• Tidak ada hasil yang ditemukan

Klasifikasi Jalan Raya Menurut Berat Kendaraan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Klasifikasi Jalan Raya Menurut Berat Kendaraan"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

KLASIFIKASI JALAN RAYA MENURUT BERAT

KLASIFIKASI JALAN RAYA MENURUT BERAT

KENDARAAN

KENDARAAN

Menurut berat kendaraan yang Iewat, jalan raya terdiri atas:

Menurut berat kendaraan yang Iewat, jalan raya terdiri atas:

1.JalanKelas I

1.JalanKelas I

2. Jalan Kelas IIA.

2. Jalan Kelas IIA.

3. Jalan Kelas IIB.

3. Jalan Kelas IIB.

4. Jalan Kelas IIC.

4. Jalan Kelas IIC.

5. Jalan Kelas III.

5. Jalan Kelas III.

Tebal perkerasan jalan itu ditcntukan sesuai d

Tebal perkerasan jalan itu ditcntukan sesuai d

engan kelas jalan.

engan kelas jalan.

Makin berat kendaraan-kendaraan yang melalui suatu jalan, makin berat pula syarat-syarat yang

Makin berat kendaraan-kendaraan yang melalui suatu jalan, makin berat pula syarat-syarat yang

ditentukan untuk pembuatan jalan itu.

ditentukan untuk pembuatan jalan itu.

• Kelas I

• Kelas I

Kelas jalan ini mencakup semua jalan utama dan dimaksudkan untuk dapat melayani lalu lintas cepat dan

Kelas jalan ini mencakup semua jalan utama dan dimaksudkan untuk dapat melayani lalu lintas cepat dan

 berat. Dalam komposisi lalu lintasnya tak

 berat. Dalam komposisi lalu lintasnya tak terdapat kendaraan lambat dan kendaraan tak bermotor. Jalan

terdapat kendaraan lambat dan kendaraan tak bermotor. Jalan

raya dalam kelas ini merupakan jalan-jalan raya yang berjalur banyak dengan konstruksi perkerasan dari

raya dalam kelas ini merupakan jalan-jalan raya yang berjalur banyak dengan konstruksi perkerasan dari

 jenis yang terbaik dalam arti tinggi

 jenis yang terbaik dalam arti tingginya tingkatan pelayanan terhadap lalu lintas.

nya tingkatan pelayanan terhadap lalu lintas.

• Kelas II

• Kelas II

Kelas jalan ini mencakup semua jalaln-jalan sekunder. Dalam komposisi Ialu lintasnya

Kelas jalan ini mencakup semua jalaln-jalan sekunder. Dalam komposisi Ialu lintasnya

terdapat lalu lintas

terdapat lalu lintas

lambat. Kelals jalan ini, selanjutnya berdasarkan komposisi dan sifat lalu lintasnya, dibagi dalam tiga

lambat. Kelals jalan ini, selanjutnya berdasarkan komposisi dan sifat lalu lintasnya, dibagi dalam tiga

kelas, yaitu : IIA, IIB dan IIC.

kelas, yaitu : IIA, IIB dan IIC.

• Kelas IIA 

• Kelas IIA 

 Adalah jalan-jalan raya sekuder dua jalur atau le

 Adalah jalan-jalan raya sekuder dua jalur atau lebih dengan konlstruksi

bih dengan konlstruksi permukaan jalan dari jenis aspal

permukaan jalan dari jenis aspal

 beton (hot mix) atau yang setaraf, di man

 beton (hot mix) atau yang setaraf, di mana dalam komposisi lalu lihtasnya terdapat kendaraan lambat

a dalam komposisi lalu lihtasnya terdapat kendaraan lambat

tapi, tanpa kendaraan tanpa kendaraan yang tak bermotor. Untuk lalu lintas lambat, harus disediakan

tapi, tanpa kendaraan tanpa kendaraan yang tak bermotor. Untuk lalu lintas lambat, harus disediakan

 jalur tcrsendiri.

 jalur tcrsendiri.

