• Tidak ada hasil yang ditemukan

JADWAL MISA. 7 Juni 2015 Tahun VI No.23

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JADWAL MISA. 7 Juni 2015 Tahun VI No.23"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

7 Juni 2015 Tahun VI – No.23 SURAT KELUARGA JUNI 2015:

Menormalkan Keluarga Kita

Rekreasi adalah pembentukan kembali Saat alam menyembuhkan dalam cahaya Seluruh insan dihembusi dengan daya Yang menguatkannya kembali bersukacita

Mari menimba air kehidupan Dari sumber-sumber keselamatan Di tempat Tuhan menyediakan lahan Untuk menanami kembali tandusnya hidup

Keluarga membawa senda dan tawa Memberikan keindahan dalam kesatuan Jangan menghentikan tawa anak-anak Karena mereka merindukan ayah ibunya

-Alexander Erwin MSF- Keluarga-keluarga yang terkasih di Keuskupan Agung Jakarta, setelah anak-anak disibukkan dengan pekerjaan rumahnya dan sekolah, sekarang anak-anak mempunyai kesempatan untuk menikmati kebersamaan yang membuatnya bersukacita. Inilah saat liburan yang pantas kita perhatikan. Inilah saat mengembalikan keluarga pada situasi normal.

Apa itu situasi normal? Keluarga normal adalah tujuan setiap keluarga dan sekarang ini menjadi perjuangan kebanyakan keluarga, khususnya di kota besar seperti ini. Kita mungkin sudah lelah memikirkan definisi, tetapi saya tidak ingin menyampaikan definisi itu, karena perhatian saya lebih pada masalah keluarga yang membutuhkan kebersamaan dan komunikasi.

Membayangkan sebuah keluarga, ada ibu dan bapak yang menjaga. Ibu di rumah dengan segala ketrampilan dan keibuannya mendidik dan mengurus rumah tangga dan

JADWAL MISA Misa Harian: Senin s/d Jumat 06.00 wib

Hari Sabtu : 17.00 wib Hari Minggu : 06.30 - 09.00 - 17.00 wib

Misa Jumat Pertama : 06.00 - 12.00 - 19.30 wib

Adorasi Ekaristi : Setiap hari Senin 15.00 s/d 22.00 di Kapel ditutup pukul 22.00 dengan ibadat penutup (completorium)

PENYELIDIKAN KANONIK (dengan perjanjian) Hari Senin, 17.00 – 18.30 wib

Romo A.S. Gunawan, Pr. Hari Kamis, 17.00 – 18.30 wib

Romo Anton Baur, Pr.

PELAYANAN MISA REQUIEM DI GEREJA

Dapat diselenggarakan pada hari Senin hingga Jumat. Hubungi Sekretariat Paroki.

Website: www.parokisanmare.or.id

Facebook Group: SanMaRe

Kontribusi artikel, pengumuman, iklan: komsos@parokisanmare.or.id

(2)

segala kerumitannya. Keajaiban diberikan para ibu melalui tangan halusnya yang menjadi sedikit kasar karena pekerjaan rumah yang tak ada habisnya. Tetapi seorang ibu selalu merasa bahagia mengerjakan semua itu untuk anak-anak dan suaminya. Seorang ayah memberikan perhatian melalui kerja keras dan komunikasinya, meskipun lebih sedikit dibandingkan para ibu. Ayah selalu dinantikan kepulangannya dari tempat bekerja. Seorang ayah yang baik memberikan perasaan aman dan nyaman untuk seluruh keluarganya, karena ia merasa gembira dapat memikul tanggungjawab sebagai ayah dengan karya tangan dan pikirannya untuk mencari nafkah.

