• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK PENYULUHAN SISTEM TANAM LEGOWO TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU PETANI PADI DI KECAMATAN CAMBA KABUPATEN MAROS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAMPAK PENYULUHAN SISTEM TANAM LEGOWO TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU PETANI PADI DI KECAMATAN CAMBA KABUPATEN MAROS"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK PENYULUHAN SISTEM TANAM LEGOWO

TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU PETANI PADI

DI KECAMATAN CAMBA KABUPATEN MAROS

INDRI RESKI NOVIANTI 105960172614

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

DAMPAK PENYULUHAN SISTEM TANAM LEGOWO

TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU PETANI PADI

DI KECAMATAN CAMBA KABUPATEN MAROS

INDRI RESKI NOVIANTI 105961072614

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2018

(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

INDRI RESKI NOVIANTI. 105960172614. Dampak Penyuluhan

Sistem Tanam Legowo Terhadap Perubahan Perilaku Petani Padi di

Kecamatan Camba Kabupaten Maros di Bimbing oleh Ratnawati Tahir

dan Dewi Puspita Sari.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Dampak Penyuluhan Sistem Tanam Legowo Terhadap Perubahan Perilaku Petani Padi di Kecamatan Camba Kabupaten Maros.

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Camba Kabupaten Maros dengan pertimbangan bahwa wilayah tersebut merupakan salah satu wilayah sentra pengembangan komoditi padi. Pengambilan populasi yaitu petani yang menanam padi dengan Sistem Tanam Legowo di yang telah mengikuti penyuluhan Sitem Tanam Legowo yang berjumlah 125 orang yang terdiri dari 5 kelompok tani, setiap kelompok berjumlah 25 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik (acak kelompok) dengan mengambil 20% dari jumlah populasi yaitu 32 orang yang menjadi sampel.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dampak perilaku pengetahuan di klasifikasikan Sedang (2,11), Perubahan sikap petani diklasiflkasi sedang (2,18) dan Perubahan keterampilan petani diklasiflkasi sedang (1,92) Artinya sumber dan penyebaran informasi Sistem Tanam Legowo cukup baik, yang secara langsung menambah pengetahuan petani dalam berusahatani dengan Sistem Tanam Legowo, petani cukup terbuka untuk setiap informasi, inovasi, program-progTam, dan anjuran pemerintah dalam kegiatan usahatani padi, tingkat keterampilan ,sikap dan pengetahuan masuk dalam kategori sedang karena petani ada yang sudah dilakukan dan ada yang belum dilakukan apa yang telah penyuluh sampaikan tentang Sistem Tanam Legowo. Namun, pembahan terhadap tingkat keterampilan masih rendah karena petani tidak terbiasa dalam penanaman Sistem Tanam Legowo.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan dan rahmatnya, hidayah-Nya dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis dengan penuh ketenangan hati dan keteguhan pikiran untuk dapat menyelesaikan proposal dengan judul “Dampak Penyuluhan Sistem Tanam Legowo Terhadap Perubahan Perilaku Petani Padi di Kecamatan Camba Kabupaten Maros”

Skirpsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan sebagai syarat untuk memeproleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Tidak sedikit kendala yang dihadapi penulis dalam penyusunan skripsi ini, akan tetapi kendala itu dapat diselesaikan dengan baik berkat arahan dan bimbingan yang senangtiasa membimbing, memotivasi dan memberi semangat selama penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbgai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimah kasih kepada yang terhormat :

1. Prof.Dr.Ir.Ratnawati Tahir,M.Si selaku pembimbing I dan Dewi Puspita Sari,S.P.,M.Si selaku pembimbing II yang senangtiasa meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

2. H. Burhanuddin, S,Pi,.M.P selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

(8)

3. Amruddin, S.Pt.,M.Si selaku ketua Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Kedua orangtua ayahanda Ansar dan ibunda Ny. Sukma, saudara-saudara, sahabat semua keluarga yang senangtiasa memberikan bantuan, baik material maupun berupa moril sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 5. Seluruh Dosen Jurusan Agribisnis di Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah mebekali dan menyuplai segudang ilmu kepada penulis.

6. Kepada pihak pemerintah Kecamatan camba Kabupaten Maros yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di Daerah tersebut. Akhir kata penulis mengucapkan ucapan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terkait dalam penulisan skipsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat menjadi referensi dan penambah wawasan.

Makassar,Mei 2018

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ... iii

PERTANYAAN MENGENAI SKRIPSI ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Penyuluhan Pertanian... 8

2.2 Penyuluhan Sistem Tanam Jajar Legowo ... 9

2.3 Petani Padi... 10

2.4 Perubahan Perilaku Petani ... 12

2.5 Kerangka Pikir ... 15

(10)

3.2 Teknik Penentuan Sampel... 17

3.3 Jenis dan Sumber Data... 18

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 18

3.5 Teknik Analisis Data... 19

3.6 Defenisi Operasional... 20

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN ... 22

4.1 Letak Geografis ... 22

4.2 Kondisi Demografis ... 23

V. HASIL DAN PEMBAHASAN... 25

5.1 Identitas Petani... 25

5.2 Proses Penyuluhan Pada Sistem Tanam Legowo ... 30

5.3 Perubahan Perilaku Petani Padi ... 34

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 46

6.1 Kesimpilan ... 46

6.2 Saran ... 46 DAFTAR PUSTAKA

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

Teks

1. Peta lokasi peneliti di Kecamatan Camba Kabupaten Maros ... 49

2. Rata-rata Tingkat Perubahan Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan di Kecamatan Camba kabupaten Maros... 50

3. Identitas Responden Petani di Kecamatan Camba Kabupaten Maros, 2018 ... 51

4. Tingkat pengetahuan petani terhadap Sistem Tanam Legowo ... 52

5. Tingkat sikap petani mengenai sistem tanam legowo... 53

6. Tingkat Ketarampilan Petani mengenai sistem tanam legowo ... 54

(12)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks

1. Karangka Pikir Dampak Penyuluhan Sistem Tanam Legowo Terhadap Perubahan Perilaku Petani Di Kecamatan Camba

(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1. Produksi Padi Sawah dan Padi Ladang Menurut Kecamatan

di Kabupaten Maros, 2015 (Ton)... 2 2. Luas Panen Padi Sawah dan Padi Ladang Menurut Kecamatan

di Kabupaten Maros, 2015... 4 3. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kecamatan

Camba Kabupaten Maros Tahun ,2018... 24 4. Luas sektor pertanian mata pencaharian bagi penduduk

di Kecamatan Camba Kabupaten Maros,2018... 25 5. Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan

di Kecamatan Camba Kabupaten Maros,2018... 26 6. Responden Berdasarkan Tingkat Usia di Kecamatan Camba Kabupaten

Maros ... 28 7. Tingkat Pendidikan Petani Responden di Kecamatan Camba Kabupaten

Maros ... 29 8. Rata-rata Tanggungan Keluarga Responden di Kecamatan Camba

Kabupaten Maros ... 30 9. Rata-Rata pengalaman berusahatani petani respondeng di Kecamatan

Camba Kabupaten... 35 10. Perubahan Pengetahuan Petani Tentang Kegiatan Persiapan Tanam Pada

Penerapan Sistem Tanam Legowo di Kecamatan Camba

Kabupaten Maros ... 36 11. Perubahan Pengetahuan Petani Tentang Kegiatan Penanaman Pada

Penerapan Penyuluhan Sistem Tanam Legowo diKecamatan Camba

(14)

12. Perubahan Pengetahuan Petani Tentang Kegiatan Pemeliharaan dan Panen Pada Penerapan Sistem Tanam Legowo di Kecamatan Camba Kabupaten Maros ... 38 13. Perubahan Sikap Petani Tentang Kegiatan Persiapan Tanam Pada Penerapan

Sistem Tanam Legowo di Kecamatan Camba Kabupaten Maros... 40 14. Perubahan Sikap Petani Tentang Kegiatan Penanaman Pada Penerapan

Penyuluhan Sistem Tanam Legowo di Kecamatan Camba

Kabupaten Maros ... 41 15. Perubahan Sikap Petani Tentang Kegiatan Pemeliharaan dan Panen Pada

Penerapan Sistem Tanam Legowo di Kecamatan Camba

Kabupaten Maros ... 42 16. Perubahan Keterampilan Petani Tentang Kegiatan Persiapan Tanam Pada

Penerapan Sistem Tanam Legowo di Kecamatan Camba

Kabupaten Maros ... 43 17. Perubahan Keterampilan Petani Tentang Kegiatan Penanaman Pada

Penerapan Penyuluhan Sistem Tanam Legowo di Kecamatan Camba Kabupaten Maros ... 44 18. Perubahan Keterampilan Petani Tentang Kegiatan Pemeliharaan dan Panen

Pada Penerapan Sistem Tanam Legowo di Kecamatan Camba Kabupaten Maros ... 45 19. Rata-rata Perubahan Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan Petani

(15)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan pertanian merupakan syarat mutlak untuk melaksanakan pembangunan perekonomian negara. Pembangunan pertanian bertujuan untuk mempertinggi produksi dan pendapatan petani sebagai langkah yang terarah untuk mencapai kemakmuran. Pembangunan pertanian dilakukan melalui suatu usaha dengan strategi yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui suatu program yaitu suatu perubahan yang terencana dan bertahap dalam sektor pertanian dengantujuan meningkatkan produksi pertanian secara kuantitas dan kualitas agar dapat memenuhi kebutuhan konsumsi penduduk pada umumnya dan peningkatan kesejahteraan petani pada khususnya melalui peningkatan produksi usahatani.(Setiana. L. 2005).