• Kelas IIB

• Kelas IIB

 Adalah jalan-jalan raya sekunder dua jalu

 Adalah jalan-jalan raya sekunder dua jalur dengan konstruksi permuk

r dengan konstruksi permuk

aan jalan dari penetrasi berganda

aan jalan dari penetrasi berganda

atau yang setaraf di mana dalam komposisi lalu lintasnya terdapat kendaraan lambat, t

atau yang setaraf di mana dalam komposisi lalu lintasnya terdapat kendaraan lambat, t

api tanpa

api tanpa

kendaraan yang tak bermotor.

kendaraan yang tak bermotor.

• Kelas IIC

• Kelas IIC

 Adalah jalan-jalan raya sekunder dua jalu

 Adalah jalan-jalan raya sekunder dua jalur dengan konstruksi permuk

r dengan konstruksi permuk

aan jalan dari jenis penetrasi

aan jalan dari jenis penetrasi

tunggal di mana dalam komposisi lalu lintasnya terdapat kendaraan lambat dari

(2)

• Kelas III

Kelas jalan ini mencakup semua jalan-jalan penghubung dan merupakan konstruksi jalan berjalur

tunggal atau dua. Konstruksi pcrmukaan jalan yang paling tinggi adalah pelaburan dengan aspal.

KLASIFIKASI JALAN RAYA MENURUT BESARNYA ARUS LALU LINTAS

Suatu jalan raya yang mempunyai banyak jalur lalu-lintas itu tergantung pada kecepatan

kendaraan-kendaraan masih harus dibagi lagi dalam beberapa jalur lalu-lintas, yaitu jalur-jalur lalu-lintas lambat

dan jalur-jalur lalu-lintas cepat.

Jalur-jalur lalu-lintas cepat itu dibagi lagi menurut kecepatan kendaraan- kendaraan yang melaluinya

dalarn beberapa gulongan yaitu:

1. Jalur lalu-lintas untuk. 40 km/jam.

2. Jalur lalu-lintas untuk 50 km/jam.

3. Jalur lalu-lintas untuk 60 krn/jam ke at as.

Oleh karena itu, pada perencanaan pembuatan suatu jalan harus dapat rnenjangkau perkembangan

lalu-lintas untuk sesuatu waktu yang tertentu dikemudian hari tanpa ada perbaikan yang berarti, misalnya

dapat mencapai umur rencana 15-20 tahun yang mendatang.

Umur rencana jalan adalah jangka waktu sejak jalan itu dibuka hingga saat diperlukan perbaikan berat

atau telah dianggap perlu untuk memberi lapisan pengerasan baru. Ramainya lalu-lintas kendaraan yang

melewati sesuatu jalan itu dapat diteliti dengan menghitung jumlah (volume) kendaraan yang lewat

sesuai dengan masing-masing jenis kendaraan.

Pekerjaan penelitian ini dilakukan tiap-tiap hari selama 24 jam terus-menerus selama jangka waktu yang

tertentu misalnya sdanra 2 minggu berturut-turut. Angka-angka yang menunjukkan hasil penelitian

(pencatatan) jumlah kendaraan yang lewat itu disebut "Lalu-lintas Harian Rata-rata" disingkat L.H.R..

Karena beraneka ragam jenisnya kendaraan maka diadakan suatu angka perbandingan antara

jenis- jenis kendaraan itu. Untuk mobil penumpang/sepeda-motor disebut "Satuan Mobil Penumpang"

disingkat S.M.P. yang besar angka perbandingannya ditetapkan sama dengan satu. Besar angka-angka

perbandingan untuk kendaraan jenis lainnya dapat dibaca pada Tabel 2.1.

(3)

Bila suatu jalan terdapat berbagai jenis kcndaraan dengan jurnlah yang berbeda, maka dengan angka

perbandingan pada Tabel 2.1 dibuat daftar yang akan menghasilkan angka "S.M.P."-nya.

