• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

49 BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Pengertian objek menurut Sugiyono (2012:38) adalah sebagai berikut:

“Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang suatu hal objektif dan reliabel tentang suatu hal (variable tertentu)”.

Objek peneltian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Reklame, Realisasi Penerimaan Pajak Reklame dan Penerimaan Pajak Daerah Kota Bandung pada Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kota Bandung.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang dipilih harus berhubungan erat dengan prosedur, alat serta desain penelitian yang digunakan akan memberikan gambaran kepada peneliti tentang urutan-urutan pekerjaan yang ada dalam penelitian untuk dalam pemecahan masalah.

Pengertian metode penelitian menurut Sugiyono (2014:2) adalah sebagai berikut:

“Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dikembangkan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah”.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode deskriptif dan studi kasus. Deskriptif teori dalam suatu penelitian menurut

(2)

(Sugiyono;2014:58) merupakan uraian sistematis tentang teori (dan bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti. Sedangkan studi kasus menurut (Rahardjo & Gudnanto; 2011) studi kasus adalah suatu metode untuk memahami individu yang dilakukan secara integratif dan komprehensif agar diperoleh pemahaman yang mendalam tentang individu tersebut beserta masalah yang dihadapinya dengan tujuan masalahnya dapat terselesaikan dan memperoleh perkembangan diri yang baik.

3.2.1 Populasi, Sampel, Unit Analisis, dan Dimensi Waktu

3.2.1.1 Populasi

Populasi penelitian merupakan sekumpulan objek yang ditentukan melalui suatu kriteria tertentu yang akan dikategorikan ke dalam objek tersebut bisa termasuk orang, dokumen atau catatan yang dipandang sebagai objek penelitian.

Pengertian populasi Menurut (Nuryaman & Veronica;2015) adalah menunjukan seluruh kelompok orang, kejadian atau sesuatu yang menjadi keterkaitan peneliti untuk diinvestigasi. Bisa juga dikatakan bahwa populasi merupakan total kumpulan elemen yang dari kumpulan tersebut akan dibuat kesimpulan.

Popuasi dalam penelitian ini adalah instrumen realisasi penerimaan pajak reklame Kota Bandung Tahun 2014-2018, Wajib Pajak reklame dan realisasi penerimaan pajak daerah Kota bandung Tahun 2014-2018. Populasi yang digunakan adalah tahun 2014-2018 dikarenakan mninimal dalam melakukan pengujian adalah N=30, jadi agar dapat terpenuhinya syarat agar dapat

(3)

dilakukannya pengujian maka 2014-2018 atau dikatakan 5 tahun dibagi menjadi perbulan sehingga mengahasilkan N=60.

3.2.1.2 Sampel

Pengertian sampel menurut Sugiyono (2014:116) adalah “Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Pengukuran sampel merupakan langkah untuk menentukan besarnya sampel yang kaan diambil dalam melaksanakan penelitian dalam suatu obyek. Sesuai dengan obyek penelitiannya, sampel penelitian adalah jumlah wajib pajak reklame, laporan realisasi penerimaan pajak reklame dan realisasi penerimaan pajak daerah Kota Bandung tahun 2014 sampai dengan 2018. Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampelnya mengunakan teknik sampling jenuh, karena populasi yang digunakan relatif kecil.

Pengertian Sampling jenuh menurut Sugiyono (2014:85):

“Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering digunakan untuk penelitian membuat generalisasi dengan tingkat kesalahan yang sedikit atau kecil”.

Jadi sampel pada penelitian ini adalah seluruh anggota populasi yaitu laporan realisasi penerimaan pajak reklame Kota Bandung Tahun 2014-2018, Wajib Pajak Reklame dan realisasi penerimaan pajak daerah Kota Bandung Tahun 2014-2018.

