ANALISIS KESTABILAN DAN KEBIJAKAN
KEUNTUNGAN MAKSIMAL PADA MODEL
POPULASI SATU MANGSA-DUA PEMANGSA
DENGAN TAHAPAN STRUKTUR
SYAMSUDDIN TOAHA
1, JEFFRY KUSUMA
2, KHAERUDDIN
3, MAWARDI
4 1,2,3,4Jurusan Matematika FMIPA Universitas Hasanuddin
[email protected], [email protected], [email protected], [email protected]
Abstract
Pada tulisan ini dibahas suatu model pertumbuhan populasi satu mangsa dan dua pemangsa. Model itu menyatakan laju pertumbuhan populasi mangsa, populasi pemangsa belum dewasa, dan populasi pemangsa sudah dewasa. Dinamika ketiga populasi tersebut dinyatakan dalam bentuk sistem persamaan differensial. Dengan menganggap bahwa populasi yang ditinjau bernilai ekonomi, maka ketiga populasi tersebut dieksploitasi dengan melibatkan fungsi biaya dan fungsi penerimaan. Kewujudan titik ekuilibrium model beserta kestabilannya dianalisis dengan menggunakan metode linearisasi dan uji kestabilan Routh-Hurwitz. Kajian pada model ini bertujuan untuk menjamin ketiga populasi tidak akan punah dalam jangka waktu yang panjang dan juga diperoleh keuntungan maksimal dari usaha eksploitasi. Beberapa kasus dianalisis disertai dengan simulasi numerik untuk mengetahui kestabilan titik ekuilibrium dan keuntungan maksimal. Hasil analisis menunjukkan bahwa kewujudan dan kestabilan titik ekuilibrium interior pada model ditentukan oleh nilai-nilai paramater model dan usaha pemanenan. Ketiga populasi dapat tetap lestari meskipun dieksploitasi dengan usaha pemanenan konstan dan sekaligus memberikan keuntungan maksimal.
Kata-kata kunci: Model mangsa pemangsa, pemanenan, kestabilan, keuntungan
1. Pendahuluan
Model pertumbuhan populasi mangsa-pemangsa merujuk kepada model Lotka-Volterra merupakan salah model yang sangat populer dalam matematika ekologi. Luckinbill [1] menunjukkan bahwa populasi mangsa-pemangsa dapat hidup bersama untuk jangka waktu yang panjang jika kontak antara keduanya dikurangi. Martin & Ruan [2] menyarankan bahwa sangat ideal untuk mengkaji faktor pemanenan pada model populasi mangsa-pemangsa. Kar & Chauduri [3] mengkaji model mangsa-pemangsa dan kewujudan ekuilibrium bioekonomik serta pemanenan optimal. Holmberg [4] meneliti pengaruh pemanenan dengan usaha konstan dan ditunjukkan bahwa tangkapan dengan kuota konstan dapat mengakibatkan osilasi dan kacau serta menaikkan resiko ekploitasi yang berlebihan.Sistem satu mangsa dan satu pemangsa yang ditinjau dalam Hogart et.al. [5] dinyatakan bahwa kedua populasi mangsa dan pemangsa yang dipanen dengan hasil tangkapan konstan diperoleh suatu titik ekuilibrium yang stabil dan hasil maksimal yang lestari.
Model dinamika populasi mangsa-pemangsa memainkan peranan yang penting dalam bioekonomik, khususnya dalam manajemen sumberdaya yang terbarukan. Salah satu contoh
manajemen sumber daya terbarukan adalah populasi ikan. Tangkapan optimal berkelanjutan yang berdasarkan pada kriteria biaya bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam membuat model dinamika populasi yang kompleks adalah ukuran populasi, laju pertumbuhan, kapasitas bawaan, kompetitor, biaya operasional pemanenan, harga tangkapan, dan sebagainya, Clark [6]. Sun et al. [7] mengembangkan model dengan tahapan struktur yang mempertimbangkan kebijakan pemanenan optimal. Kar & Chattopadhyay [9] mengkaji model dengan tahapan struktur dan menghubungkannya dengan kebijakan pemanenan optimal. Problem kombinasi pemanenan telah dikaji secara mendalam oleh Chauduri [9].
Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis suatu model pertumbuhan populasi mangsa-pemangsa dengan struktur pada populasi pemangsa berdasarkan model Lotka-Volterra dengan melibatkan usaha pemanenan konstan. Analisis pada model ini difokuskan pada hubungan antara titik ekuilibrium interior model mangsa-pemangsa yang stabil dan keuntungan maksimal dari usaha ekploitasi.
2. Model Populasi Satu Mangsa dan Dua Pemangsa
Model yang ditinjau adalah model pertumbuhan populasi yang melibatkan tiga populasi, yaitu populasi mangsa, populasi pemangsa belum dewasa, dan populasi pemangsa sudah dewasa. Model dinamika populasi mangsa-pemangsa melibatkan dua populasi pemangsa dengan tahapan struktur telah ditinjau oleh Kar & Chattopadhyay [8] dengan beberapa asumsi yang berbeda. Model pertumbuhan populasi mangsa-pemangsa dinyatakan sebagai
. 1 3 1 1 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 1 1 1 1 1 1 N N m N N r dt dN N N N r dt dN N N K N N r dt dN
(1)Model (1) merupakan model dinamika pada populasi mangsa dan pemangsa dengan tahapan struktur karena melibatkan populasi pemangsa belum dewasa dan populasi pemangsa sudah dewasa. Variabel N1N1
t menyatakan ukuran populasi mangsa pada saat t, N2 N2
tmenyatakan ukuran populasi pemangsa belum dewasa pada saat t, dan N3N3
t menyatakan ukuran populasi pemangsa dewasa pada saat t.Dengan asumsi bahwa ketiga populasi yang ditinjau merupakan populasi (stok) yang bermanfaat, maka ketiga populasi tersebut selanjutnya dieksploitasi dengan laju penangkapan proporsional dengan masing-masing ukuran populasi. Dengan pertimbangan tersebut, model (1) dikembangkan menjadi . 1 3 3 3 3 1 1 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 N E q N N m N N r dt dN N E q N N N r dt dN N E q N N K N N r dt dN
(2)Parameter q1, q2, dan q3 pada model (2) masing-masing menyatakan koefisien ketertangkapan untuk populasi mangsa, populasi pemangsa belum dewasa, dan populasi pemangsa dewasa. Parameter E1, E2, dan E3 masing-masing menyatakan usaha (effort) penangkapan yang memenuhi 0Ei Eimaks untuk i1,2,3.
Dengan memisalkan r4 r1 K, q4 r1q1E1, q5r2
2q2E2, q6r3q3E3, dan 13
m , maka model (2) dinyatakan sebagai
. 3 1 3 2 2 3 3 3 3 2 2 5 2 1 1 1 4 4 1 1 N N N N q dt dN N N q dt dN N N r q N dt dN
(3)Titik ekuilibrium non negatif dari model (3) adalah T1
0,0,0
, ,0,0 4 4 2 r q T , dan
NE N E N E
T3 1 , 2 , 3 dimana 5 3 5 1 q p N E
, 1 2 5 3 6 2 2
q p N E , 1 2 5 3 6 2 3
q p N E , 2 2 6 5 5qq
p , dan p6q4
3q5 p5r4. Titik ekuilibrium T3 merupakan titik interior jika0 2 2 6 5 5qq
p dan p6q4
3q5 p5r4 0, yaitu keadaan dimana ketiga komponen titik tersebut bernilai positif.3. Analisis Kestabilan Titik Ekuilibrium Interior
Pada model (3) hanya titik ekuilibrium interior, yaitu titik T3, yang akan dianalisis kestabilannya karena pada titik ekuilibrium ini keadaan ukuran populasi mangsa, populasi pemangsa belum dewasa, dan populasi pemangsa dewasa bernilai positif. Analisis kestabilan titik ekuilibrium dilakukan dengan metode pelinearan dan penentuan kestabilan dengan memperhatikan nilai eigen yang diperoleh dari matriks Jacobi yang dievaluasi pada titik T3. Dari model (3) diperoleh matriks Jacobian
1 3 6 2 3 3 5 1 1 3 1 1 2 4 0 0 2 N q N q N N N r q J
. Dengan mengevaluasi matriks Jacobian J pada titik T3 diperoleh E E E E E E N q N q N N N r q J 1 3 6 2 3 3 5 1 1 3 1 1 2 4 0 0 2
.Persamaan karakteristik untuk matriks Jacobian J pada titik ekuilibrium T3 diberikan oleh
, det ) ( I JE f
yaitu
1 0 2 2 3 a a a f
, dimana 4 5 6 3 1 1 4 1 3 2 N 2r N N q q q a
E E
E , , 2 2 2 2 2 5 1 4 6 1 4 6 4 6 4 1 3 4 3 2 1 4 5 4 5 3 1 6 3 1 1 3 5 5 6 1
q N r q N r q q q q N q N r q q q N q N N q q q a E E E E E E E . 2 2 2 6 5 1 4 6 5 3 1 2 2 4 2 2 3 1 3 5 2 1 4 1 3 5 4 6 5 4 2 2 1 4 0 q q N r q q N q N q N r N q q q q q N r a E E E E E E
Titik ekuilibrium T3 stabil asimptot secara lokal jika memenuhi tes kestabilan Routh-Hurwitz, yaitu a00, a20, a30, dan a2a1a0 0, Jeffries, [10].
