• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH AMBIGUITAS PERAN DAN KONFLIK PERAN TERHADAP STRES KERJA KARYAWAN PADA PT. ALASINDO PRIMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENGARUH AMBIGUITAS PERAN DAN KONFLIK PERAN TERHADAP STRES KERJA KARYAWAN PADA PT. ALASINDO PRIMA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH AMBIGUITAS PERAN

DAN KONFLIK PERAN TERHADAP STRES

KERJA KARYAWAN PADA PT. ALASINDO

PRIMA

Ria Sartika

Binus University, Jakarta, Indonesia, redholic.230391@yahoo.co.id

Suryani

Binus University, Jakarta, Indonesia, yani.chell

y@gmail.com

Laksmi Sito Dwi Irvianti (Pembimbing)

Binus University, Jakarta, Indonesia, laksmisito@yahoo.com

ABSTRACT

This research conducted at PT. Alasindo Prima, a manufacturing company in window blinds.Purpose of this research is to analysis how much Role Ambiguity and Role Conflict influencing Job Stress. Total of 60 employees in PT Alasindo Prima used as an object of research.Obtained data was processed using simple regression approach and multiple regression analysis method. Based on the research result, known that role ambiguity and role conflict partially and simultaneously influence Job Stress.So if the company wants to reduce Job Stress in the company then the company should reduce role ambiguity and role conflict. Where Role Ambiguity and Role Conflict significant effect on Job Stress. (RS,SY)

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan di PT. Alasindo Prima, yang bergerak di bidang manufaktur yang memproduksi Kerai.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Ambiguitas Peran dan Konflik Peran terhadapStres Kerja.Sebanyak 60 orang karyawan di PT. Alasindo Prima digunakan sebagai objek penelitian.Data diperoleh dengan menyebar kuisioner kepada 60 orang karyawan.Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah menggunakan pendekatan Regresi Sederhana dan Regresi Berganda sebagai metode analisis.Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa Ambiguitas Peran dan Konflik Peran memberikan pengaruh secara parsial dan simultan terhadap Stres Kerja.Sehingga jika perusahaan ingin mengurangi Stres Kerja di perusahaan maka perusahaan harus mengurangi Ambiguitas Peran dan Konflik Peran.Dimana Ambiguitas Peran dan Konflik Peran berpengaruh secara signifikan terhadap Stres Kerja. (RS,SY)

Kata Kunci

(2)

PENDAHULUAN

Perekonomian di Indonesia sudah memasuki era globalisasi.Perusahaan dituntut untuk mampu bersaing dalam era globalisasi.Ini membuat perusahan – perusahaan harus mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik agar bisa bersaing dengan competitor lainnya.Salah satu wujud globalisasi dengan mulai berlakunya CAFTA (China-Asean Free Trade Area) pada 2010.Dengan demikian berarti semakin banyak investor asing maupun dalam negri yang berminat untuk berinvestasi di Indonesia.Banyaknya investor yang membangun perusahaan di Indonesia menyebabkan lapangan pekerjaan bertambah.Peningkatan kesempatan kerja tersebut dapat membuat posisi perusahaan lama menjadi semakin sulit, karena mereka harus mempertahankan tenaga kerja yang dimiliki perusahaan dengan semaksimal mungkin.Sumber daya manusia merupakan salah satu aset penting bagi perusahaan.Keahlian dan kemampuan sumber daya manusia sangat berguna untuk membantu organisasi dalam mencapai tujuan organisasi itu sendiri.Oleh sebab itu, perusahaan harus bisa mengelola sumber daya manusia dengan sebaik – baiknya.

Kondisi industri manufaktur di Indonesia juga semakin lama semakin meningkat dan menjadi salah satu pemasukan uang negara. Menurut penelitian Badan Pusat Statistik pertumbuhan Industri Manufaktur di Indonesia meningkat sebesar 2.55% dibanding Triwulan II tahun 2011 (Sumber: http://www.bps.go.id). PT. Alasindo Prima adalah salah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur yang memiliki pangsa pasar yang besar dan sangat berpotensi.PT. Alasindo Prima adalah perusahaan yang memproduksi kerai. PT. Alasindo Prima memiliki keunggulan dimana hasil produksinya yang berupa kerai dengan kualitas yang baik sudah di import ke berbagai negara di Asia, yaitu China, Singapore, Thailand, dll.