3.2.1.3 Unit Analisis

Pengertian Unit analisis menurut (Indiantoro & Supomo, 2012) merupakan tingkat agregasi data yang dianalisis dalam penelitian. Untuk analisis yang ditentukan berdasarkan pada rumusan masalah atau pertanyaan penelitian,

(4)

merupakan elemen penting dalam desain penelitian karena mempengaruhi proses pemilihan, pengumpulan dan analisis data. Unit analisis dalam penelitian ini adalah data realisasi penerimaan pajak daerah Kota Bandung terdapat di Dinas pelayanan Pajak Kota Bandung yang sekarang menjadi Badan Pengelelolaan Pendapatan Daerah Kota Bandung tahun 2014 sampai dengan 2018.

3.2.1.4 Dimensi Waktu

Rentang waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah time series. Time series menurut Supangat (2010:168) merupakan data hasil pencatatan secara terus menerus dari waktu ke waktu (periodic). Penelitian dilakukan dengan masa pengamatan berdasarkan rentang waktu selama tahun 2014 sampai 2018.

3.2.2 Metode Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini dapat dikumpulkan dengan teknik sebagai

berikut:

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian di lapangan adalah penelitian yang dimaksudkan untuk memperoleh data primer yaitu data yang diperoleh melalui:

a. Pengamatan (observation), yaitu suatu tekhnik pengumpulan data dengan mengamati cara melakukan pengamatan langsung yang erat kaitannya dengan dokumen yang dibutuhkan. Data yang dikumpulkan antara lain mengenai jumlah target penerimaan pajak reklame dan realisasi penerimaan pajak Kota Bandung.

(5)

b. Wawancara (Interview), yaitu tekhnik pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab dengan pegawai Dinas Pelayanan Pajak mengenai masalah yang dibahas serta memperoleh keterangan mengenai kasus yang diteliti.

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dimaksudkan untuk memperoleh data sekunder dengan cara mempelajari teori-teori yang berhubungan dengan pajak reklame, serta literatur/sumber tertulis yang relevan dengan masalah yang diteliti. Penelitian kepustakaan bertujuan untuk mendapatkan landasan teoritis yang hasilnya akan digunakan sebagai dasar untuk melakukan analisis data yang diperoleh dalam penelitian lapangan, sehingga menghasilkan kesimpulan serta saran untuk memecahkan masalah yang ada.

3.2.3 Operasional Variabel Penelitian

Definisi variabel penelitian Menurut Nuyaman dan Christina (2015:41) merupakan karaktistik yang melekat pada unit analisis penelitian, yang menjadi perhatian penelitian.

Sesuai dengan judul penelitian yang penulis teliti, yaitu Pengaruh Program Ekstensifikasi dan Intensifikasi terhadap Penerimaaan pajak Daerah Kota Bandung, varibel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Independen (X)

Variabel independen atau variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen

(6)

menurut Sugiyono (2014:39). Variabel independen dalam penelitian adalah Program Ekstensifikasi dan Intesifikasi Pajak Reklame.

2. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen atau variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel independen atau variabel bebas menurut Sugiyono (2014:39). Variabel dependen pada penelitian ini adalah Peningkatan Pendapatan Pajak Daerah Kota Bandung.

Untuk lebih jelasnya penjabaran variabel-variabel dalam penelitia ini terdapat dalam tabel 3.1 Operasional Variabel adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala

Program Ekstensifikasi Pajak Reklame (Variabel Independen/ X1)

Kegiatan yang berkaitan

dengan penambahan jumlah wajib pajak terdaftar dan perluasan objek pajak dalam

administrasi Direktorat

Jendral Pajak (DJP).

(Surat Edaran Direktorat

Jendral Pajak nomor SE – 06/PJ.9/2001)

Jumlah objek wajib

pajak yang terdaftar di Kota Bandung. (Surat Edaran DJP No.SE 06/PJ.9/2001) Rasio Program Intensifikasi Pajak Reklame (Variabel Independen/ X2) Kegiatan optimalisasi

penggalian penerimaan pajak terhadap objek pajak serta

subjek pajak yang telah

tercatat atau terdaftar dalam administrasi DJP dan dari

hasil ekstensifikasi wajib

pajak.

