• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di sebagian wilayah kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara. Sementara untuk analisis tanah di laboratorium PT. Tolangohula Kabupaten Gorontalo dan pengelolaan data dilakukan di Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo. Pelaksanaan penelitian ini kurang lebih 3 bulan yang dimulai bulan April sampai dengan bulan Juni tahun 2013.

3.2.1 Alat

Altimeter, Alat Tulis Menulis, Clinometer, Compas, Parang, Kalkulator, GPS (Global Positioning Ststem) Komputer PC dan Perangkat Lunak SIG (Sofware Are View 9.1).

3.2.2 Bahan

a. Peta Topografi Skala 1 : 250.000 (JICA, 2000), b. Peta Geologi Skala 1 : 250.000,

c. Peta Penggunaan Lahan Skala 1 : 10.000 (JICA, 2000), d. Peta Iklim Skala 1 : 1.000.000,

e. Peta Rupa Bumi Indonesia Skala 1 : 50.000.

f. Data tanah, diperoleh dari survei tanah di lapangan.

g. Data iklim, yang diperoleh dari stasiun klimatologi dan stasiun iklim yang ada di sekitar daerah penelitian.

h. Data Kabupaten Gorontalo Utara dalam angka 2012

3.3 Prosedur Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei pada tingkat semi detail dengan skala peta 1 : 50.000. Teknik penentuan kelas kesesuaian lahan menggunakan faktor pembatas (limiting factors). Penentuan rekomendasi pengelolaan lahan dilakukan dengan mengkombinasikan dua aspek penilaian, yaitu:

(2)

kesesuaian lahan dan keunggulan wilayah. Pada bagian akhir disajikan waktu tanam padi sawah. Secara rinci tahapan penelitian ini diuraikan sebagai berikut:

1. Persiapan

Pada tahap ini dilakukan studi literatur dan pengumpulan alat maupun bahan yang diperlukan, serta pengurusan perijinan dan administrasi lain yang berkaitan dengan penelitian ini, disamping itu juga dilakukan orientasi medan untuk mengetahui gambaran daerah penelitian secara umum.

2. Pengumpulan Data

Pada tahap ini, dilakukan pengumpulan data yang terdiri atas : a. Data tanah, yang diperoleh dari hasil survei tanah di lapangan.

b. Data iklim, yang diperoleh dari stasiun klimatologi dan stasiun iklim yang ada disekitar daerah penelitian.

c. Data Sosial Ekonomi, terdiri atas :

1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari wawancara langsung dari petani kunci (1 atau 2 petani ) yang tinggal didaerah penelitian berupa data produksi, biaya dan pendapatan.

2. Data Sekunder, yang diperoleh dari kantor camat/desa serta instansi terkait seperti BPS, berupa data kependudukan di daerah penelitian.

3.4 Analisis Data

Kegiatan pada tahap analisis data terdiri dari dua tahapan yaitu : 3.4.1 Analisis data lapangan

Kegiatan ini diawali dengan melakukan identifikasi data-data tanah dan data iklim di daerah penelitian, selanjutnya penyeragaman skala peta sebelum dibuat peta satuan lahan berdasarkan peta topografi, peta jenis tanah, peta penggunaan lahan daerah kabupaten Gorontalo Utara yang telah disesuaikan dengan peta rupa bumi Indonesia, yang belum sama skala petanya, selanjutnya peta-peta tersebut ditumpang tindihkan (overlay) dan dilakukan digitasi peta, untuk memperoleh peta unit lahan. Kemudian data lapangan setiap unit lahan itu dicocokkan (matching) dengan persyaratan penggunaan lahan setiap tipe pemanfaatan lahan dalam hal ini padi

(3)

sawah, sehingga di peroleh kelas-kelas kesesuain lahan untuk tipe pemanfaatan lahan dalam bentuk peta kesesuain lahan.