Anak-anak dengan segala dinamikanya menemukan tempat yang paling nyaman di rumahnya. Ada saja yang mau disampaikannya kepada kedua orangtuanya. Seorang anak merasa “at home” berada dekat orangtua dan rumahnya. Di sanalah ia belajar pertama kali sampai nanti ia bisa mandiri membangun rumah tangganya sendiri. Betapa indah menyaksikan anak-anak meramaikan rumah dengan pengalamannya sendiri. Saya merasa tidak bermimpi jika banyak keluarga Katolik dapat menciptakan sebuah rumah tangga yang “normal” seperti itu. Apalagi jika setiap hari minggu seluruh keluarga dapat mengikuti Ekaristi/Misa bersama di Gereja. Apalagi yang dinantikan? Masalah ekonomi dan tantangan dari luar rumah lebih mudah dihadapi jika setiap anggota keluarga saling mengasihi dan mendukung dengan komunikasi yang utuh. “Carilah TUHAN dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu! “(1 Taw.16:11).

Saat ini banyak anak-anak kita yang sedang mengalami liburan. Jangan lupa mengajak mereka dalam acara kebersamaan. Berilah acara sederhana dan bangkitkan rasa cinta mereka melalui perhatian Anda. Mari mengembalikan “normal”-nya keluarga kita seperti diingatkan Paus Fransiskus, agar kita terhindar dari tantangan dunia global yang membuat keluarga kita makin tak menentu arah.

Carilah saat di mana Tuhan dapat membentuk kembali (rekreasi) setiap pribadi yang ada di rumah. “Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.” (Mat.18:20) Makan bersama adalah salah satu cara termurah. Pergi ke tempat rekreasi setahun sekali juga bukanlah hal yang mewah, jika kita mempersiapkannya dengan menabung. Kebersamaan adalah suatu tanda dan bahasa cinta keluarga. Anggaplah ini suatu investasi yang akan diraih saat itu dan di masa depan.

Keluarga-keluarga di Jakarta, marilah kita senangkan hati Tuhan, mari persembahkan keluarga yang sederhana dan biasa, tetapi normal. Semoga kita semua mau berjuang atau berkorban untuk menciptakan kebersamanaan untuk membentuk sebuah keluarga yang biasa tetapi terbuka untuk menerima berkat Tuhan bersama. Saya dan para imam tentu berdoa untuk Anda dan keluarga semua. Tuhan memberkati.

Salam Keluarga Kudus, Alexander Erwin MSF Komisi Kerasulan Keluarga KAJ

(3)

-Simon orang Zelot

Saudari-saudara, dalam dua minggu ke depan ini, mari kita mengenali dua pribadi lain dari kedua belas rasul, yakni Simon orang Zelot dan Yudas Tadeus (berbeda dengan Yudas Iskariot). Minggu ini kita akan membahas tentang Simon orang Zelot dan minggu depan kita membahas tentang Yudas Tadeus.

Kita mendekatkan dua pribadi ini karena nama mereka selalu ditempatkan bersebelahan dalam daftar Dua Belas (lih Mat 10: 3,4; Mrk 3: 18; Luk 6: 15; Kis 1: 13). Memang, kita tidak tahu mengapa ditempatkan selalu berdampingan karena keterbatasan informasi yang kita miliki tentang dua pribadi ini. Tetapi, setidaknya, dari data yang kita punya, kita bisa bersama sedikit demi sedikit mengenalinya. Kita mulai dari Simon orang Zelot.

Simon memiliki julukan yang berbeda-beda dalam Injil. Penginjil Matius dan Markus menggambarkan Simon sebagai

seorang “Kanaan”. Tetapi, Penginjil Lukas menggambarkannya sebagai seorang “Zelot”. Nyatanya, dua penggambaran ini senada karena keduanya memiliki arti yang sama. Kita bisa mendekati istilah “Zelot” ini dari kata “Kanaan”, nama sebuah tempat. Dalam bahasa Ibrani, kata “Kanaan” erat dengan kata kerja qanà' berarti “cemburu, penuh semangat”. Kata “cemburu” ini bisa dipahami dari sudut pandang Allah yang cemburu dengan orang-orang terpilih-Nya (Kel 20:5). Lalu, kata “penuh semangat” ini bisa kita pahami dari Elia yang bekerja segiat-giatnya bagi Tuhan dengan pengabdian tanpa ragu (1 Raj 19:10).