Realisasi penerimaan

pajak reklame Kota

Bandung.

(Surat Edaran DJP

No.SE 06/PJ.9/2001)

(7)

(Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak Nomor SE - 06/PJ.9/2001)

Peningkatan Pendapatan

Pajak daerah

(Y)

Pajak daerah merupakan

sumber penerimaan daaerah

yang digali dari dalam

wilayah dalam daerah

bersangkuta.

(undang-undang No.28 Tahun 2009)

Realisasi pajak Daerah (Undang-undang No.28 tahun 2009)

Rasio

3.2.4 Jenis Data dan Sumber Data

3.2.4.1 Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder. Adapun pengertian dari data sekunder menuurut Nuryaman dan Christina (2015:79) adalah:

“Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain)”.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data yang dinyatakan dalam angka-angka yang menunjukkan nilai terhadap besaran atau variabel yang mewakilinya.

(8)

3.2.4.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data yang diperoleh merupakan data olahan yang bersangkutan dengan data-data yang digunakan untuk mendukung hasil penelitian dari hasil literatur, artikel dan berbagai sumber lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.

3.2.5 Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan data kuantitatif yang akurat agar dapat mendukung hasil penelitian sesuai dengan yang diharapkan. Data kuantitatif dikumpulkan dengan angka-angka, data ini diperoleh dari pengukuran langsung maupun dari angka-angka yang diperoleh (Riduwan,2014).

Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala rasio merupakan skala pengukuran yang mempunyai nilai nol mutlak dan mempunyai jarak yang sama (Riduwan;2014:85). Skala rasio bukan sekedar mengukur besarnya perbedaan antara titik dalam skala, tetapi juga menunjukkan proporsi perbedaan. Skala rasio ini memiliki nilai nol yang asli atau absolut (Sekaran;2010) Ada 2 (dua) hal yang perlu diperhatikan dalam Metode Analisis Data yaitu sebagai berikut:

1. Rancangan Analisis data

Rancangan analisis dapat mempermudah peneliti dalam melakukan analisis, karena dengan membuat rancangan analisis dapat mempermudah proses penelitian dan tahap-tahap dalam melakukan penelitian telah dirancang sesuai dengan kebutuhan dalam proses penelitian. Adapun rancangan analisis sebagai berikut:

(9)

a. Mendapatkan data-data yang berkaitan dengan variabel-variabel yang terkait.

b. Mengolompokkan data yang didapat dan membuat statistik deskriptif untuk data yang bersangkutan.

c. Menghitung efesiensi dan efektivitas pemungutan pajak berdasarkan rumus matematis dari literatur yang digunakan.

d. Melakukan analisis statistik atau uji statistik serta menganalisis hasilnya untuk menguji hipotesis yang diajukan.

e. Menarik kesimpulan berdasarkan pengujian statistik yang dilakukan.

2. Pemilihan Tes Statistik dan Pengujian Hasil Tes

Untuk menguji hipotesis yang dianjurkan, penulis menggunakan analisis data kuantitatif dengan pendekatan statistik parametrik, karena variabel dependennya dipengaruhi oleh dua variabel independen, maka penulis menggunakan regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh dari variabel-variabel independennya terhadap variabel-variabel denpendenya. Regresi linear berganda menurut Sugiyono (2014: 243) merupakan metode yang digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunya) variabel dependen, bila dua variabel atau lebih variabel independen sebagai faktor-faktor prekdiktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya).