3.4.2 Analisis Sistem Informasi Geografis (GIS)

Analisis Sistem Informasi Geografis (GIS) evaluasi kesuaian lahan menggunakan software Arcview GIS 9.1. Hal ini dilakukan bertujuan untuk menyempurnakan/merevisi data sesuai dengan data yang di peroleh saat pengamatan dilapangan. Pengumpulan data spasial dan data atribut serta persiapan pemasukan data menempati posisi kunci, dalam pekerjaan ini dipengaruhi kualitas data juga dan ditentukan oleh kombinasi serta analisis dalam perangkat lunak/keras dengan kemampuan menggunakan operator GIS. Untuk memulai penggunaan Software Are View, yang diawali dengan program dari star menu :

1. Klik star 2. Pilih program

Pilih Esri pemilihan pembuatan proyek baru akan membuka Are View dengan isi proyek, isi proyek ini terdiri dari view, table, grafik, layout, dan script. Kemudian klik view yang berfungsi untuk mempersiapkan data spasial dari peta yang akan di buat atau di olah, dari view ini dapat dilakukan input data digitasi atau pengolahan (editing) data spasial.

3. Table (table) merupakan data atribut dari data spasial, data atribut ini digunakan sebagai dasar analisis dari data spasial tersebut.

4. Grafik (chart) merupakan alat penyaji data yang efektif, dengan menggunakan grafik ini, Are View dapat digunakan sebagai alat analisis yang baik terhadap penomena.

5. Layout (layout) merupakan tempat untuk mengatur tata letakan dan rancangan dari peta akhir penambahan berbagai simbol, label, dan atribut peta lainnya dapat dilakukan pada layout.

6. Script (script) adalah makro dalam Are View dengan makro ini kemampuan Are View dapat diperluas untuk membuat program aplikasi yang nantinya dapat di add pada Are View.

(4)

Are View dapat menerima berbagai macam sumber data yang selanjutnya akan di olah sumber-sumber data lain adalah data yang berasal dari :

- Citra satelit dengan format BSQ, BIL, BIP - Data raster dengan format BMP, JPG, TIIF - Data cerdas

- Data tabular dari info acr, info dbase

7. Input data spasial sering disebut dengan digitasi, untuk memulai digitasi harus dibuat sebuah theme baru, hendaklah di isi dengan converage titik seperti kota, gunung, dan lain-lain dipilih tipe fiture point.

8. Overlay (Overlay) merupakan proses penggabungan peta-peta dalam are view, teknik overley dimulai dengan new view pada jendela are view kemudian dilanjutkan dengan add theme (peta) yang akan dioverley, misalnya dalam membuat peta suatu lahan suatu wilayah, dibutuhkan peta landform, peta topografi, dan peta penggunaan lahan suatu wilayah dapat dimulai overley pada program are view dengan cara :

- Klik file

- Klik ekstantions

- Tandai geoprocessing wizard

- Klik view dan klik geoprocessing wizard - Klik intersect two themes

- Klik next

- Pilih peta yang akan dioverley misalnya peta lereng dan bentuk lahan - Klik finish

3.5 Analisa data sosial ekonomi

a. Analisis Keunggulan Komparatif secara Finansial

Sebelum penentuan kelas kesesuain lahan setiap tipe pemanfaatan lahan diperoleh, diawali dengan pendeskripsian situasi yang ada (present situation) yang berkaitan dengan tipe pemanfaatan lahan seperti kondisi fisik, lingkungan, keadaan penduduk, sistem pertanian yang ada, ukuran pertanian dan pendapatan dari bidang

(5)

pertanian. Kemudian setelah diperoleh kelas kesesuaian lahan dilanjutkan dengan pendeskripsian setiap tipe pemanfaatan lahan yang ada dan yang direkomendasikan. Selanjutnya setiap tipe pemanfaatan lahan dilakukan analisa usaha tani, dimana analisa usaha tani yang digunakan adalah analisa parsial. Komponen-komponen usaha tani menurut Soekartawi (1995) yaitu :

1) Biaya usaha tani merupakan total pengeluaran yang diperlukan dalam suatu usaha tani. Biaya itu sendiri terdiri atas biaya tetap (fixed cost) yaitu biaya yang relatif tetap jumlahnya karena tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya produksi, contohnya sewa tanah, pajakiuran irigasi dan biaya tidak tetap (variable cost) yaitu biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi, contohnya biaya sarana produksi. Biaya total (total cost) dapat dihitung dengan persamaan :

TC =FC + VC

Dimana TC adalah total cost; FC adalah fixed cost; VC adalah variable cost. 2) Penerimaan usaha tani merupakan perkalihan antara produksi yang diperoleh

dengan harga jual. Total penerimaan (total revenue) dapat dihitung dengan persamaan :

TR = Yi. Py

Dimana TR adalah Total revenue, Y adalah produksi yang diperoleh dalam suatu usaha tani ke-i, Py adalah harga Y.

