• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN KONTRAK HIBRID LONG SEGMEN PRESERVASI SEBAGAI TRANSFORMASI PBC (PERFORMANCE BASE KONTRAK) UNTUK MENINGKATKAN KINERJA JALAN NASIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEBIJAKAN KONTRAK HIBRID LONG SEGMEN PRESERVASI SEBAGAI TRANSFORMASI PBC (PERFORMANCE BASE KONTRAK) UNTUK MENINGKATKAN KINERJA JALAN NASIONAL"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KEBIJAKAN KONTRAK HIBRID LONG SEGMEN PRESERVASI

SEBAGAI TRANSFORMASI

PBC (PERFORMANCE BASE KONTRAK)

UNTUK MENINGKATKAN KINERJA JALAN NASIONAL

DIKLATPIM II PUPR-LAN

Bandung, Agustus 2019

Oleh : Ir. Miftachul Munir, MT

NDH :

12

JATILUHUR

RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN

Mentor :

Dr.Ir. Hedy Rahadian, M.Sc

Direktur Jalan BHP DJBM Coach :

(3)

II. DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN (1)

Proyek Perubahan ini menghasilkan

inovasi skema kontrak baru sebagai langkah

strategis untuk membagi resiko secara berimbang antara penyedia jasa dengan

pengguna jasa

dalam implementasi

Program

Preservasi Jalan Nasional

untuk

Meningkatkan Kinerja Jalan Nasional.

Inovasi yang dihasilkan berupa

Kontrak Hibrid Long Segmen

sebagai

Transformasi

PBC (Performance Base Contract)

untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi

kontrak pekerjaan pemeliharaan jalan Nasional

Preservasi Jalan

adalah kegiatan pemeliharaan, rehabilitasi, rekonstruksi, dan

pelebaran jalan menuju standar, yang berkelanjutan untuk mempertahankan jalan

dalam kondisi mantap. (SE Dirjen Bina Marga No.06/SE/Db/2017)

Long Segment

merupakan penanganan preservasi jalan dalam batasan satu panjang

segmen yang menerus (bisa lebih dari satu ruas jalan) yang dilaksanakan dengan

tujuan untuk mendapatkan kondisi jalan yang seragam yaitu jalan mantap dan

standar

Indikator Kinerja Jalan

adalah ukuran yang dipakai untuk menggambarkan mutu

bagian-bagian jalan, yang berdampak langsung terhadap pengguna jalan.

(4)

Long Segmen

Kontrak volume Based

adalah skema kontrak Long Segmen dimana

pengukuran pembayaran pekerjaan berdasarkan

input

output

.

Performance Based Kontrak

adalah skema kontrak dimana pengukuran pembayaran

pekerjaan berdasarkan

Lump Sum atas performance (kinerja)

dalam ketentuan

lingkup kontrak yang sudah disepakati.

Kontrak Hibrid Long Segmen

adalah skema kontrak Long Segmen dimana

pengukuran pembayarannya

menggabungkan

mekanisme pembayaran

input output

volume based

dengan mekanisme pembayaran

Lump Sum atas performance

(kinerja),

untuk membagi resiko secara berimbang antara Penyedia Jasa dengan

Pengguna Jasa.

Kemantapan Jalan

adalah suatu nilai yang menggambarkan jalan dalam

kondisi Baik

dan Sedang

sedangkan

tidak mantap

adalah jalan dalam

Kondisi Rusak Ringan dan

Rusak Berat

, yang ditunjukkan dengan kinerja fungsional jalan yaitu berupa kerataan

jalan dan kinerja struktural yaitu kemampuan jalan dalam memikul beban

kendaraan.

(5)

III. LATAR BELAKANG (3)

KONSEPSI

PENINGKATAN

KINERJA

Jaringan Jalan mendukung Pengelolaan Tata

Ruang dan Tata Guna Lahan Alokasi Anggaran yang memadai dan Tepat Sasaran Kinerja Delivery Sistem yang Mendukung Strategi Pencapaian Kinerja Jalan Pendekatan Desain dan Penerapan Teknologi Menjamin

Minimum Life Cycle Cost, Ramah Lingkungan dan Berkeselamatan Pelaksanaan yang disiplin Tepat Mutu, Waktu dan Target Anggaran serta memenuhi standar K3 Pemeliharaan Jalan Bersifat Responsif dan Preventif dengan standar kinerja yang terukut Penegakan Hukum dan Peraturan Penggunaan Jalan Penyelenggar aan Jalan yang handal, efektif dan efisien

(6)

III. LATAR BELAKANG (4)

Target kemantapan jalan nasional di Balai Makassar sebesar 92% tercapai 89,3% dibawah kemantapan Jalan Nasional 90%

JALAN REL SUNGAI LAUT UDARA

84% 90% 7,3% 0,6% 5,3% 0% 1,5%0% 7% 1,8% Penumpang barang

Tingginya permintaan

lalu lintas barang dan

jasa terhadap infrastruktur jalan

84% lalu lintas angkutan penumpang dan

90% lalu lintas angkutan barang bertumpu

pada jalan.

hanya ± 7% lalu lintas angkutan barang

menggunakan moda transportasi laut.

