• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II 1 LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, pendidikan hendaknya dikelola, baik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II 1 LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, pendidikan hendaknya dikelola, baik"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

1 LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

1.1 Landasan Teoritis

1.1.1 Hakekat Metode Pembelajaran

Pendidikan memegang peran penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, pendidikan hendaknya dikelola, baik secara kualitas, maupun kuantitas hal tersebut bisa tercapai apabila siswa dapat menyelesaikan pendidikan tepat pada waktunya dengan hasil belajar yang baik. Salah satu yang dapat mempengaruhi hasil belajar seseorang yaitu, kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan metode-metode yang tepat, yang memberi kemudahan bagi siswa untuk belajar sehingga menghasilkan Pembelajaran yang lebih baik.

Metode pemebelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegitan nyata dan praktisi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Sudjana (2005: 76), metode pembelajaran yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa disaat berlangsungnya pengajaran. Sedangkan Sutikno (2009: 88), menyatakan bahwa metode pembelajaran adalah cara menyajikan materi pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan

Tenis meja merupakan suatu olahraga yang dimainkan dengan menggunakan bet kayu dilapisi karet untuk memukul bola melewati jaring yang

(2)

dibentangkan di atas meja. Keunikan permainan tenis meja, antara lain pada penggunaan lapisan bet yang terdiri dari bermacam-macam lapisan karet yang menghasilkan pantulan bola beraneka ragam pula dan penggunaan teknik memegang bet (grip). Seringkali pukulan yang dilakukan tidak sepenglihatan pihak lawan. Pukulan yang nampaknya sama, tetapi menghasilkan putaran bola yang berlainan.

Menurut A.M. Bandi Utama DKK (2004: 5), “pada dasarnya bermain tenis meja merupakan kemampuan menerapkan berbagai kemampuan dan keterampilan teknik, fisik, dan psikis dalam suatu permainan tenis meja.” Permainan tenis meja adalah suatu permainan dengan menggunakan fasilitas meja dan perlengkapannya serta raket dan bola sebagai alatnya. Permainan ini diawali dengan pukulan pembuka (service) yaitu bola dipantulkan di meja sendiri lalu melewati atas net lalu memantul di meja lawan, kemudian bola tersebut di pukul melalui atas net harus memantul ke meja lawan sampai meja lawan tidak bisa mengembalikan dengan sempurna. Pemain berusaha untuk mematikan pukulan lawan agar memperoleh angka dari pukulan

Menurut Depdiknas (2005:7) tenis meja adalah suatu jenis olah raga yang dimainkan di atas meja di mana bola dibolak-balikkan segera dengan memakai pukulan. Permainan tenis meja dengan tujuan mematika permainan lawan.

Dari beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa permainan tennis meja adalah suatu permainan dengan menggunakan meja sebagai tempat untuk memantulkan bola yang di pukul dengan menggunakan raket diawali dengan pukulan pembuka (service) harus mampu menyebrangkan bola dan

(3)

mengembalikan bola ke daerah lawan setelah bola itu memantul di daerah permainan sendiri. Angka diperoleh apabila lawan tidak dapat mengembalikan dengan baik.

Menurut Gunarsa (2004: 3-5) ada tiga faktor mental yang menjadi penentu keberhasilan seorang pemain, dan kita menyadari bahwa penampilan seorang atlet dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: a) Faktor fisik terdiri dari stamina, kekuatan, fleksibilitas, dan koordinasi. Jika membicarakan mengenai faktor fisik, maka tidak perlu adanya proses untuk membentuk suatu kondisi fisik menjadi seperti apa yang ditargetkan. Hal ini dicapai melalui prosedur latihan yang baik, teratur, sistematis dan terencana sehingga dapat membentuk kondisi yang siap untuk bertanding atau berpenampilan sebaik-baiknya. b) Faktor teknik merupakan penampilan seorang pemain, yang harus dikembangkan menjadi suatu tampilan sesuai dengan yang diharapkan. c) Faktor psikis tidak mungkin mencapai prestasi yang luar biasa apabila tidak memiliki dorongan yang kuat dari dalam dirinya untuk berprestasi sebaik-baiknya.

