• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYELIDIKAN PENDAHULUAN GAS DALAM BATUAN SERPIH DAERAH MISOOL KABUPATEN RAJA AMPAT PROVINSI PAPUA BARAT. ( Wawang Sri Purnomo dan Sandi R )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENYELIDIKAN PENDAHULUAN GAS DALAM BATUAN SERPIH DAERAH MISOOL KABUPATEN RAJA AMPAT PROVINSI PAPUA BARAT. ( Wawang Sri Purnomo dan Sandi R )"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

PENYELIDIKAN PENDAHULUAN GAS DALAM BATUAN SERPIH DAERAH MISOOL

KABUPATEN RAJA AMPAT PROVINSI PAPUA BARAT

( Wawang Sri Purnomo dan Sandi R )

SARI

Secara administratif daerah penyelidikan masuk dalam dua wilayah Distrik ( setingkat Kecamatan )

yaitu Distrik Misool dan Distrik Misool Timur Selatan Kabupaten Raja Ampat Provinsi Papua Barat.

Secara geografis dibatasi dengan koordinat. 01

o

50’00’’ – 02

o

02’00 LS dan 130

o

00’00’’ – 130

o

15’00’’ BT

Batuan yang terdapat di daerah P. Misool, Kabupaten Raja Ampat sebagian besar merupakan batuan

sedimen dan sedikit batuan malihan. Satuan tertua ke muda adalah pra‑Trias adalah Batuan Malihan

Ligu (pTRl), Formasi Keskain (TRuk) yang berurnur Trias Tengah sampai Trias Atas, yang selanjutnya

tertindih tak selaras oleh Batugamping Bogal (TRub) yang berumur Trias Atas dan Batunapal Lios (TRul).

Serpih Yefbi (Jlmy) yang berumur Jura Bawah ‑ Jura Tengah,

terutama terdiri dari batuan klastika gam‑

pingan berbutir halus, menindih tak selaras, Batugamping Bogal, Serpih Yefbi dan Formasi Demu (Jud)

yang berumur Jura Atas dan Serpih Lelinta (Jul) yang menindihnya bersama‑sama membentuk Kelompok

Fageo (Jf)

.

Batugamping Facet (Jkf) yang berumur Jura Atas hingga Kapur Atas yang menindih di atasnya,

Satuan ini tertindih oleh Formasi Fafanlap (Kuf) yang berumur Kapur Atas dan pada gilirannya oleh

Batupasir Daram (Tped) yang berumur Paleosen ‑ Eosen Bawah. Batugamping Zaag (Teoz) yang berumur

Eosen Tengah hingga Oligosen menutupi runtunan batuan berumur Mesozoikum ‑ Tersier Bawah.

Batunapal Kasim (Tmks) yang berumur Miosen Bawah hingga Miosen Tengah menindih tak selaras

Batugamping Zaag, dan batuan itu tertindih selaras oleh Batugamping Atkari (TQat) yang berumur

Plio‑Plistosen. Aluvium Kuarter (Qa)

Penentuan tipe kerogen menggunakan data pirolisis rock‑eval. Kombinasi antara indeks hidrogen (HI) dan

Tmax menunjukkan kerogen tipe III yang lebih cenderung berpotensi sebagai Gas Prone

Dalam penghitungan sumberdaya bitumen padat, didapatkan total sumberdaya bitumen sebesar 6.542.400

ton dengan batasan kedalaman mencapai 100 meter.

(2)

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

I.31

1. PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang.

Seiring dengan permintaan energi yang semakin bertambah tiap tahunnya mengaki-batkan pemerintah mengembangkan usaha di bidang pertambangan di Indonesia khususnya dikawasan timur baik berupa batubara, migas,

coal bed methane dan khususnya kandungan

gas di dalam batuan serpih.

Penyelidikan ini merupakan upaya untuk meng-himpun data potensi kandungan gas didalam batuan serpih dari beberapa tempat yang terse-bar di seluruh wilayah Indonesia khususnya diwilayah Indonesia Bagian Timur.

Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No.0030 Tahun 2005 tersebut maka pada tahun 2011 ini melalui Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Pusat Sumber Daya Geologi TA 2011 melakukan kegiatan penyelidikan kandungan gas didalam batuan serpih daerah Misool Kabupaten

1.2.Maksud dan Tujuan.