Rendahnya

kualitas

infrastruktur

jalan

berimbas pada

trip time

(jam/100 Km) yang

cukup

tinggi

yaitu

2,7

jam/100

Km,

dibandingkan dengan negara-negara tetangga

yang berada pada kisaran 1,0 -1,5 jam/100km

Hal ini mengakibatkan tingginya biaya logisitik di

Indonesia.

Sumber: Indonesia Infrastructure Initative, 2012

1,8% 7% 2014 2015 2016 2017 2018 Sem I 2019* Prediksi Akhir 2019 Baik 53.0 40.1 35.4 55.8 47.7 39.1 27.6 Sedang 41.6 52.6 57.9 35.2 44.7 53.2 58.1 Rusak Ringan 3.7 5.1 4.4 6.0 4.6 5.8 11.8 Rusak Berat 1.7 2.2 2.3 3.0 3.0 1.9 2.5 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

ISU STRATEGIS

KO

N

D

IS

I J

A

LA

N

(7)

III. LATAR BELAKANG (5)

Kondisi kemantapan merupakan salah satu Indikator Kinerja jalan, beberapa masalah

yang sering muncul terkait Tugas Fungsi Balai jalan sebagai pelaksana penyelenggaraan

jalan yaitu:

Distribusi pengalokasian anggaran tidak sesuai dengan kondisi lapangan

Perencanaan teknik yang tidak akurat,

Permasalahan pembebasan lahan,

Pelaksanaan kontrak pekerjaan pemeliharaan seringkali memerlukan perubahan

lingkup maupun penambahan anggaran karena keterlambatan respon terhadap

perbaikan kerusakan sehingga kontrak tidak efektif dan efisien menjawab kerusakan

jalan,

Penerapan SMM masih menyisakan temuan auditor,

Uji Laik Fungsi Jalan belum sepenuhnya ditindak lanjuti pelaksanaannya,

Pengujian material konstruksi yang menghasilkan mix desain dan job mix sebagai

acuan pelaksanaan belum efektif dijalankan.

Sehingga meskipun terdapat paket kontrak pada tahun berjalan namun masih terdapat

kerusakan jalan yang tidak segera diperbaiki yang menjadi keluhan pengguna jalan dan

menjadi salah satu penyebab terjadinya kecelakaan,

(8)

III. LATAR BELAKANG (7)

Perencanaan

• Pemrograman

• Perencanaan Teknik

TUSI

Pengalokasian anggaran tidak sesuai lapangan

Perencanaan Teknik tidak akurat

Pelaksanaan

• Pembangunan

Preservasi Jalan Jembatan

Terkendala pembebasan lahan

Pelaksanaan kontrak pemeliharaan tdk efisien dan tidak efektif

Pnerapan SMM dan Penegendalian Mutu pelaksanaan pekerjaan

Bersifat administratif masih ada temuan auditor

Peralatan UPR Idle tidak termanfaatkan

MASALAH

Penyediaan Peralatan dan Pengujian Bahan

Keselamatan dan Laik Fungsi Jalan

Hasil mix desain dan job mix tidak sepenuhnya diterapkan

Belum sepenuhnya dilaksanakan kendala anggaran

(9)

III. LATAR BELAKANG (6)

Minimalisir Laka Polisi Tambal

Lubang Jalan di Pangkep

9

Polisi Tambal Lubang di Maros

Tanam Pisang di Jalan

Lubang di perkerasan

Pengendara motor jatuh

hindari Lubang ditabrak truk

Tanam Pohon di lubang yang

tidak cepat ditutup

(10)

III. LATAR BELAKANG (8)

POHON MASALAH

Akibat

Sebab Kinerja jalan nasional belum memenuhi

target kemantapan

Rendahnya kualitas infrastruktur jalan berimbas Trip Time (jam/100km) yang

cukup tingi

Pelaksanaan preservasi jalan belum

effisien dan effektif

Manajemen asset jalan sebagai dasar penyusunan alokasi anggaran belum baik

Penerapan SMM dan pengujian mutu pelaksanaan belum efektif sehingga masih

terdapat temuan auditor

Hasil rekomendasi ULFJ belum ditindak lanjuti dengan

pelaksanaan SDM ASN yang menguasai kompetensi preservasi masih kurang Kerangka pemeliharaan dengan pendekatan preservasi belum diterapkan dengan tepat

Kontrak volume base input output belum membagi resiko

yang berimbang pada para pihak

Masalah Utama

Kualitas penyedia jasa kontraktor dan konsultan belum professional

dalam pelaksanaan kontrak

Penalti/sanksi denda sesuai ketentuan kontrak belum memberikan efek jera kepada

penyedia jasa pada saat wan prestasi

Bertambahnya kerusakan akibat kelalaian penyedia jasa untuk merespon secara cepat perbaikan

masih diakomodir dalam volume addendum kontrak

USG

(11)

III. LATAR BELAKANG (10)

POHON TARGET

Akibat

Sebab

Kinerja jalan nasional memenuhi target kemantapan

Trip time sesuai target outcome sehingga biaya logistik menurun

Pelaksanaan kontrak preservasi jalan sudah

effisien dan effektif

Penerapan kontrak hybrid Long Segmen yang memberikan pembagian resiko yang berimbang

pada para pihak

Masalah Utama

Pemberian resiko yang berimbang denda dan penundaan

pembayaran apabila kontraktor gagal memenuhi indikator kinerja

Bertambahnya kerusakan akibat keterlambatan penanganan kontraktor

menjadi kewajiban kontraktor untuk memperbaiki tanpa ada kompensasi

penambahan volume kontrak

PEMECAHAN

(12)