Untuk perhitungan statistiknya, penulis menggunakan program komputer Eviews 8. Analisis dengan data statistik deskriptif dan regresi linear berganda. Syarat dari analisis regresi linear berganda terlebih dahulu perlu dilakukan uji asumsi klasik (Riduwan,2014:177)

(10)

Untuk mendapatkan persamaan regresi yang sah maka terlebih dahulu akan dilakukan pengujian asumsi klasik regresi yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Tahap-tahap pengujian hipotesis dalam analisis regresi linear berganda meliputi:

3.2.5.1 Pengujian Asumsi klasik

Uji asumsi klasik merupakan uji persyarat untuk analisis regresi linear. Model regresi linear dapat disebut sebagai model yang baik jika memenuhi asumsi klasik. Uji asumsi klasik ini meliputi uji normalitas, uji multikoleniaritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Asumsi-asumsi tersebut harus terpenuhi untuk menghindari terjadinya bias atau adanya data yang tidak valid (priyatno,2013:49). Berikut ini adalah empat uji asumsi klasik yang harus dipenuhi oleh model regresi.

a. Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual mengikuti distribusi normal. Seperti diketahui, bahwa uji t dan F mengansumsi nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini tidak terpenuhi maka hasil uji statistik menjadi tidak valid khususnya untuk ukuran sampel kecil.

Pengujian normalitas residual yang banyak digunakan adalah uji Jarque-Bera (JB). Uji JB adalah untuk uji normalitas untuk sampel besar (asymptotic). Pertama, hitung nilai Skewnes dan Kurtosis untuk residual, kemudian lakukan uji JB statistik dengan rumus:

(11)

JB = n Dimana:

n = besarnya sampel

S = koefisien skewness

K = koefisien kurtosisi

Nilai JB selanjutnya dapat kita hitung signifikansinya untuk menguji hipotesis berikut:

Ho = residual terdistribusi normal.

Ha = residual tidak terdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antar variabel independen. Model yang baik seharusnya tidak memiliki hubungan yang kuat antara variabel independennya. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara varibel bebas Ghozali (2013:77-80). Multikolinearitas dapat dilihat:

1) Nilai tolerance dan lawannya

S2 (K-3)2

----

+ --- 6 24

(12)

2) Variance inflation factor (vif)

Tolerance mengukur variabel bebas terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF=1/tolerance) dan menunjukan adanya kolinearitas yang tinggi. Maka dalam penelitian ini indikator nilai VIF yang digunakan adalah:

a) Jika nilai VIF < 10, maka tidak terdapat multikolinearitas yang serius.

b) Jika nilai VIF > 10, maka terdapat multikolinearitas yang serius.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke yang lain. Model regresi yang baik adalah jika variance dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap atau disebut juga homokedastisitas (Ghozali, 2013:134).

Dalam penelitian ini uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan Uji Harvey. Uji Harvey dilakukan dengan meregres residual kuadrat (U2r) dengan variabel independen, variabel independen kuadrat dan perkalian (interaksi) variabel independen.

d. Uji Autokelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam satu model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode saat ini (t) dengan kesalahan pada periode sebelumnya (t-1). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi(Ghozali,2013:110).

(13)

Salah satu cara yang digunakan untuk mendeteksi autokorelasi adalah uji

Durbin-Watson (DW). Untuk mengambil keputusan , bandingkan nilai duji dengan

dkritis. Nilai dkritis dibentuk dari dL (d bawah) dan dU (d atas). Nilai dL dan dU bisa diperoleh dari tabel DW dengan informasi n = jumlah observasi dan k’ = jumlah variabel independen dalam model regresi (Ghozali, 2013:137). Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Durbin-Watson

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0<d<dL

Tidak ada autokorelasi positif No decision dL ≤ d ≤ dU

Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4 – dL < d <4

Tidak ada autokorelasi negatif No decision a – dU ≤ d ≤ 4 – dL

Tidak ada autokorelasi, positif dan negatif

Tidak ditolak dU<d < 4 – dU

a. Bila nilai DW terletak antara batas atas upper bound (du) dan (4 – du), maka

koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi.

b. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound (dL), maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada autokorelasi positif.

c. Bilai nilai DW lebih besar daripada (4 – dL), maka koefisien autokorelasi lebih kecil daripada nol, berarti ada autokorelasi negatif.

