• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VII PENUTUP TABEL 7.1 INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB VII PENUTUP TABEL 7.1 INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 VII-1

BAB VII PENUTUP

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Gubernur Tahun 2014 memiliki makna yang penting dan strategis dalam kesinambungan pembangunan daerah. Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah melakukan upaya dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan untuk mewujudkan peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang merupakan perwujudan sinergitas kinerja antara eksekutif dengan legislatif serta masyarakat dan dunia usaha.

Berbagai indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan pemerintah Provinsi Jawa Barat pada Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 7.1.

TABEL 7.1

INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN ASPEK/FOKUS/BIDANG

URUSAN/INDIKATOR KINERJA

PEMBANGUNAN DAERAH Satuan

TAHUN

2013 TAHUN 2014

Capaian Target Capaian

1. Indeks Pembangunan Manusia* Poin 73,40 74,25 – 74,75 74,28

a. Indeks Pendidikan Poin 82,31 84,65 83,36

b. Indeks Kesehatan Poin 72,6 75,6 74,01

c. Daya Beli Masyarakat ribu rupiah 640,80 645,00 644,36

2. PDRB (ADHB) triliun rupiah 1.070,18 n/a 1.387,28

3. PDRB (ADHK) triliun rupiah 386,84 n/a 1.148

4. PDRB Per Kapita (ADHB) juta rupiah 23,6 21,50 – 22,00 30,14

5. PDRB Per Kapita (ADHK) juta rupiah 8,53 9,00 – 9,50 24,94

6. Laju Pertumbuhan Ekonomi Persen per Tahun 6,06 5,9-6,5 5,07 7. Laju Pertumbuhan Investasi (harga

berlaku) Persen 10,91 13,84 17,88

*) BPS angkasangat sementara Sumber : BPS 2014

Dalam tabel tersebut dapat dilihat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada Tahun 2014 terdapat kenaikan sebesar 0,88 poin dari Tahun 2013 yang sebesar 73,40 poin menjadi sebesar 74,28 poin pada Tahun 2014. Kenaikan tersebut dilihat dari Indeks kompositnya yaitu indeks Pendidikan Tahun 2014 naik sebesar 0,77 poin dari Tahun 2013 sebesar 82,59 poin menjadi sebesar 83,36 poin pada Tahun 2014. Indeks Kesehatan Tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 1,41 poin dari Tahun 2013 sebesar 72,6 poin menjadi sebesar 74,01 poin. Sementara Daya Beli Masyarakat mengalami peningkatan dari Tahun 2013 sebesar Rp. 640.800 meningkat menjadi Rp. 644.360 pada Tahun 2014, atau terdapat peningkatan sebesar Rp. 3.560.

Kinerja perekonomian Jawa Barat, diukur dengan PDRB menunjukan nilai PDRB (adhk) tahun dasar 2010 mencapai Rp. 1.148,01 triliun pada Tahun 2014; atau nilai PDRB

(2)

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 VII-2 (adhb) sebesar Rp. 1.387,28 trilyun. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) pada Tahun 2014 tumbuh sebesar 5,07% (Tahun Dasar 2010) yang mendorong kenaikan pendapatan per kapita menjadi Rp. 30,138 juta (ADHB). Inflasi selama Tahun 2014 dapat ditekan menjadi sebesar 6,16%.

7.1. Hasil Pelaksanaan Pembangunan Pada Tahun 2014:

Hasil evaluasi pelaksanaan program APBD terhadap RKPD 2014 dapat dilihat dari pelaksanaan urusan wajib dan pilihan pada setiap misi sebagai berikut:

1. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia Jawa Barat, yang merupakan

Misi Pertama pembangunan daerah, yaitu Membangun Masyarakat Yang Berkualitas dan Berdaya Saing. Urusan yang terkait dengan Misi Pertama tersebut adalah urusan pendidikan, perpustakaan, kesehatan, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, ketenagakerjaan, ketransmigrasian, serta agama. Keberhasilan pembangunan daerah pada masing‐masing urusan tersebut, digambarkan dengan beberapa indikator, yaitu rata‐rata lama sekolah, angka melek huruf, serta angka harapan hidup (AHH) dan Indeks Kesehatan. Sasaran misi pertama adalah 1). Meningkatnya aksesibilitas dan kualitas pendidikan yang unggul, terjangkau dan merata; 2). Meningkatnya aksesibiltas kualitas layanan kesehatan masyarakat yang terjangkau dan merata; 3). Meningkatnya daya saing sumber daya manusia dan kelembagaan serta berbudaya IPTEK; 4). Meningkatnya kualitas ketahanan keluarga.

Urusan Pendidikan yang berupa Biaya Langsung pada APBD 2014 dilaksanakan melalui 5 program serta 35 kegiatan dengan jumlah anggaran sebesar Rp. 39.635.542.250.

