• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

6 2.1 Morfologi

Morfologi adalah cabang ilmu linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal.Morfologi mempelajari bentuk serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu sendiri. Anderson (1992:1) menjelaskan,

“The object of study in morphology is the structure of words, and the ways in which their structure reflects their relation to other words – relations both within some larger construction such as a sentence and across the total vocabulary of the language”.

Anderson berpendapat bahwa morfologi merupakan bidang studi yang mempelajari tentang struktur kata-kata, dan cara bagaimana struktur satu berhubungan dengan kata-kata lainnya, hubungan tersebut dapat membentuk sesuatu yang lebih besar seperti kalimat dan jumlah keseluruhan kosakata dari sebuah bahasa.

Hampir sejalan dengan pendapat di atas, Aronoff (2005:1) menjelaskan, “Morphology is the study of form or forms. In linguistics morphology refers to the mental system involved in word formation or to the branch of linguistics that deals with words, their internal structure, and how they are formed”.

Perbedaan definisi morfologi dari kedua ahli bahasa di atas terletak pada istilah, Anderson menitikberatkan bahwa morfologi merupakan ilmu yang mempelajari struktur kata dan bagaimana struktur tersebut merefleksikan hubungannya dengan kata-kata yang lain dalam kontruksi yang lebih besar, sedangkan Aronoff lebih menekankan pada bentuk internal kata dan pembentukan kata secara tersendiri tidak dikaitkan dengan konstruksi yang lebih besar.

2.1.1 Morfem

Selain definisi di atas, ada juga yang menjelaskan bahwa morfologi

merupakan cabang ilmu bahasa (linguistic) yang menjelaskan tentang morfem, satuan unit gramatikal yang memiliki makna.

Sebuah morfem tidak selalu identik dengan sebuah kata.Perbedaan antara morfem dan kata adalah bahwa morfem mungkin atau tidak mungkin berdiri sendiri, misalnya, kata sifat happy dan kata benda happiness, massing-masing adalah sebuah kata, namun yang membedakannya adalah kata sifat happy terdiri dari satu morfem, sedangkan kata benda happiness, terdiri dari 2 morfem yaitu happy dan akhiran –ness. Dengan demikian kata happy dalam kata benda happiness selain sebuah kata , ia juga sebagai sebuah morfem, yakni morfem bebas (free/independent morpheme) sedangkan akhiran (suffix) –ness, tidak termasuk sebuah kata karena tidak bisa berdiri sendiri namun termasuk ke dalam morfem terikat (bound/dependent morpheme).

Dari penjelasan di atas, dan berdasarkan distribusinya, morfem dibagi menjadi 2 macam, yaitu morfem bebas (free morpheme) dan morfem terikat (bound

morpheme). Terkait dengan kedua istilah tersebutCaroll (2004:106)mengemukakan, “Morphemes are the smallest unit of language. Some words consist of just a single morpheme. Morphemes that are also words called free morphemes.

(2)

Bound morphemes are those that are attached to free morphemes to create new words”.

Maksud dari penjelasan di atas adalah morfem merupakan satuan terkecil

bahasa.Beberapa kata hanya memiliki satu morfem dikategorikan ke dalam morfem bebas.Sedangkan morfem yang terhubung dengan morfem bebas untuk menciptakan kata baru dikategorikan sebagai morfem terikat. Untuk lebih jelasnya kedua morfem itu akan dijelaskan secara tersendiri di sub bab berikut ini.

2.1.1.1 Morfem Bebas

Morfem bebas adalah morfem yang bisa digunakan secara bebas tanpa terikat dengan morfem lainnya dalam suatu kalimat.Morfem bebas dapat berdiri sendiri sebagai sebuah kata.Sejalan dengan pendapat Mish (1991:490) “A free morfem is a grammatical unit that can occur by itself; however, other morfem such as affixes can be attached to it”. Maksud penjelasan tersebut adalah morfem bebas merupakan satuan gramatikal yang dapat berdiri sendiri, namun morfem lain pun seperti afiks dapat dilekatkan kepada morfem bebas sehingga membentuk suatu kata baru. Contoh: love, drive, glass, read, fortunate, sad, breed, etc. Morfem bebas yang tergolong sebagai sebuah kata dapat di bagi menjadi dua yaitu content words atau semantic content (verb, adjective, noun dan adverb) dan function words (articles,

demostratives, pronoun,conjunctiion dan lain-lain) (Katamba, 1993:41-42) A. Content Words

Pada dasarnya, morfem bebas terbagi menjadi dua bagian yaitu content words dan function words. Content words memiliki makna yang mudah dipahami secara eksplisit. Content words merupakan kata-kata yang membentuk sebuah kalimat seperti noun, adjective, verb dan adverb. Contoh: green, read, pot, fast, wallet, bird, picture, white, slim, quick, large, etc.Seperti yang dijelaskan oleh Denham (2010: 146) “Nouns, verbs, adjectives and adverbs are all content words, words with

meanings that we can look up in the dictionary. Content words are open class words, meaning that they accept new members”. Maksud dari penjelasan Denham adalah kata benda, kata kerja, kata sifat dan kata keterangan tergolong content words, kata-kata dengan sebuah makna yang dapat kita lihat di kamus secara eksplisit (lexical morphemes).Content words adalah kelas kata terbuka, artinya, mereka dapat

menerima anggota (kata-kata) baru. Dengan kata lain morfem yang tergolong content words dapat mengalami proses afiksasi (pengimbuhan) untuk membentuk kata atau kelas kata baru. Misalnya, kata happy (adj.) + -ly (sufiks) - happily (adverb)

Berikut adalah kelas-kelas kata (nomina, adjektiva, verba dan adverbial) yang tergolong content words.