Dari pemahaman ini, kita bisa melihat bahwa walaupun Simon ini tampaknya bukanlah seorang anggota pergerakan Nasionalis Yahudi, yang dikenal dengan Kaum Zelot, tetapi kita bisa menandai Simon dengan semangatnya sebagai seorang Yahudi yang mencintai Allah, mencintai bangsanya, dan hukum ilahi.

Kisah Rasul Simon ini berbeda sekali dengan kisah Rasul Matius yang memiliki latar belakang sebagai pemungut pajak. Rasul Simon adalah seorang yang penuh semangat dan pro-bangsa Yahudi, tetapi Rasul Matius, awalnya, adalah orang Yahudi yang berpihak pada penjajah Romawi. Jika melihat dua ekstrim murid Yesus ini, kita bisa memahami bahwa Yesus memanggil murid-murid dan rekan-rekan-Nya—tanpa kecuali—dari latar belakang sosial dan agama yang paling beragam.

Inilah yang menjadi begitu menarik bahwasanya tidak ada kelas sosial tertentu bagi para pengikut Yesus. Yang jauh lebih istimewa adalah bahwa meskipun ada berbagai perbedaan antara para murid Yesus, mereka semua hidup berdampingan dan mengatasi berbagai kesulitan bersama dengan Yesus. Mereka semua bersatu dalam nama Yesus.

Kolom ini diasuh oleh Romo Anton Baur Pr.

BAPA GEREJA

(4)

Inilah salah satu hal yang bisa kita timba bersama dari sedikit informasi yang kita punya tentang Rasul Simon orang Zelot ini. Terkadang, kita cenderung untuk menonjolkan perbedaan dan bahkan kontras yang ada antara kita dalam perjumpaan demi perjumpaan. Terkadang, kita lupa bahwa dalam Yesus Kristus, kita diberikan kekuatan untuk mendapatkan hal-hal yang jauh lebih baik daripada berdiskusi tentang perbedaan yang memungkinkan potensi adanya konflik terus-menerus di antara kita, para murid-Nya.

Di akhir permenungan singkat tentang Rasul Simon orang Zelot yang terbakar oleh semangat cinta akan Tuhan ini, kita diingatkan bahwa komunitas Gereja kita dibangun dari beraneka ragam pribadi dari berbagai bangsa dan ras. Kemudian, pribadi-pribadi ini dipersatukan dalam persekutuan dengan Yesus Kristus sendiri. Dan, kita yang dipersatukan pun hendaknya memiliki semangat yang berkobar seperti arti dari nama Simon Orang Zelot sendiri sehingga kerinduan untuk selalu bersatu dalam Gereja itu selalu kita tumbuhkan bersama dalam nama Yesus.**

Pendaftaran Penerimaan Sakramen Penguatan

Telah dibuka pendaftaran untuk Penerimaan Sakramen Penguatan (Krisma) tahun 2015.

Persyaratan dan prosedur pendaftaran dilakukan melalui Pengurus Lingkungan masing-masing dengan persyaratan sebagai berikut :

• Minimal kelas VIII (Kelas 2 SMP) atau sudah berumur 14 tahun sebelum tanggal 15 November 2015.

• Mengisi formulir pendaftaran, yang bisa diambil di Sekretariat Paroki atau Ketua Lingkungan masing-masing.

• Menyerahkan formulir pendaftaran disertai fotokopi surat baptis katolik dan fotokopi Kartu Keluarga kepada Pengurus Lingkungan serta kelengkapan lain yang tertera dalam Formulir Pendaftaran.

* PENDAFTARAN PESERTA DITUTUP PADA 30 JUNI 2015 *

Pembekalan calon penerima Sakramen Penguatan akan dimulai pada Minggu, 2 Agustus 2015. Penerimaan Sakramen Penguatan di Paroki Santa Maria Regina, direncanakan akan

dilaksanakan pada Minggu, 15 November 2015 oleh Bapa Uskup. Bagi umat SanMaRe yang belum menerima Sakramen Penguatan,

harap segera mendaftarkan diri.