TABEL 7.2

INDIKATOR MISI PERTAMA ASPEK/FOKUS/BIDANG

URUSAN/INDIKATOR KINERJA

PEMBANGUNAN DAERAH Satuan

TAHUN 2013 TAHUN 2014

Capaian Target Capaian

1. Indeks Pendidikan* Poin 82,31 84,65 83,36

a. Angka Melek Huruf* Persen 96,89 97,50 – 98,00 98,29

b. Angka Rata-rata Lama Sekolah* Tahun 8,09 8,25 - 8,30 8.39

c. APK SD** Persen 119,55 N/a 108,89

d. APK SMP** Persen 95,25 N/a 95,35

e. APK SMA** Persen 70,19 N/a 61,19

f. APK Pendidikan Tinggi** Persen 17,09 17 – 18 17,47

2. Indeks Kesehatan Poin 72,99 75,6 74.01

 AHH (Angka Harapan Hidup)* Tahun 68,84 69 - 69,2 69,02

(3)

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 VII-3 ASPEK/FOKUS/BIDANG

URUSAN/INDIKATOR KINERJA

PEMBANGUNAN DAERAH Satuan

TAHUN 2013 TAHUN 2014

Capaian Target Capaian

4. Tingkat Pengangguran Terbuka* Persen 9,22 8,50 - 8,00 8,45

5. Jumlah Karya IPTEK yang didaftarkan untuk

mendapat HAKI Buah 5 10 5

6. Jumlah Penduduk Melek TIK usia 12 Tahun

ke atas* Orang 11.400.000 12.540.000 11.400.000

7. Indeks Pemberdayaan Gender*** Poin 69,7 70 70

*) BPS angkasangat sementara Sumber : BPS 2014

**) Angka sangat sementara PDSP Kemendikbud RI ***) Kemenko PMK

Catatan: APK 2013 berdasarkan pada basis data SUPAS 2005 dan APK 2014 berdasarkan SP 2010

Capaian indikator kinerja misi pertama menunjukkan peningkatan di beberapa indikator. Indeks Kesehatan Tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 1,41 poin dibandingkan dengan Tahun 2013. Peningkatan kualitas kesehatan tersebut merupakan hasil pembangunan bidang kesehatan seperti pembangunan Puskesmas dengan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) dengan akumulasi sebanyak 425 unit yang tersebar di 27 kabupaten/kota, revitalisasi posyandu dengan memberikan bantuan operasional masing-masing Rp.1.750.000 kepada 49.579 posyandu aktif; dan masing-masing Rp. 2.500.000 untuk penguatan 626 pokjanal posyandu kecamatan; serta masing-masing Rp.1.000.000 untuk bantuan operasional kepada 5.962 pokja posyandu desa/kelurahan. Manfaat pemberian bantuan posyandu dan pokjanal posyandu, telah meningkatkan kapasitas kelembagaan posyandu di Jawa Barat yang dapat dilihat dari strata posyandu Jawa Barat pada Tahun 2014 meningkat menjadi 5,35% kategori Pratama; 50,59% kategori Madya; 33,74% kategori Purnama; dan 10,31% kategori Mandiri.

Kegiatan lainnya yang juga meningkatkan kualitas dan akses pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara langsung adalah penempatan dokter Pegawai Tidak Tetap (PTT), dokter gigi PTT, bidan PTT, dan dokter spesialis PTT. Selama Tahun 2014, terdapat penandatanganan kontrak dokter, dokter gigi, dokter spesialis dan bidan PTT Provinsi sebanyak 1.027 orang.

Sedangkan pada Urusan Pendidikan, indeks pendidikan meningkat dari 82,31 poin pada Tahun 2013 menjadi 83,36 poin pada Tahun 2014; Angka Melek Huruf dari 96,49% pada Tahun 2013 menjadi sebesar 98,29% pada Tahun 2014; Angka Rata-rata Lama Sekolah 8,09 Tahun pada Tahun 2013 menjadi 8,39 Tahun pada Tahun 2014. Capaian Tahun 2014 untuk Angka Partisipasi Kasar (APK) Sekolah Dasar sebesar 108,89%; APK Sekolah Menengah Pertama mencapai 95,35%; APK Sekolah Menengah Atas mencapai 61,19%; dan APK Pendidikan Tinggi 17,47%.

(4)

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 VII-4 Program lain untuk mendukung pencapaian kinerja urusan pendidikan, antara lain, pemberian BOS SD/MI kepada siswa SD/MI sebanyak 5.492.979 siswa, dengan perhitungan per siswa mendapatkan Rp. 25.000. Adapun BOS SMP/MTs diberikan kepada 2.369.206 siswa, masing-masing siswa memperoleh Rp. 127.500, BOS SMA, MA, dan SMK telah dilaksanakan untuk 1.494.669 siswa, yang terdiri dari: 1). SMA/MAN/Swasta untuk 508.703 siswa, masing-masing untuk SMA/MAN sebesar Rp. 200.000 dan SMA Swasta Rp. 400.000 ; SMK Negeri dan Swasta untuk 811.010 siswa, masing-masing untuk SMK Negeri sebesar Rp. 300.000 dan SMK Swasta Rp. 500.000; MA Negeri dan Swasta untuk 169.537 siswa, masing-masing untuk MA Negeri sebesar Rp. 200.000. dan MA Swasta Rp. 400.000.