Sehubungan dengan kemampuan bermain tenis meja maka diperlukan keterampilan dasar yang baik dan benar selain didukung pula oleh faktor-faktor lain yang menentukan keberhasilannya. Menurut A.M. Bandi Utama, R. Sunardiyanto, dan Soni Nopembri (2004: 2) Keterampilan tenis meja antara lain: (a) pegangan (grips), (b) Sikap atau posisi bermain (stance), (c) jenis-jenis pukulan (stroke), (d) Kerja kaki (footwork)

(4)

1.1.2 Tujuan Metode Pembelajaran

Dalam pemilihan metode pembelajaran sangatlah berpengerauh kepada tujuan pembelajaran itu sendiri. Agar supaya proses belajar mengajar yang akan dilakukan tidak menimbulkan rasa kebosanan, sehingga apa yang dijelaskan bisa diterima oleh siswa.

Menurut Sabri (2007: 50), memilih berbagai metode yang tepat untuk menciptakan proses belajar mengajar yang menarik. Ketepatan penggunaan metode mengajar bergantung pada tujuan, isi, proses belajar mengajar, dan kegiatan belajar mengajar. Setiap metode pembelajaran mempunyai potensi yang has untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu; dan karena tujuan pembelajaran dalam satuan pembelajaran itu bersifat majemuk (menyangkut aspek kognigtif, efektif, dan psikomotor) maka selalu disarankan pengguna metode pembelajaran secara efektif dan mengintegrasikan berbagai metode secara simultan. Setiap metode pembelajaran memiliki potensi untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran tertentu yang khas sifatnya.

1.1.3 Manfaat Metode Pembelajaran

Dalam Pembelajaran metode mempunyai kedudukan sangat siknifikan untuk mencapai tujuan, karna ia menjadi sarana yang bermaknakan materi pelajaran yang tersusun dari kurikulum pendidikan sedimikian rupa sehingga dapat dipahami atau diserapi oleh manusia manusia didik menjadi pengertian-pengertian fungsional terhadap tingkah lakunya mengingat mengajar pada hakikatnya merupakan upaya guru dalam menciptakan situasi belajar.

(5)

Menurut Hurrahman (2008: 3), metode yang digunakan oleh guru diharapkan mampu menumbuhkan berbagai kegiatan mengajar guru. Dengan demikian, proses belajar mengajar merupakan proses interaksi edukatif antar guru yang menciptakan suasana belajardan pelajar memberi respon terhadap usaha guru tersebut. Oleh sebab itu, metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar bagi pelajar, dan upaya guru dalam memilih metode yang baik merupakan upaya mempertinggi mutu pengajaran/pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya. Tanpa metode, suatu materi pelajaran tidak akan berproses secara efisien dan efektif dalam kegiatan belajar mengajar menuju tujuan pendidikan.

1.1.4 Hakekat Metode Pembelajaran Bagian

Metode merupakan cara yang dilakukan atau digunakan dalam proses pemberian pengajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan baik berupa pengetahuan, pemahaman, penguasaan, maupun peningkatan terhadap apa yang diajarkan. Metode yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan sebagian-sebagian, yang tentu saja berkaitan dengan masalahnya.

Syaful RI (2007 :16) Metode bagian adalah sesuatu alat untuk mencapaitujuan. Dengan dimanfaatkan metode secara akurat, pendidikan / guru akan mampu serata dapat mencapai tujuan pembelajaran. Pada prinsipnya metode harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.

Cara mengajar dengan menggunakan metode bagian yaitu dalam mengajarkan permainan, siswa harus mempelajari semua unsur-unsur atau

(6)

teknik-teknik bermain itu terlebih dahulu. Semua unsur dari permaina itu dipelajari sehingga semuanya dapat dilakukan dengan baik, kalau semua unsur itu sudah dikuasai baru kemudian siswa disuruh bermain yang sesungguhnya.

a. Keuntungannya

1) Dengan dipelajarinya teknik-teknik bermain secara khusus, teknik-teknik bermain lekas dapat dikuasai

2) Dengan dikuasainya teknik-teknik bermain lebih dahulu dapat melancarkan jalannya permainan

3) Dengan dikuasainya teknik bermain dapat dapat memudahkan mempelajari teknik bermain (kecakapan rohania atau piker dalam melakukan permainan) b. Kelemahannya

Karena pada metode bagian prinsipnya belum akan diberikan bermain yang sesungguhnya sebelum unsur permainan itu dikuasai, maka hasrat siswa untuk bermain yang sesungguhnya tidak dipenuhi. Dengan terpenuhinya hasrat siswa, ini kurang membantu keberhasilan proses belajar mengajar.sehingga berdampak pada hasil belajar itu sendiri.

