyatakan dalam bentuk satuan uang, setiap program akan dinyatakan secara rinci dalam biaya, yang dapat digunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan.

3) Prosedur

Prosedur adalah sistem langkah-

langkah atau teknik-teknik yang berurutan yang menggambarkan secara rinci bagaimana suatu tugas atau pekerjaan diselesaikan.

d) Pengendalian strategi

Pengendalian adalah proses yang melaluinya aktivitas-aktivitas perusahaan dan hasil kinerja dimonitor dan kinerja sesungguhnya dibandingkan dengan kinerja yang diinginkan. Menggunakan informasi hasil kinerja untuk melakukan tindakan perbaikan dan memecahkan masalah.22

Tujuan dari manajemen adalah menjaga posisi perusahaan supaya selalu berada di posisi teratas untuk semua situasi perusahaan, menentukan apakah segala sesuatunya telah berjalan dengan baik secara internal dan memonitor perkembangan-perkembangan luar dengan seksama.23

21

Lihat pada John A. Pearce II and Richard B. Robinson, Strategic Management: Formulation,

Implementation, and Control (Boston: McGraw Hill, 2003).

22

J. David Hunger dan Thomas L. Wheelen, Manajemen Strategis (Yogyakarta: Andi, 1996), 19.

23

(7)

Pengendalian strategi dipusatkan dengan mengikuti jalannya strategi yang diimplementasikan, mendeteksi setiap bidang masalah atau bidang masalah yang potensial dan membuat penyesuaian yang diperlukan. Pengendalian strategi harus menyediakan beberapa koreksi langsung berdasarkan kinerja menengah dan informasi baru.24

Strategi bisnis yang sesuai syariah adalah berupaya dengan sungguh-sungguh dijalan Allah SWT dengan mengelola sumber daya secara optimal, tolong menolong dalam meningkatkan taraf hidup melalui mekanisme kerjasama ekonomi dan bisnis untuk mencapai tujuan yang terbaik di sisi Allah SWT, baik di dunia maupun di akhirat.25 Prinsip ini didasarkan pada surat Al-Maidah (5) ayat 2:











































































































“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi’ar-syi’ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari karunia dan keridhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah berburu dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidil Haram, mendorongmu berbuat

aniaya (kepada mereka), dan tolong-menolonglah kamu dalam

(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran, dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”

24

M. Suyanto, Strategic Management: Perusahaan yang Paling Dikagumi Dunia (Yogyakarta: Andi, 2007), 243.

25

(8)

Maka dianjurkan supaya dalam pekerjaan-pekerjaan yang baik, atau kebajikan, yang di dalam Surat al-Baqarah ayat 176 dahulu telah diterangkan panjang lebar oleh Allah, mana-mana pekerjaan yang termasuk kebajikan itu. Mengeluarkan harta untuk pekerjaan yang mulia, menghormati ibu bapa dan mengasihi keluarga, memelihara anak yatim dan menolong fakir miskin, menegakkan sembahyang dan mengeluarkan zakat, semuanya telah dijelaskan sebagai perbuatan kebajikan. Di dalam ayat ini, bertalian dengan ayat pergi ke Makkah disebut lagi bahwa lebih baik pekerjaan kebajikan dan takwa itu dikerjakan dengan tolong menolong. Yang berat sama dipikul dan yang ringan sama dijinjing. Sekali lintas misalnya, telah dapat kita fahamkan, seumpama kita orang Indonesia ini yang naik Haji ke Makkah tiap tahun. Alangkah sulitnya perjalanan sejauh itu, alangkah ringan perjalanan kalau dapat kita dengan secara tolong menolong, berjula-jula dan bergotong royong membeli kapal. Berapa ringannya perbelanjaan kalau satu rombongan dapat dengan secara tolong menolong atau beriyur membeli keperluan-keperluan perjalanan dengan bersama-sama.26

B. Daya Saing Bank Syariah 1. Pengertian Daya Saing

Daya saing merupakan efisiensi dan efektivitas yang memiliki sasaran yang tepat dalam menentukan arah dan hasil sasaran yang ingin dicapai yang meliputi tujuan akhir dan proses pencapaian akhir dalam menghadapai persaingan.

Menurut Sumihardjo, memberikan penjelasan tentang istilah daya saing, yaitu: “Kata daya dalam kalimat daya saing bermakna kekuatan, dan kata saing berarti mencapai lebih dari yang lain, atau beda dengan yang lain dari segi mutu, atau memiliki keunggulan tertentu. Artinya daya saing dapat bermakna kekuatan untuk berusaha menjadi lebih dari yang lain atau unggul dalam hal tertentu baik yang dilakukan seseorang, kelompok maupun institusi tertentu.”27

Selanjutnya Sumihardjo, mengemukakan bahwa daya saing meliputi:

26

Hamka, Tafsir Al-Azhar Jilid 3 (Singapura: Pustaka Nasional Pte Ltd, 2003), 1600.