Dalam perkembangannya, PT. Alasindo Prima mengalami berbagai kendala dalam mengelola sumber daya manusia. Menurut hasil wawancara kami dengan karyawan, mereka kurang mengerti tentang job description mereka, karena pada saat diterima, perusahaan tidak memberikan job description yang jelas kepada karyawan tentang apa posisi mereka, apa pekerjaan mereka, apa tanggung jawab mereka, dan kepada siapa mereka harus melaporkan jika terjadi masalah atau melaporkan pengembangan dalam proses produksi.

Para karyawan dituntut untuk berperan dalam segala posisi yang ada di dalam perusahaan.Sementara kemampuan dan keahlian karyawan terbatas, mengingat bahwa mereka diterima sesuai dengan posisi yang mereka pilih.Oleh karena itu, banyak karyawan tidak mengetahui peran mereka serta harapan pada peran yang mereka ambil di dalam perusahaan.Pemilik perusahaan pun kurang mengontrol pekerjaan karyawan dan hanya menyerahkan kepada kepala produksi yang ada di lapangan dan hanya menerima laporan dari kepala produksi.Berdasarkan hasil wawancara saya dengan karyawan – karyawan di dalam perusahaan, mereka mengeluh tentang pekerjaan yang harus mereka selesaikan sedangkan deadline terlalu cepat, sehingga mereka harus sering lembur.Kurangnya informasi dan kejelasan peran serta tugas – tugas bagi orang – orang dalam peranan kerja mereka juga dapat menimbulkan timbulnya stres dan cenderung menimbulkan konflik peran.

Dengan terjadinya ambiguitas peran dan konflik peran di dalam perusahaan, ini mengakibatkan stress bagi karyawan, karena mereka bekerja dengan kurangnya informasi tentang pekerjaan mereka, apa posisi mereka di dalam perusahaan, siapa yang akan bertanggung jawab jika terjadi kesalahan dalam proses produksi dan harus melaporkan segala yang terjadi kepada siapa. Mereka juga harus menyesuaikan peran mereka di dalam keluarga yang membuat karyawan kurang fokus dengan pekerjaan mereka. Hal ini tentu saja akan menghasilkan sesuatu yang tidak diinginkan, baik untuk dirinya sendiri atau perusahaan. Bagi mereka yang sudah berkeluarga atau sudah menikah dan memiliki anak, hal ini sangat membuat karyawan merasa stres dan akan berdampak kurang baik terhadap proses produksi di dalam perusahaan dan terhadap para karyawan itu sendiri.

Berikut ini adalah hasil penelitian-penelitian terdahulu yang dianggap relevan dengan penelitian yang akan dilakukan penulis:

(3)

1.Penelitian oleh Ram, Nanik., Khoso, Dr. Immamuddin., Shah, Asif, Ali., Chandio, Fayaz, Raza., Shaikih, Faiz, M. (2011) dengan judul “Role Conflict and Role Ambiguity as Factors in Work Stress among Managers: A Case Study of Manufacturing Sector in Pakistan”. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara konflik peran dan ambiguitas peran terhadap stress kerja. Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata hasil stress kerja dengan konflik peran yang tinggi serta terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata hasil stress kerja dengan konflik peran yang rendah. Penelitian ini menambahkan bahwa orang yang ambiguitas perannya tinggi hasil rata-rata stress skornya juga tinggi.