Metode bagian yaitu suatu metode dengan menggunakan sebagian-sebagian, misalnya ayat per ayat kemudian disambung lagi dengan ayat lainya yang tentu saja berkaitan dengan masalahnya.dengan metode bagian (harth menthod) seperti yang dicontohkan sebelumnya. Atlit pada setiap tahapan latihan akan dapat berkombinasi pada suatu aspek dari teknik (kemampuan) keseluruhan. Berbagai riset menunjukan bahwa bagian-bagian lebih mudah dan lebih cepat

(7)

dapat dipelajari, dan atlit akan lebih puas dan lebih percaya diri bila nanti melakukan gerakan keseluruhan.(fuoss,dalam Harsono:2006)

Secara umum metode merupakan suatu cara untuk melangsungkan proses belajar mengajar sehingga apa yang menjadi tujuan mengajar dapat dicapai. Nana Sujana (2005 :76) metode pembelajaran bagian adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran.” Sedangkan M Sabri sutino (2009: 88) menyatakan metode pembelajaran bagian adalah cara-cara menyajikan materi pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan yang relevan.

Dari beberapa pendapat tersebut, Benny A Pribadi (2009:11) menyimpulkan bahwa metode bagian merupakan cara yang digunakan dalam proses pembelajaran yang diberikan oleh guru dan siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan baik berupa pengetahuan, pemahaman, penguasaan, dan juga peningkatan unsur-unsur yang diajarkan.

Salah satu metode yang diberikan dalam proses pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya dalam melakukan pukulan forehand dan backhand dalam permainan tenis meja adalah metode bagian.

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa metode bagian adalah metode yang mengajarkan rangkaian gerakan yang dibagi-bagi serta,dapat dikatakan bahwa dengan menggunakan metode bagian akan lebih

(8)

memudahkan siswa dalam memahami setiap materi yang akan diajarkan.sehingga mendapatkan hasil pembelajaran yang maksimal.

1.1.5 Hakekat Hasil Belajar

hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah, dua diantaranya adalah kognitif, dan afektif. Perinciannya adalah sebagai berikut :

1). Ranah Kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian

2). Ranah Afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai

a. Konsep Belajar

Pandangan seseorang guru terhadap pengertian belajar akan mempengaruhi tindakannya dalam membimbing siswa untuk belajar. Berbicara pengertian belajar telah banyak konsep yang dirumuskan oleh para ahli yang berhubungan denga teori belajar.

Teori belajar behaviorisme (tingkah laku) menyatakan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku. Seseorang telah dianggap telah belajar sesuatu bila ia mampu menunjukkan tingkah laku. Menurut teori ini, yang terpenting adalah masukan/input yang berupa masukan dan keluaran/output yang

(9)

berupa respon. Sedangkan apa yang terjadi di antara stimulus dan respon itu dianggap tak penting diperhatikan sebab tidak bisa di amati. Selanjutnya, teori belajar kognitivisme menyatakan bahwa belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman (Uno, dkk., 2008: 56 & 59). Untuk teori belajar konstruktivisme dan teori belajar modern tidak diraikan dalam tulisan demi menghindari kebingunan dalam penafsiran pempaca.

Merujuk pada teori-teori belajar di atas, Burton (dalam Usman dan Setiawati, 2001: 4) mengemukakan hal senada dengan teori behaviorisme di mana belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Kemudian Witherington (dalam Usman dan Setiawati, 2001: 5) menyatakan bahwa “Belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan kepribadian atau suatu pengertian”. Selanjutnya, Gagne (dalam Slameto, 2010: 13) memberikan dua definisi belajar, yakni: (1) belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku; dan (2) belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat dipahamai bahwa pada dasarnya belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu melalui memberian pengetahuan, latihan maupun

(10)

pengalaman. Belajar dengan pengalaman akan membawa pada perubahan diri dan cara merespon lingkungan.

b. Konsep Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan tujuan akhir dilaksanakannya kegiatan pembelajaran di sekolah. Hasil belajar dapat ditingkatkan melalui usaha sadar yang dilakukan secara sistematis mengarah kepada perubahan yang positif yang kemudian disebut dengan proses belajar. Akhir dari proses belajar adalah perolehan suatu hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa di kelas terkumpul dalam himpunan hasil belajar kelas. Semua hasil belajar tersebut merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar di akhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, sedangkan dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2009: 3).