Disamping itu, telah dilaksanakan pembangunan RKB bagi SMP/MTS SMA/MA dan SMK sebanyak 3.370 ruang, dengan rincian: 1) Bantuan untuk pembangunan RKB SMP/MTs sebanyak 1.112 ruang; 2) Bantuan untuk pembangunan RKB SMA/MA sebanyak 610 ruang; 3) Bantuan untuk pembangunan RKB SMK sebanyak 900 ruang; 4) dan untuk PTS sebanyak 300 RKB. Manfaat penyelenggaraan BOS dan pembangunan RKB adalah tertampungnya jumlah siswa yang melanjutkan pendidikan, sehingga proses pembelajaran dapat dilaksanakan secara optimal dan memberikan kenyamanan bagi siswa melalui keberadaan kondisi fisik gedung/sekolah yang memenuhi standar sarana dan prasarana pendidikan. Untuk Urusan Ketenagakerjaan sampai dengan akhir Tahun 2014 sebanyak 4.209 orang telah dilatih agar mampu bersaing di dalam pasar kerja atau berwirausaha. Dimana serapan tenaga kerja pada Tahun 2014 sebanyak 477.046 Orang. Urusan Ketransmigrasian, capaian pada Tahun 2014 ditunjukkan dengan jumlah pengiriman transmigrasi ke luar pulau Jawa yang telah terealisasi sebanyak 91 kepala keluarga atau sebanyak 331 Jiwa.

Selain dari dana Belanja Langsung, untuk pelaksanaan Misi Pertama Provinsi Jawa Barat juga mengalokasikan Belanja Tidak Langsung Tahun 2014 sebesar Rp. 6.886.319.731.400 dan direalisasikan sebesar Rp. 6.179.782.845.290 (89,86%) yang direalisasikan untuk:

(1) Belanja Hibah kepada Pemerintah Pusat (BKKBN Provinsi Jawa Barat, Kodam III/Siliwangi, Pangkalan TNI Angkatan Udara Wiriadinata, Pangkalan TNI Angkatan Laut Bandung, Kepolisian Daerah Jawa Barat, dan Pangkalan Komandan Lanal Cirebon Kota Cirebon) sebesar RP. 31.134.643.188;

(2) Belanja Hibah kepada Pemerintah Daerah (Pemerintah Daerah Kabupaten Pangandaran) Lainnya sebesar Rp. 2.500.000.000;

(5)

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 VII-5

(3) Belanja Hibah kepada Badan/Lembaga/Organisasi swasta sebesar Rp. 1.151.122.347.102;

(4) Belanja Hibah Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Pusat kepada Satuan Pendidikan Dasar Jenjang SD sebesar Rp. 2.684.343.385.000;

(5) Belanja Hibah Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Pusat kepada Satuan Pendidikan Dasar Jenjang SMP sebesar Rp. 1.301.930.017.500;

(6) Belanja Hibah Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Provinsi kepada Satuan Pendidikan Dasar dan Satuan Pendidikan Menengah dan Tinggi sebesar Rp. 1.008.752.452.500 terdiri dari:

(a) Belanja Hibah Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Provinsi kepada Satuan Pendidikan Dasar dan SMP sebesar Rp. 438.412.202.500; (b) Belanja Hibah Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Provinsi kepada

Satuan Pendidikan Menengah dan Tinggi sebesar Rp. 570.340.250.000

Pemerintah Jawa Barat juga memberikan dukungan APBD melalui belanja bantuan sosial yang dialokasikan sebesar Rp. 8.186.000.000 direalisasikan sebesar Rp. 2.871.320.000 atau 35,08%. Serta memberikan dukungan melalui belanja bantuan keuangan kepada Kabupaten/Kota yang dialokasikan sebesar Rp. 4.646.350.570.198, terdiri dari pembangunan RKB Sekolah Negeri, Penyelenggaraan SMP Terbuka, Peningkatan Pelayanan bagi Masyarakat Miskin di luar kuota Jamkesmas, Pengembangan Gedung Puskesmas Mampu PONED dan Pengadaan Alat Kesehatan, Pembangunan Gedung Layanan Keluarga Miskin dan Pengadaan Alat Kesehatan, Rehabilitasi Puskesmas, Pembangunan Gedung Rumah Sakit Regional, Pemberian Fasilitasi Peningkatan Kinerja bagi Tenaga Dokter/Dokter Gigi dan Bidan yang bertugas di Puskesmas/Desa Terpencil, Pembangunan Stadion di 4 Wilayah, Peningkatan Infrastruktur Dasar Perdesaan dan Rehabilitasi Kantor Desa, Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa, serta bantuan keuangan di bidang lainnya.

Bantuan keuangan tersebut direalisasikan sebesar Rp.3.738.146.028.076 atau 80,45%, terdiri dari:

(1) Belanja Bantuan Keuangan kepada Kabupaten Kota sebesar Rp.3.127.219.839.276;

(2) Belanja Bantuan Keuangan kepada Desa sebesar Rp.609.135.000.000; (3) Belanja Bantuan Keuangan kepada Partai Politik sebesar Rp.1.791.188.800 2. Capaian kinerja pembangunan perekonomian sebagai implementasi pencapaian

Misi Kedua, yaitu Membangun Perekonomian Yang Kokoh dan Berkeadilan, dengan sasaran 1). Jawa Barat sebagai daerah pertanian berbasis agrikultur; 2).