3) Laba kotor usaha tani merupakan hasil pengurangan antara total penerimaan

(total revenue) dengan biaya tidak tetap (variable cost). Laba kotor (gross margin) dapat dihitung dengan persamaan:

GM = TR-VC

Dimana GM adalah gross margin.

4) Pendapatan bersih merupakan hasil pengurangan antara laba kotor (gross

margin) dengan biaya tetap (fised cost) pendapatan bersih petani (net farm income) dapat dihitung dengan persamaan:

NFI = GM – FC

(6)

Untuk melihat apakah usaha ini menguntungkan atau merugikan, maka digunakan analias R/C ratio secara finasial. Persamaannya sebagai berikut:

a = R/C Dimana R = Py. Y, C = FC + VC,

Jika nilai R/C>1.10 maka usaha tani itu menguntungkan nilai R/C = 1.10 maka usaha tani itu tidak untung dan juga tidak rugi, sedangkan R/C<1.10 maka usaha tani itu merugi. Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk peta kelas kesesuaian lahan bersama informasi sosial ekonomi untuk setiap tipe pemanfaatan lahan tanaman musiman.

b. Analisis Keunggulan Komparatif berdasarkan Sektor Basis

1) LQ (location quotient analysis) merupakan suatu teknik analisis yang digunakan untuk menunjukkan lokasi pemusatan/basis (aktifitas) pertanian. Model matematiknya, yaitu :

X

X

X

X

LQ

J I IJ IJ .. . . / / 

Dimana: Xij : derajat aktifitas ke-j di wilayah ke-i; Xi. : total aktifitas di wilayah ke-i; X.j : total aktifitas ke-j di semua wilayah; dan X.. : derajat aktifitas total wilayah

2) LI (Localization Index) merupakan salah satu index yang menggambarkan pemusatan relatif suatu aktifitas dibandingkan dengan kecenderungan total di dalam wilayah. Secara umum analisis ini digunakan untuk menentukan wilayah mana yang potensial untuk mengembangkan aktifitas tertentu. Persamaan LI ini bisa dikatakan sebagai bagian dari persamaan LQ. Model matematiknya, yaitu :

           n I I J IJ J

X

X

X

X

LI

1 .. . . 2 1

Aturan untuk menginterpretasikan hasil analisis LI tersebut adalah:

Jika nilainya mendekati 0 berarti perkembangan suatu aktifitas cenderung memiliki tingkat yang sama dengan perkembangan wilayah dalam cakupan

(7)

lebih luas. Tingkat perkembangan aktifitas akan relatif indifferent di seluruh lokasi. Artinya aktifitas tersebut mempunyai peluang tingkat perkembangan relatif sama di seluruh lokasi.

Jika nilainya mendekati 1 berarti aktifitas yang diamati akan cenderung berkembang memusat di suatu lokasi. Artinya aktifitas yang diamati akan berkembang lebih baik jika dilakukan di lokasi-lokasi tertentu.

3) SI (Specialization Index) merupakan salah index yang menggambarkan pembagian wilayah berdasarkan aktifitas-aktifitas yang ada. Lokasi tertentu menjadi pusat bagi aktifitas yang dilakukan. Persamaan SI ini bisa pula dikatakan sebagai bagian dari persamaan LQ. Model matematiknya, yaitu : I IJ I J J P

SI

 

X

X

X

X

     

1 2 1 . . ..

Jika nilainya mendekati 0 berarti tidak ada kekhasan. Artinya sub wilayah yang diamati tidak memiliki aktifitas khas yang relatif menonjol perkembangannya dibandingkan dengan di sub wilayah lain.