1. Nomina

Nomina ialah kata yang berfungsi sebagai subjek, objek objek dari kata depan (proposisi) dan pelengkap pada pusat kalimat.

(3)

Jadi kata Jack dan boy pada contoh di atas berfungsi sebagai nomina karena kata handsome boy adalah noun phrase.

2. Adjektiva

Adjektiva ialah kata yang menerangkan atau menambahkan makna terhadap nomina.

Contoh: The large woman.

Jadi kata large pada contoh di atas berfungsi sebagai adjektiva karena menerangkan woman yang artinya wanita gemuk.

3. Verba

Verba ialah kata yang menerangkan suatu tindakan atau pernyataan yang dilakukan subjek suatu kalimat.

Contoh: Iamplaying tennis at Indoor Senayan.

Jadi kata playing pada contoh di atas berfungsi sebagai progressive verb yang menerangkan subjek I yang artinya saya sedang bermain tenis.

4. Adverbia

Adverbia ialah kata yang menerangkan atau menambahkan makna terhadap verba dan adjektiva.

Contoh: She drives softly.

Jadi kata softly pada contoh di atas berfungsi sebagai adverbia karena menerangkan kata kerja drives yang berarti mengemudi dengan pelan atau hati-hati.

B. Function Words

Berbeda dengan content words, function words merupakan kata yang

memiliki perandan makna dalam pembentukan sebuah kalimat.Function words dapat dimengerti sepenuhnya jika dilekatkan pada kata lainnya di dalam sebuah

kalimat.Contoh: like to, that, and, there, some dan but.

Pendapat yang masih sejalan dengan definisi function words yang diungkapkan oleh Collins (2003: 16) yaitu:

“We can contrast these with function words (also called ‘grammar words’ or ‘form words’), namely determiners (e.g. the, a), conjunctions (e.g. and, but), pronouns (e.g. she, them), prepositions (e.g. at, from), auxiliary verbs (e.g. do, be, can). Function words carry relatively little information; their role is holding the sentence together.” Collins (2003: 16)

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa berbeda dengan content words,yang tergolong ke dalam function words (disebut juga ‘kata-kata gramatikal’) diantaranya adalahdeterminers (contoh: the, a), conjunctions (contoh: and, but), pronouns (contoh: she, them), prepositions (contoh: at, from), auxiliary verbs (contoh: do, be, can). Function words relatif memiliki sedikit informasi, peran mereka tergantung pada kalimat itu sendiri. Senada dengan pendapat Collin di atas,

(4)

Katamba dalam buku Modern Linguistics, Morphology menjelaskan “the function words mainly (but not exclusively) signal grammatical information or logical relations in a sentence” (1993:41-42)

Berikut adalah deskripsi beberapa kata (artikel, demonstratif, kata ganti, kata penghubung dan preposisi).yang tergolong function words.

1. Artikel

Dalam tata bahasa, artikel adalah jenis penentu yang terletak sebelum kata benda.Pada dasarnya, ada dua jenis artikel dalam bahasa Inggris: artikel pasti atau spesifik (definite article) yaitu thedan artikel tidak pasti atau tidak spesifik(indefinite article) yaitu adanan. Artikel yang pasti menentukan individu tertentu; artikel tak terbatas menunjukkan bahwa benda tersebut adalah anggota dari sebuah kelas kata.

Contoh:

When Mr. Arable returned to the house half an hour later, he carried a carton under his arm.

Artikel the, an, dan apada contoh di atas adalah jenis penentu sebelum kata benda. Katahouse menggunakan the karena kata tersebut spesifik, namun anyang diikuti katahour later menunjukkan bahwa hal tersebut tidak spesifik yang artinya satu jam kemudian.

2. Demonstratif

Demonstratif adalah jenis penentu yang menunjuk ke suatu benda tertentu atau kata benda yang digantikannya. Ada empat demonstratif dalam bahasa Inggris: "dekat" demonstratif this (tunggal) dan these (jamak), dan "jauh" demonstratif that (tunggal) dan those (jamak).

Contoh: Those who believe in telekinetics, raise my hand.

Jadi kata those pada contoh di atas adalah kata demonstratif karena menunjuk posisi orang-orangyang berada agak jauh dari pembicara.