4. Kebijakan Keuntungan Maksimal pada Titik Ekuilibrium Interior
Titik ekuilibrium interior T3 yang stabil asimptotik dihubungkan dengan persoalan keuntungan maksimal. Fungsi biaya diasumsikan proporsional dengan usaha pemanenan yang dilakukan dan juga bergantung kepada biaya tetap, yaitu TCc1c2E dimana c1 dan c2 adalah suatu konstanta positif. Fungsi penerimaan didefinisikan sebagai TRPY(E), dimana P menyatakan fungsi harga per unit tangkapan dan Y(E,N)qEN menyatakan hasil pemanenan. Fungsi harga per unit tangkapan diasumsikan sebagai fungsi turun jika jumlah tangkapan meningkat, Chakraborty, et. al [11]. Untuk itu fungsi harga diasumsikan berbentuk
Y v p
P 1 1 , dimana p1 dan v1 menyatakan suatu kostanta positif.
Fungsi keuntungan dinyatakan sebagai
TRTC. Titik ekuilibrium T3 bergantung pada usaha pemanenan yang dilakukan. Dengan demikian fungsi keuntungan bergantung kepada usaha pemanenan, yaitu
(E)TR(E)TC(E). Pada keadaan ini, nilai-nilai usaha pemanenan (E) akan ditentukan sehingga memberikan keuntungan maksimal dan titik ekuilibrium yang bersesuaian dengan usaha pemanenan tersebut juga stabil asimptotik. Kasus yang ditinjau adalah kasus dimanaE1E2E3, E3E2, dan E1E2 E3.Kasus 1 (
E
E
1
E
2
E
3)
Pada kasus 1, usaha pemanenan yang dikenakan pada setiap populasi adalah sama. Dengan demikian, titik T3 berada pada oktan pertama jika (i) p5q5q6
2
20 dan (ii)0 4 5 5 3 4 6q q pr
p
. Syarat (i) dapat dinyatakan sebagai A1E2B1EC10 dengan0
3 2 1q q
A , B1r3q2
2q3r2q3 0, dan C1r2r3r3
2
2
2. Syarat (ii) dapat dinyatakan sebagai A2E2B2EC20 dengan A2
3q1q2Kr1q2q30,, )) ( ( ) ( 2 2 3 21 1 3 2 3 2 2 1 3 2
qK r
q r r rq q r
B dan C2r1(
2
2r3(r2
2)).Dengan asumsi bahwa terdapat nilai
E
yang memenuhi syarat (i) dan (ii) serta memenuhimaks
E E
0 maka titik T3 berada pada oktan pertama. Fungsi keuntungan yang bersesuaian dengan titik T3 diberikan sebagai
, ) ( 32 22 12 31 21 11 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 E c c c c c c EN q EN q v p EN q EN q v p EN q EN q v p E E E E E E E
dimana p1, p2, p3,v1,v2,danv3 menyatakan suatu konstanta positif yang berhubungan dengan harga stok. Konstantac11,c21,danc31 menyatakan biaya tetap dan konstanta
32 22
12,c ,danc
c menyatakan biaya variabel . Pada fungsi keuntungan tersebut nilai
, , 2
1E N E
N dan N3E bergantung pada
E
. Selanjutnya akan ditentukan nilaiE
yangmemenuhi syarat (i) dan (ii) serta 0EEmaks yang memaksimalkan