Jika nilainya mendekati 1 berarti terdapat kekhasan. Artinya sub wilayah yang diamati memiliki aktifitas khas yang perkembangannya relatif menonjol dibandingkan dengan di sub wilayah lain.

(8)

3.6 Deskripsi Wilayah 3.6.1 Letak Geografis

Kecamatan Kwandang terletak pada 0o 47’ 47” LU sampai dengan 122o 52’ 36” BT. Kecamatan kwandang berbatasan langsung dengan Laut Sulawesi di sebelah Utara, sebelah Timur berbatasan langsung dengan Kecamatan Gentuma Raya, Sebelah Selatan berbatasan langsung dengan Kabupaten Gorontalo, serta sebelah Barat berbatasan langsung dengan kecamatan Anggrek kecamatan Kwandang terdapat 34 Desa.

Daerah penelitian mudah dicapai dengan menggunakan jalur darat dan jalur air. Untuk jalur darat untuk sampai ke lokasi penelitian dapat ditempuh dengan waktu 1,5 jam. Sedangkan untuk jalur air kecamatan kwandang memilikii pelabuhan yang mendukung jalur perdagangan melalui air.

3.6.2 Iklim

3.6.2.1 Curah Hujan

Data rata-rata curah hujan bulanan, daerah penelitian selama sepuluh tahun (2003 – 2012), dapat dilihat pada Gambar 1. Rata-rata curah hujan bulanan stasiun kwandang berkisar antara 33,6 – 241,6 mm dengan rata-rata 158,81 mm/bulan. Rata-rata curah hujan tertinggi terjadi pada bulan maret (241,6 mm), dan terendah pada bulan Agustus (33,6 mm). Sedangkan rata-rata jumlah curah hujan tahunan sebesar 1906 mm/tahun.

(9)
(10)

Gambar 2. Rata-rata curah hujan Kecamatan Kwandang selama 10 tahun terakhir (2003-2012) stasiun Meteorologi Klimatologi Djalaluddin Gorontalo 3.6.2.2 Temperatur

Data rata-rata temperatur diambil dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika stasiun Meteorologi Jalaludin Gorontalo pada ketinggian 18 m di atas permukaan laut. Data yang diperoleh adalah data sepuluh tahun terakhir (2003 – 2012). Data ini Merupakan salah satu stasiun iklim yang lengkap sehingga semua data iklim berasal dari stasiun ini sebab dianggap mewakili kondisi iklim daerah itu. Datanya dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Rata-rata Temperatur Kecamatan Kwandang selama 10 tahun terakhir (2003-2012) stasiun Meteorologi Klimatologi Djalaluddin Gorontalo

195.6 190.4 241.6 224.7 206.1 139.8 90.5 33.6 58.9 119.7 208.4 196.4 0 50 100 150 200 250 300

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nov Des

C u ra h H u ja n ( m m ) Bulan 26.77 26.30 26.88 27.03 27.39 26.56 26.56 26.85 27.13 27.41 27.02 27.14 25.60 25.80 26.00 26.20 26.40 26.60 26.80 27.00 27.20 27.40 27.60

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nov Des

T em p er at u r (o C ) Bulan

(11)

Rata –rata temperatur pada daerah penelitian ini berkisar antara 26,30oC sampai 27,41oC. Temperatur tertinggi terjadi pada bulan Oktober dengan temperatur 27,41oC sedangkan temperatur terendah terjadi pada bulan Februari dengan temperatur 26,30oC.

