• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 2.1 Keadaan Geografis dan Demograsif Kabupaten Buol.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 2.1 Keadaan Geografis dan Demograsif Kabupaten Buol."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

48 2.1.1 Letak Geografis

Buol adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi Tengah yang beribukota di Kecamatan Biau/Kota Buol. Wilayah Kabupaten Buol berada di bagian utara Provinsi Sulawesi Tengah dengan letak wilayah antara 0,35° – 1,20° LU dan 120,12° – 122,09° BT. Di samping itu, wilayah Kabupaten Buol terletak di sebelah Timur Kabupaten Toli-toli dan terletak di sebelah utara wilayah Provinsi Sulawesi Tengah.

Sebagian wilayahnya berbatasan langsung dengan pantai yang menyebabkan Kabupaten Buol beriklim panas, dengan rata-rata curah hujan yaitu 99,75 mm dengan maksimal curah hujan pada bulan Februari di Kecamatan Bokat.

Kabupaten Buol mempunyai batas-batas wilayah administrasi adalah sebagai berikut :

- Sebelah Utara --- Dengan Laut Sulawesi sekaligus Negara Fhilipina - Sebelah Selatan --- Dengan Kabupaten Gorontalo dan Parigi Moutong - Sebelah Timur --- Dengan Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo - Sebelah Barat --- Dengan Kabupaten Toli-toli.

(2)

Menurut Maryan G. Mailili bahwa BUOL adalah merupakan singkatan dari sebuah nama batas-batas wilayah Kabupaten Buol yaitu antara Kabupaten Gorontalo di sebelah Timur, dan Kabupaten Toli-toli di sebelah Barat.

Karena Buol mempunyai nama Desa Umu yang terletak di sebelah Timur dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Gorontalo, Kemudian Buol juga mempunya nama desa Lakuan yang terletak di sebelah Barat sekaligus berbatasan langsung dengan Kabupaten Toli-toli, maka dari itu Buol dikenal sebagai Bujur Umu Ordinat Lakuan. Istilah ini muncul dalam fikiran masyarakat untuk menunjukan batas-batas wilayah Kabupaten Buol dari timur ke barat. (wawancara tanggal 28 Maret 2013) .

1. Luas Wilayah

Kabupaten Buol mempunyai luas wilayah ± 4.043, 57 Km², dan memiliki 11 (sebelas) Kecamatan yaitu Kecamatan Paleleh, Paleleh Barat, Gadung, Bunobogu, Bokat, Bukal, Biau, Momunu, Tiloan, Karamat, dan Lakea.

Untuk lebih jelas mengetahui luas wilayah kecamatan yang ada di Kabupaten Buol, yaitu dengan melihat tabel 1.1. berikut.

Tabel 1.1.

Presentase Luas Kecamatan yang ada di Kabupaten Buol.

(3)

1 Paleleh 386,19 Km² 9,55 % 2 Paleleh Barat 200,68 Km² 4,96 % 3 Gadung 160,38 Km² 3,97 % 4 Bunobogu 327,15 Km² 8,09 % 5 Bokat 196,10 Km² 4,85 % 6 Bukal 355,52 Km² 8,79 % 7 Biau 217,80 Km² 5,39 % 8 Momunu 400,40 Km² 9,90 % 9 Tiloan 1.437,70 Km² 35,55 % 10 Karamat 153,10 Km² 3,79 % 11 Lakea 208,55 Km² 5,16 % Kabupaten Buol 4.043,57 Km² 100,00 % Hasil estimasi tahun 2012

Sumber : Bagian tata pemerintahan Kantor Bupati Buol 2.1.2 Keadaan Demografis

1. Keadaan Penduduk

Berdasarkan estimasi, pada tahun 2012 penduduk Kabupaten Buol mencapai 134.776 jiwa, terdiri dari 69.290 jiwa laki-laki dan 65.486 jiwa perempuan. Penduduk yang terbanyak berada di Kecamatan Biau. Kabupaten Buol dengan luas wilayah 4.043,57 km² memilki kepadatan penduduk 33,3 jiwa/km². Apabila dengan melihat penyebaran penduduk pada tingkat kecamatan, wilayah yang merupakan kepadatan

(4)

penduduk tertinggi adalah Kecamatan Biau yaitu 129 jiwa/km², dan Kecamatan yang kepadatan penduduknya sangat rendah adalah Kecamatan Tiloan yaitu 7 jiwa/km².