27

(9)

a) kemampuan memperkokoh posisi pasarnya,

b) kemampuan menghubungkan dengan lingkungannya, c) kemampuan meningkatkan kinerja tanpa henti, dan d) kemampuan menegakkan posisi yang menguntungkan.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa daya saing adalah kemampuan dari seseorang/kelompok untuk menunjukkan keunggulan bersaing (competitive advantage) dalam hal tertentu, dengan cara memperlihatkan situasi dan kondisi yang paling menguntungkan, hasil kerja yang lebih baik, lebih cepat atau lebih bermakna dibandingkan dengan yang lainnya. Kata kunci dari konsep daya saing adalah “kompetisi”. Disinilah peran keterbukaan terhadap kompetisi dengan para kompetitor menjadi relevan.28

Menurut Scott dan Lodge mendefinisikan daya saing sebagai kemampuan perusahaan untuk menciptakan, memproduksi, mendistribusikan dan produk jasa di bisnis internasional.

Sementara menurut Porter mendefinisikan daya saing adalah kemampuan perusahaan untuk merancang, memproduksi dan pasar barang dan jasa, harga dan karakteristik non harga yang merupakan paket yang lebih menarik daripada pesaing".29

2. Keunggulan Daya Bersaing

Keunggulan daya bersaing yaitu bagaimana menggambarkan cara suatu perusahaan dapat memilih dan melaksanakan suatu strategi generik guna mencapai dan mempertahankan keunggulan bersaing. Tujuan strategi bersaing untuk suatu unit usaha dalam sebuah industri adalah menemukan posisi dalam industri tersebut dimana perusahaan dapat melindungi diri sendiri dengan sebaik-baiknya terhadap kekuatan tekanan persaingan atau dapat mempengaruhi tekanan tersebut secara positif.30

28

Tumar Sumihardjo, Daya Saing Berbasis Potensi Daerah (Bandung: Fokusmedia, 2008), 11.

29

Muchdie, 17 Desember 2008. Http://pkpds.wordpress.com/2008/12/17/konsep-dan-pemahaman-tentang-daya-saing/. Diakses 17 April 2014.

30

Michael E. Porter, Strategi Bersaing: Teknik Menganalisis Industri dan Pesaing (Tangerang: Karisma, 2007), 35.

(10)

Keunggulan bersaing jantung dari kinerja perusahaan didalam pasar yang bersaing. Persaingan adalah inti dari keberhasilan atau kegagalan perusahaan, persaingan menentukan ketepatan aktifitas perusahaan yang dapat mendukung kinerjanya seperti inovasi, budaya kohesif atau pelaksanaan yang baik.

Jack Weltch Chariman general electric menekankan tentang kenyataan dari keunggulan “Jika kamu tidak mempunyai keunggulan bersaing, jangan bersaing”. Dan Wensley mengemukakan bahwa keunggulan bersaing seharusnya dipandang sebagai suatu proses dinamis ketimbang sebagai hasil akhir. Prosesnya terlihat dari sumber keunggulan, keunggulan posisi, dan prestasi hasil akhir serta investasi hasil laba untuk mempertahankan keunggulan. 31

Persaingan adalah keadaan ketika organisasi berperang atau berlomba untuk mencapai hasil atau tujuan yang diinginkan, seperti konsumen , pangsa pasar, peringkat survei, atau sumber daya yang dibutuhkan.32

Persaingan sangat penting bagi keberhasilan atau kegagalan perusahaan. Persaingan menentukan kegiatan yang perlu bagi perusahaan untuk berprestasi, seperti inovasi, budaya yang kohesif, atau implementasi yang baik. Strategi bersaing merupakan upaya mencari posisi bersaing yang menguntungkan dalam suatu industri, arena fundamental di mana persaingan berlangsung. Strategi bersaing bertujuan membina posisi yang menguntungkan dan kuat dalam melawan kekuatan yang menentukan persaingan dalam industri.33

Menurut Porter yang dikutip oleh Husein Umar, jika perusahaan ingin meningkatkan usahanya dalam persaingan yang semakin ketat, perusahaan harus memilih prinsip berbisnis, yaitu produk dengan harga tinggi atau produk dengan harga rendah, bukan kedua-duanya. Berdasarkan prinsip ini, Porter menyatakan terdapat tiga strategi generik yaitu diferensiasi (differentiation), kepemimpinan biaya (cost leadership), dan fokus (focus).34

31

Micahel E. Porter, Strategi Bersaing: Teknik Menganalisa Industri dan Pesaing (Jakarta: Erlangga, 1997), 154.

32

Mudrajad Kuncoro, Strategi: Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif (Jakarta: Erlangga, 2005), 86.

33

Michael E. Porter, Keunggulan Bersaing: Menciptakan dan Mempertahankan Kinerja Unggul (Jakarta: Erlangga, 1993), 1.