Setelah didapat angka "S.M.P."-nya kita menentukan kelas jalan dengan membaca Tabel 2.2. Sebagai

contoh perhatikan daflar yang menghasilkan jumlah "S.M.P." suatu jalan sebesar 10.500 S.M.P. yang

dapat dibaca di bawah ini.

(4)

KLASIFIKASI JALAN RAYA MENURUT FUNGSINYA 

1. Jalan Utama/ Jalan Primer

Jalan Raya Utama adalah jalan raya yang melayani lalu lintas yang tinggi (kendaraan berat) antara

kota-kota yang penting atau antara pusat-pusat produksi dan pusat-pusat eksport. Adapun ciri-cirinya sebagai

 berikut;

• Dilalui oleh kendaraan berat

> 10 ton, 10 ton adalah beban ganda.

• Dilalui oleh kendaraan dengan kecepatan tinggi (PR) > 80 km/jam.

2. Jalan Sekunder

Jalan Raya Sekunder ialah jalan raya yang melayani lalu lintas yang cukup tinggi, baik kendaran ringan

maupun berat antara kota-kota penting dan kota-kota yang lebih kecil, serta melayani daerah-daerah di

sekitarnya. Adapun cirinya sebagai berikut;

• Kendaraan yang melaluinya yaitu kendaraan ringan <> 10 ton

• Dilalui oleh kendaraan dengan kecepatan sedang (40

-80 km/jam).

3. Jalan Penghubung/ Jalan Lokal

Jalan penghubung adalah jalan keperluan aktivitas daerah yang sempit juga dipakai sebagai jalan

penghubung antara jalan-jalan dari golongan yang lama atau yang berlainan.

Fungsi jalan penghubung adalah untuk melayani lalu lintas yai tu memenuhi kebutuhan aktivitas

masyarakat setempat biasanya jalan perkotaan. Adapun ciri-cirinya;

• Melayani semua jenis pemakai jalan, kendaraan ringan serta kendaraan berat namun dibatasi dari pusat

pemukiman ke pusat industri.

• Kecepatan kendaraan re

ndah (max. 60 km/jam).

(5)

KLASIFIKASI JALAN RAYA MENURUT BINA MARGA 

Klasifikasi Jalan Raya

Klasifikasi jalan raya menunjukkan standard operasi yang dibutuhkan dan merupakan suatu bantuan yang berguna bagi perencana. Di Indonesia berdasarkan peraturan

perencanaan geometrik jalan raya yang dikeluarkan oleh Bina Marga, jalan dibagi dalam kelas-kelas yang penetapannya berdasarkan fungsinya.

Menurut fungsinya jalan raya dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu : 1. Jalan Arteri

Jalan raya selain dibagi dalam kelas m enurut fungsinya, juga dipertimbangkan besarnya volume serta sifat-sifat lalu lintas yang diharapkan akan melalui jalan yang bersangkutan. Volume dari lalu lintas dinyatakan dalam satuan mobil penumpang (SMP), yang menunjukkan besarnya jumlah lalu lintas harian rata-rata (LHR) untuk kedua jurusan. Untuk klasifikasi jalan raya yang didasarkan pada fungsinya.

Klasifikasi Jalan Raya Menurut Fungsinya

Fungsi

Kelas

LHR dalam SMP

 Arteri

I

> 20.000

Kolektor 

IIA

6.000 s/d 20.000

IIB

1.500 s/d 8.000

IIC

< 2.000

 Lokal

III

-Sumber : Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya ( Direktorat Jenderal Bina Marga, 1970 )

Dalam menghitung besarnya volume lalu lintas untuk k eperluan penetapan kelas jalan kecuali untuk jalan-jalan yang tergolong dalam kelas II C dan III, kendaraan yang tidak bermotor tak diperhitungkan dan untuk jalan-jalan kelas II A dan I, kendaraan lambat tak diperhitungkan.