Pengambilan keputusan yang tepat dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi merupakan hal yang sangat penting dalam berusahatani khusunya usahatani padi. Untuk berusahatani dengan pengetahuan yang ada tentunyabelum cukup, sehingga diperlukan keterampilan khusus untuk dapat bertahandalam usaha tersebut. Iverson (2001), mengemukakan bahwa selain training yang diperlukan untuk mengembangkan kemampuan,keterampilan juga membutuhkan kemampuan dasar untukmelakukan pekerjaan secara mudah dan tepat.(Iverson 2001)

(16)

beserta keluarganya dan anggota masyarakat lainnya yang terlibat dalam pembangunan pertanian, dengan demikian penyuluhan pertanian adalah suatu upaya untuk terciptanya iklim yang kondusif guna membantu petani beserta keluarganya agar dapat berkembang menjadi dinamis serta mampu untuk memperbaiki kehidupan dan penghidupannya dengan kekuatan sendiri dan pada akhirnya mampu menolong dirinya sendiri.Padi menjadi salah satu komoditi yang paling di cari oleh masyarakat Indonesia karena padi merupakan tanaman penghasil beras untuk kebutuhan pokok masyarakat Indonesia.

Pada tahun 2015 ini Badan Pusat Statistik (BPS)Produksi Padi Sawah dan Padi Ladang Menurut Data Kecamatan di Kabupaten Maros dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Produksi Padi Sawah dan Padi Ladang Menurut Data Kecamatan di Kabupaten Maros, 2015 (Ton)

Kecamatan Padi Sawah Padi Ladang

(1) (2) (3) 1 Mandai 16.371,0 -2 Moncongloe 14.664,0 -3 Maros Baru 10.346,4 6.944,3 4 Marusu 27.611,5 -5 Turikale 30.726,9 -6 Lau 78.286,2 -7 Bontoa 38.194,2 -8 Bantimurung 20.001,3 -9 Simbang 13.884,1 8.758,0 10 Tanralili 32.908,0 -11 Tompobulu 26.016,0 38.171,5 12 Camba 28.867,2 3.597,0 13 Cenrana 25.240,8 6.823,1 14 Mallawa 23.741,1 9.355,6 Maros 386.858,7 73.649,5

(17)

Pada tabel 1 menunjukkan bahwa di Kecamatan Mandai produksi padi sawah sebesar 16,371,0 ton. Kecamatan Moncongloe produksi padi sawah sebesar 14,664,0 ton. Kecamatan Maros Baru produksi padi sawah sebesar 10,346,4 ton dan memiliki produksi padi ladan sebesar 6.944,3 ton. Kecamatan Marusu produksi padi sawah sebesar 27.611,5 ton. Kecamatan Turikale produksi padi sawah sebesar 30.726,9 ton. Kecamatan Lau produksi padi sawah sebesar 78.286,2 ton. Kecematan Bontoa produksi padi sawah sebesar 38.194,2 ton. Kecematan Bantimurung produksi padi sawah sebesar 20.001,3 ton. Kecamatan Simbang produksi padi sawah sebesar 13.884,1 ton dan produksi padi ladan sebesar 8.758,0 ton. Kecamatan Tanralili produksi padi sawah sebesar 32.908,0 ton. Kecamatan Tompobulu produksi padi sawah 26,016,0 ton dan produksi padi ladang sebesar 38.171,5 ton. Kecamatan Camba produksi padi sawah sebesar 28.867,2 ton dan produksi padi ladang 3.597,0 ton. Kecamatan Cenrana produksi padi sawah sebesar 25.240.8 dan produksi padi ladang sebesar 6.823,1 ton. Kecamatan Mallawa produksi padi sawah sebesar 23.741,1 ton dan produksi padi ladang sebesar 9.355,6 ton. Hal ini menunjukkan bahwa di Kabupaten Maros memiliki rata-rata padi sawah sebesar 386.858,7 ton dan produksi padi ladang sebesar 73,649,5 ton. Yang mana produksi padi sawah lebih besar dibandingkan dengan produksi padi ladang.

(18)

Pada tahun 2015 ini Badan Pusat Statistik (BPS)Luas Panen Padi Sawah dan Padi Ladang Menurut Data Kecamatan di Kabupaten Maros dapat di lihat pada tabel 2.

Tabel 2. Luas lahan Padi Sawah dan Padi Ladang Menurut Data Kecamatan di Kabupaten Maros, 2015

kecamatan Padi Sawah Padi Ladang

(1) (2) (3) 1 Mandai 2.880,0 -2 Moncongloe 2.165,0 1.450,0 3 Maros Baru 2.562,0 -4 Marusu 1.237,0 1.175,0 5 Turikale 2.550,0 -6 Lau 5.387,0 -7 Bontoa 3.770,0 -8 Bantimurung 10.652,0 -9 Simbang 4.643,0 450,0 10 Tanralili 4.582,0 675,0 11 Tompobulu 3.997,0 6.345,0 12 Camba 2.807,0 600,0 13 Cenrana 3.236,0 1.145,0 14 Mallawa 3.436,0 1.570,0 Maros 53.904,0 13.410,0

Sumber: Dinas tanaman pangan dan peternakan dikabupaten maros

Pada tabel 2 menunjukkan bahwa luas lahan padi sawah di Kecamatan Mandai sebesar 2.880,0 ha. Kecamatan Moncongloe luas lahan padi sawah sebesar 2.165,0 ha dan luas lahan padi ladang sebesar 1.450,0 ha . Kecamatan Maros Baru luas lahan padi sawah sebesar 2.562,0 ha. Kecamatan Marusu luas lahan padi sawah sebesar 1.237,0 ha dan luas lahan padi ladang sebesar 1.175,0 ha. Kecamatan Turikale luas lahan padi sawah sebesar 2.550.0ha. Kecamatan Lau

(19)

sawah sebesar 3.770,0ha. Kecamatan Bantimurung luas lahan padi sawah sebesar 10.652,0ha. Kecamatan Simbang luas lahan padi sawah sebesar 4.643.,0ha dan luas padi sawah ladang sebesar 450,0ha. Kecamatan Tanralili luas lahan padi sawah sebesar 4.582.0 ha dan luas lahan padi ladang sebesar 675,0ha. Kecamatan Tompobulu luas lahan padi sawah sebesar 3.997.0ha dan luas lahan padi ladang sebesar 6.345,0ha. Kecamatan Camba luas lahan padi sawah sebesar 2.807.0ha dan luas lahan padi ladang sebesar 600.0ha. Kecamatan Cenrana luas lahan padi sawah sebesar 3.236,0ha dan luas lahan padi ladang sebesar 1.145,0ha. Kecamatan Mallawa luas lahan padi saha sebesar 3.436,0ha dan luas lahan padi ladang sebesar 1.570,0ha. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata luas lahan di Kabupaten Maros luas sawah sebesar 53.904,0 ha dan luas lahan padi ladang sebesar 13.410,0 ha, yang berarti luas lahan padi sawah lebih tinggi dibandingkan dengan padi ladang.

Padi (Oriza sativa) merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang cocok dikembangkan didaerah sulawesi selatan, telah lama diperbanyak dan diusahakan petani sebagai mata pencaharian. Padi amat potensial menunjang pengembangan program nasional dalam meningkatkan produksi tanaman pangan sebagai sumber karbohidrat, bahan penganekaragaman pangan penduduk dan dapat berfungsi sebagai bahan dasar pupuk organik.(Badan Pusat Statistik, 2015)

Observasi dengan melakukan penyuluhan akan memberikan peluang yangbaik bagi petani dan telah dilakukan secara umum dan diarahkan untuk memperoleh masukan bagi penyempurnaan program pemberdayaan petani

(20)

didaerah tertinggal/terisolir untuk meningkatkan kesejahteraan. Pelaku utama dalam kegiatan pertanian adalah petani beserta keluarga intinya (Anonim, 2006 ).

Penyuluhan pertanian merupakan suatu usaha atau upaya untuk mengubah perilaku petani dan keluarganya, agar mereka mengetahui dan mempunyai kemauan serta mampu memecahkan masalahnya sendiri dalam usaha ataukegiatan-kegiatan meningkatkan hasil usahanya dan tingkat kehidupannya. Keterbatasan teknologi dan masih rendahnya tingkat pendidikan para petani sehingga inovasi teknologi yang diberikan penyuluh kepada petani kurang mampudiserap juga merupakan salah satu faktor penghambat dalam meningkatkan produksi padi.

Salah satu teknologi yang dapat mengatasi permasalahan adalah sistem tanam legowo yaitu salah satu teknik budidaya tanaman padi yang mampu meningkatkan produktivitas tanaman padi dengan cara merekayasa jarak tanam sehingga menciptakan kondisi dimana semua tanaman menjadi tanaman pinggir. Dengan demikian diharapkan produksi tanaman tersebut dapat meningkatkan darisegi kuantitas maupun kualitas.Sehubungan dengan uraian latar belakang tersebut, maka dalam suatu penelitian yang dilakukan, penulis mengangkat judul untuk mengkaji mengenai perubahan perilaku petani dengan judul ‘‘Dampak Penyuluhan Sistem Tanam Legowo Terhadap Perubahan Perilaku Petani Padi’’ di Kecamatan Camba Kabupaten Maros.

(21)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan pada penelitian ini adalah ‘‘Bagaimana Dampak Penyuluhan Sistem Tanam Legowo Terhadap Perubahan Perilaku Petani Padi di Kecamatan Camba Kabupaten Maros”

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka tujuan yang ingindicapai dalam penelitian ini untuk mengetahui Bagaimana Dampak Penyuluhan Sistem Tanam Legowo Terhadap perubahan perilaku petani padi di Kecamatan Camba Kabupaten Maros.

Kegunaan dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagi mahasiswa, mahasiswa dapat memperoleh informasi langsung mengenai Dampak Penyuluhan Sistem Tanam Legowo Terhadap Perubahan Perilaku Petani Padi.