34

(11)

a) Strategi Diferensiasi (differentiation strategy)

Dapat disebut juga sebagai strategi berbeda, dilakukan oleh perusahaan dengan cara menyediakan produk atau jasa yang berbeda atau tampak unik dengan nilai yang lebih besar kepada pelanggan dibandingkan dengan produk atau jasa yang disediakan oleh pesaing-pesaingnya.35

Perusahaan dapat memandang diferensiasi dari segi produk atau teknik baik pelayanan maupun pemasarannya. Pendekatan tersebut dalam jangka panjang akan menciptakan keunggulan bersaing bagi perusahaan yang menerapkannya, disamping pendekatan lain misalnya melalui:36 rasa, desain, citra dan prestise, reputasi, teknologi, pelayanan konsumen, jaringan distribusi, ketersediaan suku cadang, kualitas dan keragaman jenis barang.37

b) Strategi Kepemimpinan Biaya (cost leadership strategy)

Dilakukan oleh perusahaan dengan cara mencapai posisi sebagai produsen dengan biaya terendah tanpa mengurangi kualitas yang ada di dalam industri.38

Penerapan strategi keunggulan biaya memungkinkan suatu perusahaan memperoleh laba tinggi walaupun terdapat kekuatan pesaing yang besar. Karena posisi biaya yang unggul, pesaing akan segan bersaing berdasarkan harga. Akan tetapi, jika pesaing memang menentang perusahaan untuk bersaing dengan harga, perusahaan dengan biaya rendah tetap dapat memperoleh laba.39

c) Strategi Fokus (focus strategy)

Dilakukan oleh perusahaan dengan memfokuskan pada produk atau jasa khusus di suatu segmen tertentu di pasar.40

Pedoman utama dari strategi fokus adalah bahwa suatu perusahaan dapat melayani segmen industri yang sempit lebih efektif atau efisien dari pada pesaingnya yang beroperasi dalam tingkat industri. Keberhasilan dari strategi fokus ini sangat tergantung pada kemampuan perusahaan dalam menemukan

35

Jogiyanto, Sistem Informasi Strategik (Yogyakarta: Andi, 2005), 85.

36

Lihat pada Michael E. Porter, Competitive Strategy: Techniques for Analyzing Industries &

Competitors (New York: The Free Press, 1980).

37

Sri Budi Cantika dan Amirullah, Manajemen Strategik (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2002), 84.

38

Jogiyanto, Sistem Informasi Strategik (Yogyakarta: Andi, 2005), 85.

39

Sri Budi Cantika dan Amirullah, Manajemen Strategik (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2002), 81.

40

(12)

segmen di mana suatu kebutuhan unik yang amat terspesialisasi sehingga pesaing yang lebih besar memilih untuk tidak melayaninya atau menentukan segmen konsumen yang dilayani secara buruk oleh pesaing.41

Keunggulan bank syariah dibandingkan dengan bank konvensional terlihat dari prinsipnya. Bank Syariah yang tentunya sumber hukumnya berdasarkan Al-Qur’an dan hadits memiliki prinsip-pirinsip yang sesuai dengan ajaran Islam agar terciptanya kegiatan perekonomian yang sehat dan saling menguntungkan. Prinsip yang dianut oleh bank syariah yang mendasar ialah larangan Riba.

Riba adalah pengambilan tambahan, baik dalam transaksi jual beli maupun pinjam meminjam secara batil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam.42 Oleh karena itu, bank syariah dalam kegiatannya menjauhkan diri dari praktek riba ini. Yakni menghindarkan setiap transaksi ekonomi dan bisnisnya dari unsur ribawi dengan menggantikannya melalui mekanisme kerjasama (mudharabah) dan jual beli (al-buyu).

Allah SWT mengharamkan riba terdapat dalam surat Al-Baqarah (2) ayat 275:





























































































“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan), dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.”

41

Sri Budi Cantika dan Amirullah, Manajemen Strategik (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2002), 88.

42

(13)

Riba adalah salah satu kejahatan jahiliyah yang amat hina. Riba tidak sedikit juga sesuai dengan kehidupan orang beriman. Kalau di zaman yang sudah-sudah ada yang melakukan itu, maka sekarang karena sudah menjadi Muslim semua, hentikanlah hidup yang hina itu. Kalau telah berhenti, maka dosa-dosa yang lama itu habislah hingga itu, bahkan diampuni oleh Allah. Kalau misalnya dari harta keuntungan riba mereka mendirikan rumah, tidak usah rumah itu dibongkar. Mulai sekarang hentikan sama sekali. Tetapi kalau ada yang kembali hidup makan riba itu, samalah dengan setelah Islam kembali menyembah berhala; sama kekalnya dalam neraka.43

Tabel 2.1

Perbedaan bunga (riba) dengan bagi hasil

Bunga Bagi Hasil

- Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan asumsi harus selalu untung.

- Penentuan besarnya rasio/nisbah bagi hasil dibuat waktu akad

dengan berpedoman pada

kemungkinan untung atau rugi.

- Besarnya persentase

berdasarkan pada jumlah uang (modal) yang dipinjamkan.

- Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh. - Pembayaran bunga tetap

seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi.