Maksud dari kegiatan ini adalah dalam rangka penyiapan sumber energi alternatif khususnya diwilayah Timur Indonesia terutama untuk mendapatkan data geologi meliputi tebal; arah jurus dan kemiringan lapisan serpih dan batuan lainnya kualitas, unsur-unsur geologi lainnya seperti struktur geologi yang berkembang di daerah inventarisasi dan kondisi infrastruktur, sehingga dapat diketahui kondisi endapan ser-pih di daerah ini. Sebagai bahan pertimbangan juga diamati keadaan sosial, ekonomi, budaya

dan keadaan alam setempat sehingga karak-teristik daerah tersebut secara umum dapat diketahui.

Tujuan dari inventarisasi ini adalah untuk mengetahui sebaran serpih, kualitas dan sum-berdaya serpih,sehingga dari hasil penyelidikan ini diharapkan dapat merekontruksi keberadaan endapan serpih dan diketahui potensinya serta untuk melengkapi database batubara di Pusat. Sumber Daya Geologi dan database nasional.

1.3. Lokasi Kegiatan dan Kesampaian

Daerah.

Secara administratif daerah penyelidikan masuk dalam dua wilayah Distrik ( setingkat Kecamatan ) yaitu Distrik Misool dan Distrik Misool Timur Selatan Kabupaten Raja Ampat Provinsi Papua Barat. Secara geografis dibatasi dengan koordinat. 01o50’00’’ – 02o02’00 LS dan 130o00’00’’ – 130o15’00’’ BT ( Gambar 1.1). Daerah penyelidikan terletak disebelah Baratdaya kota sorong, dapat dicapai dengan mengunakan pesawat terbang dari Jakarta menuju Sorong kemudian dilanjutkan ke Pulau Misool dengan mengunakan transportasi laut (

long boat ) selama 5 jam, lama waktu perjalanan dipengaruhi juga oleh cuaca pada waktu mel-akukan perjalanan dan besar mesin speedboat yang dipakai, Ibukota kabupaten Raja Ampat dapat ditempuh dari kota Sorong dengan meng-gunakan transportasi laut (longboat) selama 3 jam yang berjarak sekitar 67 km dari Sorong.

1.4 Keadaan lingkungan

(3)

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

I.31

beberapa pulau kecil di sekitarnya, terma-suk ke dalam Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat. Kabupaten Raja Ampat merupa-kan pemekaran Kabupaten Sorong. Kabupaten ini resmi menjadi daerah otonom pada 12 April 2003. Luas wilayahnya sekitar 46.108 Km2. Terdiri dari 87 % merupakan luas laut dan 13 %darat ( 6.000 Km2) kilometer persegi, meru-pakan daratan. Kabupaten ini memiliki 610 pulau. empat di antaranya, yakni Pulau Misool, Salawati, Batanta, dan Waigeo yang merupakan pulau-pulau besar Dari seluruh pulau, hanya 35 pulau yang berpenghuni. Pulau lainnya tidak berpenghuni. Kepulauan Raja Ampat terletak di jantung pusat segitiga karang dunia (Coral

Tri-angle) dan merupakan pusat keanekaragaman

hayati laut tropis terkaya di dunia saat in Untuk penyeberangan melalui laut dari Sorong ke Misool yang perlu diperhatikan adalah kondisi cuaca, terutama musim angin dan gelombang. Gelombang sangat besar terjadi pada musim angin barat antara akhir Mei hingga awal September. Pada bulan-bulan Desember dan Januari juga bisa terjadi gelombang yang cukup besar, biasanya laut relatif lebih tenang antara bulan Februari – April.

Penduduk yang menempati wilayah ini umumnya adalah penduduk asli Pulau Mis-ool walaupun dalam persentase kecil terdapat suku pendatang yang umumnya dari daerah Ambon. Penduduk asli daerah ini adalah suku Papua yang terbagi atas beberapa fam atau Marga. Penduduk umumnya mencari nafkah sebagai nelayan, pembuat sagu, buruh dari perusahaan budi daya mutiara, pedagang dan lain-lain. Sedangkan agama yang dianut umumnya agama Nasrani dan sebagian kecil

beragama Islam.

Pulau Misool terletak cukup jauh dari daratan Papua. Kota besar terdekat adalah Sorong yang sekaligus menjadi pusat perbelanjaan dan pem-belian berbagai jenis kebutuhan dan barang. Lokasi yang cukup jauh dari kota Sorong dan biaya transportasi yang mahal mengakibatkan harga kebutuhan pokok dan biaya hidup men-jadi lebih tinggi dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia.