Rasio jenis kelamin di Kabupaten Buol tahun 2012 adalah sebesar 105,81 yang berarti secara rata-rata bila disuatu wilayah di Kabupaten Buol terdapat 100 penduduk perempuan, maka di wilayah itu juga terdapat 106 penduduk laki-laki atau dengan kata lain jumlah penduduk laki-laki lebih banyak 5,8 % dari penduduk perempuan.

Komposisi atau struktur umur penduduk di Kabupaten Buol menunjukan bahwa terdapat 55.469 penduduk usia tidak produktif (0-14 tahun dan 65 tahun ke atas), dan 79.307 penduduk usia produktif (15-64 tahun).

Untuk lebih jelas mengetahui lajunya pertumbukan penduduk Kabupaten Buol yaitu dengan melihat tabel 1.2. berikut :

Tabel.1.2.

Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Buol Tahun 2012

No Kecamatan Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan Penduduk (%) 20010 2011 2012 2011-2012 1 Paleleh 13.759 11.323 11.533 1,84 % 2 Paleleh Barat 5.375 5.475 1,84 % 3 Gadung 11.337 11.546 1,83 %

(5)

4 Bunobogu 16.610 8.814 8.977 1,83 % 5 Bokat 21.012 12.609 12.841 1,82 % 6 Bukal 13.485 13.734 1,83 % 7 Biau 27.567 28.078 1,84 % 8 Momunu 19.276 13.869 14.125 1,83 % 9 Tiloan 9.955 10.139 1,83 % 10 Karamat 8.296 8.449 1,84 % 11 Lakea 27.348 9.700 9.879 1,83 % Jumlah 98.005 132.33 0 134.776 1,83 %

Hasil estimasi berdasarkan data penduduk tahun 2012 Sumber : Bagian tata pemerintahan Kantor Bupati Buol. 2.Agama.

Kabupaten Buol adalam merupakan daerah yang didiami oleh berbagai macam suku bangsa dengan memeluk agama yang berbeda-beda. Berdasarkan agama yang dipeluknya bahwa 93,84 % penduduk yang ada di Kabupaten Buol memeluk Agama Islam, 1,23 % penduduk memeluk Agama Kristen, 2,62 % penduduk memeluk Agama Katolik, 2,10 % memeluk Agama Hindu dan 0,21 % penduduk memeluk Agama Budha.

Meskipun penduduk yang ada di Kabupaten Buol sangat heterogen, namun kerukunan hidup antar agama selalu di jaga dan terjalin dengan baik.

(6)

3.Pendidikan

Dengan adanya khursus guru tersebut, kekurangan tenaga-tenaga pengajar/guru, yang ada di desa-desa, setahap demi setahap dapat dipenuhi. Untuk jasa-jasa memajukan pendidikan di Daerah Buol, pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 17 februari 1932 telah memberikan anugrah “Bintang Perak Besar” kepada O. H. Kandow yang menjabat sebagai Kepala Sekolah di Daerah Buol. (dalam A. Rahim Samad, 2000 : 29-30).

Rendahnya pendidikan di daerah Buol, dikarenakan kurangnya sarana dan prasarana, biaya pendidikan sangat tinggi, serta tenaga pendidik masih sangat terbatas. Anak perempuan tidak izinkan untuk bersekolah. Selain dari golongan bangsawan tidak diberikan kebebasan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Rakyat biasa (Jelata) hanya sebagian yang bisa mendapatkan pendidikan, karena biaya pendidikan sangat mahal, hanya masyarakat yang dari golongan Bangsawan dan dari keturunan Rajalah yang bisa merasakan pendidikan yang lebih tinggi. Oleh karena itu, Sumber Daya Manusia masih sangat rendah.

Di Desa, hanya terdapat satu sekolah yang dikenal dengan SR (Sekolah Rakyat) dan sampai dengan kelas 3 (tiga), fasilitas sekolah belum memadai/tidak lengkap, siswa yang belajar harus duduk melantai dan menulis di batu tulis dengan menggunakan kalam, setelah pelajaran berikutnya tulisan-tulisan yang sebelumnya ada pada batu tersebut akan dihapus kembali untuk menulis pelajaran berikutnya.