III. LATAR BELAKANG (11)

GAP :

Pelaksanaan kontrak Long Segmen Preservasi belum effektif dan efisien menjawab

kerusakan jalan dan pemenuhan indikator kinerja

jalan

 Th.2018 dari 63 pkt terdapat 9 pkt terlambat atau 15 % dari jumlah paket melewati thn anggaran. Kontraktor menunda pekerjaan pemeliharaan karena keuntungan kecil

 Jalan bertambah rusak karena tidak cepat ditangani, dari 1740 km jln nasional kemantapan harusnya 92% tercapai 89,3%

 Terjadi kerusakan dini pada

pekerjaan yang baru dilaksanakan, terlihat dari 45% dari DIPA utk program preservasi 2018 tidak ada penurunan alokasi kebutuhan anggaran pada th 2019

 Kerusakan di ruas jalan nasional berkontribusi sebagai penyebab kecelakaan, bulan juni 2019 ada 2 org meninggal akibat lakalantas karena jln rusak

 Kurang baiknya kualitas konsultan pengawas terhadap kinerja jalan yang diawasi, terdapat temuan Auditor pd 4 pkt pekerjaan th.2018

KONDISI SAAT INI

 Pada tahun mendatang dari jumlah paket kontrak yang dilaksanakan diharapkan jumlah paket terlambat berkurang, maksimal hanya 5 % dari jumlah pkt yg terlambat.

 Target kemantapan jalan hasil pelaksanaan program th 2019 sebesar 93 % dapat dicapai

 Tidak diperlukan adanya

penambahan alokasi anggaran pada paket paket yang

dilaksanakan pada tahun anggaran berjalan, karena disebabkan

adanya penambahan kerusakan jalan

 Tidak ada penambahan angka kecelakaan akibat adanya kerusakan jalan nasional yang terlambat ditangani

 Tidak terdapat temuan Auditor pada tahun anggaran mendatang.

KONDISI YANG DIHARAPKAN

Strategi Memperbaiki sistem kontrak dengan membagi resiko secara

berimbang

Frame Work

Rencana

Perubahan

INOVASI PERUBAHAN Menerapkan Kontrak Hibrid

Long Segmen sebagai transformasi PBC (Performance Base Kontrak)

untuk mendukung Kinerja Jalan

(13)

SISTEM PENGADAAN PRESERVASI JALAN

SW

AKEL

OLA

• Dilaksanakan sendiri, dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia (Internal Bina Marga)

• Lingkup pekerjaan

terbatas pada

Pemeliharaan Rutin Jalan (jalan dengan kondisi MANTAP)

KONTRAKT

U

AL

• Dilaksanakan melalui Penyedia Jasa

• Lingkup pekerjaan

hanya terdiri dari 1 lingkup penanganan • Ruas penangan dilaksanakan spot-spot

LONG SE

GMENT

• Dilaksanakan melalui Penyedia Jasa • Terdiri dari beberapa lingkup pekerjaan, dengan Pemeliharaan Rutin Jalan yang paling dominan • Ruas penanganan menerus sepanjang ruas (50-100 km) • Diberlakukan Pemenuhan Tingkat Layanan

(14)

LONG SEGMENT

Definisi

JALAN MANTAP DAN STANDAR *

Long Segment merupakan penanganan preservasi jalan dalam batasan satu panjang segmen yang menerus (bisa lebih dari satu ruas) yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mendapatkan kondisi jalan yang seragam yaitu jalan mantap dan standar sepanjang segmen.

Lingkup pekerjaan Pemeliharaan Jalan merupakan penanganan yang paling dominan berdasarkan panjang jalan, sehingga jenis – jenis pekerjaan pada kegiatan pemeliharaan juga merupakan PEKERJAAN UTAMA.

(15)

Long Segment

Long Segment

merupakan penanganan Preservasi jalan dalam batasan satu panjang segmen

yang menerus ( bisa lebih dari satu ruas) yang dilaksanakan dengan tujuan

untuk mendapatkan kondisi jalan yang seragam yaitu jalan mantap dan memenuhi

standar sepanjang segmen ((SSKK SBD Kontrak Preservasi Jalan dengan Skema Long Segment

sesuai SE Dirjen Bina Marga No.06/SE/Db/2017)

Long Segment

meliputi beberapa lingkup komponen kegiatan dan beberapa

output:

a. Output Preservasi Rehabilitasi Rekonstruksi dengan komponen a.l:

- Rekonstruksi

- Prefentif

- Rehabilitasi :

a. Mayor

b. Minor

- Pelebaran menuju standar

b. Output Preservasi Pemeliharaan dengan komponen a.l:

- Pemeliharaan Rutin (Rutin Maintenance)

(16)

Contoh Skema Penanganan

Contoh skema penanganan paket

Long Segment

ruas A

B.