Fasilitas pendidikan yang tersedia masih minim, fasilitas pendidikan yang tersedia hanya sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menegah Per-tama (SMP). Fasilitas kesehatan yang tersedia hanya puskesmas dan bidan. Jaringan jalan yang ada adalah jalan yang terbuat dari papan kayu dan balok kayu yang dipancang diatas laut yang menghubungkan rumah yang satu dengan rumah yang lain namun belum ada kendaraan mobil atau sepeda motor. Lahan di daerah ini umumnya tediri atas hutan belukar, hutan primer dan lahan perladangan milik penduduk. Satwa yang hidup di sini antara lain kanguru, babi hutan, biawak, buaya, berbagai jenis ung-gas, ikan dan lain-lain. Sebagaimana daerah tropis Indonesia lainnya daerah ini memiliki suhu udara rata-rata cukup panas dengan kisa-ran 22º - 33º C, musim hujan biasanya antara bulan Nopember sampai Februari, musim kemarau antara bulan Juni sampai Agustus sedangkan bulan-bulan lainnya merupakan masa peralihan

1.5.Waktu dan Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksanaan penyelidikan dilaksanakan oleh satu tim lapangan yang terdiri dari 5 personil

(4)

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

I.31

seluruhannya berasal dari staf Pusat Sum-ber Daya Geologi, Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ( Tabel 2 ). Kegiatan lapangan dilakukan selama 48 hari kerja kemudian dilanjutkan pekerjaan kantor yang meliputi pengolahan data lapangan, anali-sis conto di laboratorium, pembuatan peta-peta dan penyusunan laporan akhir.

Pelaksanaan penyelidikan dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 2011 sampai sedang tanggal 14 Mei 2011 jadwal pelaksanaan kegiatan seba-gai berikut :

1.6..Penyelidik Terdahulu.

Penyelidik terdahulu secara khusus dari Pusat Sumber Daya Geologi belum pernah dilaku-kan, namun data penyelidikan di sekitar daerah penyelidikan didapatkan dari laporan sebel-umnya Beberapa laporan tersebut diantaranya adalah :

- Herman D., dkk, 2000, An Outline of The Geol-ogy of Indonesia, Indonesian Association of Geologist, IAGI, Jakarta

- Pigram, C.J., dkk., Lithostratigraphy of Misool Archipelago Irian Jaya, Geological

Research and Development Centre, Irian Jaya Mapping Project, in cooperation with theAus-tralian Development Assistance Bureau. - Rusmana, E., dkk, 1993, Peta Geologi Lem-bar Misool, Irian Jaya, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung

- Pusat Sumber Daya Geologi,2009 Eksplorasi Umum endapan Fosfat di wilayah Kp. Kapatcol dan sekitarnya, Pulau Misool, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat

2. GEOLOGI UMUM

Berdasarkan peta cekungan sedimen Indone-sia yang diterbitkan oleh Badan Geologi tahun 2009 dengan sekala peta 1 : 5.000.000 daerah penyelidikan masuk kedalam Cekungan Misool,

2.1.Stratigrafi Regional

Secara regional daerah penyelidikan masuk kedalam lembar Peta Geologi Lembar Misool, Irian Jaya skala 1 : 250.000, yang dipublikasi-kan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi ( E. Rusmana, U. Hartono, dan C.J. Pigram, 1989 ),

Batuan yang terdapat di daerah P. Misool, Kabu-paten Raja Ampat sebagian besar merupakan batuan sedimen dan sedikit batuan malihan. Formasi tertua yang berumur Pra-Trias ada-lah Batuan Malihan Ligu (pTRl), yang tediri dari pilit dan psammit derajat rendah. Formasi ini tertindih tak selaras oleh batuan klastika laut berbutir halus Formasi Keskain (TRuk) yang berurnur Trias Tengah sampai Trias Atas. Formasi Keskain tertindih tak selaras oleh Batugamping Bogal (TRub) yang berumur Trias Atas dan Anggota Batunapal Lios (TRul) (ters-ingkap hanya di P. Lios) yang ragam fasiesnya lebih bersifat endapan darat.

(5)

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

I.31

batugamping Bogal , diendapkaan Kelompok Fageo yang berumur Jura Tengah – Jura Atas. Terdiri dari Serpih Yepbi dibagian bawah, For-masi Demu dibagian Tengan dan Serpih Lelinta di Bagian Atas. Serpih Yepbi terdiri dari batuan klastika gampingan berbutir halus,

Formasi Demu terdiri dari batupasir gampingan dan batulanau, sedikit serpih, batunapal,lapisan tipis batupasir tufaan dekat bagian atas dan Serpih Lelinta terdiri dari serpih, batuna-pal, batulanau gampingan, batupasir dan batugamping.