3. Kata Ganti

Kata ganti adalah jenis kata (salah satu bagian dari parts of speech) yang memposisikan sebagai kata nomina, frase nomina, atau klausa nomina.Sebuah kata ganti dapat berfungsi sebagai subjek, objek, atau pelengkap dalam sebuah kalimat.

(5)

Contoh:

Occasionally Mother, whom we seldom saw in the house, had us meet her at Louie's. Itwas a long dark tavern at the end of the bridge near our school. Jadi kata we, her, dan it pada contoh di atas merupakan kata ganti karena berfungsi sebagai subjek dan objek dalam suatu kalimat.

4. Kata Penghubung

Kata Penghubung berfungsi untuk menghubungkan kata-kata, frase, klausa, atau kalimat.

Contoh:

I am living at the Villa Borghese. There is not a crumb of dirt anywhere, nor a chair misplaced. We are all alone here and we are dead.

Kata nor dan and pada contoh di atas merupakan kata penghubung karena berfungsi sebagai penghubung antara kalimat (bagian kalimat) yang satu dengan kalimat (bagian kalimat) lainnya.

5. Preposisi

Preposisi adalah jenis kata (salah satu bagian dari parts of speech) yang

menunjukkan hubungan antara kata benda atau kata ganti dan kata-kata lainnya dalam kalimat.

Contoh:

I saw the ushers from the left side of the church near the big windows begin to move discreetly, like pallbearers, toward Sister Monroe's bench.

Jadi kata from, of, near dan toward pada contoh di atas merupakan preposisi karena berfungsi sebagai penghubung antara kata benda atau kata ganti dan kata-kata lainnya dalam kalimat.

2.1.1.2 Morfem Terikat

Kebalikan dari morfem bebas, morfem terikat tidak dapat berdiri sendiri sebagai sebuah kata, selalu terikat pada morfem lain. Morfem terikat tidak dapat berdiri sendiri dari segi makna.Makna morfem terikat baru jelas setelah morfem itu dihubungkan dengan morfem lainnya.Semua imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta kombinasi awalan dan akhiran) tergolong sebagai morfem terikat.

Denham (2010: 149) mengemukakan,

“Bound morphemes, on the other hand, are morphemes that cannot stand alone and must be attached to another morpheme or word. Examples of bound

(6)

morphemes include trans- and –mit in transmit, -ize in materialize, and un- in unhappy”.

Maksud dari penjelasan tersebut diuraikan bahwa morfem terikatadalah morfem yang tidak dapat berdiri sendiri dan harus dihubungkan dengan morfem atau kata lainnya. Contohnya adalah trans- dan –mit pada kata transmit, sufiks –ize pada kata

materialize, dan prefiks un- pada kata unhappy.

Caroll (2004: 106) selanjutnya menambahkan,“Bound morphemes are those that are attached to free morphemes to create new words”. Kalimat tersebut dapat diartikan bahwa morfem terikat adalah morfem yang melekat pada morfem bebas untuk membuat kata-kata baru.

Berkaitan dengan morfem terikat (bound/dependent morphemes) Yule (2010: 69) membagi morfem tersebut menjadi dua tipe,“The set of affixes that make up the category of bound morphemes can also be divided into two types. These are

inflectional morphemes and derivational morphemes”. Dari penuturannya dijelaskan bahwa morfem terikat dalam bahasa Inggris dibagi dua tipe yaitu morfem infleksi (inflectional morpheme) dan morfem derivasi (derivational morpheme).Berikut adalah menjelasan kedua tipe morfem terikat tersebut.

A. Morfem Infleksi

Infleksi adalah perubahan bentuk kata tanpa mengubah identitas leksikal kata itu dengan atau tanpa mengubah kelas katanya.Morfem infleksi adalah morfem terikat yang bersifat menambah makna gramatikal suatu kata dasar namun secara makna leksikaltidak berubah.Manser (1991: 165) berpendapat, “Inflection is the term used for the change in form that words undergo in order to denote distinctions of number, tense, gender, case etc. It is also used to describe the grammatical relation of a word to its root.” Maksudnya dari penjelasan tersebut adalah infleksi merupakan suatu istilah yang digunakan untuk mengubah bentuk kata-kata sehingga mengalami perbedaan jumlah, tensis, jenis, kasus dan lain-lain.Infleksi juga digunakan untuk menggambarkan hubungan gramatikal suatu kata dengan kata dasarnya.

Sejalan dengan pernyataan Manser, Booij (2005: 115) menjelaskan bahwa “……. and inflection serves to create different forms of the same lexeme.”

Maksudnya adalah derivasi menciptakan sebuah leksem baru, dan infleksi menciptakan bentuk yang berbeda dari leksem yang sama. Morfem infleksional berfungsi menambah makna gramatikal yang menunjukkan waktu, jumlah, jenis, atau perbandingan.Beberapa morfem infleksional dalam bahasa Inggris yang tergolong sufiks adalah-s (atau -es) penanda jamak, -'s (atau s') penanda kepunyaan

(possession), -ed (simple past) penanda kala lampau,-en(past participle) penanda bentuk ketiga kata kerja dalam bahasa Inggris, -er (comparative degree)

penandatingkatan lebih, -est(superlative degree) tingkatan paling, dan –ing (penanda progresif).