(6)

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 VII-6 Peningkatan daya saing usaha pertanian; 3). Peningkatan kualitas iklim usaha dan investasi; 4). Peningkatan jumlah dan kualitas wirausahawan; 5).Peningkatan pembangunan ekonomi perdesaan dan regional.

Hasil pembangunan pada masing-masing sasaran tersebut, dapat digambarkan dengan beberapa indikator yaitu pencetakan sawah baru, nilai tukar petani, sertifikasi jaminan mutu pelaku usaha produk pertanian, laju pertumbuhan ekonomi, daya beli masyarakat, laju pertumbuhan investasi, indeks gini, serta angka partisipasi angkatan kerja.

Untuk mencapai sasaran misi diatas, maka implementasi pembangunan dilakukan berdasarkan urusan bidang pekerjaan umum, penataan ruang, penanaman modal, koperasi dan usaha kecil menengah, ketahanan pangan, ketenagakerjaan, perikanan dan kelautan, pertanian, kehutanan, perindustrian, perdagangan, dan pariwisata. Adapun capaian indikator kinerja misi ke dua adalah sebagai berikut :

TABEL 7.3

INDIKATOR MISI KEDUA

No Indikator Kinerja Satuan TAHUN 2013 TAHUN 2014

Capaian Target Capaian

1 Pencetakan Sawah Baru Ha. 5000 5000

2 Skor Pola Pangan Harapan Poin 74 n/a

3 Nilai Tukar Petani (NTP) Poin 109,08 104,46

4 Daya Beli Masyarakat rupiah ribu 645,00 644,36

5 Indeks Gini Poin 0,41 0,42

6 Wirausahawan Baru Orang 20.000 19.436

7 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Persen 63,01 62,77

Capaian dari indikator daya beli masyarakat terjadi peningkatan dibandingkan Tahun 2013 sebesar Rp. 640,80 ribu, meningkat pada Tahun 2014 sebesar Rp. 644,36 ribu. Capaian pada Tahun 2014 untuk Nilai Tukar Petani (NTP) mencapai 104,46 poin ; Indeks Gini sebesar 0,42 poin; wirausahawan baru sebanyak 19.436 orang; dan serapan tenaga kerja sebanyak 477.046 Orang;

3. Meningkatkan kinerja pemerintahan melalui Profesionalisme, Tata Kelola dan Perluasan Partisipasi publik sebagai pencapaian misi ketiga, dengan urusan sebagai berikut 1). otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian; 2). Kearsipan; 3). Pertanahan; 4). Perencanaan Pembangunan; 5). Statistik; 6). Pemberdayaan Masyarakat dan

(7)

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 VII-7 Desa; 7). Komunikasi dan Informatika; 8). Kesatuan bangsa dan politik dalam negeri. Indikator dalam misi ketiga ini diantaranya adalah skala kepuasan masyarakat terhadap pelayanan pemerintah, indikator daya saing provinsi, dan indeks persepsi korupsi. Adapun sasaran misi ketiga adalah 1). Meningkatnya kualitas dan akuntabilitas layanan pemerintahan, serta mewujudkan perluasan partisipasi publik; 2). Meningkatnya kualitas tata kelola pemerintahan berbasis IPTEK; 3). Meningkatnya profesionalisme dan kualitas kesejahteraan aparatur; 4). Meningkatnya stabilitas Tibumtranmas, kesadaran politik dan hukum.

Tabel pencapaian indikator sebagai berikut:

TABEL 7.4

INDIKATOR MISI KETIGA ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/INDIKATOR

KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH Satuan

TAHUN

2013 TAHUN 2014

Capaian Target Capaian

1. Skala Kepuasan Masyarakat terhadap Layanan

Pemerintahan Skala 1 - 4 3 3 3

2. Tingkat Partisipasi Pemilihan Umum Persen 57 60 71,3

3. Indeks Persepsi Korupsi Poin 5,5 6 3,7

4. Indeks Kebahagiaan Poin 65,11 57 – 59 67,66

5. Jumlah Penerbitan Perijinan Izin 39,029 42,931 40.877

6. Indeks Demokrasi Poin 65,18 66,20 – 66,50 65,18

7. Pendapatan Asli Daerah Rupiah Trilyun 12,36 14,29 15,16

8. Indikator Daya Saing Provinsi Rangking 6-5 5-4 5

Pencapaian indikator Tingkat Partisipasi Pemilihan Umum mengalami peningkatan signifikan dari Tahun 2013 sebesar 57 % meningkat pada Tahun 2014 sebesar 71,3%; Pencapaian indikator Indeks Persepsi Korupsi mengalami penurunan dari Tahun 2013 sebesar 5,5 poin turun pada Tahun 2014 menjadi 3,7 poin; Pencapaian Indikator Indeks Kebahagiaan mengalami peningkatan dari Tahun 2013 sebesar 65,11 poin meningkat pada Tahun 2014 menjadi 67,66 poin. Pencapaian Indikator Pendapatan Asli daerah pada Tahun 2013 sebesar 11,0 trilyun rupiah meningkat pada Tahun 2014 menjadi 15,16 trilyun rupiah. Pencapaian Indikator Daya Saing Provinsi meningkat dari Tahun 2013 menjadi rangking ke-6 pada Tahun 2014 meningkat menjadi ranking ke-5; Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, dilaksanakan melalui membangun dan memperbaiki Rumah Tidak Layak Huni di Kawasan Perdesaan yang dikelola oleh 750 LPM, Revitalisasi Posyandu Multifungsi se-Jawa Barat sebanyak 49.922 Posyandu, Membangun Infrastruktur Perdesaan melalui peningkatan sarana dan prasarana infrastruktur di 5.321 desa di Jawa Barat.