Secara selaras diatas diendapkan batugamp-ing Facet (Jkf) yang berumur Jura Atas hbatugamp-ingga Kapur Atas terdiri satuan yang tersusun teru-tama dari kalsilutit yang di bagian atasnya sangat tufaan. Satuan ini tertindih oleh Formasi Fafanlap (Kuf) yang berumur Kapur Atas dan pada gilirannya oleh Batupasir Daram (Tped) yang berumur Paleosen - Eosen Bawah, yang kedua-duanya tersusun oleh batuan klastika asal darat dengan susunan karbonat dalam jumlah yang kecil. Batugamping Zaag (Teoz) yang berumur Eosen Tengah hingga Oligosen menutupi runtunan batuan berumur Mesozoi-kum - Tersier Bawah secara selaras.

Batunapal Kasim (Tmks) yang berumur Mio-sen Bawah hingga MioMio-sen Tengah menindih tak selaras Batugamping Zaag, dan batuan itu tertindih selaras oleh Batugamping Atkari

2.2.Struktur dan Tektonika Regional

Struktur geologi Kepulauan Misool memben-tuk lajur antiklin yang tersesarkan, dan diduga merupakan suatu antiklinorium dengan arah

sumbu sejajar dengan pantai selatan pulau Misool (Arah Barat – Timur). Berdasarkan penafsiran tersebut P. Misool diperkirakan merupakan sayap utara antiklinorium dengan sayap selatannya ditempati oleh pulau – pulau kecil di sebelah selatan dan tenggara dari P. Misool.

Antiklinorium ini dipotong oleh beberapa sesar turun dan sesar geser yang berarah Timurlaut dan Timur – Tenggara. Disamping itu terdapat kelurusan-kelurusan berarah Timurlaut dan Utara – Timurlaut di bagian utara.

2.3. Indikasi Keberadaan Batuan Serpih

Dengan mengacu ke peta geologi lembar Lembar Misool, Irian Jaya skala 1 : 250.000, yang dipublikasikan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (E. Rusmana, U. Har-tono, dan C.J. Pigram, 1989, P3G), Kelompok Fageo yangberumur Jura Tengah – Jura Atas adalah pembawa batuan serpih yaitu Jf ( tidak terpisahkan ) dengan litologi serpih, batunapal, sedikit batugamping pasiran, batupasir kuarsa sebagai alasnya, Jul ( Serpih Lelinta dengan litologi serpih, batunapal, sedikit batulanau gampingan, batupasir, batugamping, Formasi Demu ( Jud ) batugamping pasiran dan lanau, sedikit serpih, batunapal, lapisan tipis batupa-sir tufaan dekat batasan atas, dan Serpih Yefbi ( Jlmy ) dengan litologi serpih gampingan, batu-lanau, batugamping, batupasir, konglomerat pada alasnya.

(TQat) yang berumur Plio-Plistosen. Aluvium Kuarter (Qa) membentuk onggokan menu-tup sekeliling pantai dan sepanjang bagian beberapa aliran sungai utama.

(6)

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

I.31

3. KEGIATAN PENYELIDIKAN

3.1. Penyelidikan Lapangan

3.1.1. Pengumpulan data sekunder

Sebelum melakukan kegiatan lapangan terle-bih dahulu dilakukan adalah pengumpulan data sekunder dari laporan-laporan penyelidikan terdahulu, terutama terhadap penyelidik terda-hulu yang telah melakukan kegiatan eksplorasi di sekitar daerah peyelidikan.

Data sekunder yang dijadikan sebagai referensi adalah beberapa informasi terutama formasi pembawa serpih yang tersebar di daerah penyelidikan. Kemungkinan ada perusahaan yang beroperasi atau melakukan eksplorasi didaerah penyelidikan

Secara garis besar kegiatan pengumpulan data sekunder dapat diuraikan sebagai berikut. • Evaluasi peta geologi regional lembar

Mis-ool guna dilihat sebaran formasii pembawa serpih struktur geologi regional dan lain – lain..

• Studi literatur dari laporan terdahulu mengenai potensi sumber daya di daerah penyelidkan.

• Konsultasi dengan Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Raja Ampat untuk mencari data dan informasi tentang potensi wilayah daerah penyelidikan.

Data - data sekunder yang dapat dan jadikan referensi adalah dari laporan penyelidik ter-dahulu di sekitar daerah penyelidikan, adalah Eksplorasi Umum endapan Fosfat di wilayah Kp. Kapatcol dan sekitarnya, Pulau Misool, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat. ( Sayekti Bayu dkk, 2009. ), peta Geologi Lem-bar Misool, Irian Jaya skala 1 : 250.000, yang dipublikasikan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi ( E. Rusmana, U. Har-tono, dan C.J. Pigram, 1989 ).