- Bagi hasil tergantung pada

keuntungan proyek yang

dijalankan. Apabila usaha merugi, kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak. - Jumlah pembayaran bunga

tidak meningkat sekalipun jumlah keuntungan berlipat atau keadaan ekonomi sedang booming.

- Jumlah pembagian laba

meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah pendapatan.

- Eksistensi bunga diragukan (kalau tidak dikecam) oleh semua agama termasuk Islam.

- Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi hasil.44

43

Hamka, Tafsir Al-Azhar Jilid 1 (Singapura: Pustaka Nasional Pte Ltd, 2003), 671.

44

(14)

Gambar 2.1

Elemen Keunggulan Daya Bersaing Bank Syariah

Sumber: Tambahan penulis, George S. Day dan Robin Wensley45

3. Keunggulan Kompetitif (competitive advantage)

Agar perusahaan dapat memenangkan persaingan, maka perusahaan harus mempunyai keunggulan kompetitif (competitive advantage). Kompetitif adalah kemampuan dan kesiapan untuk selalu bersaing dalam kebaikan sehingga selalu mendapatkan hasil kinerja yang efisien dan optimal.46 Keunggulan kompetitif ini diperoleh dari posisi perusahaan yang lebih baik dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya di pasar dan ini tergantung dari strategi-strategi yang diterapkan oleh perusahaan. Suatu perusahaan dikatakan mempunyai kelebihan dari pesaing-pesaingnya untuk menarik pelanggan-pelanggan dan dapat mempertahankan diri dari tekanan-tekanan kompetitif.47

45

David W. Cravens, Pemasaran Strategis (Jakarta: Erlangga, 1996), 31.

46

A. Riawan Amin, Menggagas Manajemen Syariah: Teori dan Praktik The Celestial Management (Jakarta: Salemba Empat, 2010), 78.

47

Lihat pada Michael E. Porter, The Competitive Advantage of Nations (London & Basingstoke: Macmillan Press, 1990). Sumber keunggulan - Keterampilan yang superior - Sumber daya yang superior - Pengendalian yang superior - Syariah universal Keunggulan posisi - Nilai konsumen yang superior - Biaya yang relatif rendah - Pangsa pasar mayoritas muslim

Prestasi hasil akhir - Kepuasan - Kesetiaan - Kemampuan menghasilkan laba - Ketahanan dalam krisis global

(15)

Menurut Coulter sebagaimana yang dikutip oleh Mudrajad Kuncoro,48 keunggulan kompetitif adalah strategi bersaing terhadap sesuatu yang dirancang untuk dieksploitasi oleh suatu organisasi. Karena keunggulan kompetitif mudah mengalami erosi akibat tindakan para pesaing, kita perlu memahami lingkungan persaingan sebagai arena pencarian keunggulan kompetitif.49

Pernyataan keunggulan kompetitif (competitive advantage) dapat mencakup hal-hal berikut ini:50

1) Kemampuan untuk merespon dengan cepat berbagai macam perubahan-perubahan di pasar.

2) Kemampuan menemukan peluang pasar dan dapat menciptakan value bagi costumer sebelum pesaing melakukan hal tersebut.

3) Kompetensi yang sangat kuat menyebabkan produk dan jasanya terdifferensiasi.

4) Perilaku atau budaya yang cepat beradaptasi dengan tuntutan lingkungan. 5) Kinerja yang lebih bagus dibanding pesaing. Misal dalam hal price, feature,

dan reliability.51

Menjadi kompetitif adalah suatu prestasi.52 Bahkan Allah SWT pun menjelaskan pentingnya menjadi kompetitif dalam surat Al- Baqarah (2) ayat 148:









































“Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Dimana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

48

Lihat pada Mary Coulter, Strategic Management in Action (Prentice Hall New Jersey, 2002).

49

Mudrajad Kuncoro, Strategi: Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif ( Jakarta: Erlangga, 2005), 85.

50

Lihat pada Michael E. Porter, The Competitive Advantage: Creating and Sustaining Superior

Performance (New York: The Free Press, 1985).

51

Tripomo dan Udan, Manajemen Strategi (Bandung: Rekayasa Sains, 2005), 151.

52

A. Riawan Amin, Menggagas Manajemen Syariah: Teori dan Praktik The Celestial

(16)

Jangan kamu berlarut-larut berpanjang-panjang bertengkar perkara peralihan kiblat. Kalau orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak mau mengikuti kiblat kamu, biarkanlah. Sama-sama setialah pada kiblat masing-masing. Dalam agama tidak ada paksaan. Cuma berlombalah berbuat serba kebajikan, sama-sama beramal dan membuat jasa di dalam peri kehidupan ini. Moga-moga dalam perlombaan berbuat kebajikan itu, terbukalah hidayat Tuhan kepada kamu, dan terhenti sedikit demi sedikit pengaruh hawa nafsu dan kepentingan golongan, mana tahu akhirnya kamu kembali juga kepada kebenaran.53