2.Penelitian oleh (2011) dengan judul “Role Ambiguity, Role Conflict, The Role of Insecurity as Mediator toward Job Stress among Malay Academic Staff: A SEM Analysis”. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara ambiguitas peran dan konflik peran terhadap stress kerja. Terdapat pengaruh tidak langsung antara ambiguitas peran dan konflik peran terhadap stres kerja serta terdapat pengaruh langsung antara ambiguitas peran dan konflik peran terhadap stres kerja

Mempertahankan tenaga kerja merupakan salah satu hal yang sulit dilakukan perusahaan dalam iklim industri yang kompetitif seperti sekarang ini.Terutama tenaga kerja yang memiliki keahlian khusus seperti dalam lingkungan industri.Diperlukan hal-hal yang dapat menarik minat karyawan untuk bertahan dan berkomitmen pada perusahaan.Apabila karyawan merasa mereka nyaman bekerja di dalam perusahaan tanpa adanya tekanan yang besar dan mereka mengerti apa pekerjaan mereka, ini diharapkan dalam mengurangi stres kerja karyawan.

Berdasarkan latar belakang dan hasil dari penelitian yang sebelumnya, maka pada penelitian ini hendak dianalisis pengaruh ambiguitas peran dan konflik peran terhadap stres kerja pada PT. Alasindo Prima, yang merupakan sebuah perusahaan manufaktur yang telah memiliki pelanggan bukan hanya di Indonesia, namun sampai ke beberapa negara di Asia.

Menurut Nimran (2004: 100), ketidakjelasan peran atau ambiguitas peran adalah kurangnya informasi yang jelas mengenai harapan terkait dengan peran, metode untuk memenuhi peran, atau konsekuensi dari peran kinerja. Ciri-ciri seseorang mengalami ambiguitas peran adalah (1) tidak jelas benar apa tujuan peran yang dia mainkan, (2) tidak jelas kepada siapa ia bertanggung jawab. (3) tidak cukup wewenang untuk melaksanakan tanggung jawabnya. (4) Tidak sepenuhnya mengerti apa yang diharapkan. (5) Tidak memahami benar peranan dari pekerjaannya dalam rangka mencapai tujuan secara keseluruhan.

Sementara, konflik peran terjadi jika seseorang merasa bahwa pekerjaan yang dia lakukan tidak sesuai dengan keinginan dan pertentangan dengan nilai – nilai dan keyakinan pribadinya sewaktu melakukan tugasnya (Munandar, 2008: 390). Konflik peran dapat timbul apabila terjadi (1) pertentangan antara tugas-tugas yang harus ia lakukan, (2) pertentangan antara tanggung jawab yang ia miliki. (3) tugas-tugas-tugas-tugas yang harus ia lakukan yang menurut pandangannya bukan merupakan bagian dari pekerjaannya, (4) tuntutan yang bertentangan dari atasan, (5) tuntutan yang bertentangan dari rekan, (6) tuntutan yang bertentangan dari bawahan, (7) pertentangan antara nilai pribadi dengan keyakinan pribadi.

Dan, stres kerja adalah suatu respons adaptif, dimoderasi oleh perbedaan individu, yang merupakan konsekuensi dari setiap tindakan, situasi, atau peristiwa yang memberikan tuntutan khusus terhadap seseorang yang berpengaruh terhadap kinerja seseorang (Ivancevich et al, 2007: 441). Hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya stress kerja adalah (1) partisipasi, (2) hubungan intra dan antar kelompok, (3) politik organisasi, (4) budaya organisasi, (5) kurangnya umpan balik kinerja, (6) kurangnya peluang pengembangan karir, (7) perampingan, (8) stres diluar pekerjaan.

METODE PENELITIAN

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah asosiatif, dengan penelitian asosiatif ini dapat diketahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan bagaimana tingkat

(4)

ketergantungan antara kedua variabel tersebut.Dalam pelaksanaannya metode penelitian yang di lakukan adalah survey. Unit analisis yang dituju adalah individu, yaitu para karyawan PT. Alasindo Prima dan informasi yang didapat dari karyawan tersebut dikumpulkan satu kali pada waktu tertentu atau disebut juga cross sectional.Teknik sampling yang kami gunakan adalah Sampling Jenuh atau sering disebut sensus.Sampling Jenuh adalah teknik penetuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.Hal ini sering terjadi bisa jumlah populasi relatif kecil, dimana semua anggota populuasi dijadikan sampel.Dalam hal ini adalah karyawan PT. Alasindo Prima yang berjumlah 60 orang.