Proses afiksasi dengan menambahkan akhiran (sufiks) infleksi tidak mengubah kelas kata dan makna kata tapi hanya bersifat menambahkan makna gramatikal seperti penambahan akhiran –s (penenda jamak) untuk kata boy menjadi

(7)

boystidak mengubah kelas kata serta makna kata hanya menambahkan makna gramatikal lebih dari satu (jamak).

A. Morfem Derivasi

Derivasi merupakan bagian dari word formation yang mempunyai fungsi sebagai pengubah kelas kata serta makna kata .Morfem derivasi pada dasarnya berwujud dalam bentuk awalan, akhiran atau sisipan dan dapat mengubah makna morfem akar atau kata dasar sehingga melahirkan kata baru dan kelas kata yang baru serta makna yang baru. Yule (2010: 69) menjelaskan, “These are the derivational morphemes. We use these bound morphemes to make new words of a different grammatical category from the stem.” Maksudnya adalah morfem derivasi dapat membuat kata baru yang memiliki kategori gramatikal yang berbeda dari kata dasarnya.Contoh, morfem terikat–ness ditambahkan ke kata sifat good

(adjektiva)yang menjadikannya kata benda goodness (nomina).Kata benda care (nomina) bisa menjadi kata sifat careful (adjektiva) atau careless(adjektiva) dengan menambahkan morfem terikat kategori derivasi –ful atau –less.Contoh morfem derivasi lainnya termasuk sufiks seperti –ish pada kata foolish (adjektiva), -ly pada kata quickly (adverbia), dan–ment pada kata payment (nomina). Selain mengubah kelas kata seperti terlihat pada contoh-contoh di atas, proses afiksasi dengan

menambahkan morfem derivasi pada akar kata dapat juga mengubah makna makna kata meskipun tidak mengubah kelas kata masih dikategorikan morfem derivasi. Misalnya, kata kerja agree di tambah awalan (prefiks) dis- menjadi disagree masih tergolong kata kerja (verba) atau awalan un- ditambahkan ke kata sifat happy menjadi unhappy menjadi tetap tergolong kata sifat, Dengan demikian proses afiksasi dengan penambahan morfem derivasi dapat berakibat tidak hanya pada perubahan kelas kata yang berbeda dengan kelas kata kata dasarnya, tetapi juga mengubah makna kata yang berbeda dari makna kata dasarnya.

Morfem terikat yang tergolong morfem derivasi dapat berupa awalan (prefiks) atau akhiran (sufiks) seperti apa yang diungkapkan Guzzetti (2007: 81) berikut ini, “Derivational morphemes change whole classes of words to other classes.

Derivational morphemes can either be suffixes, found at the end of the words, or prefixes, found at the beginnings of words.”Definisi lain tentang morfem derivasi dijelaskan oleh Caroll (2004: 106) “Derivational morphemes are involved when bound morphemes, added to free morphemes, create new words.”Maksud dari pernyataan tersebut adalah morfem derivasi terjadi saat morfem terikat ditambahkan ke morfem bebas lalu membentuk kata baru.

2.1.2 Afiks

Afiks adalah suatu suku kata yang bukan merupakan sebuah kata namun sebuah morfem terikat (bound morpheme). Afiks dapat ditambahkan pada sebuah kata untuk menghasilkan kata lainnya. Menurut Aronoff (2005:234), “Affix is a bound morpheme that attaches to a root or a stem to form a new lexeme (derived form) or an inflected form or stem of an existing lexeme”.Dengan demikian, afiksmerupakan morfem terikat yang melekat pada akar kata untuk membentuk leksem baru dan tidak dapat berdiri sendiri seperti kata pada umumnya. Sama seperti

(8)

penjelasan Jackson (2002:8) yang mendefinisikan afiks sebagai “The general term for morphemes that cannot be used by themselves as simple word; they only occur

“bound” to another morpheme”.Istilah untuk morfem yang tidak bisa digunakan sebagai kata dasar, istilah tersebut terjadi pada saat terikat pada morfem lainnya. Menurut Quirk dalam bukunya A comprehensive Grammar of The English Language (1985:1520) afiksasi terbagi menjadi dua, yaitu:

1. Prefixation

Prefiks adalah awalan yang disimpan didepan kata dasarnya seperti terlihat contoh berikut ini;

a- (prefix) + sleep (verb) → asleep (adjective) a- (prefix) + stride (verb) →astride (adverb) a- (prefix) + loud (adjective) → aloud (adverb) be- (prefix) + witch (noun) →bewitch (verb) 2. Suffixation

Prefiks adalah akhiran yang disimpan di belakang kata dasarnya seperti telihat pada contoh berikut ini;

friend (noun) + -less (suffix) → friendless (adjective) differ (verb) + -ence (suffix) → difference (noun) apology (noun)+ -ize (suffix) → apologize (verb) explain (verb) + -ation (suffix) → explanation (noun)