3.1.2 Pengumpulan Data Primer

3.1.2.1. Pemetaan Geologi

Pemetaan geologi di permukaan dilaku-kan untuk mencari singkapan – singkapan batuan serpih maupun batuan lainnya, ber-dasarkan data – data yang diperoleh dari data sekunder dengan menelusuri jalan setapak ataupun menyusuri sungai. Setelah ditemukan satu singkapan kemudian di telusuri searah jurus dan memotong jurus untuk mengetahui sebarannya atau lapisan yang lain..

Pekerjaan yang dilakukan pada singkapan yang ditemukan adalah mencatat posisi koordinat singkapan, arah dan kemiringan perlapisan, ketebalan, deskripsi batuan, batuan pengapit bagian atas bawah, dan terakhir pengambilan conto batuan serpih untuk analisis laborato-rium.

3.2 Analisis Laboratorium

Pengambilan conto serpih dilapangan sangat menentukan terhadap kadar gas dan kualitas serpih yang akan dihasilkan.Oleh karena itu

(7)

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

I.31

peranan yang cukup penting dan akan menen-tukan hasil yang optimal diantaranya adalah pangamatan secara megaskopis di lapangan, dimana bitumen padat ini dapat diketahui den-gan cara membakar conto batuan yang akan diambil, dan apabila menimbulkan aroma sep-erti aspal conto tersebut layak untuk di ambil dan dianalisa.

Batuan serpih yang di dapat dari hasil penye-lidikan lapangan selanjutnya dilakukan analisa laboratorium di Pusat Sumberdaya Geologi yang meliputi analisa Total Organik Carbon, Rock Eval pyrolysis, dan analisa retorting. secara keseluruhan berjumlah conto yang dianalisa ada lima ( 5 ) yaitu MSL.02, MSL. 03, MSL.04, MSL.08 dan MSL.09 yang dianggap mewakili.

3.3 Pengolahan Data

Kegiatan ini merupakan penggabungan dari hasil pengumpulan data primer, hasil analisis laboratorium serta data sekunder. Data-data tersebut dievaluasi dan direkontruksi. Sing-kapan – singSing-kapan yang ditemukan di daerah penyelidikan dikorelasikan satu dengan yang lainnya sehingga akan didapatkan gambaran mengenai bentuk sebaran, jumlah lapisan dan potensi sumberdaya daerah penyelidikan. Data – data yang didapat selama pekerjaan di lapan-gan dan pekerjaan studio dikompilasikan untuk kemudian digabungkan dengan data sekunder. Hasil dari kompilasi tersebut kemudian di evaluasi dan di kaji sehingga akan diperoleh kesimpulan.

4. HASIL PENYELIDIKAN

4.1. Geologi Daerah Penyelidikan

4.1.1. Morfologi Daerah Penyelidikan

Secara umum daerah penyelidikan secara umum dikelompokan menjadi 2 ( dua )satuan morfologi yaitu :

Satuan Morfologi Perbukitan Terjal yang men-empati tengah daerah penyelidikan yang didominasi oleh batugamping. Daerah peny-elidikan ini merupakan lahan perkebunan masyarakat yang ditanami dengan pohon karet dan sebagian pohon sagu.

Satuan Morfologi perbukitan Landai yang menempati sebelah Selatan dan Utara daerah penyelidikan. Disamping belukar sebagian juga terdapat tanaman karet dan sagu

Pola – pola alioran didaerah penyelidikan tidak begitu berkembang dikarenakan banyak batugamping sehingga sungai – sungai bawah tanah yang ada, hanya ditengah daerah penye-lidikan pola aliran denritik yang ada itupun tidak berkembang dengan baik.

4.1.2. Stratigrafi Daerah Penyelidikan

Stratigrafi daerah penyelidikan secara beruru-tan disusun oleh Formasi Keskain, Kelompok Fageo, Batugamping Facet, Formasi Falanlap, Batugamping Zaag, Batugamping dan Endapan Aluvial.

Formasi Keskain merupakan batuan tertua yang tersigkap di daerah penyelidikan Litologinya

(8)

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

I.31

tersusun olehserpih, batuwake, batulumpur, sedikit batupasir dan batugamping. Formasi ini berumur Trias Tengah – Trias bawah dengan ketebalam >1000 m dengan kandungan fosil daonella, beryrrichites, terebellina, mackayi dan phicodes sp. diendapakan pada lingkungan laut dalam ( Stratigrafi Lexicon of Indonesia ) Kelompok Fageo ( Fageo Group Jlmy, Jud, Jul, dan Jf ) yang berumur Jura Tengah Jura Atas dengan litologi hampir tidak dapat dipisahkan mengandung serpih, batupasir dan batugamp-ing diendapkan tidak selaras diatas Formasi Keskain.