Kemudian teknik analisis regresi berganda kami gunakan untuk menganalisis data.Sebelumnya, kami mentransformasikan data ordinal menjadi data interval terlebih dahuluyang gunanya untuk memenuhi sebagian dari syarat analisis parametik yang mana data setidak-tidaknya berskala interval.Teknik transformasi yang kami lakukan menggunakan MSI (Method of Succesive Interval). Langkah-langkah penelitian yang kami lakukan adalah sebagai berikut:

 Uji Hipotesis, untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antar variabel

 Uji Validitas dan Reliabilitas, untuk mengetahui apakah pertanyaan pada suatu kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut dan untuk mengetahui apakah jawaban responden konsisten atau stabil dari waktu ke waktu

 Uji Normalitas, untuk mengetahui apakah suatu data berdistribusi normal atau tidak

 Analisis Regresi Sederhana, untuk meneliti ada tidaknya peningkatan antara variabel independen terhadap dependen

 Analisis Regresi berganda, unuk mengetahui apakah ada pengaruh secara bersama-sama antar variabel bebas yang ada terhadap variabel terikat

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengevaluasi dan melakukan perbaikan terhadap ambiguitas peran, konflik peran, dan stres kerja karyawan di perusahaan agar perusahaan dapat mengelola dan mempertahankan sumber daya manusia yang mereka miliki dengan sebaik mungkin.

HASIL DAN BAHASAN

Setelah dilakukan langkah-langkah pengujian validitas, reliabilitas, normalitas, kemudian analisis regresi sederhana dan berganda, diperoleh hasil pengolahan data dari variabel Ambiguitas Peran (X1), Konflik Peran (X2), dan Stres Kerja (Y) sebagai berikut:

Tabel 1 Hasil Pengolahan Data Hubungan

Variabel

Korelasi Pengaruh Persamaan Regresi Uji Signifikan X1 Y 0.2681 (Kuat dan Searah) 46.3% Y= 0.627+0.796X1 Signifikan X2 Y 0.726 (Kuat dan Searah) 52.7% Y= 0.765+0.730X2 Signifikan

(5)

X1X2 Y 0.742 (Sangat Kuat dan Searah) 55.1% Y=0.476+0.311X1+0.5 12X2 Signifikan

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013

Hasil analisis regresi berganda

Gambar 1 Diagram Keseluruhan Struktur Penelitian Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013

Berdasarkan tabel dan grafik hasil penelitian dapat diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Pengaruh Ambiguitas Peran (X1) terhadap Stres Kerja (Y) adalah berpengaruh secara signifikan sebesar 46.3% pada PT. Alasindo Prima. Dimana jika Ambiguitas Peran meningkat, maka Stress Kerja akan meningkat. Begitu juga sebaliknya.

2. Pengaruh Konflik Peran (X2) terhadap Stres Kerja (Y) adalah berpengaruh secara signifikan sebesar 52.7% pada PT. Alasindo Prima. Dimana jika Konflik Peran meningkat, maka Stres Kerja akan meningkat. Begitu juga sebaliknya.

3. Pengaruh Ambiguitas Peran (X1) dan Konflik Peran (X2) secara simultan terhadap Stres Kerja (Y) adalah berpengaruh secara signifikan sebesar 55.1% pada PT. Alasindo Prima.

Pembahasan

Setelah dilakukan berbagai analisis dan berhasil diperoleh hasil dari penelitian ini, dapat diketahui bahwa Karyawan memiliki wewenang dalam melaksanakan tanggung jawab memiliki tingkat paling rendah (jawaban rata – rata yang paling kecil yaitu sebesar 2,862).Karyawan – karyawan di PT Alasindo Prima merasa bahwa selama mereka bekerja di dalam perusahaan mereka nyaman dan merasa kekeluargaan.Ini dikarenakan atasan sangat mendukung dan memberi kepercayaan penuh kepada semua karyawan untuk melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugas mereka sesuai dengan batasan wewenang yang telah di tetapkan oleh atasan.Tanggung jawab diserahkan penuh kepada semua karyawan.