3.6.2.3 Kelembaban Relatif

Sama halnya dengan Data rata-rata temperature, data kelembaban relatif diambil dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika stasiun Meteorologi Jalaludin Gorontalo pada ketinggian 18 m di atas permukaan laut. Data yang diperoleh adalah data sepuluh tahun terakhir (2003 – 2012). Rata –rata kelembaban pada daerah penelitian ini berkisar antara 73,84% sampai 83,48%. Kelembaban tertinggi terjadi pada bulan Desember dengan kelembaban 83,48%. Sedangkan temperatur terendah terjadi pada bulan September dengan kelembaban 73,84%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Rata-rata Kelembaban Nisbih Kecamatan Kwandang selama 10 tahun terakhir (2003-2012) stasiun Meteorologi Klimatologi Djalaluddin Gorontalo

3.6.2.4 Lama Penyinaran Matahari

Lama Penyinaran Matahari diambil dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika stasiun Meteorologi Jalaludin Gorontalo pada ketinggian 18 m di atas permukaan laut. Data yang diperoleh adalah data sepuluh tahun terakhir (2003 – 2012). Datanya dapat dilihat pada Gambar 5.

82,89 81,71 84,21 82,31 82,14 81,72 81.15 76,57 73,84 77,08 81,22 83,48 68 70 72 74 76 78 80 82 84 86

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nov Des

K el em b ab ab an R el at if ( % ) Bulan

(12)

Gambar 5. Rata-rata Lama Penyinaran Matahari Kecamatan Kwandang selama 10 tahun terakhir (2003

Gorontalo 3.6.2.5 Evapotranspirasi

Nilai evapotranspirasi dihitung berdasarkan persamaan (Penman 1948).

melihat data iklim selama 10 tahun terakhir. Nilai evapotranspirasi dihitung berdasarkan

komponen-Tabel 1. Hubungan antara Rata

Bulan C H Jan 195,60 Feb 190,40 Mar 241,60 Apr 224,70 Mei 206,10 Jun 139,80 Jul 90,50 Agust 33,60 Sept 58,90 Okt 119,70 Nov 208,40 Des 196,40 Total 1905,70 Rata-rata 158,81 59.69 57.88 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 Jan Feb L am a P en yi n ar an M at ah ar i ( % )

rata Lama Penyinaran Matahari Kecamatan Kwandang selama 10 tahun terakhir (2003-2012) stasiun Meteorologi Klimatologi Djalaluddin

Evapotranspirasi

Nilai evapotranspirasi dihitung berdasarkan persamaan (Penman 1948).

ihat data iklim selama 10 tahun terakhir. Nilai evapotranspirasi dihitung -komponen iklim pada Tabel 1.

. Hubungan antara Rata-rata Curah Hujan Efektif dengan Evapotranspirasi C H

efektif CH Efektif Padi Etp

195,60 131,48 118,33 140,40 190,40 127,32 114,59 120,80 241,60 168,28 151,45 140,40 224,70 154,76 139,28 140,90 206,10 139,88 125,89 145,10 139,80 86,84 78,16 136,40 47,40 42,66 140,40 10,16 9,14 140,40 25,34 22,81 140,90 119,70 70,76 63,68 145,10 208,40 141,72 127,55 140,90 196,40 132,12 118,91 145,10 1905,70 1236,06 1112,45 1676,80 158,81 103,01 92,70 139,73 57.76 60.51 63.63 60.30 58.37 69.45 71.11 69.03

Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt Bulan

rata Lama Penyinaran Matahari Kecamatan Kwandang selama 10 2012) stasiun Meteorologi Klimatologi Djalaluddin

Nilai evapotranspirasi dihitung berdasarkan persamaan (Penman 1948). Dengan ihat data iklim selama 10 tahun terakhir. Nilai evapotranspirasi dihitung

rata Curah Hujan Efektif dengan Evapotranspirasi 0,5 Etp 70,20 60,40 70,20 70,45 72,55 68,20 70,20 70,20 70,45 72,55 70,45 72,55 1676,80 838,40 69,87 69.03 60.25 46.80

(13)

Hasil evapotranspirasi seperti yang terlihat pada table diatas, nilai evapotranspirasi berkisar antara 120,80 – 140,90. evapotrasnspirasi terendah terjadi pada bulan Februari sebesar 120,80, sedangkan evapotranspirasi tertinggi pada bulan April, September dan November sebesar 140,90. Nilai evapotranspirasi tahunan sebesar 1676 mm/tahun dengan rata-rata 139,73 mm/tahun. Selanjutnya curah hujan efektif berkisar antara 10,16 mm/bulan pada bulan Agustus sampai 154,76 mm/bulan pada bulan April.