2. Bagi pemerintah, pemerintah mendapatkan informasi mengenai Dampak Penyuluhan Sistem Tanam Legowo Terhadap Perubahan Perilaku Petani Padi di Kecamatan Camba Kabupaten Maros.

(22)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyuluhan Pertanian

Pengertian penyuluhan dalam arti umum adalah ilmu social yang mempelajari system dan proses perubahan pada individu serta masyarakat agar dapat terwujud perubahan yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan (Setiana.L.2005). Kegiatan upaya pembangunan dalam pertanian yang disampaikan melalui kegiatan penyuluhan, ditujukan untuk tercapainya perubahan-perubahan pada perilaku petani dan masyarakatnya mencakup aspek baik ekonomi, sosial budaya, ideology, politik maupun keamanan, untuk itu pembangunan yang diberikan haruslah dapat mendorong terjadinya perubahan yang memiliki sifat pembaharuuan, yang sering disebut “Inovasi”. Secara singkat inovasi berarti ide, gagasan, praktek baru. Sehingga secara keseluruhan dapat diartikan“Sesuati ide, produk, informasi teknologi, kelembagaan, perilaku, nilai-nilai, dan praktekpraktek baru yang belum banyak diketahui, diterima, dan digunakan oleh sebagian besar warga masyarakat dalam suatu lokasi tertentu, yang dapat mendorong terjadinya perubahan – perubahan di segala aspek kehidupan masyarakat.(Rosyid, 2008)

Sejak urusan penyuluhan pertanian diserahkan kepada pemerintah daerah sering ditemulan adanya permasalahan yang merugikan petani maupun bagi para penyuluh pertanian di lapangan. Permasalahan yang ditemukan antara lain rendahnya tingkat profesionaisme penyuluh pertanian, lemahnya administrasi penyuluh pertanian, dan kurangnya kemampuan manajerial penyuluh pertanian.

(23)

Adanya permasalahan-permasalahan tersebut berakibat pada rendahnya tingkat penyelenggaraan penyuluh pertanian kepada petani sehingga tingkat produktifitas usahatani dan pendapatan petani tidak berkembang. Penyuluh pertanian tidak dapat memecahkan semua permasalahan yang dihadapi oleh petani. Pengetahuan dan wawasan yang memadai hanya dapat digunakan untuk memecahkan sebagaian dari masalah yang dihadapi petani. Oleh karena itu, sebagian petani tidak mau berpartisipasi dalam kegiatan penyuluhan pertanian dan bahkan petani tersebut tidak percaya dengan program yang diadakan oleh penyuluh pertanian. Namun penyuluh pertanian tetap berusaha membantu petani dalam mengatasi masalah yang dihadapi petani.(Mardikianto, 2003)

Tenaga penyuluhan pertanian diharapkan kedepan tidak lagi cukup hanya menguasai teknis budidaya pertanian namun harus menguasai aspek pemasaran, permodalan, efesiensi ekonomi, dan analisis pendapatan petani, atau lebih lagi harus mampu menjadi konsultan dan pendamping petani dalam bisnis pertanian. Penyuluh memiliki beberapa tugas pokok yang harus dilaksanakan dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian. Tugas pokok tersebut dilaksanakan agar para petani mampu menerapkan tekhnologi baru, sehingga mampu berusaha tani dengan lebih baik, berusaha tani lebih menguntungkan, lebih hidup sejahtera dan membentuk masyarakat tani yang lebih sejahtera.

2.2 Penyuluhan Sistem Tanam Jajar Legowo

Sistem tanam jajar legowo adalah pola bertanam yang berselang-seling antara dua atau lebih (biasanya dua atau empat) baris tanaman padi dan satu baris

(24)

berarti luas dan ”dowo” berarti memanjang. Legowo di artikan pula sebagai cara tanam padi sawah yang memiliki beberapa barisan dan diselingi satu barisan kosong.(Mardikanto,Totok.2009)

Baris tanaman (dua atau lebih) dan baris kosongnya (setengah lebar di kanan dan di kirinya) disebut satu unit legowo. Bila terdapat dua baris tanam per unit legowo maka disebut legowo 2:1, sementara jika empat baris tanam per unit legowo disebut legowo 4:1, dan seterusnya.Adapun manfaat dan tujuan dari penerapansistem tanam jajar legowo adalah sebagai berikut :

1. Menambah jumlah populasi tanaman padi sekitar 30 % yang diharapkan akan meningkatkan produksi baik secara makro maupun mikro.

2. Dengan adanya baris kosong akan mempermudah pelaksanaan pemeliharaan, pemupukan dan pengendalian hama penyakit tanaman yaitu dilakukan melalui barisan kosong/lorong.

3. Mengurangi kemungkinan serangan hama dan penyakit terutama hama tikus. Pada lahan yang relatif terbuka hama tikus kurang suka tinggal di dalamnya dan dengan lahan yang relatif terbuka kelembaban juga akan menjadi lebih rendah sehingga perkembangan penyakit dapat ditekan.

4. Menghemat pupuk karena yang dipupuk hanya bagian tanaman dalam barisan. 5. Dengan menerapkan sistem tanam jajar legowo akan menambah kemungkinan

barisan tanaman untuk mengalami efek tanaman pinggir dengan memanfaatkan sinar matahari secara optimal bagi tanaman yang berada pada barisan pinggir. Semakin banyak intensitas sinar matahari yang mengenai tanaman maka proses metabolisme terutama fotosintesis tanaman yang terjadi di daun akan semakin

(25)

tinggi sehingga akan didapatkan kualitas tanaman yang baik ditinjau dari segi pertumbuhan dan hasil.

Prinsip sistem legowo adalah merancang untuk mendapatkan populasi tanaman lebih dari 160.000 per hektar. Penerapan Jajar Legowo dapat meningkatkan populasi pertanaman, serta member efek tanaman pinggir yang lebih baik. Tanaman yang berada di pinggir diharapkan memberikan produksi yang lebih tinggi dan kualitas gabah yang lebih baik karena dapat menerima sinar matahari secara optimal yang berguna dalam proses fotosintesis.(Rosyid, 2008) 2.3 Petani Padi

Petani adalah orang yang menggantungkan hidupnya pada lahan pertanian sebagai mata pencaharian utamanya. Secara garis besar terdapat tiga jenis petani, yaitu petani pemilik lahan, petani pemilik yang sekaligus juga menggarap lahan, dan buruh tani.

Petani sebagai seseorang yang mengendalikan secara efektif sebidang tanah yang dia sendiri sudah lama terikat oleh ikatan-ikatan tradisi dan perasaan. Tanah dan dirinya adalah bagian dari satu hal, suatu kerangka hubungan yang telah berdiri lama. Suatu masyarakat petani bisa terdiri sebagian atau bisa juga seluruhnya dari para penguasa atau bahkan menggarap paksa tanah bila mana mereka menguasai tanah sedemikian rupa sehingga memungkinkan mereka menjalankan cara hidup biasa dan tradisional yang di dalamnya pertanian, mereka masuk secara intim, akan tetapi bukan sebagai penanam modal usaha demi keuntungan. Khusus petani di Indonesia pada umumnya bukan termasuk farmer

(26)

dengan sebidang kecil sawah atau ladang, bahkan kadang-kadang hanya sekedar buruh tani saja.

Petani sebagai pelaku utama dalam peningkatan produktifitas pendapatan hasil pertanian sebagian besar dinilai kurang dalam sumber daya manusia, dengan minimnya tingkat pendidikan petani tersebut banyak programprogram pemerintah yang dilaksanakan bertujuan meningkatkan peran utama dan fungsi petani.

Petani padi adalah seseorang yang bergerak di bidang bisnis pertanian utamanya dengan cara melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan memelihara tanaman padi, dengan harapan untuk memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk di gunakan sendiri ataupun menjualnya kepada orang lain. Mereka juga dapat menyediakan bahan mentah bagi industri, seperti beras maupun bibit padi. Profesi seorang petani padi kadang diremehkan atau tidak dihargai, padahal mereka salah satu pahlawan tanpa tanda jasa. Mereka bekerja keras demi mendapatkan hasil panen yaitu padi dengan kualitas baik, agar layak dikonsumsi oleh orang lain. Kadang hasil panen tidak baik dan mereka menderita kerugian, tetapi siapa yang perduli dengan kegagalan panen mereka. Mereka selalu ikhlas merawat padi dari bentuk bibit hingga menjadi padi.

Petani memang termasuk profesi wirausaha atau wiraswasta, tapi bukan berarti mereka melakukan segala halnya tanpa aturan, sebagai soerang petani mereka memiliki aturan sendiri dalam menjalankan profesi mereka, agar mereka dapat menjalankan profesi mereka dengan baik meskipun tidak pernah tertulis.

(27)

2.4 Perubahan Perilaku Petani

Perilaku petani dicerminkan dalam tindakan sehari-hari baik dalam lingkungan seperti keluarga, masyarakat, maupun lingkungan pekerjaan. Tindakan yang dilakukan secara berulang-ulang dan mendarah daging disebut dengan perilaku. Kebiasaan ini akan berlangsung terus menerus. Perilaku ini juga dapat mempengaruhi cara berfikir petani dalam pengelolaan usahatani yang sudah dilakukan sejak dahulu kala. Pengelolaan usahatani yang sudah dilakukan sejak dulu itu, dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Petani merasa membutuhkan, oleh karena itu timbul suatu dorongan atau semacam motivasi yang ada di dalam diri mereka.