Hasil Pengumpulan DANA AKSI PUASA PEMBANGUNAN (APP 2015)

adalah sebesar Rp183.737.550,-

* Teri ma kasi h dan Tuh an me mber ka ti *

(5)

-M

ATER ET

M

AGISTRA

(B

UNDA DAN

G

URU

)

Ensiklik dari Paus Yohanes XXXIII Memperingati 70 Tahun Rerum Novarum.

Selama 41 hari para pengungsi Rohingya itu terkatung-katung di laut. Lepas dari maut konflik dan penganiayaan di negeri asalnya, hantu teror masih mereka alami di dalam perahu, saling membunuh akibat berebut

makanan dan air minum. “Saya hanya bisa menangis dan menangis mengingat bagaimana mereka memukuli ayah dan ibuku karena berebut air minum. Lalu mereka membuang mayatnya di laut”, ujar seorang bocah Rohingya di kamp pengungsi Langsa, Aceh Utara.

”Bunda dan Guru dari semua bangsa, itulah Gereja Katolik menurut maksud Pendirinya, yakni Yesus Kristus; untuk menampung dunia dalam rangkulan cintakasihnya, supaya orang-orang di setiap zaman menemukan di dalamnya penyempurnaan mereka pada tata-hidup yang lebih luhur, serta keselamatan mereka yang muktahir. Gereja ialah”tiang penopang dan dasar kebenaran. Oleh Pendirinya yang kudus dipercayakan kepadanya tugas menyalurkan kehidupan kepada putera-puterinya, dan mengajar serta membimbing mereka sebagai orang-orang maupun bangsa dengan reksa keibuannya. Agunglah martabat mereka, dan Gereja senantiasa penuh semangat menjaga martabat ini serta amat menjunjung tingginya”. (Artikel 1 Mater et Magistra).

Ensiklik Mater et Magistra, ditulis oleh Paus Yohanes XXXIII banyak menyoroti situasi ketimpangan sosial, di mana menumpuknya kekayaan pada sekelompok orang dan tergerusnya sumber penghidupan banyak orang lainnya akibat praktik eksploitatif. Sejarah konflik dan peperangan yang membawa korban jiwa tiada hingga, tak bisa dilepaskan dari motif kepentingan ekonomi dan kekuasaan.

Banyak sekali energi manusia dan sumber-sumber alam dikurbankan untuk proyek-proyek yang memporakporandakan manusia.. Sementara itu rasa ketidakpuasan menggerogoti hati banyak orang dan mengurangi kepekaan hati mereka untuk menanggapi panggilan usaha-usaha yang lebih luhur (Artikel 204).

”Akan tetapi pengalaman zaman sekarang tentang sekian banyak kekecewaan dan pertumpahan darah hanya meneguhkan pesan Kitab suci saja: ”Kalau bukan Allah yang membangun rumah, percuma saja mereka berjerih-payah untuk mendirikannya”. - Mazmur 126:1 (Artikel 217).

AJARAN SOSIAL GEREJA

(6)

Sang Putra yang Rela Hidup Menjadi Pengungsi :

“Menyambut Kristus dalam diri pengungsi dan orang yang diungsikan paksa”, demikian dokumen yang diterbitkan Dewan Kepausan untuk Migran pada Juni 2013. Mengingatkan kembali akan yang di tulis di Injil ketika bayi Yesus dibawa orang tuanya mengungsi ke Mesir.

Dari waktu ke waktu jumlah kaum pengungsi terus melonjak. Mereka bermigrasi dari kampung halaman dengan berbagai sebab, konflik, kekeringan dan kerusakan lingkungan, tiadanya mata pencaharian, dll. Gambaran para pengungsi ini menampilkan kehancuran martabat manusia, penderitaan fisik dan mentalnya, dan mereka kaum pengungsi tidak pernah tahu di mana nasib mereka bisa bersandar.