(8)

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 VII-8 Sejak Tahun 2012 dan dilanjutkan Tahun 2014 Provinsi Jawa Barat telah mengeluarkan kebijakan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat pada 123 Balai-balai/UPTD di seluruh OPD dengan kegiatan revitalisasi sarana dan prasarana. Adapun pembagian alokasi anggarannya untuk Balai sebesar Rp. 142.880.681.662 yang digunakan untuk memperbaiki sarana prasarana perkantoran antara lain: perbaikan gedung perkantoran, perbaikan sarana kerja (komputer, meja kerja dan peralatan kantor lainnya).

4. Pembangunan infrastruktur dilakukan melalui berbagai upaya untuk pencapaian Misi Keempat ini, yaitu Mewujudkan Jawa Barat Yang Nyaman Dengan Pembangunan Infrastruktur Yang Berkelanjutan. Adapun urusan yang terkait dengan Misi Keempat ini adalah penataan ruang, pekerjaan umum, perhubungan, perumahan, energi dan sumber daya mineral, serta lingkungan hidup. Indikator yang digunakan yaitu tingkat kemantapan jalan provinsi, tingkat kondisi baik jaringan irigasi di daerah irigasi kewenangan provinsi, rasio elektrifikasi rumah tangga, cakupan pelayanan air minum, air limbah dan persampahan perkotaan, tingkat ketersediaan pranata penataan ruang, serta tingkat penanganan Raperda kawasan strategis provinsi. Sasaran Misi keempat adalah 1). Meningkatnya daya dukung dan daya tampung lingkungan serta kualitas penanganan bencana, 2). Meningkatnya kualitas pemenuhan infrastruktur dasar masyarakat, 3). Meningkatnya percepatan pembangunan infrastruktur strategis.

TABEL 7.5

INDIKATOR MISI KEEMPAT

Hasil evaluasi menunjukkan bahwa pada umumnya misi keempat telah mencapai target indikator kinerja pada RPJMD kecuali untuk cakupan pelayanan persampahan dan

ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/INDIKATOR KINERJA

PEMBANGUNAN DAERAH

Satuan TAHUN 2013 TAHUN 2014

Capaian Target Capaian

1. Capaian Fungsi Kawasan Lindung terhadap Luas

Wilayah Persen n/a 37-38 37,2

2. Tingkat Kondisi Baik Jaringan Irigasi di Daerah

Irigasi Kewenangan Provinsi Persen 65,98 66 - 71 67,34

3. Cakupan Pelayanan Persampahan Perkotaan Persen 64,70 64 – 65 64,88

4. Cakupan Pelayanan Air Minum Persen 60,68 58 – 63 65,43

5. Cakupan Pelayanan Air Limbah Domestik Persen 63,40 63,5 – 64 63,59

6. Rasio Elektrifikasi Rumah Tangga Persen 80,05 80 – 82 83,77

7. Tingkat Kemantapan Jalan Provinsi (kondisi baik

(9)

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 VII-9 cakupan pelayanan air limbah (domestik perkotaan). Berdasarkan hasil evaluasi Tahun 2014, tingkat kemantapan jalan provinsi Tahun 2014 mencapai 97,68 %, meningkat sebesar 0,13% dari kemantapan jalan provinsi Tahun 2013 sebesar 97,56%. Sedangkan rasio elektrifikasi rumah tangga pada Tahun 2014 adalah sebesar 83,77%, meningkat sebesar 3,72% dibandingkan dengan rasio elektrifikasi rumah tangga Tahun 2013 yang baru mencapai 80,05%. Cakupan pelayanan air minum pada Tahun 2014 telah mencapai 65,43%, meningkat sebesar 4,75% dibandingkan dengan Tahun 2013 baru mencapai 60,68%. Cakupan pelayanan air limbah juga meningkat sebesar 63,59% pada Tahun 2014 dibandingkan dengan Tahun 2013 mencapai 63,4%. Sedangkan cakupan pelayanan persampahan perkotaan pada Tahun 2014 mencapai 64,88% meningkat dibandingkan dengan Tahun 2013 mencapai 64,7%. Sampai Tahun 2014, luas kawasan lindung di Jawa Barat telah mencapai 37,2% dari Luas Jawa Barat.