Menurut Sudjana (2010: 22), hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Selanjutnya Warsito (dalam Depdiknas, 2006: 125) mengemukakan bahwa hasil dari kegiatan belajar ditandai dengan adanya perubahan perilaku ke arah positif yang relatif permanen pada diri orang yang belajar. Sehubungan dengan pendapat itu, maka Wahidmurni, dkk. (2010: 18) menjelaskan bahwa sesorang dapat dikatakan telah berhasil dalam belajar jika ia mampu menunjukkan adanya perubahan dalam dirinya. Perubahan-perubahan tersebut di antaranya dari segi kemampuan berpikirnya, keterampilannya, atau sikapnya terhadap suatu objek.

(11)

Jika dikaji lebih mendalam, maka hasil belajar dapat tertuang dalam taksonomi Bloom, yakni dikelompokkan dalam tiga ranah (domain) yaitu domain kognitif atau kemampuan berpikir, domain afektif atau sikap, dan domain psikomotor atau keterampilan. Sehubungan dengan itu, Gagne (dalam Sudjana, 2010: 22) mengembangkan kemampuan hasil belajar menjadi lima macam antara lain: (1) hasil belajar intelektual merupakan hasil belajar terpenting dari sistem lingsikolastik; (2) strategi kognitif yaitu mengatur cara belajar dan berfikir seseorang dalam arti seluas-luasnya termaksuk kemampuan memecahkan masalah; (3) sikap dan nilai, berhubungan dengan arah intensitas emosional dimiliki seseorang sebagaimana disimpulkan dari kecenderungan bertingkah laku terhadap orang dan kejadian; (4) informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta; dan (5) keterampilan motorik yaitu kecakapan yang berfungsi untuk lingkungan hidup serta memprestasikan konsep dan lambang.

Untuk mengetahui hasil belajar seseorang dapat dilakukan dengan melakukan tes dan pengukuran. Tes dan pengukuran memerlukan alat sebagai pengumpul data yang disebut dengan instrumen penilaian hasil belajar. Menurut Wahidmurni, dkk. (2010: 28), instrumen dibagi menjadi dua bagian besar, yakni tes dan non tes. Selanjutnya, menurut Hamalik (2006: 155), memberikan gambaran bahwa hasil belajar yang diperoleh dapat diukur melalui kemajuan yang diperoleh siswa setelah belajar dengan sungguh-sungguh. Hasil belajar tampak terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur melalui perubahan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan

(12)

terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya.

Berdasarkan konsepsi di atas, pengertian hasil belajar dapat disimpulkan sebagai perubahan perilaku secara positif serta kemampuan yang dimiliki siswa dari suatu interaksi tindak belajar dan mengajar yang berupa hasil belajar intelektual, strategi kognitif, sikap dan nilai, inovasi verbal, dan hasil belajar motorik. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya.

1.1.6 Hakekat Permainan Tenis Meja

Tenis meja adalah permainan yang dimainkan dengan cara memantul-mantulkan bola melewati net. Yang dimana bertujuan untuk memperoleh angka.