Non Efektif segmen

Efektif segmen

Non Efektif segmen

Desain desiapkan P2JN

Pemahaman umum saat ini

Pemeliharaan kinerja jalan

Div. 10 Pemeliharaan kinerja jalan Div. 10

Patching + dll Reinstatementt dll

(17)

Contoh Alokasi

Contoh Alokasi output / komponen sesuai RKAKL

1. Rehab/Rekon Preservasi Preventif (Efektif segmen)

Pagu DIPA Penawaran/Kontrak

• Preventif = Rp. 10 M Rp. 11 M *

• Rehab = Rp. 20 M Rp. 18 M

• Rekon = Rp. 30 M Rp. 28 M

• Pelebaran menuju standar = - -

Total = Rp. 60 M Rp. 57 M 2. Pemeliharaan (Non Efektif segmen)

• Rutin kondisi = Rp. 5 M Rp. 5 M

Routine maintenance = Rp. 3 M Rp. 3 M Total = Rp. 8 M Rp. 8 M

Penggunaan anggaran tidak boleh melampaui Alokasi anggran per Output,

Pada pelaksanaan perubahan hanya bisa dilakukan di dalam masing-masing output. Perubahan antar komponen harus dilakukan revisi POK (kppn, ijin Es1 *)

(18)

Contoh Penerapan Komponen dan Output

Pekerjaan

Output

Rehab Rekon (Belanja 53) – (Effektif) Pemel. (52) - (Non Eff)

Preventif Rehab Rekon Rutin Kondisi

Divisi 1 √ √ √ - - Divisi 2 √ √ √ - - Divisi 3 √ √ √ - - Divisi 4 - - Divisi 5 - - Divisi 6 √ √ √ - - Divisi 7 - - Divisi 8 - - Divisi 9 - - Divisi 10 - - - √ √ Pemahaman :

Output Rehab Rekon hanya digunkan pada lokasi Efektif (Belanja Modal BOQ hanya dilaksanakan pada lokasi Efektif) Output Pemeliharaan hanya digunakan pada lokasi Non Efektif (Belanja Barang BOQ hanya digunakan pada lokasi Non Efektif)

(19)

Pemahaman saat ini

Pemahaman yang ada saat ini :

Alokasi pekerjaan berdasarkan output komponen mengacu dokumen RKAKL

terseparasi (terpisah antara Efektif segmen dan Non Efektif segmen.

Volume pekerjaan Div 1 s/d Div 9 dialokasikan pada Efektif segmen pada

BOQ Output Rehab Rekon,

sedangkan volume Div. 10 dialokasikan pada Non Efektif segmen pada

BOQ Output Pemeliharaan.

Jika terjadi perubahan kebutuhan lapangan (CCO) maka ada kesulitan untuk

menggeser alokasi volume dari Efektif segmen ke Non Efektif segmen.

Apakah seharusnya diperbolehkan menggeser volume pekerjaan sesuai kebutuhan lapangan ?

Non Efektif segment Efektif segmen Efektif segmen Non Efektif segmen

(20)

LONG SEGMENT

Parameter

1

GOAL : JALAN MANTAP DAN STANDAR SEPANJANG SEGMEN

2

MELIPUTI 4 (EMPAT) KOMPONEN JALAN : PERKERASAN, BAHU, BANGUNAN

PELENGKAP (KHUSUSNYA DRAINASE) DAN PERLENGKAPAN JALAN

3

PERSYARATAN INDIKATOR KINERJA

4

INSPEKSI HARIAN

5

PEMBAYARAN BERDASARKAN VOLUME (VOLUME BASED)

6

FLEKSIBILITAS (OPTIMASI PROGRAM DAN DANA TERSEDIA)

note*

*Dalam sistem kontrak yang menerapkan kinerja maka pembayaran didasarkan pada output based (pemenuhan kinerja). Pada TA 2015, Long Segmen baru dibentuk maka pembayaran dikombinasi dengan output based utk segmen fungsional dan volume based utk segmen efektif. Namun, hasil evaluasi menunjukkan bahwa pekerjaan pemeliharaan rutin cenderung tidak dilaksanakan maka pada TA 2017 semua pekerjaan dilakukan dengan volume based.

(21)

No.

Indikator Kinerja Jalan

Waktu Tanggap Perbaikan

1

Perkerasan Jalan

a

Lubang:

Tidak boleh ada lubang dengan diameter lebih dari 10cm dan kedalaman lebih dari 4cm pada bagian jalan.

Harus selesai diperbaiki dalam waktu maksimum 7 (tujuh) hari.

b

Retakan:

Tidak boleh ada retakan lebih lebar 3mm dan/atau luas retakan lebih besar 5% setiap 100m panjang lajur (lane) jalan.

harus selesai ditutup dalam waktu maksimum 14 (empat belas) hari.

c

Amblas:

Tidak boleh ada bagian yang amblas lebih dari 3cm dengan luasan permukaan yang amblas lebih besar 5% setiap 100meter jalur jalan.

harus selesai diperbaiki dalam waktu maksimum 7 (tujuh) hari.

d Patahan (untuk Rigid):

Tidak boleh ada bagian jalan yang mengalami patahan(Faulting).

harus selesai diperbaiki dalam waktu maksimum 14 (empat belas) hari.

e Joint Sealant (untuk Rigid):

Dalam kondisi baik, tidak boleh rusak atau hilang disemua slab joint.

harus selesai diperbaiki dalam waktu maksimum 14 (empat belas) hari.

f

Ketidakrataan (untuk perkerasan yang dilaksanakan pelapisan ulang/overlay):

Nilai IRI rata-rata setiap segmen lajur (lane) jalan dalam kondisi mantap, maksimum 4mm/m.