Kedua morfem terikat di atas secara rinci akan dijelaskan pada sub bab berikut ini: 2.1.2.1 Prefiks

Prefiks adalah afiks yang ditempatkan sebelum akar dari sebuah kata sehingga penambahan tersebut akan mengubah makna pada kata dasarnya. Prefiks adalah sebuah kata atau kelompok huruf yang melekat pada awal kata untuk menunjukkan makna yang berbeda.Definisi prefiks menurut Calder (2000: 33) yang berpendapat bahwa “Prefix is a part of the word that comes at the beginning to change the word’s meaning.”Maksudnya adalah prefiks merupakan bagian dari kata yang berada di awal dan dapat mengubah makna pada kata dasarnya.

Sejalan dengan Katamba (1993: 44) yang menjelaskan prefiks bahwa“A prefix is an affix attached after a root or stem or base.”Maksudnya, sebuah awalan adalah afiks yang melekat setelah akar atau kata dasar.Contoh: re-write, re-fund, un-happy, un-tidy,in-accurate.Jadi pada contoh tersebut, prefiks re-, un-, dan in- yang melekat pada kata tertentu berfungsi mengubah makna kata tersebut. Contoh lainnya dis-, mis-, ir- yang misalnya terdapat dalam kata disappearmis-, misunderstandingmis-, dan irregular. 2.1.2.2 Sufiks

Sufiks adalah afiks yang ditambahkan di akhir sebuah kata. Menurut Jackson (2002:12) adalah “Suffixes are numerous and usually change the word class of the item they are added to”. Sufiks adalah imbuhan yang dilekatkan pada akhiran kata atau morfem bebas yang biasanya mengubah kelas kata dari morfem yang

dilekatkannya itu.Sejalan dengan pendapat Jackson, Aronoff (1988:242)

mengemukakan, “Suffix is an affix that is attached to the end of its base”. Dengan demikian, sufiks adalah imbuhan (afiks) yang dilekatkan pada akhir kata dasarnya.

(9)

Berikut adalah beberapa definisi sufiks dari berbagai sumber, diantaranya: 1. “A word part that is added to the end of a root word (ie, dark+ness)”, yaitu

bagian kata yang ditambahkan pada akhir kata dasar (contoh, dark+ness).(The American Heritage Dictionary of the English Language)

2. “An affix attached to the end of a base, root or stem that changes the meaning or grammatical function of the word”, yaitu imbuhan yang dibubuhkan diakhir kata dasar, akar atau sitem yang dapat mengubah arti atau fungsi gramatikal dari sebuah kata. (Collins Essential English Dictionary).

3. “A group of letters added to the end of word to form a new word. For example: when ful is added to the word help, a new word is formed: helpful”, yaitu kumpulan kata yang ditambahkan di akhir kata untuk membentuk kata baru. Contohnya: ketika “ful” ditambahkan pada kata “help” maka sebuah kata terbentuk “helpful”. (www.wordnet.com).

Imbuhan yang ditambahkan di akhir kata dasar dan membentuk kata baru, mengubah kelas kata dan mempunyai makna kata yang baru (derivasi) atau menambah makna gramatikal dari kata dasar (infleksi)

Beberapa contoh sufiks dalam bahasa Inggris, antara lain: 1. Boy (noun) + (sufiks “-s”) →Boys (noun/plural) 2. Reap (verb) + (sufiks “-er”)→Reaper (noun)

3. Naturalize (verb) + (sufiks “-ation”)→Naturalization (noun) 4. Read (verb) + (sufiks “-able”)→Readable (adj.)

5. Bliss (noun) + (sufiks “-ful”)→Blissful (adj.) 6. Humor (noun) + (sufiks “-ous”)→Humorous (adj.) 7. Reck (noun) + (sufiks “-less”)→Reckless (adj.) 8. Mood (noun) + (sufiks “-y”) →Moody (adj.)

Sama halnya dengan morfem, sufiks sebagai bagian dari morfem terikat (bound morpheme) dibagi menjadi dua, yaitu:

A. Sufiks Infleksi

Sufiks infleksi perubahan arti suatu kata yang telah dilekati sufiks hanya secara gramatikal saja, tanpa mengubah arti dari kata dasarnya ataupun merubah kelas katanya.Menurut Baruah (2006: 83) “Usually the inflectional suffix is the last item added to the base and no other suffix occurs after it. Hence, when the two kinds of suffixes occur together, the inflectional suffix follows the derivational suffix”. Biasanya sufiks infleksi adalah hal terakhir yang ditambahkan pada kata dasar dan tidak ada sufiks lain setelah itu. Oleh karena itu, saat dua jenis sufiks bertemu, sufiks infleksi yang mengikuti sufiks derivasi.