Menurut Maslow (1994) dorongan atau kebutuhan atau keinginan sebenarnya tidak mungkin tidak akan pernah dikaitkan dengan suatu landasan khusus, tersendiri, dan ditempatkan secara jasmaniah. Keinginan yang sebenarnya lebih banyak merupakan kebutuhan orang itu sepenuhnya. Setelah motivasi itu timbul maka petani berusaha untuk melakukan pengelolaan usaha tani secara terus menerus sehingga menjadi suatu kebiasaan, kebiasaan inilah yang menimbulkan perilaku. ( pertanian.2010)

1. Pengetahuan Petani

Pengetahuan merupakan salah satu komponen prilaku petani yang turutmenjadi faktor dalam adopsi inovasi. Tingkat pengetahuan petani mempengaruhipetani dalam mengadopsi teknologi baru dan kelanggengan usahataninya.Selanjutnya dijelaskan pula bahwa dalam mengadopsi pembaharuan

(28)

danpengetahuan praktis. Sebagai salah satu aspek dari perilaku, pengetahuanmerupakan suatu kemampuan individu (petani) untuk mengingat-ingat segalamateri yang dipelajari dan kemampuan untuk mengembangkan intelegensi. Pengetahuan merupakan tahap awal terjadinya persepsi yang kemudian melahirkan sikap dan pada gilirannya melahirkan perbuatan atau tindakan. Adanya pengetahuan yang baik tentang suatu hal, akan mendorong terjadinyaperubahan perilaku pada diri individu, dimana pengetahuan tentang manfaat suatu hal akan menyebabkan seseorang bersikap positif terhadap hal tersebut, demikian pula sebaliknya.

Peningkatan pengetahuan petani merupakan bagian yang penting dalam proses adopsi inovasi. Seperti yang dikemukakan oleh Sudarta (2005) bahwa dalam akselerasi pembangunan pertanian, pengetahuan individu pertanian mempunyai arti penting, karena pengetahuan dapat mempertinggi kemampuan dalam mengadopsi teknologi baru di bidang pertanian. Jika pengetahuan tinggi dan individu bersikap positif terhadap suatu teknologi baru di bidang pertanian, maka penerapan teknologi tersebut akan menjadi lebih sempurna, yang pada akhirnya akan memberikan hasil secara lebih memuaskan baik secara kuantitas maupun kualitas. Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan petani sebagai bagian dari perilaku penerapan inovasi..(Sudarta, W. 2005)

Setiap individu memiliki kemampuan berbeda untuk mengembangkan pengetahuan. Hal tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan karakteristik individu tersebut. Tiap karakter yang melekat pada individu akan membentuk kepribadian dan orientasi perilaku tersendiri dengan cara yang berbeda pula.

(29)

Pengetahuan sebagai alat jaminan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang dari pengalaman, dan hasil penelitian membuktikan bahwa perilaku didasarkan atas pengetahuan akan lebih langgeng dibandingkan dengan tanpa didasari pengetahuan.(Syafruddin, dkk 2006)

2. Sikap Petani

Sikap yang dimiliki seseorang memberikan corak pada perilaku atau tindakan orang yang bersangkutan (Walgito, 2006). Krech dan Crutchfield dalam Walgito (2006), mengatakan bahwa perilaku seseorang akan diwarnai atau dilatarbelakangi oleh sikap yang ada pada orang yang bersangkutan. Para ahli psikologi sosial memberikan pengertian tentang sikap yang sedikit berbeda-beda namun pada dasarnya semuanya bertujuan untuk mengetahui prilaku seseorang.

Sikap dan tingkah laku sangat berkaitan, karena manusia akan bertingkah laku ataupun berperilaku biasanya sesuai dengan sikap yang ada dalam diri manusia itu sendiri. Dari sebuah sikap maka terciptalah sebuah tingkah laku. (Azwar, S., 2002)

3. Keterampilan Petani

Keterampilan petani adalah di mana kita mengetahui dulu apa definisiketerampilan, keterampilan adalah usaha untuk memperoleh kompetensi cekat,cepat dan tepat dalam menghadapi permasalahan yang datang. Dalam hal ini, kitabawah Keterampilan kedalam keterampilan petani ialah sebagai proseskomunikasi pengetahuan untuk mengubah perilaku petani menjadi cekat, cepatdan tepat melalui pengembangan kerajinan dan teknologi rekayasa dan

(30)

Beberapa aplikasi keterampilan petani yang sangat mempengaruhi kwalitas produksi :

1. Pengolahan lahan : Tentunya dalam hal ini kita menentukan komoditi apa yang benar-benar cocok untuk lahan yang akan di persiapkan nantinya, dari segi tempratur dan suhu, dan humus atau keadaan tanahnya .tentunya itu sangat berpengaruh.

2. Pembibitan : Di fase ini kita benar-benar teliti karena di pembibitan adalah penentuan bagaiamana kwalitas komoditi yang akan di budidayakan.

3. Penanaman : Penanaman harusnya kita sesuaikan dengan bentuk dan rupa komoditi yang kita budidayakan tentunya dengan mengikuti aturan penanaman yang betul- betul di teliti bagaimana hasil kwalites tanaman

4. Pemeliharaan tanaman

5. Pengendalian hama dan penyakit 6. Pemangkasan

7. Panen

2.5 Kerangka Pikir

Upaya untuk memudahkan dan membantu petani dalam meningkatkan produksi usahatani padi harus ditunjang dengan mempersiapkan sumber daya manusianya. Adanya Penyuluh Pertanian Lapangan merupakan salah satu upaya untuk memudahkan dan meningkatkan produksi usahatani salah satunya yang dilakukan melalui serangkaian kegiatan demplot.

(31)

mendapatkan hak-haknya sebagai manusia. Sebagian mereka diidentikkan oleh sebagian yang lain dengan keadaan ekonomi yang terbelakang pendidikan dan wawasan yang rendah. Untuk itu dengan meningkatkan kesejahteraannya, petani diharapakan memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengelolah usahataninya khususnya petani padi sehingga produksi padi yang dihasilkan mengamalami peningkatan setiap kali panen. Adapun kerangka pikir dalam penelitian ini yaitu:

Gambar 1. Karangka Pikir Dampak Penyuluhan Sistem Tanam Legowo Terhadap Perubahan Perilaku Petani Di Kecamatan CambaKabupaten Maros

Dampak Penyuluhan Pertanian - Perilaku Petani  Pengetahuan  Sikap  Keterampilan Petani Padi Penyuluh Pertanian Inovasi Teknologi Penyuluhan Sistem Tanam

Legowo Informasi

(32)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Camba Kabupeten Maros. Lokasi penelitian di pilih secara purposive (sengaja) dengan pertimbangan bahwa dilokasi tersebut memiliki lahan sawah yang cukup luas dan minat petani padi tanam sistem legowo yang sudah berkurang. Sedangkan waktu pengambilan data mulai April 2018 sampai dengan Juni 2018.

3.2 Tehnik Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah petani padi dengan sistem tanam legowo di Kecamatan Camba Kabupaten Maros yang memiliki 5 kelompok tani yang beranggotakan 25 orang perkelompok jadi jumlah keseluruhan adalah 125 orang petani. Adapun Penentuan jumlah sampel penelitian menggunakan tekhnik Random Sampling dengan mengambil secara (acak) 15% dari 125 orang petani. Menurut Arikunto (2002) jumlah sampel dapat dipilih sebanyak 15% dari jumlah populasi Proses Pengambilan sample dilakukan dengan cara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu, karena rumus tersebut berdasarkan pernyataan jika jumlah subjek kurang dari 100 maka lebih baik diambil semua sedangkan jika jumlah subjeknya lebih besar dapat diambil antara 15%, Respoden di ambil secara acak yaitu terpilih 32 petani.

(33)

3.3 Jenis dan Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder yaitu :

1. Data primer adalah di peroleh dengan mengadakan tanya jawab langsung dengan petani padi dengan menyebar daftar pertanyaan atau kuisioner di wilayah penelitian.

2. Data sekunder diperoleh dari kantor kecamatan dan kantor desa serta instansi terkait di Kecamatan Camba Kabupaten Maros.

3.4 Tehnik Pengumpul Data

Dalam hal ini teknik pengumpulan data dilakukan dalam pengambilan data primer. Adapun cara pengambilan data sebagai berikut:

a. Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti. Adapun objek yang diteliti adalah petani padi.

b. Wawancara, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara wawancara responden, sehingga antara peneliti dengan responden dapat berkomunikasi secara langsung.Adapun para respondennya adalah petani yang mengusahakan tanaman padi.

c. Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang di peroleh dari dokumendokumenyang berupa catatan transkip, buku dan lain sebagainya,

(34)

dariinstansi yang berhubungan dengan topik penelitian, antara lain kantor desa, kantor kecamatan, dan instansi terkait.

d. Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada.

3.5 Tehnik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif yaitu metode untuk mengetahui dan memberikan gambaran mengenai data primer dan data sekunder yang telah dikumpulkan. Analisis data untuk menjawab adalah analisis pengukuran terhadap indikator pengamatan dengan menggunakan tehnik skoring atau skala nilai dengan ketentuan (Sugiyono,2004).

Pemberian skor terbagi kedalam beberapa interval kelas (tinggi, sedang, rendah) skor 3 untuk kriteria perilaku tinggi, skor 2 untuk kriteria perilaku sedang dan skor 1 untukkriteria perilaku rendah.

Interval = Kategori :

1,00 - 1,66 = Rendah 1,67 - 2,33 = Sedang 2,34 – 3,00 = Tinggi

(35)

3.6 Definisi Operasional

1. Sistem Tanam Legowo yaitu Tujuan utama dalam penelitian pola tanam padi di Kecamatan Camba Kabupaten Maros.

2. Penyuluh Pertanian merupakan gambaran awal di Kecamatan Camba Kabupaten Maros

3. Informasi adalah pesan (ucapan atau ekspresi) yang di sampaikan oleh penyuluh pertanian di Kecamatan Camba Kabupaten Maros .