(14)

d. Bila nilai DW terletak di antara batas atas (du) dan batas bawah (dL) atau DW terletak antara (4 – du) dan (4 – dL), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

3.2.5.2 Regresi Linear Berganda

Menurut Riduwan (2013:252) uji regresi ganda adalah alat analisis peramalan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat (untuk membuktikan ada tidaknya hubungan fungsional atau hubungan kausal antara dua variabel bebas atau lebih dengan satu variabel terkait).

Analisis Regresi berganda pada dasarnya dilakukan dengan tujuan untuk menguji pengaruh antara variabel satu dengan lainnya. Regresi linear berganda merupakan metode yang digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi. Analisis regresi berganda digunakan untuk mengukur adanya pengaruh antara X (X1 dan

X2) terhadap Y.

Analisis regresi linear berganda menurut Sugiyono (2014:277) dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:

Dimana:

Y : Variabel tidak bebas (dependen) yaitu penerimaan pajak Kota

Bandung

X1 : Variabel bebas (independen) yaitu ekstensifikasi pajak reklame

X2 : Variabel bebas (independen) yaitu intensifikasi pajak reklame

a : Konstanta

b1, b2 : Koefisien regresi

E : Tingkat kesalahan

(15)

Regresi linear berganda degan dua variabel independen X1 dan X2. Metode kuadrat kecil memberikan hasil bahwa koefisien-koefisien a, b1, b2. Arti koefisien b adalah jika nilai b positif (+), hal tersebut menunjukkan hubungan yang searah antara variabel independen dengan variabel dependen. Dengan kata lain, peningkatan atau penurunan besarnya variabel dependen. Sedangkan, jika nilai b negatif (-), menunjukan hubungan yang berlawanan antara variabel independen dengan variabel dependen. Dengan kata lain, setiap peningkatan besarnya nilai variabel independen akan diikuti oleh penurunan besarnya variabel nilai independe dan sebaliknya.

3.2.5.3 Koefisien Determinasi

Untuk melihat seberapa besar variabel Pengaruh Ekstensifikasi (X1) dan Intensifikasi Pajak reklame (X2) dapat memberikan hungan tehadap variabel Peningkatan Pendapatan Pajak Daerah Kota Bandung (Y), maka digunakan koefisien Determinasi (KD) dengan rumus sebagai berikut:

Sumber : Riduwan (2013:81)

Keterangan:

Kd = Besarnya Koefisien Penentu (Determinasi)

R = Koefesien Korelasi

(16)

3.2.5.4 Rancangan Uji Kecocokan Model ( Goodeness and Fit)

Koefeisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan variabel independen dalam menerangkan variabel dependen. Nilai koefisien determinasi terletak antara nol dan satu (0 < R2 < 1). Nilai R2 yang mendekati 0 menunjukkan kemampuan variabel independen sangat terbatas dalam

menjelaskan variabel depende. Nilai R2 yang mendekati 1 menunjukkan semakin

besar kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen (Ghozali, 2013:59).

3.2.5.5 Pengujian Hipotesis Parsial (Uji t)

Menurut Ghozali (2013:98), uji statistik t pada dasarya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara dalam menerangkan variasi variabel dependen. Uji hipotesis ini dilakukan bertujuan untuk melihat signifikansi dari pengaruh independen secara individu terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lain bersifat konstan.

Pengujian hipotesis secara individu dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Merumuskan Hipotesis Statistik

a. Hipotesis Pertama

H0 : R1 = 0, Dimana Ekstensifikasi Pajak Reklame (X1) tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap Peningkatan Pendapatan Pajak Daerah Kota Bandung.

(17)

H1 : R1 ≠ 0, Dimana Ekstensifikasi Pajak Reklame (X1) berpengaruh

secara signifikan terhadap Peningkatan Pendapatan Pajak Daerah Kota Bandung.

b. Hipotesis Kedua

H0 : R1 = 0, Dimana Intensifikasi Pajak Reklame (X1) tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap Peningkatan Pendapatan Pajak Daerah Kota Bandung.