5. Meningkatkan Kehidupan Sosial, Seni dan Budaya, Peran Pemuda dan Olahraga Serta Pengembangan Pariwisata Dalam Bingkai Kearifan Lokal. Urusan yang terkait dengan Misi Kelima yaitu sosial, kepemudaan dan olahraga, kebudayaan, dan agama. Indikator yang digunakan antara lain adalah angka kemiskinan, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara, Jumlah PMKS yang ditangani, Jumlah Pekerja Anak, dan Jumlah Karya seni dan budaya yang didaftarkan untuk memperoleh HAKI/sertifikasi Badan Internasional. Adapun sasaran misi kelima adalah: 1). Pencegahan dan penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial, 2). Meningkatkan peran pemuda, organisasi kemasyarakatan, dan prestasi olahraga, serta penanganan komunitas tertentu, 3). Meningkatnya peran masyarakat dalam pembangunan olahraga, seni, budaya, dan pariwisata, dan 4). Meningkatnya kualitas kehidupan masyarakat dan kerukunan antar umat beragama. Indikator Misi dapat dilihat pada tabel 7.6 :

TABEL 7.6

INDIKATOR MISI KELIMA ASPEK/FOKUS/BIDANG

URUSAN/INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

Satuan

TAHUN 2013 TAHUN 2014

Capaian Target Capaian

1. Angka Kemiskinan* Persen 9,61 7,80 -

6,80 9,18

2. Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara* Ribu Orang 800 900 902,73

3. Jumlah PMKS yang ditangani Orang 479.255 527.181 483.442

4. Jumlah Pekerja Anak Orang 562.815 551.558 560.295

5. Jumlah Karya Seni dan Budaya yang didaftarkan untuk memperoleh HAKI/sertifikasi Badan Internasional

Buah 4 3 3

(10)

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 VII-10 Untuk Pencapaian misi dari indikator kunjungan Wisatawan Tahun 2014 sebanyak 902,735 ribu orang dibandingkan Tahun 2013 yang mencapai 800 ribu orang serta meningkat dari target capaian Tahun 2014 salah satu diantaranya dengan adanya program promosi yang lebih intensif. Indikator jumlah orang yang ditangani melalui PMKS di Tahun 2014 mencapai 483.442 orang dan Jumlah Pekerja Anak menjadi 560.295 anak.

Keberhasilan Pariwisata di Jawa Barat ditandai dengan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Jawa Barat sebanyak 902.735 orang lebih; Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara ke Obyek Wisata di Jawa Barat sebanyak 33,61 juta orang lebih pada Tahun 2014 meningkat sebanyak 4,6 juta orang lebih dari Tahun 2013.

7.2. Tantangan dan Permasalahan Pembangunan Tahun 2014

Tantangan dan permasalahan pembangunan daerah dijelaskan berdasarkan hubungannya terhadap layanan dasar dan tugas fungsi Organisasi Perangkat Daerah. A. Tantangan dan Permasalahan pada Misi Kesatu, pada Bidang Pendidikan adalah: 1)

masih tingginya angka rawan drop out (DO) siswa SD dan SMP, 2) masih rendahnya kesadaran para orang tua untuk menyekolahkan anak, dan 3) masih kurang sarana dan prasarana penunjang pendidikan dan yang berkebutuhan khusus di sekolah‐sekolah yang menyediakan pendidikan inklusi. Pada bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak adalah : 1) masih rendahnya akses kesempatan usaha dan pendidikan untuk perempuan, 2) belum optimalnya lembaga sosial masyarakat terhadap perlindungan perempuan dan anak pada bidang kesehatan Masih rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat dimasyarakat, cakupan rumah tangga ber-PHBS Tahun 2014 sebesar 51,4%, serta masih rendahnya kualitas dan kuantitas petugas promosi kesehatan di puskesmas, yang menyebabkan kurang maksimalnya upaya promosi dan pemberdayaan masyarakat.

B. Tantangan dan Permasalahan pada Misi Kedua, pertumbuhan investasi di Jawa Barat dikategorikan tinggi, tetapi belum mampu meningkatkan keterkaitan dengan usaha ekonomi lokal dan kesempatan kerja. Pada bidang ketenagakerjaan, permasalahan yang mendasar adalah masih tingginya angka pengangguran yang disebabkan antara lain tidak sebandingnya jumlah pertumbuhan angkatan kerja dengan laju pertumbuhan kesempatan kerja.

C. Tantangan dan Permasalahan pada misi ketiga, yaitu kualitas pelayanan publik yang masih relatif rendah disebabkan, antara lain: belum memasyarakatnya keterkaitan antara SOP pelayanan publik dengan masyarakat yang membutuhkan pelayanan; belum terealisasinya modernisasi tatakelola berbasis E-Government.

(11)

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 VII-11 D. Tantangan dan Permasalahan pada misi keempat dalam pembangunan infrastruktur strategis dan lingkungan antara lain: permasalahan pembebasan lahan untuk infrastruktur kepentingan umum, kesiapan masyarakat untuk bekerja sama pada area proyek, ketertarikan bagi investor swasta.

E. Tantangan dan Permasalahan pada Misi Kelima antara lain: komunikasi dan promosi pembangunan yang belum meluas menjangkau pada berbagai tingkatan masyarat di berbagai pelosok wilayah Jawa Barat; dan masih perlunya memperkuat aktor lokal pembangunan (Strengthening Local Actor) baik secara individu maupun kelembagaan untuk secara bersama-sama mewujudkan pembangunan yang bermutu dan akuntabel.