Batugamping Facet terletak selaras di atas Kelompok Fageo dengan litologi Kalsilutit, batugamping lempungan, sedikit batunapal, serpih gampingan, Rijang dan tufaan bagian atas dengan ketebalan 250 m diendapkan dil-ingkungan pinggir laut – laut terbuka

( Stratigrafi Lexicon of Indonesia )

Batupasir Daram dengan litologi batu-pasir, batulanau gampingan, batugamping oolitik dan sisa tumbuhan berumur Eosen Ten-gah diendapkan dilingkungan laut terbuka dan diendapkan selaras diatas Batugamping Facet

( Stratigrafi Lexicon of Indonesia )

Batugamping Zaag ( Teoz ) dengan litologi Kalkarenit, sedikit kalsilutit dan batugamp-ing oolitik diendapkan secara selaras diatas Batupasir Daram yang berumur Eosen Tengah - Oligosen

Batunapal Kasim diendapkan tak selaras di atas Batugamping Zaag, litologinya terdiri

atas Kalsilutit berselingan dengan batunapal dan batugamping lempungan mengandung batugamping pasiran, lempung pasiran dan sisipan tipis batubara. Batunapal Kasim berumur Miosen Bawah – Miosen Tengah dan diendapkan di lingkungan laut dangkal (

Stratigrafi Lexicon of Indonesia ).

Batugamping Openta terletak selaras di atas Batunapal Kasim, litologinya tersusun oleh kalkarenit dan sedikit batugamping koral. Batuan ini berumur Miosen Tengah dan dien-dapkan di lingkungan laut dangkal : terumbu dan beting.

Endapan Aluvial merupakan endapan permu-kaan berumur Kuarter yang melampar tak selaras di atas batuan-batuan yang lebih tua. Litologinya terdiri atas pasir, kerikil, lumpur dan sisa tumbuhan.

4.1.3. Struktur Geologi Daerah

Penye-lidikan

Struktur geologi yang berkembang di daerah penyelidikan dan yang mempengaruhi dae-rah inventarisasi adalah sesar dan kelurusan. Sesar umumnya berupa sesar normal dan sesar geser yang berarahBaratdaya – Timur Laut dan hampir mendekati Barat – Timur. Dari hasil penyelidikan didapat hasil penguku-ran jurus ( Strike ) yang bervariasi dari 270° - 297° hamper Barat – Timur dan didapat nilai kemiringan ( Dip ) 10° - 22° ).

conto MSL- 02 yang kemudian dinamakan seba-gai lapisan ( seam ) B.

(9)

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

I.31

Untuk Anggota Atas Kelompok Fageo ditemu-kan Lima ( 5 ) singkapan dengan ketebalan yang bervariasi pada kode singkapan MSL- 04 ket-ebalan > 4.00 m dan MSL- 05 dengan ketket-ebalan 5.00 m, setelah dikorelasikan kedua singkapan ini kemudian dinamakan lapisan ( seam ) C. Pada singkapan dengan kode MSL- 03 4,50 m sedangkan MSl- 06 ketebalan tidak dapat diketahui dikarenakan terendam air, dari kedua singkapan ini dikorelasikan yang kemudian di namakan lapisan ( seam ) D.

Disebelah barat daerah penyelidikan ditemu-kan satu singkapan bitumen padat dengan kode MSL- 08 yang kemudian dinamakan Lapisan (

seam ) E.

4.2.2. Kualitas Bitumen Padat Daerah

Penyelidikan

Untuk mengetahui kualitas bitumen padat dilakukan analisa laboratorium ( analisa geokimia ) Akan tetapi untuk mengetahui kual-itas bitumen padat yang terkandung dalam batuan secara megaskopis dapat dilakukan pada saat pengambilan conto di lapangan, sehingga conto yang akan dianalisa dapat memberikan hasil yang optimal.

Dari hasil penyelidikan didapatkan beberapa conto batuan yang berasal dari hasil penyelidi-kan lapangan yang berupa singkapan batuan baik bitumen padat maupun non bitumen padat, conto – conto tersebut kemudian dipilih dan didapat lima ( 5 ) conto. Beberapa conto tersebut diperkirakan bitumen padat untuk selanjutnya dilakukan analisa laboratorium berupa

Analisa Retorting.

Tujuan daripada analisa retort adalah untuk mengetahui kuantitas minyak yang terkandung di dalam batuan. Berikut tabel hasil analisa retorting yang dilakukan di Pusat Sumberdaya Geologi.