4. Faktor-Faktor yang Meningkatkan Daya Saing Bank Syariah

Adapun empat strategi khusus bank syariah untuk meningkatkan daya saing di era globalisasi adalah sebagai berikut:

a) Membentuk Sumber Daya Insani (SDI) Berkualitas

Tingginya kebutuhan SDI bank syariah ini menunjukkan bahwa sistem ekonomi syariah semakin dibutuhkan oleh masyarakat karena SDI menjadi aset terpenting dalam dunia industri manapun termasuk perbankan syariah. Peningkatan jumlah bank syariah yang cepat, tanpa diiringi dengan peningkatan kualitas SDI, hanya akan bersifat fatamorgana dan artifisial. Hal ini ini perlu diperhatikan dalam pengembangan bank syariah. Selama ini praktisi perbankan syariah didominasi mantan praktisi perbankan konvensional yang hijrah kepada bank syariah atau berasal dari alumni perguruan tinggi umum yang berlatar belakang ekonomi konvensional. Pemenuhan SDI dengan kompetensi lengkap seperti ini harus dilakukan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, melalui proses rekruitmen dan pelatihan. b) Ekspansi Segmen Pasar Bank Syariah

Disadari atau tidak, segmentasi pasar perbankan syariah di Indonesia masih terfokus kepada masyarakat muslim saja. Padahal universalitas ekonomi Islam tidak hanya sebatas masyarakat muslim saja. Hal yang paling penting adalah bahwa perbankan syariah bukan hanya diperuntukkan bagi masyarakat muslim saja, tetapi non-muslim pun bisa menikmatinya. Apabila masyarakat

53

(17)

non-muslim ingin menikmati layanan perbankan syariah, maka perlu diatur secara jelas teknis transaksinya (ijab-qabul) yang disesuaikan dengan nilai-nilai ekonomi Islam. Belajar dari negara barat, bahwa sistem ekonomi syariah, atau adakalanya disebut “ekonomi Islam”, semakin populer bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara barat. Ini ditandai dengan makin banyaknya beroperasi bank-bank yang menerapkan konsep syariah. Ini membuktikan bahwa nilai-nilai Islam yang diterapkan dalam perekonomian bisa diterima di berbagai kalangan, karena sifatnya yang universal dan tidak eksklusif. Jika pangsa pasar non-muslim di garap, maka besar kemungkinan bank syariah memiliki bargaining power yang bagus sehingga bukan hanya 78% saja target pangsa pasar bank syariah akan tetapi menjadi 100% dari total keseluruhan masyarakat Indonesia.

c) Akselerasi Produk Perbankan Syariah

Keberagaman produk dan jasa sebagai ciri khas bank syariah. Bank syariah perlu terus melakukan inovasi produk dan dapat mengeksplorasi kekayaan skema keuangan yang variatif dan sekaligus bisa menunjukkan perbedaan dengan perbankan konvensional. Beberapa inisiatif yang dapat dilakukan oleh bank syariah, misalnya melalui mirroring produk dan jasa bank syariah internasional serta mendorong bank syariah milik asing untuk membawa produk-produk yang sukses di luar negeri ke Indonesia. Program ini menjadi keharusan agar keunikan perbankan syariah dibandingkan dengan perbankan konvensional lebih terlihat jelas.

d) Penggunaan Sistem Teknologi Informasi (IT) Modern

Dukungan sistem IT yang modern sangat mendukung peningkatan daya saing bank syariah secara nasional. Kebanyakan nasabah memilih bank karena adanya kemudahan dan kenyamanan bertransaksi 24 jam, misalkan adanya ATM yang tersebar di seluruh Indonesia, kecepatan dalam mentransfer uang, adanya SMS banking ataupun internet banking.54

54

Mahendra Dicky, 7 Januari 2012. Http://mahendradicky.blogspot.com/2012/01/empat-strategi-khusus-bank-syariah.html. Diakses 17 April 2014.

(18)

C. Analisis SWOT

Analisis situasi atau SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats), merupakan awal proses perumusan strategi. Selain itu, analisis SWOT juga mengharuskan para manajer strategis untuk menemukan kesesuaian strategi antara peluang-peluang eksternal dan kekuatan-kekuatan internal, disamping memperhatikan ancaman-ancaman eksternal dan kelemahan-kelemahan internal.55

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strenghts) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman

(threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan

pengembangan visi, misi, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategis (strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini.56

1. Kekuatan (strengths)

Mengidentifikasikan kekuatan-kekuatan perusahaan dan kemampuan-kemampuan sumber-sumber dayanya. Suatu kekuatan adalah sesuatu yang baik yang dilakukan oleh perusahaan atau suatu karakteristik perusahaan yang meningkatkan daya saingnya.

2. Kelemahan (weakness)

Mengidentifikasikan kelemahan-kelemahan perusahaan dan keterbatasan-keterbatasan sumber-sumber dayanya. Suatu kelemahan adalah sesuatu yang perusahaan tidak memilikinya atau yang dilakukan dengan buruk atau kondisi yang meletakkan perusahaan ke posisi tidak menguntungkan.