(E) dan titik T3 stabil asimptotik.Contoh 1. Diberikan parameter untuk model (3) dengan nilai r11,5, r20,2, r30,3,
000 . 10
K ,
20,3,
10,001, m0,5,
20,05, q10,1, q20,2, dan q30,3. Demikian pula diberikan nilai p11, p25, p35, v10,1, v20,1,v30,1, c112,2
21
NE N E N E
T3 1 , 2 , 3 , dengan
, 4 5 4 9 4 600 2 1 E E E N E
, 16 40 25 76 469 714 60 2 2 2 E E E E N E dan
. 4 5 76 469 714 10 2 3 E E E N E Titik T3 merupakan titik interior jika nilai
E
memenuhi (i) 0,06 0,135 0,06 02
E
E dan
(ii) 0,19E21,1725E1,78500. Dari syarat (i) diperoleh maks
0,0,6096
EEmaksdan dari syarat (ii) diperoleh maks
0,1,2636
Emin
Emaks,7.4347
. Dengan mengambil nilai Emaks 1, maka diperoleh syarat 0E1 sehingga titik T3 merupakan titik interior. Fungsi keuntungan yang bersesuaian dengan titik T3 diberikan olehE c c c E N q p N q p N q p E) ( E E E) ( ) ( 1 1 1 2 2 2 3 3 3 1 2 3
. Dengan nilai parameter yangdiberikan dan nilai pada titik ekuilibrium dan setelah disederhanakan diperoleh
. 500 . 12 10 0863 , 8 10 1090 , 4 10 2491 , 1 10 1733 , 1 10 5067 , 4 10 8023 , 3 10 7830 , 5 10 8445 , 5 4 5 3000 , 0 ) ( 6 2 7 3 8 4 8 5 7 6 6 7 5 8 5 4 E x E x E x E x E x E x E x E x E E
Plot kurva fungsi keuntungan
(E) diberikan pada Gambar 1. Dengan memperhatikan titik kritis fungsi keuntungan pada interval 0E1 diperoleh titik kritis E 0,06577 yang memaksimalkan fungsi keuntungan dengan
(E)118,78250.Gambar 1. Fungsi keuntungan
Selanjutnya dengan mengambil nilai usaha pemanenan sebesar EE*0,06577 diperoleh titik T3
525,4553,1.612,6831,1.414,6054
. Persamaan karakteristik yang bersesuaiandengan titik ekuilibrium tersebut diberikan oleh
09780 , 0 39689 , 0 39897 , 0 ) (
3
2
f dengan nilai eigen 0,064430,59827i
dan 0,27011. Hal ini bermakna bahwa dengan mengaplikasikan nilai usaha pemanenan sebesar EE*0,06577 maka ketiga populasi mangsa dan pemangsa yang dieksploitasi dengan usaha pemanenan konstan tetap akan lestari untuk waktu yang panjang dan juga memberikan keuntungan maksimal.
Kasus 2.
E
3
E
2Pada kasus 2, usaha pemanenan yang dikenakan sama untuk populasi pemangsa belum dewasa dan populasi pemangsa dewasa. Dengan demikian, titik T3
N1E,N2E,N3E
berada padaoktan pertama jika memenuhi (i) p5q5q6
2
20 dan (ii) p6q4
3q5 p5r40. Syarat (i) dapat dinyatakan sebagai A3E22B3E2C3 0 dengan A3q2q30,0 3 2 3 2 2 3 3 rq q rq
B
, dan C3r2r3r3
2
2
2. Syarat (ii) dinyatakan sebagai
3
2
2
2 2
1
1 1
1
r
3
q
3E
2
r
2
2
q
2E
2
2
2
0
.