(Depdiknas, 2003 : 3).Tenis meja merupakan suatu olahraga yang dimainkan dengan menggunakan bet kayu dilapisi karet untuk memukul bola melewati jaring yang dibentangkan di atas meja. Keunikan permainan tenis meja, antara lain pada penggunaan lapisan bet yang terdiri dari bermacam-macam lapisan karet yang menghasilkan pantulan bola beraneka ragam pula dan penggunaan teknik memegang bet (grip). Seringkali pukulan yang dilakukan tidak sepenglihatan pihak lawan. Pukulan yang nampaknya sama, tetapi menghasilkan putaran bola yang berlainan.Tenis meja merupakan sebuah permainan yang sederhana. “Tenis meja adalah suatu olahraga raket/bet yang dimainkan oleh dua orang (untuk tunggal) dan dimainkan oleh empat orang (untuk ganda) kadang orang menyebutnya ping-pong” (Sumarno, dkk, 2003 : 2.16). Tenis meja menggunakan peraturan tree winning set/tiga kali kemenangan dengan score game

(13)

point 11. Setiap pemain melakukan 2 kali service secara bergantian. Raket yang kadang-kadang disebut “bet”/kayu pemukul digunakan untuk memukul bola kecil yang ringan ke belakang dan ke depan sepanjang meja yang dibatasi oleh net. Sasaran adalah untuk memperoleh poin dengan membuat tembakan sehingga lawan tidak mampu

Dari beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa permainan tenis meja adalah suatu permainan dengan menggunakan meja sebagai tempat untuk memantulkan bola yang di pukul dengan menggunakan raket diawali dengan pukulan pembuka (service) harus mampu menyebrangkan bola dan mengembalikan bola ke daerah lawan setelah bola itu memantul di daerah permainan sendiri. Angka diperoleh apabila lawan tidak dapat mengembalikan dengan baik.

Permainan tenis meja merupakan permainan yang dimainkan secara berlawanan, dimana setiap pemain berusaha memperoleh angka dengan berusaha mematikan bola diwilayah atau daerah lawan. Permainan ini diawali dengan pukulan pembuka (service), yaitu bola dipantulkan melewati atas net dan memantul diatas meja lawan sampai tidak bisa dikembalikan.

1.1.7 Latihan Teknik Memegang Bet (Grip)

Dalam bermain tenis meja terlebih dahulu kita harus menguasai teknik memegang bet Menurut Achmad Damri dan Nurlan Kusmaedi (2001:30-35) Pada umumnya, ada dua jenis grip dan masing-masing mempunyai bermacam-macam variasi, di antaranya sebagai berikut:

(14)

a. Shakehand Grip

Artinya berjabat tangan. Dengan shakehand grip, seorang pemain dapat melakukan forehand stroke and backhand stroke tanpa mengubah grip dan menggunakan kedua belah sisi blade bet.

Gambar 1. cara memegang bet (Drs, Sutarmin. 2007:15)

Beberapa keuntungan menggunakan shakehand grip, yaitu berikut ini.1. Mempunyai kontrol lebih tinggi.2. Dua sisi bisa lebih diefektifkan (backhand dan forehand).3. Sudut jangkauan lebih luas.4. Bisa digunakan untuk bermain bertahan maupun menyerang.5. Lebih banyak digunakan oleh pemain Eropa, Amerika, dan sebagian Asia.

b. Penholder Grip

Penhold artinya memegang pena. Cara memegang bet ini seperti memegang pena. Grip ini hanya mempergunakan satu sisi blade bet

(15)

Gambar 2 cara memegang bet(Drs. Sutarmin 2007:16) Ada beberapa keuntungan jenis penholder grip, yaitu berikut ini. 1. Mempunyai kecepatan lebih tinggi

2. Pergelangan bisa lebih efektif.

3. Lebih banyak digunakan oleh pemain Asia. 4. Hanya digunakan untuk tipe serang.

Penhold Grip atau pegangan tangkai pena dikenal pula dengan pegangan Asia, walaupun akhirnya kebanyakan pemain Asia banyak menggunakan pegangan Shakehand. Pada pegangan ini hanya satu sisi bet yang dapat digunakan.

1.1.8 Pengertian Service

Service adalah suatu pukulan yang dilakukan untuk memulai atau membuka permainan dengan tiap bagian alat pemukul memulai bagian atas net, setelah bola dilambungkan pada daerah service. Dapat pula ditambahkan bahwa service merupakan tindakan pertama dalam permainan tenis meja dan juga sebagai serangan pertama kali bagi pemain yang melakukan service yang sukar atau sulit diterima oleh pihak lawan dapatlah dipakai suatu senjata untuk mengadakan suatu serangan. (Drs. Soetomo, 2006: 553).