4. Petani padi adalah orang yang bekerja atau melakukan kegiatan usaha tani padi di Kecamatan Camba Kabupaten Maros.

5. Perubahan perilaku yaitu untuk mengetahui faktor-faktor perubahan perilaku petani padi terhadap Dampak Sistem Tanam Legowo seperti keterampilan, sikap dan pengetahuan di Kecamatan Camba Kabupaten Maros.

6. Keterampilan petani yaitu kemampuan petani dalam berbudidaya di Kecamatan Camba Kabupaten Maros.

7. Sikap petani ialah tindakan yang di tujukan petani meliputi menolak ataupun menerima penyuluh mengenai sistem tanam legowo tanaman padi meliputi hama penyakit,persamaian, cara tanam ,pemupukan dasar, penyiangan, pengamatan dan panen di Kecamatan Camba Kabupaten Maros.

8. Pengetahuan merupakan salah satu komponen perilaku petani yang turut menjadi faktor dalam adopsi inovasi Kecamatan Camba Kabupaten Maros.

(36)

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak Geografis

Keadaan geografi Kecamatan Camba merupakan daerah dataran tinggi. Dari delapan daerah wilayah administrasi yang ada semuanya mempunyai topografi Lembah dan berbukit dengan ketinggian terendah tiga ratus sepuluh sampai tujuh ratus lima puluh meter diatas permukaan laut. Luas Kecamatan Camba sekitar 145,36 Km2.

 Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pangkep,

 sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bone,

 sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Mallawa

 sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cenrana.

Jarak antara desa dengan pusat pemerintahan kabupaten cukup jauh yaitu desa terdekat dapat ditempuh dengan jarak sekitar 44 kilometer dan desa terjauh dengan jarak 64 kilometer. Penghasilan utama dari penduduk Kecamatan Camba selain Pegawai Negeri Sipil adalah Bertani. Hasil pertanian bermacam-macam. Ada padi, jagung, sayur-sayuran, kacang, cabe merah, tomat, dll. Terdapat pula banyak peternak. Kebanyakan beternak Ayam Ras dan ada juga yang beternak Ayam Potong. Terdapat pula peternakan sapi. Untuk hasil perkebunan terdapat kemiri, jati, bambu, kelapa, coklat dll.

(37)

4.2 Kondisi Demografis

1. Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamain di kecamatan camba kabupaten maros dapat dilihat pada tabel 3 yaitu :

Tabel 3. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kecamtan Camba Kabupaten Maros Tahun ,2018

No Jenis kelamin Jumlah (jiwa)

1 Laki – laki 6.092

2 Perempuan 6.483

Jumlah 12.575

Sumber: monografi Kecamatan Camba

Penduduk Kecamatan Camba Tahun 2011 sebanyak 12.575 jiwa. yaitu laki-laki sebanyak 6.092 jiwa dan perempuan 6.483 jiwa. Rasio jenis kelamin (Sex Ratio) sekitar 94, hal ini menunjukkan bahwa dari setiap 100 orang perempuan terdapat 94 laki-laki. Penduduk terbanyak berada pada Desa Sawaru sebanyak 2.108 jiwa dan terkecil sebanyak 1.159 jiwa berada pada Desa Benteng. Jumlah rumah tangga sebanyak 3.344 dengan kepadatan penduduk sebesar 86,51 jiwa/km2, mayoritas warganya berasal dari Suku/Etnis Bugis-Makassar.

2. Sektor Pertanian

Sektor pertanian di Kecamatan Camba Tahun 2011, khususnya padi sawah masih menjadi mata pencaharian utama bagi penduduk di Kecamatan Camba. Dapat dilihat pada tabel 4.

(38)

Tabel 4. Luas sektor pertanian mata pencaharian bagi penduduk di Kecamatan Camba Kabupaten Maros,2018

No Jenis Sawah Luas Lahan (Ha)

1 Lahan sawah

-Teknis dan Non Teknis 1.290

-Tadah Hujan 570

2 Lahan Bukan Sawah

-Ladang/Tegal 1.060

-Perkebunan 2.112

-Hutan Rakyat 6.457

-lainya 202

Sumber:Data Profil Kecamatan Camba,2018

Tabel 4 Dari luas Kecamatan Camba seluas 14.536 Ha terdiri dari lahan sawah dan lahan bukan sawah. Lahan sawah yang diusahakan untuk pertanian merupakan sawah berpengairan Teknis dan Non Teknis seluas 1.290 Ha, lahan sawah tadah hujan seluas 570 Ha, selebihnya lahan bukan sawah yang terdiri dari Ladang /Tegal 1.060 Ha, perkebunan 2.112 Ha, hutan rakyat 6.457 Ha lainnya 202 Ha.

(39)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Identitas Petani

a. Usia Responden

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi petani responden dalam menjalankan kegiatan usahataninya adalah faktor usia, dimana usia yang relatif muda dan sehat kemampuan fisiknya lebih tinggi dengan yang berusia lanjut, klasifikasi tingkat usia petani dapat disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Responden Berdasarkan Tingkat Usia di Kecamatan Camba Kabupaten Maros

No Kelompok umur (tahun) Jumlah Presentase (%)

1 28-33 8 21,00

2 34-43 14 26,00

3 44-50 6 25,00

4 51-60 4 28,00

Jumlah 32 100,00

Sumber :Data primer 2018

Berdasarkan tabel 5 ,umur 28-33 tahun sebanyak 8 orang atau sebesar 21,00% masi relatif muda dimana umur petani yang berusia muda lebih giat bekerja,ceketan,muda menerima inovasi baru serta lebih cepat tanggap atas apa yang disampaikan penyuluh dalam melakukan penyuluhan , kemudian yang berusia 34-43 sebanyak 11 orang atau sebesar 26,00% masi tergolong muda dimana umur yang muda masi memiliki ingatan yang kuat dalam memingat apa-apa saja yang telah disampaikan oleh penyuluh dalam melaksanakan kinerjanya,

(40)

sudah masuk setengah baya dimana sudah memiliki beberapa pengalaman dalam berusahatani serta memiliki pemikiran yang cukup matang, dan yang berusia 51-60 sebanyak 7 orang atau sebesar 28,00% umur ini sudah memasuki tahap umur tua dimana petani tersebut sudah memiliki pengalaman yang banyak serta memiliki pengetahuan yang cukup baik tentang bagaiman cara merawat /memelihara padi dengan Sistem Tanam Legowo .

Hal ini penulis menyimpulkan bahwa hasil penelitian berdasarkan umur bahwa responden yang berumur muda relatif cenderung mempunyai kemampuang yang lebih baik dibandingkan dengan dengan responden yang berumur tua, tetapi dalam penelitian ini tidak keseluruhan petani muda yang cekap tangkap melaingkan ada juga beberapa petani yang berumur tua memiliki pemahaman yang lebih bagus karena memiliki pengalaman petani yang cukup lama.

b. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan formal yang pernah dilalu petani responden. Tingkat pendidikan yang dialami erat hubungannya dengan pengetahuan petani, pemahaman serta keterampilan mereka, jelasnya dapat di lihat pada tabel 6 .

(41)

Tabel 6.Tingkat Pendidikan Petani Responden di Kecamatan Camba Kabupaten Maros

No Tingkat pendidikan Jumlah (orang) Presentase (%)

1 Tidak sekolah 5 24,00

2 SD 11 40,00

3 SMP 10 24,00

4 SMA 6 12,00

Jumlah 32 100,00

Sumber : Data primer yang telah diolah,2018

Tabel 6 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan petani yaitu Tidak sekolah sebanyak 5 orang (24,00%). SD sebanyak 11 orang (40,00%) . SMP sebanyak 10 orang (24,00) tingkat pendidikan SMA yaitu 6 orang (12,00%).

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan SD lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat pendidikan SMA yang berarti tingkat pendidikan responden masih rendah, karena umumnya masih berada pada tingkat sekolah dasar dan tidak pernah sekolah.

Hal ini penulis menyimpulkan bahwa Tingkat pendidikan akan berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan petani tentang pengembangan suatu usahatani yang berhubungan dengan prospek pengembangan padi Sistem Tanam Legowo .

c. Tanggungan Keluarga

(42)

tersedianya tenaga kerja, namun di pihak lain justru dapat mempertinggi biaya hidup, apabila banyak anggota keluarga yang tidak bekerja.

Secara tidak langsung banyaknya keluarga dapat mempengaruhi tingkat kesejahteraan keluarga, karena dapat mendorong efektivitas dan produktivitas pengelolaan usahatani, sehingga dapat mengembangkan usahanya lebih besar untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang selalu meningkat.Adapun rata-rata tanggungan keluarga responden dapat dilihatpada Tabel 7.

Tabel 7. Rata-rata Tanggungan Keluarga Responden di Kecamatan Camba Kabupaten Maros

No Tanggungan keluarga (orang) Jumlah (orang) Presentase (%)

1 1-3 20 64,00

2 4-6 12 36,00

Jumlah 32 100,00

Sumber :Data primer yang telah diolah,2018

Tabel 7 menunjukkan bahwa responden yang mempunyai jumlah tanggungan keluarga 1 – 3 orang sebanyak 20 orang atau 64,00%, dan jumlah tanggungan keluarga 4 – 6 orang sebanyak 12 orang atau 36,00%.

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa Jumlah tanggungan keluarga responden berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan petani padi pada Sistem Tanam Legowo, namun disisi lain jumlah tanggungan keluarga merupakan sumber tenaga kerja bagi petani dalam mengelolah usahataninya.

Hal ini penulis menyimpulkan bahwa jumlah tanggungan keluarga sangat mempengaruhi jumlah pendapatan responden pada sistem tanam legowo.