Harus selesai diperbaiki dalam waktu maksimum 90 (sembilan puluh) hari.

(22)

No.

Indikator Kinerja Jalan

Waktu Tanggap Perbaikan

2

Bahu Jalan

a

Lubang:

Tidak boleh ada lubang dengan diameter lebih dari 20cm dan kedalaman lebih dari 10cm.

Harus selesai diperbaiki dalam waktu maksimum 7 (tujuh) hari.

b

Elevasi / Ketinggian:

Tidak boleh ada Beda Tinggi Bahu Jalan dengan tepi perkerasan jalan lebih dari 5cm

harus selesai diperbaiki dalam waktu maksimum 14 (empat belas) hari.

c

Amblas:

Tidak boleh ada bagian yang amblas lebih dari 10cm dengan luasan permukaan yang amblas lebih dari 3% setiap 100meter bahu jalan.

Harus selesai diperbaiki dalam waktu maksimum 7 (tujuh) hari.

(23)

No.

Indikator Kinerja Jalan

Waktu Tanggap Perbaikan

3 Drainase

a

Semua jenis saluran:

i). Harus bersih dan tidak mengalami kerusakan struktur. ii). Tidak boleh ada penyumbatan lebih besar 10% dari kapasitas saluran.

Kerusakan harus selesai diperbaiki dalam waktu

maksimum 21 (dua puluh satu) hari untuk kerusakan struktur dan 7 (tujuh) hari untuk

penyumbatan.

b

Lereng Timbunan dan Galian:

i). Pada Lereng Timbunan tidak ada deformasi dan erosi serta dapat berfungsi dengan baik.

ii). Pada Lereng Galian harus stabil, kuat untuk menahan erosi dan berfungsi dengan baik.

Deformasi dan longsoran harus selesai diperbaiki dalam waktu maksimum 14 (empat belas) hari.

(24)

No.

Indikator Kinerja Jalan

Waktu Tanggap Perbaikan

4

Perlengkapan Jalan

a

Rambu Peringatan dan Rambu Petunjuk:

i). Terpasang dengan benar sesuai ketentuan, secara struktur kokoh dan tiang tidak bengkok.

ii). Pemasangan rambu sementara untuk pencegahan

kecelakaan lalu lintas yang disebabkan kerusakan jalan yang belum dapat diperbaiki.

Kekurangan, Kerusakan dan Kecacatan harus selesai

diperbaiki selambat – lambatnya 21 (dua puluh satu) hari.

Pemasangan rambu sementara paling lambat 24 (dua puluh empat) jam.

b

Pemisah Horizontal pada Median atau Trotoar:

i). Pemisah yang ada harus kokoh dan berfungsi dengan baik. ii). Permukaannya dapat dilihat dengan jelas pada malam hari.

Kekurangan, Kerusakan dan Kecacatan harus selesai

diperbaiki selambat – lambatnya 21 (dua puluh satu) hari.

c

Guardrails / Rel Pengaman:

Secara struktur kokoh, terpasang dengan benar dan tidak terjadi kerusakan.

Kerusakan, kekurangan dan kecacatan harus selesai

diperbaiki selambat – lambatnya 21 (dua puluh satu) hari.

(25)

No.

Indikator Kinerja Jalan

Waktu Tanggap Perbaikan

5

Bangunan Pelengkap (jika ada dalam kontrak)

a

Jalan Pendekat (Oprit):

Tidak terjadi penurunan lebih dari 5cm dari elevasi rencana permukaan pendekat.

Kecacatan harus selesai

diperbaiki selambat – lambatnya 14 (empat belas) hari

b

Dinding Penahan Tanah:

i). Tidak ada kerusakan struktur dan berfungsi baik. ii). Tidak terjadi keretakan pada dinding dan pondasi. iii). Tidak terjadi patahan struktur bangunan yang mengakibatkan kerusakan struktur bangunan

Kecacatan harus selesai

diperbaiki selambat – lambatnya 28 (dua puluh delapan) hari.

c

Expansion Joint (Jembatan pada jalan dalam kontrak):

i). Tidak ada kerusakan yang signifikan dan dapat berfungsi baik.

ii). Tidak karatan dan kokoh serta lebar gap sesuai ketentuan.

Kecacatan harus selesai

diperbaiki selambat – lambatnya 28 (dua puluh delapan) hari.

d

Pagar Jembatan (Span ≤6.0m):

i). Tidak ada kerusakan struktur dan berfungsi baik. ii). Pagar jembatan lengkap, tidak karatan dan kokoh. iii). Dapat dilihat dengan jelas pada saat malam hari.

Kecacatan harus selesai

diperbaiki selambat – lambatnya 28 (dua puluh delapan) hari.

(26)

No.

Indikator Kinerja Jalan

Waktu Tanggap Perbaikan

6

Pengendalian Tanaman

a

Bebas dari tumbuh-tumbuhan di sekitar ujung gorong-gorong, terusan gorong-gorong, saluran air yang diperkeras, kerb, sekitar rambu lalu-lintas, guardrails, patok pengarah, tiang lampu, bahu jalan, seluruh permukaan yang dilabur (black top), pulau untuk lalu lintas, bangunan bawah jembatan dan tepi deck jembatan.