(16)

a. Tehnik service forehand

Adapun cara mealakukan service forehand meneurut (Drs. Soetarmin, 2007: 17-18) Adapun cara melakukan service forehand dan service backhand adalah sebagai berikut : 1). Posisi Kaki, Service forehand memiliki sikap dasar badan agak condong ke arah meja, dengan pengertian bahwa kaki kiri berada di depan, (bagi yang tidak kidal). 2) Posisi Lengan, Lengan atas membentuk sudut kecil dengan tubuh lengan bahwa mengarah ke bawah. 3) Posisi Bet, Saat melakukan service bet terbuka, maksud dari bet terbuka adalah waktu perkenaan bola posisi bagian depan bet menghadap ke depan. 4) Gerakan service dilakukan dari bawah ke atas, dari kanan ke kiri, dari belakang ke depan. Lengan bawah mengkhiri gerakanya di depan dahi. Jadi selama melakukan pukulan lengan bawah membentuk sudut lebih kecil.

b.Tehnik Service Backhand.

Menurut (Drs. Soetarmin 2007 : 19-20) bahwa : 1) Sikap Posisi Kaki, Kedua kaki berdiri paralel dengan meja. Sikap Lengan, Lengan mengarah ke depan, lengan bawah membentuk sudut yang lebih besar. Tangan yang memegang bet lebih dekat dengan tubuh dari pada siku. 2) Posisi Bet, Selama melakukan service bet terbuka. Pada waktu melakukan service posisi bagian depan bet menghadap ke depan. 3) Gerakan Service, Gerakan service dilakukan dari belakang ke depan, dari kiri ke kanan, dan dari atas ke bawah. 4) Pengembalian Bola, Dalam usaha mengembalikan bola pada dasarnya adalah tidak memberikan kesempatan pada para pemain untuk mematikan bola tersebut.

(17)

Selain dari kedua dasar dan gerakan service yang disebutkan di atas maka terdapat beberapa hal lagi yang perlu diperhatikan dalam melakukan service forehand dan service backhand diantaranya yaitu :

Penganalisaan gerakan tersebut perlu sekali dikuasai oleh setiap pemain apabila menginginkan penyajian service berhasil dengan baik. Adapun penjelasan masing-masing sabagai dasar dan gerakan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pandangan

Pada pelaksanaan service kita hendaknya melihat arah bola lambung karena kita menginginkan bola yang dipukul dapat melambung dengan baik dan akurat. Setelah kita mengarahkan pandangan ke bola selanjutnya arah pandangan beralih ke sasaran yang kita kehendaki/tuju. Dengan melakukan hal tersebut berarti kita juga telah melakukan service perlu kosentrasi dengan baik. Service merupakan serangan pertama di dalam permainan tenis meja sebab dengan service yang baik serta pandangan dimana kita mengetahui tempat-tempat yang sulit dikembalikan oleh pihak lawan akan menghasilkan nilai (point).

2. Melempar bola ke atas

Melempar bola ke atas dalam setiap jenis service merupakan syarat yang terpenting di dalam peraturan tenis meja. Bola yang tidak dilambungkan akan dianggap tidak syah atau service gagal, karena melempar bola merupakan tahapan pertama yang selanjutnya disusun dengan memukul bola (Hitting The Ball). Gerakan melempar bola ini sangat perlu diperhatikan karena apabila kita melakukan lemparan tidak sempurna akan mengakibatkan hasil pukulan

(18)

tidak mengenai sasaran/gagal melambung bola. Untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang tidak kita inginkan lemparan harus dilakukan secara baik yaitu : bola diletakkan pada tangan (telapak) tangan kiri dengan jari-jari tertutup kecuali ibu jari dan bola dilambungkan ke atas dengan sudut tidak boleh lebih dari 45O dari garis vertikal baru kemudian dipukul.

3. Ayunkan tangan pada saat memukul bola

Ayunan tangan yang baik sangat diperlukan sekali di dalam menyajikan service, karena ayunan tangan merupakan gerakan awal untuk memukul maupun untuk menentukan sasaran yang tepat untuk mendapatkan hasil yang baik di dalam penyajian service, ayunan tangan (bet) dan lambung bola harus tepat dan terkoordinasikan.