(43)

d. Pengalaman Berusahatani

Keberhasilan usahatani tergantung dari pengalaman berusaha, semakin lama seseorang mengelola usahanya semakin bertambah banyak pengalaman yang diperoleh petani yang telah lama berusahatani dibanding dengan petani yang pengalamannya lebih sedikit. Untuk jelasnya rata-rata pengalaman petani dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Rata-Rata pengalaman berusahatani petani respondeng di Kecamatan Camba Kabupaten Maros .

No Lama berusahatani (tahun ) Jumlah (orang) Presentase (%)

1 5-10 7 20,00 2 11-16 4 16,00 3 17-22 10 28,00 4 23-28 7 20,00 5 29-34 4 16,00 Jumlah 32 100,00

Sumber : Data primer yang telah diolah,2018

Tabel 8 Menunjukkan bahwa pengalaman berusahatani antara 5 -10 berjumlah 7 orang atau 20,00% , 23 – 28 tahun masing-masing berjumlah 7 orang atau 20,00% , pengalaman 11 – 16, 29 – 34 tahun masing-masing berjumlah 4 atau 16,00%, pengalaman 17 – 22 tahun berjumlah 10 atau 28,00%.

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa lama pengalaman berusahatani akan berhubungan dengan keterampilan petani dalam berusahatani padi Sistem Tanam Legowo, semakin lama petani telah mengusahakan usahatani semakin bijaksana dan semakin terampil dalam menerapkan teknologi yang berhubungan

(44)

5.2 Proses Penyuluhan Pada Sistem Tanam Legowo

Untuk mengukur tingkat pengetahuan petani, peneliti menggunakan kuesioner dengan mengambil rujukan dari penyuluh tentang materi penyuluhan yang telah diberikan kepada petani mengenai Sistem Tanam Legowo yang terdapat pada komponen teknologi PTT (pengelolaan tanaman terpadu) yang terdiri dari varietas unggul, persemaian, bibit muda, sistem tanam le gowo 4:1, pemupukan berimbang, penggunaan bahan organik, pengendalian hama penyakit, panen dan pasca panen. Hal tersebut digunakan untuk mengukur seberapa jauh penyerapan petani mengenai materi yang telah diberikan oleh Pak Makmur,SP,MP.

Penyuluhan dilakukan selama Enam Bulan sekali, penyuluhan dilaksanakan di kantor desa, Rumah kelompok tani, dan secara informal atau penyuluh turun langsung kelapangan untuk menyampaikan inovasi tentang Sistem Tanam Legowo, hal ini bertujuan agar para petani selalu menerapkan apa yang selalu disampaikan penyuluh mulai dari pembersihan lahan sampai dengan panen. Setiap desa selalu ditempatkan penyuluh dan dipimpin oleh kelompok tani setempat sebagai koordinator umum bagi para anggota kelompoknya guna untuk penyuluhan dilakukan selalu terkontrol agar produksi padi di desa ini dapat meningkat dengan pesat setelah diterapkannya Sistem Tanam Legowo.

Adapun pengetahuan petani dibagi menjadi tiga kriteria yang telah disesuaikan dengan bobot pertanyaan masing-masing yang dianjurkan oleh pihak penyuluh yaitu kriteria rendah, cukup dan tinggi. Setelah mendapatkan penyuluhan dari petugas lapangan mengenai sistem legowo, adapun pada kriteria

(45)

tersebut petani dapat menjawab pertanyaan yang diajukan dan sesuai dengan pola PTT sistem tanam legowo yang meliputi :

a. Pemahaman mengenai definisi dari tanam legowo, pemupukan dengan cara disebar agar pupuknya dapat merata ke tanaman.

b. Mengetahui hama pengganggu pada tanaman padi, pupuk urea merupakan pupuk yang mudah larut didalam air, memberantas tikus dengan cara menggunakan klerat dan pembersihan rumput sekitar tanaman, menggunakan pupuk NPK sebagai pupuk dasar pada tanaman padi.

c. Melakukan penyiangan pada tanaman padi sebnanyak 2 kali selama musim tanam berlangsung, melakukan penyiangan pertama pada usia 14 hari setelah tanam, memberikan pemupukan pertama pada usia 15 hari setelah tanam, melakukan pemupukan kedua pada usia 45 hari setelah tanam.

Padi dibudidayakan dengan cara sistem tanam legowo di Kecamatan Camba Kabupaten Maros dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang setinggi-tingginya dengan kualitas sebaik mungkin. Untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan para petani maka tanaman yang akan ditanam harus sehat dan subur. Berdasarkan Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (2009) bahwa tanam jajar legowo 2:1 adalah cara tanam berselang-seling dua baris dan satu baris dikosongkan Untuk itu penyuluh menciptakan komponen teknologi PTT yaitu pengelolaan tanaman terpadu yang terdiri dari varietas unggul, persemaian, bibit muda, sistem tanam legowo 4:1, pemupukan berimbang, penggunaan bahan organik, pengendalian hama penyakit, dan panen, yang akan

(46)

1. Persiapan tanam

a. Pembersihan Lahan, yaitu membersihkan rumput liar gulma dan jerami.Membenamkan jerami dalam kondisi jenuh air untuk mempercepatpelapukan. Pembenaman jerami bertujuan agar lahan sehat, prosespenyerapan pupuk bisa maksimal.

b. Pembuatan Gelengan yaitu mencangkul lahan untuk dibuatgalengan/pematang serta memperbaiki pematang-pematang yang rusak.

c. Pembajakan yaitu Tanah diolah sempurna (2 kali bajak dan 2 kali garu),dengan kedalaman olah 15-20 cm.Bersamaan dengan pengolahan tanahdilaksanakan perbaikan pintu pemasukan/pengeluaran dan perbaikanpematang, jangan sampai ada yang bocor.

d. Seleksi Benih yaitu Benih padi yang akan digunakan adalah varietasunggul berlabel sesuai anjuran setempat dengan kebutuhan benih 25kg/ha.

e. Persemaian yaitu Persemaian seluas 5% luas lahan yang akan ditanami.Pemeliharaan persemaian seperti pada cara tanam padi biasa. Umurpersemaian 25-30 hari.

2. Penanaman

Cara tanam adalah jajar legowo 2:1 atau 4:1. Pada jajar legowo 2:1, setiap dua barisan tanam terdapat lorong selebar 40 cm, jarak antar barisan 20 cm, tetapi jarak dalam barisan lebih rapat yaitu 10 cm. Pada jajar legowo 4:1 setiap empat barisan tanam terdapat lorong selebar 40 cm, jarak antar barisan 20 cm, jarak

(47)

dalam barisan tengah 20 cm, tetapi jarak dalam barisan pinggir lebih rapat yaitu 10 cm. Untuk mengatur jarak tanam digunakan caplak ukuran mata 20 cm. Pada jajar legowo 2:1 dicaplak satu arah saja, sedangkan pada jajar legowo 4:1 dicaplak kearah memanjang dan memotong.

3. Pemeliharaan tanaman a. Pemupukan

Pupuk dasar diberikan secara disebar pada satu tanam padi dengan dosis 1/3 bagian Urea dan seluruh dosis SP-36. Pupuk susulan pertama diberikan pada umur 15 HST (sesudah penyiangan) dan pupuk susulan kedua pada umur 45 HST.

b. Penyiangan

Penyiangan dilakukan pada umur 10-15 HST (sebelum pemberian pupuk susulan pertama) dan selanjutnya tergantung keadaan gulma.

c. Pengendalian Hama dan Penyakit

Dengan konsep PHT (Pengendalian hama terpadu), hama seperti penggerek batang dikendalikan dengan Furadan 3G atau Dharmafur 34 dengan takaran 18-20 kg/ha. Hama lain seperti walang sangit, hama putih, dan wereng dikendalikan dengan penyemprotan Dharmabas dengan takaran 1-2 L/ha. Penyakit umum seperti tungro, kerdil kresek dikendalikan dengan sanitasi lingkungan bila masih dibawah ambang batas. Tetapi alangkah lebih baik pengendalian hama penyakit dilakukan dengan sistem pemantauan. Hindari penggunaan pestisida.

(48)

4. Panen

Cara panen sistem tanam legowo, sama dengan cara panen padi pada umumnya yaitu jika tanaman padi tersebut sudah berumur 2 bulan lebih atau dengan melihat tanaman padi tersebut mulai menguning maka tanaman padi tersebut sudah mulai dipanen.

5.3 Perubahan Perilaku Petani Padi 1. Tingkat Pengetahuan

Tingkat pengetahuan petani dalam usahatani padi berdasarkan sistem tanam legowo diukur dari pengetahuan petani terhadap kegiatan persiapan tanam, penanaman, pemeliharaan tanaman dan panen dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Perubahan Pengetahuan Petani Tentang Kegiatan Persiapan Tanam Pada Penerapan Sistem Tanam Legowo di Kecamatan Camba Kabupaten Maros

No Indikator Nilai Kategori

1 Persiapan lahan

a. Persiapan lahan 2,28 Sedang b. Pembuatan gelengan/pematan 2,16 Sedang

c. Pembajakan 2,28 Sedang

d. Seleksi benih 2,44 Tinggi

e. Persamaian 2,48 Tinggi

Jumlah 11,63 Sedang

Rata-rata 2,33

Sumber, Data primer yang telah diolah,2018

Tabel 9 menunjukkan bahwa perubahan pengetahuan petani tentang pembersihan lahan menunjukkan nilai 2,28 dengan kategori Sedang, hal ini disebabkan karena antosias petani dalam pembersihan lahan masih sedang atau belum bersungguh sungguh dalam membersihkan rumput liar, gulma dan jerami dan membiarkan jerami dalam kondisi jenuh air untuk mempercepat pelapukan

(49)

Pada pembuatan gelengan/pematang menunjukkan nilai 2,16 dengan kategori sedang, hal ini disebabkan karena petani dalam pembuatan gelengan tidak mengikuti saran penyuluh yaitu berapa ketinggian dan cara pembuatan gelengan/pematang yang baik. Pembajakan menunjukkan nilai 2,28 dengan kategori sedang, hal ini dikarenakan para petani tidak memperhatikan cara pembajakan yang disampaikan oleh penyuluh yaitu berapa kedalaman serta berapa kali digaru. Pada seleksi benih menunjukkan nilai 2,44 dengan kategori tinggi, hal ini disebabkan karena petani memperhatikan varietas unggul benih tersebut sesuai yang disarankan oleh penyuluh setempat. Sedangkan pada persemaian menunjukkan nilai 2,48 dengan nilai tinggi, hal ini disebabkan karena para petani menguasai atau mengetahui cara persemaian padi, karena persemaian padi sistem tanam legowo sama halnya dengan padi biasanya.