(7)

Maka dari itu, semua pelajaran harus dimengerti dan dipahami oleh seluruh siswa. Sekolah inilah yang digunakan oleh masyarakat untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan mengembangkan Sumber Daya Manusia. Anak sekolah yang bertemu dengan siapa saja selalu mengucapkan salam.

Karena mereka sangat takut dan mentaati semua aturan dan perintah dari guru. Tenaga pendidik yang ada di Daerah Buol hanyalah terdiri dari tenaga honorer, yang diambil dari sekolah lain dan lulusan dari SLTP serta dianggap mampu untuk mengajar. Seluruh siswa SR yang telah mengikuti ujian akhir, tes dan jawabannya akan di periksa di Rayon Gorontalo. Setiap siswa yang pergi ke sekolah harus berangkat sebelum matahari terbit atau masih gelap, dan berjalan kaki menempuh jarak yang cukup jauh dengan membawa Ngongod yaitu sebuah daun kelapa kering yang sudah diikat sedemikian rupa kemudian dibakar dengan api untuk digunakan sebagai penerang jalan menuju sekolah. Karena pada saat itu, belum ada kendaraan dan alat transportasi masih sangat terbatas.

Masyarakat yang memiliki prestasi dalam pendidikan, akan diberikan beasiswa oleh pemerintah untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Seperti Usman Binoor yang menjadi seorang duta besar di Daerah Buol, karena Beliau adalah orang Buol yang pertama melanjutkan pendidikan di Negara Amerika. Majunya zaman dan berkembangnya ilmu teknologi membuat perubahan dalam masyarakat Buol. Pendidikan yang ada pada masyarakat setelah tebentuknya Kabupaten Buol Toli-toli pada tahun 1960 mulai berkembang, Sekolah yang

(8)

sebelumnya benama SR (Sekolah Rakyat) yang hanya sampai dengan kelas tiga telah berubah menjadi SD (Sekolah Dasar) dan sampai dengan kelas enam.

Di wilayah Buol belum ada sekolah SMA, yang ada hanya di Toli-toli. Namun, di wilayah Buol sudah terdapat sekolah SMK dan SGA/SPG tetapi di Toli-toli tidak ada, kemudian berkembang di wilayah Buol dan Toli-Toli-toli semuanya sudah terdapat sekolah SMA, SMK, SPG. Tenaga pendidik yang ada di wilayah Buol masih sangat kurang, sekolah yang ada di wilayah Buol menggunakan tenaga honorer yang diambil dari sekolah lain dan lulusan dari SLTP maupun SLTA yang dianggap mampu untuk mengajar.

Di wilayah Buol hanya terdapat satu SLTP, fasilitas pendidikan masih sangat kurang sekali dan biaya pendidikan sangat tinggi. Masyarakat yang mempunyai prestasi jarang diberikan penghargaan atau beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Terbentuknya Kabupaten Buol pada tahun 1999 memberikan pengaruh bagi masyarakat. Pendidikan di Kabupaten Buol semakin meningkat, Lembaga pendidikan semakin bertambah seperti TK, SD, SLTP, SLTA bahkan Kabupaten Buol sudah mempunyai Perguruan Tinggi sendiri yaitu STISIPOL, dan cabang-cabang perguruan tinggi yang dari Toli-toli maupun Palu.

Sarana dan fasilitas pendidikan sudah disiapkan oleh pemerintah. Adanya program pendidikan gratis bagi masyarakat Buol yang menarik perhatian masyarakat dari Daerah-daerah lain seperti Toli-toli, Gorontalo dan Palu untuk bersekolah di Kabupaten Buol. Masyarakat yang bersekolah di luar daerah dalam rangka

(9)

penyelesaian study S1, S2 dan S3, mendapatkan bantuan pendidikan dari pemerintah. Tenaga pendidik sudah mulai bertambah dan merupakan putra putri Daerah Buol sendiri. Sumber Daya Manusia semakin berkembang pengetahuannya seperti menggunakan Hp, ATM, Komputer/Laptop, Internet dan Facebook. Masyarakat sudah bisa merasakan pendidikan sesuai dengan keinginannya.