7.3. Penghargaan yang diterima Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

Rangkaian pembangunan dalam berbagai bidang telah dilaksanakan dengan dukungan yang sangat kuat dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Barat ditopang dengan, dukungan Pemerintah Kabupaten/Kota yang secara operasional dilaksanakan oleh para pimpinan OPD/Biro beserta komunitasnya, pada Tahun 2014 berbagai upaya pembangunan telah mendapat apresiasi dengan diterimannya 42 penghargaan nasional, yaitu :

1. Penghargaan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) Cinta Karya Bangsa Tahun 2013" di Jakarta, 5 Februari 2014;

2. Penghargaan Most Inspirational Regional Leader dari Mens Obsession Awards 2014 di Jakarta, 15 Februari 2014;

3. Anugerah TEPPA (Tim Evaluasi dan Pengawasan Penyerapan Anggaran) Tingkat Nasional dengan predikat Terbaik 2 dari UKP 4 di Jakarta, 24 Februari 2014; 4. Penghargaan Government Award kategori pendidikan versi Sindo Weekly yang

diserahkan oleh Menteri Dalam Negeri, Jakarta 19 Maret 2014;

5. Penghargaan Demokrasi Award dari Harian Rakyat Merdeka di Jakarta, 22 Maret 2014;

6. Penghargaan Pangripta Nusantara Utama Tahun 2014, untuk raihan ke 4 kalinya secara berturut-turut dari Bappenas oleh Presiden RI di Jakarta, 30 April 2014;

7. Penghargaan Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2014 Oleh Men Pan RB RI, untuk Aplikasi KM-NOL PRO POOR, Oleh Wapres RI di Jakarta, 30 April 2014;

8. Penghargaan Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Terbaik 2014 dari Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, di Jakarta, 26 Mei 2014;

(12)

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 VII-12 9. Penghargaan Bhumandala Award 2014 dari Kepala Badan Informasi Geospasial,

di Bandung, 28 Mei 2014;

10. Penghargaan Lencana Utama Adhibakti Tani dari Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional, di Jakarta, 5 Juni 2014;

11. Penghargaan Environment Award ke-20 dari Kementerian Lingkungan Hidup, di Jakarta, 5 Juni 2014;

12. Si kompak Award, Pembina Terbaik Nasional Kategori Badan Kerjasama Antar Desa dari Wapres RI, di Jakarta, 5 Juni 2014;

13. Penghargaan Satyalancana Wirakarya Pembangunan Pertanian dari Presiden pada acara pembukaan PENAS XIV PETANI – NELAYAN di Malang, Jatim, 7 Juni 2014;

14. Menerima Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2013 dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), di Bandung, 16 Juni 2014;

15. Penghargaan Pemrakarsa Penguatan SIDa “Peningkatan Nilai Tambah Perikanan Darat” oleh Menteri Riset dan Teknologi, di Jakarta, 11 Agustus 2014;

16. Penghargaan Anubhawa Sasana dari Menteri Hukum dan HAM kepada Gubernur Jawa Barat, di Bandung, 19 Agustus 2014;

17. Anugerah Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Katagori Pemerintah Provinsi Peduli Museum 2014 dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, di Jakarta, 5 September 2014;

18. Menerima WTP ke Tiga kalinya berturut-turut Atas Keberhasilan dalam Menyusun dan Menyajikan Laporan Tahun 2013 dengan Capaian Standar Tertinggi dalam Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah diserahkan oleh Wakil Presiden RI kepada Gubernur Jawa Barat, di Jakarta, 12 September 2014;

19. Menerima Penghargaan Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Provinsi yang diserahkan Oleh Wapres RI di Jakarta, 24 September 2014;

20. Penghargaan Adiupaya Puritama 2014 oleh Menteri Perumahan Rakyat di Jakarta, 25 September 2014;

21. Investment Award Penganugerahan Penghargaan Kepada Penyelenggara PTSP

Bidang Penanaman Modal Provinsi, Kabupaten/Kota Terbaik Tahun 2014 di Jakarta, 7 Oktober 2014;

22. Penghargaan Fasilitator Terbaik Penegasan Batas Daerah Tahun 2014, yang diserahkan oleh Mendagri RI, di Jakarta, 9 Oktober 2014;

(13)

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 VII-13 23. Penghargaan sebagai Provinsi dengan produk pertanian unggulan berdaya saing terbanyak Tahun 2014 yang diserahkan Menteri Pertanian, Jakarta, 10 Oktober 2014;

24. Penghargaan Anugerah Peduli Pendidikan 2014 Kategori Provinsi Kabupaten/Kota oleh Menteri Pendidikan di Jakarta, 15 Oktober 2014;

25. Sindo Trijaya Award 2014 Kategori Loyal Client, 5 November 2014;

26. Penghargaan Adhi Karya Pangan Nusantara dan Peniti Emas, Oleh Presiden RI, di Subang, 26 Desember Tahun 2014;

27. National Procurement Award, 2014 dari LKPP. Kategori Kepemimpinan dalam

Informasi Pengadaan secara Elektronik, Oleh Menteri PPN/Bappenas, di Jakarta, 18 November 2014;