"Ini adalah tugas kita untuk menyambut orang-orang ini. Mereka adalah manusia dan anak-anak Allah, diciptakan dalam gambar dan rupa Allah." Ujar Pater Socrates Mesiona, (Misi Kepausan Filipina), ketika menyambut kedatangan para pengungsi Rohingya.

Menjadi Ibu dan Guru di Zaman Ini

Gereja zaman sekarang menghadapi tugas raksasa: memanusiakan dan mengkristianikan peradaban kita yang modern ini (Artikel 256).

”Gereja itu Ibu dan Guru semua bangsa. Cahayanya menyinari, menyalakan dan mengobarkan. Setiap zaman mendengarkan amanat peringatannya, penuh kebijaksanaan surgawi. Gereja penuh daya kekuatan untuk menyediakan usaha-usaha yang cocok dan mujarab bagi kebutuhan bangsa manusia yang kian meningkat, serta bagi duka derita dan kegelisahan hidup di dunia ini”. (Artikel 262).

Dan di tempat pengungsi Langsa, Aceh Utara, seorang perempuan renta Rohingya bergumam lirih, “Ada sebuah negeri bahagia, entah di mana, yang jauhnya hanya dengan seucap doa”. (**)

Penulis: Ignatius Wahyu Indriyo, Kasie Sosial Masyarakat SanMaRe

(7)

- JADWAL LITURGI 

MINGGU BIASA XI, 14 Juni

Bacaan: Yeh. 17:22-24; Mzm. 92:2-3,13-14,15-16; Ul: lh,2a; 2 Kor. 5:6-10; Mrk. 4:26-34

Saran Lagu: PS 650, 653, 654, 674, 675, 676(4-6), 831, 957

MINGGU BIASA XII, 21 Juni

Bacaan: Ayb. 38:1,8-11; Mzm. 107:23-24,25-26,28-29,30-31; Ul:1b; 2 Kor. 5:14-17; Mrk. 4:35-40

Saran Lagu: PS 326, 544, 547, 553, 621, 658, 835, 951

Sabtu, 13 Juni, pukul 17.00 Koor dan Tatib: St. Timoteus

Lektor: Maria Agustine Tri Mardikowati / Ista Anindita Putra/i Altar: Patricia Dias Riandari, Jonathan Mark, Maria Kiara Anindita, Maria Kiara Anindita, Josephine Marie Yohana, Andreas Widiatmoko Prabowo, Ignatius Prayogo, Laurentius Melvin Pratama, Fransciscus Xaverio Anggara nugroho, Gabriel randall W

Prodiakon: Rudyanto Gunawan, Dwi Respati, Bambang Sulistyo P., F. A. Soedjarno, Donanta Octaviardi, Maria Yoke Edna, Joachim Sulistyo, Kamilus Arifin

Sabtu, 20 Juni, pukul 17.00 Koor dan Tatib: St. Andreas

Lektor: Ellya Siswoko / B. Diana Proditasari

Putra/i Altar: Patricia Dias Riandari, Jonathan Mark, Maria Kiara Anindita, Maria Kiara Anindita, Josephine Marie Yohana, Andreas Widiatmoko Prabowo, Ignatius Prayogo, Laurentius Melvin Pratama, Fransciscus Xaverio Anggara nugroho, Gabriel randall W

Prodiakon: Antonius E. Nelwan, Metty Suprapti, Felicianus Purnawan Solihin, Fransiskus P. Narendra, Heribertus Darno, Agus Munandar, Esther Meinelsa Manurung, Rinto Setiono

Minggu, 14 Juni, pukul 06.30 Koor dan Tatib: Emmanuel Lektor: Minche / L. Wiyono

Putra/i Altar: Peter Bradley, Brigitta Stephanie, Gabriela Alexander Putri, Thomas Ginta Tarigan, Alexander Andi, Christofer Rizal, Maria Carolina Itu Leba, Immanuel Xestospongiamura, Estherania N, Fransiska Wahyuni Novita Kristiyani Br.M