Gambar 6. Hubungan antara Curah Hujan Efektif, Curah Hujan Efektif Padi dan Evapotranspirasi

Terlihat bahwa curah hujan surplius terjadi pada bulan januari, Februari, Maret, April, Mei, November dan Desember sedangkan defisit terjadi pada bulan Juni, Juli, Agustus, September dan Oktober.

3.6.3 Geologi

Menurut Peta Geologi Lembar Kotamobagu Sulawesi Utara, skala 1 : 250.000 (Apandi dan Bachri 1997), Kabupaten Gorontalo Utara memiliki 8 formasi geologi, formasi geologi tersebut diantaranya :

a. Aluvium dan endapan pantai (Qal): Pasir, lempung, lempur, kerikil dan kerakal b. Formasi Lokodidi (TQls): Konglomerat, batu pasir, batupasir konglomeratan,

batu pasir tufan, tuf, batulempung, serpih hitam.

0.00 50.00 100.00 150.00 200.00 250.00 300.00

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nov Des

N

il

ai

Bulan

(14)

c. Batuan gunung api Pinogu (TQpv): Tuf, tuf lapili, breksi dan lava. Breksi gunung api di peg. Bone, G. Mongadalia dan Pusian bersusun andesit piroksin dan dasit. Tuf yang tersingkap di G. Lemibut dan G. Lolombulan umumnya berbatu apung, Kuning muda, berbutir sedang sampai kasar, diselingi oleh lava bersusunan menengah sampai basa. Tuf dan tuf lapili disekitar S. Bone bersusun dasitan. Lava berwarna kelabu muda hingga kelabu tua, pejal, umumnya bersusun andesit piroksin.

d. Formasi Tinombo Fasies Sedimen (Tets): serpih dan batupasir dengan sisipan batugamping dan rijang. Serpih kelabu dan merah, getas, sebagian gampingan, rijang mengandung radiolarian. Batupasir berupa grewake dan batupasir kuarsakelabu dan hijau, pejal, berbutir halus sampai sedang, sebagian mengandung pirit. Sisipan batugamping di S. Mayambak berwarna merah, pejal, berlapis baik. Satuan batuan ini diterobos oleh granit, diorite, dan trakit seperti yang terlihat di S. Bayau. Satuan ini mempunyai menjemari dengan formasi Tinombo fasies gunungapi.

e. Diorit Bone (Tmb): Diorit kuarsa, diorit, granodiorit, granit. Diorite kuarsa banyak dijumpai di daerah S. Taludaa dengan keragaman diorite, granodiorit dan granit. Sedang granit utamanya dijumpai di daerah S. Bone. Satuan ini menerobos batuan gunung api Bilungala maupun formasi Tinombo. Umur satuan ini sekitar miosen akhir.

f. Diorit Bolihuto (Tmbo) : Diorit, granodiorit

g. Batuan Gunung Api Bilungala (Tmbv): Breksi, tuf dan lava andesit sampai basal h. Diorit Bone (Tmd): Diorit, diorit kuarsa, granodiorit, adamelit

i. Breksi wobudu (Tpwv): Breksi gunung api, aglomerat, tuf, tuf lapili dan lava. Breksi gunung api berwarna kelabu tersusun oleh kepingan andesit dan basal berukuran kerikil sampai bonhgkah. Tuf dan tuf lapili berwarna kuning kecoklatan, berbutir halus, sampai kerikil, umumnya lunak dan berlapis. Lava berwarna kelabu, bersusun andesit sampai basal. Satuan ini menindih takselaras formasi dolokapayang berumur miosen tengah-miosen akhir didaerah lembat tilamuta (bachri, drr, 1994) sehingga umumnya diduga pliosen awal. Tebal satuan sekitar 1000-1500 meter.