K
r
E
q
r
E
q
r
Denganasumsi bahwa terdapat pasangan
E1, E2
yang memenuhi syarat (i) dan (ii) serta memenuhimaks
E
E1 1
0 dan 0E2E2maks maka titik T3 berada pada oktan pertama. Fungsi keuntungan yang bersesuaian dengan titik T3 diberikan sebagai
, ) , ( 2 32 22 12 31 21 11 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 E c c E c c c c N E q N E q v p N E q N E q v p N E q N E q v p E E E E E E E E
dimana p1, p2, p3,v1,v2,danv3menyatakan suatu konstanta positif yang berhubungan dengan harga stok. Konstantac11,c21,danc31 menyatakan biaya tetap dan konstanta c12,c22,danc32
menyatakan biaya variabel. Pada fungsi keuntungan tersebut nilai N1E,N2E, dan N3E
bergantung pada E1 dan E2. Selanjutnya akan ditentukan nilai E1 dan E2 yang memenuhi syarat (i) dan (ii) serta 0E1E1maks dan 0E2E2maks yang memaksimalkan nilai
) , (E1 E2
dan titik T3 stabil asimptotik.Contoh 2. Diberikan parameter untuk model (3) dengan nilai r11,5, r20,2, r30,3,
000 . 10
K ,
20,3,
10,001, m0,5,
20,05, q10,1, q20,2, dan q30,3. Demikian pula diberikan nilai p11, p25,p35, v10,1, v20,1,v30,1, c112,2
21
c , c312, c121, c221, dan c321. Dengan nilai parameter tersebut diperoleh titik
NE N E N E
T3 1 , 2 , 3 , dengan
, 4 5 4 9 4 600 2 2 2 2 1 E E E NE
, 16 40 25 40 50 36 519 714 60 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 E E E E E E E N E dan
. 4 5 40 50 36 519 714 10 2 1 2 1 2 2 2 3 E E E E E E N E Titik T3 merupakan titik interior jika nilai E1 dan E2 memenuhi (i) 0 06 , 0 135 , 0 06 , 0 E22 E2 dan (ii) 1,7851,2975E20,090E220,125E10,1E2E10.
Dari syarat (i) diperoleh maks
0,0,6096
E2E2maks Dengan mengambil nilai E1maks 1dan E2maks 1 , maka titik T3merupakan titik interior jika
E1,E2
D1, dimana
. 0 1 , 0 125 , 0 090 , 0 2975 , 1 785 , 1 , 1 0 , 1 0 : , 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 1 E E E E E E E E E DDengan nilai parameter yang diberikan dan nilai pada titik ekuilibrium dan setelah disederhanakan diperoleh
. 10 147 , 4 10 152 , 1 10 603 , 7 10 071 , 2 10 928 , 2 10 440 , 1 10 238 , 2 10 784 , 8 10 424 , 4 10 806 , 2 10 214 , 6 10 305 , 6 10 866 , 1 10 914 , 4 10 876 , 1 10 681 , 1 10 926 , 3 10 900 , 3 10 397 , 2 10 938 , 2 10 402 , 2 10 125 , 3 10 215 , 1 500 . 37 4 5 1000 , 0 ) , ( 7 2 1 5 6 2 2 1 6 5 2 2 1 6 4 2 2 1 7 3 2 2 1 7 2 1 7 2 2 2 1 7 2 2 1 6 6 2 1 7 5 2 1 7 4 2 1 7 3 2 1 7 8 2 5 7 2 6 6 2 7 5 2 8 4 2 8 3 2 8 2 7 1 5 2 2 1 7 2 1 5 2 2 8 2 2 2 1 E E x E E x E E x E E x E E x E x E E x E E x E E x E E x E E x E E x E x E x E x E x E x E x E x E x E E x E E x E x E E E
Plot permukaan fungsi keuntungan
(E1,E2) diberikan pada Gambar 2. Dengan memperhatikan titik kritis fungsi keuntungan pada daerah D1 diperoleh titik kritis
E1,E2
0,09324,0,06559
yang memaksimalkan fungsi keuntungan dengan99321 , 188 ) , (E1 E2
.Gambar 2. Permukaan fungsi keuntungan
Selanjutnya dengan mengambil pasangan nilai usaha pemanenan sebesar
E1,E2
0,09324,0,06559
diperoleh titik T3
525,3367,1.609,7818,1.411,8751
.Persamaan karakteristik yang bersesuaian dengan titik ekuilibrium tersebut diberikan oleh
09758 , 0 39608 , 0 39893 , 0 ) (
3
2
f dengan nilai eigen 0,064420,59761i
dan 0,27009. Hal ini bermakna bahwa dengan mengaplikasikan nilai usaha pemanenan sebesar E10,09324 dan E20,06559 maka ketiga populasi mangsa dan pemangsa yang dieksploitasi dengan usaha pemanenan konstan tetap akan lestari untuk waktu yang panjang dan juga memberikan keuntungan maksimal.