(6)

Ketidakjelasan peran di dalam PT. Alasindo Prima memiliki tingkat paling tinggi (jawaban rata – rata paling tinggi yaitu sebesar 3.680) disebabkan karena tidak adanya job description tertulis yang jelas untuk masing – masing jabatan di setiap perusahaan. Jadi, para karyawan yang menjabat di perusahaan pun bisa mengerjakan tugas atau tanggung jawab di posisi yang lain jika posisi tersebut kekurangan tenaga kerja. Hal lain yang menyebakan ketidakjelasan peran di PT. Alasindo Prima adalah karena tidak adanya job descformal yang jelas pada masing-masing jabatan yang ada di perusahaan, ini mengakibatkan para karyawan bisa mengerjakan pekerjaan yang lain meskipun itu bukan bagian dari tugasnya dan juga di karenakan di PT. Alasindo Prima kekurangan karyawan sehingga walaupun karyawan sudah mempunyai tugas masing – masing namun terkadang mereka harus melakukan tugas yang lain diluar tugas utama mereka.

Terkait Konflik Peran, karyawan merasa bahwa tuntutan dari atasan saling bertentangan dengan tugas – tugas mereka memiliki tingkat paling rendah (jawaban rata – rata yang paling kecil yaitu sebesar 3,299). Atasan selalu menuntut karyawan – karyawannya untuk bisa bekerja dan melakukan tugas – tugas di luar tanggung jawab dan keinginan karyawan.Ini disebabkan karena kurangnya sumber daya manusia yang ahli dalam bidang masing – masing di setiap posisi yang ada.Para karyawan di PT. Alasindo Prima merasa bahwa selama mereka bekerja, tugas – tugas yang mereka terima dan mereka jalankan saling bertentangan dengan keahlian dan kemampuan mereka.Mereka selalu dituntut bisa melakukan semua tugas – tugas yang diberikan oleh atasan.Padahal tidak semua tugas – tugas yang karyawan terima mereka kuasai dan mampu untuk mengerjakannya dan ini memiliki tingkat paling tinggi (jawaban rata – rata paling tinggi yaitu sebesar 3,817).Hal ini disebabkan karena tidak adanya training formal kepada setiap karyawan dan kurangnya sumber daya manusia yang berkualitas.

Sehubungan dengan stres kerja, peluang pengembangan karir karyawan di PT Alasindo Prima dinilai kurang baik dan memiliki tingkat paling rendah (jawaban rata – rata yang paling kecil yaitu sebesar 2,753).PT Alasindo Prima tidak memberikan peluang pengembangan karir kepada setiap karyawan. Sejak karyawan bekerja di PT Alasindo mereka mengaku bahwa mereka tidak pernah mendapatkan peluang dalam pengembangan karir mereka, jadi dari awal karyawan itu bekerja hingga sekarang mereka tetap menjabat di posisi yang sama dan melakukan tanggung jawab yang sama. Hal ini disebabkan karena tidak adanya lowongan pekerjaan yang tersedia atau posisi yang kosong di dalam perusahaan ataupun penambahan jabatan di dalam setiap posisi.Berikutnya karyawan merasa perusahaan tidak pernah semena-mena dalam melakukan PHK ini memiliki tingkat paling tinggi (jawaban rata – rata paling tinggi yaitu sebesar 3,857) sejauh ini perusahaan belum pernah melakukan PHK terhadap karyawan – karyawan di PT Alasindo Prima.Para karyawan merasa nyaman dan ingin bertahan di perusahaan.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai gambaran Ambiguitas Peran, Konflik Peran dan Stres Kerja pada PT. Alasindo Prima, Ambiguitas Peran dan Konflik Peran memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Stres Kerja baik secara parsial maupun secara simultam. Ambiguitas Peran memiliki pengaruh lebih kecil dibanding Konflik Peran terhadap Stres Kerja. Oleh karena itu jika perusahaan ingin mengurangi Stres Kerja maka harus memperhatikan variabel Konflik Peran, meskipun bukan berarti mengabaikan Ambiguitas Peran, karena Ambiguitas Peran memiliki pengaruh yang cukup terhadap Stres Kerja meskipun lebih kecil dari faktor Konflik Peran.