Pengendalian Tumbuh - Tumbuhan harus selesai

dirapikan atau dipotong sesuai ketentuan selambat – lambatnya 7 (tujuh) hari.

b

Tumbuh-tumbuhan yang diijinkan mempunyai tinggi minimal 2,5cm dan maksimum 10cm pada lokasi median jalan yang direndahkan, tebing tepi jalan (di luar ruang manfaat jalan), tanaman di tempat istirahat (termasuk taman) di Ruang Milik Jalan) kecuali terhadap taman yang sudah ada namun tidak mengganggu jarak pandang untuk keselamatan pengguna jalan.

Pengendalian Tumbuh - Tumbuhan harus selesai

dirapikan atau dipotong sesuai ketentuan selambat – lambatnya 7 (tujuh) hari.

(27)

Source : AASHTO Pavement Management Guide Book, 2012 adopted from Peshkin et al. 2007

KERANGKA PEMELIHARAAN JALAN

DENGAN PENDEKATAN PRESERVASI

PRESERVASI DEFINISI BINA MARGA

(28)

PENANGANAN PRESERVASI JALAN

Preservasi Jalan adalah kegiatan pemeliharaan, rehabilitasi,

rekonstruksi, dan pelebaran jalan menuju standar, yang

berkelanjutan untuk mempertahankan jalan dalam kondisi mantap.

(SSKK SBD Kontrak Preservasi Jalan dengan Skema Long Segment

sesuai SE Dirjen Bina Marga No.06/SE/Db/2017)

Program preservasi jalan didasarkan dan memperhatikan

perundangan yang berlaku :

Permen PU No.13/PRT/M/2011 tentang Tata Cara Pemeliharaan

dan Penilikan Jalan

Permen PU No.19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan Teknis

Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan

(29)

Budget Category dan Treatment Category

Jenis Penanganan (Budget Category) Teknologi Penanganan (Treatment Category)

A Preservasi

Pemeliharaan

Rutin Jalan

1 Pemeliharaan Rutin

Dilakukan pada ruas jalan yang dalam kondisi baik

2 Pemeliharaan Rutin Kondisi

Dilakukan pada ruas jalan yang dalam kondisi sedang

Korektif • Pemeliharaan/pembersihan bahu jalan

• Pemeliharaan sistem drainase

• Pemeliharaan/pembersihan rumaja

• Pemeliharaan pemotongan

tumbuhan/tanaman liar di dalam rumija • Pengisian celah/retak permukaan

• Laburan aspal

• Penambalan lubang

• Pemeliharaan bangunan pelengkap

• Pemeliharaan perlengkapan jalan • Grading operation untuk jalan tanpa

penutup 3 Penunjangan (Holding

Treatment)

Dilakukan pada ruas jalan dengan kondisi rusak yang tidak dapat ditangani

segera akibat keterbatasan anggaran - Block Patching - Grading Operation B Preservasi Rekonstruksi/ Rehabilitasi Jalan 1 Rehabilitasi Jalan

Dilakukan pada ruas jalan yang dalam kondisi sedang mendekati rusak ringan

Preventif Pelapisan aspal tipis, termasuk diantaranya fog seal, chip seal, slurry seal, micro seal, dan SAMI.

(30)

Jenis Penanganan (Budget Category) Teknologi Penanganan (Treatment Category)

B Preservasi

Rekonstruksi/

Rehabilitasi

Jalan

2 Rehabilitasi Jalan

Dilakukan pada ruas jalan yang dalam kondisi rusak ringan

Minor • Pelapisan ulang (overlay)

• Perbaikan bahu jalan

• Pengasaran permukaan

• Pengisian celah/retak permukaan

• Perbaikan bangunan pelengkap

• penggantian/perbaikan perlengkapan jalan yang

hilang/rusak

• Pemarkaan ulang

• Penambalan lubang

• Penggarukan,penambahan untuk jalan tanpa

penutup

• Pemeliharaan/pembersihan rumaja

Major • Pelapisan ulang

• Perbaikan bahu jalan

• Perbaikan bangunan pelengkap

• Perbaikan/penggantian perlengkapan jalan

• Penambalan lubang

• Penggantian dowel

• Penanganan tanggap darurat

• Pekerjaan galian/timbunan

• Penyiapan tanah dasar

• Pekerjaan struktur perkerasan

• Perbaikan/pembuatan drainase

• Pemarkaan

• Pengkerikilan kembali untuk jalan tanpa penutup

• Pemeliharaan/pembersihan rumaja

(31)

Jenis Penanganan (Budget Category) Teknologi Penanganan (Treatment Category)

B Preservasi

Rekonstruksi/R

ehabilitasi

Jalan

3 Rekonstruksi Jalan

Dilakukan pada ruas jalan yang dalam kondisi rusak berat

• Perbaikan seluruh struktur perkerasan, drainase,

bahu jalan, tebing, dan talud.

• Peningkatan kekuatan struktur berupa pelapisan

ulang perkerasan dan bahu jalan sesuai umur rencananya kembali

• Perbaikan perlengkapan jalan

• Perbaikan bangunan pelengkap

• Pemeliharaan/pembersihan rumaja.