28. National Procurement Award, 2014 dari LKPP. Kategori Pemenuhan terhadap

Standar LPSE: 2014, Oleh Kepala LKPPRI,di Jakarta,18 November 2014;

29. National Procurement Award, 2014 dari LKPP. Kategori Peran LPSE Provinsi:

2014, Oleh Kepala LKPPRI, di Jakarta, 18 November 2014;

30. Penghargaan dalam Festival Seni Pertunjukan Rakyat Tingkat Nasional Tahun 2014, sebagai Juara Pertama dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, di Padang, 25 Mei 2014;

31. Penghargaan Anugerah Media Humas Tahun 2014, sebagai Terbaik I kategori Advetorial Tingkat Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota, dari Kementerian Komunikasi dan Informatika di Bandung, 26 November 2014;

32. Penghargaan Anugerah Media Humas Tahun 2014, sebagai Terbaik I kategori Laporan Kerja Humas Pemerintah Tahun 2013 Tingkat Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota dari Kementerian Komunikasi dan Informatika di Bandung, 26 November 2014;

33. Penghargaan Anugerah Media Humas Tahun 2014, sebagai Terbaik I kategori

Merchandise Utama Tingkat Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota dari

Kementerian Komunikasi dan Informatika di Bandung, 26 November 2014; 34. Penghargaan Anugerah Media Humas Tahun 2014, sebagai Juara Umum, dari

Kementerian Komunikasi dan Informatika di Bandung, tanggal 26 November 2014;

35. Penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya (APE) Katagori Utama dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, tanggal 18 Desember 2014.

36. Penghargaan Government Award kategori pendidikan versi Sindo Weekly yang diserahkan oleh Menteri Dalam Negeri di Jakarta, 19 Maret 2014

(14)

LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 VII-14 37. Penghargaan Anugerah Peduli Pendidikan 2014 Kategori Provinsi Kabupaten

Kota yang diserahkan Menteri Pendidikan di Jakarta, 15 Oktober 2014.

38. Penghargaan Bhumandala Award dari Kepala Badan Informasi di Bandung, 28 Mei 2014

39. Penganugerahan Badega ki Sunda kepada Gubernur Jawa Barat di Bandung, 10 November 2014

40. Penghargaan Manggala Karya Bakti Husada Pada Puncak Acara Hari Kesehatan Nasional yang diserahkan oleh Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan di Jakarta, 27 November 2014;

41. Penghargaan peringkat pertama Lomba Penanaman Satu Miliar Pohon Tingkat Nasional 2013. Diserahkan oleh Presiden RI di Wonogiri, Jawa Tengah, 29 November 2014;

42. Penghargaan Mitra Strategis Pemilu dari KPU, di Jakarta, 17 Desember 2014.

Keberhasilan pembangunan saat ini dalam upaya untuk meningkatkan kualitas kehidupan dan kesejahteraan masyarakat Jawa Barat merupakan refleksi dari kesungguhan dan keseriusan semua pihak yang saling berinteraksi secara harmonis dalam berbagai sektor pembangunan serta pada berbagai tahapan pelaksanaan pembangunan. Capaian kinerja pembangunan daerah selama Tahun 2014 merupakan keberhasilan bersama antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat, DPRD Provinsi Jawa Barat serta masyarakat Jawa Barat. Tantangan dan permasalahan yang terjadi selama kurun waktu 2014, merupakan bagian dari proses pembangunan yang perlu terus untuk diselesaikan, sehingga di masa mendatang perwujudan Visi dan Misi Jawa Barat dapat lebih berkualitas yang sekaligus proses pembangunan Jawa Barat merupakan Lesson

Learned bagi berbagai pihak sebagai upaya cepat untuk meningkatkan kesejahteraan

dalam rangka mewujudkan masyarakat Jawa Barat yang Maju dan Sejahtera untuk semua.

Gambar

Tabel pencapaian indikator sebagai berikut:

Referensi

Dokumen terkait

Untuk itu perusahaan membutuhkan suatu standar operasional prosedur yang mengatur segala aktivitas yang harus dilakukan oleh karyawan dan seluruh orang yang

Dapat disimpulkan bahwa Ho diterima atau Ha ditolak yang berarti bahwa Komitmen Organisasi tidak berpengaruh signifikan terhadap Produktivitas Kerja. Hasil Tabel

Bupati/Walikota sudah membentuk lembaga yang menangani rehabilitasi hutan dan lahan (misalnya Dinas yang mengurusi kehutanan atau Kelompok Kerja RHL), maka lembaga ini

2) Salah satu indikator yang perlu diperhatikan oleh seorang guru pada aspek komunikasi dengan peserta didik adalah guru menggunakan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman dan menjaga

pupuk pada tanaman sayuran Kubis (Brassica Oleracea) di daerah penelitian?..

Nilai perjuangan yang terdapat dalam penggalan puisi di atas yang ditandai dengan kata “Berjagalah”, yaitu agar generasi muda …. terus melakukan jaga

Karena itu, barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang tegung kepada buhul tali (gantungan tali atau tempat

[r]