H1 : R1 ≠ 0, Dimana Intensifikasi Pajak Reklame (X1) berpengaruh

secara signifikan terhadap Peningkatan Pendapatan Pajak Daerah Kota Bandung.

2. Menentukan Tingkat signifikansi sebesar 5% (a=5%)

Tingkat signifikansi yang diambil untuk penelitian ini adalah 0,005 atau 5% artinya kemungkinan besar hasil penarikan kehidupan memilik probabilitas 95% atau toleransi kesalahan 5% dengan derajat kebebasan 5% dengan derajat kebebasan df=n-k-1, untuk menentukan nilai ttabel sebagai batas daerah

penerimaan dan penolakan H0.

3. Menentukan daerah penerimaan atau penolakan hipotesis dengan

membandingkan thitung dengan ttabel dengan ketentuan:

a. H0 diterima daerah penerimaan atau penolakan hipotesis dengan

(18)

b. H0 ditolak jika nilai hitung statistik uji (hitung) berada di daerah

penolakan H0 dimana ttabel > thitung dan thitung < -ttabel.

Gambar 3.1 Derah Penerimaan dan Penolakan Ho (Uji t)

4. Pengambilan Keputusan Hipotesis

Penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan pengujian hipotesis dengan kriteria yang telah ditetapkan. Adapun kriteria digunakan untuk penerimaan dan penolakan dengan melihat Sig yaitu:

H0 ditolak atau pengaruh signifikansi apabila : Sig < a = 0.05

H0 diterima atau pengaruh tidak signifikansi apabila : Sig > a = 0.05.

3.2.5.6 Pengujian Hipotesis Simultan (Uji F)

Uji F merupakan pengujian hubungan regresi secara simultan yang bertujuan untuk mengetahui apakah seluruh variabel independen bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013:97).

(19)

Untuk menentukan besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama maka koefisien simultan dikuadratkan, yaitu (r)2 yang merupakan koefisien determinasi variabel-variabel di atas. Pada dasarnya r dapat bervariasi antara -1 sampai +1 atau secara sistematis dapa ditulis -1 ≤ r ≤ +1. Hal ini menunjukkan arah korelasi, maka sifat korelasi:

1. Jika nilai r > 0, artiya terjadi hubungan linear positif. Semakin besar nilai variabel X maka semakin besar pula nilai variabel Y, dan sebaliknya.

2. Jika nilai r < 0, artinya terjadi hubungan linear negatif. Semakin kecil nilai varibel X maka semakin besar pula nilai variabel Y, dan sebaliknya.

3. Jika nilai r = 0, artinya tidak ada hubungan sama sekali antara variabel X dan variabel Y.

4. Jika nilai r = 1 atau r = -1, artinya telah terjadi hubungan linear yang sempurna, yang berupa garis berupa garis lurus. Untuk r yang semakin mengarah ke 0, garis semakin tidak lurus.

Sifat korelasi akan menentukan arah dari korelasi. Keeratan korelasi dapa dikelompokkan dalam tabel 3.3 berikut:

(20)

Tabel 3.3 Pedoman Interprestasi Koefisien Korelasi No. Interval Koefisien Tingkat Hubungan

1 0,00-0,199 Sangat Rendah 2 0,20-0,339 Rendah 3 0,40-0,599 Sedang 4 0,60-0,799 Kuat 5 0,80-1,000 Sangat Kuat Sumber : Sugiyono (2014:184)

Uji hipotesis secara simultan dilakukan untuk mengetahui apakah pengaruh varaibel X1, X2 secara simultan terhadap variabel Y signifikan, dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Merumuskan Hipotesis Statistik Hipotesis Simultan

H1 : R1 = R2 = 0, artinya kedua variabel bebas yaitu Ekstensifikasi pajak

reklame (X1), dan Intensifikasi pajak reklame (X2) tidak

berpengaruh simultan terhadap Peningkatan Pendapatan Pajak Daerah Kota Bandung (Y).