Kasus 3 (
E
1
E
2
E
3)Pada kasus 3, usaha pemanenan yang dikenakan untuk ketiga populasi tidak sama. Dengan demikian, titik T3 berada pada oktan pertama jika memenuhi (i) p5q5q6
2
2 0 dan (ii)0 4 5 5 3 4 6q q pr
p
. Selanjutnya syarat (i) dan (ii) dapat dinyatakan sebagai
r3q3E3
r2
2q2E2
2
2 0 dan
1
3 3 3
2 2 2 2
2 2
0
.
1 1 1 2 2 2 2 3
r
q
E
r
q
E
K
r
E
q
r
E
q
r
Dengan asumsiimaks
i E
E
0 untuk i1,2,3, maka titik T3 berada pada oktan pertama. Fungsi keuntungan yang bersesuaian dengan titik T3 diberikan sebagai
, ) , , ( 3 32 2 22 12 31 21 11 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 E c E c E c c c c N E q N E q v p N E q N E q v p N E q N E q v p E E E E E E E E E
dimana p1, p2, p3,v1,v2,danv3 menyatakan suatu konstanta positif yang berhubungan dengan harga stok. Konstanta c11,c21,danc31 menyatakan biaya tetap dan konstanta
32 22
12,c ,danc
c menyatakan biaya variabel. Pada fungsi keuntungan tersebut nilai
, , 2
1E N E
N dan N3E bergantung pada E1, E2, dan E3. Selanjutnya akan ditentukan nilai E1, 2
E , dan E3 yang memenuhi syarat (i) dan (ii) serta 0Ei Eimaksuntuk i1,2,3 yang
memaksimalkan nilai
(E1,E2,E3) dan titik T3 stabil asimptotik.Contoh 3. Diberikan parameter untuk model (3) dengan nilai r11,5, r20,2, r30,3,
000 . 10
K ,
20,3,
10,001, m0,5,
20,05, q10,1, q20,2, dan q30,3. Demikian pula diberikan nilai p11, p25,p35, v10,1, v20,1,v30,1, c112,2
21
c , c312, c121, c221, dan c321. Dengan nilai parameter tersebut diperoleh titik
NE N E N E
T3 1 , 2 , 3 , dengan
2 3 2 3 2 1 4 5 4 5 4 4 600 E E E E E NE ,
2 2 2 1 2 1 3 2 3 2 2 16 40 25 40 50 36 45 564 714 60 E E E E E E E E E N E , dan
2 1 2 1 3 2 3 2 3 4 5 40 50 36 45 564 714 10 E E E E E E E E N E .Titik T3 merupakan titik interior jika nilai E1, E2, dan E3 memenuhi (i) 0 06 , 0 075 , 0 06 , 0 06 , 0 E2E3 E2 E3 dan (ii)
0,125E11,410E20,1125E30,090E2E30,01E2E11,785
0. Dengan mengambil nilai E1maks 1, E2maks 1 dan E3maks 1 , maka titik T3 merupakan titik interior jika
E1,E2,E3
D2, dimana
60 36 30 24 5 4
0. , 0 06 , 0 075 , 0 06 , 0 06 , 0 , 1 0 , 1 0 , 1 0 : , , 1 2 1 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 1 3 2 1 2 E E E E E E E E E E E E E E E E E DDengan nilai parameter yang diberikan dan nilai pada titik ekuilibrium tersebut dan setelah disederhanakan diperoleh fungsi keuntungan
(E1,E2,E3)seperti diberikan pada Lampiran 1. Dengan memperhatikan titik kritis fungsi keuntungan pada daerah D2 diperoleh titik kritis
E1,E2,E3
0,09385,0,07833,0,05898
yang memberikan 26786 , 121 ) , , (E1 E2 E3
. Matriks Hessian untuk fungsi keuntungan pada titik kritis diberikan sebagai 43429 , 637 . 35 58178 , 113 06443 , 91 58178 , 113 83453 , 991 . 17 79282 , 97 06443 , 91 79282 , 97 19327 , 547 H ,dengan nilai eigen 35.638,39842, 17.991,65823, dan 546,40544. Dengan memperhatikan Matriks Hessian pada titik kritis
E1,E2,E3
dan nilai-nilai eigen,disimpulkan bahwa
(E1,E2,E3)121,26786 merupakan nilai maksimum lokal.Selanjutnya dengan mengambil pasangan nilai usaha pemanenan sebesar
E1,E2,E3
0,09385,0,07833,0,05898
diperoleh titik
522,46586,1.594,75974,1.412,24504
3
T . Persamaan karakteristik yang bersesuaian
dengan titik ekuilibrium tersebut diberikan oleh
09801 , 0 39417 , 0 40050 , 0 ) (
3
2
f dengan nilai eigen 0,063870,59603i
dan 0,27276. Hal ini bermakna bahwa dengan mengaplikasikan nilai usaha pemanenan sebesar E10,09385, E20,07833, dan E30,05898 maka ketiga populasi mangsa dan pemangsa yang dieksploitasi dengan usaha pemanenan konstan tetap akan lestari untuk waktu yang panjang dan juga memberikan keuntungan maksimal.