(7)

SIMPULAN DAN SARAN

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu untuk mencari tahu pengaruh Ambiguitas Peran dan Konflik Peran terhadap Stres Kerja di PT. Alasindo Prima dapat disimpulkan diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Ambiguitas Peran di PT Alasindo Prima berpengaruh signifikan terhadap Stres Kerja. 2. Konflik Peran di PT Alasindo Prima berpengaruh signifikan terhadap Stres Kerja 3. Ambiguitas Peran dan Konflik Peran berpengaruh signifikan terhadap Stres Kerja.

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diatas, maka saran-saran yang dapat kami berikan kepada PT.Alasindo Prima adalah sebagai berikut:

 Sebaiknya PT. Alasindo Prima harus memberikan job description yang jelas kepada setiap karyawan agar setiap karyawan memiliki tugas – tugas dan tanggung jawab yang jelas, sehingga karyawan bisa lebih fokus terhadap tugas – tugas utama yang telah diberikan. Perusahaan juga harus merekrut karyawan baru agar tidak terjadi kekurangan tenaga kerja yang bisa menghambat proses produksi.

 Sebaiknya PT. Alasindo Prima mengadakan training kepada setiap karyawan agar para karyawan dapat menguasai pekerjaan mereka. Dimana dengan adanya training para karyawan akan lebih mudah untuk menjalankan semua tugas – tugas yang telah diberikan oleh atasan dan karyawan akan lebih menguasai bidang – bidang pekerjaan mereka di dalam perusahaan.

 Sebaiknya perusahaan perlu mempertimbangkan karyawan yang sudah lama bekerja agar mendapatkan peluang pengembangan karir atau promosi yang dapat memacu semangat kerja karyawan dan dapat meningkatkan loyalitas karyawan terhadap perusahaan.

REFERENSI

Achmad Kuncoro, Engkos. Dan Riduwan. (2008). Cara menggunakan dan memaknai Analisis Jalur.Bandung :Alfabeta

Arfan Ikhsan. 2008. Metode Penelitian Akuntasi Keperilakuan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

AA.Prabu Mangkunegara,2008. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Badan PusatStatistik. (2011). Pertumbuhan Industri Manufaktur di Indonesia.http://www.bps.go.id. Di akses tanggal 10 April 2013.

Bambang Tarupolo. 2002. Warta Kesehatan Kerja Media Komunikasi Kesehatan Kerja. Edisi 2. Dessler, Gary.2003. Human Resource Management Tenth Edition. New Jersey: Prentice Hall.

Hasibuan, Malayu, S.P. 2003. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta : PT Toko Gunung Agung.

Ivancevich, John M. 2005. Perilaku dan Manajemen Organisasi. Jilid Kedua, Gelora Aksara Pratama, Jakarta.

Ivancevich, John M. 2007. Human Resource Management. New York :McGraw-Hill, Tenth Edition. Ivancevich, John M. 2012. Perilaku dan Manajemen Organisasi. Jakarta: Erlangga

(8)

Jennifer, M. George, and Gareth R. Jones. 2012. Understanding and Managing Organizational Behavior. Edisi ke-6.

Kreitner, Robert. Angelo Kinicki. 2005. Perilaku Organisasi 2. edisi 5. Jakarta: Salemba Empat. Luthans, Fred. 2006. Organizational Behavior. New York: McGraw-Hill.

M. Munandar. 2006. Pokok-pokok Intermadiate Accounting. Gadjah Mada University Press; Yogyakarta. Munandar, Ashar Sunyoto. 2008. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: UI Press Sadili. 2009.

Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mohammad Nazir. (2005). Metode Penelitian.Bogor :Ghalia Indonesia.

Nimran, Umar. 2004. Perilaku Organisasi, Cetakan Ketiga, CV. Citra Media, Surabaya.

Ram, Nanik., Khoso, Dr. Immamuddin., Shah, Asif, Ali., Chandio, Fayaz, Raza., Shaikih, Faiz, M. (2011) denganjudul“Role Conflict and Role Ambiguity as Factors in Work Stress among Managers: A Case Study of Manufacturing Sector in Pakistan”

Rivai, Veithzal & Mulyadi, Deddy. 2003. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Rivai, Veithzal & Mulyadi, Deddy. 2009. Kepemimpinandan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Rivai, Veithzal & Mulyadi, Deddy. 2010. Kepemimpinandan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi. Edisi ke-12. Jakarta: SalembaEmpat. Sugiyono.(2009). Metode Penelitian Bisnis.CV.Alfabeta, Bandung

Triantoro Safaria, Ahmad bin Othman and Muhammad Nubli Abdul Wahab (2011) dengan judul“Role Ambiguity, Role Conflict, the Role of Insecurity as Mediator toward Job Stress among Malay Academic Staff: A SEM Analysis”.

T. Hani Handoko. 2001. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia. Cetakan kedua belas, Yogyakarta: BPFE.

Umar, Husein. 2010. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

RIWAYAT PENULIS

Ria Sartika lahir di Serang pada tanggal 23 Maret 1991.Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara (Binus University) dalam bidang Manajemen dengan konsentrasi pada Bisnis dan Organisasi pada tahun 2013.

Suryani lahir di Bagan Siapiapi pada tanggal 24 Mei 1992.Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara (Binus University) dalam bidang Manajemen dengan konsentrasi pada Bisnis dan Organisasi pada tahun 2013.

Laksmi Sito Dwi Irvianti lahir di Jakarta pada 6 Juli 1975. Beliau menyelesaikan pendidikan S1 di Universitas Katolik Parahyangan, Bandung dalam bidang Manajemen Sumber Daya Manusia pada tahun 1999.Dan menyelesaikan pendidikan S2 (Magister Manajemen) di Universitas Indonesia dalam bidang International Management pada tahun 2002.Sejak tahun 2002 sampai sekarang (2013) beliau masih aktif mengajar sebagai dosen dan faculty member di School of Business and Management, Binus University.

Gambar

Tabel 1 Hasil Pengolahan Data  Hubungan
Gambar 1 Diagram Keseluruhan Struktur Penelitian  Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013

Referensi

Dokumen terkait

Antara punca utama yang menyumbang kepada masalah tersebut adalah menjurus kepada elemen pemantauan dan penilaian seperti buku log pelajar yang tidak disemak oleh penyelia

Penelitian ini adalah bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan memberikan gambaran secara sistematis tentang keadaan yang sedang

Dokter membiarkan pasien meninggal dengan cara tidak memberikan perawatan atau menghentikan perawatan pada pasien, dimana perawatan tersebut dirancang untuk menjaga agar pasien

Limbah cair kelapa sawit memilik kandungan yang sangat tinggi bahan organik degradable, karena pada saat proses pengolahan ekstraksi minyak kelapa sawit tidak

NOMOR : MTs. Madiun Tahun Anggaran 2012 yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala MTsN Kembangsawit Kab. Madiun Nomor : MTs.13.19.25/KS.0L.\/192^/2012, tanggal B Mei 2012 telah

Berdasarkan hasil skorring dari 6 indikator kondisi lingkungan jalan dapat diketahui bahwa kondisi lingkungan jalan pada lokasi kecelakaan di Surabaya Selatan

Meskipun tidak semua aspek mendapat nilai yang sempurna namun secara keseluruhan nilai rata-rata yang diperoleh dari ketiga penelaah terhadap semua aspek untuk

Dalam penelitian ini kriptografi yang digunakan merupakan kriptografi modern yang bersifat simetris menggunakan pola berbasis tarian topeng ireng dan menggunakan satu