2.2 Kondisi Ekonomi Kabupaten Buol

Kehidupan masyarakat Buol , sebagian besar menitikberatkan pada sektor Pertanian kelautan dan tambang sehingga masyarakat bermata pencarian sebagai petani, nelayan dan tambang . Jenis tanah di kabupaten buol sebagain besar adalah tanah kering yang digunakan sebagai areal pemikiman , bangunan , pekarangan , hutan , perkebunan , dan sawa tada hujan. Kegiatan masyarakat adalah pertanian sawah dan perkebunan.

Pertanian tanaman pangan untuk wilayah kabupaten buol lebih rendah kalau dibandingkan dengan daerah lain seperti Gorontalo. Hal tersebut disebabkan oleh kondisi lahan pertanian sebagaiannya kering dan terpengaruh pada keadaan iklim yang kurang mendukung , khususnya untuk lahan sawah/ padi , yang sebagaian adalah tadah hujan . pertanian dan perkebunan sangat bagus terutama pada tanaman keras /tanaman tahunan seperti kelapa, coklta, cengkeh, kopi dan sebagain telah dikembangkan tanaman ladah .

Sektor yang mendukung perekonomian masyarakat Buol selain sektor pertanian adalah dibidang perdagangan dan jasa. Perkembangan sektor perkebunan dan

(10)

perikanan juga cukup baik . masyarakat buol juga mempunyai pekerjaan sambilan lainnya .

Pekerjaan sambilan adalah pekerjaan yang dilakukan bilah pekerjaan disawah sudah selesai artinya menunggu sawah waktu bersawah yang akang datang atau menunggu waktu panen tiba. Adapun pekerjaan sambilan yang dilakukan oleh masyarakat petani Buol adalah beternak dan berdagang yang biasanya dilakukan seminggu sekali yaitu pasar Buol.

Hubungan ekonomi dengan luar daerah misalanya ke jawa pada masa itu dilaksanakan oleh pedangan bugis, dimana ikut pula orang Buol. Kegiatan perdagang di Buol pada abad XIX berpusat dikampung bugis, waktu itu itu barang yang diperdagangkan adalah beras dikirim kemanan. Coklat , kopra dikirim ketanah tanah bara (singapur) diangkut dengan perahu pinis. Pelayaran ini mereka mereka lakukan sekali dalam setahun.

Dari sana mereka membeli keperluan rumah tangga seperti kain, barang pecah belah , barang dari loyang atau tempayang. Disamping itu mereka membawa kulintang dan gong dari jawa untuk diperdagangkan diBuol. (sejarah daerah sulawesi tengah).

2.3 Pemerintah

Pusat pemerintahan Kabupaten Buol .perkembangan jumlah wilayah dikabupaten Buol sampai denga tahun 2012 terdiri dari 11 kecamatan.

(11)

Nama pejabat dan tahun menjabat Bupati Buol di Kabupaten Buol

No Nama Jabatan Periode /masa

kerja

1. Karim Mbou Bupati 1999- 2005

2 Karim Hanggi Bupati 2005-2008

3. Amran Batalipu Bupati 2008- 2012 5 Dr. Amirudin Rauf Bupati 2012- Skarang Sumber : statistikan Bupati Buol

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa bupati-bupati yang pernah memimpin kabupaten buol hanya memiliki durasi waktu tidak lama dari lima tahun lamnya . hal tersebut terjadi akibat kondisi pemerintahan yang ada dikabupaten Buol juga dipengaruhi politik.

2.4 Bidang Hukum

Hukum merupakan sesuatu yang mengikat dan mengatur segala tingkah laku masyarakat sesuai dengan peraturan yang sudah berlaku dalam masyarakat. Pada awal abad XIX, Lembaga hukum yang ada pada masyarakat masih kurang. Namun demikian, kehidupan sosial budaya masyarakat selalu aman dan terjaga, karena sudah terdapat aturan-aturan dari pemerintah yang harus dipatuhi oleh seluruh masyarakat, dan adanya kesadaran dari seluruh masyarakat tentang peraturan-peraturan yang telah dibuat oleh pemerintah.

(12)

2.5 Industi

Kegiatan industri yang ada baru merupakan kategori industri kecil rumah tangga keadaan tahun 2012 kegiatan industri yang berupa industri anyaman berupa kerajinan tangan , industri makana dan disamping itu usaha bengkel kenadaraan bermotor

Referensi