4.2.2.1 Evaluasi Kualitas Bitumen Padat

Daerah Penyelidikan

1. Kandungan Material Organik

Berdasarkan hasil pengujian TOC dan Rock Eval Pyrolisis yang dilakukan terhadap empat conto batuan permukaan daerah Misool Kabupaten Raja Ampat kandungan korbon organik dengan kualitas antara ‘ misikin sampai bagus ‘ pada MSl-02 TOC adalah 0,20 %, MSl-04 TOC adalah 0,47 %, MSL-08 TOC adalah 1,73 % dan MSL-09 TOC adalah 1,38 %, sedangkan jumlah hidrokar-bon bebas yang terbentuk insitu ( Indigeneous

hidrocarbon ) berkisar antara 0,05 – 0,22 mg/g. Nilai pyrolisable hydrocarbon

berkisar antara 0,30– 1,77 mg/g, sedangkan jumlah kandungan CO2 yang hadir di dalam batuan sekitar0,11 - 0.62 mg/g.

2. Kematangan Termal Batuan

Nilai Tmax dari analisis pyrolisis merupakan parameter geokimia yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat kematangan bat-uan didaerah penyelidikan. Dari empat conto bitumen padat yaitu MSL-02, MSL-04, MSL-08 dan MSl-09 kematangan termalnya antara 440-444oC. Dengan melihat nilai S

2 sangat rendah yaitu 0,30 – 1,77mg/g sementara nilai ambang

(10)

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

I.31

komersial 4 mg/g untuk itu tidak dianjurkan untuk dipergunakan.

3. Type Material Organik

Penentuan tipe kerogen menggunakan data pirolisis rock-eval. Kombinasi antara indeks hidrogen (HI) dan Tmax dirajah pada diagram van Krevelen menunjukkan kerogen tipe III yang lebih cenderung berpotensi sebagai gas prone ( Gambar 4.6 ), dengan kandungan hidrogen indek ( HI )yang rendah antara 81 – 149 mg/g yang menunjukkan kandungan organik tipe III/ IV asal tumbuhan darat. Pada conto MSL-04 mengandung kerogen dengan karakter inerti-nitik yang berpotensi rendah sebagai penghasil hidrokarbon, sedangkan pada MSL-09 lebih berkarakter vitrinitik sehingga berpotensi sebagai penghasil gas.

4. Ekstraksi, Kromatografi Gas (GC) dan

Kromatografi Gas Spektroskopi Masa

(GCMS)

Hasil ekstrasi dari conto bitumen pada singka-pan MSL.04 dan MSL-09 di daerah penyelidikan menunjukkan potensi sangat rendah sebagai batuan sumber hidrokarbon dapat dilihat dari nilai EOM yang sangat kecil yaitu ( < 500 ppm ) lihat tabel ( 4.6 ).

Data sidik jari yang diperoleh dari hasil ana-lisis kromatografi dan kromatografi gas spektrometri masa dengan fokus pada senyawa n-alkana , biomarker sterana dan triterpana. Analisa kromatogram dari conto ekstrak MSL-04 menunjukkan konfigurasi n-alkana dari n-C15 sampai dengan n-C33 dengan karakter

pun-cak tertinggi menuju n-C17 yang memberikan indikasi adanya kontribusi dari bahan organik ganggang ( algae )

5. KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

• Formasi pembawa bitumen padat daerah penyelidikan adalah kelompok Fageo yang berumur Jura – Kapur.

• Morfologi daerah penyelidikan dibagi dua yaitu morfologi perbukitan terjal dan mor-fologi perbukitan landai.

• Dari pemetaan geologi daerah penyelidikan ditemukan 14 singkapan.dengan strike 270 o- 297 o dan dip 10 o – 22 o

• Dari hasil analisa Retort Extraction dihasil-kan dihasil-kandungan air sebesar 50-75 l/ton dan kandungan minyak 5 l/ton dengan keteba-lan yang bervariasi antara 1,00 – >10,00 m. • Hasil analisa karbon organik dan pyroli-sis rock eval mengandung karbon organik dengan kualitas antara ’miskin sampai bagus’, nilai pyrolisable hydrocarbon berk-isar antara 0,30-1,77 mg/g sedang jumlah kandungan CO2  CO2 0,11-0,62 mg/g

• Penentuan tipe kerogen menggunakan data pirolisis rock-eval. Kombinasi antara indeks hidrogen (HI) dan Tmax menunjukkan kero-gen tipe III yang lebih cenderung berpotensi sebagai gas prone

(11)

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

I.31

• Hasil ekstrasi dari conto bitumen pada singkapan MSL.04 dan MSL-09 di daerah penyelidikan menunjukkan potensi sangat rendah sebagai batuan sumber hidrokar-bon dapat dilihat dari nilai EOM yang sangat kecil yaitu < 500 ppm