Cara melakukannya adalah sebagai berikut : mula-mula ambil sikap berdiri menyamping dan badan condong ke depan, sedangkan bet dipegang tepat dibelakang dan di bawah bola yang tidak bergerak dengan daunya terangkat ke atas. Lemparan bola dari telapak tangan yang bebas ke atas ambil serentak mengayunkan bet ke depan dan ke atas untuk meyikat bagian atas bola. 4. Saat perkenaan(Inpect) bola dengan bet

Bersamaan dengan turunnya bola dari ketinggian, saat itulah perkenaan bola dengan bet. Pada saat bet menempel atau membentur bola, komponen ke depan lebih besar dari komponen ke atas, agar bola berjalan menuju ke depan dan keras.

(19)

Setelah pekenaan bola teruskan gerakan lengan ke depan samping berhenti di depan kiri atau di depan dahi jadi gerakan lanjut ini yang mengangkat bola untuk melewati jaring dan selanjutnya memantul pada meja lawan.

1.1.9 Hakikat Pukulan Smash

Smash disebut juga pukulan pembunuh bola atau pembantai bola dengan tenaga serangan paling besar dan sangat menyita stamina”. Jadi dari pengertian di atas bahwa smash adalah bola yang dipukul derngan tenaga besar dan dengan kecepatan yang cukup yangmenghasilkan bola cepat dan mematikan.

Menurut Alek Kertamanah (2003:35). Smash ada dua macam yaitu pukulan smash forehand dan pukulan smash secara backhand. Smash forehand menghasilka serangan yang paling bertenaga yang selalu bersamaan dengan langkah ke depan sambil telapak kaki dihentakan ke lantai. Pukulan ini sering menentukan suatu kemenangan maupun kekalahan dalam bertanding. Pukulan smash forehand apabila dapat dihalau oleh lawan maka pukulan susulannya akan lebih tajam dari pada serangan pertamanya. Smash forehand mengandung hawa pembunuh yang sangat mematikan, karena dalam prosesnya menggunakan kekuatan seluruh anggota dan gerakannya lebih besar dan cepat dari pada pukulan hit.

Dalam pertandingan para pemain berupaya untuk melancarkan serangan maupun pertahanan. Keseluruhannya menggambarkan hanya untuk mencari peluang terciptanya satu pukulan smash yang mematikan. Pukulan smash yang keras dan mematikan sering terlihat dari pukulan forehand.

(20)

Dari beberapa pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa dalam permainan tenis meja dimulai dari service yaitu memukul bola pertama dalam permainan, bola tersebut sebelum melambungkan harus berada di telapak tangan dengan posisi telapak tangan terbuka. Setelah bola melewati atas net bola tersebut dipukul bolak-balik diatas net, baik dengan pukulan pendek, putaran bola, maupun dengan pukulan smash agar dalam permainan bola selalu berada diatas meja. Tetapi berbeda dengan permainan tennis meja sesungguhnya yaitu pemain harus mematikan pemain lawan yang saling berhadapan baik pukulan service, bola putar, bola pendek sampai pukulan bola keras/Smash. Agar bisa memenangkan suatu permainan.

a. Macam-Macam Teknik Pukulan Smash (forehand)

Tenis meja memerlukan pukulan yang mematikan sehingga tidak dapat dikembalikan lawan.

Pendapat Akhmad Damiri dan Nurlan Kusnaedi (2000: 59-109) dalam bermain tenis meja terdapat beberapa teknik pukulan dalam permainan tenis meja, antara lain:

1. Push adalah teknik memukul bola dengan gerakan mendorong, dengan sikap bet terbuka. Push push biasanya digunaka untuk mengembalikan pukulan push itu sendiri pukulan chop.

2. Block adalah teknik memukul bola dengan gerakan menstop bola atau tindakan membendung bola dengan sikap bet tertutup. Block biasanya digunaka untuk mengembalikan bola drive atau bola dengan putaran topspin.

(21)

3. Chop adalah teknik memukul bola dengan gerakan seperti menebang pohon dengan kapak atau asaebut juga gerakan membacok.

4. Service adalah teknik memukul untuk menyajikan bola pertama ke dalam permainan, dengan cara memantulkan terlebih dahulu bola tersebut ke meja server, kemudian harus melewati atas net dan akhirnya memantul di meja lawan.