4 Lain – Lain :

- Penanganan Longsor

- Peningkatan Keselamatan Jalan - Penanganan Drainase Jalan

- Peningkatan Struktur Jalan Tanpa Penutup

C Pelebaran

Menuju

Standar

Melakukan konstruksi pelebaran jalan untuk memenuhi jalan yang standar

(32)
(33)
(34)
(35)
(36)

Crack Sealing

CONTOH PEMELIHARAAN RUTIN KOREKTIF

(37)

Slurry Seal/Microsurfacing

Chip Seal

Seal Coat

CONTOH PEMELIHARAAN PREVENTIF

(38)

CONTOH REHABILITASI JALAN

CMM

(39)

CONTOH REKONSTRUKSI JALAN

PENANGANAN LONGSOR

P

ER

B

AIKA

N

SEL

UR

UH

STR

UKTU

R P

ER

KER

AS

AN

PERBAIKAN DRAINASE

(40)

Penanganan dengan kontrak hybrid

Penanganan Paket Long Segment dengan kontrak hybrid :

Bagan waktu pelaksanaan :

SYC 90 Hari Lelang Dini 6 Bulan 3 Bulan Pemenuhan

Indikator Kinerja Indikator Kinerja harus dipenuhi

Volume Base Input - Output Volume pada Div.10

Performance Base

Ls

(41)

SIKLUS PENANGANAN JALAN

TA 1

TA 2

TA 3

TA 4

TA 5

TA 6

TA 7

Segmen A1

K

O

N

VENS

IO

NAL

KBK

Segmen A

Segmen A2

Pemeliharan

Penjaminan

Konstruksi

Desain

Pengadaan

(42)

SIKLUS PENANGANAN JALAN

Konvensional (Kontrak Harga Satuan)

Kontrak Tahun Tunggal, cakupan Konstruksi

terbatas;

Perencanaan Teknis dan Pelaksanaan Konstruksi

pada Tahun Anggaran yang berbeda;

Penyesuaian Desain oleh Konsultan Supervisi;

Tanggung jawab Perencana dan Pelaksana

Konstruksi kurang teruji;

Risiko sepenuhnya menjadi beban Pengguna

Jasa;

Pengguna Jasa “harus” memelihara sumber daya

yang “gemuk dan tidak efektif” untuk PPK, ULP,

dan UPR.

(43)

SIKLUS PENANGANAN JALAN

Kontrak Berbasis Kinerja

Kontrak Tahun Jamak, cakupan Konstruksi lebih

luas;

Perencanaan Teknis, Pelaksanaan Konstruksi,

dan Pengendalian Mutu dilaksanakan simultan;

Tanggung jawab Perencana, Pelaksana

Konstruksi, dan Pengendalian Mutu teruji melalui

penerapan Indikator Kinerja;

Sebagian Risiko beralih menjadi beban Penyedia

Jasa;

Organisasi Pengguna Jasa menjadi lebih

(44)

KEUNTUNGAN PBC/KBK

Penghematan biaya dalam pengelolaan dan

pemeliharaan asset jalan;

Pengelolaan penyelenggara jalan menjadi lebih

efektif dan kapasitas lembaga akan meningkat;

Mendorong inovasi Penyedia Jasa dengan

pengalihan sebagian risiko;

Peningkatan kepuasan pengguna jalan karena

adanya jaminan tercapainya tingkat layanan

jalan selama masa kontrak;

(45)

PENGUKURAN

PROGRES PEKERJAAN

Memenuhi kriteria indikator

kinerja.

Memenuhi kriteria desain dan

Pernyataan Tidak Berkeberatan.

Berdasarkan Keluaran yang

memenuhi tingkat layanan dan

indikator kinerja.

Memenuhi kriteria indikator

kinerja.

Perbaikan permukaan

(Pemeliharaan pra konstruksi)

Perencanaan Teknis

Layanan Pemeliharaan

(Pemeliharaan pasca konstruksi)

(46)

PEMBAYARAN

PROGRES PEKERJAAN

Perbaikan permukaan

(Pemeliharaan pra konstruksi)

Perencanaan Teknis

Layanan Pemeliharaan

(Pemeliharaan pasca konstruksi)

Pekerjaan konstruksi

Pemotongan pembayaran atas

kegagalan pemenuhan kriteria

indikator kinerja.

Tidak ada pembayaran tersendiri.

Berdasarkan termijn dengan

pemotongan pengembalian UM,

Ret. Money, dan denda bila ada.

Setiap Triwulan dengan potongan

atas kegagalan pemenuhan

kriteria indikator kinerja.