3. Peluang (opportunities)

Mengidentifikasikan peluang-peluang pasar. Strategi yang baik adalah yang dapat mengarahkan kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan sumber daya perusahaan untuk meraih peluang-peluang pasar yang ada. Peluang-peluang pasar yang paling relevan adalah yang dapat meningkatkan

55

J. David Hunger dan Thomas L. Wheleen, Manajemen Strategis (Yogyakarta: Andi, 1996), 193.

56

Freddy Rangkuti, Business Plan: Teknik Membuat Perencanaan Bisnis dan Analisis Kasus (Jakarta: Gramedia, 2000), 18.

(19)

pertumbuhan keuntungan, meningkatkan sesuatu yang dapat membuat perusahaan mendapatkan keuntungan kompetitif.

4. Ancaman (threats)

Mengidentifikasi ancaman-ancaman yang dihadapi oleh keuntungan masa depan perusahaan. Faktor di lingkungan luar perusahaan dapat menyebabkan ancaman-ancaman terhadap keuntungan dan posisi pasar perusahaan. Ancaman-ancaman dapat berupa munculnya teknologi baru yang lebih murah, produk yang lebih baik dan lebih baru yang dikenalkan oleh pesaing-pesaing dan lainnya.57

D. Pengaruh Manajemen Strategi Terhadap Daya Saing Bank Syariah Manajemen strategi adalah usaha manajerial menumbuhkembangkan kekuatan perusahaan untuk mengeksploitasi peluang bisnis yang muncul guna mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sesuai dengan misi yang telah ditentukan.58

Daya saing adalah kekuatan untuk berusaha menjadi lebih dari yang lain atau unggul dalam hal tertentu yang dilakukan seorang, kelompok maupun institusi tertentu.59

Manajemen strategi berpengaruh sangat penting dalam meningkatkan daya saing karena dalam manajemen strategi meliputi visi, misi, strategi dan kebijakan suatu perbankan yang menunjang dalam meningkatkan daya saing perbankan tersebut. Semisal dalam dunia perbankan, teknologi informasi tentu memainkan peran sangat penting. Adanya ATM, SMS Center, Internet Banking, 24 hour

hotline merupakan kunci sukses perusahaan dalam memberikan pelayanan terbaik.

Infrastruktur sebuah bank harus didukung oleh investasi teknologi informasi yang kuat. Berdasarkan survei yang dilakukan Bank Indonesia di Jawa Barat, hal pertama yang merupakan pertimbangan konsumen dalam memilih suatu bank, baik konvensional ataupun bank syariah adalah masalah aksesbilitas (accessibility).60

57

Jogiyanto, Sistem Informasi Strategik (Yogyakarta: Andi, 2005), 48.

58

J. David Hunger dan Thomas L. Wheelen, Manajemen Strategis (Yogyakarta: Andi, 1996), 6.

59

Tumar Sumihardjo, Daya Saing Berbasis Potensi Daerah (Bandung: Fokusmedia, 2008), 8.

60

Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing (Bandung: Mizan Pustaka, 2008), 197.

(20)

Apabila penerapan manajemen strategi dalam suatu bank berjalan dengan baik maka dapat dipastikan daya saing dari bank tersebut cukup kompetitif. Bank syariah di Indonesia ke depannya harus bisa memilki kekuatan tersendiri dalam menarik nasabah Indonesia dan masyarakat dunia, baik dari segi produk yang inovatif, profit margin kepada nasabah maupun bagi hasil yang bersaing. Untuk itulah, salah satu upaya bersaing dengan bank lain perlu adanya manajemen strategi khusus bank syariah Indonesia untuk meningkatkan daya saing dan nantinya pangsa pasar akan lebih luas tidak hanya berkutat pada penduduk Indonesia yang mayoritas muslim saja.

E. Penelitian Terdahulu

Untuk menghindari adanya duplikasi, maka penulis menyertakan beberapa judul skripsi yang ada relevansinya dengan penelitian ini, yaitu:

1. Muhammad Danny, Universitas Bina Nusantara Jakarta (2013), dengan skripsi penelitiannya yang berjudul “Analisis Strategi Bisnis Dalam Meningkatkan Daya Saing Pada PT. Citra Van Titipan Kilat (TIKI)”. Dari hasil akhir penelitian terdapat kesimpulan bahwa strategi pengembangan produk adalah strategi yang tepat untuk diterapkan oleh perusahaan agar dapat meningkatkan daya saing di pasar. Beberapa alternatif tindakan yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam menerapkan strategi pengembangan produk antara lain: menambahkan jumlah armada yang sudah ada, mempertahankan dan meningkatkan hubungan dengan konsumen, meningkatkan kemampuan pada website untuk mempermudah konsumen memperoleh informasi, mempermudah dalam system tracking pengiriman barang dan menambah jenis pilihan paket pengiriman sesuai kebutuhan konsumen.

