Sambutan Presiden RI pd Peresmian Asrama Mahasiswa Indonesia "SBY" di
Jakarta, tgl. 3 Okt 2014
Jumat, 03 Oktober 2014 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARAPERESMIAN ASRAMA MAHASISWA INDONESIA "SBY" DI
UNIVERSITAS
AL-AZHAR, KAIRO, MESIR
DI HALAMAN
MASJID BAITURRAHIM, KOMPLEK ISTANA KEPRESIDENAN
TANGGAL 3 OKTOBER 2014
Â
Assalamu'alaikum
Bismillahirrahmanirrahim,
Alhamdulillahirabbil
alamin wa shalatu wasalamu ala asrofil ambiya'i wal mursalin Sayyidina wa Maulana Muhammadin wa ala alihi washahbihi ajma'in Ammaba'du,
Yang
saya hormati Saudara Wakil Presiden RI, yang mulia para Duta Besar
negara-negara sahabat, para Menteri dan Wakil Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, Saudara Duta Besar Republik Indonesia untuk Mesir, para Mahasiswa yang
mengikuti pendidikan di Universitas Al-Azhar yang mengikuti acara ini, dan Saudara-saudara kita yang ada di luar negeri, Hadirin-Hadirot yang dimuliakan Allah SWT,
Alhamdulillah, hari ini kita dapat
bersama-sama menjalankan ibadah Sholat Jumat bersama, bersilaturahim dan sekaligus meresmikan berdirinya Asrama Mahasiswa Indonesia di Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir. Semoga niat dan cita-cita baik kita mendapatkan ridho Allah SWT. Shalawat dan salam marilah senantiasa kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhamad SAW, beserta keluarga, para sahabat dan pengikut-pengikut beliau insya Allah
kita semua hingga akhir zaman.
Saudara-saudara,
Kita
telah mendengarkan apa yang dilaporkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tadi, niat, rencana dan pelaksanaan pembangunan Asrama Mahasiswa di Universitas Al-Azhar Kairo. Alhamdulillah, empat
gedung yang indah dan megah itu hampir selesai, sebenarnya sudah selesai, tinggal merapikan di sana sini, dan siap untuk menampung mahasiswa kita. Dan yang saya senang adalah, tadi dilaporkan oleh Mendikbud dan oleh Duta Besar kita, bahwa dari kapasitas yang ada untuk asrama itu, 50 persen akan diisi oleh mahasiswa Indonesia, 25 persen akan diisi oleh mahasiswa dari Mesir, dan 25 persen akan dihuni oleh mahasiswa dari negara-negara sahabat yang lain. Ini baik, ini
kebersamaan, persaudaraan, dan persatuan, sesama umat Islam, mahasiswa-mahasiswa yang sedang menempuh ilmu di Universitas Al-Azhar Kairo.
Pada
bulan Februari tahun lalu, saya dengan delegasi mengemban tugas ke Liberia, di ibukotanya, Monrovia, untuk menghadiri dan sekaligus memimpin pertemuan High Level Panel
on The Post 2015 Development Agenda yang dibentuk oleh Perserikatan
Bangsa-Bangsa. Setelah dari Liberia, saya melaksanakan kunjungan ke Nigeria, setelah itu alhamdulillah kami kembali
menjalankan ibadah umroh di kota suci Mekkah, dan setelah itu saya menghadiri Konferensi Organisasi Kerjasama Islam, OIC, The Organization of Islamic Cooperation yang dilaksanakan di Kairo.
Bersamaan
dengan acara itu, alhamdulillah saya
bisa berkunjung ke Universitas Al-Azhar. Di situlah kita matangkan rencana pembangunan asrama ini, saya berbincang-bincang dengan pimpinan Al-Azhar, berinteraksi dengan mahasiswa-mahasiswa kita di sana, dan bulatlah sudah, bahwa asrama mahasiswa ini perlu segara dibangun dan dihadirkan. Dan saya senang, pelaksanaannya berjalan dengan baik. Oleh karena itulah, saya mengucapkan terima kasih kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Luar Negeri, dan Duta Besar Republik Indonesia untuk Mesir.
Sewaktu
saya berbincang-bincang dengan pimpinan Al-Azhar, beliau mengatakan bahwa "Kami, perguruan tinggi yang boleh dikatakan tertua ini ingin betul mendidik
pemikir-pemikir Islam, mendidik tokoh-tokoh dan pemimpin-pemimpin Islam yang di kelak kemudian hari, akan menjadi pemimpin di negaranya masing-masing". Dan ketika kami berdiskusi lebih lanjut lagi, maka saya sungguh bersyukur
cita-citakan, dan menjadi tujuan pendidikan Islam, yaitu ingin benarÂ
Islam itu menaburkan rahmat bagi semesta alam. Ingin benar-benar menjadikan umat Islam, umat yang mencintai perdamaian, keadilan, kasih sayang,
toleransi, dan hidup harmonis dengan sesama umat Islam, ataupun sesama umat manusia sedunia ini.
Itulah
yang saya sungguh bersyukur dan ingin betul mendorong putra-putri terbaik bangsa untuk bisa mengikuti pendidikan di Universitas Al-Azhar Kairo itu. Ini penting, Saudara-saudara, sebab Islam dan umat Islam sedang menghadapi tantangan di awal abad ke-21 ini. Saudara tentu mengikuti betapa hampir negara-negara Islam, sahabat-sahabat kita di Timur Tengah, di Afrika Utara tengah menghadapi tantangan, cobaan dan ujian dari Allah SWT. Kita mengikuti dari layar televisi saudara-saudara kita, kaum perempuan, orang tua, anak-anak, juga ikut menderita dengan konflik dan peperangan yang berkecamuk di banyak negara di wilayah itu. Mereka-mereka adalah pihak yang tidak berdosa dan harus ikut menderita.