5. Kesimpulan
Dari model dinamika populasi mangsa-pemangsa dengan pemanenan usaha konstan pada masing-masing populasi diperoleh satu titik ekuilibrium interior jika berlaku q5q6
2
20,0 4 5 5 3 4 q pr
q
dan 0Ei Eimaks untuk i1,2,3 dan titik ekuilibrium interior tersebutstabil jika memenuhi syarat uji kestabilan Routh-Hurwitz.
Dari hasil simulasi dalam kasus E1E2E3, E3 E3, dan E1E2E3 diperoleh nilai usaha-usaha pemanenan yang optimal yang memberikan titik ekuilibrium interior
NE N E N E
T3 1 , 2 , 3 stabil asimptotik dan memberikan keuntungan maksimal dari usaha ekploitasi populasi mangsa dan populasi pemangsa.
Dari hasil analisis teoritis dan numerik, disimpulkan bahwa kewujudan dan kestabilan titik ekuilibrium interior T3
N1E,N2E,N3E
ditentukan oleh besaran nilai usaha-usahapemanenan yang diberikan. Ketiga populasi dapat tetap lestari meskipun dieksploitasi dengan usaha pemanenan konstan dan juga memberikan keuntungan maksimal.
Daftar Pustaka
[1] Luckinbill, L.S. Coexistence in laboratory populations of paramecium aurelia and its predator didinium nasutum. Journal of Ecology. 54(6):1320-1327, 1973.
[2] Martin, A. and Ruan, S. Predator-prey models with time delay and prey havesting. J. Math.
Biol. 43:247-267, 2001.
[3] Kar, T.K. and Chauduri, K.S. On non-selective harvesting of a multispecies fishery. Int. J.
Math. Educ. Sci. Technol. 33(4):543-556, 2002.
[4] Holmberg, J. Socio-ecological principles and indicators for sustainability, PhD Thesis, Goteborg University, Sweden, 1995.
[5] Hogarth, W.L., Norbury, J., Cunning, I. and Sommers, K. Stability of a predator-prey model with harvesting. Ecological Modelling. 62:83-106, 1992.
[6] Clark, C.W. Mathematical Bioeconomics, The optimal management of renewable
resources, 2nd Ed., John Wiley & Sons, New York-Toronto, 1990.
[7] Sun, Z., Li, Y., Yang, H. and Lin, L. A stage-structure predator-prey model with functional response. Applied Mathematical Sciences. Vol.2 No.7, 333-339, 2008.
[8] Kar, T.K. and Chattopadhyay, S. K. A dynamic reaction model of a prey-predator system with stage-structure for predator. Modern Applied Science, 4, No.5: 183-195, 2010.
[9] Chaudhuri, K. S. Dynamic optimization of combined harvesting of two species fishery.
Ecological Modelling, 41, 17-25, 1998.
[11] Chakraborty, K., Chakraborty, M., and Kar, T.K. Optimal control of harvest and bifurcation of a prey-predator model with stage struktur, Applied Mathematics and