2. Heri Setiawan, Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang (2010), dengan skripsi penelitiannya yang berjudul “Strategi Peningkatan Daya Saing Daerah Tujuan Wisata Dengan Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi

(E-Tourism)”. Dari hasil akhir penelitian terdapat kesimpulan penggunaan

teknologi informasi dan komunikasi untuk bertukar informasi tentang produk dan layanan yang memungkinkan semua pihak yang terlibat dalam industri pariwisata harus memperhatikan layanan apa saja yang ditawarkan. Ada

(21)

berbagai alternatif dalam mengembangkan potensi pariwisata seperti: pembenahan dan renovasi kawasan wisata, menciptakan daerah tujuan wisata, melakukan promosi melalui media internet memungkinkan penyedia dari semua jenis produk dan layanan untuk berinteraksi secara langsung dengan konsumen di seluruh dunia dengan biaya yang relatif rendah maupun dengan brosur-brosur.

3. Nuryani, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon (2005), dengan skripsi penelitiannya yang berjudul “Penerapan Strategi Bersaing Dalam Pemasaran Untuk Meningkatkan Nasabah (Pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Cirebon)”. Dari hasil akhir penelitian terdapat kesimpulan faktor-faktor yang menyebabkan strategi bersaing dalam meningkatkan nasabah pada Bank Muamalat Indonesia (BMI) Cabang Cirebon menyatakan setuju atau adanya faktor-faktor mencapai 45,5%. Hampir setengah pegawai BMI Cabang Cirebon belum dapat berhasil meningkatkan nasabah disebabkan kurangnya sosialisasi kepada masyarakat.

4. Andri Hardiana, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon (2004), dengan skripsi penelitiannya yang berjudul “Strategi Manajemen Pembiayaan dan Pengaruhnya Terhadap Pembiayaan Bermasalah pada BMT Ikhtiar Cilimus Kuningan”. Dari hasil akhir penelitian terdapat kesimpulan yaitu terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara manajemen pembiayaan dengan pembiayaan bermasalah dan pembiayaan bermasalah di pengaruhi oleh manajemen pembiayaan. Adapun faktor penyebabnya yaitu belum optimalnya strategi manajemen pembiayaan yang diterapkan oleh BMT Ikhtiar dan faktor debitur tidak dapat mengembalikan pembiayaan disebabkan oleh terganggunya/berkurangnya pendapatan debitur karena usahanya kurang lancar dan masalah pribadi seperti kematian dan sakit yang berkepanjangan pada debitur.

5. Jahur Hartoyo, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon (2007), dengan skripsi penelitiannya yang berjudul “Strategi Manajemen Kredit dan Hubungannya Dengan Minat Nasabah (Penelitian pada PD. BPR Susukan Kabupaten Cirebon”. Dari hasil akhir penelitian terdapat kesimpulan strategi manajemen kredit yang digunakan oleh pihak manajemen PD. BPR

(22)

yaitu ekspansi kredit. Untuk lebih meningkatkan minat nasabah hendaknya lebih memfokuskan pada penempatan kantor yang strategis, cara dan sistem angsuran serta penentuan suku bunga kredit.

6. Ida Farida, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon (2003), dengan skripsi penelitiannya yang berjudul “Strategi Pemasaran PT. Ahad Net Internasional Mitrasalur JBR 55 (Dalam Perspektif Fiqh Muamalah)”. Dari hasil akhir penelitian terdapat kesimpulan strategi pemasaran PT. Ahad Net Internasional Mitrasalur JBR 55 adalah tercepatnya kemampuan pelayanan yang memuaskan dengan menempatkan konsumen sebagai raja (the customer is king) dengan melakukan pelatihan terhadap pegawai dan mitranya dan tidak melupakan strategi pemasarannya yaitu adanya unsur al-akhlakul karimah, terpenuhinya rukun jual beli dan keikhlasan kedua belah pihak.

Secara umum ke-enam hasil penelitian diatas terdapat kaitannya dengan masalah yang akan diteliti. Akan tetapi secara khusus, tidak ada satupun dari ke-enam hasil penelitian tersebut sama persis dengan masalah yang akan penulis lakukan penelitiannya. Oleh karena itu, penulis memandang penelitian yang berjudul “Pengaruh Manajemen Strategi Terhadap Daya Saing (Studi Kasus

Pada BNI Syariah Cabang Cirebon)”, layak dan diperlukan untuk penelitian. F. Kerangka Pemikiran

Dalam perkembangan perbankan pada saat ini, banyak bank konvensional membuka divisi syariah sebagai strategi manajemen dimana mereka tidak mau kehilangan pangsa pasar. Karakteristik umum perbankan syariah adalah dikenalnya prinsip bagi hasil (profit and loss sharing) dimana setiap pihak yang terlibat dalam kontrak akan memperoleh bantuan dan keuntungan.

Suatu perusahaan harus ditopang dengan manajemen strategi begitupun dengan bank syariah harus memiliki manajemen strategi terutama dalam meningkatkan daya saing agar nasabah tertarik menyimpan maupun melakukan pembiayaan dengan pihak manajemen dengan ditopang fasilitas yang cukup memuaskan nasabah disamping nisbah yang tidak terlalu memberatkan nasabah.