Khusus untuk perencanaan jalan-jalan kelas I s ebagai dasar harus digunakan volume lalu lintas pada saat -saat sibuk. Sebagai volume waktu sibuk yang digunakan u ntuk dasar suatu perencanaan ditetapkan sebesar 15 % dari volume harian rata-rata.

vKelas I 

Kelas jalan ini mencakup semua jalan utama dan dimaksudkan untuk dapat melayani lalu lintas cepat dan berat. Dalam komposisi lalu lintasnya tak terdapat kendaraan lambat dan k endaraan tak bermotor. Jalan raya dalam kelas ini merupakan jalan-jalan raya yang berjalur banyak dengan konstruksi perkerasan dari jenis yang terbaik dalam arti tingginya tingkatan pelayanan terhadap lalu lintas.

vKelas II 

Kelas jalan ini mencakup semua jalan -jalan sekunder. Dalam komposisi lalu lintasnya terdapat lalu lintas lambat. Kelas jalan ini, selanjutnya berdasarkan komposisi dan sifat lalu lintasnya, dibagi dalam tiga kelas, yaitu : II A, II B dan II C.

vKelas II A

Adalah jalan-jalan raya sekunder dua jalur atau lebih dengan konstruksi permukaan jalan dari jenis aspal

beton (hotmix)atau yang setarap, dimana dalam komposisi lalu lintasnya terdapat kendaraan lambat, tapi tanpa kendaraan yang tak bermotor.

vKelas II B 

Adalah jalan-jalan raya sekunder dua jalur dengan konstruksi permukaan dari penetrasi berganda atau yang setarap dimana dalam komposisi lalu lintasnya terdapat kendaraan lambat tapi tanpa kendaraan tak b ermotor.

vKelas II C 

Adalah jalan-jalan raya sekunder dua jalur dengan konstruksi permukaan jalan dari jenis penetrasi tunggal dimana dalam komposisi lalu lintasnya terdapat kendaraan lambat d an kendaraan tak bermotor.

vKelas III 

Kelas jalan ini mencakup semua jalan -jalan penghubung dan merupakan konstruksi jalan berjalur tunggal atau dua. Konstruksi permukaan jalan yang paling tinggi adalah pelaburan dengan asp al.

2. Jalan Kolektor

Adalah jalan yang terletak di daerah pusat perdagangan (Central Business District) yang dapat melayani

penampungan dan pendistribusian transportasi yang memerlukan rute jarak sedang, kecepatan rata  –rata yang sedang dan mempunyai jalan masuk yang jumlahnya terbatas.

3. Jalan Lokal

Adalah jalan yang terletak di daerah pemukiman yang melayani transportasi local yang memerlukan rute jarak pendek, kecepatan rata –rata yang rendah dan mempunyai jalan masuk d alam jumlah yang tidak terbatas.

(6)

Referensi

Dokumen terkait

Senyawa non protein nitrogen adalah zat-zat yang terdapat dalam tumbuh- tumbuhan dan biji-bijian yang mengandung nitrogen, akan tetapi tidak dalam bentuk

Perencanaan sistem informasi perusahaan dengan pendekatan model REA (Resources, Event, Agents) dapat langsung menggambarkan proses bisnis internal perusahaan, aktivitas

pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan yang dipimpinnya. Sebagai pemimpin pendidikan di sekolah,

Kondisi muara sungai serta perairan yang landai semakin dalam ke arah timur turut mempengaruhi perkembangan proses sedimentasi dari material lumpur yang di buang menuju laut,

Pada siklus I tes yang diberikan dalam bentuk esai dengan jumlah soal 5 nomor. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat 9 orang yang belum tuntas. Untuk daya serap klasikal

7 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian probiotik dengan jenis probiotik multistrain pada anak dengan dermatitis atopik terhadap kadar imunoglobulin E

Melalui metode penelitian deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan datanya, observasi, dokumentasi, dan studi literatur serta analisis data yang disajikan

Kita dapat menggambarkan personal selling sebagai dyadic communication yang melibatkan 2 orang atau lebih dimana penjual menyajikan informasi- informasi tentang suatu produk