Saya
baru saja menghadiri pertemuan atau sejumlah pertemuan di Perserikatan
Bangsa-Bangsa, New York. Di situlah memang semangat yang sedang muncul sekarang ini dari banyak negara bagaimana memerangi terorisme. Kita semua, umat Islam, sudah tidak ada yang mendukung terorisme. Terorisme itu musuh kita semua. Kita harus mencegah, harus menanggulanginya, dan harus menindaknya untuk keselamatan umat, keselamatan ataupun nama baik Islam, dan nama baik kita semua. Dan
kemudian dibahas, sekarang ini sedang ada aksi-aksi militer yang dilakukan oleh banyak negara untuk menghentikan kekerasan yang dilaksanakan, yang menamakan dirinya ISIS, yang mengatasnamakan Islam dengan tindakan-tindakan yang
sesungguhnya tidak mencerminkan ajaran Islam yang benar.
Ketika
saya ikut berdiskusi di New York, saya katakan, yang penting setelah operasi militer itu dilakukan untuk menghentikan tindakan-tindakan yang menamakan dirinya ISIS, yang merugikan umat Islam sendiri, yang merugikan kita semua, harus ada tindakan berikutnya lagi yang betul-betul bisa mengatasi masalah secara tepat, bijak, dan adil.
Harus
diketahui mengapa terjadi konflik dan peperangan. Mengapa terjadi
kekerasan-kekerasan? Mengapa Timur Tengah dan Afrika Utara masih belum teduh? Kita harus mencari akar penyebabnya. Dan setelah itu semua bangsa duduk bersama. Bukan hanya negara-negara barat, tetapi juga negara-negara Islam, dan kita
semua duduk bersama untuk mencari solusinya yang lebih permanen, lebih dari sekadar operasi militer untuk menghentikan aksi-aksi ISIS. Tetapi dengan memahami akar masalah maka insya Allah
akan dapat kita temukan solusi yang benar-benar adil, bijak, tepat dan bisa menyelesaikan masalah.
Indonesia
terpanggil, saya kira Yang Mulia para Duta Besar yang mewakili negara masing-masing juga terpanggil, ini saatnya, ini adalah tugas negara, untuk kita
bersama-sama menyelesaikan masalah ini. Di Washington DC saya bertemu dengan 9 orang tokoh Islam yang tinggal di Amerika Serikat. Mereka berasal dari banyak
negara di dunia. Semangat saya sama.
Saya
di Wahington DC meresmikan masjid Indonesia, saya kira setelah 20 tahun we have a dream akhirnya dream becomes reality, kemarin kami resmikan
masjid Indonesia sekaligus Indonesian
Moslem Association in America Center, yang itu juga tempat untuk beribadah, untuk melaksanakan pendidikan, untuk berkomunikasi dengan semua bangsa, utamanya umat Islam yang tinggal di Amerika Serikat. Saya senang karena tokoh-tokoh Islam datang dari berbagai negara bagian, kami berdiskusi dan
bertukar pikiran. Dan saya sampaikan, melihat kejadian di Timur Tengah, termasuk ISIS, jangan hanya berhenti seolah-olah operasi militer itu menyelesaikan
segalanya. Tidak. Seringkali operasi militer menyisakan masalah-masalah yang kompleks, yang rumit, yang akhirnya justru menimbulkan masalah baru di kelak kemudian hari.
Melihatnya
harus utuh, dan saya kira banyak negara yang lebih tertarik melaksanakan operasi militer, menghentikan ISIS. Tetapi saya ingin lebih banyak lagi yang tertarik, setelah itu dilaksanakan bagaimana menghentikan konflik dan kekerasan
Islam tidak boleh pasif, umat Islam tidak boleh hanya menonton, tapi kita harus berada di kemudi, at the driving seat. Kita harusnya yang di depan,
bukan negara-negara barat. Setelah kita ingin menyelesaikan semua persoalan
yang ada di negara-negara sahabat kita. Itulah yang saya serukan kemarin di Perserikatan Bangsa-Bangsa bertemu dengan banyak sahabat dan juga di Washington DC.
Saudara-saudara,
Islam
sebenarnya mengajarkan kebaikan, perdamaian, persaudaraan, keadilan, kasih sayang, semua. Nah, ketika ada masalah di dunia sekarang ini, marilah kita lihat utuh akar penyebabnya. Agar demikian bisa, bisa kita selesaikan. Sekali lagi, operasi militer untuk tujuan tertentu, tujuan jangka pendek mungkin diperlukan. Tetapi yang lebih diperlukan lagi, sekali lagi adalah penyelesaian yang
komprehensif, yang adil, yang tepat, dan yang bijak. Dan dengan demikian kita sebagai umat akan bersyukur, lega, gembira, dan kemudian tidak ada lagi kecurigaan dari saudara-saudara kita yang tidak beragama Islam, apalagi tidak ada lagi Islamophobia. Apa namanya, hal-hal yang tidak baik yang dicapkan kepada Islam dan umat Islam kita sendiri yang harus membangun nama baik kita, kehormatan kita, nasib kita di masa mendatang. Tuhan tidak akan mengubah nasib sebuah kaum, sejatinya juga nasib umat Islam, kecuali kita sendiri yang
mengubahnya dengan ikhtiar yang keras dan tentu dengan izin dan pertolongan Allah SWT.
Itulah
yang ingin saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Dan dengan terlebih
dahulu memohon ridho Allah SWT dan dengan mengucapkan Bismillahhirrahmanirrahim, Asrama Mahasiswa Indonesia yang kita
bangun di kampus Universitas Al-azhar Kairo, dengan resmi saya nyatakan penggunaannya. Terima kasih.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,