• Dari data sidikjari yang diperoleh dari hasil mengindikasikan adanya kontribusi dari bahan organik ganggang ( algae ) kemung-kinan dari lingkungan laut (marine)

SARAN

Untuk mendapatkan data Bitumen Padat dae-rah Misool Kabupaten Raja Ampat yang lebih detail, disarankan untuk melakukan penyelidi-kan yang lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

1. 1. Herman D., dkk, 2000, An Outline of The Geology of Indonesia, Indonesian Association ithostratigraphy of Misool Archipelago Irian Jaya, Geological Research and Deveof Geolo-gist, IAGI, Jakarta

2. Pigram, C.J., dkk., Llopment Centre, Irian Jaya Mapping Project, in cooperation with theAus-tralian Development Assistance Bureau. 3. Rusmana, E., dkk, 1993, Peta Geologi

Lem-bar Misool, Irian Jaya, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung

4. Pusat Sumber Daya Geologi,2009 Eksplorasi Umum endapan Fosfat di wilayah Kp. Kapat-col dan sekitarnya, Pulau Misool, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat

5. Peters, K. E., 1986, Guidelines for Evaluating Petroleum Source Rock Using Programmed Pyrolysis, AAPG Bulletin, v. 70; Chevron Oil Field Res., La Habra.

(12)

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

I.31

(13)

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

I.31

Gambar 4.1. Stratigrafi Daerah Misool dan Sekitarnya

(14)

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

I.31

Tabel 4.2 Hasil Analisa Retort Extraction Daerah Penyelidikan

No

Nomer Conto

Kandungan

Specific Gravity

Air ( L/Ton )

Minyak ( L/Ton )

Batuan

Formasi

1

MSL- 02

65

5

2,80

Kelompok

Fageo

2

MSL- 03

75

5

2,50

Kelompok

Fageo

3

MSL- 04

60

-

2,28

Kelompok

Fageo

4

MSL- 08

50

-

2,50

Kelompok

Fageo

5

MSL- 09

65

5

2,66

Kelompok

Fageo

(15)

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

I.31

Gambar 4.4. Grafik Pyrolisable Hydrocarbon - TOC

Gambar 4.5.Hubungan Antara Tmax vs Hidrogen Index

Untuk MenentukanType Kerogen

(16)

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

I.31

Gambar 4.6 .Hubungan Antara Hidogen Index vs Oxygen Index

(17)

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

I.31

Gambar 4.7 Plot Kandungan Karbon Organik Terhadap Ekstrak Batuan

Pada Conto MSL- 04 dan MSL-09

(18)

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

I.31

MSL.04

MSL.09

Gambar 4.8 Sidikjari Ion Kromatogram Gas

Pada Conto MSL- 04 dan MSL-09

(19)

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

I.31

Lampiran

Peta Geologi dan Sebaran Bitumen Padat daerah Misol dan sekitarnya

Kab. Raja Ampat Prov. Papua Barat

(20)

Gambar

Gambar 1.1.Peta Lokasi Daerah Penyelidikan
Gambar 4.1. Stratigrafi Daerah Misool dan Sekitarnya
Tabel 4.4 Hasil Analisa TOC dan  Rock Eval Pyrolisis Daerah Misool
Gambar 4.5.Hubungan Antara Tmax vs Hidrogen Index            Untuk MenentukanType Kerogen
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pada hari ini Senin tanggal dua puluh bulan Maret Tahun dua ribu tujuh belas pukul sebelas waktu Indonesia Barat, kami Panitia Pengadaan yang dibentuk dan ditugaskan

[r]

oleh setiap kegiatan pertukaran ekonomi dan para pelaku yang terlibat dalam.

Dari aspek aksiologi, Pancasila tidak bisa dilepaskan dari manusia Indonesia sebagai latar belakang, karena Pancasila bukan nilai yang ada dengan sendirinya. (given value)

Pada hari ini, Rabu Tanggal Dua Puluh Dua Bulan Oktober Tahun Dua Ribu Empat Belas, dengan ini Pokja Pengadaan Barang / Jasa ULP Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah

Lampiran: Gambar 4 Penari perempuan dan penari laki – laki beserta pimpinan sanggar Dapur Seni Fitria Kota Cimahi

Diduga bahwa yang mempengaruhi pendapatan petani dari usaha karet adalah luas lahan garapan, jumlah tenaga kerja, umur petani, tingkat pendidikan petani, umur tanaman

Menyikapi perkembangan yang cukup menggembirakan itu, pihak perguruan tinggi membuka jurusan Ekonomi Islam dalam mempersiapkan kader-kader intelektual yang mampu bekerja