Katamba (1993: 51) membagi sufiks infleksi menjadi 8 jenis, yaitu -s (third person), -s (plural), -‘s (possessive), -ed (past tense), -ing (progressive), -en (past participle), -er (comparative degree), -est (superlative degree). Berikut

penjelasannya:

(10)

Sufiks –(e)s third person merupakan kata verb yang ditandai sufiks –(e)s pada waktu sekarang (present tense). Dalton-Puffer (2000:235) menjelaskan bahwa “In this paper we shall argue that the third person morpheme –(e)s ought to be seen as part of a wider morphophonemic picture that includes both verbal and nominal inflections.” Maksud dari penjelasan di atas adalah bahwa sebuah tulisan dinyatakan bahwa orang ketiga morfem -(e)s harus dilihat sebagai bagian dari gambaran yang lebih luas morfofonemik yang meliputi verbal dan infleksi nominal.

Contoh: He drives, dimana sufiks–s pada kata kerja drive karena adanya orang ketiga (the third person singular present tense) tunggal He sebagai subjek kalimat tersebut.

2. Plural (–s , -es)

Bache (2000: 190) menyatakan, “Number is a morphological category with the singular as the unmarked zero form and the plural as the morphologically marked –s form: car/cars, girl/girls, book/books etc.” Maksudnya kalimat di atas adalah jumlah merupakan kategori morfologis dengan kata tunggal sebagai bentuk kosong tanpa tanda dan jamak sebagai bentuk morfologis yang ditandai sufiks–s: car/cars, girl/girls, book/books etc.

Contoh: desks, doors, books, chairs, breeches, scissors, shears, bellows, spectacles and glasses adalah contoh plural atau jamak dimana sufiks –s melekat pada asal katatersebut.

3. Possessive (-‘s)

Brown (1845: 413) menjelaskan bahwa “The possessive case is that form or state of a noun, or pronoun, which denotes the relation of property.”Maksudnya posesif adalah bentuk atau keadaan kata benda, atau kata ganti, yang menunjukkan hubungan kepemilikan. Jadi tanda huruf -‘s menandakan kepemilikan atas kata benda atau kata ganti.

Contoh: My car is old, Mary’s is new.

Pada contoh di atas Mary’s berarti “Mary’s car” dan berfungsi sebagai subjek dari klausa yang ditandai sufiks –‘s sebagai possessive.

4. Past Tense (-ed)

Sufiks –edmerupakan sufiks yang mengubah bentuk kata dasar present menjadi past, sufiks –ed ini menujukkan bahwa keadaannya sudah terjadi atau lampau.

Contoh: learn-learned, wash-washed.

Pada contoh di atas menjelaskan bahwa penambahan –ed pada base form regular verb mengubah bentuknya jadi simple past.

5. Present Participle (-ing)

Sufiks ini menunjukkan keadaan yang sedang terjadi saat ini atau sedang berlangsung.Dalam frasa The changing water, bentuk –ing ini dapat dikategorikan

(11)

sebagai kata sifat. Tetapi pada frasa the water is changing dikategorikan sebagai kata kerja (sebagaimana umumnya, dalam bentuk progressive). Contoh lainnya, pada frasa the film was boring, dapat dikategorikan sebagai kata sifat karena hubungan kejadian yang ditandai oleh kata kerja tersebut lebih dikenal luar daripada kasus changing pada contoh sebelumnya.

Contoh: study-studying, swim-swimming.

Pada contoh di atas menjelaskan bahwa penambahan sufiks –ing pada verb mengubahnya menjadi bentuk progressive/continuous.

6. Past Participle (-en)

Sufiks ini merupakan kata kerja yang menggunakan kata kerja ketiga yang menunjukkan bahwa keadaannya masih terjadi sampai saat ini.

Contoh: The chocolate which is being eaten by him is very delicious.

Jadi pada contoh di atas, kata ‘eaten’ merupakan past participle karena kata eat + sufiks –en yang menjadikannya ‘eaten’.

7. Comparative Degree (-er)

Williams (2008: 182) “The comparative degree is used when comparing two persons, places, things, concepts, qualities, or activities. In most cases, add er to an adjective to form the comparative.” Maksudnya adalah perbandingan digunakan ketika membandingkan dua orang, tempat, hal, konsep, kualitas, atau kegiatan.Dalam banyak kasus, untuk membentuk perbandingan kita bisa menambahkan –er ke kata sifat.

Tingkat komparatif digunakan untuk membandingkan kualitas dua orang atau hal.Tingkat komparatif menunjukkan adanya tingkat yang lebih tinggi kualitas daripada positif.Hal ini digunakan ketika dua hal dibandingkan.

  Contoh:

- The Pacific Ocean is deeper than the Arctic Ocean. - My house is bigger than yours.

- The earth is the larger in diameter than the moon. - My brother is taller than me.

8. Superlative (-est)

Williams (2008: 182) “The superlative degree is used when comparing three persons, places, things, concepts, qualities, or activities. In most cases, add est to an adjective to form the superlative. If the adjective ends in e, add just r for the

comparative and st for the superlative.”Maksudnya adalah superlatif digunakan ketika membandingkan tiga orang, tempat, hal, konsep, kualitas, atau kegiatan. Dalam banyak kasus, menambahkan –est ke kata sifat untuk membentuk superlatif. Jika kata sifat berakhiran e, tambahkan saja -r untuk komparatif dan–st untuk superlatif.