(15)
(16)

3.6.4 Tanah

Hasil survei tanah di lapangan, wilayah Kabupaten Gorontalo Utara umumnya terdiri dari asosiasi delapan jenis tanah, antara lain: Entisol, Inceptisol, Mollisol, Spodosol, Histosol, Alfisol, Ultisol, dan Oxisol. Namun demikian, jenis tanah yang paling luas adalah Inceptisol. Hal ini mengingat wilayah ini umumnya berupa pegunungan volkan tua yang tertoreh, sehingga sampai saat ini masih terus mengalami proses pemindahan bahan permukaan, terutama karena agen air hujan dengan intensitas yang cukup tinggi.

Daerah penlitian memiliki temperature tanah dengan dengan kategori

Isohyperthermic, Moisture regim adalah udic serta tentative subdivision adalah Dry Tropudik. Rata-rata temperature tertinggi terjadi pada bulan Mei dan Oktober yaitu

27,4oC serta curah hujan tertinggi terjadi pada bulan maret yaitu 241 mm/bulan.

3.6.5 Hidrologi

Dalam upaya mendukung usaha pengelolaan tanah dan pengelolaan lahan, salah satu aspek yang paling penting adalah keberadaan air ataupun sumber air yang ada di wilayah penelitian. Dalam hal ini aspek yang mendukung ketersediaan air adalh sungai. Di kecamatan kwandang terdapat 7 sungai yang menjadi pendukung untuk sumberdaya Lahan. Sungai –sungai tersebut dapat dilihat pada Tabel.

Tabel 3. Nama-nama dan Panjang sungai yang ada di kecamatan kwandang

Desa Nama Sungai Panjang (km)

Pontolo *Buade *Lantolo *6 *5

Molingkapoto Molingkapoto 36 Bualemo Timbuale 9 Posso Posso 38 Titidu Niola 2 Dambalo Bubode 7 Molantadu Botimola 4

(17)

3.6.6 Keadaan Sumber Daya Manusia

Berdasarkan data Kecamatan Kwandang dalam angka 2012 maka keadaan sumberdaya manusia di kecamatan Kwandang tersaji pada Gambar 8. Jumlah penduduk di Kecamatan Kwandang diperoleh data 10 tahun terakhir dari dari tahun 2002 samapai dengan 2011. Jumlah penduduk dari tahun ketahun semakin meningkat. Jumlah penduduk terbesar terdapat pada tahun 2009 akan tetapi megalami penurunan pada tahun 2010 tetapi meningkat pada tahun 2011. Jumlah penduduk dari tahun ketahun dapat dilikat pada Tabel 4.

Tabel 4. Jumlah penduduk dari tahun 2002 sampai tahun 2011

Tahun Laki-Laki Perempuan Jumlah Rasio Jenis Kelamin

2002 15.636 16.599 32.235 94 2003 16.789 15.785 32.574 106 2004 15.741 16.859 32.600 93 2005 16.154 16.638 32.792 97 2006 16.808 16.938 33.746 99 2007 16.868 17.238 34.106 98 2008 17.282 17.366 34.648 100 2009 20.354 19.589 39.943 104 2010 18.076 17.889 35.965 101 2011 19.433 19.147 38.580 101

Sumber Kecamatan Kwandang dalam angka 2012

3.6.7 Luas Baku Sawah di Kecamatan Kwandang

Kecamatan Kwandang merupakan wilayah dengan luas tanaman padi terbesar dengan jumalah luas sawah 689,1 ha. desa yang paling luas lahan sawahnya adalah desa Bulalo dengan luas sawahnya adalah 168,4 ha. Sedangkan yang paling sempit lahan sawah adalah desa titidu yaitu dengan luas 21,6 ha. Untuk lebihjelasnya luas lahan sawah di kecamatan Kwandang dapat dilihat pada Tabel 5.