Prodiakon: Noegroho Tjiptorahardjo, Petrus Lazarus Mardjono, Hadi Susanto, Hendrawan Thiodorus, Yoseph Martahan Sitorus, Andrianus Nggala

Minggu, 21 Juni, pukul 06.30 Koor dan Tatib: Sta. Ursula

Lektor: Carin Faradina / Yasinta Dhyaning

Putra/i Altar: Peter Bradley, Brigitta Stephanie, Gabriela Alexander Putri, Thomas Ginta Tarigan, Alexander Andi, Christofer Rizal, Maria Carolina Itu Leba, Immanuel Xestospongiamura, Estherania N, Fransiska Wahyuni Novita Kristiyani Br.M

Prodiakon: Royandi Ernestus DP, Gunawan Wibowo, Yohanes Soeryanto Santoso, Agustinus Fadjar AS, Heru Yuniriyanto, Haryono Widarta Minggu, 14 Juni, pukul 09.00

Koor dan Tatib: St. Damian Lektor: Kineta / Helena Hennywati Halim

Putra/i Altar: Santos Ferdinand Tambunan, Timotius Gerwyn Jovian, Aurelia Yashodara Nareswari, Paulus Winton Fernandes Tambunan, Kristina Irmadani Darwin, Jonathan Stevandhy, Kevin Stevandhy, Gabriel Nathaniel Orion, Dylan Alexander Christanto, Joety Johannes Aaron Bongku, Maria Ajeng Cipta Wening, Michael David Christopher

Prodiakon: George Pangemanan, Ferry Kodrat. Gunawan Gunarso, Didik Wiryawan AP, Floribertus Rismantoro, Gregorius Suyanto Utomo, Joannes Suharno, Lucas Hanifa

Minggu, 21 Juni, pukul 09.00 Koor dan Tatib: Sta. Helena

Lektor: Boyke Indrasakti Aveanti / Christiana E.N. Hendarjudani

Putra/i Altar: Santos Ferdinand Tambunan, Timotius Gerwyn Jovian, Aurelia Yashodara Nareswari, Paulus Winton Fernandes Tambunan, Kristina Irmadani Darwin, Jonathan Stevandhy, Kevin Stevandhy, Gabriel Nathaniel Orion, Dylan Alexander Christanto, Joety Johannes Aaron Bongku, Maria Ajeng Cipta Wening, Michael David Christopher

Prodiakon: Daniel Bala Batti, Lily Irene Tantra, Hartawan Makmur, Heru Santosa, Georgino Godong, Temmy Royani, Paul August Liqui,

(8)

Natahusada, Yadi Djuhandi, Ping Julianto Widjaja, Willem Dagi, Yuliana Yelly, Agnes A. Sayan Rampisela, Albertus Sugianto Supriadi, Wahid Gunawan, Saras Damai Susetyo, Irwan Wijaya, Agustono Widjaja, Helfina M. Tisnakusuma, Indri Prijatmodjo, Marcus B. Samosir, Anna Retno Hapsari

Soetojo Dharmadi, Tjhong Vincentius, Yohannes Pudjiastoto, Gatot Kusumo Atmojo, Bayu Rajasa, Arden Andreas Barus, Fifi Amaliawaty, Florentina Ratna Supeni H., Grace Theresia Supit, I. Y. Supriyanto, Saly Listiyadhi, Ingewati Kusuma, Bambang Tedjo Nugroho, Didi Hartanto, Veronika Kani

Minggu, 14 Juni, pukul 17.00 Koor dan Tatib: St. Fransiskus Xaverius Lektor: Lily Parengkuan/Margaretha Petrina

Putra/i Altar: Adrian Alfa Sebastian kullit, Elisabeth Anggitasari Hartawan, Gabriela Liviana, Mikael Josafat, Florentina Harly Kusnadi, DeBritto Maurizt Angara Sitorus, Anselmus Abimayung Prayudi, Antonius Rangga Hapsoro W, Theresia Aurora Rosarian Adliana, Gabriella Putri