Contoh:

- Jupiter is the biggest planet in our solar system - She is the smartest girl in our class

(12)

B. Sufiks Derivasi

Sufiks derivasi adalah sufiks yang dapat mengubah suatu kelas kata baik perubahan secara semantik maupun kelas katanya, arti dan kata yang dilekati sufiks tersebut sama sekali berbeda dengan arti dari kata dasarnya berbeda dengan

penambahan sufiks infleksi. Berg (1998: 134) menjelaskan, “Derivational suffixes have the power to formally modify the stem, whereas inflectional suffixes do not”.Jadi sufiks derivasi memiliki kekuatan untuk mengubah kata dasar secara formal,

sedangkan sufiks infleksi tidak. Kemudian ia menambahkan (1998: 134):“In a nutshell, derivational suffixes change stems and stems change inflectional suffixes”.

Dalam penjelasannya, Berg menambahkan bahwa sufiks derivasi mengubah kata dasar dan kata dasar mengubah sufiks infleksi.Misalnya happy (adj) yang dapat berubah menjadi happiness(noun). Contoh: “Our happiness is belonging to

ourselves”. Dapat dijelaskan dari kalimat tersebut bahwa sufiks –ness dapat merubah kata happy dari kata sifat (adj.) menjadi kata benda (noun).

Definisi lain tentang sufiks derivasi dijelaskan oleh Frost (1992: 364) bahwa: “Derived words are inflected like all other words. This implies that a

derivative consists of at least three morphemes: the root, the derivational affix (prefix or suffix), and the inflectional suffix. Derivational suffixes attached directly to the root, and inflectional suffixes are added to their right. Not all derivational suffixes are easily distinguishable from the root.”

Maksud dari teori diatas adalah bahwa kata asal yangmengalami proses afiksasi dengan penambahan morfem derivasi akan tiga morfem yaitu akar kata (kata dasar atau root), afiks derivasi (prefiks atau sufiks).Seperti terlihat pada contoh di bawah ini.

Un- (prefix) + forget (root) + -able (sufiks)→ unforgettable (adj.) 1. Sufiks Pembentuk Nomina

Dalam pembentukan nomina terdapat beberapa proses melalui penambahan sufiks. Katamba (1994: 59) mengungkapkan proses-proses tersebut adalah:

A. Nomina berasal dari Verba

Sufiks nomina deverbal yaitu sufiks yang berfungsi membentuk nomina dari bentuk dasar verba yaitu:

1. -ation membentuk nomina aksi dari verba, contohnya: imagination, consideration dan explanation.

2. -ant orang yang melakukan verba, contohnya: inhabitant, protestant, occupant.

3. -er orang yang digunakan untuk melakukan verba, contohnya: driver. 4. -or orang yang melakukan verba, contohnya: visitor.

5. -ing tindakan yang mengindikasikan verba, contohnya: waiting.

6. -ist membentuk nomina alat dari verba seseorang yang melakukannya, contohnya: typist, copyist.

(13)

7. -ion membentuk nomina keadaan atau kegiatan dari verba, contohnya: corrosion (dari kata corrode), radiation, promotion.

8. -ment hasil atau produk dari kegiatan verba, contohnya: alat yang digunakan untuk melakukan kegiatan verba: pavement, appointment, payment.

9. -ery membentuk nomina yang mengindikasikan tempat dimana binatang dipelihara atau tumbuh-tumbuhan dan mengindikasikan tempat dimana kegiatan terjadi di tempat terjadinya verba, contohnya: cattery, piggery, shrubbery, refinery, bakery, brewery, fishery.

10.-ee membentuk nomina yang menyatakan keadaan atau kondisi, contohnya: employee, detainee, payee, internee.

B.Nomina berasal dari Adjektiva

Sufiks nomina deajektival yaitu sufiks yang berfungsi membentuk nomina dari bentuk dasar ajektiva, yaitu:

1. -ness membentuk nomina yang menyatakan keadaan atau kondisi, contohnya:darkness, bitterness, goodness, fairness

2. -ity membentuk nomina yang menyatakan keadaan atau kondisi, contohnya:personality, rapidity, absurdity

3. -ship menjelaskan keadaan atau kondisi, contohnya:hardship, friendship 4. -ery mengalami sifat yang diindikasikan ajektiva, contohnya:bravery,

slavery, silvery

5. -acy membentuk nomina kualitas, keadaan atau kondisi dari nomina lain atau ajektiva (biasanya akhiran nominal –ate juga ditambahkan ke kata dasar), contohnya:advocacy, intimacy, accuracy

C. Nomina berasal dari Nomina

Sufiks nomina denominal adalah sufiks yang berfungsi untuk membentuk nomina dari bentuk dasar nomina, yaitu:

1. -aire membentuk nomina kepunyaan, contohnya:millionaire, legionaire 2. -er seseorang yang melakukan keahlian atau profesi yang berhubungan

dengan nomina, contohnya:mariner, footballer, photographer

3. -ery membentuk nomina yang mengindikasikan makna ganda secara umum, contohnya:machinery, crockery, jewelry

4. -let membentuk nomina tiruan yang lebih kecil dari aslinya, contohnya:piglet

5. -hood membentuk kualitas, keadaan, tingkatan, contohnya:sisterhood, priesthood

6. -ship keadaan atau kondisi menjadi, contohnya:craftmanship, directorship, stewardship

7. -ism membentuk nomina yang berarti teori, doktrin, contohnya:feminism, capitalism, Marxism, structualism

8. -ist penganut –ist, seorang pelaku utama, seorang yang ahli dalam hal tertentu (biasanya yang berakhiran –ist juga yang berakhiran –ism), contohnya:feminist, capitalist, Marxist structualist

(14)

2. Sufiks Pembentuk Verba

Dalam pembentukan verba terdapat beberapa proses melalui penambahan sufiks. Proses-proses tersebut adalah:

1. -ize, ise menyatakan seseuatu yang dilakukan, contohnya: apologize, advertise, organize/organise, normalize/normalise, recognize/recognise 2. -yze, yse menyatakan sesuatu yang dilakukan lebih dalam, contohnya:

analyze/analyse, paralyze/paralyse, catalyze/catalyse

3. -fy menyatakan sesuatu yang dilakukan untuk mengklarifikasi, contohnya: amplify, beautify, certify, clarify, classify, identify, intensify, justify, modify 4. -ate menyatakan sesuatu yang dilakukan berdasarkan ideologi, contohnya:

demonstrate, separate 3. Sufiks Pembentuk Adjektiva

Dalam pembentukan adjektiva terdapat beberapa proses melalui penambahan sufiks. Proses-proses tersebut adalah:

A. Adjektiva berasal dari Nomina

Sufiks adjektiva denominal adalah sufiks yang berfungsi untuk membentuk adjektivadari bentuk dasar nomina, yaitu:

1. -al contohnya: accidental, regional, personal, universal

2. -ary contohnya: customary, complimentary, momentary, honorary, cautionary

3. -ful contohnya: beautiful, skillful, wonderful, successful, delightful 4. -ic contohnya: athletic, photographic, basic, historic, rhytmic 5. -ical contohnya: magical, practical, logical, statistical, alphabetical 6. -ish contohnya: foolish, childish, pinkish, selfish, girlish

7. -less contohnya: powerless, useless, homeless, worthless 8. -like contohnya: lifelike, childlike, ladylike, birdlike, warlike 9. -ly contohnya: friendly, daily, orderly, monthly, cowardly

10.-ous contohnya: poisonous, courteous, dangerous, mysterious, nervous, victorious

11. -y contohnya: rainy, messy, funny, dirty, spotty

B. Adjektiva berasal dari Verba

Sufiks adjektiva deverbal adalah sufiks yang berfungsi untuk membentuk adjektiva dari bentuk dasar verba, yaitu:

1. -able contohnya: agreeable, expandable, laughable, playable, remarkable 2. -ible contohnya: accessible, flexible, forcible, sensible

3. -ant contohnya: pleasant, resistant, ignorant, reliant

4. -ent contohnya: excellent, urgent, dependent, different, confident 5. -ive contohnya: attractive, possesive, creative, preventive, selective,

(15)

6. -ing contohnya: amusing, relaxing, exciting, surprising, confusing, amazing

7. -ed contohnya: amused, relaxed, excited, surprised, confused, overwhelmed

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan proses penelitian dan hasil yang diperoleh dari pengujian sistem, didapat bahwa untuk mendeteksi posisi duduk dan berdiri subjek dengan baik, maka

Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Kuningan setiap rencana kegiatannya ditetapkan dalam rapat anggota yang dilaksanakan oleh.. Himpunan Mahasiswa, dipimpin

Metode : Penelitian true experimental dengan pre-post test randomized control group design terhadap 24 ekor tikus Sprague dawley dislipidemia dibagi secara acak

Model konsiderasi tidak hanya dapat diterapkan pada mata Pelajaran Agama Islam (PAI) saja, tetapi model ini dapat juga diterapkan pada mata pelajaran umum. Tujuan dari

UNIVERSITAS MURIA KUDUS TAHUN 2018.. PENGARUH KETERAMPILAN, PENGALAMAN, DAN UPAH TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN PADA SENTRA UMKM.. MEUBEL KEDUNGCINO

Dari hasil penelitian yang dilakukan selama dua siklus dapat dsimpulkan bahwa peningkatan kemampuan pengenalan huruf hija’iyah pada kelompok A di Taman kanak-kanak

Dengan menggunakan software setting maka instalasi software cukup kita lakukan secara terpusat, cukup sekali saja membuat suatu paket dan paket itu akan kita berikan

Catatan Selama Pembelajaran :