(47)

KONV ENSIONAL

PB

C

HIBRI

D

PENGADAAN DESAIN

(48)

BUSINESS PROCESS VOLUME BASE, PBC VS HIBRID Pembayaran Resiko Biaya Masa Kontrak •Konstruksi SYC •DNP tidak ada •Warranty :

•- Eff = 1 atau 2 tahun

•- Non Eff = tdk ada

Perencanaan Teknis

BOQ Eff & Non Eff

- Awal = produk perencanaan

- pelksn&Final Account = Hasil Mutual Chek dan Opname

Panjang Penanganani

Long Segment Contract

(50-100 km) Eff+Non.Eff

•Item : Major+ Pemel. Rutin

•- Fokus di Major

Sanksi & Kinerja

•Indikator Kinerja Tidak selalu dipenuhi

•Denda

Tidak memberi efek jera

Subjek : DJBM

Objek : Kontraktor

Subjek : DJBM

Objek : Kontraktor Subjek : DJBM Objek : Kontr+K.Supv

Subjek : DJBM Objek : Kontraktor Subjek : DJBM Objek : Kontraktor KONVENSIONAL

PBC

Pemrograman

•Tidak ada tools yang memadai

•Tidak ada survei kondisi jalan

•FLLAJ tidak aktif

Desain

•Desain tipikal

•Tidak sesuai kondisi lapangan

Lelang

Single Years Contract

•Nilai kontrak kecil (<200 juta)

Konstruksi

•Pembayaran berdasarkan invoice

•Lemah pengawasan

•Tidak ada pekerjaan Pemeliharaan Rutin dan Backlog Minor Works

Peran Masyarakat

•Tidak ada peran serta masyarakat

Subjek : -

Objek : -

Subjek : Dinas PU

Objek : Kons. Supervisi Kontraktor

Subjek : Dinas PU

Objek : -

Subjek : Dinas PU

Objek : Kons. Perencana

Subjek : Dinas PU

Objek : -

Pembayaran Resiko Biaya

• Gabungan Unit Cost & Lump Sum utk Pemel Rutin (input-Output 9 bln & 3 bln LS Atas Pemenuhan Kinerja

•Resiko Penyedia Jasa Variasi kontrak tambah dana tidak diakomodir

Masa Kontrak

•Konstruksi SYC

•DNP tidak ada

•Warranty :

•- Eff = 1 atau 2 tahun

•- Non Eff = tdk ada

Perencanaan Teknis

BOQ Eff & Non Eff

- Awal = produk perencanaan

- pelksn&Final Account = Hasil Mutual Chek dan Opname Panjang Penanganani •Long Segment Contract (50-130 km) Eff+Non.Eff

•Item : Major+ Pemel. Rutin

•- Fokus di Major

Sanksi & Kinerja

•Indikator Kinerja Tidak selalu dipenuhi

•Denda

Tidak memberi efek jera

Subjek : DJBM

Objek : Kontraktor

Subjek : DJBM

Objek : Kontraktor Subjek : DJBM Objek : Kontr+K.Supv Subjek : DJBM

Objek : Kontraktor Subjek : DJBM Objek : Kontraktor HIBRID Pembayaran Resiko Biaya •Lump Sum

Atas Pemenuhan Kinerja

•Resiko Penyedia Jasa Variasi kontrak tambah dana tidak diakomodir

Masa Kontrak

•Konstruksi SYC

•DNP tidak ada

•Warranty :

•- Eff = 1 atau 2 tahun

•- Non Eff = tdk ada

Perencanaan Teknis

BOQ Eff & Non Eff

- Awal = produk perencanaan

- pelksn&Final Account = Hasil Mutual Chek dan Opname

Panjang Penanganani

Long Segment Contract

(50-100 km) Eff+Non.Eff

•Item : Major+ Pemel. Rutin

•- Fokus di Major

Sanksi & Kinerja

•Indikator Kinerja Tidak selalu dipenuhi

•Denda

Tidak memberi efek jera

Subjek : DJBM

Objek : Kontraktor

Subjek : DJBM

Objek : Kontraktor Subjek : DJBM Objek : Kontr+K.Supv Subjek : DJBM

Objek : Kontraktor Subjek : DJBM Objek : Kontraktor PERFORMANCE BASE •Unit Cost Input - Output

•Resiko Pengguna Jasa Variasi kontrak tambah dana

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Ariani &amp; Utomo (2017), pengembangan UKM menjadi sangat strategis karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat dan mampu menjadi

(Wawancara penulis dengan Kepala Sekolah Bapak Lemwanto di SDN 002 Koto Peraku pada tanggal 18 Mei 2017). Berdasarkan wawancara penulis dapat diketahui bahwa dalam hal

Bagi peserta didik MI Muhammadiyah Plus Suwaru Bandung Tulungagung peserta didik agar lebih mudah dalam memahami materi yang disampaikan guru serta lebih mudah

Early Crisis Protector: Kami akan membayar anda manfaat tersebut jika anda disahkan menghidapi sesuatu penyakit, keadaan atau prosedur perubatan yang dilindungi di

(1) Subbagian Evaluasi dan Pelaporan Kebijakan Nasional dan Strategi BNN mempunyai tugas melakukan evaluasi dan penyiapan bahan penyusunan laporan pelaksanaan

Peneliti menganggap hal ini sangat penting dilakukan dengan maksud agar peneliti tetap memiliki peluang untuk secara lebih leluasa mencermati situasi di lapangan, saat

Pertama peneliti menggunakan metode eksperimental dengan cara melakukan beberapa pengujian terhadap GUI winbox dan Mikrotik OS untuk mengetahui fungsi apa saja yang akan di

Di dunia yang terbagi ke dalam dua sistim, satu-satunya prinsip yang tepat dan masuk akal tentang hubungan-hubungan internasional adalah prinsip koeksistensi secara damai di