Prodiakon: Romualdus Ponidjan, Hesti Purbaningsih, Yasinta Fatmawati, Yustinus F. Irjayanto, Agnes Bertha Tabarani, Alfonsus Haryanto, Maryono Suwargo, Yustinus T. Mudjihardjo, Agustinus Darmawan, Agung Wahyu Wibowo

Minggu, 14 Juni, pukul 17.00 Koor dan Tatib: St. Markus

Lektor: Mariska Vergina / Benedicta Gita Adinda Putra/i Altar: Adrian Alfa Sebastian kullit, Elisabeth Anggitasari Hartawan, Gabriela Liviana, Mikael Josafat, Florentina Harly Kusnadi, DeBritto Maurizt Angara Sitorus, Anselmus Abimayung Prayudi, Antonius Rangga Hapsoro W, Theresia Aurora Rosarian Adliana, Gabriella Putri

Prodiakon: Romualdus Ponidjan, Hesti Purbaningsih, Yasinta Fatmawati, Yustinus F. Irjayanto, Agnes Bertha Tabarani, Alfonsus Haryanto, Maryono Suwargo, Yustinus T. Mudjihardjo, Agustinus Darmawan, Agung Wahyu Wibowo

 PENGUMUMAN 

1. Pendaftaran Calon Putra Putri Altar (PPA) baru SanMaRe mulai tanggal 31 Mei s/d 19 Juli 2015, pendaftaran di meja depan aula setiap hari Minggu setelah misa kedua.

2. Kepada seluruh Pengurus Dewan Paroki Harian, Ketua Seksi / Kepala Bagian / Ketua Komunitas / Kategorial, Koordinator Wilayah dan Ketua Lingkungan, diharapkan kehadirannya dalam rapat Dewan Paroki Pleno Paroki Santa Maria Regina Bintaro Jaya yang diadakan pada hari Minggu, 5 Juli 2015 pukul 09.00 s/d 15.00 di Aula SanMaRe.

3. PDKK SanMaRe mengundang Bp./ Ibu untuk bersekutu bersama hari Kamis, 04 Juni 2015 pukul 19.30 di Aula SanMaRe, renungan dibawakan oleh Bpk. Bram Wongkar dengan tema “Karunia-karunia Roh Kudus”, diharapkan kehadiran semua umat.

4. Untuk membantu warga sekitar gereja dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri, WKRI Cabang SanMaRe mengadakan pasar murah penjualan barang layak pakai pada hari Minggu, 5 Juli 2015. Dihimbau umat berkenan menyumbang baju dan barang layak pakai. Pada hari Minggu dapat dikumpulkan di

stand penjualan makanan, dan pada hari lain dapat dikumpulkan di sekretariat paroki. Informasi lebih

lanjut dapat menghubungi Ibu Lily 081283151642, Ibu Oni 08164808071 atau Ibu Ninik 08161477847. 5. Komisi Pendidikan KAJ mengundang para dosen Katolik yang mengajar di Perguruan Tinggi

Non-Katolik untuk mengikuti seminar bersama Mgr. Ignatius Suharyo, pada hari Sabtu, 13 Juni 2015 pukul 10.00 - 13.00 di Aula Gedung Karya Pastoral KAJ, Jl. Katedral No. 7 Jakarta Pusat. Konfirmasi kehadiran pada saudara Ari Benawa 085959624973 (SMS/WA).

6. Akan dilaksanakan Pemberkatan Pernikahan:

Pengumuman ke II: Mei Cristin Manalu dari Lingkungan Fransiskus Maria dengan Natal Tambunan dari

Ciracas – Jakarta Timur.

Barangsiapa mengetahui adanya halangan untuk perkawinan tersebut, wajib memberitahukan Pastor Kepala Paroki.

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu keutuhan orang tua (ayah dan ibu) dalam sebuah keluarga sangat dibutuhkan dalam membantu anak untuk memiliki dan mengembangkan dasar-dasar disiplin diri. Dengan