5. Flat Hit adalah pukulan yang dilakukan miring dengan gerakan drive tetapi gerakan bet horizontal.

6. Counter hitting biasanya pemain mempunyai waktu relatif singkat untuk siap kembali kepukulan berikutnya.

7. Topspin mirip dengan gerakan drive biasa, tetapi pada pukulan topspin selain dibantu dengan backswing yang lebih, juga menggunakan pergelangan tangan, sehingga hasil putaran terhadap bolanya lebih banyak dari drive biasa.

8. Drop shot adalah teknikmemukul dengan gerakan bet seperti Half Volley Push atau Half Volley Block seperti kita menaruh sedekat mungkin dengan jarring di meja lawan.

9. Choped Smash adalah teknik pukulan smash dengan gerakan chop atau backspin, yang biasanya dibarengi dengan gerakan ke samping.

10. Drive adalah teknik pukulsn yang dilakukan dengan gerakan bet dari bawah serong ke atas dan sikap bet tertutup.

11. Flick digunakan untuk mengembalikan bola yang di tempatkan dekat net dengan pukulan serangan.

(22)

1.2 Kerangka Berpikir

Menurut pendapat yang diperoleh dari para siswa, bahwa tenis meja merupakan permainann yang isinya meliputi gerak berlari, memukul, dan sulit untuk dimainkan. Karena dianggap kurang menuntut keterampilan yang tinggi dan sangat melelahkan, beda dengan dengan cabang olahraga yang lain seperti sepak bola, dimana permainannya bisa menciptakan dribble yang sangat menarik, shoot yang keras, dan banyak penggemarnya, oleh karena itu tidak heran apabila pelajaran tenis meja dalam pendidikan jasmani kurang mendapat perhatian dibidang cabang yang lain.

Solusinya, guru pendidikan jasmani dapat mengguanakan metode pembelajaran bagian, dengan menggunakan pendekatan melalui permainan, penerapan permainan dalam olahraga tenis meja juga sangat penting dan perlu dipermainkan. Karena permaina ini bukan hanya berlari dan memukul sajaa, tapi diiringi dengan filing, taktik, power, sehingga mampu melahirkan pukulan yang sangat dahsyat yang tidak mampu dikembalikan oleh lawan.

1.3 Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir diatas maka hipotesis dan penelitian penelitian ini adalah : metode pembelajaran bagian dapat mempengaruhi hasil belajar permainan tenis meja siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Batudaa Kab. Gorontalo.

Gambar

Gambar 1. cara memegang bet (Drs, Sutarmin. 2007:15)
Gambar 2 cara memegang bet(Drs. Sutarmin 2007:16)  Ada beberapa keuntungan jenis penholder grip, yaitu berikut ini

Referensi

Dokumen terkait

Dengan kenaikan angle of attack maka drag dan lift juga akan naik namun kenaikan dari wing dengan penambahan winglet tidak menunjukkan kenaikan secara

1) Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam Machine-to- Machine. 2) Hasil dari penelitian ini

“A Clinical Approach for The Diagnosis of Diabetes Melitus”. Dengan judul sebagai berikut :.. Seminar Ilmiah Teknologi Laboratorium Medis Muhammadiyah Sidoarjo 4 a) Diabetes

Tahun 2011 akan dilakukan persiapan intensif untuk uji kompetensi, yaitu dengan fokus untuk penyusunan soal-soal uji yang berstandar nasional. Hal ini akan

Tgl SHUBUH SYURUQ DLUCHA DHUHUR ASHAR MAGHRIB ISYA’ Nisf... Tgl SHUBUH SYURUQ DLUCHA DHUHUR ASHAR MAGHRIB

data proyek, owner, data Pekerja, Sebagai proses akhir sistem ini akan menghasilkan keluaran untuk steering Comitee berupa data- data laporan data proyek, Laporan Owner, Laporan

Perubahan yang terjadi secara drastis pada umumnya hanya mengenai bentuk luarnya saja, sedangkan unsur-unsur sosial budaya yang menjadi bangunan dasarnya tidak

Rasa empati akan mendorong kita untuk dapat menyampaikan pesan (message) dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerima pesan (receiver) menerimanya. Sebelum kita membangun