Perubahan Pengetahuan Petani Tentang Kegiatan Penanaman Pada Penerapan Penyuluhan Sistem Tanam Legowo di kecamatan Camba Kabupaten Maros dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Perubahan Pengetahuan Petani Tentang Kegiatan Penanaman Pada Penerapan Penyuluhan Sistem Tanam Legowo diKecamatan Camba Kabupaten Maros

No Indikator Nilai Kategori

1 Penanaman

a. Pembuatan baris tanam 2,00 Sedang b. Teknik penanaman 2,12 Sedang

Jumlah 4,12 Sedang

(50)

Tabel 10 menunjukkan bahwa perubahan pengetahuan petani mengenai penanaman pada pembuatan baris tanam menunjukkan nilai 2,00 dengan kategori sedang dimana dan teknik penanaman menunjukkan nilai 2,12 dengan kategori sedang. Hal ini disebabkan karena para petani masih mempunyai pengetahuan yang rendah mengenai sistem tanam legowo dan masih terbiasa dengan sistem tanam biasa atau sistem tegel karena cara tanam dengan sistem biasa/tegel merupakan cara penanaman yang mudah , berpeluang meningkatkan hasil gabah, karena selain populasinya lebih tinggi dibandingkan cara tanam sistem legowo.

Perubahan pengetahuan petani tentang kegiatan pemeliharaan dan Panen Pada Penerapan Sistem Tanam Legowo di kecamatan camba kabupaten maros ,dapat dilihat pada tabel 11.

Tabel 11. Perubahan Pengetahuan Petani Tentang Kegiatan Pemeliharaan dan Panen Pada Penerapan Sistem Tanam Legowo di Kecamatan Camba Kabupaten Maros

No Indikator Nilai Kategori

1 Pemeliharaan

a. Pemupukan 2,00 Sedang

b. Penyiangan 1,28 Rendah

c. Pengendalian hama dan penyakit 172 Sedang 2 Panen

a. Cara panen 2,60 Tinggi

Jumlah 7,60 Sedang

Rata-rata 1,90

Sumber: data primer yang telah diolah,2018

Tabel 11 menunjukkan bahwa perubahan pengetahuan mengenai pemeliharaan pada pemupukan menunjukkan nilai 2,00 dengan kategori sedang. Hal ini disebabkan karena pengetahuan petani pada cara pemupukan pada sistem tanam legowo masih rendah karena petani dalam pemberian pupuk tidak dalam baris pertanaman saja, petani masih terbiasa dengan cara pemupukan sebelumnya

(51)

pada saat sistem tanam biasa atau sistem tanam tegel dan para petani juga kurang memperhatikan apa yang disampaikan oleh penyuluh. Pada proses penyiangan menunjukkan nilai 1,28 dengan kategori rendah. Hal tersebut dikarenakan para petani mempunyai pengetahuan yang minim dengan hal tersebut, selain itu petani juga kurang memperaktekan dilapangan sehingga cara melakukannya masih jauh apa yang disampaikan oleh penyuluh. Sedangkan pada pengendalian hama dan penyakit menunjukkan nilai 1,72 dengan kategori sedang. Hal ini disebabkan para petani kurang memperhatikan hama yang menyerang padi serta tidak membasmi dengan baik seperti yang disampaikan oleh penyuluh atau dikenal dengan PHT (pengendalian hama terpadu).

Cara Panen menunjukkan nilai 2.60 dengan kategori tinggi. Hal ini disebabkan karena cara panen padi legowo sama dengan cara panen padi pada biasanya, jadi petani mengetahui hal tersebut.

2. Tingkat Sikap

Sikap petani dalam berusahatani padi dengan sistem tanam legowo terdiri dari persiapan tanam. Pengukuran komponen sikap petani dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Perubahan Sikap Petani Tentang Kegiatan Persiapan Tanam Pada

Penerapan Sistem Tanam Legowo di Kecamatan Camba Kabupaten Maros

No Indikator Nilai Kategori

1 Persiapan tanam

a. Pembersihan lahan 2,24 Tinggi b. Pembuatan gelengan/pematang 2,12 Sedang

c. Pembajakan 2,24 Sedang

d. Seleksi benih 2,32 Sedang

e. Persamaian 2,60 Tinggi

(52)

Tabel 12 menunjukkan bahwa perubahan sikap petani yaitu persiapan tanam pada pembersihan lahan menunjukkan nilai 2,44 dengan kategori tinggi. Hal ini disebabkan karena sikap petani dengan hal tersebut sangat Setuju yaitu membiarkan jerami dalam kodisi jenuh air untuk mempercepat pelapukan bertujuan agar lahan sehat, proses penyerapan pupuk bisa maksimal. Pada pembuatan gelengan/pematang menunjukkan nilai 2,12 dengan kategori sedang. Hal ini disebabkan karena sikap petani dengan hal tersebut masih menanggapi dengan biasa apa yang disampaikan oleh penyuluh sehingga dalam pembuatan gelengan masih cukup atau sedang karena petani dalam pembuatan gelengan tidak mengukur ketinggian dan kebanyakan petani tidak memperbaiki pematang-pematang yang telah rusak.

Pembajakan menunjukkan nilai 2,24 dengan kategori sedang. Hal ini di sebabkan karena sikap petani masih menanggapi dengan biasa atau petani kurang setuju pada saat pembajakan kedalaman Tanah itu diukur, Petani hanya memperkirakan saja kedalamannya. Seleksi benih menunjukkan nilai 2,32 dengan kategori sedang. Hal ini disebabkan karena sikap petani dalam seleksi benih masih kurang karena petani dalam menyeleksi benih tidak melakukan apa yang telah disarankan oleh penyuluh meskipun dalam tingkat pengetahuan dalam hal seleksi benih tinggi. Sedangkan pada penanaman menunjukkan nilai 2,60 dengan kategori tinggi. Hal ini disebabkan sikap petani dalam hal ini baik karena petani mempunyai tingkat pengetahuan yang tinggi sehingga setara dengan sikap petani yang dimilikinya.

(53)

Perubahan Sikap Petani Tentang Kegiatan Penanaman Pada Penerapan Penyuluhan Sistem Tanam Legowo di Kecamatan Camba Kabupaten Maros , dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Perubahan Sikap Petani Tentang Kegiatan Penanaman Pada Penerapan Penyuluhan Sistem Tanam Legowo di Kecamatan Camba Kabupaten Maros

No Indikator Nilai Kategori

1 Penanaman

a. Pembuatan baris tanam 1,44 Rendah b. Teknik penanaman 1,56 Rendah

Jumlah 3,00 Rendah

Rata-rata 1,50

Sumber:data primer yang telah diolah,2018

Tabel 13. menunjukkan bahwa perubahan sikap petani pada pembuatan baris tanam menunjukkan nilai 1,44 dengan kategori rendah. Hal ini disebabkan karena sikap petani dalam hal pembuatan baris tanam masih kurang yaitu petani pada saat pembentukan garis tanam dilakukan tidak lurus karena tidak memakai alat caplak (alat garis tanam) petani hanya memakai tali yang di bentang dari ujung ke ujung lahan sehingga berpengaruh pada saat penanaman. Sedangkan pada teknik penanaman menunjukkan nilai 1,56 dengan kategori rendah. Hal ini disebabkan karena sikap petani dalam teknik penanaman sistem tanam jajar legowo 2:1 dan 4:1 masih kurang yaitu petani tidak mengukur berapa jarak antar tanaman, dan berapa jarak antar barisan tanaman, petani hanya memperkirakan saja jaraknya karena kalau di ukur waktu pada saat penanaman terlalu lama.

(54)

Tabel 14. Perubahan Sikap Petani Tentang Kegiatan Pemeliharaan dan Panen Pada Penerapan Sistem Tanam Legowo di Kecamatan Camba Kabupaten Maros

No Indikator Nilai Kategori

1 Pemeliharaan

a. Pemupukan 2,00 Sedang

b. Penyiangan 2,52 Tinggi

c. Pengendalian hama dan penyakit 2,56 Tinggi 2 Panen

a. Cara panen 2,36 Tinggi

Jumlah 9,44 Tinggi

Rata-rata 2,36

Sumber: data primer yang telah diolah,2018

Tabel 14 menunjukkan bahwa perubahan sikap pada pemupukan menunjukkan nilai 2,00 dengan kategori sedang. Hal ini disebabkan karena petani masih terbiasa dengan cara pemupukan padi pada sistem tanam biasa. Umumnya petani kurang setuju tentang dosis, waktu dan cara pemupukan yang telah di sampaikan oleh penyuluh. Selain itu petani petani sangat terbatas biaya untuk memenuhi kebutuhan pupuk yang di anjurkan. Penyiangan menunjukkan nilai 2,52 dengan kategori tinggi. Hal ini disebabkan karena sikap petani dalam hal penyiangan setuju karena penyiangan pada sistem tanam legowo berbeda dengan sistem tanam biasa yaitu petani tidak susah lagi menyiangi padinya karena gulma akan kalah berkopetisi dengan pertumbuhan tanaman padi dengan Sistem Tanam Legowo. Sedangkan pada pengendalian hama dan penyakit menunjukkan nilai 2,56 dengan kategori tinggi. Hal ini disebabkan karena sikap petani dalam hal pe ngendalian hama dan penyakit setuju atau menerima apa yang dianjurkan oleh penyuluh tentang konsep PHT (Pengendalian Hama Terpadu).