H1 : R1 = R2 = 0, artinya paling tidak ada satu variabel bebas yaitu

Ekstensifikasi pajak reklame (X1), dan Intensifikasi

pajak reklame (X2) tidak berpengaruh simultan

terhadap Peningkatan Pendapatan Pajak Daerah Kota Bandung (Y).

(21)

2. Menentukan tingkat signifikan a = 5%

Tingkat signifikansi yang diambil untuk penelitian ini adalah 5% dengan derajat kebebasan df = n-k-1, untuk menentukan nilai Ftabel sebagai batas daerah

penerimaan dan penolakan H0. Dengan tingkat signifikansi sebesar 5% dinilai

cukup untuk mengawali hubungan antara variabel-variabel yang diteliti dan merupakan tingkat signifikansi yang umum digunakan dalam suatu penelitian.

df = n-k-l

Keterangan:

df = Derajat Kebebasan

n = Jumlah Data

k = Jumlah variabel Independen

1 = Jumlah Variabel Dependen

3. Menentukan daerah penerimaan atau penolakan hipotesis dengan membandingkan F hitung dan F tabel dengan ketentuan:

a. H0 diterima (tidak signifikan) jika nilai hitung statistik uji (Fhitung)

berada di daerah penerimaan H0 dimana Fhitung > Ftabel.

b. H0 diterima (signifikan) jika nilai hitung statistik uji (Fhitung) berada

(22)

Gamba 3.2 Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho (Uji F)

4. Pengambilan keputusan Hipotesis

Penarikan kesimpulan dilakukan berdarakan pengujian hipotesis dengan kriteria yang telah ditetapakan. Adapun kriteria uang digunakan untuk penerimaan dan penolakan dengan melihat besarnya Sig yaitu:

a. H0 ditolak atau pengaruh signifikansi apabila : Sig < a = 0.05

Gambar

Tabel 3.1 Operasional Variabel
Tabel 3.2 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Durbin-Watson
Gambar 3.1 Derah Penerimaan dan Penolakan Ho (Uji t) 4.  Pengambilan Keputusan Hipotesis
Tabel 3.3 Pedoman Interprestasi Koefisien Korelasi No.  Interval Koefisien  Tingkat Hubungan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil akhir dari penelitian ini adalah berupa rancangan media Company Profile berbentuk booklet yang diharapkan dapat menyampaikan pesan informasi dan

ini dapat mengurangi efisiensi antena dan gain, membatasi bandwidth, meningkatkan radiasi end-fire, meningkatkan cross-polarization, membatasi rentang frekuensi kerja dari

Kelompok Jabatan Fungsional Medik Veteriner dan Paramedik Veteriner, dan sejumlah jabatan fungsional lainnya yang terbagi dalam berbagai kelompok jabatan fungsional

Menyadari akan hal tersebut, SEAMEO RECFON berusaha untuk meningkatkan kinerja organisasi dengan tepat sasaran disertai dengan pengukuran yang terukur baik dari sisi

Dalam metode heijunka , volume produksi yang telah direncanakan besarnya masing-masing periode bulanan diturunkan ke periode harian dengan cara merata- ratakannya (untuk

Didalam IDE Arduino terdapat library yang beberapa sudah ada menjadi dasar tersimpan di sistem, namun jika ada perangkat alat lainnya yang belum ada library , maka

Bersama ini, kami staf akademik di Jurusan Manajemen Universitas Terbuka dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi bermaksud melakukan penelitian dengan

Pokok Bahasan : Ruang lingkup, Sistem, Peran Dan Fungsi Manajemen SDM Dalam Organisasi Sub Pokok Bahasan : Ruang Lingkup dan Sistem Manajemen SDM (Sesi 2)1. Kegiatan Pembelajaran