(18)

Tabel 5. Luas Baku Sawah di kecamatan Kwandang Tahun 2010

Desa Luas Sawah Sawah PUDiolah (Ha)Sawah Non PU Belum Diolah

Pontolo 57,5 - 57,5 -Molingkapoto 50 - 50 -Mootinelo 63 15 49 -Leboto 126 70 56 -Bulalo 168,4 145 23,4 -Bualemo 22,95 17,35 5,6 -Titidu 21,6 3 18,6 -Moluo 80 76,8 3,2 -Molantadu 99,65 94,65 5 -Jumlah Total 689,1 421,8 267,3

-Sumber Kecamatan Kwandang Dalam Angka 2011

3.6.8 Sarana Penunjang Pertanian yang ada di Kecamatan Kwandang

Salah satu penunjang petani dalam melakukan kegiatan uasaha tani terutama petani sawah adala aspek pemasaran dan keuangan dalam hal ini keberadaan pasar baik pasar tradisional maupun modern serta keberadaan sarana keuangan. Dengan adanya pasar petani bisa menjual hasil panennya lebih mudah. Serta dengan adanya sarana keuangan seperti koprasi dan bank, para petani akan lebih mudah memperoleh modal dengan demi menunjang kegiatan usaha taninya. Kecamatan kwandang ada 4 titik lokasi pasar tradisional yaitu terdapat di Desa Pontolo, Leboto, Posso, dan Moluo. Sedangkan untuk sarana penunjang keunagan di kecamatan kwandang terdapat 4 bank, 1 KUD serta 13 Lembaga keuangan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6 dan Tabel 7.

Tabel 6. Pasar di Kecamatan Kwandang

Desa Ada Bangunan Tanpa Bangunan Hewan TPI

Pontolo 1 - 1 -Molingkapoto - 1 - -Leboto 1 1 - - -Posso 1 1 - - -Moluo 1 1 - - -Cisadane - - - -Katialada - - - 1 Jumlah 4 1 1 1

(19)

Tabel 7. Sarana Penunjang Keuangan Desa Bank Koperasi Lembaga Keuangan Lainnya Jumlah KUD Simpan Pinjam Pontolo 2 - - - 2 Molingkapoto - - - 1 1 Mootinelo - - - 1 1 Leboto - - - 5 5 Bulalo - - - 1 1 Moluo 4 - - 2 6 Ponelo - - - 1 1 Molingkapoto Selatan - - - 2 2 Katialada - 1 - - 1 Jumlah / Total 6 1 - 13 20

Gambar

Gambar 1. Peta Administrasi Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara
Gambar 2.  Rata-rata  curah  hujan  Kecamatan  Kwandang  selama  10  tahun  terakhir  (2003-2012) stasiun Meteorologi Klimatologi Djalaluddin Gorontalo 3.6.2.2 Temperatur
Gambar 4.  Rata-rata  Kelembaban  Nisbih  Kecamatan  Kwandang  selama  10  tahun  terakhir  (2003-2012)  stasiun  Meteorologi  Klimatologi  Djalaluddin  Gorontalo
Gambar 5.  Rata-rata  Lama  Penyinaran  Matahari  Kecamatan  Kwandang  selama  10 tahun  terakhir (2003
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pembahasan masalah yang telah diuraikan dapat disimpulkan sebagai berikut dengan adanya Sistem Informasi Akademik yang baru berbasis web pada Politeknik Meta Industri

Perusahaan mengharapkan agar hasil operasionalnya untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 pada umumnya sejalan dengan tren-tren yang dibahas pada

Pada penelitian ini diketahui proporsi pasien kanker serviks di RSUD Al-Ihsan Bandung periode Januari 2015–Juni 2017 pada kelompok ≥3 paritas, yaitu 52 orang (63,4%) dari total 82

Berdasarkan kondisi tersebut, penulis tertarik mengangkat permasalahan itu dalam penelitian penulis dengan judul : Pengaruh Mata Pelajaran Produktif, Praktik Kerja

Ukuran pori-pori membran yang semakin kecil akan memperbesar kemungkinan jumlah NaCl yang tertahan pada permukaan membran, sehingga nilai rejeksi yang dihasilkan akan

n-Gain yang rendah pada kedua kelas yaitu pada indikator memutuskan suatu tindakan, ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar e-book

Simpulan yang dapat dirumuskan mengacu pada pembahasan di atas, yaitu : (1) Pengaruh persepsi keadilan distributif dalam pemulihan layanan pada kepuasan, menunjukan

Alasan Peneliti memilih tema tentang profesionalisme pustakawan ialah karena melihat pentingnya profesionalisme yang harus dimiliki oleh seorang pustakawan dalam