(23)

Untuk memiliki daya saing yang bagus maka diperlukan manajemen strategi, manajemen strategi menurut Robinson61 adalah proses untuk menyelaraskan kemampuan internal organisasi dengan peluang dan ancaman yang dihadapinya dalam lingkungannya.

Manfaat dari penerapan manajemen strategi, yaitu:

1. Kegiatan perumusan strategi memperkuat kemampuan perusahaan mencegah masalah

2. Keputusan strategi yang didasarkan pada kelompok mungkin sekali dihasilkan dari alternatif terbaik yang ada

3. Keterlibatan pegawai dalam perumusan strategi meningkatkan motivasi kerja 4. Kesenjangan dan tumpang-tindih antara individu dan kelompok berkurang 5. Penolakan terhadap perubahan berkurang.62

Dengan demikian, dalam manajemen strategi akan terlihat upaya untuk memahami lingkungan atau situasi strategis dengan melakukan analisis strategi. Kemudian, akan tiba pada pilihan-pilihan strategi yang akan dipergunakan oleh organisasi yang kemudian akan diimplementasikan.63

61

Lihat pada John A. Pearce II and Richard B. Robinson, Strategic Management: Formulation,

Implementation and Control (Boston: McGraw Hill, 2003).

62

John A. Pearce II dan Richard B. Robinson. Manajemen Strategik: Formulasi, Implementasi dan

Pengendalian (Jakarta: Binarupa Aksara, 1997), 30.

63

(24)

Gambar 2.2

Proses Manajemen Strategi

Dengan manajemen strategi yang bagus serta kinerja yang baik maka akan menghasilkan sebuah daya saing yang cukup kuat. Manajemen strategi dalam meningkatkan daya saing harus didukung dengan tim kerja yang cukup bagus sesuai dengan keahliannya sehingga keunggulan yang dimiliki bank tersebut bisa dirasakan oleh nasabah dengan keunggulan yang dimilikinya maka bank tersebut memiliki kelebihan dengan bank yang lainnya sehingga posisi tawar-menawarnya cukup diperhitungkan.

Visi, Misi Bisnis dan Tanggungjawab Sosial Analisis Lingkungan Eksternal Analisis Lingkungan Internal Merumuskan Strategi Implementasi Strategi Pengendalian Strategi

(25)

Gambar 2.3

Lajur Kerangka Pemikiran

G. Hipotesis Penelitian

Setelah membuat kerangka berfikir, penulis selanjutnya merumuskan hipotesis. Hipotesis dapat diartikan sebagai pernyataan dugaan sementara tentang pengaruh antara dua variabel atau lebih. Hipotesis selalu mengambil bentuk kalimat pernyataan dan menghubungkan variabel satu dengan variabel yang lain. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang telah dirumuskan.64

Dalam penelitian ini, penulis membuat hipotesis terhadap penelitian sebagai berikut:

H0 : Tidak terdapat pengaruh manajemen strategi terhadap daya saing pada

BNI Syariah Cabang Cirebon

Ha : Terdapat pengaruh manajemen strategi terhadap daya saing pada BNI

Syariah Cabang Cirebon

64

Toto Syatori Nasehuddien, Metodologi Penelitian: Sebuah Pengantar (Cirebon: Nurjati Press, 2011), 61. Daya saing 1. Strategi diferensiasi 2. Strategi kepemimpinan biaya 3. Strategi fokus Manajemen strategi 1. Pengamatan lingkungan 2. Perumusan strategi 3. Implementasi strategi 4. Pengendalian strategi

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan dalam hal pelanggaran hak cipta yang ada dalam perbuatan cyber crime dalam bentuk phising, yang mana perbuatannya adalah membuat tampilan yang mirip dengan

PERSATUAN SAINS ANALISIS MALAYSIA MALAYSIAN ANALYTICAL SCIENCES

Tgl SHUBUH SYURUQ DLUCHA DHUHUR ASHAR MAGHRIB ISYA’ Nisf... Tgl SHUBUH SYURUQ DLUCHA DHUHUR ASHAR MAGHRIB

Sebaliknya individu yang memiliki tingkat pe- ngetahuan tentang agama yang rendah akan melakukan perilaku seks bebas tanpa berpikir panjang terlebih dahulu sehingga

Dia setuju bahwa keinginan tentang suatu subjek kurang lebih untuk membuat usaha yang dibutuhkan untuk mengusainya, tetapi nilai yang bisa diambil terlalu tinggi

Pada akhir perkulihan ini mahasiswa akan dapat memahami konsep kesehatan masyarakat, konsep epidemiologi, Issue kesehatan lingkungan yang berpengaruh terhadap

Kemudian acara dilanjutkan dengan pembacaan naskah deklarasi oleh Ketua IFKA Senpai Monang Tambunan yang diteruskan dengan penanda tanganan naskah deklarasi oleh Ketua

Perlakuan stek 3 buku dapat meningkatkan bobot bunga terubuk dan jumlah tunas, namun tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman.. Pemupukan dengan pupuk gabungan (pupuk