(55)

Cara panen menunjukkan nilai 2,36 dengan kategori tinggi. Hal ini disebabkan karena para petani mengetahui cara panen padi. Cara panen padi legowo sama dengan cara panen padi pada biasanya sehinnga dia menerima dengan baik apa yang disampaikan oleh penyuluh tentang cara panen padi.

3. Tingkat Keterampilan

Keterampilan petani dalam berusahatani padi dengan sistem tanam jajarlegowo terdiri dari persiapan tanam, penanaman, pemeliharaan tanaman dan panen. Pengukuran komponen keterampilan petani dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Perubahan Keterampilan Petani Tentang Kegiatan Persiapan Tanam

Pada Penerapan Sistem Tanam Legowo di Kecamatan Camba Kabupaten Maros

No Indikator Nilai Kategori

1 Persiapan tanam

a. Pembersihan lahan 2,12 Sedang b. Pembuatan gelengan/pematang 1,44 Rendah

c. Pembajakan 2,4 Sedang

d. Seleksi benih 1,32 Rendah

e. Persamaian 1,68 Sedang

Jumlah 8,96 Sedang

Rata-rata 1,79

Sumber:data primer yang telah diolah,2018

Tabel 15 menunjukkan bahwa perubahan keterampilan pada pembersihan lahan menunjukkan nilai 2,12 dengan kategori sedang. Hal ini disebabkan karena para petani dalam hal pembersihan lahan tidak mengikuti saran penyuluh yaitu dengan membiarkan jerami dalam kondisi jenuh air, agar mempercepat pelapukan, dan proses penyerapan pupuk bisa maksimal. Pembuatan gelengan/pematang menunjukkan nilai 1,44 dengan kategori rendah. Hal ini disebabkan karena dalam pembuatan gelengan para petani tidak lagi meninjau ulang gelengan/pematang

(56)

Pembajakan menunjukkan nilai 2,4 dengan kategori sedang. Hal ini disebabkan karena petani melakukan pembajakan dengan tidak merata, baik itu kedalamannya maupun cara menggaru lahan yang akan ditanami padi. Seleksi benih menunjukkan nilai 1,32 dengan kategori rendah. Hal ini disebabkan karena para petani keterampilannya masih kurang meskipun pengetahuannya cukup dengan hal ini yaitu dengan mengunakan varietas unggul tetapi para petani mengabaikannya. Sedangkan pada persemaian menunjukkan nilai 1,68 dengan kategori sedang. Hal ini disebabkan karena para petani tidak memperhatikan benih yang mati saat ditanam.

Perubahan Keterampilan Petani Tentang Kegiatan Penanaman Pada Penerapan Penyuluhan Sistem Tanam Legowo di Kecamatan Camba Kabupaten Maros, dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Perubahan Keterampilan Petani Tentang Kegiatan Penanaman Pada Penerapan Penyuluhan Sistem Tanam Legowo di Kecamatan Camba Kabupaten Maros

No Indikator Nilai Kategori

1 Penanaman

a. Pembuatan baris tanam 1,56 Rendah b. Teknik penanaman 1,24 Rendah

Jumlah 2,8 Rendah

Rata-rata 1,40

Sumber:Data primer yang telah diolah,2018

Tabel 16 menunjukkan bahwa perubahan keterampilan pada pembuatan baris tanam menunjukkan nilai 1,56 dengan kategori rendah karena petani dalam pembuatan baris tanam tidak mengikuti arah aliran air dan matahari terbit sehingga pembentukan garis tanam tidak lurus. Pada teknik penanaman menunjukkan nilai 1,24 dengan kategori rendah. Hal ini disebabkan karen para petani tidak mengukur berapa jarak antar tanaman, dan berapa jarak antar barisan

(57)

tanaman, petani hanya memperkirakan saja. Dengan demikian nilai rata-rata pada penanaman menunjukkan nilai 1,40 dengan kategori rendah karena kurangnya pengetahuan dan sikap mengenai sistem tanam legowo sehingga berdampak pada keterampilan petani, dalam indek spencapaian menunjukkan kategori rendah meskipun telah melakukan penyuluhan sistem tanam legowo kepada para petani. Perubahan Keterampilan Petani Tentang Kegiatan Pemeliharaan dan Panen Pada Penerapan Sistem Tanam Legowo di Kecamatan Camba Kabupaten Maros , dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Perubahan Keterampilan Petani Tentang Kegiatan Pemeliharaan dan Panen Pada Penerapan Sistem Tanam Legowo di Kecamatan Camba Kabupaten Maros

No Indikator Nilai Kategori

1 Pemeliharaan

a. Pemupukan 2,24 Sedang

b. Penyiangan 2,08 Sedang

c. Pengendalian hama dan penyakit 2,48 Tinggi 2 Panen

a. Cara panen 2,48 Tinggi

Jumlah 9,28 Sedang

Rata-rata 2,32

Sumber: data primer yang telah diolah,2018

Tabel 17 menunjukkan bahwa perubahan keterampilan petani pada pemupukan menunjukkan nilai 2,24 dengan kategori sedang. Hal ini disebabkan karena pada saat pemupukan petani menaburkan saja seperti pada sistem tanam biasa tidak dengan cara pemupukan pada sistem tanam legowo yaitu pupuk di taburkan ditengah barisan antara tanaman. Penyiangan menunjukkan nilai 2,08 dengan kategori sedang. Hal ini disebabkan karena petani tidak melakukan

(58)

pertama. Sedangkan pengendalian hama dan penyakit menunjukkan nilai 2,48 dengan kategori Tinggi. Hal ini disebabkan karena para petani dalam hal pengendalian hama dan penyakit pada tanaman mempraktekkan dengan terampil dilapangan tentang konsep PHT (Pengendalian Hama Terpadu) yang telah penyuluh sarankan. Didukung dengan perubahan sikap pada pengendalian hama dan penyakit juga Tinggi.

Cara panen menunjukkan nilai 2,48 dengan kategori Tinggi. Hal ini disebabkan karena petani sangat terampil karena cara panen padi sistem tanam legowo sama umumnya denga cara panen padi pada pada sistem tanam biasa.

Untuk mengetahui perubahan dan peningkatan perolehan nilai responden dari nilai maksimum pada tingkat pengetahuan, sikap dan keterampilan petani responden, maka dapat dilihat pada rekapitulasi yang disajikan pada Tabel 18. Tabel 18. Rata-rata Perubahan Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan

Petani Responden di Kecamatan Camba Kabupaten Maros

No Indikator Nilai Kategori

1 Pengetahuan 2,11 Sedang

2 Sikap 2,18 Sedang

3 Keterampilan 1,92 Sedang

Sumber: Data primer yang telah diolah,2018

Tabel 18 menunjukkan bahwa dampak penyuluhan sistem tanam legowo yaitu perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Perubahan pengetahuan, diklasifikasi sedang (2,11), kemudian perubahan sikap diklasifikasi sedang (2,18), dan yang terakhir perubahan keterampilan diklasifikasi sedang (1,92). Pengetahuan, sikap dan keterampilan masuk dalam kategori sedang karena petani

(59)

ada yang sudah dilakukan dan ada yang belum dilakukan apa yang telah penyuluh sampaikan tentang Sistem Tanam Legowo. Namun, perubahan terhadap tingkat keterampilan masih rendah karena petani masih belum terbiasa dalam berusaha tani Sistem Tanam Legowo.

Gambar

Tabel 2. Luas lahan Padi Sawah dan Padi Ladang Menurut Data Kecamatan di Kabupaten Maros, 2015
Gambar 1. Karangka Pikir Dampak Penyuluhan Sistem Tanam Legowo Terhadap Perubahan Perilaku Petani Di Kecamatan CambaKabupaten Maros
Tabel  3.  Jumlah  penduduk  berdasarkan  jenis  kelamin  di  Kecamtan  Camba Kabupaten Maros Tahun ,2018
Tabel  4 Dari  luas  Kecamatan  Camba  seluas  14.536  Ha  terdiri  dari  lahan sawah  dan  lahan  bukan  sawah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jika akan membuat kartu katalog tambahan, misalnya untuk katalog berdasarkan nomor klasifikasi, maka format luaran yang dipakai dalam proses print file dalam program ISIS ke

 Selain dalam Dragon Nest , kemungkinan besar transformasi lanjar yang digunakan untuk pergerakan secara rotasi dan untuk pengaturan ukuran objek digunakan juga oleh

Biaya transaksi yang terjadi dan dapat diatribusikan secara langsung terhadap perolehan atau penerbitan instrumen keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar

Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan teori yang menyatakan bahwa semakin besar kepemilikan institusi keuangan maka akan semakin besar kekuatan suara dan dorongan

panbangunan dan ini ooleh ditambah dengan faktor - faktor lain scperti pelajaran , kebebasan bcrcakap dan lain - lain. ketiga - tiga pcrkara ycmq timhul

sumber antioksidan yang potensial karena mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, fenolik, saponin, steroid dan triterpenoid dengan total fenol 3758,97 mg GAE/g dengan

Klik menu Publication Data -> Manage My Publication Data -> My Proceedings, maka akan tampil form Prosiding untuk mengisi profil Artikel Prosiding. Klik

Berdasarkan tabel diatas, efek antimikroba ekstrak kelopak bunga rosella yang mempunyai diameter sama dengan kontrol positif dimulai dari konsentrasi 70%, 80%, 90%,